Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

PEDAGOGIK KEJURUAN
“ MICRO TEACHING”

Disusun oleh :
REFI NORITA/ 17075209

Dosen :
Dra. Ernawati, M.Pd, Ph.D.
Tri Hutari, M.Pd.

PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


ILMU KESEJAHTERAAN KELUARGA
FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunianya
sehingga laporan Pedagogik kejuruan tentang “ MICRO TEACHING” dapat diselesaikan.
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi nilai tugas mata kuliah Pedagogik kejuruan. Pada
kesempatan kali ini saya tidak lupa menyampaikan rasa syukur dan terimakasih kepada pihak-
pihak yang telah membantu selama penyusunan laporan ini terutama untuk dosen Mata Kuliah
Pedagogik Kejuruan ibuk Ernawati,M.Pd, Ph.D dan orang-orang yang telah banyak membantu
dan memberikan dukungan kepada saya.

Dengan penuh kesadaran bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini melainkan Allah
SWT, maka laporan ini pun tidak luput dari segala kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat memperbaiki, menyempurnakan, dan
mengembangkan laporan ini sangat saya harapkan.
Saya berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca. Amin.

Padang, 16 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI……………………………………………………………….………...................i

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang............………………………………………......……..................…….ii

B. Rumusan masalah..........………………………………………………….....................iii

C. Tujuan...………………………………………………..…………….............................iv

BAB II PEMBAHASAN

A. Micro teaching.................................................................................................................1

B. Hakikat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)...................................................7

BAB III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).................................................................22

BAB IV MATERI MICRO TEACHING

Sulaman richelieu............................................................................................................32

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................................37

B. Saran ...............................................................................................................................38

Daftar pustaka................................................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Tolak ukur keberhasilan seorang guru adalah tercapainya Tujuan dan Hasil pembelajaran,

untuk mencapai tujuan dan Hasil pembelajaran tersebut dibutuhkan seorang guru yang benar-

benar memiliki kapasitas sebagai tenaga pendidik professional. 4 Kompetensi Guru harus

dipahami untuk kemudian dikuasai melalui sebuah latihan yang sistematis dan terkontrol, 4

kompetensi tersebut adalah (1) Pedagogik, (2) Kepribadian, (3) Profesional dan (4) Sosial.

Upaya kearah tersebut bisa ditempuh salah satunya dengan cara mengoptimalkan kegiatan micro

teaching (Pengajaran Mikro).

Guru atau pendidik yang baik adalah, mereka yang berhasil membawa peserta didik

mencapai tujuan dan hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam suatu pendidikan.

Untuk mencapai efektifitas suatu pembelajaran, tentunya dibutuhkan seorang guru profesional

yang betul-betul memahami tentang bagaimana melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik,

serta memiliki ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas sebagai

seorang pendidik atau guru .

Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh dari pelatihan serta pengalaman

belajar. Pelatihan dan pengalaman itu sendiri dapat diperoleh antara lain dengan mengikuti

pembelajaran micro (micro teaching).Pembelajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para

calon pendidik (guru) agar memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat

mendalami makna dan strategi yang akan digunakan pada suatu proses pembelajaran. Tenaga

pendidik (guru) tentunya harus terus berlatih keterampilan tersebut satu demi satu.
Oleh karena itu, pembelajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon tenaga

pendidik (guru) dalam  bentuk peer teaching dengan harapan agar para calon pendidik sekalius

dapat menjadi pengamat bagi teman sesama calon pendidik, untuk saling memberikan koreksi

dan masukan mengenai penguasaan keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya.

Pembelajaran micro teaching harus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku sekarang

yaitu kurikulum 2013. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, Pemerintah telah memberlakukan

kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 melaksanakan

pembelajaran Tematik Terpadu dan prosesnya dengan pendekatan saintifik. Penerapan

pembelajaran Tematik Terpadu dengan pendekatan saintifik membawa implikasi perubahan

dalam pembelajaran. Perubahan itu mengakibatkan perubahan buku siswa, buku guru, sistem

penilaian, pelaksanaan program remedial dan pengayaan, dan sebagainya.

