Yuana
Yuana
Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal 2004)
Etiologi
BBLR dapat disebabkan karena:
- Persalinan kurang bulan / premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36
minggu.Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak
mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan,
lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan
yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan.
Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum
berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda
umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan
prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena masa gestasi yang kurang (prematur).
- Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan
pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi
pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keaadaan yang
mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu.
Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara
kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin.
Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun
berat lahirnya kecil.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2009/09/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html
BBLR tipe prematur disebabkan oleh
a. Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,
kehamilan kembar
b. Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya,
c. Cervical imcompetence (mulut rahim yang lemah hingga tak
mampu menahan berat bayi dalam rahim)
d. Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum
hemorrhage)
e. Ibu hamil yang sedang sakit
f. Kebanyakan tidak diketahui penyebabnya
http://spotindo.com/search/berat+badan+lahir+rendah+bblr.diakses.2008
Faktor Lingkungan
Yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran
tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun.
Patofisiologi
Bayi menunjukkan ematuritas anatomi dan fisiologi di seluruh
system tubuh; imaturitas ini menghalangi adaptasi kehidupan
extrauterin yang harus dilakukan bayi. (Panduan Belajar Keperawatan
Ibu dan bayi baru Lahir, 328, EGC, 2005)
Klasifikasi
o Berbasarkan factor penyebabnya ada 2 tipe penggolongan BBLR :
1. Prematur yaitu bayi yang lahir lebih awal dari waktunya (kehamilan
< 37 minggu)
2. Bayi kecil masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir cukup bulan
tetapi memiliki berat badan kurang
http://spotindo.com/search/berat+badan+lahir+rendah+bblr.diakses2008
http://addy1571.wordpress.com/asuhan-keperawatan-asuhan-kebidanan/.2009
Tanda gejala
Karena beratnya kurang dari 2500 gram, bayi baru lahir dengan berat
lahir rendah, kurus dan lemak di bawah kulitnya sangat sedikit.
Tanda-tanda Bayi Prematur
- Kulit tipis dan mengkilap
- Tulang rawan telinga sangat lunak
- Lanugo banyak terutama pada punggung
- Jaringan payudara belum terlihat, puting berupa titik
- Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora
- Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang
belum turun
- Kadang disertai dengan Pernapasan tidak teratur
Aktifitas dan tangisanya lemah
Menghisap dan menelan tidak efektif
Tanda-tanda Bayi KMK
- Umur janin umumnya cukup tetapi beratnya kurang dari 2500 gram
- Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
- Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
- Mengisap cukup kuat
Umur bayi dalam kandungan tidak selamanya diketahui. Semakin muda
umur bayi dalam kandungan atau semakin kecil bayi maka risiko
mengalami masalah semakin besar
http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/03/askeb-pada-bayi-baru-lahir.html
http://www.kuliah bidan.com
Kriteria Hasil :
- Bayi menunjukkan oksigenasi yang baik
- Suhu tubuh bayi dalam keadaan yang selalu stabil
- Tidak ada tanda – tanda infeksi nosokomial
- Bayi menunjukkan status hidrasi dan nutrisi yang baik
- Keutuhan atau integritas kulit dipertahankan
- Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda sakit
- Pertumbuhan bayi yang saesuai
- Keluarga menerima dukungan yang sesuai , termasuk
persiapan untuk perawatan di rumah atau menghadapi
kematian
Penatalaksanaan :
- Mengeringkan bayi dan beri stimulasi
- Memberi bantuan pernafasan (O2)
- Mengupayakan Suhu dalam lingkungan yang netral
- Lakukan resusitasi jika diperlukan
- Lakukan Kontak kulit dengan kulit bayi sesering mungkin
- Mencegah timbulnya infeksi dengan menberitahu ibu yang
akan menyentuh bayinya dengan cuci tangan terlebih dahulu,
- Memberikan Asupan nutrisi dengan pola sedikit sedikit tapi
sering sehingga kebutuhannya terpenuhi untuk mempercepat
perkembangan bayi karena dapat memberikan daya imunitas
aktif maupun pasif melalui permberian air susu ibu
- Menghemat keluarnya energi pada bayi. Mengurangi tindakan
melepas pakaian atau mengenakan pakaian saat bayi berada
dalam inkubator. Diusahakan bayi tidak menggunakan alat
bantu fital karena itu juga berpengaruh mengurangi
penanganan secara periodik. Beyi yang tidak menggunkan
alat atau energi tambahan untuk aktifitas bernafas maka
energinya dapat digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan.
http://addy1571.wordpress.com/asuhan-keperawatan-asuhan-kebidanan/.2009
ASUHAN KEBIDANAN
BBLR
I. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
IBU
1. Biodata
- Umur
Untuk mengetahui apakah ibu tergolong dalam primi tua
atau primi muda.
