Anda di halaman 1dari 11

A.

PENDAHULUAN
Dalam akuntansi keuangan, istilah biaya didefinisikan sebagai suatu
pengukuran dalam satuan moneter, jumlah dari sumber daya yang dipergunakan untuk
beberapa tujuan dalam akuntansi manajerial. Istilah biaya digunakan dalam beberapa
cara yang berbeda. Terdapat perbedaan jenis dari biaya yang digunakan untuk
perbedaan tujuan. Beberapa biaya sangat bermanfaat dan diperlukan untuk penilaian
persediaan dan penentuan laba. Beberapa biaya sangat bermanfaat untuk perencanaan,
penganggaran, dan pengendalian biaya. Selain itu, masih terdapat manfaat lain dari
biaya dalam pengambilan keputusan jangka pendek dan jangka panjang.
Biaya adalah kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk
mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat bagi organisasi pada
saat ini atau pada masa mendatang. Ekuivalen kas berarti sumber non kas yang dapat
ditukar dengan barang atau jasa yang diinginkan. Dalam usaha menghasilkan manfaat
saat ini dan masa mendatang, manajer harus melakukan berbagai usaha untuk
meminimalkan biaya yang dibutuhkan dalam mencapai manfaat tersebut. Mengurangi
biaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan berarti perusahaan menjadi lebih
efisien. Akan tetapi, biaya tidak hanya harus ditekan, tetapi harus dikelola secara
strategis.
Biaya dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat di masa mendatang. Manfaat
(bagi perusahaan yang berorientasi laba atau profit oriented) berarti pendapatan. Jika
biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, maka biaya tersebut
dinyatakan kadaluarsa (expired). Biaya yang sudah kedaluwarsa disebut beban
(expense). Pada setiap periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam
laporan laba rugi, untuk menentukan laba periode tersebut. Sementara biaya yang
belum kadaluarsa disebut sebagai biaya (cost) yang akan dilaporkan dalam laporan
posisi keuangan (neraca).

B. BIAYA DENGAN FUNGSI MANAJEMEN


Pengambilan keputusan manajemen dalam penentuan kebijakan jangka
pendek maupun jangka panjang memerlukan informasi biaya yang didasarkan pada
perilakunya. Informasi biaya yang sistematis dan komparatif, serta data biaya dan laba
analitis dibutuhkan agar manajer dapat menetapkan target laba, menetapkan target
departemental untuk manajemen tingkat menengah dan manajemen operasi,
mengevaluasi efektivitas rencana, menunjukkan keberhasilan atau kegagalan tertentu,
mengidentifikasi dan menentukan strategi, serta memutuskan perlunya penyesuaian
dan perbaikan dalam organisasi. Sistem informasi yang terintegrasi dan terkoordinasi
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajer dan mengkomunikasikannya
dengan segera dalam bentuk yang dapat dipahami oleh pengguna informasi.
Kesempatan dapat hilang karena komunikasi yang buruk.
Mendesain sistem akuntansi biaya membutuhkan pemahaman atas struktur
organisasi dan jenis informasi yang dibutuhkan. Sistem tersebut harus didesain untuk
mendukung manajemen berdasarkan pengecualian, yaitu sistem tersebut harus
menyediakan informasi yang memfasilitasi identifikasi segera atas aktivitas-aktivitas
yang memerlukan perhatian bagi manajemen.Informasi biaya yang baik, tepat, dan
akurat diperlukan oleh setiap pengguna informasi biaya. Hal tersebut dapat dipenuhi
jika:
1. Informasi biaya yang digunakan harus sistematis dan komparatif, sehingga
informasi biaya yang digunakan dapat diandalkan dalam memutuskan
tindakan apa yang akan memberikan hasil yang optimal bagi perusahaan.
2. Informasi yang digunakan harus terkoordinasi dan terintegrasi, sehingga
informasi yang tersedia dapat digunakan oleh manajer perusahaan dan
mudah dipahami dan dimengerti oleh pemakai.
3. Mencerminkan otoritas, sehingga masing-masing manajer dapat
dimintakan pertanggungjawabannya.
4. Informasi sebaiknya dapat memfokuskan perhatian manajemen.

