Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL PRAKTIKUM

TEKNOLOGI FARMASI SEDIAAN SEMI PADAT DAN CAIR


SIRUP DIFENHIDRAMIN HCL

Kelas / Kelompok : D / D8

Nama Kelompok : Catur Wibowo (2020212144)

Meida Asri Ati (2020212145)

Novita Wicahyaningtyas (2020212146)

Ririn Apriani Gustiar (2020212147)

Yustina (2020212202)

Amelia Said (2020212209)

Ida Ayu Agara (2020212210)


UNIVERSITAS PANCASILA
FAKULTAS FARMASI
JAKARTA
2021
I. Judul Praktikum
Sediaan Sirup Difenhidramin HCl

II. Tujuan
Mengetahui cara pembuatan sediaan sirup dengan melihat pengaruh penambahan pemanis,
anticaplocking dan pengental terhadap stabilitas sediaan sirup.

III.Teori Dasar (Ansel 326)


Sirup adalah sediaan pekat dalam air dari gula atau pengganti gula dengan atau
penambahan bahan pewangi dan zat obat. Sirup pembawa bukan obat dimaksudkan
sebagai pemanis yang memberikan rasa enak pada zat obat yng ditambahkan, kemudian
baik dalam peracikan secara mendadak atau dalam pembutan formula standar untuk sirup
obat, yaitu sirup yang mengandung bahan terapeutik atau bahan obat. Sirup memerlukan
alat yang menyenangkan untuk pemberian suatu cairan dari suatu obat yang rasanya tidak
enak. Sirup – sirup terutama dalam pemberian obat untuk anak – anak, karena rasanya
yang enak dan mengurangi keengganan sebagian anak untuk meminum obat.
Sebagian besar sirup – sirup mengandung komponen berikut disamping air murni
dan zat-zat obat yang ada : 1. gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan
untuk memberi rasa manis dan kental, 2. pengawet anti mikroba, 3. Pembau, 4.Pewarna.
Juga banyak sirup terutama yang dibuat dalam perdagangan, mengandung pelarut – prlatut
khusus, pembantu kelarutan pengntal, dan stabilisator.
Sukrosa adalah gula yang paling sering digunakan dalam sirup –sirup, walaupun
keadaan khusus dapat diganti seluruhnya atau sebagian dengan gula lainnya seperti
dekstrose bukan gula seperti sorbitol, gliserin dan propilen glikol. Untuk penderita diabetes
menggunakan zat yang bukan glikogenetik (senyawa yang diubah jadi glokosa dalam
tubuh) seperti metal selulosa, dan hidroksimetilselulosa. Bahan ini tidak dihidrolisis dan di
absorpsi ke dalam aliran darah, penggunanya menghasilkan pembawa seperti sirup yang
baik sekali. Kebanyakan mengandung sebagian sukrosa sebesar 60-80%, tidak hanya
disebabkan karena rasa manis dan kekentalan yang diinginkan dari larutan seperti itu, tapi
juga karena sifat stabilitasnya berbeda dengan sifat larutan encer dari sukrosa yang tidak
stabil. Media gula berair dari larutan pemanis dari sukrosa merupakan media makanan
yang efisien untuk pertumbuhan mikroorganisme, terutama ragi dan jamur. Sebaliknya,
larutan – larutan gula yang pekat seperti itu sangat resisten terhadap pertumbuhan
mikroorganisme.

2
Sirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara umum, tergantung pada sifat
fisik kimia bahan – bahan. Dinyatakan secara luas, bahwa : 1. Larutan dari bahan – bahan
dengan bantuan panas, 2. Larutan dari bahan – bahan dengan pengadukan tanpa
penggunaan panas, 3. Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan
yang diberi rasa, dan 4. Dengan perkolasi dari sumber – sumber bahan obat atau sukrosa.

