Anda di halaman 1dari 3

NAMA : GILANG MUNIZAR

KELAS : XII MIPA 2

NIS : 18191163

PORTOFOLIO SEJARAH INDONESIA

Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan
masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya
swasembada beras. Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas
strategis baik ditinjau dari segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga
komponen pokok, yaitu penggunaan teknologi yang sering disebut Panca Usaha Tani, penerapan
kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi serta adanya dukungan kredit dan
infrastruktur.Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada swasembada beras

Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting [8]: penyediaan air melalui
sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai dengan tingkat
serangan organisme pengganggu, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam
berkualitas. Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman
pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada
tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi

Revolusi hijau memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dari sisi positifnya, revolusi
hijau ini mampu meningkatkan produksi pangan pokok seperti padi dan gandum. Kedua jenis
bahan makanan ini hingga sekarang masih masuk dua makanan pokok yang paling banyak
dikonsumsi masyarakat dunia[16]. Dengan melihat proyeksi pertumbuhan penduduk yang
condong di kawasan Afrika, Asia Selatan,dan Asia Tenggara hingga tahun 2050, maka salah satu
yang dikuatirkan oleh para pakar pertanian adalah apakah ke depan produksi padi dan gandum
global akan mampu memenuhi kebutuhan manusia. Untuk itulah kemudian muncul gagasan
tentang revolusi hijau berikutnya, yang berbeda dengan revolusi hijau sebelumnya .

Dalam revolusi hijau berikutnya atau revolusi hijau baru ini yang ditekankan adalah
teknologi rekayasa genetika yang telah dikembangkan sejak tahun 1990-an. Ilmuwan saat ini
telah mampu memanipulasi gen tanaman, sehingga lebih aman penyakit dan bisa hidup dengan
jumlah air yang terbatas. Di Amerika, produk pertanian dengan menggunakan rekayasa genetika
sudah umum, tapi keamanan produk ini masih dipertanyakan di Eropa.

Selama 32 tahun memimpin, banyak catatan kebanggaan dan prestasi yang ditorehkan mendiang
Soeharto. Pembangunan tersebut sebenarnya dapat dilanjutkan oleh pemerintahan Indonesia saat
ini dan pada masa akan datang. Salah satunya swasembada pangan. Pada tahun 1984, Indonesia
berhasil swasembada beras dengan angka produksi sebanyak 25,8 ton. Kesuksesan ini
mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada 1985.
Pasalnya, pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan
hidup. Negara yang tak mampu mencukupi kebutuhan pangannya sangat rentan terhadap gejolak,
baik gejolak harga hingga tergantung pada pasokan negara lain. Artinya, kedaulatan Negara

Konsep revolusi hijau ini sangat bermanfaat khususnya dimasa pandemi saat ini dimana
aspek pangan mempengaruhi ksatbilan pemerintaha. Pemerintah saat ini banyak menggagas
tentang ketahanan pangan di setiap daerah banyak menerapkan hal ini guna membantu masyrakat
yang kesulitan di masa pandemi ini.

