Anda di halaman 1dari 20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

1. Pengertian Manajemen

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan


sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara aktif dan efisien
untuk mencapai suatu tujuan bersama. Sedangkan Sikula menyebutkan bahwa
manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaaan,
pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian,
komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi
dengan tujuan untuk mengkoordinasi berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa yang efisien. 6

Manajemen menurut Terry7 adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari
tindakan-tindakan perencanaan, pengarahan, dan pengendalian yang dilakukan
untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan
melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.

Harold Koontz dan Cyril O’Donnel6 menyebutkan bahwa manajemen


adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.
Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas
orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan,
pengarahan, dan pengendalian.

Stoner8 menyebutkan bahwa manajemen adalah proses perencanaan,


pengorganisasian, dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi yang
telah ditetapkan. Manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri
atas kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta
mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan
sumber daya lain.9
Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit
Nadia Triadina
4
Dari berbagai pengertian yang telah disebutkan, manajemen mempunyai
fungsi-fungsi fundamental yang mendukung proses berjalannya suatu
organisasi, untuk mencapai tujuan yang sebelumnya telah ditetapkan. Fungsi-
fungsi tersebut yaitu:

• Perencanaan (Planning)

Tindakan untuk mendeterminasi sasaran, arah, serta menetapkan apa yang


harus dilakukan.

• Pengorganisasian (Organizing)

Tindakan mendistribusi pekerjaan antara kelompok dan menetapkan


hubungan-hubungan yang diperlukan.

• Menggerakkan (Actuating)

Merangsang setiap anggota kelompok atau organisasi untuk melakukan


tugas-tugas dengan baik dan penuh antusias.

• Mengawasi (Controlling)

Mengendalikan atau mengawasi aktivitas-aktivitas organisasi agar sesuai


rencana yang telah ditetapkan.

Fungsi-fungsi manajemen sangatlah pokok untuk dijalankan dalam suatu


organisasi. Hal ini disebabkan karena manajemen merupakan suatu kegiatan
yang sangat penting dalam kehidupan yang rumit di zaman sekarang. Dewasa
ini, setiap harinya ada berbagai macam organisasi yang dapat dibentuk, dan
dalam setiap organisasi tersebut, manajemen adalah suatu kegiatan yang sangat
esensial. Berdasarkan hal inilah hendaknya para pemimpin suatu sistem
manajemen secara konstan memiliki keahlian dalam membuat rencana,
mengorganisir, memberikan arah, serta mengawasi pelaksanaannya sehingga
organisasi yang dipimpinnya dapat mencapai tujuan. Fungsi-fungsi manajemen
tersebut haruslah dilaksanakan dengan benar agar suatu organisasi dapat
berjalan dengan efisien dan efektif, serta dapat mencapai tujuan yang pada
awalnya telah ditetapkan.9
Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit
Nadia Triadina
5
Manajemen disebut sebagai proses yang merancang dan menjaga
keseimbangan lingkungan, di mana individu-individu dapat bekerja dalam
suatu kelompok, dan secara efisien dapat meraih tujuan yang ditentukan.10

2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Arep dan Tanjung11, Manajemen Sumber Daya Manusia


(MSDM) adalah suatu ilmu dan seni yang mengatur unsur manusia, yaitu cipta,
rasa dan karsa, sebagai aset suatu organisasi demi terwujudnya tujuan
organisasi. Hal ini dapat diperoleh dengan cara mengembangkan dan
memelihara tenaga kerja secara efektif dan efisien.

Manajemen Sumber Daya Manusia diartikan sebagai keseluruhan


penentuan, pelaksanaan berbagai aktivitas, kebijakan (policy), dan program
yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan tenaga kerja, pengembangan dan
pemeliharaan dalam usaha meningkatkan dukungan terhadap efektivitas
organisasi.11

Hasibuan12 mengartikan Manajemen Sumber Daya Manusia sebagai ilmu


dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien
membantu terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi.
Hal ini disebabkan karena manusia adalah perencana, pelaku dan penentu
terwujudnya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Semua teknologi ataupun alat
canggih yang digunakan tidak akan memberikan hasil apapun jika tidak disertai
dengan peran aktif manusia. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah
satu faktor penting dalam menjalankan suatu organisasi, perusahaan, atau suatu
intistusi. Oleh karena itu suatu SDM harus dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi.

Dari beberapa pengertian yang telah disebutkan sebelumnya, dapat


disimpulkan bahwa menurut Werther dan Davis13 tujuan manajemen sumber
daya manusia adalah untuk meningkatkan produktivitas kontribusi dari

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
6
manusia yang bekerja di suatu organisasi dalam pertanggungjawaban segi
strategi, etis dan sosial.

B. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Dalam buku Human Resources and Personnel Management, Werther dan


Davis menuliskan sebuah slogan yakni, “Assets make things possible, people
make things happen”. Slogan tersebut memiliki arti bahwa aset yang dimiliki
suatu sistem manajemen dapat menjadikan segala sesuatu mungkin, sedangkan
manusia yang bekerja dalam sistem manajemen tersebut dapat mewujudkan suatu
hal dapat terjadi. Hal-hal yang dapat direalisasikan tersebut adalah suatu produk,
yang merupakan perbandingan dari output (pelayanan) dalam suatu organisasi dan
input (manusia, materi, bahan dan tenaga).13

Fungsi dari manajemen sumber daya manusia dibagi menjadi dua kelompok
besar oleh Arep dan Tanjung. Fungsi-fungsi ini termasuk dalam kategori fungsi
dari manajemen yang dikatakan oleh Koontz dan O’Donnel, yaitu staffing.
Staffing mempunyai arti sebagai proses kontinuitas dan mempunyai fungsi vital
dalam suatu manajemen. Fungsi-fungsi pokok tersebut antara lain:11

1. Fungsi Manajerial, berkaitan langsung dengan aspek manajemen, yaitu:

a) Fungsi Perencanaan, yaitu melaksanakan tugas dalam hal merencanakan


kebutuhan, pengadaan, pengembangan, dan pemeliharaan sumber daya
manusia. Perencanaan merupakan kunci utama dalam menempatkan orang
yang benar, pada posisi yang tepat. Kegiatan ini merupakan suatu proses
dalam organisasi untuk menentukan bagaimana seseorang bisa direkrut
dan digunakan jasanya untuk menjalankan tugas-tugas yang diberikan.
Menurut Buhler14, dalam perencanaan atau planning ini dapat dijawab
pertanyaan-pertanyaan seperti, berapa tenaga kerja yang dibutuhkan?
pekerjaan apa saja yang terdapat lowongan? kemampuan apa yang harus
dimiliki tenaga kerja? pelatihan apa saja yang perlu dilakukan oleh para

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
7
tenaga kerja? dan kompensasi macam apakah yang patut diberikan pada
tenaga kerja?

b) Fungsi Pengorganisasian, yaitu menyusun suatu organisasi dengan


membentuk struktur dan hubungan antar tugas yang harus dikerjakan oleh
tenaga kerja yang dipersiapkan. Fungsi pengorganisasian ini adalah untuk
menempatkan orang secara benar, pada tempat yang benar dan pada waktu
yang benar dengan istilah “The right man in the right place, in the right
time”.

c) Fungsi Pengarahan, yaitu memberikan dorongan untuk menciptakan


kemauan kerja yang dilaksanakan secara efektif dan efisien. Termasuk
dalam hal ini adalah fungsi memotivasi karyawan agar dari waktu ke
waktu dapat bekerja lebih baik.

d) Fungsi Pengendalian, yaitu melakukan pengukuran antara kegiatan yang


telah dilakukan dengan standar yang telah ditetapkan, khususnya di bidang
tenaga kerja. Fungsi ini bertujuan untuk mengetahui apakah suatu
organisasi telah berjalan dengan baik atau tidak.

2. Fungsi Operasional, berkaitan langsung dengan aspek-aspek operasional


sumber daya manusia di organisasi. Djojodibroto15 menuliskan dalam buku
Kiat Mengelola Rumah Sakit bahwa fungsi ini meliputi hal-hal seperti:
rekrutmen, seleksi, penempatan, pengangkatan, pelatihan dan pengembangan,
kompensasi, pemeliharaan, serta pemutusan hubungan kerja.

a) Rekrutmen, adalah pencarian calon karyawan, dengan tujuan


menyediakan jumlah calon tenaga kerja yang cukup untuk penyaringan.
Dapat dibedakan atas dua macam, yaitu pencarian umum (yang diinginkan
adalah karyawan biasa) dan pencarian khusus (yang diinginkan karyawan
dengan kualifikasi khusus).

b) Seleksi atau penyaringan, yaitu dilaksanakan suatu penyaringan terhadap


calon karyawan yang telah dicari. Pada tahap ini dilakukan beberapa
kegiatan seperti: mempelajari surat lamaran yang disampaikan, melakukan
Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit
Nadia Triadina
8
wawancara awal, tes, penyidikan latar belakang calon karyawan,
melakukan wawancara lanjutan, tes jasmani, dan menawarkan pekerjaan.

