Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

 Definisi

 Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang
berat badannya saat lahir kurang dari 2500 gram (sampai
dengan 2499 gram). (Sarwono Prawirohardjo, Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal 2004)

 BBLR adalah kelainan bertat badan bayi yang bisa


disebabkan karena prematuritas ataupun dismaturitas
(Perawatan bayi resiko tinggi, hal 46, EGC, 2006)

 Menurut buku Asuhan Kesehatan Anak Dalam Kontes Keluarga,


Pusdiknakes. Depkes RI 1992) istilah prematuritas telah diganti
dengan berat bayi lahir rendah (BBLR) oleh WHO pada tahun 1961.
ialah bayi baru lahir yang berat badan lahirnya pada saat kelahiran
kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram. Pusdiknakes
depkes yang berjudul asuhan kesehatan anak dalam konteks
keluarga BBLR
(http://spotindo.com/search/berat+badan+lahir+rendah+bblr.2008)

 Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat


lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 (satu) jam setelah lahir. (Ikatan Dokter Anak
Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam : Standar
Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ;
307-313)

 Bayi berat Lahir Rendah merupakan Bayi yang lahir dengan


berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram
(Perawatan bayi baru lahir, hal 30, EGC, 2006)

 Etiologi
BBLR dapat disebabkan karena:
- Persalinan kurang bulan / premature
Bayi lahir pada umur kehamilan antara 28 minggu sampai 36
minggu.Pada umumnya bayi kurang bulan disebabkan tidak
mampunya uterus menahan janin, gangguan selama kehamilan,
lepasnya plasenta lebih cepat daripada waktunya atau rangsangan
yang memudahkan terjadinya kontraksi uterus sebelum cukup bulan.
Bayi lahir kurang bulan mempunyai organ dan alat tubuh yang belum
berfungsi normal untuk bertahan hidup diluar rahim. Semakin muda
umur kehamilan, fungsi organ tubuh semakin kurang sempurna dan
prognosisnya semakin kurang baik. Kelompok BBLR ini sering
mendapatkan penyulit atau komplikasi akibat kurang matangnya organ
karena masa gestasi yang kurang (prematur).
- Bayi lahir kecil untuk masa kehamilan
Bayi lahir kecil untuk masa kehamilannya karena ada hambatan
pertumbuhan saat dalam kandungan (janin tumbuh lambat). Retardasi
pertumbuhan intrauterine berhubungan dengan keaadaan yang
mengganggu sirkulasi dan efisiensi plasenta dengan pertumbuhan dan
perkembangan janin atau dengan keadaan umum dan gizi ibu.
Keadaan ini mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi secara
kronik dalam waktu yang lama untuk pertumbuhan dan perkembangan
janin.
Kematangan fungsi organ tergantung pada usia kehamilan walaupun
berat lahirnya kecil.

http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2009/09/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html
 BBLR tipe prematur disebabkan oleh

a. Berat badan ibu yang rendah, ibu hamil yang masih remaja,
kehamilan kembar
b. Pernah melahirkan bayi prematur sebelumnya,
c. Cervical imcompetence (mulut rahim yang lemah hingga tak
mampu menahan berat bayi dalam rahim)
d. Perdarahan sebelum atau saat persalinan (antepartum
hemorrhage)
e. Ibu hamil yang sedang sakit
f. Kebanyakan tidak diketahui penyebabnya

 Sesuai dengan tipenya, BBLR tipe KMK disebabkan oleh

a. Ibu hamil yang kekurangan nutrisi


b. Ibu memiliki hipertensi, preeklamsi, atau anemia
c. Kehamilan kembar, kehamilan lewat waktu
d. Malaria kronik, penyakit kronik
e. Ibu hamil merokok

http://spotindo.com/search/berat+badan+lahir+rendah+bblr.diakses.2008

 Penyebab terbanyak terjadinya BBLR adalah kelahiran


premature,
 Faktor Bayi :
a. Prematur
b. Hidramnion
c. Kelainan Kromosom
d. Cacat bawaan
e. Infeksi (misalnya. Rubella, sifhilis, toxoplasmosis)
f. Innsufisiensi plesenta
g. kehamilan kembar/ganda
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah.
Dalam : Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta :
2004 ; 307-313 dan (Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 30, EGC,
2006)

