Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MOH ARDIANSYAH TAHUHE

NIM : PO0220219023

TUGAS : DOKUMENTASI KEPERAWATAN

KEPERAWATAN TINGKAT II

 SEJARAH KEPERAWATAN KOMPUTER

Komunikasi adalah hal yang sangat penting bagi sebuah institusi perawatan kesehatan karena
banyaknya bagian/departemen yang terlibat dalam proses perawatan pasien. Pelayanan dan manajer
keperawatan harus memasukkan banyak data/informasi mengenai pasien mulai dari saat masuk hingga
pasien pulang.

Saat ini komputer secara absolut penting untuk mengatur:


1. Makin kompleksnya masalah keuangan
2. Melaporkan permintaan beberapa bagian/departemen
3. Kebutuhan komunikasi dari tim perawatan kesehatan yang berbeda
4. Pengetahuan yang relevan untuk perawatan pasien

Komputer mempengaruhi praktek, administrasi, pendidikan serta penelitian, dan


dampaknya akan terus meluas. Abad informasi bagi masyarakat yang besar merupakan sejarah
baru dalam perubahan teknologi, dan akan terus berkembang mempengaruhi kehidupan dan
pekerjaan selama beberapa dekade.
A. Perspektif Sejarah
Komputer telah dikenal sekitar lima puluh tahun yang lalu, tetapi rumah sakit lambat dalam
menangkap revolusi komputer. Saat ini hampir setiap rumah sakit menggunakan jasa komputer,
setidaknya untuk manajemen keuangan.
Perawat terlambat mendapatkan manfaat dari komputer, usaha pertama dalam menggunakan
komputer oleh perawat pada akhir tahun 1960-an dan 1970-an mencakup:
1. Automatisasi catatan perawat untuk menjelaskan status dan perawatan pasien.
2. Penyimpanan hasil sensus dan gambaran staf keperawatan untuk analisa kecenderungan
masa depan staf.
Pada pertengahan tahun 1970-an, ide dari sistem informasi rumah sakit (SIR) diterapkan, dan
perawat mulai merasakan manfaat dari sistem informasi manajemen. Pada akhir tahun 1980-an
memunculkan mikro-komputer yang berkekuatan besar sekali dan perangkat lunak untuk
pengetahuan keperawatan seperti sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK)
B. Sistem Informasi Rumah Sakit (SIR)
Sistem informasi rumah sakit (SIR) sangat luas, desain sistem komputer yang komplek untuk
menolong komunikasi dan mengatur informasi yang dibutuhkan dari sebuah rumah sakit.
Sebuah SIR akan diaplikasikan untuk perijinan, catatan medis, akuntansi, kantor, perawatan,
laboratorium, radiologi, farmasi, pusat supali, mutrisi/pelayanan makan, personel dan gaji.
Jumlah aplikasi-aplikasi lain dapat dimasukkan bagi beberapa bagian/departemen dan untuk
beberapa tujuan yang praktikal.
Manajer-manajer perawat perlu mengenal komputer, yang mencakup mengenal istilah umum
yang digunakan komputer. Pada masa depan dapat diharapkan bahwa semua pekerjaan
perawat akan dipengaruhi oleh komputer, dan beberapa posisi baru akan dikembangkan bagi
perawat-perawat di bidang komputer.
C. Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Keperawatan (SIMK)
Sistem informasi manajemen keperawatan (SIMK) merupakan paket perangkat lunak yang
dikembangkan secara khusus untuk divisi pelayanan keperawatan. Paket perangkat lunak ini
mempunyai program-program atau modul-modul yang dapat membentuk berbagai fungsi
manajemen keperawatan. Kebanyakan SIMK mempunyai modul-modul untuk :
1. Mengklasifikasikan pasien
2. Pambentukan saraf
3. Penjadwalan
4. Catatan personal
5. Laporan bertahap
6. Pengembangan anggaran
7. Alokasi sumber dan pengendalian biaya
8. Analisa kelompok diagnosa yang berhubungan
9. Pengendalian mutu
10. Catatan pengembangan staf
11. Model dan simulasi untuk pengembilan keputusan
12. Rencana strategi
13. Rencana permintaan jangka pendek dan rencana kerja
14. Evolusi program

Modul SIMK untuk klasifikasi pasien, pengaturan staf, catatan personal, dan laporan bertahap
sering berhubungan. Pasien diklasifikasikan menurut kriterianya. Informasi klasifikasi pasien dihitung
berdasarkan formula beban kerja. Juga susunan pegawai yang dibutuhkan dan susunan pegawai yang
sebenarnya dapat dibuat.
SIMK dan komputer dapat membuat perawatan pasien lebih efektif dan ekonomis. Perawat-perawat
klinis menggunakannya untuk mengatur perawatan pasien, termasuk di dalamnya sejarah pasien,
rencana perawatan, pemantauan psikologis dan tidak langsung, catatan kemajuan perawatan dan peta
kemajuan. Hal ini dapat dilakukan di semua kantor/ruang perawat.
Perawat-perawat klinis dapat menggunakan SIMK untuk mengganti sistem manual pada pencatatan
data. Hal ini dapat mengurangi biaya sekaligus memungkinkan peningkatan kualitas dari perawatan.
Dengan sistem informasi usia, manajer perawat dapat merencanakan karier untuk mereka sendiri dan
perawat klinis mereka. Karier baru di SIMK mungkin satu jawaban untuk perawat.