Agar pembelajaran di sekolah dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pendidikan dapat

tercapai, maka dari itu guru perlu mempelajari memahami tentang komponen – komponen dan

langkah – langkah dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada kurikulum

2013.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Jelaskan pengertian dari pembelajaran mikro (micro teaching) ?
2. Jelaskan manfaat dari pembelajaran mikro ?
3. Jelasan sasaran pembelajaran mikro ?
4. Jelaskan pengertian RPP ?
5. Jelaskan bagaimana langkah-langkah dalam menyusun RPP kurikulum 2013 ?
C. TUJUAN
1. Untuk menjelaskan pengertian dari pengajara mikro
2. Untuk mempelajari manfaat dari pmbelajaran mikro
3. Untuk menjelaskan sasaran pembelajaran mikro
4. Untuk menjelaskan pengertian RPP
5. Menambah wawasan tentang langkah-langkah dalam menusun RPP kurikulum 2013

D.MANFAAT
1. Bagi penyusun
a. Menambah pengetahuan tentang pembelajaran mikro
b. Menerapkan kemampuan, keahlian dan pengetahuan yang dimiliki dalam mengajar
c. Melatih untuk lebih kreatif dalam menciptakan susana belajar yang menyenangkan
d. Meningkatkan kemampuan dalam proses pembelajaran atau kemampuan profesional

mahasiswa calon guru dalam berbagai keterampilan yang spesifik. Melalui pembelajaran mikro,

mahasiswa calon guru dapat berlatih berbagai keterampilan mengajar dalam keadaan terkontrol

untuk meningkatkan kompetensinya.

2. Bagi program studi


a. Sebagai referensi dalam penerapan pembelajaran mikro
b. Melahirkan mahasiswa-mahasiswa kreatif dalam mengajar yang baik
3. Bagi masyarakat
a. Memperoleh informasi bahwa mahasiswa S1 tata busana mampu menjadi calon guru yang
profesional
b. Memperoleh informasi pembelajaran mikro
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembelajaran Mikro (Micro Teaching)

Microteaching berasal dari dua kata yaitu micro yang berarti kecil, terbatas, sempit dan

teaching berarti mengajar. Jadi, Microteaching berarti suatu kegiatan mengajar yang dilakukan

dengan cara menyederhanakan atau segalanya dikecilkan. Maka, dengan memperkecil jumlah

siswa, waktu, bahan mengajar dan membatasi keterampilan mengajar tertentu, akan dapat

diidentifikasi berbagai keunggulan dan kelemahan pada diri calon guru secara akurat.

Micro teaching atau pembelajaran mikro, dijelaskan oleh para ahli dengan berbagai

pengertian berikut :

a. Mc. Laughlin dan Moulton (1975) yang menjelaskan bahwa “microteaching is as

performance training method to isolate the component parts of the teaching process, so that

the trainee can master each component one by one in a simplified teaching situation”

(pembelajaran mikro pada intinya adalah suatu pendekatan atau model pembelajaran untuk

melatih penampilan/ keterampilan mengajar guru melalui bagian demi bagian dari setiap

keterampilan dasar mengajar tersebut, yang dilakukan secara terkontrol dan berkelanjutan

dalam situasi pembelajaran).

b. A. Perlberg (1984) menjelaskan bahwa “micro teaching is a laboratory training procedure

aimed at simplifyng the complexities of regular teaching - learning processing”

(pembelajaran mikro pada dasarnya adalah sebuah laboratorium untuk lebih

menyederhanakan proses latihan kegiatan belajar mengajar/pembelajaran). Sementara itu

Sugeng Paranto (1980) menjelaskan bahwa pembelajaran mikro merupakan salah satu cara
latihan praktek mengajar yang dilakukan dalam proses belajar mengajar yang di "mikro" kan

untuk membentuk, mengembangkan keterampilan mengajar.

Dari beberapa pengertian di atas dapat diambil inti dari pembelajaran mikro, kurang lebih

sebagai berikut : 

1.)     Micro teaching pada intinya merupakan suatu pendekatan atau cara untuk melatih calon

guru dan guru dalam rangka mempersiapkan dan meningkatkan kemampuan (kompetensi)

penampilan mengajarnya.

2.)     Sesuai namanya micro teaching, maka proses pelatihan dengan menggunakan pendekatan

pembelajaran mikro dapat dilakukan untuk seluruh aspek pembelajaran. Adapun dalam teknis

pelaksanaannya dilakukan secara bertahap dan hanya memfokuskan pada bagian demi bagian

secara terisolasi sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh yang akan berlatih atau sesuai dengan

arahan dari supervisor.

