Anda di halaman 1dari 9

“HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU ORANG TUA MEMBAWA ANAK

KE FASILITAS KESEHATAN UNTUK MENDAPATKAN IMUNISASI CAMPAK RUBELLA DI


WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANJARBARU UTARA”

Oleh
LUTFIANOR*, EVY MARLINDA**, HJ. ZAINAB***
( POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN )
Email : Lutfisena21@gmail.com

Abstrak

Campak rubella merupakan penyakit endemik di negara berkembang termasuk Indonesia, sedangkan
perilaku adalah bagaimana cara seseorang berespon atau bersikap terhadap suatu hal atau informasi yang
diterimanya hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan yaitu hasil dari tahu seseorang terhadap objek melalui indera
yang dimilikinya. Penting bagi orang tua memiki pengetahuan yang baik agar orang tua memiliki perilaku yang
baik dalam membawa anaknya mendapatkan imunisasi campak rubella.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan perilaku orang tua
membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi campak rubella. Penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif, dengan jenis penelitian correlation study menggunakan pendekatan cross-sectional yang
dilaksanakan pada bulan mei 2019 di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara. Populasi dalam penelitian ini
adalah orang tua yang memiliki anak 6-12tahun di wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara yang berjumlah
914 orang. Sampel sebanyak 84 orang diambil dengan dengan cara Simple Random Sampling, hasil dari
penelitian tersebut di analisa menggunakan analisa chi-square
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan responden yang terbanyak adalah baik dan lebih dari
50% membawa anak ke fasilitas kesehatan, dan ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku membawa
anak ke fasilitas kesehatan dengan nila P=0,00. Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan perilaku orang tua membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi
campak rubella di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara

Kata Kunci : Campak Rubella, Pengetahuan, Imunisasi, Perilaku


Kepustakaan : 40 (2007-2018)
Abstract
Measles rubella is an endemic disease in developing countries including Indonesia while behavior is how
a person responds or misleads to a thing or information he or she received this is affected by knowledge who is
the result of a person's idea of objects through his senses. It is important for parents to have a good knowledge
that parents have good behavior in bringing their children to get immunization of measles rubella.
This research aims to know the relationship between knowledge with the behavior of parents bringing
children to health facilities to obtain the immunization of rubella. This research is quantitative research, with the
type of research correlation study using a cross-sectional approach conducted in May 2019 in the working area
of the Puskesmas North Banjarbaru. The population in this study is a parent who has a 6-12year old child in the
work area Puskesmas Utara, which amounted to 914 people. Samples as many as 84 people were taken by
means of simple random sampling.
The results showed the most level of respondents ' knowledge was good and more than 50% brought
children to health facilities, and there was a relationship between knowledge with the behavior of bringing a
child to a health facility with Nila P = 0.00. It can be concluded that there is a relationship between knowledge
with the behavior of parents bringing children to health facilities to get the immunization of measles rubella in
the workplace Puskesmas North Banjarbaru.

Keyword : Measles Rubella, knowledege, immunization, behaviour


References : 40 (2007-2018)
penduduk. Kasus campak terbesar pada
I. PENDAHULUAN kelompok umur 5-9 tahun dan kelompok umur
Imunisasi merupakan suatu program 1-4 tahun sebesar 30% dan 27,6%. Cara yang
yang dengan sengaja memasukan antigen lemah efektif untuk mencegah penyakit campak yaitu
agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dengan imunisasi balita pada usia 9 bulan.
dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem Selama periode 2000-2013, imunisasi campak
berhasil menurunkan 15,6 juta (75%) kematian
imun tubuh mempunyai suatu sistem memori
akibat campak di Indonesia (Kemenkes RI,
(daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam 2015).
tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk Berdasarkan data studi pendahuluan
melawa vaksin tersebut dan sistem memori akan yang dilakukan pada 10 November 2018 di
menyimpannya sebagai suatu pengalaman jika Puskesmas Banjarbaru Utara, data per 30
nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh Oktober menunjukan di wilayah Banjarbaru
antigen yang sama dengan vaksin maka antibodi Utara dari jumlah sasaran 8.675 untuk
akan tercipta lebih kuat dari vaksin yang pernah Kelurahan Loktabat Utara dan Kelurahan
dihadapi sebelumnya (Atikah, 2010). Mentaos yang ditargetkan di vaksin campak
Indonesia telah menerapkan program rubella, baru 6.379 yang sudah diimunisasi
Expanded Program of Immunization (EFI) sejak dengan presentasi 73%, dimana dengan target
tahun 1977 yang dikenal dengan Program untuk anak 6-12 tahun adalah 2.350 baru 1.180
Pengembangan Imunisasi. Saat ini vaksin yang yang diimunisasi per 30 oktober 2018. Menurut
masuk ke dalam program imunisasi rutin adalah wawancara yang dilakukan pada saat studi
BCG, DPT, Hepatitis B, Campak, dan Polio. pendahuluan dengan salah satu petugas di ruang
EPI merupakan program yang dicanangkan imunisasi mengatakan, bahwa kebanyakan
World Health Organization (WHO) sejak tahun alasan kenapa orang tua belum melakukan
1974, bertujuan untuk membasmi penyakit- vaksinasi karena masih ragu terkait dengan isu
penyakit infeksi yang mematikan dan sejatinya yang baru baru ini mengenai kandungan yang
dapat dicegah melalui vaksinasi. Program ini ada dalam vaksin tersebut dan juga beberapa
juga menekankan aksesibilitas vaksin bagi masih kurang pengetahuan mengenai vaksin
seluruh penduduk dunia, termasuk negara- campak secara keseluruhan dan dampak yang
negara miskin (Pusat data dan Informasi ditimbulkan apabila tidak dilakukannya vaksin
kementerian Kesehatan RI, 2015). campak. Berdasarkan wawancara yang
Penyakit campak dikenal juga sebagai dilakukan pada 5 orang responden yaitu ibu
morbili atau measles, merupakan penyakit yang yang memilik anak usia 6-12 tahun, didapatkan
sangat menular (infeksius) yang disebabkan oleh hasil 3 dari 5 orang ibu tidak mengimunisasikan
virus. Manusia diperkirakan satu-satunya anaknya dengan alasan bervariasi, ibu pertama
reservoir, walaupun monyet dapat terinfeksi mengatakan takut akan efek yang ditimbulkan,
tetapi tidak berperan dalam penularan sedangkan ibu kedua dan ketiga mengatakan
(Kemenkes, 2017). masih ragu dengan kandungan yang ada dalam
vaksin campak rubella.
Campak di Indonesia masih menempati
urutan ke-5 penyakit yang menyerang terutama Hasil penelitian yang dilakukan
pada bayi dan balita. Tahun 2014 di Indonesia Kusumoningtyas (2016) terdapat hubungan
ada 12.943 kasus campak. Angka ini lebih tinggi antara tingkat pengetahuan ibu tentang
dibandingkan pada tahun 2013 sebanyak 11. 521 imunisasi dengan perlaku melakukan
kasus. Jumlah kasus meninggal sebanyak 8 imunisasi.