- Faktor plasenta seperti


a. penyakit vaskuler
b. plasenta previa
c. solusio plasenta

 Faktor ibu yang lain adalah


a. Penyakit :
Akut:
Seperti malaria, Anemia, Siphilis, Toxemia Gravidarum,
Tumor (mioma uteri, sistoma, infeksi TORCH dan lain-lain
Kronis:
TBC, jantung, gromerulonefritiskronis, KEK.
(Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 30, EGC, 2006)
b. Trauma pada masa kehamilan, antara lain :
Fisik : Jatuh
Psikologi : stres
c. Riwayat Ibu dengan kelahiran Preterm
Kelainan Struktur Uterus Serviks Inkompeten
d. Ketuban Pecah dini
Nutrisi ibu saat hamil yang buruk dan kurangnya
perawatan perinatal(Panduan Belajar Keperawatan Ibu dan
bayi baru Lahir, 328, EGC, 2005)
e. Komplikasi pada kehamilan :
Komplikasi yang terjadi pada kehamilan ibu sepeti
perdarahan post antepartum, pre eklampsia ringan
ataupun berat, Eklampsia, dan kelahiran preterm
f. Usia Ibu dan paritas
Angka kejadian BBlR tertinggi ditemukan pada bayi yang
dilahirkan oleh ibi-ibu dengan usia >35 tahun, <20 tahun
g. Faktor Kebiasaan Ibu :
Hal ini juga mempengaruhi kondisi perkembangan janin
contohnya seperti ibu yang perokok, ibu pecandu narkoba,
dan ibu pengguna narkotika.

 Faktor Lingkungan
Yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di dataran
tinggi, radiasi, sosio-ekonomi dan paparan zat-zat racun.

 Faktor lain yang tidak diketahui


World Health Organization (WHO). Development of a strategy towards
promoting optimal fetal growth. Available from :
http://www.who.int/nutrition/topics/feto_maternal/en.html

 Patofisiologi
Bayi menunjukkan ematuritas anatomi dan fisiologi di seluruh
system tubuh; imaturitas ini menghalangi adaptasi kehidupan
extrauterin yang harus dilakukan bayi. (Panduan Belajar Keperawatan
Ibu dan bayi baru Lahir, 328, EGC, 2005)

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan


yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan
dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38
minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa
kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram. Biasanya hal ini
terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu dalam
kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan
plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan


janin tidak mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan
bayi dengan berat normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik,
system reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada
gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan
melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi
kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang
rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita
anemia.

Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb


berada di bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu
gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil
umumnya mengalami deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit
besi kepada janin yang dibutuhkan untuk metabolisme besi yang
normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada saat kadar
hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan
pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi
dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus,
cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal
secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia
berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu
dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih
besar.

 Klasifikasi
o Berbasarkan factor penyebabnya ada 2 tipe penggolongan BBLR :
1. Prematur yaitu bayi yang lahir lebih awal dari waktunya (kehamilan
<  37 minggu)
2. Bayi kecil masa kehamilan (KMK) yaitu bayi yang lahir cukup bulan
tetapi memiliki berat badan kurang

http://spotindo.com/search/berat+badan+lahir+rendah+bblr.diakses2008

o Ada Sumber lain yang mengklasifikasikan Sebagai berikut :

1.Prematuritasmurni.Bayi lahir dengan umur kehamilan kurang dari 37


minggu dan mempunyai beratbadan sesuai dengan berat badan untuk masa
kehamilan atau disebut Neonatus Kurang Bulan Sesuai Masa Kehamilan
( NKBSMK).