IV. Data Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien


A. Zat Aktif
1. Difenhidramin HCl (Farmakope Indonesia edisi III h.228)
 Bobot molekul : 291,82 g/mol
 Pemerian : serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit disertai
rasa tebal, jika terkena cahaya langsung warnanya
menjadi gelap, larutannya praktis netral terhadap
kertas lakmus P.
 Kelarutan : mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P, dan
dalam kloroform P. sangat sukar larut dalam eter P.,
agak sukar larut dalam aseton P.
 Stabilitas : stabil pada suhu penyimpanan 15 – 30°C
 pH : larutan 5 persen dalam air pH 4 – 6
 Khasiat : anti histamin
 OTT : Amphoterian B, Cefmetazole Sodium, Cefalation
Sodium, Hidrokortison Sodium, Succonate, Larutan
alkali dan asam kuat
 Dosis : 25 – 50 mg 3 – 4 kali
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terhindar dari cahaya

2. Vitamin B1 (Thiamin HCl )
 Nama kimia : Thiamin hidroklorida
 Sinonim : Vitamin B1
 Rumus molekul : C12H17ClN4OS,HCl
 Berat molekul : 337,27 (Farmakope Indonesia Ed. IV, 1995 hal. 784).
 Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, bau khas lemah. Jika bentuk anhidrat
terpapar udara dengan cepat mnyerap air lebih kurang 4%. Melebur pada suhu lebih
kurang 248oC disertai peruraian (Farmakope Indonesia Ed. IV, 1995 hal. 784).
 Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam gliserin, sukar larut dalam etanol,
tidak larut dalam eter dan benzene (Farmakope Indonesia Ed. IV, 1995 hal. 784).
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Farmakope Indonesia
Ed. IV, 1995 hal. 785).
 Sifat alir : Serbuk tiamin hidroklorida memiliki sudut istirahat yang tinggi (64o)
sehingga tiamin hidroklorida memiliki sifat alir yang buruk (Udeala & Aly, 1988).
 Stabilitas : Vitamin akan segera rusak dengan adanya pemanasan, contohnya tiamin
(Lamb & Harden, 1976). Tiamin dalam larutan air stabil pada pH 2 sampai 4, tetapi
tidak stabil pada larutan di bawah pH 5,5: kecepatan kerusarakan meningkat dengan
peningkatan pH (Iwashima, 1989).
 Khasiat dan Penggunaan : Pengobatan defisiensi tiamin kronis ringan dan kronis
berat (Martindale ed. 36, 2009 hal. 1976).
 Dosis : Defisiensi tiamin kronis ringan biasanya digunakan dosis oral 10-25 mg per
hari dalam single dose atau dosis terbagi. Pada defisiensi tiamin kronis berat, dosis yang
digunakan sampai 300 mg per hari (Martindale ed. 36, 2009 hal. 1976).

B. Zat Tambahan

1. Sirupus simplex (Dirjen POM, 1979:567)


 Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, manis, tidak berbau
 Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih, sukar larut dalam eter
 Titik lebur : 1800
  Bobot jenis : 1,587
 Stabilitas : ditempat sejuk
 Inkompatibilitas : bubuk sukrosa akan terkontaminasi dengan adanya logam berat yang
akan berpengaruh terhadap zat aktif, dapat bereaksi dengan tutup alumunium
 Kegunaan : sebagai pemanis

2. Gliserin  (Dirjen POM, 1979:271)


Pemerian : cairan seperti sirup, jernih tidak berwarna, tidak berbau, manis diikuti rasa
hangat
Kelarutan : dapat bercampur dengan air dan etanol, praktis tidak larut dalam kloroform p.
Titik lebur : 200 dan 2900 untuk didih
Bobot jenis : 1,25
Stabilitas : bersifat higroskopis, tidak mudah mengalami oksidasi
Inkompatibilitas : mudah meledak jika dicampur dengan zat pengoksidasi kuat seperi kalium
permanganas. dalam larutan encer reaksi berlangsung pada tingkat yang lambat
Kegunaan : zat tambahan
3. Carboxymethylcellulose / CMC Na (FI IV, hal. 175, Handbook of Pharmaceutical
Excipient, hal. 118 - 120)
 Pemerian :Serbuk atau granul, putih sampai krem, higroskopik
 Kelarutan : Mudah tersispersi dalam air membentuk koloidal,
tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut
organik lain.
 Bobot jenis : 0,52
 pH : 6,5 – 8,5
 Wadah/Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
 OTT : Tidak tercampur dengan larutan asam kuat , dan
larutan asam yang mengandung logam seperti
aluminium, merkuri dan zink
 Konsentrasi : 0,1% - 1,0 %