3.)      Pada saat peserta berlatih melalui pendekatan pembelajaran mikro, untuk mencermati

penampilan peserta, dilakukan pengamatan atau observasi oleh supervisor atau oleh yang telah

berpengalaman. Terhadap setiap penampilan peserta dilakukan pencatatan, direkam dan

kemudian dilakukan diskusi umpan balik untuk mengkaji kelebihan dan kekurangan, kemudian

menyampaikan saran dan solusi pemecahan untuk memperbaiki terhadap kekurangan yang masih

ada dalam proses latihan berikutnya.

2. Tujuan Pembelajaran Mikro

Secara umum, pembelajaran mikro bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam

proses pembelajaran atau kemampuan profesional mahasiswa calon guru dalam berbagai
keterampilan yang spesifik. Melalui pembelajaran mikro, mahasiswa calon guru dapat berlatih

berbagai keterampilan mengajar dalam keadaan terkontrol untuk meningkatkan kompetensinya.

Secara khusus, setelah mengikuti pembelajaran mikro mahasiswa calon guru diharapkan :

a. Dapat menganalisis tingkah laku mengajar kawan-kawannya dan dirinya sendiri.

b. Dapat melaksanakan keterampilan khusus dalam mengajar. 

c. Dapat mempraktekkan berbagai teknik mengajar dengan benar dan tepat.

d. Dapat mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif, produktif dan efesien.

e. Dapat bersikap profesional keguruan.

3. Karakteristik Pembelajaran Mikro

Pembelajaran mikro pada intinya adalah penyederhanaan pembejaran. Karena

penyederhanaan maka tentu tidak semua keterampilan mengajar dipraktikkan dalam satu waktu,

akan tetapi keterampilan mengajar dipraktikkan sendiri-sendiri. Seperti keterampilan membuka

pelajaran berdiri sendiri, demikian juga pada latihan berikutnya difokuskan pada keterampilan

menjelaskan dan sebagainya.Berikut ini beberapa hal fundamental berkaitan dengan karakteristik

pembelajaran mikro. Di antara karakteristik tersebut adalah sebagai berikut :

a. Micro teaching is a real teaching. Pembelajaran mikro adalah kegiatan mengajar yang

sebenarnya (real teaching), akantetapi dilaksanakan bukan pada kelas yang sebenarnya,

melainkan dalam suatu kelas, laoratorium atau tempat khusus yang dirancang untuk

pembelajaran mikro.

b. Micro teaching lessons the complexities of normal classroom teaching. Sesuai dengan

namanya micro, latihan mengajar dilakukan secara mikro atau disederhanakan. Penyederhanaan

ini dilakukan dalam setiap unsur atau komponen pembelajaran.


c. Microteaching focuses on training for the accomplishment of specific tasks. Latihan yang

dikembangkan dalam pendekatan pembelajaran mikro hanya difokuskan pada jenis-jenis

keterampilan tertentu secara spesifik, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh setiap yang

berlatih atau atas dasar saran yang diberikan oleh pihak supervisor. Fokus keterampilan tersebut

bisa berupa keterampilan membuka pelajaran saja, maka keterampilan lainnya tidak menjadi

fokus latihan, dan sebagainya.

d. Micro teaching allows for the increased control of practice. Pembelajaran mikro diarahkan

untuk meningkatkan kontrol pada setiap jenis keterampilan yang dilatihkan. Kontrol yang ketat,

cermat dan komprehensif relatif lebih mudah dilakukan dalam pembelajaran mikro, karena setiap

peserta yang berlatih hanya memfokuskan diri pada keterampilan tertentu saja.

e. Micro teaching greatly expands teh normal knowledge of results or feedback dimension in

teaching. Pembelajaran mikro diharapkan dapat memperluas wawasan dan pemahaman yang

terkait dengan pembelajaran, karena pihak-pihak yang berkepentingan dan juga terlibat di

dalamnya mendapatkan masukan dari pihak lainnya.

4. Sasaran Micro Teaching

Sasaran Micro Teaching adalah:

a.Pendidikan pre service, yaitu bagi calon guru:

 1.) Sebagai persiapan calon guru sebelum benar-benar mengajar di depan kelas.

2.) Sebagai usaha perbaikan penampilan calon guru.


b. Pendidikan in service, yaitu bagi guru atau penilik.