c) Penempatan dan perkenalan (orientasi), yaitu disampaikan informasi yang


perlu diketahui para karyawan. Berhasil atau tidaknya suaru orientasi
karyawan menentukan keberhasilan prestasi kerja selanjutnya.

d) Pelatihan dan pengembangan, yaitu latihan untuk meningkatkan percaya


diri dalam menjalankan tugas selanjutnya.

e) Kompensasi, dalam hal ini termasuk gaji. Manajemen sumber daya


manusia mengusahakan untuk selalu meningkatkan dan mempertahankan
keseimbangan pemberian upah dan gaji, serta mengevaluasi budget secara
keseluruhan.

f) Promosi, pindah, turun pangkat atau pemberhentian, yaitu promosi bagi


yang dinilai berhasil, dipindahkan ke tempat lain jika terdapat masalah,
dan turun pangkat (demotion), serta memberhentikan (separation) jika ada
kesalahan bersifat pokok atau yang tidak bisa dimaafkan.

C. Kualitas Sumber Daya Manusia

Kualitas adalah suatu kata yang menuju kepada totalitas dari aspek dan
karakteristik produk atau pelayanan dalam memenuhi kesanggupannya untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan (customer). Dessler dan Phillips16 menyebutkan
dalam kata lain, kualitas merupakan suatu alat pengukur atas seberapa baik suatu
produk dapat memenuhi kebutuhan atau melayani para pemakai jasa. Pemakai
jasa yang dimaksud ini adalah para pasien.

Menurut WHO17, sistem pelayanan kesehatan membutuhkan staf atau tenaga


kerja yang berkualitas dan berpengalaman untuk menjalankan fungsinya dengan
sebaik mungkin. Penampilan atau performa dari suatu sistem pelayanan kesehatan,
bergantung sepenuhnya pada pengetahuan, skill, motivasi dari manusia yang
bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan tersebut.

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
9
Bohlander dan Snell18 mengatakan dalam Managing Human Resources
bahwa suatu organisasi meraih berbagai hasil dari profesionalisme suatu
penampilan kerja maksimal dari para tenaga kerja serta karyawannya yang
berkerja secara efektif. Sebaliknya, jika tenaga kerja tidak bekerja dengan baik,
maka suatu organisasi akan dilanda kegagalan dalam menuntaskan perkerjaan-
pekerjaan yang diberikan.

Suatu organisasi yang baik harus mengembangkan kualitas dan meningkatkan


kompetensi para tenaga kerjanya. Yang dimaksud dengan kompetensi disini
adalah gabungan dari tiga hal pokok, yaitu:18

1. Perilaku (attitude)

Perilaku merupakan pemegang peran utama keberhasilan seseorang yang


dikemas dengan perilaku atau tingkah laku yang baik.

2. Ilmu pengetahuan (knowledge)

Ilmu pengetahuan adalah hasil dari data yang kemudian dianalisa oleh orang
yang bersangkutan yang memunculkan informasi.

3. Ketrampilan (skill)

Ketrampilan adalah tehnik yang menyebabkan seseorang melakukan sesuatu


dengan baik dan nyaris tanpa cacat sehingga dapat menghasilkan suatu yang
bernilai.

Kompetensi seseorang sangatlah tergantung kepada tiga hal di atas. Untuk itu
perlu adanya pelatihan dan pengembangan diri, agar ketiga unsur kompetensi ini
dapat berkembang baik pada diri seseorang.

Tingkat efisiensi dalam suatu rumah sakit sangatlah ditentukan oleh kualitas
tenaga kerjanya. Djojodibroto mengatakan bahwa tenaga kerja yang berkualitas
rendah dan tidak dapat menyokong rumah sakit dalam segala usaha-usaha dari
segi pelayanan kesehatan hingga mendapatkan surplus keuangan, akan
menyebabkan kebangkrutan.13

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
10
D. Tipe-Tipe Sumber Daya Manusia

Menurut Paramita19, keberhasilan sebuah institusi kesehatan sangat


tergantung pada kemampuan manajemen dalam menyerasikan unsur-unsur tenaga
kesehatan dengan sistem, struktur organisasi, teknologi, tugas, budaya organisasi,
dan lingkungannya. Sumber daya manusia juga seringkali menjadi penyebab
kegagalan suatu organisasi. Oleh karena itu, untuk mencapai keberhasilan suatu
organisasi pelayanan kesehatan diperlukan pengetahuan, ketrampilan, kreativitas,
dan motivasi para tenaga kesehatannya. Oleh karena itu, peranan manajemen
sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi pelayanan
kesehatan, misalnya rumah sakit, untuk mencapai tujuannya.

Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan memiliki berbagai sumber


daya profesi, antara lain sumber daya manusia yang sekurangnya terdapat dua
profesi utama, yaitu dokter dan perawat. Dalam hal ini, profesi berarti suatu
pekerjaan yang melaksanakan tugasnya dengan pendidikan khusus. Ada beberapa
ciri-ciri bidang pekerjaan tersebut menurut Daldijono19 yaitu suatu pekerjaan yang
memiliki ruang lingkup keilmuan (body of knowledge), sudut pandang tertentu
yang sering disebut sudut formal, bidang pekerjaan tersebut juga bermanfaat bagi
masyarakat.

Di setiap institusi pelayanan kesehatan, seperti rumah sakit terdapat beberapa


jenis tenaga kesehatan, yaitu: dokter, perawat, apoteker, dan tenaga non-medis
seperti petugas administrasi.

Dalam memberikan suatu pelayanan kesehatan, ada satu hal yang berbeda
dengan institusi atau organisasi lainnya. Sebagai organisasi pelayanan kesehatan,
rumah sakit tidak menghasilkan produk, melainkan menghasilkan suatu pelayanan
kesehatan. Demi terlaksananya pemberian pelayanan kesehatan yang prima, suatu
rumah sakit terntunya harus memiliki tenaga kerja yang memadai.

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
11
Tipe-tipe sumber daya manusia sebagai pemberi jasa pelayanan kepada
pasien dapat ditinjau berdasarkan fungsi-fungsi dari:

1. Dokter Umum

Seorang dokter dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit memegang peran


utama dalam menjalankan praktek pelayanan kesehatan tersebut. Dokter
memiliki peran untuk menyelenggarakan pelayanan pengobatan dan
pencegahan penyakit umum, memberi penyuluhan dan mencatat kegiatan yang
dilakukan. UU No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan menyatakan bahwa
seorang dokter dalam melaksanakan kewajibannya harus memenuhi standar
profesi dan menghormati hak-hak pasien.20

2. Dokter Gigi

Dokter gigi juga memiliki peran yang sama pentingnya seperti dokter
umum. Seorang dokter gigi patut memiliki latar belakang pendidikan fakultas
kedokteran gigi yang telah diakui dan mempunyai izin untuk melakukan
praktek.21 Dokter gigi wajib memberikan pelayanan yang maksimal bagi pasien
dan sebisa mungkin mengatasi serta menyembuhkan keluhan penyakit gigi dan
mulut yang diderita oleh pasien.

3. Perawat

Pelayanan perawatan di rumah sakit baik umum maupun rumah sakit


khusus, umumnya dilakukan oleh perawat. Pelayanan di rumah sakit tidak
mungkin dapat berjalan dengan baik tanpa adanya pelayanan keperawatan.
Pelayanan keperawatan sangatlah diperlukan karena merupakan bagian
integral dari proses penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.

McMahon dan Pearson22 menyebutkan bahwa perawat berperan sebagai


healers dan fasilitator yang memungkinkan pasien menyembuhkan dirinya
melalui peningkatan potensinya.

Nursing Department di rumah sakit mempunyai beberapa tugas, seperti


memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien, baik fisik maupun mental
dengan jalan memberikan pelayanan yang menimbulkan kenyamanan dan
Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit
Nadia Triadina
12
keamanan bagi pasien, melakukan tugas-tugas administratif, serta
menyelenggarakan pendidikan keperawatan berkelanjutan seperti melakukan
berbagai penelitian/riset untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan,
dan berpartisipasi aktif dalam program pendidikan bagi para calon perawat.22

Dalam menjalankan tugasnya, perawat harus menunjukkan kepeduliannya


kepada pasien. Seperti yang dikatakan oleh perawat legendaris Florence
Nightiangle bahwa “hospital should not harm the patient” dan ia juga
menyatakan bahwa pelayanan keperawatan bertujuan untuk menempatkan
pasien pada kondisi terbaik bagi dirinya sendiri.

4. Apoteker

Selain dokter dan perawat, profesi apoteker juga memiliki peran penting
dalam pelayanan kesehatan.

Secara umum tanggung jawab apoteker adalah:

a) Mengawasi pembuatan obat

b) Menyediakan dan mengawasi kebutuhan obat dan distribusinya

c) Menyelenggarakan sistem pembukuan dan pencatatan dengan baik

d) Merencanakan, mengorganisasikan, dan menentukan kebijakan apotek

e) Menyelenggarakan informasi obat bagi dokter, perawat dan pasien.