4. Na. Benzoat (Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal. 146-153, FI IV, hal.584)

 Rumus Molekul : C6H5COONa

 Pemerian : Granul/serbuk hablur putih, tidak berbau/praktis tidak


berbau dan stabil di udara
 Kelarutan : Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
dan lebih mudah larut dalam etanol 90%
 Kegunaan : Pengawet anti mikroba, lubrikan tablet dan kapsul

 pH : 8,0 pada suhu 25OC


 Konsentrasi : 0,02 – 0,5 % (oral)
 OTT : Inkompatibel dengan senyawa kuarteneri, gelatin,
garam feri, garam kalsium. Aktivitas pengawet
biasanya berkurang karena interaksi dengan kaolin
atau surfaktan non ionic
 Wadah/Penyimpanan : Wadah tertutup rapat, kering dan sejuk serta terlindung
dari cahaya

5. Sunset Yellow (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6th p.133)


 Rumus molekul : C16H10N2Na2O4S2
 Bobot molekul : 452,37 g/mol
 Pemerian : Serbuk kuning kemerahan di dalam larutan memberikan
warna oranye terang
 Kelarutan : mudah larut dalam gliserin dan air, agak sukar larut dalam
aseton dan propilen glikol tetapi mudah larut pada propilen glikol (50%), sukar
larut dalam etanol (75%)
 OTT : as. Askorbat, gelatin dan glukosa
 Kegunaan : pewarna
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tempat yang sejuk dan
kering

6. Strawberry Essence (Handbook of Pharmaceutical Excipient 6 th edition hal 421)


 Bobot molekul : 0,95 – 10,1 g/cm
 Pemerian : memiliki rasa dan bau seperti strawberry, kristal padat
dan putih seperti karamel
 Kelarutan : larut dalam 25 bagian etanol (95%), dalam 80 bagian
gliserin, dalam 50 bagian protanol, dalam 28 bagian propilen glikol, dalam 85
bagian air.
 Stabilitas : dapat disimpan dalam wadah plastik
 pH : 5,3
 OTT : dengan pengoksidasi kuat
 Kegunaan : flavoring agent
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

7. Essence Orange (Handbook of Pharmaceutical Excipient, hal.1724)


 Pemerian : Cairan kuning, orange/kekuningan yang diperoleh dengan
teknik mekanik dari buah segar sweet orange citrus aurantium
var sinensis.
 Kelarutan : 1:7 dalam alkohol 90%, namun jarang dengan bentuk cairan
terang yang mengandung bahan non volatile(wax)
 Kegunaan : Flavoring agent / perfume
 Sinonim : Sweet orange oil, Essence of orange, Essence of Portugal,
Arancia Doice Essenza

8. Eritrosin (Martindale 28th h. 427)


 Rumus molekul : C20H6C9
 Pemerian : serbuk merah atau merah kecoklatan, tidak berbau,
higroskopis
 Kegunaan : coloring agent
 Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik

9. Aquadest (Farmakope Indonesia III hal. 96; Handbook of Pharmacetical Excipient


6th p.766)
 pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa.
 Kelaruta : dicampur dengan pelarut polar

 n : stabil secara fisika
Stabilitas : pelarut
Kegunaan
 Viskositas : 0,89mPa s (0,89cP) pada 25°C
 Titik didih : 100°C
 Titik beku : 0°C
 KD : 78,54

Bahan Formula I Formula II


Difenhidramin HCl 50 mg/ml 50 mg/ ml
Vitamin B1
Na CMC 0,5 % 1,5 %
Sirupus simplex 20% 20%
Na Benzoat 0,5 % 0,5 %
Gliserin 10 % 10%
Sunset Yellow 0,025 % -
Essence Orange 0,06 % -
Strawberry Essence - 0,25 %
Eritrosin - 0,025 %
Aquadest ad Ad 300ml Ad 300ml
V. Formula Lengkap
VI. Perhitungan dan Penimbangan
A. Perhitungan
1. Formula I
a. Difenhiramin HCl = 50mg/ml x 300 ml = 15 g
b. Vitamin B1 = x 300 ml = 60 g
c. Gliserin = 10% x 300 ml = g
d. Na. Benzoat = 0,5% x 300 ml = g
e. CMC Na = 0,5% x 300 ml = g
f. air untuk CMC Na = 20ml x g = ml
g. Orange essence = 0,025% x 300 ml = 0,075 g
h. Sunset yellow = 0,06% x 300 ml = 0,18 g
i. Aquadest = 300 – ( )
= ml
2. Formula II
a. Difenhiramin HCl = 50mg/ml x 300 ml = 15 g
b. Vitamin B1 = x 300 ml = g
c. Gliserin = 10% x 300 ml = g
d. Na. Benzoat = 0,5% x 300 ml = g
e. CMC Na = 1,5% x 300 ml = g
f. air untuk CMC Na = 20ml x g = ml
g. Orange essence = 0,025% x 300 ml = 0,075 g
h. Sunset yellow = 0,06% x 300 ml = 0,18 g
i. Aquadest = 300 – ( )
= ml
B. Penimbangan
Bahan Formula I Formula II
Difenhidramin HCl
Vitamin B1
Na CMC
Sirupus Simplex
Na Benzoat
Gliserin
Sunset Yellow
Essence Orange
Strawberry Essence
Eritrosin
Aquadest ad