1.) Menemukan kelemahan sendiri untuk diperbaiki

2.) Meningaktkan kemampuan supervisor 

3.) Mencoba metode baru

5. Materi Kegiatan

Ada sepuluh ketrampilan khusus yang dapat dilatih dalam micro teaching yang

kesemuanya itu merupakan dalam sebuah proses belajar mengajar.

Keteampilan khusus itu meliputi:


1.      Ketrampilan membuka pelajaran

2.      Keteampilan memberi motivasi

3.      Ketrampilan bertanya

4.      Ketrampilan menerangkan

5.      Ketrampilan mendayagunakan media

6.      Ketrampilan menggunakan metode yang tepat

7.      Ketrampilan mengadakan interaksi

8.      Ketrampilan penampilan verbal dan non verbal

9.      Ketrampilan penjajagan/assesment.

10.  Ketrampilan menutup pelajaran.

6. Fungsi dan Manfaat Micro Teaching

Berfungsi ntuk memperkuat program Pengalaman Lapangan. Berlatih micro teaching

menyebabkan merasa lebih terampil serta yakin dalam melaksanakan PPL. Hal ini didukung oleh

beberapa hal di bawah ini :


a. Mahasiswa yang baik dalam micro teaching, baik juga dalam PPL.

b. Mahasiswa yang lulus micro teaching lebih trampil dalam PPL daripada yang tidak mengikuti

micro teaching.

c. Mahasiswa yang telah mengikuti program micro teaching memperoleh nilai tinggi dalam PPL.

d. Micro teaching sangat bermanfaat bagi mahasiswa yang berprestasi sedang, sedangkan bagi

yang kemampuannya lambat atau sangat pandai kurang bermanfaat.

e. Interaksi antara guru-siswa menjadi lebih baik pada calon guru yang telah mengikuti program

micro teaching.

Manfaat micro teaching sebagai sumber belajar Pengajaran mikro bertujuan membekali

tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan pembelajaran. Bagi calon tenaga

pendidik metode ini akan memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah

keterampilan dasar mengajar secara terpisah. sedangkan bagi calon tenaga pendidik dapat

mengembangkan keterampilan dasar mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai

tenaga pendidik. Memberikan kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan

bermacam keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan

dalam program pembelajaran.sehingga pada akhir masa kuliah mahasiswa diharapkan memiliki

kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar atau sikap yang direfleksikan dalam

berfikir dan bertindak) sebagai calon guru sehingga memiliki pengalaman melakukan

pembelajaran dan kesiapan untuk melakukan praktek pendidikan di sekolah. Sementara itu

manfaat dari micro teaching adalah sebagai berikut :

1.) Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar.

2.) Keterampilan mengajar terkontrol dan terlatih.

3.) Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat segera dicermati.


4.) Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.

5.) Saat latihan berlangsung, calon guru dapat memusatkan perhatian secara objektif.

6.) Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam praktek mengajar yang relatif singkat

B. Hakikat RPP
Menurut Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta
didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar. Selanjutnya menurut Permendikbud Nomor
81A Tahun 2013 Lampiran IV tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran
(Kemdikbud, 2013: 37) tahapan pertama dalam pembelajaran menurut Standar Proses adalah
perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari
suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. Sementara itu menurut
Panduan Teknis Penyusunan RPP (Kemdikbud, 2013: 9) RPP adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka
untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau
tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa
dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP
disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih.
Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran Tematik Terpadu dari kelas I
sampai kelas VI. Kurikulum 2013 melaksanakan pembelajaran Tematik Terpadu dan prosesnya
menerapkan pendekatan scientific. Penerapan pembelajaran Tematik Terpadu dengan
pendekatan scientific membawa implikasi perubahan dalam pembelajaran. Perubahan itu
mengakibatkan perubahan pada perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, sistem
penilaian, buku siswa, buku guru, program remedial serta pengayaan, dan sebagainya. Panduan
penyusunan RPP ini diperlukan agar semua pemangku kepentingan pendidikan dasar memiliki
persepsi yang sama dalam pelaksanakan Kurikulum 2013, khususnya perencanaan pembelajaran.
Hal ini sangat mendukung proses dan hasil pembelajaran.