kasus yang terjadi di 5 provinsi yaitu Riau, Rumusan masalah dalam penelitian ini
Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau dan adalah apakah ada hubungan antara pengetahuan
Kalimantan Timur. Incidence rate (IR) campak dengan perilaku orang tua membawa anak ke
pada tahun 2014 sebesar 5,13 per 100.000 fasilitas kesehatan untuk mendapatkan imunisasi
penduduk.Angka ini meningkat dibandingkan
tahun 2013 yang sebesar 4,64 per 100.000
campak rubella di wilayah kerja Puskesmas membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk
Banjarbaru Utara mendapatkan imunisasi campak rubella)

II. METODELOGI III. III. HASIL PENELITIAN


A. Jenis Penelitian A. Hasil Penelitian Hubungan Antara
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, Pengetahuan dengan Perilaku Orang Tua
dengan jenis penelitian correlation study yang membawa Anak Ke Fasilitas Kesehatan
dilakukan untuk melihat hubungan antara Untuk Mendapatkan Imunisasi Campak
variabel satu dengan variabel yang lain. Rubella di Wilayah Kerja Puskesmas
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross- Banjarbaru Utara
sectional yaitu jenis penelitian yang 1. Analisis Univariat
menekankan waktu pengukuran/observasi data a. Pengetahuan Orang Tua Tentang
variabel independen tentang pengatahuan orang Imunisasi Campak Rubella
Analisis univariat dilakukan untuk
tua tentangg imunisasi campak rubella dan
mengetahui distribusi frekuensi masing
dependen yaitu tentang perilaku orang tua hanya masing variabel penelitian, hasil analisa
dalam satu waktu univariat pada penelitian ini adalah :
B. Populasi & Sampling Tabel 3.1 Pengetahuan orang tua tentang imunisasi
Populasi dalam penelitian adalah orang tua campak rubella
yang memiliki anak usia 6-12 tahun di wilayah No Kategori Frekuensi Persentasi
kerja Puskesmas Banjarbaru Utara yaitu ( %)
sejumlah 914 responden untuk wilayah 1 Baik 34 40,5
Kelurahan Loktabat Utara. Pada penelitian ini 2 Cukup 26 31
dalam pengambilan sampel peneliti 3 Kurang 24 28,5
menggunakan teknik Probability Sampling Jumlah 84 100
dengan cara Simple Random Sampling yaitu
setiap anggota atau unit dari populasi Berdasarkan tabel 3.1 diatas, terlihat
mempunyai kesempatan yang sama untuk responden lebih banyak memiliki
diseleksi sebagai sample dan sample diambil pengetahuan baik yaitu sebanyak 34 orang
secara acak. (40,5%), dan responden yang memiliki
C. Pengumpulan Data pengetahuan kurang sebanyak 24 orang
Pengumpulan data dilakukan secara primer (28,5).
dan sekunder. Data primer dikumpulkan melalui b. Perilaku Orang Tua Membawa Anak
instrumen kuesioner dan check list yang langsung Ke Fasilitas Kesehatan Untuk
diberikan kepada responden, yaitu orang tua yang
Mendapatkan Imunisasi Campak
memiliki anak 6-12 tahun di wilayah kerja
Puskesmas Banjarbaru utara yakni Kelurahan Rubella
Loktabat Utara. Sedangkan data sekunder Perilaku orang tua membawa anak ke
diperoleh dari ruang program imunisasi di fasilitas kesehatan untuk mendapat
Puskesmas Banjarbaru Utara mengenai data imunisasi campak rubella disajikan pada
cakupan imunisasi campak rubella beserta alamat tabel 3.2 sebagai berikut::
Tabel 3.2 Perilaku Orang Tua Membawa Anak Ke
orang tua yang memiliki anak usia 6-12 tahun.
Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan
D. Bahan Imunisasi Campak Rubella
Instrumen pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner No Kategori Frekuensi Persenta
mengenai pengetahuan orang tua tentang se (%)
imunisasi campak rubella dan lembar checklist. 1 Membawa/ 51 60,7
E. Analisis Statistik Mendapatkan
Analisa data yaitu analisa univariat dan 2 Tidak 33 38,3
analisa bivariat menggunakan chi square untuk membawa/
mengetahui hubungan variabel independen tidak
(pengetahuan tentang imunisasi campak rubella), mendapatkan
dengan variabel dependen (perilaku orang tua Jumlah 84 100
yaitu sebanyak 24 orang responden (28,5%).