Informasi biaya dapat digunakan oleh manajemen untuk berbagai tujuan, yang
mana dalam menggolongkan biaya harus disesuaikan dengan tujuan dari informasi
biaya yang akan disajikan. Jika tujuan manajemen berbeda, maka diperlukan
penggolongan biaya yang berbeda pula. Kebutuhan informasi ini mendorong
timbulnya berbagai cara penggolongan biaya, sehingga dikenal konsep penggolongan
biaya yang berbeda sesuai dengan tujuan yang berbeda. Dalam perusahaan
manufaktur, biaya dibagi ke dalam dua kategori utama berdasarkan aktivitas
fungsionalnya, yakni biaya manufaktur dan biaya non manufaktur.
a) BIAYA MANUFAKTUR
Biaya manufaktur merupakan seluruh biaya yang berhubungan dengan aktivitas
pabrikasi perusahaan. Biaya manufaktur dikelompokkan lagi ke dalam tiga
kategori, yakni: bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik.
 Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang menjadi satu bagian
integral dari produk jadi. Contohnya adalah baja yang digunakan untuk
membuat rangka mobil dan kayu yang digunakan untuk membuat furniture.
Lem, paku, dan bahan- bahan kecil lainnya disebut bahan baku tidak
langsung dan digolongkan sebagai bagian dari overhead pabrik.
 Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang dilibatkan secara langsung
dalam pembuatan produk. Contoh biaya tenaga kerja langsung adalah gaji
dari pekerja perakitan pada suatu lini perakitan dan gaji dari operator alat-alat
mesin pada suatu pabrik.
 Tenaga kerja tidak langsung, seperti gaji dari penyelia dan penjaga bangunan
yang digolongkan sebagai bagian dari biaya overhead pabrik.
 Biaya overhead pabrik dapat didefinisikan sebagai seluruh biaya manufaktur,
kecuali bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung. Beberapa dari
contoh biaya overhead pabrik, meliputi penyusutan, sewa, pajak, asuransi,
keuntungan tambahan, pajak penghasilan, dan biaya waktu menganggur.
Overhead juga disebut overhead manufaktur, biaya manufaktur tidak
langsung, dan beban pabrik. Terdapat beberapa kategori biaya yang tumpang-
tindih dengan kategori ini, antara lain: biaya bahan baku langsung dan biaya
tenaga kerja langsung ketika digabungkan disebut biaya utama (prime cost),
biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ketika digabungkan
disebut sebagai biaya konversi (conversion cost) atau biaya proses. Biaya
kualitas merupakan biaya yang terjadi karena mutu produk yang rendah atau
untuk mencegah agar mutu yang rendah tidak terjadi. Biaya ini nilainya
cukup signifikan, sering kali mencapai 20 sampai 25 persen dari nilai
penjualan. Subkategori dari biaya kualitas adalah biaya pencegahan, biaya
penilaian, dan biaya kegagalan.
o Biaya pencegahan merupakan biaya yang terjadi untuk untuk mencegah
dihasilkannya produk cacat. Jumlah yang dibelanjakan untuk program
pelatihan kualitas, penelitian kebutuhan pelanggan, siklus kualitas, dan
perbaikan alat-alat perlengkapan produksi merupakan biaya pencegahan.
Biaya yang dikeluarkan untuk pencegahan akan memperkecil biaya yang
terjadi untuk penilaian dan kegagalan.
o Biaya penilaian merupakan biaya yang dibuat untuk melakukan
pemantauan atau inspeksi. Biaya ini dikeluarkan untuk mendeteksi
kegagalan produk.
o Biaya kegagalan internal merupakan biaya kegagalan yang terjadi
selama proses manufaktur atau proses produksi, seperti biaya bahan baku
sisa, biaya pengerjaan kembali, dan inspeksi ulang.
o Biaya kegagalan eksternal merupakan biaya kegagalan yang terjadi
setelah produk tersebut dijual, seperti biaya pengembalian produk, biaya
garansi, dan kehilangan penjualan berkaitan dengan kinerja produk yang
buruk.

b) BIAYA NON MANUFAKTUR


Biaya non manufaktur juga sering kali disebut sebagai biaya operasi. Biaya non
manufaktur (atau biaya operasi) dikelompokkan lagi menjadi biaya penjualan,
serta biaya administrasi dan umum.
 Biaya penjualan adalah semua biaya yang dihubungkan dengan aktivitas
penjualan dan pengiriman produk. Contohnya adalah biaya iklan dan komisi
penjualan.
 Biaya administrasi dan umum mencakup semua biaya yang terjadi dalam
kaitannya dengan pelaksanaan aktivitas administrasi dan umum. Contohnya
adalah biaya gaji eksekutif dan biaya legal.