VII. Pembuatan
1. Disiapkan alat dan bahan.
2. Dilakukan kalibrasi botol 60 ml.
3. Ditimbang masing-masing bahan yang akan digunakan.
4. Dikembangkan CMC Na terlebih dahulu dengan air panas diaduk ad mengembang
(sebanyak 20x = 2 gr x bobot) (M1)
5. Dilarutkan Difenhidramin HCl dalam air (M2)
6. Dilarutkan (Glukosa/Sukrosa) dengan aquadest diatas waterbath sambil diaduk ad
homogen, kemudian disaring dengan kertas saring
7. Dicampur M1 dan M2 dan diaduk ad homogen (M3)
8. Ditambahkan propilen glikol dan (glukosa/sukrosa) ke dalam M3 diaduk ad
homogen M4
9. Dilarutkan Na. Benzoat ke dalam aquadest, kemudian dimasukan ke M4, diaduk ad
homogen
10. Ditambahkan (eritrosin/sunset yellow) diaduk ad berubah warna
11. Ditambahkan sisa aquadest, dan dimasukan kedalam botol ad tanda batas kalibrasi.
12. Ditambahkan (essence strawberry/essence orange, kocok ad homogen.
13. Dilakukan uji evaluasi sisa sediaan (uji berat jenis, uji pH larutan, uji organoleptik,
uji kejernihan, uji viskositas dan rheologi)
VIII. Evaluasi Hasil dan Tabulasi Data
1) Berat jenis dengan alat piknometer ( FI ed IV hal 1031 )
Gunakan piknometer yang telah dibersihkan dan telah dikalibrasi dengan
menetapkan bobot piknometer dan bobot air yang baru didinginkan pada suhu 25 oC ,
masukkan ke dalam piknometer . Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu
25oC , buang kelebihan zat uji dan timbang . Kurangkan bobot piknometer kosong
dan bobot piknometer yang telah diisi.

( Berat piknometer + sirup ) – (berat piknometer kosong )


Bj =
( Berat piknometer + air ) – ( berat piknometer kosong )

Uji BJ dengan piknometer


Berat pikno Berat pikno + Berat pikno Bobot jenis
Formula
kosong (g) air (g) + sirup (g) (g/ml)

I 30,71 79,78 83,28 1,0713


II 34,34 82,98 87,48 1,0925

Pembahasan :
Pada uji berat jenis dengan piknometer, pada formula 1 sediaan memiliki
berat jenis sekitar 1,0713 g/ml dan pada formula 2 memiliki jenis 1,0925 BJ
yang didapat mendekati BJ air, yaitu 1,00 g/ml. Semakin mendekati berat
jenis air, dikatakan sediaan semakin baik.

2) pH (Derajat Keasaman)
Menggunakan pH universal atau pH meter
Uji pH larutan dengan pH meter
Formula pH
I 6,18
II 6,49
Pembahasan :
Dari hasil uji pH larutan, pH sesuai dengan pH stabilitas zat aktif yang normal,
karena bila pHnya terlalu jauh dengan pH stabilitas zat aktif akan menimbulkan
potensial dari zat aktif yang dapat terganggu sehingga dapat mengurangi kekuatan
dari zat aktif tersebut.

3) Organoleptik ( warna , bau , rasa )


Prosedur : diamati dan dicatat bau, rasa, dan warna
Uji Organoleptik
Organoleptik Formula 1 Formula 2
Warna Orange Merah Muda
Bau Jeruk Strawberry
Rasa Pahit Pahit

Pembahasan :
Pada formula satu digunakan essence orange dan sunset yellow sehingga
menghasilkan warna oranye dan bau jeruk. Pada formula 2 digunakan essence
strawberry dan eritrosin sehingga menghasilkan warna merah muda dan bau
stroberi. Rasa ketika di coba pahit ini karena kandungan gula yang diformulakan
rendah karena sediaan sirup harus mengandung gula tidak kurang dari 60 % dan
tidak lebih dari 65 % gula sehingga rasa yang di berikan dapat optimal dan faktor
pahit ini juga dikarenakan kandungan zat aktif Difenhidramin HCL ini memang
memiliki rasa yang sangat pahit. Sehingga diperlukan gula yang cukup banyak
untuk menutupi rasa pahit tersebut.