Hal ini dapat dipengaruhi oleh faktor pendidikan
Berdasarkan tabel 3.2 diatas,
menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden Dari segi pendidikan, mereka yang
responden membawa anaknya/anaknya masuk dalam kategori memiliki pengetahuan
mendapatkan imunisasi campak rubella baik adalah mereka yang pendidikan terakhirnya
yaitu sebanyak 51 orang (60,7%).. SMA dan Perguruan tinggi sementara mereka
yang memiliki pengetahuan cukup dan kurang
2. Analisis Bivariat memiliki riwayat pendidikan terakhir SD/MI
a. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
dan SMP. Menurut peneliti pendidikan merupan
Perilaku Orang Tua Membawa Anak ke
suatu hal yang mempengaruhi individu dalam
Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan
menyerap informasi. Hal ini sesuai dengan teori
Imunisasi Campak Rubella di Wilayah
yang dikemukakan oleh Notoadmojo bahwa
Kerja Puskesmas Banjarbaru Utara
pendidikan merupakan salah satu faktor yang
a. Tabel 3.3 Hubungan Antara Pengetahuan
Dengan Perilaku Orang Tua Membawa Anak ke mempengaruhi pengetahuan. Semakin tinggi
Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan pendidikan maka semakin mudah untuk
Imunisasi Campak Rubella di Wilayah Kerja menerima informasi terkait pengetahuan
Puskesmas Banjarbaru Utara (Notoadmodjo, 2010). Lebih dari separuh
responden salah menjawab pertanyaan no 11
Pengetahuan P
pada kuesioner yaitu tentang zat apa yang
Orang Tua Valu
Perilaku Orang Tua Perse diberikan pada saat imunisasi dengan tingkat
tentang e
No Membawa Anak ke ntase
Imunisasi responden yang menjawab benar sebanyak 48
Fasilitas Kesehatan (%)
Campak
rubella) orang (57,1%), dan pertanyaan no 17 mengenai
Mem Tidak pantangan setelah imunisasi campak rubella
bawa/ Membawa/T sebanyak 49 orang (58,3%), dimana untuk 18
Mend idak
apatk Mendapatka pertanyaan kuesioner lain yang menjawab benar
an n diatas 50 orang
33 1 34 0,00 Hal ini sejalan dengan penelitian yang
1 Baik
(97,1) (2,9) (100)
14 12 26 dilakukan oleh Atika putri.dkk (2013) dimana
2 Cukup
(53,8) (46,2) (100) didapatkan hasil lebih dari 50% responden
4 20 24 memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi
3 Kurang
(16,7) (83,3) (100)
51 33 84 (63,5%). Hal ini juga sejalan dengan penelitian
Total
(60,7) (38,3) (100) yang dilakukan oleh Harmalena (2017) dimana
Hasil analisis dengan menggunakan didapatkan hasil mayoritas responden memiliki
uji chi square didapatkan nilai P value pada pengetahuan baik tentang imunisasi dasar
yaitu 0,00. Disimpulkan nilai P value (0,00
sebesar (70%).
< 0,05) Ha diterima, dengan demikian ada
hubungan antara pengetahuan dengan Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
perilaku orang tua membawa anak ke penelitian yang dilakukan oleh Susianti (2017),
fasilitas kesehatan untuk mendapatkan dimana didapatkan hasil orang tua yang
imunisasi campak rubella di wilayah kerja memiliki pengetahuan baik mengenai imunisasi
Puskesmas Banjarbaru Utara. hanya 1 orang (1,1%) .
IV. PEMBAHASAN Faktor-Faktor yang mempengaruhi
A. Pengetahuan Orang Tua Tentang
pengetahuan terdiri dari dua hal yaitu faktor
Imunisasi Campak Rubella
internal dan faktor eksternal. Rata-rata pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian
dari responden yang ada di daerah penelitian
menunjukkan, tingkat pengetahuan responden
adalah sebagai pedagang, dimana kebanyakan
yang terbanyak adalah dengan kategori baik
dari responden yang mempunyai pekerjaan
sebanyak 34 responden (40,5%), dan yang
sebagai pedagang tersebut memiliki
paling sedikit adalah dengan kategori kurang
pengetahuan cukup dan kurang mengenai dari 5 tugas kesehatan keluarga yang
imunisasi campak rubela, hal ini seperti yang dikemukakan oleh Effendy (1998) yaitu
sudah disebutkan diatas bahwa terdapat 2 faktor menggunakan fasilitas kesehatan sebagai sarana
yang mepengaruhi pengetahuan, dimana pada untuk memperoleh kesehatan.