C. POLA PERILAKU BIAYA


Biaya berdasarkan hubungannya dengan perubahan volume kegiatan perusahaan
dikenal dengan istilah perilaku biaya, dan terkadang dikenal juga dengan istilah
variabilitas biaya. Biaya dapat digolongkan atas biaya tetap, biaya variabel, dan biaya
semivariabel. Berikut penjelasan mengenai masing-masing jenis biaya tersebut.
a) BIAYA TETAP (FIXED COST)
Biaya tetap adalah biaya-biaya yang pada limit tertentu atau kapasitas tertentu
(range of capacity) totalnya tetap, meskipun volume kegiatan perusahaan berubah-
ubah. Sejauh tidak melampaui kapasitas, total biaya tetap tidak dipengaruhi oleh
besar kecilnya volume kegiatan perusahaan. Jarak kapasitas adalah serangkaian
tingkat volume kegiatan perusahaan yang dapat dicapai tanpa menambah
kapasitas.
Biaya tetap merupakan bagian dari biaya diskresioner (discretionary cost) dan
juga merupakan biaya berkomitmen (committed cost) karena menentukan besaran
angka pada volume aktivitas dan biaya yang dikorbankan yang memerlukan kajian
dan analisis khusus, Biaya tetap diskresioner (discretionary fixed cost) ini akan
berhenti atau hilang jika manajemen menghentikan aktivitas yang telah
ditetapkan.
Misalnya, manajemen memasang papan iklan untuk tujuan promosi suatu
produk baru, maka ketika masa promosi telah selesai, biaya iklan tersebut juga
akan dihentikan. Contoh biaya tetap lainnya adalah beban penyusutan mesin.
Beban penyusutan mesin ini juga dapat digolongkan sebagai biaya tetap
berkomitmen (commited fixed cost) karena biaya ini sulit untuk ditelusuri
hubungannya secara langsung dengan produk. Dalam penetapan besarnya beban
penyusutan mesin produksi per tahun, pihak manajemen akan menentukan terlebih
dahulu metode apa yang akan digunakan dan berapa lama masa manfaat mesin
tersebut. Oleh karena ada beberapa alternatif metode yang dapat digunakan, maka
biaya ini juga disebut dengan biaya kebijakan.
Pada biaya tetap, perilaku biaya tidak berubah secara total jumlah, tetapi pada
jumlah biaya per unit akan menjadi semakin rendah jika mampu beraktivitas
sampai mencapai kapasitas maksimum. Pada saat aktivitas melebihi batas
maksimum, maka biaya tetap akan bertambah. Umumnya penambahan kapasitas
oleh perusahaan dapat dilakukan dalam jangka panjang. Contoh lain dari biaya
tetap adalah pemeliharaan mesin, beban listrik untuk penerangan, beban asuransi
pabrik, beban iklan, dan lain-lain.

b) VARIABEL (VARIABLE COST)


Biaya variabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara
proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan.
Perubahan pada total biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnya volume
produksi atau volume penjualan secara proporsional. Biaya variabel ini timbul
untuk memenuhi aktivitas normal operasional (rutinitas) suatu perusahaan.
Penentuan awal biaya variabel ini ditetapkan oleh manajemen berdasarkan standar
kualitas produk atau jasa yang akan dihasilkan, sehingga biaya ini juga termasuk
biaya diskresioner (discretionary cost).
Oleh karena berkaitan dengan volume aktivitas, maka biaya ini digolongkan
sebagai biaya variabel diskresioner (discretionary variable cost). Biaya variabel ini
biasanya merupakan unsur biaya yang sangat dipertimbangkan dalam penentuan
kualitas produk atau jasa. Apabila unsur biaya variabel ini tidak dapat dipenuhi,
maka akan berdampak pada penurunan standar kualitas produk atau jasa yang
dihasilkan. Contoh biaya ini antara lain biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya bahan penolong, dan lain-lain.
c) BIAYA SEMIVARIABEL (SEMI-VARIABLE COST)
Biaya semivariabel adalah biaya-biaya yang totalnya selalu berubah secara
proporsional (sebanding) dengan perubahan volume kegiatan perusahaan. Besar
kecilnya total biaya variabel dipengaruhi oleh besar kecilnya volume
produksi/penjualan secara proporsional. Biaya ini mengandung unsur biaya tetap
dan biaya variabel. Biaya ini mengungkapkan bahwa ada biaya minimum yang
harus dikorbankan, baik ada maupun tidak adanya aktivitas produksi. Terdapat
gabungan pencatatan biaya dalam dua aktivitas yang berbeda, padahal seharusnya
biaya tersebut dipisahkan (dialokasikan) sesuai aktivitas terjadinya. Contoh jenis
biaya ini antara lain sebagian biaya overhead pabrik (seperti : penyusutan aset
tetap pabrik yang dihitung berdasarkan jumlah unit yang diproduksi), biaya listrik
dengan biaya abonemen, maupun sesuai penggunaan untuk penerangan dan
penggerak mesin yang dihitung berdasarkan jam kerja mesin, gaji bagian
penjualan yang dibayarkan dengan unsur gaji pokok ditambah dengan insentif
yang ditentukan berdasarkan persentase tertentu dari hasil penjualan, dan lain
sebagainya.ri hasil penjualan, dan lain sebagainya.