4) Uji Kejernihan
Sediaan disimpan pada suhu kamar selama 1 minggu dan diamati tingkat
kejernihannya.
Uji Kejernihan
Tingkat Kejernihan
Hari Formula I Formula II
0 2 2
1 3 3
2 - -
3 - -
4 3 3
5 4 4
Pembahasan :
Dari ke dua formulasi yang di evaluasi dengan uji kejernihan kedua formulasi 1 dan
2 tersebut selama 0 sampai dengan hari ke 5 mengalami perubahan sediaan yaitu
keruh sehingga stabilitas dari sediaan tidak stabil/tidak jernih dapat dikarenakan
penggunaan bahan pemanis ataupun pengerjaan yang kurang baik sehingga
kejernihan mudah dipengaruhi oleh faktor lingkungan, temperatur, kelembaban dan
cahaya.

5) Uji Viskositas dengan alat Viskometer. Dan Rheologi


Metode: Viskometer Brookfield
Alat: Viskometer Brookfield Tipe LV
Cara:
1. Pasang ristal pada gantungan ristal
2. Turunkan ristal sampai batas yang ditentukan ke dalam cairan yang akan diuji
viskositasnya
3. Nyalakan motornya dan biarkan spindel berputar. Lihat jarum merah pada skala
setelah 3 x putaran. Pembacaan skala rentang 10 – 100.
4. Dengan mengubah RPM, didapatkan viskositas pada berbagai RPM Viskositas

Metode : Viskometer Stromer


Alat : Viskometer Stromer
Cara :
1. Isi wadah dengan cairan yang diukur
2. Naikkan alas sedemikian rupa sehingga silinder berada tepat ditengah-tengah
3. Atur skala sampai menuju angka nol
4. Bersihkan beban tertentu dan lepaskan kunci hingga bandul turun dan
mengakibatkan silinder berputar mencapai skala tertentu
5. Catat waktunya dan hitung RPM
6. Dengan menaikkan dan menurunkan beban maka didapat pengukuran pada
berbagai RPM.
 Aliran Newton  = Kv. W/RPM
 Aliran Plastis  = Kv.
W RPM = 60/t x
Putaran
Formula 1

h= r x F Gaya= r x KV
No spindel RPM Skala (r) Faktor (f)
CPS (dyne/cm)
1 1,5 16,5 40 660 11.109,45
1 3 26 20 520 17.505,8
1 6 46 10 460 30.971,8
1 3 27,5 20 550 18.515,75
1 1,5 18 40 720 12119,4

 Perhitungan Viskositas ( η )
1. Skala x Faktor = 16,5 x 40 = 660 cPs
2. Skala x Faktor = 26 x 20 = 520 cPs
3. Skala x Faktor = 46 x 10 = 460 cPs
4. Skala x Faktor = 27,5 x 20 = 550 cPs
5. Skala x Faktor = 18 x 40 = 720 cPs

 Perhitungan Gaya (F)


1. Kv x Skala = 673,3 x 16,5 = 11.109,45dyne/cm2 2.
Kv x Skala = 673,3 x 26 = 17.505,8dyne/ cm2 3.
Kv x Skala = 673,3 x 46 = 30.971,8dyne/ cm2 4. Kv
x Skala = 673,3 x 27,5 = 18.515,75dyne/ cm2
5. Kv x Skala = 673,3 x 18 = 12119,4dyne/ cm2
Formula 2

Waktu Beban Putaran RPM cps


38 10 100 157,89 18,5096
29 20 100 206,90 28,2502
23 30 100 260,90 33,6085
28 20 100 214,29 27,2760
36 10 100 166,67 17,5345

Pembahasan :

Pada gambar rheogram formula 1 dan formula 2 membentuk Aliran plastic. Cairan yang
mempunyai aliran plastik tidak akan mengalir sebelum suatu gaya tertentu dilampauinya.
Gaya tersebut adalah “yield value” atau “f”. Pada tekanan di bawah yield value cairan
tersebut bertindak sebagai bahan elastik, sedangkan di atas harga ini aliran mengikuti
hukum Newton.

