Anda di halaman 1dari 9

MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN

Vol. 31 No. 1 Januari 2016

DETERMINAN KREDIT PERSEORANGAN (PERSONAL LOAN)


(Studi Kasus pada Nasabah Personal Loan PT. Bank Jateng)

Himawan Arif Sutanto


Muliawan Hamdani
STIE Bank BPD Jateng
email: himawanmiesp@gmail.com

Abstrak
Secara umum, kredit perorangan adalah kredit konsumen yang dapat digunakan baik
untuk pembelian barang, pendidikan dan keperluan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis pengaruh umur, penghasilan, ukuran keluarga, penghasilan, jenis kelamin
terhadap kredit perorangan di PT. Bank Jateng. Ada 100 orang nasabah PT. Bank Jateng
sebagai sampel penelitian yang diambil dengan cara aksidental. Analisis data penelitian
menggunaklan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa
penghasilan, jumlah keluarga, gender dan pekerjaan memiliki pengaruh signifikan terhadap
kredit perorangan di PT. Bank Jateng. Sedangkan umur responden tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap kredit perorangan di PT. Bank Jateng. Nilai adjusted R2 didapatkan
sebesar 0,758 yang dapat diartikan bahwa varian dari Kredit perorangan dapat dijelaskan
dengan umur, pendapatan, jumlah keluarga, gender, dan pekerjaan sebesar 75, 8 %,
sedangkan 24,2 % dijelaskan oleh faktor lain di luar model penelitian
Kata kunci : kredit, personal kredit, Bank Jateng

Abstract
In general, personal loans are consumer loans can be used for both the purchase of
goods, housing, education and others. The purpose of this study was to analyze the influence
of age, income, family size, sex, and work towards personal loan PT. Bank Jateng. There are
100 household as customer PT. Bank Jateng were sampled by accidental sampling. Multiple
linear regression analysis was used to analyze the data of this study. The results showed that
income, family size, gender and employment had significant affect on the personal loans at
PT. Bank Jateng. While the age of the respondents did not have significant affect the personal
loans at PT. Bank Jateng. R2ajd value of 0.758 which means that the variation of personal
loans (PLO) can be explained by age, income, family size, gender and occupation of 75.8% of
customers. While other factors explained 24.2% outside factors in the model.

Keywords: Credit, Personal Loan, PLO, Bank Jateng.