faktor internal mencakup salah satunya Orang tua yang membawa anaknya /
pekerjaan dari individu tersebut, hal ini sesuai anaknya mendapatkan imunisasi campak rubella
dengan teori yang dikemukakan oleh Nursalam mengatakan takut melihat efek yang ditimbulkan
(2003), bahwa pekerjaan menjadi salah satu dari oleh penyakit campak rubella sehinga membawa
yang mempengaruhi dalam pengetahuan seorang anaknya untuk mendapatkan imunisasi campak
individu. rubella. Namun melihat dari hasil penelitian, hal
Responden mengatakan biasanya ini belum memenuhi target dimana Kemenkes
mendapatkan informasi mengenai imunisasi (2018), menargetkan capaian imunisasi campak
campak rubella melalui internet ataupun dari rubella uadalah sebesar 92,5%. Peneliti
media sosial, hal ini dikarenakan kurangnya berasumsi orang tua yang tidak membawa anak
informasi yang mereka dapat tentang imunsasi mereka imunisasi takut dengan efek yang
campak rubella dari petugas kesehatan, ditimbulkan setelah imunisasi atau kejadian
pendidikan kesehatan memang diadakan namun ikutan pasca imunisasi (KIPI). Hal ini sejalan
tidak mencakup keseluruhan dari wilayah kerja dengan penelitian yang dilakukan oleh Ririn
puskesmas. Peneliti berasumsi bahwa Widya. A (2016), dimana didapatkan terdapat
masyarakat memang lebih mudah mendapatkan hubungan antara sikap ibu dengan kejadian anak
informasi melalui media seperti internet dan pasca imunisasi. Hal ini juga sejalan dengan
televisi, dimana masyarakat tidak harus capek- penelitian yang dilakukan oleh Arind Vicha
capek datang ketempat penyuluhan atau ke (2013), dimana terdapat hubungan antara
pukesmas, hal ini sejalan dengan teori yang pengetahuan ibu tentang kejadian ikutan pasca
dikemukakan Rahayu, bahwa media merupakan imunisasi dengan kecemasan ibu.
salah satu hal yang mempengaruhi pengetahuan, Namun hal ini tidak sejalan dengan
manusia bisa mendapatkan informasi melalui penelitian yang dilakukan oleh Sekar
media yang didesain secara khusus untuk Fatmadayani (2015), dimana didapatkan hasil
tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu
mencapai masyarakat luas seperti televisi, radio,
tentang KIPI terhadap pemberian imunisasi. Hal
koran, dan internet (Rahayu, 2010). ini juga tidak sejalan dengan penelitian yang
B. Perilaku Orang Tua Membawa Anak ke dilakuka oleh Yunita Bellina (2018) dimana
Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan didapatkan hasil tidak ada hubungan
Imunisasi Campak Rubella pengetahuan ibu tentang KIPI terhadap minat
Hasil penelitian mengani Perilaku orang keikutsertaan ibu terhadap imunisasi campak
tua membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk rubella.
C. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan
mendapatkan imunisasi campak rubella dari 84
Perilaku Orang Tua Membawa Anak ke
responden menunjukan bahwa 51 orang
Fasilitas Kesehatan Untuk Mendapatkan
membawa anaknya kefasilitas kesehatan/
Imunisasi Campak Rubella di Wilayah Kerja
mendapatkan imunisasi campak rubella
Puskesmas Banjarbaru Utara
sebanyak (60,7%) , sedangkan 33 responden
Responden dengan kategori pengetahuan
lainnya menyatakan tidak membawa
baik dan cukup cenderung membawa anaknya
anaknya/anaknya tidak mendapatkan imunisasi
ke fasilitas kesehatan/ anaknya mendapatkan
campak rubella sebanyak 33 (38,3%). Hal ini
imunisasi campak rubella yaitu sebanyak 33
menunjukan bahwa lebih dari 50% dari
orang (97,1%) dan responden dengan kategori
responden membawa anaknya ke fasilitas
pengetahuan kurang cenderung tidak membawa/
kesehatan/ anaknya mendapatkan imunisasi
anaknya tidak mendapatkan imunisasi campak
campak rubella. Hal ini sesuai dengan salah satu
rubella sebanyak 20 orang (83,3%). Dapat
disimpulkan bahwa orang tua yang memiliki penelitian yang dilakukan Chahyani Erlita
pengetahuan lebih baik cenderung untuk (2018) bahwa tidak ada hubungan antara
membawa anaknya ke fasilitas kesehatan untuk pengetahuan dengan sikap dalam pemberian
mendapatkan imunisasi campak rubella. imunisasi dasar lengkap pada ibu yang memiliki
Hasil analisis dengan menggunakan uji bayi 0-9 bulan.