6) Uji Caploking
Sediaan di tuang ke tutup botol, diamkan sebentar kemudian tuang kembali sediaan
kedalam botol dan tutup. Tunggu beberapa saat apakah terjadi pengkristalan di tutup
atau tidak.

Uji Caploking
Formula Hasil
I Tidak terbentuk Kristal pada leher dan tutup botol
II Tidak terbentuk Kristal pada leher dan tutup botol

Pembahasan :
Pada uji caplocking, kedua formula tidak mengalami caplocking karena
anticaplocking bekerja dengan optimal tidak menimbulkan kristal terhadap tutup
botol yang dapat menyebabkan susah untuk di buka karena kristal yang terbentuk
pada tutup botol tersebut, dan juga kandungan gula yang rendah pada setiap formula 1
dan 2 sehingga tidak terjadi caplocking.
IX. RANCANGAN KEMASAN

Komposisi : Efek Samping :

Difenrup Tiap 5 ml sirup mengandung Difenrup Mengantuk, gangguan


Difenhidramin HCL 50 mg pencernaan, gangguan
koordinasi.
Indikasi :
Perhatian :
Antihistamin, batuk alergi &
batuk berdahak, batuk karena Tidak dianjurkan untuk anak-
flu. anak dibawah 2 tahun, wanita
hamil, menyusui.
Aturan Pakai :

Sirup Difenhidramin  Dewasa di atas 12 tahun 3 x Sirup Difenhidramin Simpan ditempat sejuk, kering
sehari 1-2 sendok takar (10 dan terlindung dari cahaya
ml)
 Anak-anak umur 6-12 tahun 3 Keterangan Lengkap :
x sehari 1 sendok takar (5 ml) Lihat Brosur
Netto : 60 ml Netto : 60 ml
Diproduksi oleh :
KOCOK PT. Barokah Farma
No. Reg : DTL A1 Jalan Srengseh Sawah
Jakarta – Indonesia
No. Batch : 029671
1521210637
Exp Date : April 17
PT. Barokah Farma PT. Barokah Farma
Jakarta – Indonesia Jakarta – Indonesia

Komposisi :
Aturan Pakai :
Tiap 5 ml sirup mengandung Difenrup Dewasa di atas 12 tahun 3 x
Difenhidramin HCL 50 mg sehari 1-2 sendok takar (10
ml)
Indikasi : Sirup Difenhidramin Anak-anak umur 6-12 tahun 3
x sehari 1 sendok takar (5
Antihistamin, batuk alergi & ml)
Netto : 60 ml
batuk berdahak, batuk karena
flu.
Simpan ditempat sejuk, kering dan
terlindung dari cahaya 16
PT. Barokah Farma
Jakarta – Indonesia
Keterangan Lengkap :
Lihat Brosur
No. Reg : DTL 1521210637 A1
Diproduksi oleh :
No. Batch : 029671
Exp Date : April 17 PT. Barokah Farma
Jalan Srengseh Sawah
Komposisi : Efek Samping :

Sidimin Tiap 5 ml sirup mengandung Sidimin Mengantuk, gangguan


Difenhidramin HCL 50 mg pencernaan, gangguan
koordinasi.
Indikasi :
Perhatian :
Antihistamin, batuk alergi &
batuk berdahak, batuk karena Tidak dianjurkan untuk anak-
flu. anak dibawah 2 tahun, wanita
hamil, menyusui.
Aturan Pakai :

Sirup Difenhidramin  Dewasa di atas 12 tahun 3 x Sirup Difenhidramin Simpan ditempat sejuk, kering
sehari 1-2 sendok takar (10 dan terlindung dari cahaya
ml)
 Anak-anak umur 6-12 tahun 3 Keterangan Lengkap :
x sehari 1 sendok takar (5 ml) Lihat Brosur
Netto : 60 ml Netto : 60 ml
Diproduksi oleh :
KOCOK PT. Barokah Farma
No. Reg : DTL 1520409637 A1 Jalan Srengseh Sawah
Jakarta – Indonesia
No. Batch : 029671
Exp Date : April 17
PT. Barokah Farma PT. Barokah Farma
Jakarta – Indonesia Jakarta – Indonesia