68 ISSN : 085-1442
MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN
Vol. 31 No. 1 Januari 2016

Strategi pemberian kredit


PENDAHULUAN
merupakan salah satu fungsi strategis yang
Dalam sistem perekonomian dimiliki bank dan fungsi ini pula yang
Indonesia perbankan memegang peranan seringkali menjadi penyebab menurunnya
penting dalam mengejar pertumbuhan pendapatan suatu bank. Dimana semakin
ekonomi. Oleh karena fungsi utama bank tinggi rasio NPL suatu bank maka akan
adalah sebagai perantara antara masyarakat mengurangi pendapatan suatu bank
yang kelebihan dana dengan masyarakat dikarenakan banyaknya debitur yang
yang kekurangan dana, maka usaha pokok menunggak pembayaran kredit. Pemberian
yang dilaksanakan adalah kegiatan - kredit memang merupakan kegiatan yang
kegiatan pada sektor perkreditan. Hal ini beresiko tinggi. Karena itu dalam upaya
sejalan pendapat Kasmir (2008) bahwa mengatasi tingginya NPL maka perbankan
Bank merupakan lembaga keuangan yang harus semakin tajam dalam menganalisis
kegiatan utamanya adalah menghimpun dan memprediksi suatu permohonan kredit
dana masyarakat dan menyalurkan kembali untuk dapat meminimalkan risiko yang
dana tersebut ke masyarakat serta terkandung di dalam penyaluran kredit
memberikan jasa lainnya. Dengan kata lain tersebut. Informasi tentang calon nasabah
dana yang menganggur dari masyarakat debitur merupakan faktor krusial dalam
yang memiliki kelebihan uang tunai daapat menentukan tingkat risiko yang akan
digunakan oleh masyrakat yang dihadapi organisasi perbankan. Penentuan
membutuhkan dana dalam pembiayaan eligible atau bankable tidaknya seseorang
berbagai kegaitan ekonomi. atau suatu perusahaan tergantung seberapa
Persaingan dalam bisnis perbankan banyak informasi akurat yang dimiliki
di era globalisasi saat ini sangat ketat dan bank tentang calon debitur.Bank-bank
perlu adanya inovasi perbankan. umum harus selektif dan berhati-hati
Persaingan tersebut tidak hanya terjadi dalam menyalurkan kredit kepada
antar bank, tetapi persaingan juga datang masyarakat. Diharapkan, kredit lebih
dari lembaga keuangan lain yang berhasil banyak disalurkan untuk sektor yang
mengembangkan produk-produk keuangan berdampak pada kegiatan produktif
baru. Persaingan dan perkembangan yang daripada kredit konsumsi. Sampai saat ini
cukup pesat pada usaha perbankan tersebut penyaluran kredit perbankan 35% ke
menjadikan masing-masing lembaga sektor konsumtif dan sektor produktif
perbankan harus berlomba untuk 65%. (www.bankjateng.co.id)
memenangkan persaingan bisnis. PT. Bank Jateng salah satu institusi
Persaingan antar bank tersebut Bank yang berada di Jawa Tengah telah
tentunya akan lebih menguntungkan gencar untuk melakukan ekspansi kredit
nasabah karena nasabah dapat memilih termasuk personal loan (kredit
berbagai jasa perbankan yang ditawarkan. persorangan). Pada umumnya kredit
Kualitas produk dan layanan perbankan perseorangan ini merupakan kredit
akan menentukan apakah lembaga konsumsi yang dapat digunakan untuk
perbankan tersebut mampu bersaing di kebutuhan baik itu pembelian barang,
pasar global atau tidak. Syarat sederhana perumahan, pendidikan dan lainnya. Bank
yang harus dipenuhi oleh lembaga Jateng mengalokasikan kredit konsumsi
perbankan tersebut adalah kemampuan sebesar 60% dalam rangka regional
perusahaan perbankan tersebut dalam camphion (seputar solo.com). Hal ini
menyediakan produk dan jasa sesuai seiring dengan kestabilan ekonomi dan
dengan kebutuhan dan keinginan peningkatan konsumsi masyarakat.
masyarakat. Manajemen sebuah bank Besarnya kredit konsumsi ini perlu
dituntut kecepatan dan ketepatan dalam mendapat perhatian khusus dari pihak bank
merespon apa yang dibutuhkan masyarakat Jateng agar tetap terjaga NPLnya pada
saat ini.

ISSN : 0854-1442 69
MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN
Vol. 31 No. 1 Januari 2016