2. Dismaturitas.Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan


seharusnya untuk masa kehamilan, dismatur dapat terjadi dalam preterm,
term, dan post term. Dismatur ini dapat juga: Neonatus Kurang Bulan – Kecil
untuk Masa Kehamilan (NKB- KMK). Neonatus Cukup Bulan-Kecil Masa
Kehamilan ( NCB-KMK ), Neonatus Lebih Bulan-Kecil Masa Kehamilan (NLB-
KMK ).

http://addy1571.wordpress.com/asuhan-keperawatan-asuhan-kebidanan/.2009

o BBLR Berdasarkan factor berat badannya saat lahir


diklasifikasikan Sebagai berikut:
a. Bayi berat lahir amat sangat rendah, yaitu bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 1000 gram
b. Bayi dengan berat badan lahir sangat rendah adalah bayi
yang lahir dengan berat badan kurang dari 1500 gram
c. Bayi berat badan lahir cukup rendah adalah bayi yang lahir
dengan berat badan 1501-2500 gram
(Perawatan bayi resiko tinggi, hal 46, EGC, 2006)

 Tanda gejala
Karena beratnya kurang dari 2500 gram, bayi baru lahir dengan berat
lahir rendah, kurus dan lemak di bawah kulitnya sangat sedikit.
Tanda-tanda Bayi Prematur
- Kulit tipis dan mengkilap
- Tulang rawan telinga sangat lunak
- Lanugo banyak terutama pada punggung
- Jaringan payudara belum terlihat, puting berupa titik
- Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora
- Pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang
belum turun
- Kadang disertai dengan Pernapasan tidak teratur
Aktifitas dan tangisanya lemah
Menghisap dan menelan tidak efektif
Tanda-tanda Bayi KMK
- Umur janin umumnya cukup tetapi beratnya kurang dari 2500 gram
- Gerakannya cukup aktif, tangis cukup kuat
- Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
- Mengisap cukup kuat
Umur bayi dalam kandungan tidak selamanya diketahui. Semakin muda
umur bayi dalam kandungan atau semakin kecil bayi maka risiko
mengalami masalah semakin besar
http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/03/askeb-pada-bayi-baru-lahir.html

Secara Umum Tand gejalanya adalah sebagai berikut :


 Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
 Berat badat sama dengan atau kurang dari 2500 gram
 Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
 Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
 Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
 Lingkar kepala kurang dari atau sama dengan 33 cm
 Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
 Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
 Tulang rawan daun telinga belum sempurna
pertumbuhannya, sehingga seolah-olah tidak teraba
tulang rawan daun telinga.
 Tumit mengilap, telapak kaki halus
 Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae
pada skrotum kurang. Testis belum turun ke dalam
skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia
minora belum tertutup oleh labia mayora.
 Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang matang,
mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk masih
lemah atau tidak efektif, dan tangisannya lemah.
 Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat
pertumbuhan otot dan jaringan lemak
(Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 32, EGC, 2006)
 Komplikasi
- Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir
rendah antara lain
 Hipotermia
 RDS
 Bronkopneumonia
 Hipoglikemia
 Sianosis
 Gangguan cairan dan elektrolit
 Hiperbilirubinemia
 Sepsis neonatorium
 Sindroma gawat nafas
 Asfiksia neonatorum
 Paten duktuss arteriosus
 Infeksi
 Perdarahan intraventrikuler
 Apnea of prematurity
 Anemia

- Komplikasi jangka panjang yang mungkin timbul antara lain


 Gangguan perkembangan
 Gangguan pertumbuhan
 Gangguan penglihatan (Ratinopati)
 Gangguan pendengaran
 Penyakit paru kronis
 Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumahsakit
 Kenaikan frekwensi kelainan bawaan

http://www.kuliah bidan.com

 Penatalaksanaan untuk bayi BBLR


Tujuan :
Kondisi BBLR berkembang baik secara signifikan dan komperhensif
setelah dilakukan perawatan yang optimal dan tidak terjadi komplikasi
dini ataupun komplikasi lanjut pada bayi.
Pola Nafas aktif
Suhu tubuh normal
Bayi mendapatkan kecukupan gizi dan cairan

Kriteria Hasil :
- Bayi menunjukkan oksigenasi yang baik
- Suhu tubuh bayi dalam keadaan yang selalu stabil
- Tidak ada tanda – tanda infeksi nosokomial
- Bayi menunjukkan status hidrasi dan nutrisi yang baik
- Keutuhan atau integritas kulit dipertahankan
- Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda sakit
- Pertumbuhan bayi yang saesuai
- Keluarga menerima dukungan yang sesuai , termasuk
persiapan untuk perawatan di rumah atau menghadapi
kematian

