NRP : 02311940005022
2. Salah satu jenis pengolahan limbah biologis adalah tipe pengolahan limbah
activated process (lumpur aktif). Sebutkan 3 (tiga) tipe pengolahan limbah
activated process (lumpur aktif) serta jelaskan masing-masing perbedaannya
beserta mekanismenya !
Jawab:
a. Proses Pertumbuhan Tersuspensi (suspended growth proccesses)
Merupakan jenis pengolahan limbah secara biologis menggunakan peran
mikroorganisme tersuspensi untuk mendegradasi limbah organik & nitrogen. Di
dalam reaktor pertumbuhan tersuspensi, mikroorganisme tumbuh dan
berkembang dalam keadaan tersuspensi. Proses lumpur aktif yang banyak dikenal
berlangsung dalam reaktor jenis ini. Proses lumpur aktif terus berkembang dengan
berbagai modifikasinya, antara lain: oxidation ditch dan kontak-stabilisasi.
b. Proses Pertumbuhan lekat (attached growth proccesses).
Di dalam reaktor pertumbuhan lekat, mikroorganisme tumbuh di atas media
pendukung dengan membentuk lapisan film untuk melekatkan dirinya. Berbagai
modifikasi telah banyak dikembangkan selama ini, antara lain:
1. trickling filter
2. Cakram biologi
3. Filter terendam
4. Reaktor fludisasi
Seluruh modifikasi ini dapat menghasilkan efisiensi penurunan BOD sekitar 80%-
90%. Ditinjau dari segi lingkungan dimana berlangsung proses penguraian secara
biologi, proses ini dapat dibedakan menjadi dua jenis:
• Proses aerob, yang berlangsung dengan hadirnya oksigen;
• Proses anaerob, yang berlangsung tanpa adanya oksigen.
Apabila BOD air buangan tidak melebihi 400 mg/l, proses aerob masih dapat
dianggap lebih ekonomis dari anaerob. Pada BOD lebih tinggi dari 4000 mg/l,
proses anaerob menjadi lebih ekonomis.
c.Lagoon/Kolam
Proses pengolahan air limbah secara biologis dengan lagoon atau kolam adalah
dengan menampung air limbah pada suatu kolam yang luas dengan waktu tinggal
yang cukup lama sehingga dengan aktifitas mikro-organisme yang tumbuh secara
alami, senyawa polutan yang ada dalam air akan terurai. Untuk mempercepat
proses penguraian senyawa polutan atau memperpendek waktu tinggal dapat juga
dilakukan proses aerasi. Salah satu contoh proses pengolahan air limbah dengan
cara ini adalah kolam aerasi atau kolam stabilisasi (stabilization pond). Proses
dengan sistem lagoon tersebut kadang-kadang dikategorikan sebagai proses
biologis dengan biakan tersuspensi.
3. Jelaskan mekanisme proses pengolahan limbah primery treatment terutama pada
sedimantasi mengapa perlu ditambahkan koagulan, jelaskan!
Jawab:
Proses pengolahan limbah primery treatment yaitu proses yang terjadi pada
pengolahan tahap pertama ialah menghilangkan partikel-artikel padat organik dan
melalui proses fisika, yakni neutralization, chemical addition and coagulation,
flotation, sedimentation,dan filtration. Sehingga partikel padatan mengendap
sedangkan partikel lemak dan minyak akan berada di atas/permukaan. Dengan
adanya pengendapan ini,yang terjadi adalah pengendapan secara grafitas dengan
bahan bantuan penambahan koagulan. Dengan tujuan untuk memperoleh air
buangan yang jernih dan mempermudah proses penanganan lumpur serta
mengurangi kandungan padatan tersuspensi.
5. Jelaskan tentang mekanisme proses eutrofikasi pada ekosistem air sungai atau air
danau, bagaimana dampaknya dan tunjukkan tanda-tandanya !
Jawab:
Mekanisme proses eutrofikasi pada ekosistem air sungai atau air danau Eutrofikasi
merupakan masalah lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah fosfat (PO43),
khususnya dalam ekosistem air tawar. Definisi dasarnya adalah pencemaran air
yang disebabkan oleh munculnya nutrien yang berlebihan ke dalam ekosistem air.