D. Manajemen Asuhan Keperawatan

1. Model dalam Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan


a. Metode Kasus
b. Metode Fungsional
c. Metode Perawatan Tim
d. Metode Perawatan Primer
e. Metode Keperawatan Modular
f. Metode Manajemen Kasus
2. Issue-issue dalam Manajemen Asuhan Keperawatan
Ada banyak issue-issue yang berkembang dalam manajemen asuhan keperawatan dimasa yang
akan datang, beberapa diantaranya adalah :
a. Robotik
Robot akan membnatu perawat dalam menjelaskan beberapa tugas. Hal yang paling praktis
dengan menggunakan robot yaitu penggunaan kartu elektronik, dimana digunakan untuk
penyimpanan dan transpor obat-obatan, kain-kain dan persediaan-persediaan lain. Contoh lain
yaitu tangan robot yang dapat digunakan untuk mengangkat yang berat. Kemungkinan aplikasi
dimasa yang akan datang termasuk prosedur-prosedur yang tidak dapat untuk dibentuk seperti
mata, otak, atau perbedaan tulang belakang atau prosedur dimana kontak secara langsung
merupakan kontra indikasi untuk bahaya kesehatan. Seperti seorang pasien dengan tidak ada
sistem kekebalan.
b. Komunikasi Suara
Komunikasi suara akan membantu perawat untuk berbicara dengan komputer mereka.
Keyboard dan pembaca bar code tidak akan dibutuhkan untuk memasukkan atau mendapatkan
kembali informasi komputer akan diminta untuk menampilkan informasi atau untuk
mencatatnya dengan perintah suara.
c. Sistem Ahli dan Inteligensia Buatan
Kecenderungan masa depan lainnya adalah sistem ahli dan inteligensia buatan. Manajer
perawat mempunyai akses ke kuantitas informasi yang besar yang memungkinkan mebantu
mereka dalam membuat keputusan setiap hari. Dengan sistem ahli, manajer perawat dapat
mengidentifikasi situasi manajemen, kriteria pendefinisian masalah, dan tujuan dari penanganan
situasi. Manajer perawat kemudian mengevaluasi alternatif dan membuat keputusan.
Sistem ahli membuat kode pengetahuan yang relevan dan pengalaman dari ahli-ahli dan untuk
memungkinkannya ada pada orang yang kurang berpengetahuan dan kurang berpengalaman.
Suatu contoh dimana diperlukannya pengetahuan dan pengalaman total dari spesialis perawat
klinis dibidang keperawatan ilmu neurologi, hal ini kemudian dikodekan dalam program
komputer, dan dimungkinkannya ada untuk perawat melaksanakan klinis di area ilmu neurologi.
Mereka akan mengkonsultasikannya untuk memecahkan masalah asuhan keperawatan.
3. Sistem Klasifikasi Pasien
Dalam menentukan kebutuhan tenaga di ruang rawat, perawat perlu memantau klasifikasi klien.
Sistem klasifikasi pasien adalah pengelompokan pasien berdasarkan kebutuhan perawatan yang
secara klinis dapat diobservasikan oleh perawat. Pada dasarnya sistem klasifikasi pasien ini
mengelompokkan pasien sesuai dengan ketergantungannya dengan perawat atau waktu dan
kemampuan yang dibutuhkan untuk memberi asuhan keperawatan yang dibutuhkan.
Tujuan klasifikasi pasien adalah untuk mengkaji pasien dan pemberian nilai untuk mengukur
jumlah usaha yang diperlukan untuk memenuhi perawatan yang dibutuhkan pasien (Gillies,
1994). Menurut Swanburg, tujuan klasifikasi pasien adalah untuk menentukan jumlah dan jenis
tenaga yang dibutuhkan dan menentukan nilai produktivitas.