Komposisi : Sidimin Aturan Pakai :


Dewasa di atas 12 tahun 3 x sehari 1-
Tiap 5 ml sirup mengandung 2 sendok takar (10 ml)
Sirup Difenhidramin Anak-anak umur 6-12 tahun 3
Difenhidramin HCL 50 mg
Netto : 60 ml
x sehari 1 sendok takar (5 ml)
PT. Qway Farma Jakarta – Indonesia
Indikasi :
Simpan ditempat sejuk, kering dan
Antihistamin, batuk alergi & batuk terlindung dari cahaya
berdahak, batuk karena flu. Keterangan Lengkap : Lihat Brosur 17
Diproduksi oleh :

PT. Barokah Farma Jalan Srengseh Sawah Jakarta –


Indonesia

No. Reg: DTL 1520409637 A1


No. Batch : 029671 Exp Date : April 17
Sidimin
Difenhidramin HCL

Sirup

KOMPOSISI
Tiap 5 ml sirup mengandung Difenhidramin HCL...........................50 mg

FARMAKOLOGI
Kerja antihistamini ka H1 akan meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptor H1, dan tidak
mempengaruhi histamin yang ditimbulkan akibat kerja pada reseptor H2.

FARMAKODINAMIK
Difenhidramin ini memblokir aksi histamin, yaitu suatu zat dalam tubuh yang menyebabkan gejala alergi.
Difenhidramin menghambat pelepasan histamin (H1) dan asetilkolin (menghilangkan ingus saat flu). Hal ini
memberi efek seperti peningkatan kontraksi otot polos vaskular, sehingga mengurangi kemerahan, hipertermia
dan edema yang terjadi selama reaksi peradangan.

FARMAKOKINETIK
Diphenhydramine merupakan amine stabil dan cepat diserap pada pemberian secara oral, dengan konsentrasi
darah puncak terjadi pada 2-4 jam. Di dalam tubuh dapat terdistribusi meluas dan dapat dengan segera
memasuki system pusat saraf, sehingga dapat menimbulkan efek sedasi dengan onset maksimum 1-3 jam.
Diphenhydramine memiliki waktu kerja/durasi selama 4-7 jam. Obat tersebut memiliki waktu paruh eliminasi
2-8 jam dan 13,5 jam pada pasien geriatri.

INDIKASI
Antihistamin, batuk alergi & batuk berdahak, batuk karena flu & kelainan saluran pernapasan lainnya.

KONTRAINDIKASI
Hipersensitivitas terhadap Diphenhydramine HCl, bayi dan ibu yang menyusui. Penderita hipertensi,
glaukoma, diabetes, asma, gangguan jantung dan gondok.

EFEK SAMPING
Gangguan pencernaan, mengantuk, mulut kering, sulit buang air kecil, tinitus (telinga berdenging tanpa
rangsang dari luar), sakit kepala, gangguan koordinasi.

DOSIS
 Anak – anak : 2,5 - 5,0 ml setiap 4 jam.
 Dewasa : 5,0 - 10,0 ml setiap 3 atau 4 jam.

ATURAN PAKAI
 Dewasa di atas 12 tahun 3 x sehari 1-2 sendok takar (10 ml)
 Anak-anak umur 6-12 tahun 3 x sehari 1 sendok takar (5 ml)

PERINGATAN DAN PERHATIAN


Tidak dianjurkan untuk anak-anak dibawah 2 tahun, wanita hamil, menyusui, kecuali atas petunjuk dokter.
Dapat mengganggu kemampuan mengendarai atau mengoperasikan mesin.
Interaksi Obat : Penggunaan bersama obat Mono Amin oksidase menyebabkan krisis hipertensi.

CARA PENYIMPANAN
Disimpan di tempat yang sejuk, kering dan terlindung dari cahaya

KEMASAN
Botol 60 ml
KOCOK

No. Reg : DTL 1520409637 A1


No. Batch : 029671
Exp Date : April 17

Diproduksi oleh :

PT. Barokah Farma


X. Daftar Pustaka
 Rowe, Raymond C, Handbook of Pharmaceutical Excipient, 5th Edition,
Pharmaceutical Press, 2006.
 The United States of Pharmacopeia 32, 2009.
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia, Edisi III-IV.
 Drug Information.
 Martindale.
 Ansel, Howard C, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Ed. IV.
 Farmakope Indonesia edisi III dan IV

Anda mungkin juga menyukai