Pelayanan farmasi yang ada di rumah sakit dan institusi kesehatan lainnya
berperan dalam penyiapan obat yang mampu mendukung manajemen
penyembuhan yang lingkup kegiatannya mencakup perhitungan dosis yang
sesuai dengan kondisi pasien, jadwal pemberian obat yang memberikan
respons efikasi optimal, penggunaan obat yang terhindar dari kemungkinan
interaksi obat yang merugikan, dan identifikasi reaksi obat yang tidak
diinginkan.19

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
13
5. Petugas administrasi atau receptionist

Seorang administrator atau receptionist bisa juga dikatakan sebagai


frontliner dalam sebuah rumah sakit. Seorang receptionist sepatutnya dapat
menciptakan lingkungan dimana pasien merasa senang, nyaman dan diterima
dengan baik ketika memasuki rumah sakit. Tugas-tugas administrator atau
receptionist adalah sebagai berikut:

a) Menyapa pasien

b) Membantu dan menuntun pasien dalam mengisi formulir (contohnya


formulir biodata)

c) Menjawab telepon/menerima pasien

d) Mengatur jadwal pertemuan dokter-pasien, mengkoordinasikan jadwal


dengan efisien dan efektif

e) Menyimpan dan menyusun data-data lengkap pasien dengan teratur.

E. Rumah Sakit

1. Definisi Rumah Sakit

Ada banyak macam batasan Rumah Sakit. Beberapa diantaranya yang


dipandang penting adalah:

1) American Hospital Association23 mendefinisikan Rumah Sakit sebagai


suatu organisasi yang melalui tenaga medis potensial yang terorganisir
serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kedokteran, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta
pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien.

2) Rumah Sakit adalah tempat di mana orang sakit mencari dan menerima
pelayanan kedokteran serta tempat di mana pendidikan klinik untuk
mahasiswa kedokteran, perawat dan berbagai tenaga profesi kesehatan
lainnya diselenggerakan dijelaskan oleh Wolper dan Pena.23

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
14
3) Definisi Rumah Sakit menurut Association of Hospital Care23 adalah pusat
pelayanan kesehatan masyarakat, pendidikan serta penelitian kedokteran
diselenggarakan.

Menurut Wolper24, Rumah Sakit yang ideal adalah tempat di mana bukan
saja orang-orang yang sakit mencari dan menerima perawatan namun juga
tempat di mana pendidikan klinis diberikan pada mahasiswa kedokteran dan
para perawat serta juga seluruh ahli kesehatan. Rumah Sakit yang dimaksud
juga memberikan pendidikan yang berkelanjutan bagi para dokter praktek dan
secara bertahap menjalankan fungsi lembaga pembelajaran yang lebih tinggi
bagi seluruh lingkungan, komunitas, dan daerah.

Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


Nomor 340/MENKES/PER/III/2010, definisi Rumah Sakit dijelaskan sebagai
institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.25

2. Klasifikasi Rumah Sakit

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


340/MENKES/PER/III/2010, klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan jenis
pelayanan adalah:25

1) Rumah Sakit Umum

Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kesehatan pada semua bidang dan
jenis penyakit.

2) Rumah Sakit Khusus

Rumah Sakit yang memberikan pelayanan utama pada satu bidang atau jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan ilmu, organ, jenis
penyakit dan kekhususan lainnya.

Klasifikasi Rumah Sakit berdasarkan kepemilikan, yakni:

1) Rumah Sakit Pemerintah

Rumah Sakit Pemerintah yang dimaksudkan dapat dibedakan atas:


Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit
Nadia Triadina
15
a) Pemerintah Pusat

Pada dasarnya ada dua macam pemerintah pusat yang dimaksudkan di sini,
yakni:

• Departemen Kesehatan

Beberapa Rumah Sakit langsung dikelola oleh Departemen Kesehatan,


misalnya Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo di Jakarta dan Rumah
Sakit Dr.Soetomo di Surabaya.

• Departemen Lain

Beberapa departemen lainnya seperti Departemen Pertahanan dan


Kemanan, Departemen Pertambangan serta Departemen Perhubungan
juga mengelola Rumah Sakit sendiri. Peranan Departemen Kesehetan di
sini adalah merumuskan kebijakan pokok bidang kesehatan saja, yang
harus dipakai sebagai landasan dalam melaksanakan setiap upaya
kesehatan.

b) Pemerintah Daerah

Rumah Sakit yang berada di daerah dikelola oleh Pemerintah Daerah.


