Anda di halaman 1dari 53

MAKALAH

MATERI PRESENTASI KELOMPOK

DI SUSUN OLEH:
Glen Aprilio Gosal(2014201019)
DOSEN MATA KULIAH: NS Thirsa Mongi S.Kep M.kes
MATA KULIAH: KEPERAWATAN DASAR

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN
JANUARI 2021

1
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat,
sehinggah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “materi presentasi kelompok”
tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk dari pemenuhuan salah satu tugas kelompok yang
diberikan kepada kami sebagai materi kuliah yang harus dipahami dan dimengerti serta dapat menjadi
pengetahuan bagi kami dan para pembaca.
Kami pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi itu, kiranya saran kritik yang membangun dari semua pembaca sangat
diharapkan demi penyempurnaan makalah kami. Mudah-mudahan dengan adanya tugas makalah ini
dapat melatih kreativitas mahasiswa dalam menyusun makalah.
Apabila terdapat kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf sebesar-besarrnya. Demikian yang
dapat kami sampaikan, semoga makalh ini dapat bermanfaat.

Manado,28 januari 2021

2
MATERI KELOMPOK 1

PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS DAN LATIHAN

PEMBAHASAN

A. KONSEP TEORI

1.DEFINISI

Aktifitas adalah suatu energy atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk

dapat memenuhi kebutuhan hidup.Salah-satu tanda kesehatan adanya kemampuan seseorang

melakukan aktifitas seperti berdiri,berjalan dan bekerja.aktifitas fisik yang kurang memadai dapat

menyebabkan berbagai gangguan pada sistem musculoskeletal seperti atrofi otot,sendi menjadi kaku

dan juga menyebabkan ketidakefektifan fungsi organ internal lain-nya. Latihan merupakan suatu

gerakan tubuh secara aktif yang dibutuhkan untuk menjaga kinerja otot dan mempertahankan postur

tubuh.latihan dapat memelihara pergerakan dan fungsi sendi sehingga kondisinya dapat setara dengan

kekuatan dan fleksibilitas otot.

2.SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN AKTIFITAS a.Tulang

Tulang merupakan organ yang memiliki berbagai fungsi,yaitu fungsi mekanis untuk

membentuk rangka dan tempat melekatnya berbagai otot,fungsi sebagai tempat penyimpanan mineral

khusunya kalsium.

b.Otot dan Tendon


Otot memiliki kemampuan berkontraksi yang memungkinkan tubuh bergerak
bergerak sesuai dengan keinginan.

c.Sendi
Sendi merupakan tempat dua atau lebih ujung tulang bertemu.sendi membuat
Segementasidari rangka tubuh dan memungkinkan gerakan antar segmen
3.EPIDEMIOLOGI

3
Pemenuhan kebutuhan aktifitas dan latihan biasanya menyangkut tentang kemampuan untuk
mobolisasi secara mandiri.gangguan aktifitas dan latihan dpat terjadi pada semua tingkatan umur,yang
beresiko tinggi terjadi gangguan mobilisasi adalah orang yang lanjut usia,post cedera dan post trauma.
4.FISILOGIS PERGERAKAN
Koordinasi gerakan tubuh merupakan fungsi yang terintergrasi dari sistem skeletal,otot skelet,dan
sistem saraf.karena keitga sistem ini dapat dianggap erat mekanisme pendukung tubuh,sistem ini
dapat dianggap sebgai satu unit fungsional.sistem skeletal berfungsi menyongkomg jaringan
tubuh,melindungi jaringan tubuh,sebagai melekatnya otot dan tendon.
Pengaturan pergerakan dapat dibedakan menjadi gerak yang disadarin atau volunter,dan gerak yang
tidak disadari atau infolunter atau yang disebut dengan reflexs.sedangkan gerakan reflex atau inflonter
berjalan dengan sangat cepat dan respon terjadi secara otomatis.
5.KEBUTUHAN MOBILITAS dan IMOBILITAS
a.Kebutuhan mobilitas
Kebutuhan mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara bebas,mudah dan
teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktfitas guna mempertahankan kesehatan nya.
b.Kebutuhan imobilitas
Imobilitas atau imobilisasi merupakan keadaan diamana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas
karena kondisi yang menganggu pergerakan(aktifitas),misalnya mengalami trauma tulang belakang.
6.JENIS AKTIFITAS DAN LATIHAN
a.Jenis aktifitas antara lain:
1).Aktifitas penuh,merupakan kemampuan sesorang untuk bergerak secara penuh dan bebas sehingga
dapat melakukan interaksi sosial dan menjalankan peran sehari-hari .
2).Aktifitas sebagian,merupakan kemampuan seseorang untuk bergerak dengan batasan yang
dipengaruhi oleh,gangguan saraf motoric dan sensorik pada area tubuhnya.
B,Jenis latihan:
1).Latihan fleksibelitas,seperti regang memperbaiki kisaran gerakan otot dan sendi.
2).Latihan aerobic,seperti berjalan dan berlari berpusat pada penambahan daya tahan
kardiovaskular.
3).Latihan aneorobik,seperti angkat besi menambah kekuatan otot jaga pendek.
7.FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
a.Gaya hidup,perubahan gaya hidup dapat mempengaruhi kemampuan aktifitas seseorang karena
berdampak pada perilaku kebiasaan sehari-hari.
b.Proses penyakit/cedera,proses penyakit dapat mempengaruhi kemampuan aktifitas karena dapat
mempengaruhifungsi system tubuh.
c.Kebudayaan,kemampuan melakukan aktifitas dapat juga dipengaruhi kebudayaan contohnya orang
yang memiliki budaya sering berjalan jauh memiliki kemampuan aktifitas yang kuat,sebaliknya ada
orang yang mengalami gangguan aktifitas (sakit) karena budaya an adat dilarang beraktifitas.
d.Tingkat energi,energy dibutuhkan untuk melakukan aktifitas.

4
e.Usia dan status perkembangan,kemampuan atau kemantangan fungsi alat gerak sejalan dengan
perkembangan usia,intoleransi aktifitas/penurunan kekuatan dan stamina,depresi mood dan cemas.
8.PERUBAHAN SISTEM TUBUH AKIBAT IMOBILITAS
a.Perubahan Metabolisme
Secara umum imobilitas dapat,menggangu metabolism secara normal,meingingat imobilitas dapat
menyebabkan turunnya kecepatan metabolism dalam tubuh.
b.Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Terjadinya ketidakseimbangan cairan dan elektrolit,sebagai dampak dari imobilitas akan
mengakibatkan persediaan protein menurun dan konsentrasi protein serum berkurang sehingga dpat
menganggu kebutuhan cairan tubuh.
C.Gangguan Perubahan Zat Gizi
Terjadinyagangguan zat gizi yang disebabkan oleh menurun-nya pemasukan protein dan kalori dapat
mengakibatkan perubahan zat-zat makanan pada tingkat sel menurun,dan tidak bisa melaksanakan
aktifitas metabolisme.
d.Gangguan Fungsi Gastroitestinal
Imobilitas dapat menyebabkan gangguan fungsi gastrointestinal,karena imobilitas dpat menurunkan
hasil makan yang dicerna dan dapat meyenbabkan gangguan proses eliminasi.
e.Perubahan Sistem Pernapasan
Imobilitas meyebabkan terjadinya perubahan sistem pernapasan.akibat imobilitas,kadar hemogoblin
menurun,ekspansi paru menurun,dan terjadinya lemah otot.
f.Perubahan Kardiovaskular
Perubahan sistem kardiovaskular akibat imobilitas,yaitu berupa hipotensi ortostatik,meningkanya
kerja jantung,dan terjadinya pembentukan thrombus.
10.PELAKSANAAN PEMENUHAN AKTIFITAS DAN LATIHAN
a.Pengaturan posisi tubuh sesuai kebuthan pasien
1) Posisi fowler
2) Posisi sim
3) Posisi trendelemburg
4) Posisi dorsal receumbent
5) Posisi lithotomi
b.Ambulasi dini
Cara ini adalah salah satu tindakan yang dapat meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot serta
meningkatkan fungsii kardiovaskular.tindakan ini bisa dilakukan dengan cara melatih posisi duduk
ditempat tidur,turun dari tempat tidur,bergerak ke kursi roda,dan lain-lain.
c.Melakukan aktifitas sehari-hari
d.Latihan isotonic dan isometric

5
MATERI KELOMPOK 2
MAKALAH PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI

PEMBAHASAN

A. Sistem Tubuh Yang Berperan Dalam Kebutuhan Oksigenasi


Oksigenasi adalah pemenuhan akan kebutuhan oksigen (O2).Sistem pernapasan berperan
dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi sistem terdiri atas saluran pernapasan bagian atas, dan
saluran pernapasan bagian bawah.
1 SaluranPernapasanBagianAtas

GAMBAR

a. Hidung
Proses oksigenasi diawali dengan masuknya udara melalui hidung. Pada
hidung terdapat nares anterior (saluran di dalam lubang hidung) yang mengandung
kelenjar sebaseus dan ditutupi rambut yang kasar. bagian ini bermuara ke rongga
hidung, sebagai bagian hidung lainnya, yang dilapisi oleh selaput lendir dan
mengandung pembuluh darah. Udara yang masuk melalui hidung akan disaring
oleh rarmbut yang ada di dalam vestibulum (bagian rongga hidung) kemudian
dihangatkan dan dilembabkan.

b. Faring
Faring merupakan pipa yang memiliki otot, memanjang dari dasar
tengkorak sampai dengan esofagus. yang terletak di belakang hidung (nasofaring)
di belakang mulut (orofaring) dan dibelakang laring (laringofaring).

c. Laring  (tenggorokan)
Laring merupakan saluran pernapasan setelah faring yang terdiri atas bagian
dari tulang rawan yang diikat bersama ligament dan membran yang terdiri atas dua
lamina yang bersambung di garis tengah.

d. Epiglotis
Epiglotis merupakan katup tulang rawan yang bertugas membantu menutup
laring saat proses menelan.

2. Saluran Pernapasan Bagian Bawah


Saluran pernapasan bagian bawah terdiri atas trachea, bronchus, dan bronkhiolus,
dan paru-paru. Saluran ini berfungsi mengalirkan udara dan memproduksi surfaktan.

6
GAMBAR

a. Trakea
Trakea (batang tenggorok) merupakan kelanjutan dari laring sampai kira-
kira ketinggian vertebra torakalis kelima. Trakea memiliki panjang ± 9 cm dan
tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap yang berupa cincin. Trakea dilapisi oleh
selaput lendir dan epithelium bersilia yang dapat mengeluarkan debu atau benda
asing.
b. Bronkus
Bronkus merupakan kelanjutan dari trakea yang bercabang menjadi bronkus
kanan dan kiri. Pada bagian kanan lebih pendek dan lebar daripada bagian kiri.
Bronkus kanan memiliki tiga lobus atas, tengah, dan bawah. Sedangkan Bronkus
kiri lebih panjang dari bagian kanan yang berjalan dari lobus atas dan bawah.
c. Bronkhiolus
Bronkiolus merupakan saluran percabangan setelah bronkus, yaitu anak
cabang dari batang tenggorok yang terdapat dalam rongga tenggorokan kita dan
akan memanjang sampai ke paru-paru. Jumlah cabang bronkiolus yang menuju
paru-paru kanan dan kiri tidak sama. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan
mempunyai 3 cabang, sedangkan bronkiolus yang menuju paru-paru sebelah kiri
hanya bercabang 2.
Bronkiolus adalah cabang dari bronkus dan memiliki dinding yang lebih tipis,
pada ujung bronkiolus terdapat banyak sekali gelembung-gelembung kecil yang
dinamakan alveolus.fungsi dari bronkiolus adalah sebagai media yang
menghubungkan oksigen yang kita hirup agar mencapai paru-paru.
d. Paru-paru
Paru merupakan organ utama dalam sistem pernapasan. Paru terletak di
dalam rongga torak setinggi tulang selangka sampai dengan diafragma. Paru terdiri
atas beberapa lobus yang diselaputi oleh pleura yaitu pleura parfetalis dan pleura
viseralis, serta dilindungi oleh cairan pleura yang berisi
cairan surfaktan.
Paru sebagai alat pernapasan utama terdiri dari dua bagian (paru kanan dan paru
kiri) dan pada bagian tengah dari organ tersebut terdapat organ  jantung beserta
pembuluh darah yang berbentuk kerucut, dengan bagian puncak di sebut apeks.
Paru memiliki jaringan yang bersifat elastik, berpori dan memiliki fungsi sebagai
tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida.
Anatomi paru
Paru-paru merupakan sebuah organ yang sebagian terdiri dari gelembung-
gelembung udara atau alveoli. Paru-paru dibagi menjadi 2 bagian, yaitu  :
1) Paru-paru kanan, terdiri dari 3 lobus, yaitu lobus superior, lobus media, dan
lobus inferior.
2) Paru-paru kiri, terdiri dari 2 lobus, yaitu lobus superior dan lobus inferior.
(Syaifuddin, 1997).

7
B. Proses Oksigenasi
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika).
Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam
proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air.  Akan
tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak
yang cukup bermakna terhadap akrivitas sel. (wahit iqbal Mubarak, 2007)

Udara masuk secara berurutan, yaitu :

Rongga hidung - faring – laring –trakea – bronkus – bronkiolus- alveolus.