level yang aman. Oleh karena itu perlu rangka meningkatkan pemerataan,
diketahui faktor-faktor yang dapat pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas
mengpengaruhi Personal Loan dalam nasional ke arah peningkatan kesejahteraan
upaya meminimalkan kredit macet. rakyat banyak, hal tersebut ditegaskan
dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 10
tahun 1998 tentang Perubahan Undang-
TELAAH PUSTAKA DAN
undang Nomor 7 tahun 1992 tentang
PENGEMBANGAN MODEL
Perbankan.
PENELITIAN
Dana perbankan diperoleh dari
Bank berbagai sumber sebagaimana fungsi
Umumnya masyarakat mengenal perbankan sebagai lembaga intermediasi.
bank sebagai badan usaha yang bertugas Sumber dana tersebut antara lain:
untuk menghimpun dana, mengelola dan a. Dana yang bersumber dari Bank itu
menyalurkannya kepada masyarakat sendiri. Sumber dana ini merupakan
pengguna jasa bank. Secara terminologi dana dari modal sendiri, maksudnya
istilah “Bank” berasal dari bahasa Italy adalah modal setoran dari para
“banca” yang berarti “bence” yaitu suatu pemegang sahamnya.
bangku tempat duduk yang biasa b. Dana yang berasal dari masyarakat luas.
digunakan oleh para bankir Italy Sumber dana dari masyarakat luas dapat
dihalaman pasar pada saat memberikan dilakukan dalam bentuksimpanan giro,
pinjaman-pinjaman. Pada Pasal 1 angka 2 simpanan tabungan dan simpanan
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 deposito.
tentang Perubahan Undang-undang Nomor c. Dana yang bersumber dari lembaga
7 tahun 1992 tentang Perbankan, lainnya.
disebutkan bahwa Bank adalah badan Dana yang bersumber dari lembaga
usaha yang menghimpun dana dari lainnya merupakan sumber dana Bank jika
masyarakat dalam bentuk simpanan dan kesulitan dalam pencarian sumber dana
menyalurkannya kepada masyarakat dalam yang diperoleh dari Bank itu sendiri
bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk maupun dari masyarakat luas. Perolehan
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf dana dari sumber ini antara lain dapat
hidup rakyat banyak. diperoleh dari:
Perbankan Indonesia dalam mela- (1) Bantuan Likuiditas dari Bank
kukan usahanya berasaskan demokrasi Indonesia, merupakan kredit yang
ekonomi dengan menggunakan prinsip diberikan Bank Indonesia kepada
kehati-hatian. Hal ini ditegaskan dalam Bank-bank yang mengalami
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 10 tahun kesulitan likuiditasnya.
1998 tentang Perubahan Undang-undang (2) Pinjaman antar Bank (call money),
Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. biasanya pinjaman ini diberikan
Dalam penjelasan Pasal 2, dijelaskan kepada Bank-bank yang mengalami
bahwa yang dimaksud dengan demokrasi kalah kliring di dalam lembaga
ekonomi adalah demokrasi ekonomi yang kliring. 4) Pinjaman dari Bank-
berdasarkan Pancasila dan Undang- bank luar negeri. 5) Surat Berharga
Undang Dasar 1945. Dalam Pasal 3 Pasar Uang (SBPU), dalam hal ini
Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 pihak perbankan menerbitkan Surat
tentang Perubahan Undang-undang Nomor Berharga Pasar Uang kemudian
7 tahun 1992 tentang Perbankan diperjual belikan kepada pihak
dinyatakan bahwa fungsi utama perbankan yang berminat, baik perusahaan
Indonesia adalah sebagai penghimpun dana keuangan maupun non keuangan.
dan penyalur dana masyarakat. Perbankan
Indonesia bertujuan menunjang pelak-
sanaan pembangunan nasional dalam