D. BIAYA RELEVAN UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN


a) Jenis-jenis pengambilan keputusan
Sering kali manajemen dihadapkan pada berbagai masalah terkait pengambilan
keputusan. Keputusan yang diambil manajemen berkaitan dengan penentuan
berbagai macam alternative yang akan dilaksanakan di waktu mendatang.
Pengambilan keputusan jika dilihat dari sisi jangka waktu yang dipengaruhi dapar
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan jangka pendek,
yaitu pengambilan keputusan diantara berbagai alternative yang harus segera
dilakukan.
2. Pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan jangka panjang,
seperti pengambilan keputusan mengenai penanaman modal aset tetap
b) Pengertian dan konsen biaya relevan
Biaya relevan merupakan semua biaya yang terpengaruh oleh suatu
pengambilan keputusan, yang mana oleh karenanya biaya tersebut harus
dipertimbangkan dalam aktivitas pengambilan keputusan yang akan dilakukan.
Biaya relevan ini merupakan biaya yang terjadi pada suatu alternative, tetapi tidak
terjadi pada alternative tindakan yang lain, atau merupakan biaya yang dapat
dihindari pada suatu alternative tindakan. Semua biaya bisa merupakan biaya yang
dapat dihindari kecuali biaya masa lalu (sunk cost), dan biaya masa mendatang
yang tidak memiliki perbedaan diantara berbagai alternative tindakan yang
tersedia.
Banyaknya data biaya yang tersedia dalam perusahaan tidak memungkinkan
semua data biaya tersebut menjadi relevan dengan berbagai macam alternatif
pengambilan keputusan. Biaya relevan untuk pengambilan keputusan didasarkan
pada konsep “different analysis for different purpose” yang berarti bahwa untuk
tujuan berbeda (termasuk analisis biaya relevan) untuk tujuan (pengambilan
keputusan) yang berbeda. terdapat beberapa konsep biaya relevan untuk berbagai
keputusan, antara lain:
1. Biaya differensial, merupakan biaya yang akan datang yang memiliki perbedaan
antara biaya alternatif pengambilan keputusan yang mungkin dipilih. Dalam
pengambilan keputusan, biaya differensial dibandingkan dengan pendapatan
differensial untuk menentukan besarnya laba differensial.
2. Biaya yang dapat dilacak, ialah biaya yang dapat diikuti jejaknya pada produk
pesanan pusat biaya, departemen, atau divisi tertentu dalam suatu perusahaan.
3. Biaya penggantian, yakni biaya yang berkaitan dengan penggantian aset atau
jasa yang akan terjadi di waktu yang akan datang pada saat dilakukan
penggantian.
4. Biaya kesempatan, merupakan penghasilan atau penghematan biaya yang
dikorbankan karena dipilihnya alternatif tertentu.
5. Biaya yang diperhitungkan, ialah biaya yang besarnya tidak terjadi.
6. Biaya inkremental, merupakan biaya-biaya yang ditambahkan atau biaya-biaya
yang tidak akan dikorbankan apabila suatu alternatif tertentu tidak dipilih untuk
dilaksanakan.
7. Biaya tunai atau disebut biaya kas yang merupakan biaya yang memerlukan
pengeluaran kas sebagai akibat dari keputusan manajemen.
8. Biaya tertanam adalah biaya yang dalam situasu tertentu tidak dapat diperoleh
kembali.
c) Penggunaan biaya relevan untuk tujuan pengambilan keputusan jangka
pendek
Dalam berbagai bisnis, manajer dihadapkan pada pengambilan keputusan taktis
dimana keputusan tersebut dapat memanfaatkan konsep biaya relevan. Beberapa
permasalahan yang biasanya sering terjadi dan penyelesaiannya menggunakan
konsep biaya relevan.
1.Keputusan menerima atau menolak pesanan khusus
Pesanan digolongkan sebagai pesanan khusus karena pesanan tersebut
memempunyai harga jual yang lebih rendah dibandingkan harga jual produk
yang sama kepada pelanggan umum. Informasi yang relevan untuk menentukan
apakah pesanan khusus ditolak atau diterima ialaha laba differensial.
2.Keputusan pemanfaatan kapasitas menganggur
Kapasitas yang menganggur dapat digunakan untuk menerima pesanan khusus,
mengelola lebih lanjut produk yang dihasilkan atau menghasilkan produk baru.
Laba differensial lah yang dapat digunakan untuk mengambil keputusan.
3.Keputusan pemanfaatan kapasitas terbatas
Total dari laba kontribusi setiap satuan kapasitas merupakan informasi yang
relevan untuk pengambilan keputusan terkait pemanfaatan kapasitas yang
terbatas. Laba kontribusi per unit produk digunakan untuk mengetahui besarnya
total aba kontribusi per satuan kapasitas atas setiap jenis produk.
4.Keputusan penggantian aset tetap
Informasi yang relevan digunakan untuk pengambilan keputusan mengenai
penggantian aset tetap ialah laba differensial aset tetap lama dan laba
differensial asset tetap baru.
5.Keputusan penyewaan atau penggunaan sebagian kapasitas
Informasi yang relevan ialah biaya differensial, yakni berupa biaya kesempatan.
Sebagian kapasitas akan disewakan, jika biaya kesempatan menyewakan
sebagian kapasitas lebih kecil daripada biaya kesempatan menggunakan sendiri
sebagian kapasitas tersebut.
E. PENTINGNYA MANAJEMEN BIAYA
Suatu pendapatan penjualan dalam suatu perusahaan dihasilkan dengan mengeluarkan
biaya. Anggaran biaya dan analisis biaya adalah salah satu cara mengendalikan dan
mengatur biaya untuk memperbaiki laba netto. Cara paling bijak yang dapat dilakukan
suatu perusahaan ialah menijau setiap biaya dan mengetahui kontribusinya terhadap
laba neto. Salah satu cara yang terbaik ialah dengan memahami dan mengenal jenis
dari biaya tersebut, jika suatu biaya dapat dikenali dari jenis biaya yang sedang
dipertimbangkan, maka keputusan yang lebih baik dapat dibuat.