Proses pemenuhan oksigenisasi dalam tubuh terdiri atas tiga tahapan, yaitu :
1) Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau
dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi di pengaruhi oleh beberapa hal, yaitu adanya
perbedaan tekanan antara atmosfer dengan paru, semakin tinggi tempat maka tekanan
udara semakin rendah, demikian sebaliknya, semakin rendah tempat tekanan udara
semakin tinggi.
Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah complienci dan recoil.  Complience
merupakan kemampuan paru untuk mengembang. sedangkan recoil adalah kemampuan
CO2 atau kontraksi menyempitnya paru. Pusat pernapasan, yaitu medulla oblongata dan
pons, dapat dipengaruhi oleh ventilasi. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain :
 Adanya konsentrasi oksigen di atmosfer.
 Adanya kondisi jalan napas yang baik.
 Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru dalam melaksanakan
ekspansi atau kembang kempis.
2) Difusi
Merupakan pertukaran antara O2 dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO2 dari
kapiler ke alveoli. Proses difusi gas ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
Luasnya permukaan paru-paru
Tebal membran respirasi/permeabilitas (epitel alveoli dan interstisial).
Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2.
Afinitas gas
3) Transportasi
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Pada proses transportasi, O2 akan berikatan
dengan Hb membentuk oksihemoglobin (97%) dan larut dalam plasma (3%). Sedangkan
CO2 akan berikatan dengan Hb membentuk karbominohemoglobin (30%), larut dalam
plasma (5%), dan sebagian menjadi HCO3 berada dalam darah (65%).
Transportasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya :
Kardiak output
Kondisi pembuluh darah
Latihan (exercise )
Hematokrit
Eritrosit dan kadar Hb

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi


1. Saraf Otonom
Pada rangsangan simpatis dan parasimpatis dari saraf otonom dapat
mempengaruhi kemampuan untuk dilartasi dan kontriksi. Hal ini dapat terlihat ketika
terjadi rangsangan baik oleh simpatis maupun parasimpatisketika terdjadi rangsangan.
Ujung saraf dapat mengeluarkan neurotransmitter (simpatis mengeluarkan noradrenalin
yang berpengaruh pada bronkodilatasi, Parasimpatis mengeluarkan esetilkolin yang

8
berpengaruh pada bronkokonstirksi) karena pada saluran pernapasan terdapat reseptor
adrenergic dan reseptor kolinergik.
2. Hormonal dan Obat
Semua hormon termasuk devirat katekolamin dapat melebarkan saluran
pernapasan. Obat yang tergolong parasimpatis dapat melebarkan saluran napas, seperti
sulfas atropine, ekstrak Belladona dan obat yang menghambat adrenergic tipe beta
(khususnya beta-2) dapat mempersempit saluran napas (bronkokontriksi) seperti obat
yang tergolong beta bloker nonselektif.
3. Alergi pada saluran napas
Banyak faktor yang menimbulkan keadaan alergi antara lain debu, bulu binatang,
serbuk benang sari bunga, kapuk, makanan dan lain-lain.
4. Faktor perkembangan
Tahap perkembangan anak dapat memengaruhi jumlah kebutuhan oksigenasi
karena usia organ di dalam tubuh seiring dengan usia perkembangan anak.
5. Faktor lingkungan
Kondisi lingkungan yang dapat memengaruhi kebutuhan oksigenasi, seperti faktor
alergi, ketinggian dan suhu. Kondisi-kondisi tersebut memengaruhi kemampuan adaptasi.
6. Faktor perilaku
Perilaku yang di maksud diantaranya adalah perilaku dalam mengkonsumsi
makanan (status nutrisi), seperti orang obesitas dapat mempengaruhi dalam proses
pengembangan paru, kemudian perilaku aktivitas, seperti perilaku merokok dapat
menyebabkan proses penyempitan pada pembuluh darah dan lain-lain.

D. Gangguan / Masalah Kebutuhan Oksigenasi


1. Hipoksia
Tidak kuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi
atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh
menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan
seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda
tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi
meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.
2. Perubahan pola pernapasan
a. Takipnea
Takipnea adalah frekuensi pernapasan teratur namun cepat secara tidak merata
(> 24/ menit)
b. Branipnea
Adalah frekuensi pernapasan teratur namun lambat secara tiak normal ( kurang
dari 12 /menit)
c. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena
kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti
osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek,
nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.
d. Kussmaul
Adalah pernapasan cepat secara tidak normal dan frekuensi meningkat, misal
dalam keadaan asidosis metabolik
e. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2
tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada
keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan
hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak
seimbangan elektrolit.
f. Dispnea
Merupakan perasaan sesak dan berat saat bernafas.

9
g. Ortopnea
Merupakan kesulitan bernafas kecuali dalam posisi duduk atau berdiri dan pola ini
sering  di temukan pada seseorang yang mengalami kongestik paru.
h. Cheyne stokes
Merupakan frekuensi dan kedalaman pernapasan tidak teratur, di tandai dengan
periode apnea dan hiperventilasi yang berubah-ubah.
i. Pernapasan paradoksial
Merupakan pernapasan dimana dinding paru-paru bergerak berlawanan arah dari
keadaan normal.
j. Biot
Merupakan pernapasan dangkal secara tidak normal untuk dua atau tiga napas di
ikuti periode apnea yang tidak teratur.
k. Stridor
Merupakan pernapasan bising yang terjadi karena penyempitan pada saluran
pertanyaan.
3. Obstruksi jalan napas
Merupakan gangguan yang  menimbulkan penyumbatan pada saluran pernapasan.
1. Pertukaran gas
Merupakan proses pengambilan gas oksigen dari lingkungan dan pengeluaran karbon
dioksida dari dalam tubuh makhluk hidup.
Bernafas merupakan salah satu ciri utama makhluk hidup. Proses pertukaran gas oksigen
dan karbon dioksida berlangsung secara difusi.
Oksigen akan menuju semua sel dalam semua jaringan melalui alat-alat pernafasan.

E. Tindakan Untuk Mengatasi Masalah Kebutuhan Oksigenasi


a. Latihan napas
Latihan napas merupakan cara bernapas untuk memperbaiki ventilasi alveoli atau
memelihara pertukaran gas, mencegah atelektaksis, meningkatkan efisiensi batuk, dan
dapat mengurangi stress.
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi pasien untuk duduk atau telentang
• Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik napas terlebih dahulu
melalui hidung dengan mulut tertutup
• Kemudian anjurkan pasien untuk menahan napas sekitar 1-1,5 detik dan disusul
dengan menghembuskan napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang
meniup
• Catat respon pada pasien yang terjadi
• Cuci tangan anda
a. Latihan batuk efektif
Latihan batuk efektif merupakan cara melatih pasien yang tidak memiliki
kemampuan batuk secara efektif untuk membersihkan jalan napas (laring, trachea, dan
bronkhiolus) dari secret atau benda asing.
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Atur posisi pasien dengan duduk di tepi tempat tidur dan membungkuk ke depan
• Anjurkan pasien untuk menarik napas, secara pelan dan dalam, dengan
enggunakan pernapasan diafragma
• Setelah itu minta pasien menaahan napas selama ± 2 detik
• Batukkan pasien 2 kali dengan mulut terbuka
• Minta pasien melakukan Tarik napas dengan ringan

10
• Istirahat
• Catat respons yang terjadi pada pasien
• Cuci tangan anda
b. Pemberian oksigen
Pemberian oksigen merupakan tindakan memberikan oksigen kedalam paru-paru
melalui saluran pernapasan dengan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada pasien
dapat melalui tiga cara yaitu, : melalui kanula, nasal, dan masker.

Tujuan pemberian oksigen adalah :


• Memenuhi kebutuhan oksigen
• Mencegah terjadinya hipoksia
• Membantu kelancaran metabolisme
• Sebagai tindakan pengobatan
• Mengurangi beban kerja alat nafas dan jantung
Persiapan Alat dan Bahan :
• Tabung oksigen lengkap dengan flowmeter dan humidifier
• Nasal kateter, kanula, atau masker
• Vaselin,/lubrikan atau pelumas (jelly)
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
• Cek flowmeter dan humidifier
• Hidupkan tabung oksigen
• Atur posisi semifowler atau posisi yang telah disesuaikan dengan kondisi pasien
• Berikan oksigen melalui kanula atau masker
• Apabila menggunakan kateter, ukur dulu jarak hidung dengan telinga, setelah itu
berikan lubrikan dan masukkan
• Catat pemberian dan lakukan observasi pada pasien
• Cuci tangan anda

c. Fisioterapi dada
Fisioterapi dada merupakan tindakan melakukan postural drainage, clapping, dan
vibrating pada pasien dengan gangguan system pernapasan untuk meningkatkan efisiensi
pola pernapasan dan membersihkan jalan napas.

Tujuan  fisioterapi dada adalah :


• Meningkatkan efisiensi pola pernafasan
• Membersihkan jalan nafas
Persiapan Mat dan Bahan :
• Pot sputum berisi desinfektan
• Kertas tisu
• Dua balok tempat tidur (untuk postural drainage)
• Satu bantal (untuk postural drainage)
Prosedur Kerja fisioterapi dada antara lain sebagai  berikut :

11
1. Postural drainage
merupakan tindakan dengan menempatkan pasien dalam berbagai posisi
untuk mengalirkan sekret di saluran pernafasan. Tindakan postural drainase diikuti
dengan tindakan clapping (penepukan) dan vibrating (vibrasi/getaran).
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
• Miringkan pasien kekiri (untuk membersihkan bagian paru-paru kanan)
• Miringkan pasien kekanan (untuk membersihkan badian paru-paru kiri)
• Miringkan pasien ke kiri dengan tubuh bagian belakang kanan disokongsatu
bantal (untuk membersihkan bagian lobus tengah)
• Lakukan postural drainage ± 10-15 menit
• Observasi tanda vital selama prosedur
• Setelah pelaksanaan postural drainage, dilakukan clapping, vibrating,
dansuction
• Lakukan hingga lender bersih
• Catat respon yang terjadi pada pasien
 Cuci tangan

Untukposisi ini, pasien berbaringtengkurapdi tempat tidurdataratau meja.


Duabantalharus ditempatkan di
Bawahpinggul.PengasuhPerkusidanbergetaratas bagianbawahtulang belikat, di
keduasisikanan dan kiritulang belakang, menghindariperkusilangsungatau
getaranselamatulang belakangitu sendiri.

2. Clapping (penepukan)
Clapping dilakukan dengan menepuk dada posterior dan memberikan getaran
(vibrasi) tangan pada daerah tersebut yang dilakukan pada saat pasien
ekspirasi
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
• Atur posisi pasien sesuai dengan kodisinya
• Lakukan clapping dengan cara kedua tangan perawat menepuk punggung
pasien secara bergantian hingga ada rangsangan batuk
• Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung
sputum pada pot sputum
• Lakukan hingga lendir bersih
• Catat respon yang terjadi  pada pasien
• Cuci tangan
3. Vibrating (menggetarkan)
Suatu tindakan yang diberikan kepada penderita dengan jalan latihan
bernapas, menggetarkan daerah dinding dada
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilaksanakan
• Atur posisi pasien sesuai dengan kondisinya
• Lakukan vibrating dengan menganjurkan pasien untuk menarik napas
dalam dan meminta pasien untuk mengularkan napas perlahan-lahan.
Untuk itu, letakkan kedua tangan diatas bagian samping depan dari cekungan
iga dan getarkan secara perlahan- lahan.hal tersebut dilakukan secara berkali
kali hingga pasien ingin batuk dan mengeluarkan sputum
• Bila pasien sudah batuk, berhenti sebentar dan anjurkan untuk menampung
sputum di pot sputum
• Lakukan hingga lendir bersih
• Catat respon yang terjadi pada pasien
• Cuci tangan
d. Pengisapan lendir

12
Pengisapan lender (suction)  merupakan tindakan perawatan yang dilakukan pada
yang tidak mampu mengeluarkan secret dan lendir secara mandiri dengan
mnggunakan alat penghisap.

Tujuan pengisapan lendir :


• Membersihkan jalan nafas
• Memenuhi kebutuhan oksigen
Persiapan Mat dan Bahan :
• Mat pengisap lendir dengan botol yang berisi larutan desinfektan
• Kateter pengisap lendir
• Pinset steril
• Dua kom berisi laturan akuades/NaC1 0,9% dan larutan desinfektan
• Kasa steril
• Kertas tisu
Prosedur Kerja :
• Cuci tangan
• Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan diaksanakan
• Atur pasien dalam posisi telentang dan kepala miring kearah perawat
• Gunakan sarung tangan
• Hubungakan kateter penghisap dengan selang penghisap
• Hidupkan mesin penghisap
• Lakukan penghisapan lendir dengan memasukkna kateter pengisap ke dalam
kom berisi akuades atau NaC1 0,9% untuk mencegah trauma mukosa
• Masukkan kateter pengisap dalam keadaan tidak mengisap
• Tarik lendir dengan memutar kateter pengisap sekitar 3-5 detik
• Bilas kateter dengan akuades atau NaC1 0,9%
• Lakukan hingga lendir bersih
• Catat respon yang terjadi
• Cuci tangan

MATERI LEOMPOK 3
Kebutuhan cairan dan elektrolit

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh


          Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap sehat.
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi
homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai
cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya. Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar
yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler.Cairan intraseluler adalah cairan yang berada di

13
dalam sel di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan
transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskuler, cairan intersitial
adalah cairan yang terletak diantara sel, sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus
seperti cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna. Distribusi Cairan
TubuhDidistribusikan dalam dua kompartemen yang berbeda yaitu :
a) Cairan Ekstrasel
Terdiri dari cairan interstisial (CIS) dan Cairan Intravaskular. Cairan interstisial mengisi ruangan
yang berada diantara sebagian besar sel tubuh dan menyusun sebagian besar cairan tubuh. Sekitar
15% berat tubuh merupakan cairan tubuh interstisial. Cairan intravascular terdiri dari plasma, bagian
cairan limfe yang mengandung air tidak berwarna, dan darah mengandung suspensi leukosit, eritrosit,
dan trombosit. Plasma menyusun 5% berat tubuh.

b) Cairan Intrasel
adalah cairan didalam membran sel yang berisi subtansi terlarut atau solut yang penting untuk
keseimbangan cairan dan elektrolit serta untuk metabolisme. Cairan intrasel membentuk 40% berat
tubuh. Kompartemen cairan intrasel memiliki banyak solute yang sama dengan cairan yang berada
diruang ekstrasel. Namun proporsi subtansi subtansi tersebut berbeda. Misalnya, proporsi kalium
lebih besar didalam cairan intrasel daripada dalam cairan ekstasel. 
          Secara Skematis Jenis dan Jumlah Cairan Tubuh dapat digambarkan sebagai berikut :
Distribusi cairan tubuh adalah relatif tergantung pada ukuran tubuh itu sendiri.
• Dewasa 60%
• Anak-ank 60 – 77%
• Infant 77%
• Embrio 97%
• Manula 40 – 50 %

b. Fungsi Cairan Tubuh


• memberi bentuk pada tubuh
• berperan dalam pengaturan suhu tubuh
• berperan dalam berbagai fungsi pelumasan
• sebagai bantalan
• sebagai pelarut dan tranfortasi berbagai unsur nutrisi dan elektrolit
• media untuk terjadinya berbagai reaksi kimia dalam tubuh
• untuk performa kerja fisik 