chi square didapatkan nilai P value pada yaitu Peneliti berasumsi Pengetahuan bisa
0,00. Disimpulkan nilai P value (0,00 < 0,05) menjadi dasar dari manusia untuk mengambil
Ha diterima, dengan demikian ada hubungan suatu keputusan, dalam hal pemberian imunisasi
antara pengetahuan dengan perilaku orang tua ini petugas ksesehatan diharapkan bisa berperan
membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk aktif dalam masyarakat memberikan penyuluhan
mendapatkan imunisasi campak rubella di dan pendidikan kesehatan tentang imunisasi
wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara. campak rubella dan bahaya yang bisa
Penelitian sejalan dengan penelitian ditimbulkan jika tidak dilakukannya imunisasi
Merlinta (2018) menunjukkan bahwa terdapat campak rubella Notoatmodjo (2012)
hubungan antara pengetahuan tentang vaksin menyatakan bahwa adanya kecenderungan
MR dengan minat keikutsertaan Vaksinasi MR seseorang yang berpengetahuan tinggi untuk
di Puskesmas Kartasura, artinya semakin tinggi berperilaku baik dalam bidang kesehatan, dalam
pengetahuan ibu maka semakin minat hal ini berperilaku mengimunisasikan anaknya,
keikutsertaan vaksinasi MR. Penelitian ini dan sebaliknya. Dari responden yang memiliki
sejalan dengan penelitian penelitian ini sesuai pengetahuan baik mengenai imunisasi campak
dengan penelitian yang dilakukan rubella di dapatkan 1 orang responden tidak
Kusumoningtyas (2016) terdapat hubungan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan/ tidak
antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi mendapatkan imunisasi campak rubella,
anjuran dengan minat melakukan imunisasi kemungkinan ini terjadi karena kepercayan dari
anjuran. Hasil penelitian Selvia, dkk (2014) responden yang melarang zat yang ada /
menunjukan 62,5% responden tidak terkandung dalam vaksin campak rubella
mengimunisasikan bayinya secara lengkap. tersebut. Hal ini seperti teori yang disampaikan
Didapatkan hubungan yang bermakna antara oleh Notoadmodjo (2007) menyatakan bahwa
pengetahuan dan sikap ibu dengan pemberian salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku
imunisasi dasar lengkap. Penelitian ini sejalan seseorang adalah faktor predisposisi yang
dengan penelitian Agung Riyanto (2013) adanya mencakup salah satunya adalah kepercayaan.