F. PERILAKU BIAYA UNTUK PERENCANAAN, PENGENDALIAN,


DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dalam menetukan harga pokok berdasarkan perilaku biaya, untuk menggambarkan
hubungan natara biaya total dengan volume kegiatan perusahaan, umunya dinyatakan
fungsi sebagai berikut
Total biaya = Total biaya tetap + Total biaya variabel
a) Perencanaan
Rumus total biaya tersebut dijadikan sebagai dasar utnuk menentukan standar
biaya produk atau jasa yang dihasilkan. Untuk membantu manajer dalam
menetapkan harga pokok produk standar, maka digunakan asumsi dalam
menyederhanakan perhitungan biaya berdasarkan volume aktivitas.
b) Pengendalian
Dalam kaitannya dengan pengendalian biaya, pola perilaku biaya sangat
membantu manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian dan pengawasan.
Perilaku biaya memberikan informasi terkait unsur-unsur biaya yang perlu
mendapatkan perhatian dalam setiap aktivitasnya.
c) Pengambilan keputusan
Dengan memhami konsep biaa berdasarkan perilaku, manajemen dapat melakukan
sejumlah pengambilan keputusan strategis maupun keputusan khusus baik dalam
jangka pendek maupun jangka panjang.

G. PENGENDALIAN BIAYA
Pengelompokan biaya ke dalam komponen biaya variabel dan biaya tetap
memberikan dasar yang lebih baik untuk pengendalian biaya. Hal tersebut
memungkinkan penyusuan laporan laba rugi menggunakan margin kontribusi yang
menekankan pada pola perilaku biaya dan memberikan perincian kepada manajemen
mengenai biaya teknik, biaya yang berkomitmen, dan biaya dikresioner. Perbedaan
biaya penting dilakukan karena setiap jenis biaya memerlukan prosedur pengendalian
yang berbeda.
Biaya teknik meliputi biaya bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead variabel. Biaya ini mempunyai hubungan eksplisit tertentu dengan
ukuran aktivitas yang dipilih. Biaya tersebut secara fisik dapat diamat oleh manajer
yang bertanggung jawab atas aktivitas yang menyebabkannya.
Biaya tetap yang berkomitmen atau biaya kapasitas ialah seluruh biaya
organisasi dan pabrik yang terus terjadi (tanpa memedulikan tingkat aktivitasnya) dan
yang tidak dapat dikurangi tanpa merugikan kompetensi organisasi untuk memnuhi
tujuan jangka
panjang. Secara pengendalian, biaya ini adalah biaya tetap yang paling tidak
meningkatkan penggunaan dari fasilitas yang dikomitmenkan.
Biaya diskresioner atau disebut biaya terprogram adalah biaya yang muncul dari
keputusan periodic (biasanya tahunan) terkait jumlah maksimum yang akan
dikeluarkan dan biaya yang tidak memiliki hubungan optimum yang dapat
situnjukkan diantara input dan output. Contohnya seperti biaya periklanan, audit, dan
jasa konsultasi manajemen.

H. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Selain penekanan terhadap perbedaan antara biaya tetap dan biaya variabel, serta
memberikan informasi biaya diferensial dalam situasi pengambilan keputusan tertentu
perhitungan biaya langsung atau biaya variabel memberikan informasi penting lainnya
hagi manajer. Informasi tersebut meliputi margin kontribusi dari produk, lini produk
aktivitas jasa, divisi, dan sejenisnya. Pengetahuan atas biaya diferensial atau biaya
variabel, serta margin kontribusi akan memengaruhi perilaku manajer dan
mengarahkan mereka pada pengambilan keputusan yang lebih baik. Beberapa situasi
pengamblia keputusan yang umum akan dijelaskan berikut.
 Keputusan Bauran Produk
Ketika dihadapkan pada keputusan mengenal bauran produk, manajer penjualan yang
mengetahui margin kontribusi dari produk-produknya akan jauh lebih mampu
menentukan produk mana yang akan didorong dan mana yang harus dikurangi atau
ditolerir hanya karena penjualannya menguntungkan produk yang lain. Dalan kasus
sumber daya yang terbatas (seperti jam mesin, bahan baku, dan lainnya) margin
kontribusi akan memberikan informasi kepada manajemen untuk memilih bauran
yang diharapkan dapat menghasilkan total kontribusi terbesar terhadap laba.
 Penentuan Harga Produk Baru
Produk baru pada umumnya diterima di pasar hanya setelah diuji coba secara
ekstensil oleh perusahaan yang memiliki reputasi dalam industri tersebut. Untuk
mendorong perusahaan menggunakan produk itu dalam uji cobanya, manajemen
dapat menjualnya pada tingkat biaya variahel. Selanjutnya, setelah produk tersebut
diuji coba secara mencukupi dan dapat diterima oleh pemakal, maka produk tersebut
akan ditetapkan harganya pada biaya penuh plus marke-up yang konsisten dengan
tujuan menghasilkan laha perusahaan secara keseluruhan.
 Penetrasi Pasar
Manajer dapat menggunakan biaya variabel sebagai dasar untuk menentukan harga
ketika mereka bermaksud untuk memasuld pasar baru (misalnya, pasar luar negeri
dengan produk yang sudah ada atau ketika mereka terpaksa menghadapi persaingan
yang semakin meningkat selama periode yang mana terdapat penurunan permintaan.
 Penghapusan Produk
Margin kontribusi akan membantu manajemen dalam menentukan apakah akan
nghentikan suatu produk atau hanya berhenti menuainya di pasar tertentu. Dengan
mengetamal hubungan biaya-volume-laba, mereka dapat menyadari bamwa selama
satu preduk (ini produk) atau pasar tertentu menghasilkan pendapatan jangka pendek
yang meiebih biaya variabelnya maka produk flini produk) atas pasar tersebut
memberikan kontribusi terhadap penyerapan biaya tetap atau terhadap laba, terutama
jika penjualan sudah melebihi titik impas
 Pesanan Khusus
Perusahaan juga dihadapkan pada dua jenis situasi pesanan khusus Situasi tersebut
dapat melibatkan akomodasi untuk pelanggan istimewa atau persyaratan khusus
terkait ukuran, metode pengiriman, atau pengemasan.
 Kampanye Iklan Dan Promosi
Untuk meningkatkan volume penjualan saat ini, perusahaan dapat meluncurkan
kampanye iklan dan promosi khusus. Jika perusahaan menggunakan sistem
perhitungan biaya tradisional, maka keputusan tersebut kemungkinan besar hanya
akan didasarkan pada pertandingan antara tambahan blaya dengan prospek
peningkatan dalam volume penjualan.
 Keputusan Mengurangi Biaya
Jika harga jual suatu perusahaan ditetapkan oleh pesaing maka manajemen akan
mengetahui seberapa besar biaya variabel yang dininkan pada volume operasi saat ini
jika tujuan mencapai tingkat laba tertentu harus dicapai.