Penatalaksanaan :
- Mengeringkan bayi dan beri stimulasi
- Memberi bantuan pernafasan (O2)
- Mengupayakan Suhu dalam lingkungan yang netral
- Lakukan resusitasi jika diperlukan
- Lakukan Kontak kulit dengan kulit bayi sesering mungkin
- Mencegah timbulnya infeksi dengan menberitahu ibu yang
akan menyentuh bayinya dengan cuci tangan terlebih dahulu,
- Memberikan Asupan nutrisi dengan pola sedikit sedikit tapi
sering sehingga kebutuhannya terpenuhi untuk mempercepat
perkembangan bayi karena dapat memberikan daya imunitas
aktif maupun pasif melalui permberian air susu ibu
- Menghemat keluarnya energi pada bayi. Mengurangi tindakan
melepas pakaian atau mengenakan pakaian saat bayi berada
dalam inkubator. Diusahakan bayi tidak menggunakan alat
bantu fital karena itu juga berpengaruh mengurangi
penanganan secara periodik. Beyi yang tidak menggunkan
alat atau energi tambahan untuk aktifitas bernafas maka
energinya dapat digunakan untuk pertumbuhan dan
perkembangan.

http://addy1571.wordpress.com/asuhan-keperawatan-asuhan-kebidanan/.2009
ASUHAN KEBIDANAN
BBLR

I. PENGKAJIAN
a. Data Subyektif
IBU
1. Biodata
- Umur
Untuk mengetahui apakah ibu tergolong dalam primi tua
atau primi muda.
- Pendidikan
Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan ibu,
berpengaruh terhadap cara pandang ia terhadap kehamilan
- Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf sosial ekonomi ibu tersebut dan
mengetahui apakan pekerjaannya tidak mengganggu
kehamilannya.
- Penghasilan
Berpengaruh terhadap gizi yang di konsumsi selama hamil
dan memudahkan bidan untuk memberikan asuhan
kebidanan yang tepat
- Alamat/Tempat tinggal
Untuk mengetahui dimana ibu menetap sehingga bisa
diketahui seberapa jauh pengaruh lingkungan terhadap pola
kesehatan ibu.
(Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 46, EGC,2006)
2. Riwayat Kesehatan
Penyakit yang pernah diderita selama dan sebelum hamil:
Berhubungan dengan kondisi yang mendasari kelahiran
dengan bayi BBLR Seperti infeksi, preeklampsi,eklamsia,
pertumbuhan janin tidak adekuat, penyakit berat pada ibu
(Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran, hal 184, EGC,
2006)
3. Riwayat kebiasaan Ibu
Faktor kebiasaan ibu juga berpengaruh seperti ibu perokok,
ibu pecandu alkohol dan ibu pengguna narkotika Obat-
obatan yang diminum selama hamil.Panduan belajar
perawatan bayi baru lahir, hal 329, EGC, 2005)
4. Riwayat penyakit keluarga
Ada tidaknya Penyakit Keturunan dan Penyakit Menular
memberikan dampak terhadap kelahiran bayi BBLR
(Perawatan bayi Resiko tinggi, hal 46, EGC, 2006)
5. Data Gizi
Pola makan
Ibu dengan pola makan yang tidak teratur dan yang biasanya
tarak juga bisa menjadi sebab kelahiran BBLR dan Cukup
makan dengan jenis-jenis makanan yang bergizi.
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/
6. Dasar Psikologi
Pola status emosional ditanyakan perasaan ibu pada
kehamilan ini (Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 46,
EGC,2006)
Kecamasan atau stress meternal mempunyai efek dapat
mempengaruhi aliran darah an oksigen dari ibu ke placenta
(Asuhan kebidanan persalinan dan kelahiran Preterm, hal 195,
EGC, 2006)
7. Riwayat sosial
Menguraikan tentang status perkawinan, reaksi keluarga dan
orang tua terhadap kehamilannya, apakah kehamilan ini
direncanakan atau tidak serta berapa lama perkawinan itu
berlangsung