B. Komposisi Cairan Tubuh

14
Zat Plasma
(mOsm/l) Intertisial
(mOsm/l) Intraselular
(mOsm/l)
Na+ 142 139 14
K+ 4,2 4,0 140
Ca2+ 1,3 1,2 0
Mg2+ 0,8 0,7 20
Cl- 108 108 4
HCO3- 24 28,3 1,0
HPO4-, H2PO4 2 2 11
SO42- 0,5 0,5 1
Fosfokreatin - - 45
Kamosin - - 14
Asam amino 2 2 8
Kreatin 0,2 0,2 9
Laktat 1,2 1,2 1,5
Adenosin trifosfat - - 5
Heksosa monofosfat - - 3,7
Glukosa 5,6 5,6 -
Protein 1,2 1,2 4
Ureum 4 4 4
Lain-lain 4,8 3,9 10
Total mOsm/l 301,8 300,8 301,2
Aktivitas osmolar terkoreksi 282 281 281
Tekanan osmotik total 5443 5423 5423

C. Pergerakan Cairan Tubuh


a. Difusi
Perpindahan partikel melewati membran permeabel dan sehingga kedua kompartemen larutan atau
gas menjadi setimbang. Partikel listrik juga dapat berdifusi karena ion yang berbeda muatan dapat
tarik menarik. Kecepatan difusi (perpindahan yang terus menerus dari molekul dalam suatu larutan
atau gas) dipengaruhi oleh :
• Ukuran molekul ( molekul kecil lebih cepat berdifusi dari molekul besar).
• Konsentrasi molekul (molekul berpindah dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).
• Temperatur larutan (temperatur tinggi meningkatkan kecepatan difusi).
b. Osmosis

15
Pelarut bergerak melewati membran menuju larutan yang berkonsentrasi lebih tinggi. Tekanan
osmotik terbentuk ketika dua larutan berbeda yang dibatasi suatu membran permeabel yang selektif.
Proses osmosis (perpindahan pelarut dari dari yang konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi),
dipengaruhi oleh :
• Pergerakan air
• Semipermeabilitas membran.
c. Transfor aktif
Merupakan proses pemindahan molekul atau ion yang memiliki gradien elektrokimia dari area
berkonsentrasi rendah menuju konsentrasi yang lebih tinggi. Pada proses ini memerlukan molekul
ATP untuk melintasi membran sel.
d. Tekanan hidrostatik
Gaya dari tekanan zat cair untuk melawan tahanan dinding pembuluh darah. Tekanan hidrostatik
berada diantara arteri dan vena (kapiler) sehingga larutan berpindah dari kapiler ke intertisial.
Tekanan hidrostatik ditentukan oleh :
• kekuatan pompa jantung
• kecepatan aliran darah
• tekanan darah arteri
• tekanan darah vena
e. Filtrasi
 Filtrasi dipengaruhi oleh adanya tekanan hidrostatik arteri dan kapiler yang lebih tinggi dari ruang
intertisial. Perpindahan cairan melewati membran permeabel dari tempat yang tinggi tekanan
hidrostatiknya ke tempat yang lebih rendah tekanan hidrostatiknya.
f. Tekanan osmotik koloid
Terbentuk oleh larutan koloid (protein atau substansi yang tidak bisa berdifusi) dalam plasma.
Tekanan osmotik koloid menyebabkan perpindahan cairan antara intravaskuler dan intertisial
melewati lapisan semipermeabel. Hal ini karena protein dalam intravaskuler 16x lebih besar dari
cairan intertisial, cairan masuk ke capiler atau kompartemen pembuluh darah bila pompa jantung
efektif.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a) Fase I :
Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi dan oksigen diambil
dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b) Fase II :
 Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel
c) Fase III :

16
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial masuk ke dalam sel.
Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan membran semipermiabel mampu
memfilter tidak semua substansi dan komponen dalam cairan tubuh ikut berpindah. 

D. Pengaturan Cairan tubuh


Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari keseimbangan antara jumlah cairan yang masuk dan
jumlah cairan yang keluar.
1. Asupan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa adalah ± 2500cc per hari. Asupan
cairan dapat langsung berupa cairan atau ditambah dari makanan lain. Pengaturan mekanisme
keseimbangan cairan ini menggunakan mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka
mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi ketidakseimbangan volume cairan
tubuh di mana asupan cairan kurang atau adanya perdarahan, maka curah jantung menurung,
menyebabakan terjadinya penurunan tekanan darah.
2. Pengeluaran
Pengeluaran (output) cairan sebagai bagian dalam mengimbangi asupan cairan pada orang dewasa,
dalam kondisi normal adalah ±2300 cc. Jumlah air yang paling banyak keluar berasal dari ekskresi
ginjal (berupa urine), sebanyak ±1500 cc per hari pada orang dewasa. Hal ini juga dihubugkan dengan
banyaknya asupan air melalui mulut. Asupan air melalui mulut dan pengeluaran air melalui ginjal
mudah diukur, dan sering dilakukakan melalui kulit (berupa keringat) dan saluran pencernaan (berupa
feses). Pengeluaran cairan dapat pula dikategorikan sebagai pengeluaran cairan yang tidak dapat
diukur karena, khususnya pada pasien luka bakar atau luka besar lainnya, jumlah pengeluaran cairan
(melalui penguapan) meningkat sehingga sulit untuk diukur. Pada kasus seperti ini, bila volume urine
yang dikeluarkan kurang dari 500 cc per hari, diperlukan adanya perhatian khusus. Setiap 1 derajat
celcius akan berpengaruh pada output cairan.
Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan asupan dan
pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan, deman, keringat,
dan diare dapat menyebabkan kehilangan cairan secara berlebihan adalah muntah secara terus
menerus.   
Hasil-hasil pengeluaran cairan adalah:
1) Urine
Pembentukan urine terjadi di ginjal dan dikeluarkan melalui vesika urinaria (kandung kemih). Proses
ini merupakanproses pengeluaran cairan tubuh yang utama. Cairan dalam ginjal disaring pada
glomerulus dan dalam tubulus ginjal untuk kemudian diserap kembali ke dalam aliran darah. Hasil
ekskresi terakhir proses ini adalah urine. Jika terjadi penurunan volume dalam sirkulasi darah,
reseptor atrium jantung kiri dan kanan akan mengirimkan impuls kembali ke ginjal dan memproduksi
ADH sehingga mempengaruhi pengeluaran urine.

17
2) Keringat
Keringat terbentuk bila tubuh menjadi panas akibat pengaruh suhu yang panas. Keringat banyak
mengandung garam, urea, asam laktat, dan ion kalium. Banyaknya jumlah keringat yang keluar akan
memengaruhi kadar natrium dalam plasma.
3) Feses
Feses yang keluar mengandung air dan sisanya berbentuk padat. Pengeluaran air melalui feses
merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya. Jika cairan yang keluar melalui feses
jumlahnya berlebihan,maka dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas. Jumlah rata-rata pengeluaran
cairan melalui feese adalah 100 ml/hari. 
E. Pengaturan Elektrolit
1. Natrium (Na+)
Merupakan kation paling banyak dalam cairan ekstrasel. Na+ mempengaruhi keseimbanagan air,
hantaran impuls saraf dan kontraksi otot.  ion natrium di dapat dari saluran pencernaan, makanan atau
minuman masuk ke dalam cairan ekstrasel  melalui proses difusi. Pengeluaran ion natrium melalui
ginjal, pernapasan, saluran pencarnaan, dan kulit. Pengaturan konsentrasi  ion di lakukan oleh ginjal.
Normalnyasekitar 135-148 mEq/lt.
2. Kalium (K+)
Merupakan kation utama cairan intrasel. Berfungsi sebagai excitability neuromuskuler dan kontraksi
otot. Diperlukan untuk pembentukan glikogen, sintesa protein, pengaturankeseimbanaganasambasa,
karena ion K+ dapatdiubahmenjadi ion hidrogen (H+). Kalium dapat diperoleh melalui makanan
seperti daging, buah-buahan dan sayur-sayuran. Kalium dapat dikeluarkan melalui ginjal, keringat dan
saluran pencernaan. Pengaturan konsentrasi kalium dipengaruhi oleh perubahan ion kalium dalam
cairan ekstrasel.Nilainormalnyasekitar 3,5-5,5 mEq/lt.
3. Kalsium (Ca2+)
Kalsium merupakan ion yang paling banyak dalam tubuh, berguna untuk integritas kulit dan struktur
sel, konduksi jantung, pembekuan darah, serta pembentukan tulang dan gigi. Kalsium dalam cairan
ekstra sel diatur oleh kelenjar paratiroid dan tiroid. Hormon paratiroid mengabsorpsi kalisum melalui
gastrointestinal, sekresi melalui ginjal. Hormon thirocalcitonin menghambat penyerapan Ca+tulang.
Kalsuim diperoleh dari absorpsi usus dan resorpsi tulang dan di keluaran melalui ginjal, sedikit
melalui keringaserta di simpan dalam tulang. Jumlah normal kalsium 8,5 – 10,5 mg/dl.
4. Magnesium (Mg2+)
Merupakan kation terbanyak kedua pada cairan intrasel. Sangat penting untuk aktivitas enzim,
neurochemia, dan muscular excibility.  Sumber magnesium didapat dari makanan seperti sayuran
hijau, daging dan ikan. Nilai normalnya sekitar 1,5-2,5 mEq/lt.
5. Klorida (Cl ˉ )
Terdapat pada cairan ekstrasel dan intrasel, berperan dalam pengaturan osmolaritas serum dan volume
darah, regulasi asam basa, berperan dalam bufer pertukaran oksigen, dan karbon dioksida dalam sel

18
darah merah. Klorida disekresi dan di absorpsi bersama natrium di ginjal dan pengaturan klorida oleh
hormin aldosteron.Normalnya sekitar 95-105 mEq/lt.
6. Bikarbonat (HCO3ˉ )
HCO3 adalah buffer kimia utama dalam tubuh dan terdapat pada cairan ekstra sel dan intrasel dengan
fungsi utama adalah regulasi keseimbangan asam basa. Biknat diatur oleh ginjal.
7. Fosfat
Merupakan anion buffer dalam cairan intrasel dan ekstrasel. Berfungsi untuk meningkatkan kegiatan
neuromuskular, metabolisme karbohidrat, pengaturan asam basa. Pengaturan oleh hormon paratiroid.
  Nilai-nilai normalnya yaitu: 
Jeniscairandanelektrolit Nilai normal dalamtubuh
-      Potasium [K+]
-      Sodium [Na+]
-      Kalsium [Ca2+]
-      Magnesium [Mg2+]
-      Fosfat [PO42-]
-      Klorida [Cl-]
-      Bikarbonat [HCO3] 3.5 – 5 mEq/L
- 135 – 145 mEq/L
- 8.5 – 10.5 mg/dl (4.5 – 5.8 mEq/L)
- 1.5 – 2.5 mEq/L
- 2.7 – 4.5 mg/dl
-98 – 106 mEq/L
-24 – 28 mEq/L

F. Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


1. Ketidakseimbangan cairan
Ketidakseimbangan cairan meliputi dua kelompok dasar, yaitu gangguan keseimbangan isotonis dan
osmolar.Ketidakseimbangan isotonis terjadi ketika sejumlah cairan dan elektrolit hilang bersamaan
dalam proporsi yang seimbang. Sedangkan ketidakseimbangan osmolar terjadi ketika  kehilangan
cairan tidak diimbangi dengan perubahan kadar elektrolit dalam  proporsi yang seimbang sehingga
menyebabkan perubahan pada konsentrasi dan osmolalitas serum. Berdasarkan hal tersebut, terdapat
empat  kategori  ketidak seimbangan cairan, yaitu :
a. Kehilangan cairan dan elektrolit isotonik
b. Kehilangan cairan (hanya air yang berkurang)
c. Penigkatan cairan dan elektrolit isotonis, dan
d. Penigkatan osmolal (hanya air yang meningkat)
       2. Defisit Volume Cairan

19
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan  cairan   dan elektrolit ekstraseluler dalam
jumlah yang proporsional (isotonik). Kondisi seperti ini disebut juga hipovolemia.Umumnya,
gangguan ini diawali dengan kehilangan cairan intravaskuler, lalu diikuti dengan   perpindahan cairan
interseluler menuju intravaskuler sehingga menyebabkan penurunan cairan ekstraseluler.Untuk untuk
mengkompensasi kondisi ini, tubuh melakukan pemindahan cairan   intraseluler. Secara umum,
defisit  volumecairan disebabkan oleh beberapa hal, yaitu kehilangan   cairan abnormal melalui kulit,
penurunan asupan cairan, perdarahan dan pergerakan cairan ke lokasi ketiga (lokasi tempat cairan
berpindah dan tidak mudah  untuk mengembalikanya ke   lokasi semula dalam  kondisi cairan
ekstraseluler istirahat). Cairan dapat berpindah dari  lokasi  intravaskuler  menuju lokasi potensial
seperti pleura, peritonium, perikardium, atau rongga sendi. Selain itu,  kondisitertentu, seperti
terperangkapnya cairan dalam saluran pencernaan, dapat terjadi akibat obstruksi saluran pencernaan.
3. Defisit Cairan
Faktor Resiko :
a. kehilangan cairan berlebih (muntah, diare,dan pengisapan lambung) tanda klinis : kehilangan berat
badan.
b. ketidakcukupan asupan cairan (anoreksia, mual muntah, tidak ada cairan dan depresi konfusi) tanda
klinis : penurunan tekanan darah. 
4. Dehidrasi
Dehidrasi disebut juga ketidakseimbangan hiiper osmolar, terjadi akibat kehilangan cairan yang tidak
diimbangi dengan kehilangan elektrolit dalam jumlah proporsional, terutama natrium.Kehilangan
cairan menyebabkan peningkatan kadarnatrium, peningkatan osmolalitas, serta dehidrasi intraseluler.
Air berpindah dari  sel  dan  kompartemen interstitial  menuju ruang vascular. Kondisi ini
menybabkan  gangguan fungsi sel da kolaps sirkulasi. Orang yang beresiko mengalami dehidrasi
salah satunya adalah individu lansia.Mereka mengalami penurunan respons haus atau pemekatan
urine.Di samping itu lansia memiliki  proporsi lemak yang lebih besar sehingga beresiko tunggi
mengalami dehidrasi akibat cadangan air yang sedikit dalam tubuh.Klien dengan diabetes insipidus
akibat penurunan hormon diuretik sering mengalami kehilangan cairan tipe hiperosmolar. Pemberian
cairan  hipertonik juga meningkatkan jumlah solute dalam aliran darah.
5. Kelebihan Volume Cairan (Hipervolemia)
Kelebihan volume cairan terjadi apabila tubuh menyimpan cairan   dan  elektrolit dalam kompartemen
ekstraseluler dalam proporsi yang seimbang. Karena adanya retensi cairan isotonik, konsentrasi
natrium dalam serum masih normal. Kelebihan cairan tubuh hampir   selalu   disebabkan  oleh 
penungkatan   jumlah natrium dalam serum. Kelebihan cairan terjadi akibat overload cairan/adanya
gangguan mekanisme homeostatispada proses regulasi keseimbangan cairan.  
Penyebab spesifik kelebihan cairan, antara lain :
a. Asupan natrium yang berlebihan