Disaat ini Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyatakan bahwa Covid-19 telah
meluluhlantakkan semua sektor kehidupan. Kegiatan perekonomian masyarakat banyak terhenti,
pelayanan jasa terhambat, dan sektor pertanian mengalami pukulan yang cukup berat. Gangguan
yang lebih serius dideteksi pada sistem distribusi dan pemasaran. Oleh karena itu, Mentan
mendorong petani dan penyuluh melakukan percepatan tanam untuk mendukung GKP secara
nasional.
Penerapan revolusi jijau ini juga dibarengi denfan munculnya teknologi canggih di
bidang pertanian ,guna meningkat kan standarisasi produsen
Sebagai langkah nyata, Kementerian Pertanian melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan
SDM Pertanian  telah merumuskan Metode 4 Cara Bertindak untuk mencapai ketahanan
pangan. Pertama, peningkatan kapasitas produksi. Kementan mengajak pelaku pertanian
melaksanakan percepatan tanam padi Musim Tanam II 2020 seluas 6,1 juta ha, pengembangan
lahan rawa di Provinsi Kalimantan Tengah 164.598 ha, termasuk intensifikasi lahan rawa 85.456
ha dan ekstensifikasi lahan pertanian 79.142 ha. Kedua, diversifikasi pangan lokal. Kementan
akan mengembangkan diversifikasi pangan lokal berbasis kearifan lokal yang berfokus pada satu
komoditas utama. Ketiga, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan dengan cara penguatan
cadangan beras pemerintah provinsi (CBPP), kemudian penguatan cadangan beras pemerintah
kabupaten/kota (CBPK). Keempat, pengembangan pertanian modern, caranya melalui
pengembangan smart farming, pengembangan dan pemanfaatan screen house untuk
meningkatkan produksi komoditas hortikultura di luar musim tanam, pengembangan korporasi
petani, dan pengembangan food estate untuk peningkatan produksi pangan utama (beras/jagung).
Kementan juga mempunyai agenda yang bersifat jangka pendek, menengah dan panjang dalam
menghadapi pandemi Covid-19. Untuk jangka pendek agenda SOS atau emergency, diantaranya
dengan menjaga stabilitas harga pangan dan membangun buffer stock. Agenda jangka menengah
diwujudkan dengan melanjutkan padat karya pasca Covid-19, diversifikasi pangan lokal,
membantu ketersediaan pangan di daerah defisit, antisipasi kekeringan, menjaga semangat kerja
pertanian melalui bantuan saprodi dan alsintan, mendorong family farming, membantu
kelancaran distribusi pangan, meningkatkan ekspor pertanian, memperkuat Kostratani.
Sementara agenda jangka panjang (permanen) dilakukan, antara lain dengan  mendorong
peningatan produksi 7% per tahun dan menurunkan kehilangan hasil (losses) menjadi 5%.
Pada era ini, setiap proses kerja menjadi lebih efisien dan efektif melalui otomatisasi dan
komputerisasi yang dipadukan dengan teknologi Internet of Things, Artificial Intelligent, Big
Data maupun Robotic. Sehingga, penguasaan teknologi yang terus berkembang pada era Industri
4.0 ini memegang peranan sangat penting dalam menghadapi persaingan global.
Indonesia dengan potensi sumber daya alam dan manusianya yang melimpah, sejatinya mampu
menjadi negara yang unggul. Namun, hingga kini kemampuan penguasaan teknologi kita
tergolong masih tertinggal. Kapasitas Iptek kita masih berada di kelas-3, di mana lebih dari 75%
kebutuhan teknologinya berasal dari impor (UNDP, 2010).

Selain itu, kecepatan koneksi internet kita juga masih kalah dibanding negara-negara tetangga
seperti Singapura, Thailand, Malaysia, Vietnam, Brunei Darussalam, dan Filipina. Berdasarkan
data Speedtest Global Index bulan Maret 2019, kecepatan mobile internet dan fixed internet kita
masing-masing baru 10,51 Mbps dan 16,65 Mbps. Lebih miris lagi, penilaian terhadap daya
saing digital dalam meningkatkan ekonomi dan efisiensi di berbagai bidang pada 2018,
Indonesia berada di urutan ke-62 dari 63 negara (IMD World Digital Competitiveness Ranking,
2018).

Kondisi tersebut tak ayal menempatkan Indonesia dalam kategori ‘Nascent Countries’ atau
negara yang baru ‘melek’ untuk menyongsong Revolusi Industri 4.0 dalam Readiness for the
Future of Production Report 2018 (WEF, 2018). Pemerintah saat ini pun merespons dengan
membuat peta jalan ‘Making Indonesia 4.0’ untuk mengimplementasikan strategi Revolusi
Industri 4.0 di Indonesia.

Ada lima sektor industri yang menjadi fokus awal yakni industri makanan dan minuman, tekstil
dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronik. Meskipun demikian, bagi sektor pembangunan
lainnya tidak tertutup kemungkinan untuk bisa menerapkan teknologi Industri 4.0. Salah satu
sektor pembangunan yang potensial yaitu pertanian.

Sebagai negara agraris yang sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pertanian dengan
kontribusi terhadap PDB terbesar ke-3 setelah sektor manufaktur dan perdagangan (BPS 2019),
Indonesia sudah saatnya melakukan Revolusi Industri 4.0 pada sektor pertanian. Penerapan
teknologi Industri 4.0 akan mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian dengan lebih
efisien dan efekt

Anda mungkin juga menyukai