1.Prinsip-prinsip Pengembangan RPP


Dalam upaya penyusunan RPP yang baik, ada beberap prinsip yang harus diperhatikan
dalam menyusun RPP adalah sebagai berikut:
a. RPP disusun guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah
dikembangkan pada tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk
direalisasikan dalam pembelajaran.
b. RPP dikembangkan guru dengan menyesuaikan apa yag dinyatakan dalam silabus dengan
kondisi pada satuan pendidikan baik kemampuan awal peserta didik, minat, motivasi belajar,
bakat, potensi, kemampuan emosi, maupun gaya belajar.
c. RPP mendorong partisipasi aktif peserta didik.
d. RPP sesuai dengan tujuan Kurikulum 2013 untuk menghasilkan peserta didik sebagai manusia
yang mandiri dan tak berhenti belajar, proses pembelajaran dalam RPP dirancang dengan
berpusat pada peserta didik untuk mengembangkan motivasi, minat, rasa ingin tahu, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, kemandirian, semangat belajar, keterampilan belajar, dan kebiasaan belajar.
e. RPP mengembangkan budaya membaca dan menulis.
f. Proses pembelajaran dalam RPP dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
g. RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan,
remedi, dan umpan balik.
h. RPP disusun dengan memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara KI dan KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar. RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik, keterpaduan
lintas matapelajaran untuk sikap dan keterampilan, dan keragaman budaya.
i. RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan komunikasikan
secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.
2. Komponen – komponen RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


Satuan Pendidikan :
Kelas/Semester :
Tema/Subtema/PB :
Alokasi Waktu :

A. Kompetensi Inti (KI)


B.  Kompetensi Dasar dan Indikator
1. ------------------------- (KD pada KI-1)
2 ------------------------- (KD pada KI-2)
3. ------------------------- (KD pada KI-3)
Indikator:--------------------------------
4. -------------------------- (KD pada KI-4)
Indikator: -------------------------------

KD-1 dan KD-2 dari KI1 dan KI2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena
keduanya Dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan
hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran (Rincian dari materi pembelajaran)
E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1. Media
2. Alat/ Bahan
3. Sumber Belajar
G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan Kesatu :
a. Pendahuluan (….menit)
b. Inti (…menit)
c. Penutup (….. menit)
2. Pertemuan Kedua :
a. Pendahuluan
b. Inti (…menit)
c. Penutup (…..menit) 
H. Penilaian
1. Jenis/ Teknik Penilaian
2. Bentuk Instrumen dan Instrumen
3. Pedoman Penskoran

Komponen RPP terdiri atas:

1. Identitas sekolah yaitu nama sekolah tempat mengajar.


2. Identitas tema/subtema.
3. Kelas/semester.
4. Materi pokok.
5. Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar
dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus
dicapai.
6. Kompetensi Inti (KI), merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu  jenjang sekolah,
kelas, dan mata pelajaran.
7. Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian kompetensi.
a. Kompetensi Dasar; merupakan kemampuan spesifik yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang terkait muatan pelajaran;
b. Indikator pencapaian merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandai oleh
perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
c.  Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa, satuan pendidikan, dan potensi daerah.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian. Dalam merumuskan indikator
perlu memperhatikan beberapa hal di bawah ini.
1)      Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam kata kerja yang
digunakan dalam KI-KD.
2)      Indikator dimulai dari tingkatan berpikir mudah ke sukar, sederhana ke kompleks, dekat ke jauh,
dan dari konkrit ke abstrak (bukan sebaliknya).
3)      Indikator harus mencapai tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi
kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan siswa.
4)      Indikator harus menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
8. Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau diorganisasikan setiap pertemuan. Tujuan
pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience/peserta didik, untuk
siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan itu kemudian mencantumkan Behavior atau kemampuan yang
harus didemonstarsikan dan Condition seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati.
Akhirnya, tujuan itu mencantumkan Degree keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur, yaitu
dengan standar seperti apa kemampuan itu dapat dinilai.
9. Materi pembelajaran adalah rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan
prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
ketercapaian kompetensi.
10. Metode pembelajaran merupakan rincian dari kegiatan pembelajaran, digunakan oleh pendidik
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.
11. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
a.   Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi
pelajaran.
b.   Alat pembelajaran adalah alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian
kepada siswa.
c.  Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar
lain yang relevan.
Langkah - langkah Kegiatan Pembelajaran, mencakup:
a.       Kegiatan pendahuluan, meliputi:
1)      Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik, artinya guru melakukan pengecekan
kesiapan secara psikis dan fisik untuk mengikuti pelaksanaan proses pembelajaran. Dalam hal ini
contohnya: Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan keyakinan masing-masing
(Psikis) dan melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa (selain mengecek kehadiran juga
berdialog tentang kondisi ksesehatan peserta didik) (Fisik)
2)      Orientasi, yaitu upaya memusatkan perhatian peserta didik pada materi yang akan diajarkan
dengan cara menunjukkan benda yang menarik, ilustrasi ataupun cerita.
3)      Apersepsi dengan memberikan persepsi awal kepada peserta didik mengenai materi yang
akan diajarkan.
4)      Motivasi dengan memberikan gambaran manfaat mempelajari materi yang akan diajarkan
5)      Pemberian acuan boleh berupa kajian ilmu yang akan dipelajari, ajuan dapat berupa
penjelasan materi pokok dan uraian materi pelajaran secara garis besar, pembagian kelompok
belajar, atau penjelasan mekanisme pelaksanaan pengalaman belajar sesuai dengan rencana
langkah-langkah pembelajaran.