Air dikatakan eutrofik jika konsentrasi total phosphorus (TP) dalam air berada
dalam rentang 35-100 µg/L. Sejatinya, eutrofikasi merupakan sebuah proses
alamiah di mana danau mengalami penuaan secara bertahap dan menjadi lebih
produktif bagi tumbuhnya biomassa. Diperlukan proses ribuan tahun untuk sampai
pada kondisi eutrofik. Proses alamiah ini, oleh manusia dengan segala aktivitas
modernnya, secara tidak disadari dipercepat menjadi dalam hitungan beberapa
dekade atau bahkan beberapa tahun saja. Maka tidaklah mengherankan jika
eutrofikasi menjadi masalah di hampir ribuan danau di muka Bumi, sebagaimana
dikenal lewat fenomena algal bloom.
Dampak dan tanda-tanda akibat Eutrofikasi Akibat kondisi eutrofik sebuah
kawasan air tawar akan memperbesar peluang alga serta tumbuhan air berukuran
mikro tumbuh lebih pesat (blooming). Pertumbuhan pesat tersebut terjadi karena
ketersediaan fostat yang berlebihan. Kondisi ini juga akan mengakibatkan
sejumlah hal lain, seperti:
• Warna air yang menjadi kehijauan, berbau tidak sedap, hingga kekeruhan
yang meningkat menjadi pertanda adanya kondisi eutrofik.
• Banyaknya enceng gondok di rawa dan danau-danau juga disebabkan
karena fostat yang berlebihan. Kualitas air di banyak ekosistem air pun
menjadi menurun.
• Ikan dan makhluk hidup air lainnya juga tidak dapat bertahan karena
konsentrasi oksigen terlarut rendah bahkan sampai batas nol.
• Rantai makanan akan terganggu karena komponen dalam rantai makanan
hilang sehingga memutus mata rantai di ekosistem air tawar.
• Pertumbuhan alga secara pesat juga bisa menyebabkan hilangnya nilai
estetika, konservasi, reaksional, serta pariwisata. Tentu saja perlu biaya
sosial dan ekonomi yang tidak sedikit untuk mengatasi permasalahan
tersebut.
6. Baku mutu air merupakan ukuran batas atau kadar suatu komponen yang ada
dalam range tertentu di dalam air.
a. Mengapa diperlukan standar baku mutu air? Jelaskan fungsi dan urgensitasnya!
b. Jelaskan golongan air yang sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 173 / Men. Kes /Per / VIII / 77 Tahun 1977 pasal 1 !
c. Sebutkan persyaratan kimia standar baku mutu air pada golongan air kelas C!
Jawab:
a. Untuk mengetahui seberapa besar pencemaran air yang terjadi disuatu
lingkungan. Fungsi baku mutu air :
• Peruntukan Merupakan tingkat mutu air yang diinginkan bagi suatu
peruntukan
• Pengendalian pencemaran air. berisi arahan serta pedoman bagi
langkah-langkah pengendalian pencemaran air.
b. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173 / Men.
Kes /Per / VIII / 77 Tahun 1977 pasal 1, Berdasarkan peruntukannya yang
berhubungan dengan kriteria mutu air di Indonesia, terdapat tiga golongan air:
1. Golongan A badan air yang airnya digunakan untuk air baku (air yang
diolah menjadi air minum)
2. Golongan B badan air yang airnya digunakan utnuk pemandian alam
dan pertanian yang hasilnya dimakan tanpa dimasak terlebih dahulu.