- Pendidikan
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan ibu,
berpengaruh terhadap cara pandang ia terhadap kehamilan
- Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf sosial ekonomi ibu tersebut dan
mengetahui apakan pekerjaannya tidak mengganggu
kehamilannya.
- Penghasilan
Berpengaruh terhadap gizi yang di konsumsi selama hamil
dan memudahkan bidan untuk memberikan asuhan
kebidanan yang tepat
- Alamat/Tempat tinggal
Untuk mengetahui dimana ibu menetap sehingga bisa
diketahui seberapa jauh pengaruh lingkungan terhadap pola
kesehatan ibu.
(Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 46, EGC,2006)
2. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita selama dan sebelum hamil:
Berhubungan dengan kondisi yang mendasari kelahiran
dengan bayi BBLR Seperti infeksi, preeklampsi,eklamsia,
pertumbuhan janin tidak adekuat, penyakit berat pada ibu
(Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran, hal 184, EGC,
2006)
3. Riwayat kebiasaan Ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok,
ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika Obat-
obatan yang diminum selama hamil.Panduan belajar
perawatan bayi baru lahir, hal 329, EGC, 2005)
4. Riwayat penyakit keluarga
Ada tidaknya Penyakit Keturunan dan Penyakit Menular
memberikan dampak terhadap kelahiran bayi BBLR
(Perawatan bayi Resiko tinggi, hal 46, EGC, 2006)
5. Data Gizi
Pola makan
Ibu dengan pola makan yang tidak teratur dan yang biasanya
tarak juga bisa menjadi sebab kelahiran BBLR dan Cukup
makan dengan jenis-jenis makanan yang bergizi.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
6. Dasar Psikologi
Pola status emosional ditanyakan perasaan ibu pada
kehamilan ini (Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 46,
EGC,2006)
Kecamasan atau stress meternal mempunyai efek dapat
mempengaruhi aliran darah an oksigen dari ibu ke placenta
(Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran Preterm, hal 195,
EGC, 2006)
7. Riwayat sosial
Menguraikan tentang status perkawinan, reaksi keluarga dan
orang tua terhadap kehamilannya, apakah kehamilan ini
direncanakan atau tidak serta berapa lama perkawinan itu
berlangsung
BAYI
1. Riwayat antenatal
Berapa kali ibu melakukan pemeriksaan kehamilannya (kuang
atau cukupnya seorang ibu melakukan pemeriksaan
kehamilannya(Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 46,
EGC,2006)
2. Riwayat Natal
Umur kehamilan biasanya antara 24-37 minggu,dan
rendahnya berat badan saat janin berada di intrauterin
sesuai masa kehamian
b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Berat badan kurang dari 2500 gram. Umur kehamilan kuang
dari 37 minggu. Panjang badan bayi kuraqng dari 50 cm.
denyut jantung janin ritme tidak teratur
2. Pemeriksaan fisik
Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis,
telinga dan lengan, lemak jaringan sedikit (tipis).
Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
Pada bayi laki-laki testis belum turun.
Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol.
Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun
lapar bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan
lebih malas
http://askep.blogspot.com/2008/01/asuhan-keperawatan.html
Buku saku asuhan ibu dan bayi baru lahir, halaman 194, EGC,
2006
3. Pemeriksaan Diagnostik
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat
sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir
(menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit (Ht) : 43% – 61% (peningkatan sampai 65 %
atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar
menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal
/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah
berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8
mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina
serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan
pemeriksaan ultra sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan
menderita aspirasi mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila
frekwensi lebih dari 60x/ menit dibuat foto thorax.
http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/03/askeb-pada-bayi-baru-lahir.html
c. Kebutuhan:
- Pemberian O2
- Perlindungan bayi untuk mempertahankan suhu normal
- pemberian asupan gizi yang adekuat pada bayi sesuai berat
badan
- Perawatan bayi baru lahir sehingga bisa terisolasi dengan baik
untuk menghindari infeksi atau tindakan pencegahan infeksi
- Pemantauan kondisi agar tidak terjadi komplikasi lanjut
http://addy1571.wordpress.com/asuhan-keperawatan-asuhan-kebidanan/
a. Bayi sehat
b. Berat lahir antara 1500-2500 g,
c. Suhu tubuh stabil (36,5 – 37,5o C),
d. Bayi dapat menetek,
e. Grafik berat badan cenderung naik.