20
b. Pemberian infus berisi natrium terlalu cepat dan banyak, terutama pada klien dengan gangguan
mekanisme regulasi cairan.
c. Penyakit yang mengubah mekanisme regulasi, seperti gangguan jantung (gagal ginjal kongestif),
gagal ginjal, sirosis hati, sindrom Cushing
d. Kelebihan steroid.
e. Kelebihan Volume Cairan
Factor resiko :
a) Kelebihan cairan yang mengandung natrium dari terapi intravena Tanda klinis : penambahan berat
badan
b) Asupan cairan yang mengandung natrium dari diet atau obat-obatan Tanda klinis : edema perifer
dan nadi kuat
6. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang berlebihan dalam kompartemen 
ekstraselulermeningkatkan tekanan osmotik. Akibatnya, cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan
penumpukan cairan dalm ruang interstitial (Edema). Edema yang sering  terlihat disekitar mata, kaki
dan tangan. Edema dapat bersifat local atau menyeluruh, tergantung pada kelebihan cairan yang
terjadi. Edema dapat terjadi ketika adapeningkatan   produksi cairan interstisial/gangguan perpindahan
cairan interstisial.
Hal ini dapat terjadi ketika:
a. Permeabilitas kapiler meningkat (mis.,karena luka bakar, alergi yang menyebabkan perpindahan
cairan dari kapiler menuju ruang interstisial).
b. Peningkatan hidrostatik kapiler meningkat (mis., hipervolemia, obstruksisirkulasi vena) yang
menyebabkan cairan dalam pembuluh darahterdorong ke ruang interstisial.
c. Perpindahan cairan dari ruangan interstisial terhambat (mis., pada blokade limfatik).
Edema pitting adalah edema yang meninggalkan sedikit depresi atau cekungan setelah dilakukan  
penekanan pada area yang bengkak.  Cekungan unu terjadiakibat pergerakan cairan dari daerah yang
ditekan menuju jaringan sekitar (menjauhi lokasi tekanan). Umumnya, edema jenis ini adalah edema
yang disebabkan oleh gangguan natrium. Adapun edema yang disebabkan oleh retensi cairan hanya
menimbulkan edema non pitting. 
G. Faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan Elektrolit Cairan Tubuh
1. Usia
Asupan cairan individu bervariasi berdasarkan usia. Dalam hal ini, usiaberpengaruh terhadap proporsi
tubuh, luas permukaan tubuh, kebutuhan metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa
pertunbuhan memiliki proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa.Karenanya,
jumlah cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar dibandingkan orang
dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik
yang tinggi serta kondisi ginjal mereka yang belum atur dibandingkan ginjal orang dewasa.

21
Kehilangan   cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan pernapasan.   
Pada individu lansia, ketidakseimbangan cairan dan elektrolit sering disebabkan oleh   masalah
jantung atau gangguan ginjal.
2. Aktivitas
Aktivitas hidup seseorang sangat berpengaruh terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit. Aktivitas
menyebabkan peningkatan proses metabolisme dalam tubuh. Hal ini mengakibatkan penigkatan
haluaran cairan melalui keringat. Dengan demikian, jumlah  cairan yang dibutuhkan juga meningkat.
Selain itu,kehilangan cairan yang tidak disadari (insensible water loss) juga mengalami peningkatan
laju pernapasan dan aktivasi kelenjar keringat.
3. Iklim
Normalnya,individu yang tinggal di lingkungan yang iklimnya tidak terlalu panas tidak akan
mengalami pengeluaran cairan yang ekstrem melalui kulit dan pernapasan. Dalam situasi ini, cairan
yang keluar umumnya tidak dapat disadari (insensible water loss,  IWL). Besarnya IWL pada tiap
individu bervariasi, dipengaruhi oleh suhu lingkungan, tingkat metabolisme,dan usia. Individu yang
tinggal di lingkungan yang bertsuhu tinggi atau di dearah dengan kelembapan yang rendah akan lebih
sering mengalami kehilangan cairandan elektrolit. Demikian pula  pada orang yang bekerja berat di 
lingkungan yang bersuhu tinggi, mereka dapat kehilangan cairan sebanyak lima litet sehari melalui
keringat. Umumnya, orang yang biasa berada di lingkungan panas akan  kehilangan cairan sebanyak
700 ml per jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan orang yang tidak biasa berada di
lingkungan  panas dapat kehilangan cairan hingga dua liter per jam.
4. Diet
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika asupan makanan tidak
seimbang, tubuh berusaha memcah simpanan protein dengan terlebih dahulu memecah simpanan
lemak dan glikogen. Kondisi ini menyebabkan penurunan kadar albumin.
5. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat stress, tubuh mengalami
peningkatan metabolism seluler, peningkatan konsentrasi glukosa darah, dan glikolisis otot.
Mekanisme ini mengakibatkan retensi air dan natrium.Disamping itu, stress juga menyebabkan
peningkatan produksi hormone anti deuritik yang dapat mengurangi produksi urine.
6. Penyakit
Trauma pada jaringan dapat menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit dasar sel atau jaringan
yang rusak (mis., Luka robek, atau luka bakar). Pasien yang menderita diare juga dapat mengalami
peningkatan kebutuhan cairan akibat kehilangan cairan melalui saluran gastro intestinal. Gangguan
jantung dan ginjal juga  dapat menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Saat aliran
darah ke ginjal menurun karena kemampuan pompajantung menurun, tubuh akan melakukan
penimbunan cairan dan natrium sehingga terjadi retensi cairan dan kelebihan beban cairan
(hipervelomia). Lebih lajut, kondisi inidapat menyebabkan edema paru. Normalnya, urine akan

22
dikeluarkan dalam jumlah yang cukup untukmenyeimbangkan cairan dan elektrolit serta kadar asam
dan basa dalam tubuh. Apabila asupan cairan banyak, ginjal akan memfiltrasi cairan lebih banyak dan
menahan ADH sehingga produksi urine akan meningkat. Sebaliknya, dalam keadaan kekurangan
cairan, ginjal akan menurunkanproduksi urine dengan berbagi cara. Diantaranya peningkatan
reapsorpsi tubulus, retensi natrium dan pelepasan renin. Apabila ginjal mengalami kerusakan,
kemampuan ginjal untuk melakukan regulasi akan menurun. Karenanya, saat terjadi gangguan ginjal
(mis., gagal ginjal) individu dapat mengalami oliguria (produksi urine kurang dari  40ml/ 24 jam)
sehingga anuria (produksi urine kurang dari  200 ml/ 24 jam).
7. Tindakan Medis
Beberapa tindakan medis menimbulkan efek sekunder terhadap kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh.
Tindakan pengisapan cairan lambung dapat menyebabkan penurunan kadar kalsium dan kalium.
8. Pengobatan
Penggunaan beberapa obat seperti Diuretik maupun laksatif secara berlebihan dapat menyebabkan
peningkatan kehilangan cairan dalam tubuh.Akibatnya, terjadi defist cairan tubuh. Selain itu,
penggunan diuretic menyebabkan kehilangan natrium sehingga kadar kalium akan meningkat.
Penggunaan kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh.
9. Pembedahan
Klien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi mengalami ketidakseimbangan cairan. Beberapa
klien dapat kehilangan banyak darah selama perode operasi, sedangkan beberapa klien lainya justru
mengalami kelebihan beban cairan  akibat asupan cairan berlebih melaluiintravena selama
pembedahan atau sekresi hormon ADH selama masa stress akibat obat-obat anastesia. 

MATERI KELOMPOK 4
PEMENUHAN KEBUTUHAN ISTIRAHAT DAN TIDUR

PEMBAHASAN

1 Pengertian Istirahat Dan Tidur

a)      Istirahat
Suatu kondisi yang tenang, rileks tanpa ada stres emosional, bebas dari kecemasan. Namun tidak
berarti tidak melakukan aktivitas apa pun, duduk santai di kursi empuk atau berbaring di atas tempat
tidur juga merupakan bentuk istirahat. Sebagai pembanding, klien/orang sakit tidak beraktifitas tapi
mereka sulit mendapatkan istirahat begitu pula dengan mahasiswa yang selesai ujian merasa
melakukan istirahat dengan jalan-jalan. Oleh karena itu perawat dalam hal ini berperan dalam
menyiapkan lingkungan  atau suasana yang nyaman untuk beristirahat  bagi klien/pasien. Menurut
Narrow (1645-1967) terdapat  enam kondisi seseorang dapat beristirahat
 Merasa segala sesuatu berjalan normal
 Merasa diterima
 Merasa diri mengerti apa yang sedang berlangsung
 Bebas dari perlukaan dan ketidaknyamanan
 Merasa puas telah melakukan aktifitas-aktifitas yang berguna

23
 Mengetahui bahwa mereka akan mendapat pertolongan bila membutuhkannya.
b)      Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan perilaku individu yang relatif tenang disertai peningkatan ambang
rangsangan  yang tinggi terhadap  stimulus dari luar. Keadaan ini bersifat teratur, silih berganti
dengan keadaan terjaga(bangun), dan mudah dibangunkan, (Hartman). Pendapat lain juga
menyebutkan bahwa tidur merupakan  suatu keadaan istirahat yang terjadi dalam suatu waktu tertentu,
berkurangnya kesadaran membantu memperbaiki sistem tubuh/memulihkan energi. Juga tidur sebagai
fenomena di mana terdapat periode tidak sadar yang disertai perilaku fisik psikis yang berbeda dengan
keadaan terjaga.
2. FISIOLOGI TIDUR
Aktivitas tidur diatur dan dikontrol oleh dua system pada batang otak, yaitu : Reticular Activating
System (RAS) dan Bulbar Synchronizing Region(BSR).
RAS di bagian atas batang otak diyakini memiliki sel-sel khusus yang dapat mempertahankan
kewaspadaan dan kesadaran; memberi Stimulus visual,pendengaran,nyeri,dan sensori raba;serta emosi
dan proses berfikir. Pada saat sadar, RAS melepaskan katekolamin, sedangkan pada saat tidur terjadi
pelepasan serum serotonin dari BSR. (Hidayat, 2008).
Ritme Sirkadian
Setiap makhluk hidup memiliki bioritme (jam biologis) yang berbeda. Pada manusia, bioritme ini
dikontrol oleh tubuh dan disesuaikan dengan faktor lingkungan (misalnya: cahaya, kegelapan,
gravitasi dan stimulus elektromagnetik). Bentuk bioritme yang paling umum adalah ritme sirkadian-
yang melengkapi siklus selama 24 jam. Dalam hal ini, fluktuasi denyut jantung,tekanan darah,
temperature, sekresi hormon, metabolisme dan penampilan serta perasaan individu bergantung pada
ritme sirkadiannya. Tidur adalah salah satu irama biologis tubuh yang sangat kompleks. Sinkronisasi
sirkadian terjadi jika individu memiliki pola tidur-bangun yang mengikuti jam biologisnya: individu
akan bangun pada saat ritme fisiologis paling tinggi atau paling aktif dan akan tidur pada saat ritme
tersebut paling rendah.
Tahapan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat elektro ensefalo gram (EEG), elektro-
okulo gram (EOG), dan elektrokiogram (EMG), diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye
movement(NREM) dan rapid eye movement (REM). (Asmadi, 2008).
1)      Tidur NREM
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang
ditunjukkan oleh  orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan
orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi
tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital,
metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II
disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau
delta sleep)
2)      Tidur REM
Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit\.Tidur REM tidak
senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM,otak
cenderung aktif dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada tahap individu menjadi sulit
untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan
tiba-tiba, tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi
jantung dan pernapasan sering kali tidak teratur.Selama tidur , individu melewati tahap tidur NREM
dan REM.Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang
biasanya melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur.Siklus tersebut dimulai dari tahap
NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III
berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu,
individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap REM muncul sesudahnya dan
berlangsung selama 10 menit.
 3. Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Tidur
Kebutuhan Tidur Rata-Rata Per Hari
 Bayi baru lahir : Lama tidur 14-18 jam/hari dengan 50% REM dan  1 siklus tidur rata-rata 45-
60 menit.

24
 Bayi(s/d 1 thn) : 1 siklus tidur rata2 12-14 jam/hari dengan  20-30% REM dan tidur sepanjang
malam.
 Todler(1-3 thn) : Lama tidur 11-12 jam/hari dengan   25% REM dan   Tidur sepanjang malam
+ tidur siang.
 Pra sekolah : ± 11 jam/hari dengan 20% REM
 Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan  18,5% REM
 Usia sekolah : ± 10 jam/hari dengan 18,5% REM
 Adolescent : ± 8,5 jam/hari dengan 20% REM
 Dewasa muda : 7-8 jam/hari dengan 20-25% REM
 Dewasa menengah : ± 7 jam/hari dengan 20% REM dan sering sulit tidur
 Dewasa tua  : ± 6 jam/hari dengan  20-25% REM dan sering sulit tidur
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tidur
a)      Penyakit
Seseorang yang mengalami sakit memrlukan waku tidur lebih banyak dari normal. Namun demikian ,
keadaan sakit menjadikan pasien kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien dengan
gagguan pernapasan seperti asma, bronkitis, penyakit kardiosvaskular,dan pnyakit persarafan.
b)      Lingkungan
Pasien yang biasanya tidur dalam lingkungan tenang dan nyaman, kemudian terjadi perubahan
suasana seperti gaduh maka akan menghambat tidurnya.
c)      Motivasi
Motivasi dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan untuk tetap bangun dan
waspada menahan kantuk.
d)     Kelelahan
Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM.
e)      Kecemasan
Pada keadaan cemas seorang mungkin meningkatkan saraf simpatis sehingga mengganggu tidurnya.
f)       Alkohol
Alkohol menekan REM secara normal,seseorang yang tahan minum alkohol dapat ,mengakibatkan
insomania dan lekasa marah.
g)      Obat-obatan
Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan gangguan tidut antara lain:
 Diuretik  : menyebabkan insomnia
 Antidepresan   : menyupresi REM
 Kafein             : meningkatkan saraf simpais
 Beta-bloker : menimbulkan insomnia
 Narkotika  : menyupresi REM
h)      Nutrisi
Makanan yang banyak mengandung L-Triptofan yang merupakan asam amino dari protein yang
dicerna seperti keju,susu,daging dan ikan tuna dapat mampercepat terjadinya proses.
5. Macam-Macam Gangguan Tidur
a) Insomnia
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia dapat berupa kesulitan untuk tidur atau
kesulitan untuk tetap tidur, bahkan seseoranng yang terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup
tidur dapat di sebut mengalami insomnia (japardi 2002). Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan
untuk mencukupi kebutuhan tidur baik secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti
seseorang tidak dapat tidur/kurang tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur
lebih lama dari yang mereka pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.Jenis insomnia yaitu :
1.      Insomnia insial adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat memulai tidur
2.      insomnia intermiten adalah ketidak mampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur atau
keadaan sering terjaga dari tidur.
3.      insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri,
kecemasan,ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.
b) Somnambulisme