Pengelolaan yang dimaksud tidak hanya dalam bidang pembiayaan saja,
tetapi juga dalam bidang kebijakan, seperti misalnya yang menyangkut
pembangunan sarana, pengadaan peralatan ataupun penetapan tarif
pelayanan. Peranan Departemen Kesehatan di sini adalah merumuskan
kebijakan pokok upaya kesehatan saja, di samping dalam batas-batas
tertentu juga turut membantu dalam bidang pembiayaan, tenaga
dan/ataupun obat-obatan.

2) Rumah Sakit Swasta

Beberapa Rumah Sakit yang ada di Indonesia juga dikelola oleh pihak swasta
sesuai dengan Undang-Undang Kesehatan No.23 Tahun 1992. Mulai banyak
ditemukan Rumah Sakit swasta yang telah dikelola secara komersial serta
yang berorientasi mencari keuntungan (profit hospital) sebagai akibat dari

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
16
telah dibenarkannya pemilik modal bergerak dalam bidang Rumah Sakit.
Walaupun untuk yang terakhir ini kehendak untuk mempertahankan fungsi
sosial Rumah Sakit tetap ditemukan, yakni dengan mewajibkan Rumah Sakit
Swasta tersebut menyediakan sekurang-kurangnya 20% dari tempat tidurnya
untuk masyarakat golongan tidak mampu.23

Rumah Sakit di Indonesia dibedakan menjadi lima macam jika ditinjau dari
kemampuan yang dimiliki, yakni:

1) Rumah Sakit kelas A

Rumah Sakit yang memberikan pelayanan kedokteran spesialis dan


subspesialis luas. Oleh Pemerintah, Rumah Sakit kelas A ini telah ditetapkan
sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau disebut
pula sebagai Rumah Sakit Pusat.

2) Rumah Sakit kelas B

Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis luas


dan subspesialis terbatas. Rumah Sakit kelas B direcanakan akan didirikan di
setiap ibukota Propinsi (Provincial hospital) yang menampung pelayanan
rujukan dari Rumah Sakit Kabupaten. Rumah Sakit pendidikan yang tidak
termasuk kelas A juga diklasifikasikan sebagai Rumah Sakit kelas B.

3) Rumah Sakit kelas C

Rumah Sakit yang mampu memberikan pelayanan kedokteran spesialis


terbatas. Pada saat ini ada empat macam pelayanan spesialis yang disediakan
yakni pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah, pelayanan kesehatan anak
serta kebidanan dan kandungan. Rumah Sakit kelas C direncanakan akan
didirikan di setiap ibukota Kabupaten (Regency hospital) yang menampung
pelayanan rujukan dari Puskesmas.

4) Rumah Sakit kelas D

Rumah Sakit yang bersifat transisi karena pada satu saat akan ditingkatkan
menjadi Rumah Sakit kelas C. Pada saat ini kemampuan Rumah Sakit Kelas

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
17
D hanyalah memberikan pelayanan kedokteran umum dan kedokteran gigi.
Sama halnya dengan Rumah Sakit kelas C, Rumah Sakit kelas D ini juga
menampung rujukan yang berasal dari Puskesmas.

5) Rumah Sakit kelas E

Rumah Sakit khusus (special hospital) yang menyelenggarakan hanya satu


macam pelayanan kedokteran saja. Pada saat ini banyak Rumah Sakit kelas E
yang telah ditemukan. Misalnya Rumah Sakit jiwa, Rumah Sakit kusta,
Rumah Sakit kanker, Rumah Sakit jantung, Rumah Sakit ibu dan anak dan
lain sebagainya.23

Satu dari sistem pengelompokan yang paling dirasa bermanfaat dan bertahan
lama digunakan oleh Asossiasi Rumah Sakit Amerika (AHA) dalam buku statistik
tahunannya. Klasifikasi ini membagi rumah sakit sesuai tingkat aspek pemerintah
pada rumah sakit itu:24

1) Rumah Sakit Pemerintah (Komunitas)

Meliputi semua rumah sakit umum non-federal jangka pendek dan rumah sakit
spesialis, memisahkan dengan unit-unit kelembagaan, fasilitas dan pelayanan
yang tersedia bagi masyarakat.

2) Rumah Sakit Non-Pemerintah (Non-Komunitas)

Mencakup rumah sakit federal, rumah sakit jangka panjang, unit rumah sakit
yang ada di kelembagaan seperti rumah sakit di lingkungan penjara atau
rumah sakit milik universitas, rumah sakit kejiwaan, rumah sakit tuberkulosis
dan penyakit pernapasan lainnya, rumah sakit penyakit kronis, lembaga untuk
keterbelakangan mental, rumah sakit ketergantungan alkohol dan zat kimia.