I. ASPEK KEPERILAKUAN DARI LANGKAH AKUNTANSI


BIAYA YANG DIPILIH
 PENETAPAN STANDAR
Elemen yang paling berpengaruh dalam menentukan keberhasilan atau kegagalan
system biaya adalah standar yang iligunakan sebagai kriteria kinerja. Standar yang
memiliki fungsi ganda, yaitu berfungsi untak mendorong pengendalian biaya dan
sebagai alat evaluasi kinerja. Standar akan menghasilkan perilaku pekerja yang efisien
hanya jika standar tersebut diterima sebagai aspirasasi oleh individu terkait untuk
siapa standar pengtalian dan evaluat kinerja tersebut dirancang. Terdapat empat
prasyaaratan utama sistem pengendalian yang unggul secara keperlakuan, yaitu :
1. Standar harus ditetapkan dalam cara yang sedemikian rupa sehingga orang
menerimanya sebagai sesuatu yang realistis dan bukannya arbitren
2. Orang-orang harus merasa bahwa mereka memiliki pengaruh dalam menetapkan
tujuannya sendiri
3. Orang orang harus yakin bahwa mereka tidak akan dihukum secara tidak adil untuk
variasi normal yang serasi secara kebetulan dalam kinerjanya
4. Umpan balik atas kinerja harus bertujuan untuk memperbaiki maupun mengevaluasi