25
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak kursi,berjalan
kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dankembali tidur (Japardi
2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai resikoterjadinya cidera.
c) Enuresis
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak, remaja
dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada bebrapa factor yang
menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang kaku.

d) Narkolepsi

Merupakan suatu kondisi yang di cirikan oleh keinginan yang tak terkendali untuk tidur, dapat
dikatakan pula bahwa Narkolepsi serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia dapat
tertidur  pada setiap saat di mana serangn mengantuk tersebut datang. Penyebabnya secara pasti belum
jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika sistem saraf pusat di mana periode REM tidak
dapat di kendalikan. Serangan narkolepsi dapat menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu
mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi
jurang.

e) Mendengkur

            Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut. Amandel
yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan mendengkur. Pangkal
lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian belakang mulut mengendur lalu
bergetar bila dilewati udara pernafasan.
6. Manfaat Tidur
1. Hidup lebih sehat dan awet muda
Menurut Lawrence Epstein MD, penulis buku “The Harvard medical school guide to a good night
sleep”, semakin lama semakin terlihat adanya hubungan erat antara tidur dan kesehatan tubuh.
Ternyata saat kita tidur, tekanan darah dan detak jantung biasanya berada di titik terendah. Bila
kurang tidur, tekanan darah kita akan cenderung naik. Hubungan antara hipertensi dan lama tidur
seseorang dapat menjelaskan hasil penelitian lain yang mengaitkan kurang tidur dengan risiko terkena
serangan jantung, diabetes, naiknya berat badan dan penyakit penyakit lain. Kurang tidur juga terbukti
dapat menurunkan sistem kekebalan tubuh.
2.      Memperindah wajah dan tubuh
Kurang tidur akan merubah metabolisme tubuh dan mempercepat proses penuaan. Anda semua yang
merasa kurang tidur pasti merasakannya, kalau kurang tidur pasti wajah nampak lebih kusut dan
sebaliknya ketika anda tidur dengan rileks maka akan memperindah wajah dan tubuh anda.
3.      Menjauhi Stress
Tak dipungkiri lagi, ketika anda tidur maka masalah-masalah yang anda pikirkan sejenak menghilang.
Sedangkan orang yang mengalami insomnia memproduksi hormon stress yang lebih tinggi
dibandingkan mereka yang tidak.
4.      Mencerdaskan Otak
Kurang tidur menimbulkan efek kognitif dan fisik mirip dengan orang yang minum alkohol. Kondisi
orang yang tidak tidur terus-menerus selama 17jam sama seperti orang yang kadar alkohol dalam
darahnya 0,05%, ini sama dengan minum dua gelas alkohol dalam satu jam. Orang yang sulit tidur
biasanya telat bangun, ritme ini akan membuat masalah dengan proses kognitif seseorang, seperti
menjadi pelupa dan sulit berkonsentrasi. Artinya anda akan menjadi sedikit lebih bodoh setiap kali
kurang tidur.
2. Tubuh menjadi Ideal
Bagi anda yang sedang diet, tidur menjadi point penting untuk mendukung program diet anda.
Kurang tidur akan menurunkan metabolisme tubuh sehingga nafsu makan meningkat.Manfaat
diatas diperoleh untuk tidur yang cukup sedangkan apabila kebanyakan tidur dapat menurunkan

26
produktifitas hormon pertumbuhan. Oleh karena itu, supaya hidup sehat marilah kita biasakan
tidur dengan proporsi yang cukup
 7. Asuhan Keperawatan
1.     PENGKAJIAN
a. Kebiasaan pola tidur bangun, apakah ada perubahan pada: waktu tidur, jumlah jam tidur, kualitas
tidur, apakah mengalami kesulitan tidur, sering bangun pada saat tidur, apakah maengalami mimpi
yang mengancam.
b. Dampak pola tidur terhadap fungsi sehari-hari: apakah merasa segar saat bangun,apa yang terjadi
jika kurang tidur.
c. Adakah alat bantu tidur: apa yang anda lakukan  sebelum tidur, apakah menggunakan obat-obatan
untuk tidur.
d. lama tidur dalam sehari.
e. Pemeriksaan fisik : wajah, adanya lingkungan hitam disekitar mata, mata sayu dan kongjungtiva
merah, dada
2. pemeriksaan fisik
Mengidentifikasi factor yang memengaruhi masalah tidur.
Factor yang menyebabkan gangguan tidur bermacam-macam. Biasanya pasien dapat
mengidentifikasi penyebab masalah
3.pemeriksaan diagnostik
Diagnosa keperawatan
      Gangguan pola tidur
 3. INTERVENSI
Contoh perencanaan dalam asuhan keperawatan dikebutuhanistirahat dan tidur :
1. Monitoring lama waktu klien istirahat
2. Kolaborasi pemberian obat tidur
3. Anjurkan klien untuk tidak minum air berlebihan sebelum tidur
4. Beri pendidikan kepada klien tentang gangguan istirahat dan tidur.
 4. IMPLEMENTASI
            Dalam implementasi, tindakan yang dilakukan berdasarkan rencana tindakan di intervensi.
Tindakan dapat berupa tindakan keperawatan mandiri seperti monitoring, kolaborasi dan edukasi. Jika
masalah yang dialami klien berupa masalah psikis yang yang menyangkut jiwa klien, tindakan dapat
berupa menyarankan klien untuk konsultasi kepada psikolog atau konsultan.
5. EVALUASI
            Setelah tindakan selesai dalam jangka waktu yang sudah ditentukan, maka diadakan evaluasi
yang di tinjau antara kriteria hasil dan data yang kita peroleh baik dari data subyektif maupun data
obyektif. Evaluasi berisitentang hasil Asuhan Keperawatan, apakah tujuan tercapai keseluruhan,
tujuan tercapai sebagian, atau bahakan tujuan tidak tercapai.
MATERI KELOMPOK 5

“KEBUTUHAN NUTRISI

PEMBAHASAN

1.1 PENGERTIAN NUTRISI


Alimul H. (2006). Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh
tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Alimul H. (2006). Nutrien merupakan zat gisi yang terdapat dalam makanan.

1.2 SISTEM TUBUH YANG BERPERAN DALAM KEBUTUHAN NUTRISI

27
Hidayat & Uliyah (2015).Sistem yang berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi adalah
sistem pencernaan yang terdiri atas saluran pencernaan dan organ aksesori. Saluran pencernaan
dimulai dari mulut sampai usus halus bagian distal, sedangkan organ aksesori terdiri dari hati,
kantong empedu, dan pankreas. Ketiga organ ini membantu terlaksananya sistem pencernaan
makanan secara kimiawi.
A. Saluran Pencernaan
1. Mulut
Amalia 2013Makalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. Mulut merupakan bagian awal
dari saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian luar (vestibula), yaitu ruang
diantara gusi, gigi, bibir, dan pipi, serta bagian dalam yang terdiri dari rongga mulut.
2. Faring dan esofagus
Amalia 2013Makalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. Faring merupakan bagian
saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan laring. Faring berbentuk
kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas yang berjalan hingga vertebrae servikal
keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang memiliki
otot dengan panjang ±20-25 cm yang terletak di belakang trachea dan di depan tulang
punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang berhubungan
langsung dengan abdomen dan menyambung dengan lambung.
Esophagus merupakan bagian yang menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung, bentuknya seperti silinder yang berongga dengan panjang 2 cm. Kedua
ujungnya dilindungi oleh sphincter. Dalam keadaan normal sphincter bagian atas selalu
tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini bertujuan untuk
mencegah gerakan balik ke organ bagian atas, yaitu esophagus. Proses penghantaran
makanan dilakukan dengan kerja peristaltic.
3. Lambung
Amalia 2013Makalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. Lambung merupakan bagian
saluran pencernaan yang terdiri atas bagian atas (disebut fundus), bagian utama, dan
bagian bawah yang horizontal (disebut antrum pilorik). Lambung ini berhubungan
langsung dengan esophagus melalui orifisium kardia dan dengan duodenum melalui
orifisium pilorik.
Lambung memiliki fungsi sebagai berikut :
 Fungsi motoris adalah menampung makanan, memecsssah makanan menjadi partikel
kecil, dan mencampurnya dengan asam lambung.
 Fungsi sekreasi dan pencernaan adalah mensekresi pepsinogenrennin, dan lipase.
Pepsinogen diaktifkan oleh HCl menjadi pepsin yang dapat memecah protein menjadi
proteosa dan peptone.
4. Usus halus

28
Amalia 2013Makalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. Usus halus terletak di daerah
umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar. Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat
dengan panjang ± 2,5 m dalam keadaan hidup. Pada dinding usus halus, khususnya
mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limfa yang disebut kelenjar soliter
yang berfungsi sebagai pelindung terhadap infeksi. Pada umumnya, fungsi usus halus
adalah mencerna dan meng absorpsi chime dari lambung. Zat makanan yang telah halus
diabsorpsi di dalam usus halus, yakni pada duodenum. Di sini terjadi absorpsi besi,
kalsium dengan bantuan vitamin D, serta vitamin A,D,E dn K dengan bantuan empedu
dan asam folat.
5. Usus besar
Amalia 2013Makalah Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi. Usur besar (kolon) merupakan
kelanjutan dari usus halus, mulai dari katup ileokolik atau ileosaekal sebagai tempat
lewatnya makanan. Fungsi utama usus besar adalah mengabsorsi air (± 90%), elektrolit,
vitamin, dan sedikit glukosa.
B. Organ Aksesori
1. Hati
Hidayat & Uliyah (2015).hati merupakan kelenjar terbesar didalam tubuh yang terletak di
bagian paling atas rongga abdomen, disebelah kanan di bawah diafragma, dan memiliki
berat kurang lebih 1.500 gram (kira-kira 2,5% orang dewasa). Hati terdiri atas dua lobus,
yaitu lobus kanan dan kiri yang dipisahkan oleh ligamen falsiformis. Pada lobus kanan
bagian belakang kantong empedu terdapat sel yang bersifat fagositosis terhadap bakteri
dan benda asing lain dalam darah. Fungsi hati adalah menghasilkan cairan empedu,
fagositosis bakteri, dan benda asing lainnya, memproduksi sel darah merah, dan
menyimpan glikogen.
2. Kantong empedu
Hidayat & Uliyah (2015). Kantong empedu merupakan sebuah organ berbentuk
seperti kantong yang terletak dibawah kanan hati atau lekukan permukaan bawah hati
sampai pinggiran depan yang memiliki panjang 8-12 cm dan berkapasitas 40-60 cm 3.
Fungsi kantong empedu adalah tempat menyimpan cairan empedu, memekatkan cairan
empedu yang berfungsi memberi pH sesuai dengan pH optimum enzim-enzim pada usus
halus, mengemulsi garam-garam empedu, mengelmusi lemak, mengekskresi beberapa zat
yang tak digunakan oleh tubuh, dan memberi warna pada feses, yaitu kuning kehijau-
hijauan (dihasilkan oleh pigmen empedu). Cairan empedu mengandung air, garam
empedu, lemak, kolesterol, pigmen fosfolipid, dan sedikit protein.
3. Pankreas
Hidayat & Uliyah (2015).Pankreas merupakan kelenjar yang strukturnya sama seperti
kelenjar ludah dan memiliki panjang kurang lebih 15 cm. Pankreas memiliki dua fungsi,

29
yaitu fungsi eksokrin yang dilaksanakan oleh sel sekretori yang membentuk getah
pankreas berisi enzim serta elektrolit dan fungsi endokrin yang tersebar diantara alveoli
pankreas.

1.3 MCAM-MACAM NUTRISI


A. Karbohidrat
Sediaoetama,M.Sc. (2010)Karbohidrat sebagai zat gizi merupakan nama kelompok zat-
zat organik yang mempunyai struktur molekul yang berbeda-beda meski terdapat persamaan-
persamaan dari sudut kimia dan fungsinya.
1. Jenis-jenis karbohidrat
Kerbohidrat yang terdapat di dalam makanan pada umumnya hanya tiga jenis, ialah:
Monosakarida,Disakarida, dan Poliakarida. Mono dan disakarida terasa manis, sedangkan
polisakarida tidak mempunyai rasa (tawar).
2. Sumber karbohidrat
Sumber utama karbohidrat didalam makanan berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan
hanya sedikit saja yang termasuk bahan makanan hewani. Didalam tumbuhan karbohidrat
mempunyai dua fungsi utama, ialah sebagai simpanan energi dan sebagai penguat struktur
tumbuhan tersebut. Yang merupakan sumber energi terutama terdapat dalam bentuk zat
tepuntng (amylum) dan zat gula (mono dan disakarida).
Karbohidrat nabati didalam makanan manusia terutama berasal dari tumbuhan,
yaitu biji, batang dan akar. Sumber yang kaya akan karbohidrat umunya termasuk bahan
makanan pokok.
Proverawati & Kusuma wati (2011)Ilmu gizi untuk keperawatan & gizi
kesehatan. Hampir 50% karbohidrat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adalah
selulosa,karena selulosa merupakan bagian yang terpenting dari dinding sel tumbuh-
tumbuhan. Selulosa tidak dapat dicerna oleh tubuh manusia,oleh karena tidak ada enzim
untuk memecah selulosa. Meskipun tidak dapat dicerna,selulosa berfungsi sebagai
sumber serat yang dapat memperbesar volume dari feses,sehingga akan memperlancar
defekasi.
Sediaoetama,M.Sc. (2010)Karbohidrat hewani berbentuk glikogen,terutama
terdapat didalam otot (daging dan hati). Namun demikian jumlahnya terbatas,dan setelah
binatang mati,glikogen mengalami penguraian sehingga didalam daging praktis menjadi
nol,ketika sampai didapur untuk dimasak.
Proverawati & Kusuma wati (2011)Fungsi karbohidrat didalam tubuh Sebagai
sumber energi (1 gram karbohidrat menghasilkan 4 kalori) bagi kebutuhan sel-sel
jaringan tubuh.
 Melindungi protein agar tidak dibakar sebagai penghasil energi.