hubungan yang bermakna antara tingkat Namun adapula dari responden yang memiliki
pengetahuan ibu dengan perilaku pelaksanaan pengetahuan kurang mengenai imunisasi
imunisasi dasar pada balita di Kampung campak rubella namun tetap membawa anaknya
Cantilan Kelurahan Kagungan dengan nilai ke fasilitas kesehatan / anaknya mendapatkan
p=0.00. Adapun hasil uji statistik menunjukkan imunisasi campak rubella. Disini peneliti
adanya hubungan yang bermakna antara sikap berasumsi bahwa kemungkinan mereka yang
ibu dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar dengan pengetahuan kurang namun masih
pada balita di Kampung Cantilan Kelurahan membawa anaknya/ anaknya mendapatkan
Kagungan dengan nilai p= 0.00, dengan nilai imunisasi campak rubella karena faktor
OR =20,25. lingkungan nya, bisa saja tetangga nya mengajak
Hal ini tidak sejalan dengan penelitian responden yang berpengatahuan kurang tersebut
yang dilakukan oleh Ilfa maulidatus (2012), sehingga akhirnya dia membawa anaknya /
dimana didapatkan hasil tidak ada hubungan anaknya mendapatkan imunisasi campak
antara pengetahuan dengan sikap ibu tentang rubella. Hal ini sesuai dengan teori yang
imunisasi dasar di Puskesmas Ngampilan dikemukakan oleh Notoadmodjo (2007) dimana
Yogyakarta. Hal ini juga tidak sejalan dengan salah satu faktor yang mempengaruhi dari
seorang individu dalam berperilaku adalah bahaya yang ditimbulkan. Masyarakat bisa
faktor pemungkin dimana yang termasuk dalam mendatangi pusat informasi kesehatan
hal ini adalah lingkungan dimana individu seperti puskesmas sebagai sarana untuk
tersebut tinggal. Agar tercapainya capaian memperoleh informasi mengenai imunisasi
imunisasi campak rubella diberbagi daerah, hal campak rubella.
ini tentunya bisa dicapai dengan berperan c. Bagi Institusi Pendidikan
aktifnya semua pihak seperti petugas kesehatan, Bagi institusi pendidikan agar
pemerintah dan masyarakat itu sendiri. mempersiapkan mahasiswa agar nantinya
V. SIMPULAN bisa melakukan pendidikan kesehatan di
A. Kesimpulan masyarakat. Terutama kunjungan dari
Setelah dilakukan pembahasan dari hasil rumah ke rumah atau melakukan promosi
penelitian mengenai hubungan antara kesehatan di posyandu dengan media seperti
pengetahuan dengan perilaku orang tua leaflet atau lembar balik.
membawa anak ke fasilitas kesehatan untuk d. Bagi peneliti Selanjutnya
mendapatkan imunisasi campak rubella di Agar menghubungkan variabel perilaku
wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Utara. membawa anak ke fasilitas kesehatan
Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : dengan variabel lain seperti tingkat
1. Responden, terbanyak memiliki pengetahuan pendidikan, status ekonomi, atau kejadian
yang baik mengenai imunisasi campak dan ikutan pasca imunisasi.
rubella di wilayah kerja Puskesmas
Banjarbaru Utara.
2. Lebih dari 50% perilaku orang tua di wilayah
kerja Puskesmas Banjarbaru Utara membawa
anak ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan imunisasi campak rubella. REFERENSI
3. Ada hubungan antara pengetahuan dengan Agung, R. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan
perilaku orang tua membawa anak ke fasilitas Sikap Ibu Tentang Imunisasi Dasar
kesehatan untuk mendapatkan imunisasi Dengan Perilaku Pelaksanaan
campak rubella di wilayah kerja Puskesmas Imunisasi Dasar Pada Balita Di
Banjarbaru Utara. Kampung Cantilan Kelurahan Kagung
B. Saran Kecamatan Kasemen Kota Serang.
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, JurnalArind, V 2013. Hubungan
maka penulis menyarankan beberapa hal Pengetahuan Ibu Tentang Kejadian
sebagai berikut: Ikutan Pasca Imunisasi Campak
Dengan Kecemasa Ibu Pasca Imunisasi
a. Bagi Puskesmas
Di Puskesmas Sangkrah Surakarta.