70 ISSN : 085-1442
MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN
Vol. 31 No. 1 Januari 2016

Jenis Bank konsumsi sehingga sifat penggunaannya


Berdasarkan Pasal 5 Undang- berbeda dengan kredit untuk tujuan
Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang pembiayaan suatu usaha/industri; kredit
Perubahan Undang-undang Nomor 7 tahun ini, biasanya, tidak disertai dengan agunan
1992 tentang Perbankan membedakan jenis dan diamortisasi sesuai dengan jangka
bank menjadi dua yaitu Bank umum dan waktu angsuran pembayaran pokok dan
Bank Perkreditan Rakyat. Berdasarkan bunga (Kamus BI, www.bi.go.id). Menurut
kepemilikannyaBank dibedakan menjadi Kasmir (2008) unsur-unsur dalam suatu
Bank Milik Pemerintah (BUMN), Bank kredit adalah
Milik Swasta Nasional, Bank Milik Asing, a. Kepercayaan, yang berarti bahwa
dan Bank Milik Campuran. Bank pemberi kredit yakin bahwa prestasi
Berdasarkan Status dibedakan menjadi yang diberikannya baik dalam bentuk
Bank devisa dan Bank non Devisa. Bank uang, barang, atau jasa, akan benar-
berdasarkan kegiatan operasionalnya benar diterimanya kembali dalam
dibedakan menjadi Bank Konvensional jangka waktu tertentu di masa yang
dan Bank Syariah. akan datang.
b. Kesepakatan, di mana dituangkan dalam
Kredit Perbankan suatu perjanjian dan masingmasing
Pengertian Kredit pada Pasal 1 pihak menandatangani hak dan
angka 11 Undang-Undang Nomor 10 tahun kewajiban masing-masing. Kesepakatan
1998 tentang Perubahan Undang-undang penyaluran kredit dituangkan dalam
Nomor 7 tahun 1992, kredit adalah akad kredit yang ditangani oleh kedua
penyediaan uang atau tagihan yang dapat belah pihak yaitu pihak bank dan
dipersamakan dengan itu, berdasarkan nasabah.
persetujuan atau kesepakatan pinjam c. Jangka Waktu, dimana mencakup masa
meminjam antara bank dengan pihak lain pengembalian kredit yang telah
yang mewajibkan pihak peminjam untuk disepakati.
melunasi utangnya setelah jangka waktu d. Resiko, faktor resiko kerugian dapat
tertentu dengan pemberian bunga. diakibatkan dua hal yaitu resiko
Sedangkan menurut Simorangkir (2003) kerugian yang diakibatkan nasabah
kredit adalah pemberian prestasi (misalnya sengaja tidak mau membayar kreditnya
uang, barang) dengan balas prestasi padahal mampu dan resiko kerugian
(kontraprestasi) yang akan terjadi pada yang diakibatkan karena nasabah tidak
waktu yang akan datang. Kehidupan sengaja yaitu akibat terjadinya musibah
ekonomi modern adalah prestasi uang, seperti bencana alam. Penyebab tidak
sehingga transaksi kredit yang menyangkut tertagih sebenarnya dikarenakan adanya
uang merupakan alat kredit. Kredit suatu tenggang waktu pengembalian
berfungsi kooperatif antara si pemberi (jangka waktu). Semakin panjang
kredit dan si penerima kredit atau antara jangkawaktu suatu kredit semakin besar
kreditur dan debitur. Mereka menarik resikonya tidak tertagih, demikian pula
keuntungan dan saling menanggung risiko. sebaliknya. Resiko ini menjadi
Singkatnya, kredit dalam arti luas tanggungan bank, baik resiko yang
didasarkan atas komponen, kepercayaan, disengaja maupun reiko yang tidak
risiko, dan pertukaran ekonomi dimasa- disengaja.
masa mendatang (Simorangkir, 2003). e. Balas Jasa, dimana dalam bentuk bunga,
Kredit Perseorangan (personal loan) adalah biaya provisi, dan komisi serta biaya
kredit yang diberikan kepada perseorangan administrasi kredit ini merupakan
atau keluarga untuk keperluan rumah keuntungan Bank. Sedangkan Bank
tangga seperti membayar pajak, tagihan yang berdasarkan prinsip syariah balas
rumah sakit; kredit ini disebut juga kredit jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

ISSN : 0854-1442 71
MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN
Vol. 31 No. 1 Januari 2016