Sistem klasifikasi pasien oleh Swanburg (1999) adalah sebagai berikut :

1. Kategori I : Self care


Biasanya membutuhkan waktu : 2 jam dengan waktu rata-rata efektif 1,5 jam/24 jam.
2. Kategori II : Minimal care
Biasanya membutuhkan 3 – 4 jam dengan waktu rata-rata efektif 3,5 jam/24 jam.
3. Kategori III : Moderate care atau Intermediate care
Biasanya membutuhkan 5 – 6 jam dengan waktu rata-rata efektif 5,5 jam/24 jam.
4. Kategori IV : Extensive care atau Modified Intensive care
Biasanya membutuhkan 7– 8 jam dengan waktu rata-rata efektif 7,5 jam/24 jam.
5. Kategori V : Intensive care
Biasanya membutuhkan 10 – 14 jam dengan waktu rata-rata efektif 12 jam/24 jam.
4. Jenis kegiatan dalam asuhan keperawatan
Beban kerja seorang perawat pelaksana juga ditentukan oleh jenis kegiatan yang harus
dilakukannya. Dalam memberikan pelayanan keperawatan Gillies (1994) ada tiga jenis bentuk
kegiatan yaitu:
1. Kegiatan perawatan langsung
Adalah aktivitas perawatan yang diberikan oleh perawat yang ada hubungan secara khusus
dengan kebutuhan fisik, psikologis dan spiritual pasien. Kebutuhan ini meliputi: komunikasi,
pemberian obat, pemberian makan dan minum, kebersihan diri, serah terima pasien dan
prosedur tindakan, seperti: mengukur tanda vital merawat luka, persiapan operasi,
melaksanakan observasi, memasang dan observasi infus, memberikan dan mengontrol
pemasangan oksigen.
2.  Kegiatan perawatan tidak langsung
Adalah kegiatan tidak langsung, meliputi kegiatan-kegiatan untuk menyusun rencana
perawatan, menyiapkan/memasang alat, melakukan konsultasi dengan anggota tim, menulis
dan membaca catatan kesehatan/perawatan, melaporkan kondisi pasien, melaksanakan tindak
lanjut dan melakukan koordinasi.

Kegiatan pengajaran/penyuluhan
Adalah kegiatan penyuluhan kesehatan yang diberikan pada pasien dan bersifat individual. Hal
ini dimaksudkan agar materi pengajaran/penyuluhan sesuai dengan diagnosa, pengobatan yang
ditetapkan, dan keadaan pola hidup pasien. Umumnya pasien memerlukan arahan yang
meliputi tingkat aktivitas, pengobatan serta tindak lanjut perawatan dan dukungan
masyarakat/keluarga

 Iplementasi sistem informasi keperawatan di rumah sakit


Dalam era globalisasi sekarang ini, rumah sakit dituntut untuk meningkatkan kinerja dan daya
saing sebagai badan usaha dengan tidak mengurangi misi sosial yang dibawanya. Hal ini berarti
bahwa rumah sakit harus melakukan kebijakan kebijakan strategis antara lain efisiensi dari
dalam (organisasi, manajemen, serta SDM) serta harus mampu secara cepat dan tepat
mengambil keputusan-keputusan strategis untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat
agar dapat menjadi badan usaha yang responsif, inovatif, efektif dan efisien.

Sistem Informasi Keperawatan berbasiskan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan
pendekatan Standar Nursing Language (SNL) telah menjadi suatu kebutuhan mutlak bagi profesi
terbesar di rumah sakit dan telah menjadi salah satu jawaban dalam menghadapi tantangan di
era globalisasi bagi profesi perawat. Sistem Informasi Keperawatan dengan memanfaatkan
teknologi jaringan komunikasi (network) dan sistem informasi akan secara cepat, tepat, dan
akurat dapat menyajikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen keperawatan di
rumah sakit guna pengambilan keputusan.

SI Kep yang kami bangun adalah sistem informasi dengan pendekatan ilmiah dan menggunakan
system pakar membantu rumah sakit khususnya profesi perawatan dalam mencapai sasaran
utama sebagai berikut:

 Memberikan nilai tambah dengan meningkatkan Efisiensi, Kemudahan Operasional,


dan Standard Praktek Keperawatan yang baik dan benar.
 Mendukung proses Dokumentasi yang Auditable dan Accountable.
 Mendukung Pemasaran Jasa RS dengan meningkatkan mutu, kecepatan,
kenyamanan, kepastian biaya, bahkan gengsi pelayanan.
 Meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen dan profesi perawatan.
 Mendukung kerja sama, keterkaitan dan koordinasi antar bagian dalam rumah sakit.
 Meningkatkan pendapatan rumah sakit dari komponen profesi perawat

SI Kep (Sistem Informasi Keperawatan) merupakan paket system aplikasi yang terpadu dan
terintegrasi, yang dihubungkan secara on-line pada fungsi pelayanan rumah sakit, mulai dari
transaksi pendaftaran, perawatan, sampai dengan chek-out pasien.

 Pemanfaatan Aplikasi SI Keperawatan

SI Kep yang ditawarkan dapat dimanfaatkan oleh unit kerja sebagai berikut:

Bagian Front Office , yang meliputi:

1. Unit pendaftaran pasien rawat inap


2. Unit pendaftaran pasien rawat darurat.
3. Unit pendaftaran pasien di ruangan.

Bagian Pelayanan meliputi :

1. Unit pelayanan rawat jalan.


2. Unit pelayanan rawat darurat
3. Unit pelayanan rawat inap
4. Unit pelayanan Bedah Sentral
5. Unitperawatan intensif
6. Unit Hemodialisis.

Anda mungkin juga menyukai