Peneliti menyarankan kepada pihak Jurnal. Diakses 2 Mei 2019
puskesmas agar melakukan pendidikan .
kesehatan yang mencakup wilayah kerja Atikah. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Bantul,
dengan cara melakukan penyuluhan Yogyakarta Nuha Medika.
kesehatan ke posyandu, atau melakukan Atika Putri.2013. Hubungan Tingkat
kunjungan rumah untuk memberikan Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian
Imunisasi Dasar Lengkap Pada Bayi
pendidikan kesehatan tentang informasi
Di Kelurahan Parupuk Tabing Wilayah
campak rubella dengan membagikan leaflet Kerja Puskesmas Lubuk Buaya Kota
sebagai media promosi kesehatan. Padang . Jurnal.
b. Bagi Masyarakat Harmalena. 2017. Gambaran Pengetahuan Ibu
Peneliti menyarankan kepada pasien agar Tentang Imunisasi Dasar Pada Bayi
bisa meningkatkan pengetahuan mengenai Usia 0-9 Bulan Di Kelurahan
imunisasi campak rubella dan sadar akan Rahandouna Wilayah Kerja Puskesmas
Poasia. Karya Tulis Ilmiah. Diakses 2 Lampung Tahun 2015. Skripsi. Diakses
Mei 2019. 2 Mei 2019.
Ilfa, M. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ririn, W.A. 2016. Hubungan Pengetahuan Ibu
Dengan Sikap Ibu Tentang Imunisasi Tentang Kejadian Ikutan Pasca
Dasar Di Puskesmas Ngampilan Imunisasi (KIPI) Campak Dengan
Yogyakarta. Skripi. Diakses 10 Mei Kecemasa Ibu Pasca Imunisasi Di
2019.Skripsi.Kemenkes RI. 2015. Riset Puskesmas Sangkrah Surakarta.
Kesehatan Dasar 2015. Jakarta: Skripsi. Diakses 7 Mei 2019.
Riskesdas Pusat Data Informasi Sekar, F. 2015. Faktor-Faktor Yang
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Mempengaruhi Status Kelengkapan
Situasi Imunisasi Di Indonesia. Imunisasi Dasar Diwilayah Kerja
Jakarta:Pusdatin Puskesmas X Kota Kediri. KTI.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Diakses 8 Mei 2019.
2017. Petunjuk Teknis Imunisasi Selvia, dkk. 2014. Faktor-Faktor Yang
Measless rubella (MR). Jakarta. Berhubungan Dengan Kelengkapan
Direktorat Jendral Dan Pengendalian Imunisasi Dasar Pada Bayi Usia 9-11
Penyakit Kementerian kesehatan RI Bulan Di Desa Sumberejo Kecamatan
Kemenkes RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar Mrangen Demak. KTI. Diakses 8 mei
2018. Jakarta: Riskesdas. 2019.
Kusomoningtyas, R, Mudayati, S, Susmini.2016. Yunita, B. 2018. Hubungan Informasi Yang
Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diterima Ibu Dari Media Promosi
Imunisasi Anjuran Dengan Minat Kesehatan Tentang Vaksin MR Dan
Melakukan Imunisasi Anjuran Pada paritas Terhadap Minat Keikutsertaan
Balita Di Poliklinik Imunisasi Rumah Vaksin MR Di Puskesmas Kartasura.
Sakit Waluya Malang. Jurnal Skripsi. Diakses 10 Mei 2019.
Kesehatan. Diakses 10 Desember 2018.
Merlinta. 2018. Hubungan Pengetahuan
Tentang Vaksin MR (Measles Rubella)
Dan Pendidikan Ibu Terhadap
Keikutsertaan Vaksinasi MR Di
Puskesmas Kartasura. Skripsi. Program
Studi Pedidikan Dokter Universitas
Pendidikan Muhammadiyah Kartasura.
Tersedia:
http://eprints.ums.ac.id/58354/15/NAS
KAH%20PUBLIKASI-3.pdf. Diakses
26 November 2018.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba medika
Nursalam. 2013. Metodologi penelitian:
pendekatan praktis (edisi 3). Jakarta:
Salemba Medika.
Notoatmodjo, S. 2007. Pendidikan dan Perilaku
kesehatan.Cetakan 2 Jakarta:PT.
Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Notoadmodjo, S. 2012. Metode Penelitian
Kesehatan, Jakarta: PT Rineka Susianti.
2017. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Status Imunsasi
Lanjutan Campak Di Wilayah Kerja
Puskesmas Labuhan Ratu Kota Bandar

Anda mungkin juga menyukai