30
 Apabila karbohidrat yang dikonsumsi tidak mencukupi untuk kebutuhan energi tubuh
dan jika tidak cukup terdapat lemak didalam makanan atau cadangan lemak yang
disimpan didalam tubuh,maka protein akan menggantikan fungsi karbohidrat sebagai
penghasil energi.
 Membantu metabolisme lemak dan protein,sehingga dapat mencegah terjadinya
ketosis dan pemecahan protein yang berlebihan.
 Beberapa jenis karbohidrat mempunyai fungsi khusus didalam tubuh. Laktosa
misalnya berfungsi membantu penyerapan kalsium. Ribosa merupakan komponen
yang penting dalam asam nukleat.
 Bahan pembentuk asam amino esensial,metabolisme normal lemak,menghemat
protein,meningkatkan pertumbuhan bakteri usus,mempertahankan gerak
usus,meningkatkan konsumsi protein,mineral,dan vitamin B.
3. Lipid
Hidayat & Uliyah (2015)Pencernaan lemak dimulai dalam lambung (walaupun
hanya sedikit), karena dalam mulut tidak ada enzim pemecah lemak. Lambung
mengeluarkan enzim lipase untuk mengubah sebagian kecil lemak menjadi asam lemak
dan gliserin, kemudian di angkut melalui getah bening dan selanjutnya masuk kedalam
peredaran darah untuk kemudian tiba di hati. Sintesis kembali terjadi dalam saluran getah
bening, mengubah lemak gliserin menjadi lemak seperti aslinya.
Penyerapan lemak dilakukan secara pasif setelah lemak diubah menjadi gliserol
asam lemak. Asam lemak mempunyai sifat empedu, asam lemak yang termulsi ini
mampu diserap melewati dinding usus halus. Penyerapan membutuhkan tenaga, lagi pula
tidak semua lemak dapat diserap, maka penyerapan lemak dikatakan dengan cara aktif
selektif.
4. Protein
Pudjiadi, 2001Konsep Dasar Kebutuhan Nutrisi. Merupakan zat gizi dasar yang
berguna dalam pembentukan protoplasmasel, selain itu tersedianya protein dalam jumlah
yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel jaringan dan sebagai larutan
untuk keseimbangan osmotik. Protein ini terdiri dari 24 asam amino diantaranya 9 asam
amino esensial diantaranya thrionin, valin, leusin, isoleusin, lisin, triftofan, penilalanin,
metionin dan histidin, selebihnya asam amino non esensial. Jumlah protein dalam tubuh
tersebut harus tersedia dalam jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi
dapat memperburuk insufisiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya kurang maka
dapat menyebabkan kelemahan, edema, dapat kwhashiokor apabila kekurangan protein
saja tetapi jika kekurangan protein dan kalori menyebabkan marasmus.
5. Mineral

31
Mineral adalah unsur logam dalam jumlah yang sedikit yang sangat penting
untuk pertumbuhan gigi dan tulang yang sehat. Mineral juga membantu dalam aktifitas
sel yang berfungsi seperti enzim, kontraksi otot, reaksi dan transmisi syaraf, kekebalan
tubuh, dan pembekuan darah. Mineral-mineral utama, kecuali sulfur, berada dalam tubuh
dalam bentuk ion. Sodium, potasium, magnesium dan kalsium sebagai ion positif
sedangkan klorid dan fosfat sebagai ion negatif. Garam mineral terurai dalam cairan
tubuh dan membantu mengatur keseimbangan cairan tubuh, tekanan osmosis,
keseimbangan asam tubuh.
Sulfur dan zat besi menjadi bagian dari molekul organik dalam tubuh. Sulfur
berfungsi sebagai bagian yang tak terpisahkan dari thiamin, biotin, dan asam pantothenic
dan asam amino jenis methionine, cysteine, dan cystine. Zat besi yang merupakan bagian
dari Hemoglobin, dan yodium yang menjadi komponen dari hormon thyroid yang
membantu mengatur proses metabolisme tubuh. Mineral lain seperti phosphate menjadi
phospolipid yang menyusun membran sel dan bahan genetik (DNA dan RNA), serta
molekul energi tinggi adenosin trifosfat (ATP).
Berbeda dengan Karbohidrat, Lemak atau Protein, mineral merupakan elemen
anorganik sederhana yang tidak dihasilkan tubuh dan bukan sumber energi. Mineral
menyusun 4-6 persen dari berat tubuh. Hampir setengah dari mineral tubuh adalah
Kalsium dan sepertiganya terdiri dari Fosfor (pospat). Sisanya terbentuk dari mineral
yang berasal dari makanan yang dikonsumsi. Mineral tidak hanya menjadi bagian penting
dari pembentukan dan kekuatan gigi dan tulang, tapi juga berfungsi luas dalam
metabolisme. Dalam proses metabolisme, mineral berfungsi sebagai elektrolit yang
mengendalikan pergerakan air dari dan ke dalam sel, sebagai bagian dari sistem enzim
dan sebagai konstituen dari berbagai molekul organik.
Berdasarkan jumlah yang ada dan dibutuhkan tubuh, mineral dibagi menjadi tiga
golongan :
a. Macromineral; yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 miligram perhari.
Terdiri dari Kalsium, Fosfor, Magnesium, Sulfur, Sodium, Chloride dan Potassium.
b. Micromineral; yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh sekitar 15 miligram perhari.
Terdiri dari zat besi, zinc, tembaga, mangan, yodium, selenium, fluoride,
molybdenum, chromium dan Kobalt (sebagai bagian dari molekul vitamin B12).
c. Ultratracemineral adalah istilah yang digunakan untuk menamakan mineral yang
terdapat dalam makanan dalam jumlah yang sangat kecil (microgram sehari).
Contohnya adalah arsenic, boron, nickel, silicon, dan vanadium. Fungsi dan kegunaan
dari kelompok mineral ini sampai sekarang belum jelas.
Kadar mineral dalam satu jenis makanan berbeda-beda tergantung dari kondisi
dimana makanan tersebut tumbuh atau berada. Mineral tidak hilang karena proses

32
pemasakan. Bahkan apabila suatu makanan dibakar, kandungan mineral dalam abu
dan sisa pembakaran makanan tersebut tidak berubah.
6. Vitamin
Triana, 2006macam-macam vitamin dan fungsinya dalam tubuh
manusia.Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam jumlah kecil untuk
berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak disintesis oleh tubuh sehingga harus
dipasok dari makanan. Vitamin yang pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B,
dan ternyata masing-masing larut dalam lemak dan larut dalam air. Kemudian ditemukan
lagi. Vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat larut dalam lemak atau larut dalam air.
Sifat larut dalam lemak atau larut dalam air dipakai sebagai dasar klasifikasi
vitamin.Vitamin yang larut dalam air, seluruhnya diberi symbol anggota B kompleks
kecuali (vitamin C ) dan vitamin larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi symbol
menurut abjad (vitamin A,D,E,K).Vitamin yang larut dalam air tidak pernah dalam
keadaan toksisitas di didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan
melalui urin.

1.4 METABOLISME
Potter & Perry (2012) Nutrien diabsorpsi dalam intestin, termasuk air yang ditransportasikan
melalui sistem sirkulasi ke jaringan tubuh. Melalui perubahan kimia dari metabolisme nutrien
diubah ke jumlah substansi yang diperlukan oleh tubuh. Karbohidrat, protein, dan lemak
melakukan metabolisme untuk menghasilkan energi kimia dan mempertahankan keseimbangan
antara pembentukan dan pemecahan jaringan. Untuk melakukan kerja tubuh, maka energi kimai
diproduksi oleh metabolisme diubah ke tipe energi lain oleh jaringan yang berbeda. Kontraksi
otot melibatkan energi mekanik, fungsi sistem saraf melibatkan energi listrik, dan mekanisme
produksi panas melibatkan energi panas.
Dua tipe dasar metabolisme adalah anabolisme dan katabolisme.
 Anabolisme merupakan produksi dari substansi kimia yang lebih kompleks dengan sintesis
nutrien.
 Katabolisme merupakan pemecahan substansi kimia menjadi substansi yang lebih sederhana.
Walaupun katabolisme memproduksi beberapa energi, kedua proses tersebut memerlukan
energi, yang harus tersedia dari makanan atau sumber energi yang tersimpan.

1.5 MACAM MACAM DIET


A. Diet Wanita Hamil
Hidayat & Uliyah (2015)Pada wanita, masa hamil merupakan masa yakni unsur-
unsur gizi diperlukan jauh lebih banyak dari pada yang diperlukan dalam keadaan biasa.

33
Selain untuk kebutuhan tubuh sendiri, unsur-unsur ini diperlukan oleh janin agar dapat
tumbuh dengan pesat.
B. Diet Ibu yang sedang Menyusui
Hidayat & Uliyah (2015)Wanita yang selama hamil dan masa menyusui mendapat
asupan gizi dengan baik, maka mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menghasilkan air
susu dalam jumlah yang maksimal, yang sangat bermanfaat bagi bayinya.

1.6 MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI


Hidayat & Uliyah (2015)Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan
dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, kanker,
dan anoreksia nervosa.
1) Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak
berpuasa (normal) risiko penurunan berat badan akibat ketidakcukupan asupan nutrisi untuk
kebutuhan metabolisme.
Tanda klinis:
a. Berat badan 10-20% dibawah normal.
b. Tinggi badan dibawah ideal.
c. Lingkar kulit trisep lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar.
d. Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot.
e. Adanya penurunan albumin serum.
f. Adanya penurunan transferin.
Kemungkinan penyebab:
a. Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna kakori akibat penyakit
infeksi atau kanker.
b. Disfagia karena adanya kelainan persarafan.
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat penyakit crohn atau inteloransi laktosa.
d. Nafsu makan menurun.
2) Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai
risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolisme secara berlebih.
Tanda klinis:
a. Berat badan lebih dari 10% berat ideal.
b. Obesitas (lebih dari 20% berat ideal).
c. Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm pada wanita.
d. Adanya jumlah asupan yang berlebihan.
e. Aktivitas menurun atau monoton.

34
Kemungkinan penyebab:
a. Perubahan pola makan
b. Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman.
3) Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20%
berat badan normal. Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan metabolisme karena
kalebihan asupaasupan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.
4) Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada
tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan
kebutuhan tubuh. Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang
cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan
energi, pucat pada kulit, membran mukosa, konjungtiva, dan lain-lain.
5) Diabetes melitus
Diabetes melitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat
secara berlebihan.
6) Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah
pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium,
natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
7) Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh
adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, gangguan ini sering dialami
karena adanya perilaku atau gaya hidup yang tidk sehat, obesitas, dan lain-lain.
8) Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh konsumsi lemak
secara berlebihan.
9) Anoreksia nervosa
Anoreksia nervosa merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan
berkepanjangan, ditandai dengan adanya kontipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen,
kedinginan, letargi, dan kelebihan energi.

1.7 FAKTOR YANG MEMPENGARRUHI KEBUTUHAN UTRISI


1) Pengetahuan

35
Hidayat & Uliyah (2015)Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi
dapat memengaruhi pola konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebebkan oleh kurangnya
informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
2) Prasangka
Hidayat & Uliyah (2015)Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan
bergizi tinggi dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, dibeberapa daerah, tempe
yang merupakan sumber protein yang paling murah, tidak dijadikan bahan makanan yang
layak untuk dimakan karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi makanan tersebut
dapat merendahkan derajat mereka.
3) Kebiasaan
Hidayat & Uliyah (2015)Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap
makanan tertentu juga dapat memengaruhi status gizi. Misalnya, di beberapa daerah, terdapat
larangan makan pisang dan pepaya bagi para gadis remaja. Padahal, makan tersebut
merupakan sumber vitamin yang sangat baik. Ada pula larangan makan ikan bagi anak-anak
karena ikan dianggap dapat mengakibatkan cacingan, padahal ikan merupakan sumber protein
yang sangat baik bagi anal-anak.
4) Kesukaan
Hidayat & Uliyah (2015)Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan
dapat mengakibatkan kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat
yang dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan merosotnya gizi pada remaja
bila nilai gizinya tidak sesuai dengan yang diharapkan. Saat ini, para remaja di kota-kota
besar di negara kita memiliki kecenderungan menyenangi makanan tertentu secara berlebihan,
seperti makanan cepat saji (junkfood), bakso, dan lain-lain. Makanan-makanan ini tentu saja
dapat berdampak buruk bagi kesehatan mereka jika dikonsumsi terlalu sering dan berlebihan
karena tidak memiliki asupan gizi yang baik.
5) Ekonomi
Hidayat & Uliyah (2015)Status ekonomi dapat memenuhi perubahan status gizi
karena penyediaan makanan bergizi membutuhkan pendanaan yang tidak sedikit. Oleh karena
itu, masyarakat dengan kondisi perekonomian yang tinggi biasanya mampu mencukupi
kebutuhan gizi keluarganya dibandingkan masyarakat dengan kondisi perekonomian rendah.

1.8 ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH KEBUTUHAN NUTRISI


1) Pengkajian Keperawatan
Hidayat & Uliyah (2015) Pengkajian keperawatan terhadap masalah kebutuhan
nutrisi dapat meliputi pengkajian khusus masalah nutrisi dan pengkajian fisik secara umum
yang berhubungan dengan kebutuhan nutrisi.
2) Analisis Diagnosis Keperawatan

36
Hidayat & Uliyah (2015)Diagnosis keperawatan yang kemungkinan terjadi pada
masalah kebutuhan nutrisi, sebagaimana dalam NANDA-Internasional 2012-2014
3) Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
a. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang.
b. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
c. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral.
d. Rencana tindakan:
e. Monitor perubahan faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi
atau kelebihannya dan status kebutuhan nutrisinya.
f. Kurangi faktor yang memengaruhi perubahan nutrisi.
g. Ajarkan untuk merencanakan makanan.
h. Kaji tanda vital dan bising uus.
i. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin.
j. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.
4) Pelaksanaan (Tindakan) Keperawatan
a. Pemberian nutrisi melalui parenteral
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan (Wiryana, 2007). Nutrisi
parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal misalnya: malformasi
kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi berat. Nutrisi
parsial parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi
kebutuhan nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati, 2000). Tunjangan
nutrisi parenteral diindikasikan bila asupan enteral tidak dapat dipenuhi dengan baik.
b. Pemberian Nutrisi Melalui Enteral
Lidia Nafratilofa (2013)Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien
yang tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi
diberikan melalui selang ke dalam lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau
jejunum dapat secara manual maupun dengan bantuan pompa mesin (Dietitisan
Association of Australia, 2011).