Kerangka Pemikiran Teoritis menyatakan bahwa jumlah data mengikuti


Kebutuhan ekonomi yang semakin distribusi normal berkisar 100, sehingga
meningkat mendorong masyarakat untuk memenuhi syarat dalam analisis
mencari suumber dana untuk keperluan parametrik.
konsumsi, salah satunya dengan Analisis Data
mengajukan kredit perseorangan (Personal Teknik analisis data yang
Loan). Ada banyak faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah
mempengaruhi seseorang dalam analisis regresi berganda. Hubungan
mengajukan kredit personal loan fungsional antara variabel bebas dan
diantaranya Usia, Pendapatan, jumlah variabel terikat tersebut dapat dituliskan
keluarga, jenis kelamin, pekerjaan dan dalam bentuk matematis sebagai berikut:
lokasi. Hubungan tersebut dapat di lihat Y1 = β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4
pada Gamber 1 berikut: + β 5 X5 + e
Usia H1
Keterangan:
(X1)
Y1 = Kredit Personal Loan (Juta
rupiah)
Pendapatan H2
(X2) X1 = Usia (tahun)
X2 = Pendapatan (Juta rupiah)
H3 Kredit Personal X3 = Jumlah Keluarga (orang)
Jumlah
Keluarga (X3) Loan (Y) X4 = Jenis Kelamin (dummy:
1=laki-laki, 0= Perempuan)
H4 X5 = Pekerjaan (Dummy: 1 =PNS, 0
Jenis Kelamin
(X4) = lainnya)
b0 = Konstanta
H5 b1-5 = Koefisien regresi
Pekerjaan
(X5)
e = error

Sebelum melakukan analisis regresi


Gambar 1. Kerangka Pemikiran Teoritis terlebih dahulu dilakukan pengujian
terhadap kualitas data yaitu uji validitas
data dan uji reliabilitas data. Agar
METODE PENELITIAN diperoleh estimasi yang tidak bias linier
Jenis Penelitian terbaik atau sering dikenal dengan istilah
Penelitian ini termasuk dalam jenis BLUE (Best Linier Unbiased Estimation)
expalanatory. Menurut & Effendi (2006) maka terlebih dahulu dilakukan pengujian
penelitian explanatory adalah menjelaskan terhadap asumsi klasik (Gujarati, 2012).
hubungan kausal dan pengujian hipotesis. Asumi klasik tersebut antara lain sebagai
Populasi adalah kumpulan individu atau berikut:
obyek penelitian yang memiliki kualitas a. Normalitas data
serta ciri-ciri yang telah ditetapkan, yang Regresi yang baik memiliki nilai
memiliki suatu persamaan karakteristik residual yang berdistribusi normal. Uji
(Ferdinand, 2006). normalitas dapat dilakukan dengan Uji
Populasi dan sampel Kolmogorov-Smirnov. Jika nila Sig. >
Populasi dalam penelitian ini 0,05 maka dapat disimpulkan data
adalah Nasabah Bank Jateng. Sebanyak penelitian ini berdistribusi Normal dan
100 orang nasabah kredit perseorangan PT. sebaliknya.
Bank Jateng diambil sebagai sampel b. Uji Multikolinearitas bertujuan untuk
dengan accidental sampling. Hal ini menguji apakah model regresi
sejalan dengan Hair et al (2010) yang ditemukan adanya hubungan yang