BAYI
1. Riwayat antenatal
Berapa kali ibu melakukan pemeriksaan kehamilannya (kuang
atau cukupnya seorang ibu melakukan pemeriksaan
kehamilannya(Perawatan bayi Resiko Tinggi, hal 46,
EGC,2006)
2. Riwayat Natal
Umur kehamilan biasanya antara 24-37 minggu,dan
rendahnya berat badan saat janin berada di intrauterin
sesuai masa kehamian

b. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Berat badan kurang dari 2500 gram. Umur kehamilan kuang
dari 37 minggu. Panjang badan bayi kuraqng dari 50 cm.
denyut jantung janin ritme tidak teratur

2. Pemeriksaan fisik
 Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis,
telinga dan lengan, lemak jaringan sedikit (tipis).
 Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jari
 Pada bayi laki-laki testis belum turun.
 Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol.
 Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun
lapar bayi tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan
lebih malas

http://askep.blogspot.com/2008/01/asuhan-keperawatan.html

 Ukuran kepala tampak lebih basar dibandingkan dengan


ukuran tubuh
 Tulang tengkorak lentur, fontanel lembut, dan datar
 Tumit mengilap, telapak kaki halus
 Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentasi dan rugae
pada skrotum kurang. Testis belum turun ke dalam
skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia
minora belum tertutup oleh labia mayora.
 Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang matang,
mengakibatkan refleks isap, menelan dan batuk masih
lemah atau tidak efektif, dan tangisannya lemah.

Buku saku asuhan ibu dan bayi baru lahir, halaman 194, EGC,
2006

 Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat


pertumbuhan otot dan jaringan lemak
 Berkemih terjadi setelah 8 jam kelahiran, ketidakmampuan
melarutkan ekskresi dalam urine
 Tulang kartilago telinga masih belum tumbuh dengan
sempurna tulang tengkorak dan rusuk masih lemah
 umlah pernafasan rata-rata antara 40-60 per menit
diselingi dengan periode Apnea ; pernafasan tidak teratur;
terdengar suara gemerisik
(Perawatan bayi Resiko tinggi, hal 46, EGC, 2006)

3. Pemeriksaan Diagnostik
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat
sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir
(menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit (Ht) : 43% – 61% (peningkatan sampai 65 %
atau lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar
menunjukkan anemia atau hemoragic prenatal
/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah
berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan)
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8
mg/dl 1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterina
serta menemukan gangguan pertumbuhan misalnya dengan
pemeriksaan ultra sonografi.
2. Memeriksa kadar gula darah (true glukose) dengan dextrostix atau
laboratorium kalau hipoglikemia perlu diatasi
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya.
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori dibandingkan dengan bayi
SMK.
5. Melakukan tracheal-washing pada bayi yang diduga akan
menderita aspirasi mekonium.
6. Sebaiknya setiap jam dihitung frekwensi pernafasan dan bila
frekwensi lebih dari 60x/ menit dibuat foto thorax.

II. DIAGNOSIS, MASALAH, DAN KEBUTUHAN


a. Diagnosa :
BBLR
b. Masalah:
1. Bayi kesulitan bernafas atau Asfiksia
2. Suhu tubuh rendah
3. Mudah terkena infeksi karena kondisi masih labil
4. Gangguan Pemberian Nutrisi

http://stasiunbidan.blogspot.com/2009/03/askeb-pada-bayi-baru-lahir.html

c. Kebutuhan:
- Pemberian O2
- Perlindungan bayi untuk mempertahankan suhu normal
- pemberian asupan gizi yang adekuat pada bayi sesuai berat
badan
- Perawatan bayi baru lahir sehingga bisa terisolasi dengan baik
untuk menghindari infeksi atau tindakan pencegahan infeksi
- Pemantauan kondisi agar tidak terjadi komplikasi lanjut