Jenis pengelompokan yang lain ialah berdasarkan kepemilikan atau kontrol


kebijakan dan cara operasi rumah sakit. Menurut Wolper, Rumah Sakit di bawah
kepemilikan kelembagaan (institusi) dibagi dalam 4 kelomok:24

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
18
1) Rumah Sakit Pemerintah Non-Federal

Meliputi semua rumah sakit yang dimiliki atau dioperasikan oleh negara,
pemerintah daerah atau kota dan didukung oleh dana masing-masing operator.

2) Rumah Sakit Non-Pemerintah Nirlaba atau Lembaga Suka-Rela

Dimiliki dan dibiayai oleh organisasi yang tercantum dalam piagam


pendiriannya, dan tidak memiliki hubungan apapun dengan instansi
pemerintah. Biaya operasi mereka dipenuhi dari pembayaran pasien, termasuk
pembayaran pihak ketiga, dermawan, sumbangan atau usaha para donornya.
Di beberapa tempat, suatu kota atau negara bagian setuju memberikan subsidi
bagi rumah sakit nirlaba untuk memungkinkan rumah sakit memberikan
pelayanan bagi pasien-pasien tak mampu atau menyediakan layanan khusus,
tetapi subsidi ini tanpa disertai ikatan. Rumah sakit ini bebas pajak karena
sifat sosialnya, tetapi bukan berarti bergantung pada dana sumbangan
pemerintah. Kelompok terbesar diantara rumah sakit sosial ialah rumah sakit
organisasi keagamaan yang biasanya di bawah lembaga agama atau lembaga
sosial.

3) Rumah Sakit Swasta (dimiliki inverstor)

Dimiliki dan dikelola oleh perorangan atau badan-badan hukum dengan tujuan
untuk menghasilkan keuntungan. Rumah sakit profit tidak mempunyai sumber
dana selain dari yang dihasilkan oleh lembaga itu. Rumah sakit semacam ini
dijalankan seperti bisnis.

4) Rumah Sakit milik Pemerintah Federal

Adalah pengelompokan sempit yang meliputi rumah sakit yang dimiliki dan
dikontrol oleh pemerintah federal dan didukung dengan dana federal.

3. Rumah Sakit sebagai Organisasi Pelayanan

Menurut Sabarguna26, pada dasarnya rumah sakit merupakan suatu


organisasi yang kompleks, karena adanya sumber kekuasaan dan otonomi
seperti di bawah ini, pertama adalah pemerintah, menyangkut kepentingan

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
19
masyarakat yang azasi, maka pemerintah mengendalikan secara cukup besar.
Kedua adalah pemilik rumah sakit, pemilik rumah sakit mempunyai misi yang
mulia, sehingga penerapannya akan sangat berhati-hati dan menjaga ketat nama
baik itu.

Ketiga adalah profesional, secara faktual historis, profesional seperti


dokter, mempunyai otonomi dan cara pandang terhadap kesehatan yang
mengutamakan kesehatan dan keselamatan penderita. Keempat adalah direksi
rumah sakit, tuntutan situasi yang menuju pada profesionalisme dan efisiensi,
membutuhkan pola manajemen yang lebih rasional.

Kelima adalah masyarakat, baik secara peorangan atau melalui organisasi


kemasyarakatan, sekarang ini secara lebih jelas menuntut pelayanan yang
memuaskan dan memenuhi standar kewajaran. Keenam adalah dunia bisnis,
dunia bisnis alat kesehatan, obat, alat kantor dan lain-lain, secara pasti
mendorong penggunaan barang modal yang harus dikelola secara hati-hati dan
dihitung untung-ruginya.

Dari enam kutub itulah, organisasi rumah sakit yang ada selama ini, lebih
berorientasi pada pelayanan, artinya bagaimana pelayanan itu diorganisir agar
bisa berjalan. Hal ini sesuai dengan definisi rumah sakit yang lebih
mengutamakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas. Rumah sakit adalah
sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
serta dapat dimanfaatkan untuk pendidikan tenaga kesehatann dan penelitian.26

Sulastomo27 menyebutkan bahwa sebagai bagian dari sistem pelayanan


kesehatan, meskipun merupakan bagian yang termahal, adalah sangat ideal
apabila Rumah Sakit dapat dicapai oleh setiap anggota masyarakat disekitarnya,
sewaktu-waktu pada saat diperlukan, dengan tingkat pelayanan yang optimal.