3. Golongan C badan air yang airnya digunakan untuk perikanan darat,
olah raga (kecuali renang, ski air, luncur air), pesiar dan keindahan.
c. Persyaratan kimia standar baku mutu air pada golongan air kelas sebagai
berikut:
• Kebutuhan Biologik dan oksigen Max 5 mg/l sebagai O2
• Oksigen terlarut min. 6 mg/l sebagai O2
• Ph min 6 dan max 9
• Zat terlarut max 2.000 mg/l
Jawab:
a. Kandungan merkuri dalam air tidak boleh melebihi 5 mg/l (0,05 ppm) menurt
syarat kualitas (mutu) dari badan air.
b. Air raksa / merkuri (Hg) tercemar dari alam atau kegiatan pemisahan emas
secara tradisional. Keracunan Hg akan menimbulkan gejala gangguan
susunan saraf pusat (SSP) seperti kelainan kepribadian dan tremor, convulsi,
pikun, insomania, kehilangan kepercayaan diri, iritasi, depresi, dan rasa
ketakutan. Gejala gastero-intestinal (GI) seperti stomatis, hipersalivasi,
colitis, sakit saat mengunyah, ginggivitis, garis hitam pada gusi (leadline),
dan gigi yang mudah lepas. Kulit dapat menderita dermatritis, dan ulcer.
Hg yang organik cenderung merusak susunan saraf pusat (tremor,
ataxia, lapangan penglihatan meciut, perubahan kepribadian),
sedangkan Hg anorganik bisanya merusak ginjal, dan menyebabkan
cacat bawaaan. Di alam, Hg anorganik dapat berubah menjadi organik
dan sebaliknya karena adanya karena adanya interaksi dengan
mikroba. Genus Pseudomonas dan Neurospora dapat mengubah Hg anorganik
menjadi organik. Staphilococcus aureus antara lain dapat mereduksi Hg2+
menjadi Hg elemental.
c. Cara Mengolah Raksa
• Penghilangan Senyawa Arsen Arsen (As) banyak ditemukan di dalam air
limbah industri elektronik yang membuat gallium arsenide wafers dan peralatan
elektronik. Ditemukan juga di dalam air limbah industri pembuatan
semikonduktor silikon dimana terdapat proses penanaman arsen dosis tinggi.
Arsen dapat juga disebabkan penggunaan insektisida yang mengandung
senyawa arsen. Standar WHO dan US-EPA untuk konsentrasi Arsen maksimum
yang diperbolehkan di dalam air minum adalah 10 µg/l (ppb). Arsen tidak dapat
diolah sampai tingkat konsentrasi yang diperbolehkan dengan proses
pengaturan pH dan pengendapan. Penghilangan arsen di dalam air limbah
yang sering dilakukan adalah dengan proses pengendapan ferri arsenat (ferric
arsenate), Fe(AsO4). Di dalam proses ini senyawa arsen dioksidasi dengan
penambahan ion ferri dan sodium atau natrium hipokhlorit pada pH 2,5 – 3,5.
• Penghilangan Senyawa Cadmidium Kadminum (Cd) dapat ditemukan di
dalam air limbah pelapisan logam, industri keramik, produk fotografi, industri
pigment, industri kimia sintetis, dan dapat ditemukan di dalam air limbah
pencucian proses pensolderan. Kadmium di dalam efluen air limbah umumnya
dibatasi sampai konsentrasi kurang dari 0,1 mg/l. Untuk menurunkan
konsentrasi Kadmium di dalam air limbah sampai konsentrasi yang
diperbolehkan (< 0,1 mg/l) tidak dapat dilakukan hanya dengan proses
pengendapan dengan pengaturan pH saja. Pengendapan logam Kadmium
dapat dilakukan dengan penambahan senyawa carbonat, phospat, sulfida atau
hidroksida sehingga membentuk endapan
• Penghilangan Senyawa Khromium Valensi 6 Krom banyak dijumpai di dalam
air limbah industri pelapisan logam atau industri cat dalam bentum anion
dikromat (Cr2O7 2-). Sebelum diendapkan dikromat harus direduksi menjadi
Cr3+. Reduski krom valensi 6 atau heksavalen dilakukan pada pH 3 dengan
penambahan sodium bisulfit. Reduksi krom valensi 6 dapat juga dilakukan
dengan penambahan ion ferro (fero sulfat). Krom dalam bentuk dikromat
dengan konsentrasi rendah dapat direduksi pada pH 6. Pengendapan krom
yang telah direduksi dapat dilakukan sebagai hidroksida pada pH 8 - 9, sebagai
garam phospat atau sulfida.