http://addy1571.wordpress.com/asuhan-keperawatan-asuhan-kebidanan/

III. DIAGNOSIA DAN MASALAH POTENSIAL


Diagnosa potensial:
- Hipotermi
- Gangguan pertumbuhan
- Sianosis
Masalah Potensial:
- Letargi dan Kematian
IV. INTERVENSI
1. Memberikan O2
Bayi sangat rentan terjadi asfiksia karena ketidak matangan
paru yang disebabkan karena kurangnya Produksi Surfaktan
2. Mempertahankan suhu dengan ketat
BBLR mudah dan cepat mengalami hipotermi, oleh sebab itu
suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat. Kehilangan
panas disebabkan oleh permukaan tubuh bayi yang relative
lebih luas dibandingkan dengan berat badan, kurangnya
jaringan lemak di bawah kulit, dan kekurangan lemak coklat
(brown fat).
3. Pengawasan nutrisi/ASI
Pada BBLR refleks isap, telan dan batuk belum sempurna,
sehingga pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat,
kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan
terutama lipase kurang, disamping itu kebutuhan protein 3-5
gram/hari dan tinggi kalori (110 kal/kg/hari), agar berat
badan bertambah sebaik-baiknya. Jumlah ini lebih tinggi dari
yang diperlukan bayi cukup bulan. Pemberian minum dimulai
pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita
hipoglikemia dan hiperbilirubinemia
4. Mencegah infeksi dengan ketat BBLR sangat rentan akan infeksi,
ini disebabkan oleh karena daya tahan tubuh terhadap infeksi
berkurang, kemampuan leukosit masih kurang dan
pembentukan anti bodi belum sempurna. dan daya fagositosis
serta reaksi terhadap peradangan belum baik. Oleh karena itu,
perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, termasuk
mencuci tangan sebelum memegang bayi.
5. Mencegah terjadinya infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya
tahan tubuh yang masih lemah, Oleh karena itu, upaya
preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas (BBLR). Dengan
demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas
secara khusus dan terisolasi dengan baik.
6. Pemantauan secara ketat
1. Kenaikan BB dan pemberian minum setelah umur 7 hari
 Bayi akan kehilangan berat selama 7-10 hari pertama. Bayi
berat lahir >1500 gram dapat kehilangan BB sampai 10%
dari berat lahir. Berat lahir biasanya tercapai kembali
dalam 14 hari kecuali apabila terjadi komplikasi.
 Setelah berat lahir tercapai kembali, kenaikan berat badan
selama 3 bulan seharusnya: 150-200 gram seminggu
untuk bayi <1500 gram (misalnya 20-30 gram/hari),200-
250 gram seminggu untuk bayi 1500-2500 gram
(misalnya 30-35 gram/hari)
 Bila bayi sudah mendapat ASI secara penuh (pada semua
kategori berat) dan telah berusia lebih dari 7 hari:
 Tingkatkan jumlah ASI dengan 20ml/kg/hari sampai
tercapai jumlah 180ml/kg/hari.Tingkatkan jumlah ASI
sesuai dengan kenaikan berat badan bayi agar jumlah
pemberian ASI tetap 180ml/kg/hari.Apabila kenaikan
berat tidak adekuat, tingkatkan jumlah pemberian ASI
sampai 200ml/kg/hari.
2. Tanda kecukupan pemberian ASI
 Kencing minimal 6 kali dalam 24 jam
 Bayi tidur lelap setelah pemberian ASI
 BB bayi naik
3. Pemulangan penderita
 Bayi suhu stabil
 Toleransi minum per oral baik, diutamakan pemberian ASI.
 Bila tidak bisa diberikan ASI dengan cara menetek dapat
diberikan dengan alternative cara pemberian minum yang
lain.
 Ibu sanggup merawat BBLR di rumah
7. Mengurangi Resiko Hipotermia dengan Metode Kangguru

Metode yang tepat dalam merawat BBLR, yakni dengan


kangaroo mother care atau metode kanguru. Metode kanguru
adalah perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam
kantung ibunya. Caranya: Bayi diletakkan dalam dekapan ibu
dengan kulit menyentuh kulit, posisi bayi tegak, kepala
miring ke kiri atau ke kanan. Keunggulan metode ini: bayi
mendapatkan sumber panas alami (36-37o C) terus menerus
langsung dari kulit ibu, mendapatkan kehangatan udara
dalam kantung/baju ibu, serta ASI menjadi lancar. Dekapan
Anda adalah energi bagi si kecil. Pada bayi berat badan lahir
sangat rendah (kurang dari 1000 g) metode kanguru ditunda
sampai usia 2 minggu, atau sampai keadaan si bayi stabil.
Kriteria bayi kecil yang dapat menggunakan metode ini:

a. Bayi sehat
b. Berat lahir antara 1500-2500 g,
c. Suhu tubuh stabil (36,5 – 37,5o C),
d. Bayi dapat menetek,
e. Grafik berat badan cenderung naik.
http://spotindo.com/search/berat+badan+lahir+rendah+bblr
V. RASIONAL
1. O2 yang cukup tidak akan memperparah kondisi janin dan bisa
mencagah terjadinya asfiksia
2. Suhu bayi saat dalam kehidupan intra uteri berbeda dengan suhu
extrauterin
3. Bayi tidak memiliki reflek menghisap yang bagus dan kebutuhan
nutrisi akan berbeda sesuai dengan tingkat kemampuan
menghisap dan berat badan bayi
4. Tidak terjadi infeksi tang parah karena secara anatomi dan
fisiologinya bayi mengalami immaturitas
5. Kemungkinan komplikasi sangat dapat terjadi karena kondisi
yang lemah
VI. IMPLEMENTASI
1. Melakukan Pemberian O2
Memberi dan mementau bantuan pernafasan sebagai berikut
 Berikan Oksigen yang hangat dan sudah diatur kelembabannya
dengan oksigen pembuluh nadi atau pantau tegangan oksigen
darah . periksa oksigen setiap satu jam
 Dengan hati hati isap lender dari mulut selam kurang lebih 1
menit
 Posisikan bayi tengkurap atau terlentang dengan bantalan kecil
dibawah bahu atau posisi berbaring dengan kepala sedikit di
angkat
2. Mempertahankan suhu dengan ketat
 Jaga temperature Ruang perawatan 25˚C
 Ukur suhu bayi terlebih dahulu 2 jam atau setiap kali
dibutuhkan
 Lakukan prosedur penghangatan setelah bayi lahirLetkkan
bayi dalam incubator
 Tempatkan control temperature atur suhu pada 37-37.5 ˚C
3. Memberikan asupan kalori supaya status gizi pada bayi tetap
baik
 Membantu ibu untuk cara menyusui yang benar sehingga bayi
yidak mudah tersedak dan melaksanakan pemberian minum
bayi sesuai usia bayi dan keadaan bayi tersebut
 Awasi reflek menghisap dan kemampuan menelan pada bayi .
pemberian makanan melalui mulut dimulai ketika bayi sudah
dalam keadaan stabil, jika belum maka lakukan pemberian
asupan melalui NGT
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/2009/09/berat-badan-lahir-rendah-
bblr.html
 Awasi dan hitung kebutuhan kalori bayi
 Apabila bayi tidak bisa menghisap maka ASI dikeluarkan
dengan pompa atau diperas dan diberikan pada bayi dengan
pipa lambung atau pipet
 Dengan memegang kepala dan menahan bawah dagu, bayi
dapat dilatih untuk menghisap sementara ASI yang telah
dikeluarkan yang diberikan dengan pipet atau selang kecil
yang menempel pada puting. ASI merupakan pilihan utama
4. Mengajarkan pada ibu mengenai tata cara melakukan metode
kangoroe
- Bayi dibungkus kain hangat dan kepalanya diberi topi.
- Bayi kecil atau bayi sakit diletakkan di ruang hangat (tidak
kurang dari 25o C).
- Pastikan tangan selalu hangat saat memegang bayi.
- Bila popok atau kain basah, harus selalu diganti.
-
VII. EVALUASI
 S:
 Keluarga setuju mengenai segala jenis perawatan yang
dilakukanoleh bidanIbu telah bisa memprakterkan cara
melakukan kotak kulit untuk mempercepat penambahan
berat bdan bayi
 Ibu sudah mengerti mengenai tata cara melaksanakan metode
kangoroe bila bayinya subah dalam kondisi stabil
 O:
 Kondisi bayi lebih baik dari sebelumnya terihat dari
pemeriksaan suhu yang stabil
 A :
 Penilaian terhadap kemajuan berat badan bayi
 Penilaian terhadap tand tanda bayi cukup nutrisi
 Menilai tanda kematangan Alat Vital
 Mengkaji keadaan kulit dan lanugo,
P:
 Memberikan asupan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi
kenaikan berat badan bayi dan reflek menghisap yang cukup
baik pada bayi
 Menjaga dan terus melakukan pemantauan terhadap susu
pada bayi untuk menghindari resiko Hipotermia
 Menjaga kebersihan tubuh bayi agar tidak mudah terken
infeksi
 Memberikan terapi sesuai dengan kebutuhan bayi contoh
vitamin
 Mengontrol suhu badan bayi
 Mengontrol kebutuhan oksigenasi terhadap bayi jika masih
ada indikasi sianosia maka tetap diberikan bantuan O 2