J. PARTISIPASI DALAM PENETAPAN STANDAR


Pentingnya partisipasi dalam penetapan standar telah dibahas secara eksensif dalam
literator akuntansi keperilaksan. Para ahli mengikhtisarkan logika yang mendasari
seluruh argamen yang mendukung partisipasi menjadi. “jika seorang pekerja
berpartisipasi dalam penetapan standar kinerjanya sendiri, maka ia akan membuat
komitmen yang tegas terhadap standar tersebut, sehingga akan bekerja keras untuk
mencapainya” Dalam salah satu studi empiris, mereka menggunakan teori disonansi
kiognitif untuk mendapatkan lebih banyak wawasan terkait mengapa partisipasi
menjadi lebih efektif dalam penetapan standar kinerja Teori disonansi kognitif
terpusat pada tiga konsep kunci, yakni kemauan, disonansi, dan komitmen.
Tingkat partisipasi yang ideal bergantung pada pertimbangan produksi dan sumber
daya manusia, serta akan bervariasi dari situasi ke situasi. Orang orang bahkan tidak
mau dibebani dengan tanggung jawab partisipasi dan keraguan setelah pengambilan
keputusan terkait kebijakan pilihannya. Survei menunjukkan hawa dalam perusahaan
yang terorganisir secara demokratis, partisipasi aktif dalam penetapan tujuan dan
sasaran adalah sumber penting bagi kepuasan karyawan. Namun, nalam organisasi
yang otokratis, karyawan sering kali menunjukkan bahwa mereka menyukai
pekerjaannya karena mereka mengetahui ke mana mereka dapat memperoleh
keputusan. Dari hasil ini, seseorang dapat berspekulasi bahwa mander dan manajer
dalan organisasi demokratis lebih menyukai adanya saling ketergantungan dan
memiliki transi yang lebih besar terhadap ambiguitas Mandor dan manajer di
perusahaan otokratis puas dengan ketergantungan yang lebih besar pada wewenang
dan sangat terganggu dengan ambiguitas.
 Standar Yang Ketat Versus Standar Yang Longgar
Sebagai alat motivasi, standar yang akan digunakan seharusnya tidak terlalu ketat dan
tidak terlalu longgar. Standar yang ketat akan lebih sering tidak tercapai daripada
dipenuhi. Variasi yang dihasilkan mungkin tidak secara adil berkaitan dengan kinerja
buruk dan yang tidak didentifikasi sebagai sesuatu yang disebabkan oleh satndar yang
terlalu ketat.
 Penyerapan Overhead
Bidang lain yang penuh dengan dorongan disfungsional adalah penyerapan overhead.
Praktik umum untuk membebankan overhead manufaktur tetap dan variabel ke
produk adalah tarif estimasi yang didasarkan pada tingkat kapasitas yang telah
ditentukan sebelumnya. Ketika dasar yang digunakan untuk penyerapan berbeda
dengan yang telah ditentukan sebelumnya maka pembebanan varians yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah akan terjadi. Ukuran dari varians ini juga dipengaruhi oleh
tingkat kapasitas yang dipilih sebagai penyebar dalam penentuan tarif tersebut.
Tingkat kapasitas jangka panjang (kapasitas normal) akan menghasilkan varians yang
berbeda dibandingkan tingkat kapasits jangka pendek (kapasitas yang secara aktual
dapat dicapai). Pergantian dari satu tirgkat kapasitas ke tingkat kapasitas lain, bahkan
dapat lebih mengaburkan.
 Alokasi Biaya Tidak Langsung
Salah satu keputusan paling kontroversial yang dihadapi oleh setiap organisasi adalah
jawaban apakah akan mengalokasikan biaya tidak langsung pada produk dan/atau
pusat pertanggungjawaban dan dasar alokasi apa yang akan digunakan? Dalam riset
yang didukung oleh National Association of Accountants (NAA) Jemes Fremgen dan
Shu S Liao menemukan bahwa perusahaan responden membedakan dengan tegas dua
jenis biaya udak langsung, yakni: biaya jasa korporat dan biaya administratif korporat.
Bila ditanyakan mengenai tujuan alokasi biaya tidak langsung, responden survei
menyebutian adanya pelaporan keuangan eksternal, evaluasi kinerja internal,
penentuan harga berbasis biaya, dan pengambilan keputusan. Sebagai kriteria untuk
memilih dasar alokasi, mereka paling banyak menyebutkan "faktor-faktor yang
menyebabkan biaya tidak langsung terjadi, manfaat yang diperoleh pusat taba, dan
keadilan”.
 Analisis Varians
Unsur utama dari pengendalian biaya adalah perbandingan secara persodik antara
biaya actual dengan sasaran biaya yang sudah ditentuan sebelumnya, balik dalam
bentuk anggaran maupun standar. Perbandingan tersebut juga akan menghasilkan
sejumah varians karena mustahil bahwa biaya actual yang terjadi akan setara dengan
anggaran dari elemen operasional yang akan dikendalikan.
 Keputusan Investigasi Varians
Keputusan manajemen semata mata ergantung pada penilaiannya atas signifikan
diskrepansi . Varias ini memiliki signifikansi pengendalian hanya jika varians tersebut
berasal dari penyebab yang ditentukan atau, dengan kata lain, tidak bersifat acak dan
rentan terhadap Tindakan perbaikan, namun kerumitan permasalahan sebelumnya
terletak pada fakta bahwa tanpa investigasi, manajemen tdak memiliki dasar untuk
menentukan apakah varians tertentu ditibulkan dari penyalahagunaan yang dapat
diidentifikasi atau apakah varians tersebut bersifat acak atau tidak dapat dikendalikan.
 Aspek Keperilakuan
Semua model akuntansi untuk menginvestigasi varians biaya didasarkan pada
pandangan pengendalian struktural. Pandangan ini lebih melihat pengendalian sebagai
“mesin homostatis yang mengatur dirinya sendiri”. Pendukungnya tidak melihat
perbedaan antara regulator mekanis dalam suatu sistem sibernetika (seperti, termostat)
dengan regulator manusia (seperti pekerja mandor atau manajer). Komponen khusus
dari akan pengmadalian yang dapat memengaruhi respons manusia adalah faktor-
faktor perts batatas yang ditetapkan oleh manajemen, jenis hasil umpan balik,
keketatan pemaksaan, dan penghargaan serta sanksi yang terkait dengan kebijakan
pengendalian.
a) Batas Pendendalian, kisaran hasil kinerja yang dianggap dapat diterima oleh manajer
adalah Batasan pendengdalian.
b) Batasan pemaksaan, Pemaksaan yang ketat atas kebijakan pengendalian akas
menimbulkan tekanan dalam diri individu yang dikendalikan. Sementara tekanan
dapat menyegarkan individu tertentu, tekanan tersebut dapat mengatamidasi indvidu
yang lain dan menurunkan kinerja mereka yang sudah buruk lebih jauh lagi.
c) Struktur penghargaan, Orang atau kelompok akan memodifikasi perilaku yang tidak
dinginkan dan mengulangi perilaku yang diinginkan ketika mereka memandang
bahwa perubahan atau pengulangan perilaku tersebut disertai penghargaan intrinsik
maupun ekstrinsik. Oleh karena ada efek umpan balik psikologis di antara berbagai
faktor kebijakan pengendalian dengan kinerja masa depan, maka kebijakan
pengendalian yang ideal harus dibuat khusus dan bervariasi dan situasi ke situasi.

Anda mungkin juga menyukai