MATERI KELOMPOK 6

ELIMINASI URINE DAN ELIMINASI ALVI


PEMBAHASAN

37
PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI BAK

A. Pengertian

BAK/MIKSIadalahsuatu proses pengosongan kandung kencing.


Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK adalah ; Suatu keadaan dimana terganggunya proses
mekanisme tubuh untuk memenuhi kebutuhan eliminasi BAK atau pengosongan kandung kencing
secara normal.

Proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Prosesini terjadi di dua langkah ,
yaitu :

a. Kandung kemih secara progresif terisi sampai tegangan di dindingnya meningkat diatas nilai
ambang, yang kemudian mencetuskan langkah kedua
b. Timbul refleks saraf yang disebut refleks miksi (refleks berkemih) yang berusaha
mengosongkan kandung kemih atau jika ini gagal, setidak-tidaknya menimbulkan kesadaran
akan keinginan untuk berkemih. Meskipun refleks miksi adalah refleks autonomik medula
spinalis, refleks ini bisa juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau batang
otak.
B. Gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi BAK

Obstruksi.

 Infeksi.

 Calculi.
 Pertumbuhan jaringan yang abnormal.

 Masalah sistemik.

C. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan BAK


1. Diet dan intake makanan

Jumlah dan type makanan merupakan faktor utama yang mempengaruhi output urine, seperti protein

dan sodium mempengaruhi jumlah urine yang keluar, kopi meningkatkan pembentukan urine intake

cairan dari kebutuhan, akibatnya output urine lebih banyak.

2. Respon keinginan awal untuk berkemih

Beberapa masyarakat mempunyai kebiasaan mengabaikan respon awal untuk berkemih dan hanya

pada akhir keinginan berkemih menjadi lebih kuat. Akibatnya urine banyak tertahan di kandung

kemih. Masyarakat ini mempunyai kapasitas kandung kemih yang lebih daripada normal

38
3. Gaya hidup

Banyak segi gaya hidup mempengaruhi seseorang dalam hal eliminasi urine. Tersedianya fasilitas

toilet atau kamar mandi dapat mempengaruhi frekuensi eliminasi. Praktek eliminasi keluarga dapat

mempengaruhi tingkah laku.

4. Stress psikologi

Meningkatnya stress seseorang dapat mengakibatkan meningkatnya frekuensi keinginan berkemih,

hal ini karena meningkatnya sensitive untuk keinginan berkemih dan atau meningkatnya jumlah urine

yang diproduksi.

5. Tingkat aktifitas

Aktifitas sangat dibutuhkan untuk mempertahankan tonus otot. Eliminasi urine membutuhkan tonus

otot kandung kemih yang baik untuk tonus sfingter internal dan eksternal. Hilangnya tonus otot

kandung kemih terjadi pada masyarakat yang menggunakan kateter untuk periode waktu yang lama.

Karena urine secara terus menerus dialirkan keluar kandung kemih, otot-otot itu tidak pernah

merenggang dan dapat menjadi tidak berfungsi.Aktifitas yang lebih berat akan mempengaruhi jumlah

urine yang diproduksi, hal ini disebabkan karena lebih besar metabolisme tubuh.

6. Tingkat perkembangan

Tingkat pertumbuhan dan perkembangan juga akan mempengaruhi pola berkemih. Pada wanita hamil

kapasitas kandung kemihnya menurun karena adanya tekanan dari fetus atau adanya lebih sering

berkemih.

7. Kondisi Patologis

Demam dapat menurunkan produksi urine (jumlah & karakter) Obat diuretiik dapat meningkatkan

output urine Analgetik dapat terjadi retensi urine.

8. Urine

a. Warna :

v  Normal urine berwarna kekuning-kuningan

v  Obat-obatan dapat mengubah warna urine seperti orange gelap

39
v  Warna urine merah, kuning, coklat merupakan indikasi adanya penyakit.

b.   Bau :

v Normal urine berbau aromatik yang memusingkan

v  Bau yang merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi atau mencerna obat-obatan tertentu.

c.       Berat jenis :

v  Adalah berat atau derajat konsentrasi bahan (zat) dibandingkan dengan suatu volume yang sama dari

yang lain seperti air yang disuling sebagai standar.

v  Berat jenis air suling adalah 1, 009 ml

v  Normal berat jenis : 1010 – 1025

d.  Kejernihan :

v  Normal urine terang dan transparan

v  Urine dapat menjadi keruh karena ada mukus atau pus.

e.  pH

v  Normal pH urine sedikit asam (4,5 – 7,5)

v  Urine yang telah melewati temperatur ruangan untuk beberapa jam dapat menjadi alkali karena aktifitas

bakteri

v  Vegetarian urinennya sedikit alkali.

f.  Protein :

vNormal : molekul-molekul protein yang besar seperti : albumin, fibrinogen, globulin, tidak tersaring

melalui ginjal urine

v  Pada keadaan kerusakan ginjal, molekul-molekul tersebut dapat tersaring urine

v  Adanya protein didalam urine proteinuria, adanya albumin dalam urine albuminuria.

40
g.  Darah :

v  Darah dalam urine dapat tampak jelas atau dapat tidak tampak jelas.

v  Adanya darah dalam urine hematuria.

h.  Glukosa :

v  Normal : adanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti bila hanya bersifat sementara, misalnya

pada seseorang yang makan gula banyakmenetap pada pasien DM

v  Adanya gula dalam urine glukosa

i.  Keton :

v  Hasil oksidasi lemak yang berlebihan.

     

D. Membantu Pasien BAK

a)      Alat dan bahan

1. Urinal
2. Tisu
3. Pengalas
Prosedur kerja:

1.      Jelaskan prosedur pada pasien

2.      Cuci tangan

3.      Pasang alas urinal di bawah glutea

4.      Lepas pakaian bawah pasien

5.      Letakkan urinal di bawah bokong (untuk wanita) atau diantara kedua paha dengan ujung penis
masuk ke lubang urinal (untuk pria)

6.      Anjurkan pasien untuk berkemih

7.      Setelah selesai, bersihkan dengan tisu kamar mandi

8.      Rapikan alat

41
9.      Cuci tangan, catat prosedur, warna dan jumlah urine

b)      Alat dan bahan

1. Handscoon steril

2.      Kateter steril sesuai dengan ukuran dan jenis

3.      Duk steril

6, Larutan pembersih antiseptik (kapas sublimat)

7. Perlak

8.      Pinset anatomi

9.     Waskom Bengkok

10.  Urine bag

11.   Sampiran

Prosedur  kerja:

1.      Jelaskan prosedur pada pasien

2.      Cuci tangan

3.      Pasang sampiran

4.      Pasang perlak

5.      Gunakan sarung tangan steril

6.      Pasang duk steril

7.      Tangan kiri memegang penis lalu prepusium di tarik sedikit ke pangkalnya dan bersihkan
dengan kapas sublimat

8.      Kateter di  beri minyak pelumas atau gel pada ujungnya (kurang lebih 12.5-17.5 cm) lalu
masukkan perlahan (kurang lebih 17.5-20 cm) dan sambil anjurkan pasien menarik napas dalam

9.      Jika tertahan jangan di paksa

10.  Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk kateter menetap,
dan bila intermiten tarik kembali sambil pasien di minta menarik nafas dalam

11.  Sambung kateter dengan kantung penampung dan fiksasi ke arah atas paha atau abdomen

12.  Rapikan alat

13.  Cuci tangan

42
14.  Catat prosedur dan respon pasien

PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI BAB

A. Pengertian

Buang air besar atau defekasi adalah suatu tindakan atau proses makhluk hidup untuk

membuang kotoran atau tinja yang padat atau setengah-padat yang berasal dari sistem

pencernaan Secara normal, makanan & cairan masuk kedalam mulut, dikunyah (jika padat) didorong

ke faring oleh lidah dan ditelan dengan adanya refleks otomatis, dari esofagus kedalam lambung.

Pencernaan berawal dimulut dan berakhir diusus kecil walaupun cairan akan melanjutkannya sampai

direabsorpsi di kolon.

B. Fisiologi Buang Air Besar

Rektum biasanya kosong sampai menjelang defekasi. Seorang yang mempunyai kebiasaan

teratur akan merasa kebutuhan membung air besar kira-kira pada waktu yang sama setiap hari. Hal ini

disebabkan oleh refleks gastro-kolika yang biasanya bekerja sesudah makan pagi. Setelah makanan ini

mencapai lambung dan setelah pencernaan dimulai maka peristaltik di dalam usus terangsang,

merambat ke kolon, dan sisa makanan dari hari kemarinnya, yang waktu malam mencapai sekum

mulai bergerak. Isi kolon pelvis masuk ke dalam rektum, serentak peristaltik keras terjadi di dalam

kolon dan terjadi perasaan di daerah perineum. Tekanan intra-abdominal bertambah dengan

penutupan glottis dan kontraksi diafragma dan otot abdominal, sfinkter anus mengendor dan kerjanya

berakhir.

C. Proses Buang Air Besar

Jenis gelombang peristaltik yang terlihat dalam usus halus jarang timbul pada sebagian kolon,

sebaliknya hampir semua dorongan ditimbulkan oleh pergerakan lambat kearah anus oleh kontraksi

haustrae dan gerakan massa. Dorongan di dalam sekum dan kolon asenden dihasilkan oleh kontraksi

haustrae yang lambat tetapi berlangsung persisten yang membutuhkan waktu 8 sampai 15 jam untuk

menggerakkan kimus hanya dari katup ileosekal ke kolon transversum, sementara kimusnya sendiri

menjadi berkualitas feses dan menjadi lumpur setengah padat bukan setengah cair.

43
Pergerakan massa adalah jenis pristaltik yang termodifikasi yang ditandai timbulnya sebuah

cincin konstriksi pada titik yang teregang di kolon transversum, kemudian dengan cepat kolon distal

sepanjang 20 cm atau lebih hingga ke tempat konstriksi tadi akan kehilangan haustrasinya dan

berkontraksi sebagai satu unit, mendorong materi feses dalam segmen itu untuk menuruni kolon.

Kontraksi secara progresif menimbulkan tekanan yang lebih besar selama kira-kira 30 detik,

kemudian terjadi relaksasi selama 2 sampai 3 menit berikutnya sebelum terjadi pergerakan massa

yang lain dan berjalan lebih jauh sepanjang kolon. Seluruh rangkaian pergerakan massa biasanya

menetap hanya selama 10 sampai 30 menit, dan mungkin timbul kembali setengah hari lagi atau

bahkan satu hari berikutnya. Bila pergerakan sudah mendorong massa feses ke dalam rektum, akan

timbul keinginan untuk defekasi.

D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Eliminasi BAB

-Usia dan perkembangan : mempengaruhi karakter feses, control

-Diet

-Pemasukan cairan. Normalnya : 2000 – 3000 ml/hari

-Aktifitas fisik : Merangsang peristaltik usus, sehingga peristaltik usus meningkat.

-Faktor psikologik

-Kebiasaan

-Posisi

-Nyeri

-Kehamilan : menekan rectum

-Operasi & anestesi

-Obat-obatan

-Test diagnostik : Barium enema dapat menyebabkan konstipasi

-Kondisi patologis

44
-Iritans

E. Masalah eliminasi

Konstipasi merupakan gejala, bukan penyakit yaitu menurunnya frekuensi BAB disertai

dengan pengeluaran feses yang sulit, keras, dan mengejan. BAB yang keras dapat menyebabkan nyeri

rektum. Kondisi ini terjadi karena feses berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap.

F. Penyebabnya

Kebiasaan BAB tidak teratur, seperti sibuk, bermain, pindah tempat, dan lain-lain

Diet tidak sempurna/adekuat : kurang serat (daging, telur), tidak ada gigi, makanan lemak dan cairan

kurang Meningkatnya stress psikologik Kurang olahraga / aktifitas : berbaring lama.

Obat-obatan : kodein, morfin, anti kolinergik, zat besi. Penggunaan obat pencahar/laksatif

menyebabkan tonus otot intestinal kurang sehingga refleks BAB hilang.

Usia, peristaltik menurun dan otot-otot elastisitas perut menurun sehingga menimbulkan konstipasi.

Penyakit-penyakit : Obstruksi usus, paralitik ileus, kecelakaan pada spinal cord dan tumor.

G. Membantu Pasien BAB

a)      Alas / perlak

b)      Pispot

c)      Air bersih

d)     Tissu

e)      Skrin (sampiran) bila pasien di rawat di bangsal umum

f)       Sarung tangan

A. Prosedur Kerja

a. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada pasien, lalu pasang sampiran bila pasien di rawat

di bangsal umum

b. Cuci tangan

45
c. Gunakan sarung tangan

d. Pasang pengalas di bawah glutea

e. Tempatkan pispot di atas pengalas tepat di bawah glutea dengan posisi bagian lubang pispot

tepat di bawah anus. Pada saat meletakkan pispot, anjurkan pasien untuk mengangkat daerah glutea

(bila pasien mampu) untuk memudahkan meletakkan pispot

f. Setelah posisi pispot tepat di bawah glutea, tanyakan pada pasien tentang kenyamanan posisi

tersebut.b Jaga privasi pasien selama prosedur

g. Anjurkan pasien untuk defekasi pada tempatnya / pispot yang telah terpasang

h. Setelah selesai, siram daerah anus dan sekitarnya dengan air sampai bersih dengan bantuan

tangan yang bersarung tangan, kemudian keringkan dengan tissue

i. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

j. Catat tanggal defekasi, karakteristik feces seperti: jumlah, konsistensi, warna, bau dan respons

pasien selama prosedur

MATERI KELOMPOK 7

“Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

PEMBAHASAN

A. Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian pendidikan kesehatan


Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedangkan dalam keperawatan, pendidikan kesehatan
merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu,
kelompok, maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan
pembelajaran, yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik.

b. Tujuan pendidikan kesehatan


Tujuan Pendidikan KesehatanSecara umum ialah meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental dan sosialnya sehingga produktif
secara ekonomi maupun sosial (Notoatmodjo S, 2003:21).

c. Ruang lingkup pendidikan kesehatan

1. Aspek Kesehatan

46
Telah menjadi kesepakatan umum bahwa kesehatan masyarakat itu
mencakup empat aspek pokok yaitu:

• Promosi ( promotif (
• Pencegahan ( preventif )
• Penyembuhan ( kuratif )
• Pemulihan ( rehabilitatif )

2. Tempat Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan


Menurut dimensi pelaksanaannya, pendidikan kesehatan dapat dikelompokkan menjadi lima
yaitu:

• Pendidikan kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga)


• Pendidikan kesehatan pada tatanan sekolah, dilakukan di sekolah dengan sasaran murid.
• Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja dengan sasaran buruh atau karyawan yang
bersangkutan.
• Pendidikan kesehatan di tempat-tempat umum, yang mencakup terminal bus, stasiun,
bandar udara, tempat-tempat olahraga, dan sebagainya.
• Pendidikan kesehatan pada fasilitas pelayanan kesehatan, seperti: rumah sakit,
Puskesmas, Poliklinik rumah bersalin, dan sebagainya.