72 ISSN : 085-1442
MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN
Vol. 31 No. 1 Januari 2016

kuat diantara variabel independen. Pengujian Hipotesis


(Hair et. al, 2010; Ghozali, 2011). Pengujian hipótesis dalam penelitian
Untuk mengetahui ada tidaknya ini menggunakan uji t. Uji t dimaksudkan
multikolinearitas, yaitu dengan untuk menguji apakah secara individu ada
melihat besarnya nilai toleransi value pengaruh antara variabel-variabel bebas
atau Variance Inflation Faktor (VIF). dengan variabel terikat. Pengujian secara
Apabila nilai VIF lebih kecil dari 0,10 parsial untuk setiap koefisien regresi diuji
atau lebih besar dari 10 maka terjadi untuk mengetahui pengaruh secara parsial
multikolinearitas, sebaliknya tidak antara variabel bebas dengan variabel
terjadi multikolinearitas antar variabel terikat pada tingkat signifikansi yang
independen apabila nilai VIF berada dipilih, (Gujarati, 2012). Hipotesis yang
pada kisaran 0,10 sampai 10. diuji adalah :
c. Uji Heterokedasitas, menguji apakah Ho : βi = 0 variabel bebas tidak
dalam sebuah model regresi terjadi berpengaruh terhadap
ketidaksamaan varians dari residual
variabel terikat.
dari satu pengamatan ke pengamatan
yang lain. Untuk menguji adanya Ho : βi ≠ 0 variabel bebas berpengaruh
gejala Heteroskedastisitas dilakukan signifikan terhadap variabel
dengan melihat scater plot. terikat
Pengambilan keputusannya:
Uji Kelayakan model
- Ho diterima bila t hitung < t tabel pada
Uji kelayakan model (goness of Fit) tingkat kepercayaan 5% atau nilai
dilakukan dengan uji F dan Uji Koefieisen probabilitas signifikan (sig.) lebih
Determinasi (R2). besar dari 0,05.
1. Uji F - Ho ditolak bila t hitung > t tabel pada
Untuk menguji kelayakan/kebaikan tingkat kepercayaan 5% atau nilai
model digunakan uji F dengan kriteria. probabilitas signifikan lebih kecil dari
Jika sig. lebih besar dari 0,05 maka 0,05.
model dalam penelitian ini tidak
layak/baik digunakan untuk menjelas-
kan tentang kredit perseorangan. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sebaliknya jika nilai sig. lebih kecil dari Pengujian Asumsi Klasik
0,05 maka model dalam penelitian Pengujian asumsi klasik dalam
layak/baik digunakan untuk menjelas- penelitian ini antara lain, uji normalitas
kan tentang kredit perseorangan. data, Multikolinieritas, dan uji Heteros-
2. Koefisien Determinasi kedastisitas yang dapat dijelaskan sebagai
Nilai R² yang semakin besar (mendekati berikut:
satu), maka dapat dikatakan bahwa Normalitas data
sumbangan dari variabel bebas terhadap Uji normalitas data dalam
variabel terikat semakin besar. penelitian ini menggunakan uji
Sebaliknya apabila semakin kecil Kolmogorov-smirnov dengan hasil seperti
(mendekati nol) maka sumbangan pada Tabel 1. Berdasarkan Tabel 1
variabel bebas terhadap variabel terikat diperoleh nilai sig. (1.08) > 0.05 maka
semakin kecil. dapat disimpulkan bahwa data dalam
penelitian ini terdistribusi secara normal.

ISSN : 0854-1442 73
MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN
Vol. 31 No. 1 Januari 2016

Tabel 1. Uji Normalitas data

Unstandardized Residual
N 100
Normal Mean 0E-7
Parametersa,b Std. Deviation 15.56584349
Absolute .121
Most Extreme
Positive .121
Differences
Negative -.080
Kolmogorov-Smirnov Z 1.207
Asymp. Sig. (2-tailed) .108
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dalam
penelitian ini dilakukan dengan melihat
tolerance dan VIF. Hasil pengujianya
disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Uji Multikolinieritas