Pada dasarnya pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan pelayanan


yang menyeluruh dan terpadu, bersifat peningkatan, pencegahan, pengobatan
dan pemulihan serta ditujukan kepada semua lapisan masyarakat.27

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
20
F. Peran Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit

Salah satu aspek terkait dalam rangka menciptakan keberhasilan program,


tugas dan fungsi suatu organisasi adalah tersedianya sumber daya manusia yang
potensial dan berkualitas. 28

Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam suatu organisasi
seperti rumah sakit guna mencapai keberhasilan. Sumber daya manusia
menunjang rumah sakit dengan karya, bakat, kreativitas dan motivasi. Betapapun
sempurnanya aspek teknologi dan ekonomi tanpa aspek sumber daya manusia
sulit untuk tujuan tercapai. 28

Dengan demikian posisi sumber daya manusia sebagai sumber daya manusia
mempunyai peran yang sangat strategis dan menentukan sebagai subyek maupun
obyek bagi segala akivitas organisasi dalam merencanakan, merumuskan,
menetapkan dan melaksanakan berbagai kegiatan di rumah sakit dalam mencapai
tujuannya.

G. Pengukuran Kinerja Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit

Untuk mengetahui bagaimana kontribusi sumber daya manusia terhadap


kinerja sebuah organisasi, seperti pada sebuah rumah sakit, diperlukan adanya
suatu pendekatan pengukuran kinerja sumber daya manusia. Cara pengukuran
tersebut terbagi atas dua, yaitu:

1. Balanced Scorecard

Kaplan dan Norton29 memperkenalkan konsep “Balanced Scorecard”


untuk mengukur kinerja organisasi. Umumnya para pimpinan organisasi
mempunyai kesamaan terutama dalam memusatkan perhatiannya kepada
strategi finansial dan memberikan prioritas kepada perbaikan proses
operasional. Para pimpinan organisasi pada umumnya kurang memperhatikan
pada strategi pelanggan. Mereka nampaknya belum menyadari dan memahami
pentingnya strategi untuk pengembangan sumber daya manusia (human
capital).
Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit
Nadia Triadina
21
Di dalam perkembangan organisasi pada era sekarang ini khususnya di
dalam penciptaan nilai-nilai (value creation), suatu organisasi sangat
didominasi oleh “human capital” dan modal “intangible” lainnya. Oleh sebab
itu perlu adanya pengukuran terhadap strategi sumber daya manusia. Salah satu
konsep yang diperkenalkan adalah “Balanced Scorecard” yang menawarkan
langkah-langkah penting guna mengelola strategi sumber daya manusia.

Sistem pengukuran sumber daya manusia yang efektif mempunyai dua


tujuan penting, yaitu: 30

a) Memberi petunjuk bagi pembuatan keputusan dalam organisasi

b) Berfungsi sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja sumber daya manusia

Konsep yang dikembangkan dalam “Balanced Scorecard” tersebut lebih


ditujukan kepada peran penting dari para profesi sumber daya manusia di masa
datang.

2. Key Performance Indicators (KPI)

KPI merupakan salah satu jenis indikator dari ukuran kinerja. Ukuran
kinerja adalah indikator yang digunakan oleh manajemen untuk mengukur,
membuat laporan dan mengelola tenaga kerja.31

KPI adalah indikator yang mempresentasikan kinerja dari proses yang


dilaksanakan. KPI menyatakan sekumpulan ukuran mengenai aspek kinerja
yang paling kritis, yang menentukan kesuksesan organisasi pada masa sekarang
dan masa yang akan datang. KPI dapat digunakan untuk memprediksi
kesuksesan atau kegagalan dari proses-proses yang dilaksanakan organisasi,
sehingga KPI dapat digunakan sebagai alat untuk meningkatkan kinerja
organisasi secara dramatis. 31

Pada dasarnya KPI diidentifikasi, dikembangkan dan diimplementasikan


secara internal dalam organisasi. Proses identifikasi sampai implementasi KPI
melibatkan partisipasi dari semua bagian dalam organisasi. Kesuksesan
pengembangan KPI di dalam organisasi, ditentukan oleh empat faktor
mendasar, yaitu:31
Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit
Nadia Triadina
22
a) Kerjasama dengan staf, serikat pekerja, suplier utama dan konsumer utama

b) Transfer kekuatan ke bagian front line dalam organisasi

c) Mengintegrasikan upaya pengukuran, pelaporan dan peningkatan kinerja

d) Menghubungkan pengukuran kinerja dengan strategi organisasi

KPI yang dimiliki organisasi dapat mengalami perubahan, sejalan dengan


perkembangan bisnis dan strategi yang dijalankan organisasi. Oleh karena itu,
upaya pengembangan KPI dilakukan secara terus menerus untuk menjamin
agar proses pengukuran kinerja sesuai dengan tujuan organisasi.

Peran Manajemen Sumber Daya di Rumah Sakit


Nadia Triadina
23

Anda mungkin juga menyukai