3. Tingkat Pelayanan Kesehatan


Dimensi tingkat pelayanan kesehatan pendidikan kesehatan dapat dilakukan berdasarkan 5
tingkat pencegahan dari leavel and clark, sebagai berikut;

• Promosi kesehatan seperti peningkatan gizi, kebiasaan hidup dan perbaikan sanitasi
lingkungan.
• Perlindungan khusus seperti adanya program imunisasi.
• Diagnosis Dini dan Pengobatan Segera.
• Pembatasan Cacat yaitu seperti kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang
kesehatan dan penyakit seringkali mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan
pengobatannya sampai tuntas, sedang pengobatan yang tidak sempurna dapat
mengakibatkan orang yang ber sangkutan menjadi cacat.
• Rehabilitasi (pemulihan).

Pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarganya membantu pasien untuk dapat berpatisipasi
lebih baik dalam perawatan dan mengambil keputusan-keputusan perawatan.Penyuluhan ini
diberikan oleh berbagai staf rumah sakit. Penyuluhan diberikan pada saat pasien betinteraksi dengan
dokternya atau dengan perawat. Pihak lain memberikan penyuluhan pada saat mereka memberikan
layanan-layanan khusus, seperti rehabilitasi atau terapi nutrisi, atau saat mempersiapkan pasien untuk
pulang dan perawatan lanjutan. Oleh karena banyaknya staf yang membantu menyuluh pasien dan
keluarganya, maka staf rumah sakit perlu mengkoordinasikan kegiatan mereka dan memfokuskan diri
pada apa saja yang perlu dipelajari pasien.

47
B. Kebutuhan Rasa Aman atau keselamatan

Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis (Potter & Perry, 2006).
Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari ancaman bahaya atau
kecelakaan. Pemenuhan kebutuhan keamanan dan keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas
dari kecelakaan baik pada pasien, perawat, atau petugas lainnya yang bekerja untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut.
Kebutuhan akan rasa aman adalah kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman
terhadap keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagai ancaman mekanis, kimiawi, dan
bakteriologis. Kebutuhan akan keamanan terkait dengan konteks fisiologis dan hubungan
interpersonal. Keamanan fisiologis berkaitan dengan sesuatu yang mengancam tubuh dan kehidupan
seseorang. Ancaman itu bisa nyata atau hanya imajinasi misal, penyakit, nyeri, cemas, dan
sebagainya. Dalam konteks hubungan interpersonal bergantung pada banyak faktor, seperti
kemampuan berkomunikasi, kemampuan mengontrol masalah, kemampuan memahami, tingkah laku
yang konsisten dengan orang lain, serta kemampuan memahami orang-orang di sekitarnya dan
lingkungannya. Ketidaktahuan akan sesuatu kadang membuat perasaan cemas dan tidak aman.
(Asmadi, 2005)
Klasifikasi Kebutuhan Keselamatan atau Keamanan

1. Keselamatan Fisik
Mempertahankan keselamatan fisik melibatkan keadaan mengurangi atau mengelurkan
ancaman pada tubuh atau kehidupan. Ancaman tersebut mungkin penyakit, kecelakaan, bahaya, pada
lingkungan. Pada saat sakit, seorang klien mungkin rentan terhadap komplikasi seperti infiksi, oleh
karena itu bergantung pada profesional dalam sistem pelayanan kesehatan untuk perlindungan.
Memenuhi kebutuhan keselamatan fisik kadang mengambil prioritas lebih dahulu di atas pemenuhan
kebutuhan fisiologis. Misalnya, seorang perawat atau tenaga kesehatan lain mungkin perlu
melindungi klien dari kemungkinan jatuh dari tempat tidur sebelum memberikan perawatan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi. (Potter&Perry, 2005).

2. Keselamatan Psikologis
Untuk selamat dan aman secara psikologi, seorang manusia harus memahami apa yang
diharapkan dari orang lain, termasuk anggota keluarga dan profesional pemberi perawatan kesehatan.
Seseorang harus mengetahuai apa yang diharapkan dari prosedur, pengalaman yang baru, dan hal-hal
yang dijumpai dalam lingkungan. Setiap orang merasakan beberapa ancaman keselamatan psikologis
pada pengalaman yang baru dan yang tidak dikenal. (Potter&Perry,2005).
Orang dewasa yang sehat secara umum mampu memenuhi kebutuhan keselamatan fisik
dan psikologis merekat tanpa bantuan dari profesional pemberi perawatan kesehatan. Bagaimanapun,
orang yang sakit atau cacat lebih renta untuk terancam kesejahteraan fisik dan emosinya, sehingga
intervensi yang dilakukan perawat adalah untuk membantu melindungi mereka dari bahaya.
(Potter&Perry, 2005).

Lingkup Kebutuhan Keamanan atau keselamatan


Lingkungan klien mencakup semua faktor fisik dan psikososial yang mempengaruhi atau berakibat
terhadap kehidupan dan kelangsungan hidup klien.
1. Kebutuhan Fisiologis

48
Kebutuhan fisiologis yang terdiri dari kebutuhan terhadap oksigen, kelembaban yang optimum,
nutrisi, dan suhu yang optimum akan mempengaruhi kemampuan seseorang. a. Oksigen

Bahaya umum yang ditemukan di rumah adalah sistem pemanasan yang tidak berfungsi
dengan baik dan pembakaran yang tidak mempunyai sistem pembuangan akan menyebabkan
penumpukan karbondioksida.
b. Kelembaban
Kelembaban akan mempengaruhi kesehatan dan keamanan klien, jika kelembaban relatif
tinggi maka kelembaban kulit akan terevaporasi dengan lambat. c. Nutrisi

Makanan yang tidak disimpan atau disiapkan dengan tepat atau benda yang dapat
menyebabkan kondisi-kondisi yang tidak bersih akan meningkatkan resiko infeksi dan keracunan
makanan.

2. Macam-macam Bahaya atau Kecelakaan

a. Di rumah

b. Di RS : Mikroorganisme
c. Cahaya
d. Kebisingan
e. Cedera
f. Kesalahan prosedur
g. Peralatan medik, dll

3. Cara Meningkatkan Keamanan pada Pasien

a. Mengkaji tingkat kemampuan pasien untuk melindungi diri


b. Menjaga keselamatan pasien yang gelisah
c. Mengunci roda kereta dorong saat berhenti
d. Penghalang sisi tempat tidur
e. Bel yang mudah dijangkau
f. Meja yang mudah dijangkau
g. Kereta dorong ada penghalangnya
h. Kebersihan lantai
i. Prosedur tindakan.

Kebutuhan Rasa Nyaman


Kolcaba (1992, dalam Potter & Perry, 2005) megungkapkan kenyamanan atau rasa nyaman adalah
suatu keadaan dimana telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan akan
ketentraman (suatu kepuasan yang meningkatkan penampilan sehari-hari), kelegaan (kebutuhan telah
terpenuhi), dan transenden (keadaan tentang sesuatu yang melebihi masalah dan nyeri). Kenyamanan
mesti dipandang secara holistik yang mencakup empat aspek yaitu:
1 .Fisik, berhubungan dengan sensasi tubuh.

49
2. Sosial, berhubungan dengan hubungan interpersonal, keluarga, dan sosial.
3.Psikospiritual, berhubungan dengan kewaspadaan internal dalam diri sendiri yang meliputi harga
diri, seksualitas, dan makna kehidupan).
4. Lingkungan, berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya,
bunyi, temperatur, warna, dan unsur alamiah lainnya.
Meningkatkan kebutuhan rasa nyaman diartikan telah memberikan kekuatan, harapan, hiburan,
dukungan, dorongan, dan bantuan. Secara umum dalam aplikasinya pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman adalah kebutuhan rasa nyaman bebas dari rasa nyeri, dan hipertermia. Hal ini disebabkan
karena kondisi nyeri dan hipertermia merupakan kondisi yang mempengaruhi perasaan tidak nyaman
pasien yang ditunjukan dengan timbulnya gejala dan tanda pada pasien. Sifat nyeri merupakan suatu
kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal yang disebabkan oleh stimulus tertentu.
Meningkatkan Kenyamanan dalam strategi kesehatan

1. Sentuhan teraupeutik atau menghilangkan rasa sakit

2. Akupresure atau pengobatan dengan terapi alami untuk penyakit berat

3. Relaksasi dan Teknik Imajinasi

4. Imajinasi terbimbing

5. Bimbingan Antisipasi

6. Distraksi atau pengalihan dari fokus terhadap nyeri.

Salah satu cara meningkatkan kenyamanan adalah dengan mengajarkan pasien bagaimana cara
melakukan teknik relaksasi nafas dalam :

• Letakkan tangan pada uluhati.


• Tarik nafas dalam melalui hidung secara perlahan, pertahankan bahu tetap rileks, dada bagian
atas tidak bergerak, dan biarkan rongga perut bergerak naik.
• Keluarkan udara secara perlahan melalui mulut, dengan menguncupkan bibir.
• Lakukan 3 – 4 kali.

C. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Keamanan dan Kenyamanan

1. Emosi
Kecemasan, depresi, dan marah akan mudah terjadi dan mempengaruhi keamanan dan kenyamanan

2. Status Mobilisasi
Keterbatasan aktivitas, paralisis, kelemahan otot, dan kesadaran menurun memudahkan terjadinya
resiko injury

3. Gangguan Persepsi Sensory

50
Mempengaruhi adaptasi terhadap rangsangan yang berbahayaseperti gangguan penciuman dan
penglihatan

4. Keadaan Imunits
Gangguan ini akan menimbulkan daya tahan tubuh kurang sehingga mudah terserang penyakit

5. Tingkat Kesadaran
Pada pasien koma, respon akan menurun terhadap rangsangan, paralisis, disorientasi, dan kurang
tidur.

6. Informasi atau Komunikasi


Gangguan komunikasi seperti aphasia atau tidak dapat membaca dapat menimbulkan kecelakaan.

7. Gangguan Tingkat Pengetahuan


Kesadaran akan terjadi gangguan keselamatan dan keamanan dapat diprediksi sebelumnya.

8. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional


Antibiotik dapat menimbulkan resisten dan anafilaktik syok.

9. Status nutrisi
Keadaan kurang nutrisi dapat menimbulkan kelemahan dan mudah menimbulkan penyakit, demikian
sebaliknya dapat beresiko terhadap penyakit tertentu.

10. Usia
Perbedaan perkembangan yang ditemukan diantara kelompok usia anak-anak dan lansia
mempengaruhi reaksi terhadap nyeri.

11. Jenis Kelamin


Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam merespon nyeri dan tingkat
kenyamanannya.

12. Kebudayaan
Keyakinan dan nilai-nilai kebudayaan mempengaruhi cara individu mengatasi nyeri dan tingkat
kenyaman yang mereka punya.

MATERI KELOMPOK 8
Kebersihan diri dan Perawatan diri
1. Definis Personal Hygiene
 Upaya yang dilakukanindividudalammemeliharakebersihandankesehatandirinyasecarafisikdanpsikis.
 Tindakanmenjagakebersihanseseorang.
 Aktivitasinidikembangkanmenjadirutinitashariangunamemberikanperasaanstabildanamanpadadiriindi
vidu.

51
 Tingkat
kebersihandinilaidaripenampilanindividusertaupayanyadalammenjagakebersihantubuhnyasetiaphari.
 Menjadisangatpentingkarenakebersihanmerupakankebutuhandasarutama yang dapatmempengaruhi
status kesehatandankondisipsikologisindividusecaraumum.
2. TujuanPerawatan personal Hygiene
 Meningkatkanderajatkesehatan
 Memeliharakebersihandiri
 Memperbaiki personal hygiene yang kurang
 Menciptakankeindahandiri
 Mencegahtimbulnyapenyakit
 Meningkatkanpercayadiriseseorang
3. Macam-Macam Personal Hygiene
 Perawatankulitkepaladanrambut
 Perawatanmata
 Perawatanhidung
 Perawatantelinga
 Perawatan kuku kaki dantangan
 Perawatangenetalia
 Perawatankulitseluruhtubuh
 Perawatantubuhsecarakeseluruhan.
4. Tipeperawatandiri
Jenis Personal Hygiene berdasarkanwaktupelaksanaannya
 MenurutAlimul (2006) personal hygiene berdasarkanwaktupelaksanaannyadibagimenjadi 4 yaitu:
1.Perawatandinihari
Merupakan personal hygiene ysngdilakukanpadawaktubanguntidur,untukmelakukantindakantes yang
terjadwalsepertidalampengambilanbahanpemeriksaan (urine
danFeses),Memberikanpertolongansepertimenawarkan bedpan atau urinal
jikapasientidakmampuambulasi,mempersiapkanpasiendalammelakukantindakan personal
hygiene,sepertimencucimuka,tangan,menjagakebersihanmulut.
2.Perawatanpagihari
Merupakan personal hygiene yang
dilakukansetelahmelakukansarapanataumakanpagisepertimelakukanpertolongandalampemenuhankebut
uhaneliminasi
(BAK&BAB),mandiataumencucirambut,melakukanperawatankulit,melakukanpijatanpadapunggung,me
mbersikanmulut,kuku,rambut,sertamerapikantempattidurpasien
3.Perawatansianghari
Merupakan personal hygiene yang
dilakukansetelahmelakukanberbagaitindakanpengobatanataupemeriksaandansetelahmakansiangdimana
pasien yang dirawat di rumahsakitseringkalimenjalanibanyaktes diagnostic yang
melelahkanatauprosedur di pagihari.
4.Perawatanmenjelangtidur
Merupakan personal hygiene yang dilakukanpadasaatmenjelangtidur agar
pasienrilekssehinggadapattidurdengantenang.
5. Prinsipdasardalammengikutisetiapprosedurperawatandiri
 Tahap Pre interaksi
 TahapOrientasi
 TahapKerja
 TahapTerminasi

52
-Persiapan-persiapan

 Persiapanpetugas
 Persiapanalat
 Persiapanklien
6. Faktor yang mempengaruhikebersihandiri
 Body image
 Prakteksosial
 Status sosialdanekonomi
 Pengetahuan
 Budaya
 Kebiasaanseseorang
 Kondisi

53

Anda mungkin juga menyukai