Collinearity
Variabel Bebas Statistics
Tolerance VIF Gambar 2, Uji Heteroskedastisitas
Usia .724 1.382
Pendapatan .983 1.017 Derterminan Kredit Perseorangan
Jumlah Keluarga .910 1.099 Untuk mengetahuai faktor-faktor
Jenis Kelamin .942 1.061 yang mempengaruhi kredit perseorangan
Pekerjaan .763 1.311 (PLO) dilakukan dengan analisis regresi
linier berganda. Faktor-faktor tersebut
Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa antara lain usia, pendapatan, jumlah
semua variabel bebas memberikan nilai keluarga, jenis kelamin dan pekerjaan.
Tolerance > 0.1 dan nilai VIF < 10, maka Hasil analisis regresi linier berganda secara
dapat disimpulkan bahwa data dalam lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.
penelitian ini bebas dari penyimpangan Berdasarkan hasil analisis data pada
asumsi klasik multikolinieritas. Tabel 3 maka dapat dijelaskan bahwa usia
memberikan nilai sig.(1.331)> 0,05 maka
Heteroskedasitistas menerima H0 yang artinya usia responden
Pengujian heteroskedastisitas dalam tidak berpengaruh terhadap kredit
penelitian ini dilakukan dengan melihat perseorangan pada PT. Bank Jateng.
scater plot antara studendized residual Namun masih memberikan tanda positif
dengan predicted value. Hasil pengujian yang artinya semakin tinggi kredit
Park tes dapat dilihat pada Gambar 2. perseorangan seiring dengan bertambahnya
Berdasarkan Gambar 2 terlihat titik-titik usia. Hal ini dapat dijelaskan bahwa usia
menyebar di atas maupun di bawah titik yang semakin tinggi biasanya telah
nol, maka dapat disimpulkan bebas memiliki pengalaman termasuk dalam
heteroskedastisitas dalam data penelitian pengalaman mendapatkan kredit sehingga
ini. dapat mempermudah dalam pengajuan
kredit perseorangan pada PT. Bank Jateng.

74 ISSN : 085-1442
MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN
Vol. 31 No. 1 Januari 2016

Tabel 3. Rangkuman Analisis Regresi

Variabel Bebas Unstand Cooefi Std. Erorr t-hit Sig.


Konstanta -1.689 10.166 -.166 .868
Usia .317 .238 1.331 .186
Pendapatan 8.020 .473 16.950 .000
Jumlah Keluarga 4.846 1.252 3.869 .000
Jenis Kelamin -7.029 3.390 -2.074 .041
Pekerjaan 9.244 3.733 2.476 .015
Fhitung : 63.109
Sig. : 0,000
R2Adj : 0,758
Var. Dependen : Kredit Perseorangan
N : 100

Pendapatan responden memberikan mensejajarkan dirinya dengan laki-laki


nilai sig. (0.000) < 0.005 maka menolak seperti menjadi wanita karir atau
Ho dan menerima Ha. Dengan demikian pengusaha. Dengan menjadi pengusaha
pendapatan responden berpengaruh positif inilah perempuan dapat mengajukan kredit
terhadap kredit perseorangan pada PT. perseorangan ke PT. Bank Jateng.
Bank Jateng. Semakin tinggi pendapatan Pekerjaan memberikan nilai sig.
yang dimiliki responden maka semakin (0.015) < 0.05 maka menolak Ho dan
tinggi pula dapat melakukan pengajuan menerima Ha. Dengan demikian variable
kredit Perseorangan pada PT. Bank Jateng. pekerjaan berpengaruh terhadap kredit
Jumlah keluarga memberikan nilai perseorangan pada PT. Bank Jateng. Hal
sig. (0.000) < 0.05 maka menolak Ho dan ini dapat dijelaskan bahwa responden yang
menerima Ha. Dengan demikian jumlah memiliki bekerja sebagai PNS lebih besar
keluarga berpengaruh positif terhadap kesempatannya dalam mendapatkan Kredit
kredit Perseorangan pada PT. Bank Jateng. Perseorangan pada PT. Bank Jateng
Hal ini dapat dijelaskan bahwa semakin dikarenakan sebagaian besar pemegang
besar jumlah keluarga maka kebutuhan sahamnya adalah pemerintah. Rata-rata
dana untuk memebuhi kebutuhan hidupnya jumlah kredit perseorangan nasabah dari
semakin tinggi. Untuk memenuhi PNS lebih tinggi sebesar 9,24 juta
kebutuhan keluarga yang tinggi tersebut dibandingkan pegawai swasta. Hal ini juga
salah satunya adalah dengan kredit mengidikasikan bahwa pada umumnya
Perseorangan. PNS mudah untuk mengajukan kredit
Jenis kelamin memberikan nilai sig. perseorangan dengan potong gaji.
0.041 < 0.05 maka menolak Ho dan
menerima Ha. Dengan demikian jenis PENUTUP
kelamin berpengaruh terhadap kredit
Kesimpulan
perseoranganpada PT. Bank Jateng. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variable Berdasarkan hasil penelitian
jenis kelamin memberikan tanda yang menunjukan bahwa pendapatan, jumlah
negatif (-7,029). Hal ini dapat dijelaskan keluarga, jenis kelamin dan pekerjaan
bahwa rata-rata kredit perseorangan berpengaruh terhadap pengajuan kredit
responden perempuan lebih tinggi sebesar perseorangan pada PT. Bank Jateng.
7,029 dibandingkan dengan responden Sedangkan variabel usia tidak berpengaruh
laki-laki. Hal ini dimungkinkan karena signifikan terhadap kredit perseorangan.
selain kebutuhan rumah tangga yang besar, Rata-rata kredit perseorangan responden
kaum perempuan juga terkadang perempuan lebih tinggi dibandingkan