http://spotindo.com/search/berat+badan+lahir+rendah+bblr
V. RASIONAL
1. O2 yang cukup tidak akan memperparah kondisi janin dan bisa
mencagah terjadinya asfiksia
2. Suhu bayi saat dalam kehidupan intra uteri berbeda dengan suhu
extrauterin
3. Bayi tidak memiliki reflek menghisap yang bagus dan kebutuhan
nutrisi akan berbeda sesuai dengan tingkat kemampuan
menghisap dan berat badan bayi
4. Tidak terjadi infeksi tang parah karena secara anatomi dan
fisiologinya bayi mengalami immaturitas
5. Kemungkinan komplikasi sangat dapat terjadi karena kondisi
yang lemah
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan Pemberian O2
Memberi dan mementau bantuan pernafasan sebagai berikut
Berikan Oksigen yang hangat dan sudah diatur kelembabannya
dengan oksigen pembuluh nadi atau pantau tegangan oksigen
darah . periksa oksigen setiap satu jam
Dengan hati hati isap lender dari mulut selam kurang lebih 1
menit
Posisikan bayi tengkurap atau terlentang dengan bantalan kecil
dibawah bahu atau posisi berbaring dengan kepala sedikit di
angkat
2. Mempertahankan suhu dengan ketat
Jaga temperature Ruang perawatan 25˚C
Ukur suhu bayi terlebih dahulu 2 jam atau setiap kali
dibutuhkan
Lakukan prosedur penghangatan setelah bayi lahirLetkkan
bayi dalam incubator
Tempatkan control temperature atur suhu pada 37-37.5 ˚C
3. Memberikan asupan kalori supaya status gizi pada bayi tetap
baik
Membantu ibu untuk cara menyusui yang benar sehingga bayi
yidak mudah tersedak dan melaksanakan pemberian minum
bayi sesuai usia bayi dan keadaan bayi tersebut
Awasi reflek menghisap dan kemampuan menelan pada bayi .
pemberian makanan melalui mulut dimulai ketika bayi sudah
dalam keadaan stabil, jika belum maka lakukan pemberian
asupan melalui NGT
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2009/09/berat-badan-lahir-rendah-
bblr.html
Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi
Apabila bayi tidak bisa menghisap maka ASI dikeluarkan
dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan
pipa lambung atau pipet
Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi
dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil
yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama
4. Mengajarkan pada ibu mengenai tata cara melakukan metode
kangoroe
- Bayi dibungkus kain hangat dan kepalanya diberi topi.
- Bayi kecil atau bayi sakit diletakkan di ruang hangat (tidak
kurang dari 25o C).
- Pastikan tangan selalu hangat saat memegang bayi.
- Bila popok atau kain basah, harus selalu diganti.
-
VII. EVALUASI
S:
Keluarga setuju mengenai segala jenis perawatan yang
dilakukanoleh bidanIbu telah bisa memprakterkan cara
melakukan kotak kulit untuk mempercepat penambahan
berat bdan bayi
Ibu sudah mengerti mengenai tata cara melaksanakan metode
kangoroe bila bayinya subah dalam kondisi stabil
O:
Kondisi bayi lebih baik dari sebelumnya terihat dari
pemeriksaan suhu yang stabil
A :
Penilaian terhadap kemajuan berat badan bayi
Penilaian terhadap tand tanda bayi cukup nutrisi
Menilai tanda kematangan Alat Vital
Mengkaji keadaan kulit dan lanugo,
P:
Memberikan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi
kenaikan berat badan bayi dan reflek menghisap yang cukup
baik pada bayi
Menjaga dan terus melakukan pemantauan terhadap susu
pada bayi untuk menghindari resiko Hipotermia
Menjaga kebersihan tubuh bayi agar tidak mudah terken
infeksi
Memberikan terapi sesuai dengan kebutuhan bayi contoh
vitamin
Mengontrol suhu badan bayi
Mengontrol kebutuhan oksigenasi terhadap bayi jika masih
ada indikasi sianosia maka tetap diberikan bantuan O 2
LAPORAN PENDAHULUAN
dan
ASUHAN KEBIDANAN
BBLR
(Bayi Berat Lahir Rendah)
Dosen Pembimbing
Dwi Estuning R, S.pd, S.kep.Ns
Disusun Oleh :
YUANA DEWI ANGGRAENI
Semester III B
0802200079
DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
JURUSAN KEBIDANAN
2009
POHON MASALAH
IBU HAMIL
Primigravida Multigravida
IBU MELAHIRKAN
Berdasarkan Berdasarkan
kurang Usia Berat Badan
Kehamilan