LAPORAN PENDAHULUAN
dan
ASUHAN KEBIDANAN
BBLR
(Bayi Berat Lahir Rendah)

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Mata kuliah Dokumentasi Kebidanan

Dosen Pembimbing
Dwi Estuning R, S.pd, S.kep.Ns

Disusun Oleh :
YUANA DEWI ANGGRAENI
Semester III B
0802200079

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN DEPKES MALANG
PROGRAM STUDI KEBIDANAN KEDIRI
JURUSAN KEBIDANAN
2009

POHON MASALAH
IBU HAMIL

Primigravida Multigravida

Usia < 16 th Usia >35 th

 Pengetahuan Ibu  Riwayat Aborsi /


terhadap kehamilan Prematur
yang kurang  Jarak kehamilan
 Riwayat psikososial >2 th
tidak mendukung  Malnutrisi  Riwayat
kehamilan  Tiadanya perawatan selama perekonomian ibu
Kehamilan yang lemah
 Mengkonsumsi obat-obatan
kafein, alcohol, jamu, dsb
 Penyakit menyertai ibu saat
kehamilan

IBU MELAHIRKAN

BBL BERESIKO TINGGI

Kejang Ikhterus BBLR Asfiksi Neonatorum Sindroma gawat Nafas

Berdasarkan Berdasarkan
kurang Usia Berat Badan
Kehamilan

Prematuritas Murni KMK BBLR BBLSR BBLASR


1500 – <2500 1000 - <1500 <1000

Imaturitas Anatomis Imaturitas Fisiologis

Kulit keriput, tipis, penuh lanugo - Gerakan bayi pasif dan


pada dahi, pelipis, telinga dan tangis hanya merintih, walaupun lapar
lengan, lemak jaringan sedikit bayi tidak menangis, bayi lebih banyak
(tipis).Kuku jari tangan dan kaki tidur dan lebih malas.
belum mencapai ujung jari Pada - Suhu tubuh mudah untuk menjadi
bayi laki-laki testis belum hipotermi
turun.Pada bayi perempuan labia -Defisiensi Surfaktan, Alfeolus Kolaps
mayora lebih menonjol. Tanda - Infeksi imunitas Seluler
tanda vital Seperti BB, TB, Lida, Lika - belum matangnya sistem pembekuan
Kurang dari Normal darah saat lahir.
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat
sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah lahir
(menurun bila ada sepsis ).
2. Hematokrit (Ht) : 43% – 61% (peningkatan sampai 65 % atau lebih
menandakan polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia
atau hemoragic prenatal /perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan
dengan anemia atau hemolisis berlebihan)
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan, 8 mg/dl
1-2 hari, dan 12 mg/dl pada 3-5 hari.

- Mengeringkan bayi dan beri stimulasi


- Memberi bantuan pernafasan (O2)
- Mengupayakan Suhu dalam lingkungan yang netral
- Lakukan resusitasi jika diperlukan
- Lakukan Kontak kulit dengan kulit bayi sesering mungkin
- Mencegah timbulnya infeksi dengan menberitahu ibu yang akan
menyentuh bayinya dengan cuci tangan terlebih dahulu,
- Memberikan Asupan nutrisi dengan pola sedikit sedikit tapi sering
sehingga kebutuhannya terpenuhi untuk mempercepat
perkembangan bayi karena dapat memberikan daya imunitas aktif
maupun pasif melalui permberian air susu ibu
- Menghemat keluarnya energi pada bayi.

Anda mungkin juga menyukai