ISSN : 0854-1442 75
MEDIA EKONOMI DAN MANAJEMEN
Vol. 31 No. 1 Januari 2016

dengan laki-laki. Rata-rata pinjaman Data Analysis (7th Edition ed.). New
perseorangan PNS lebih tinggi Jersey: Pearson Prentice Hall.
dibandingkan dengan pegawai swasta. Kasmir, 2008. Bank Dan Lembaga
Keuangan Lainnya, PT Raja Grafindo
ACKNOWLEDGEMENT Persada, Jakarta,
Penulis mengucapkan terimakasih
kepada DIKTI yang telah memberikan Kamus BI, Kamus Bank Indonesia.
dukungan dana melalui skim Hibah Tersedia pada www.bi.go.id
Penelitian Dosen Pemula (PDP) tahun Mangasa Augustinus Sipahutar. 2007.
2015. Persoalan-persoalan Perbankan
Indonesia, Gorga Media, Jakarta,
DAFTAR PUSTAKA
Mariam Darus Badrulzaman, Sutan Remy
Sjahdeini, Heru Soepraptomo,
Bank Jateng. Ekonomi Update. Faturrahman Djamil, Taryana
www.bankjateng.co.id Soenandar. 2001, Kompilasi Hukum
Perikatan, PT. Citra Aditya Bakti,
Ferdinand, Augusty, 2006. Metode Bandung,
Penelitian Manajemen. Semarang:
Badan. Penerbit Universitas Simorangkir, O.P, 2003. Seluk Beluk Bank
Diponegoro. Komersial, Cetakan ke-5, Aksara
Persada Indonesia, Jakarta.
Ghozali, Imam (2011) Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program IBM. Singarimbun, M. dan Effendi, S., (2006),
SPSS 19 (edisi kelima.) Semarang: Metode Penelitian Survai, Cetakan.
Universitas Diponegoro Kedelapanbelas, Penerbit Pustaka
LP3ES, Jakarta
Gunarto Suhardi, 2006. Risiko
Kriminalitas Kredit Perbankan, Rachmadi Usman. 2001. Aspek-Aspek
Universitas Atmajaya,Yogyakarta, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
______2004. Usaha Meningkatkan Kinerja
& Kepatuhan Perbankan di Indonesia, Thomas Suyatno, H.A. Chalik, Made
Universitas Atmajaya, Yogyakarta Sukada, C. Tinon Yunianti Ananda
Djuhaepah T. Marala, 2003. Dasar-
Gujarati, D.N.,2012, Dasar-dasar Dasar Perkreditan, PT Gramedia
Ekonometrika, Terjemahan Pustaka Utama, Jakarta,.
Mangunsong, R.C., Salemba Empat,
buku 2, Edisi 5, Jakarta Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998
tentang Perubahan Undang-undang
Hair, J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Nomor 7 tahun 1992 tentang
Anderson, R. E. (2010). Multivariate perbankan.

76 ISSN : 085-1442

Anda mungkin juga menyukai