b.      Kegiatan Inti, meliputi:


1)     Penggunaan model, metode, media dan sumber yang sesuai dengan karakteristik peserta
didik dan mata pelajaran.
2)     Menggunakan pendekatan tematik terpadu atau saintifik, dan model pembelajaran lainnya.
Contohnya pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik, dalam prosesnya ada kegiatan
mengamati, bertanya, mengumpulkan informasi, menganalisis/ mengolah informasi dan
mengkomunikasikannya.
3)     Memuat pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terintegrasi pada
pembelajaran.

c.       Kegiatan penutup, meliputi:


1)      Menemukan manfaat langsung atau tidak langsung dari hasil pembelajaran (refleksi)
2)      Memberikan umpan balik.
3)      Melakukan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas.
4)      Mengkonfirmasikan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemua selanjutnya.

Penilaian Hasil Pembelajaran


a.       Berisi jenis/teknik penilaian.
b.      Instrumen instrumen.
c.       Pedoman perskoran/Rubrik penilaian

3. Langkah-Langkah Pengembangan RPP


Menurut Panduan Teknis Penyusunan RPP di SD (Kemdikbud, 2013: 12) Pengembangan
RPP disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik atau disebut dengan RPP
Tematik. Penyusunan RPP Tematik idealnya dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: (1)
menentukan tema yang akan dikaji bersama siswa; (2) memetakan KD-KD dan indikator yang
akan dicapai dalam tema-tema yang telah disepakati; (3) menetapkan jaringan tema; (4)
menyusun Silabus Tematik; dan (5) menyusun RPP pembelajaran tematik.
Dalam implementasi Kurikulum 2013, tema tidak dinegosiasikan dengan siswa, tetapi sudah
ditetapkan oleh pemerintah yang termuat dalam silabus tematik, buku guru, dan buku siswa telah
disediakan oleh pemerintah. Untuk keperluan penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu di kelas,
guru dapat mengembangkan RPP Tematik dengan memperhatikan silabus tematik, buku guru,
dan buku siswa yang telah tersedia serta mengacu pada format dan sistematika RPP yang
berlaku. RPP tematik adalah rencana pembelajaran tematik terpadu yang dikembangkan secara
rinci dari suatu tema dengan tahapan sebagai berikut:

1.) Mengkaji Silabus Tematik


Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema tertentu dalam
pelaksanaan kurikulum SD. Komponen silabus mencakup: kompetensi inti, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Silabus berfungsi sebagai rujukan bagi guru dalam penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP). Pada Kurikulum 2013, silabus tematik telah disiapkan oleh pemerintah,
guru tinggal menggunakan sebagai dasar penyusunan RPP. Guru memilih kegiatan-kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan tema/subtema yang akan dilaksanakan pada satu pertemuan
atau lebih. Kegiatan yang dipilih harus mencakup kegiatan pembelajaran sesuai dengan standar
proses (Kemdikbud, 2013:12-13).
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat 4 KD sesuai dengan
aspek KI (sikap kepada Tuhan, diri sendiri dan terhadap lingkungan, pengetahuan, dan
keterampilan). Untuk mencapai 4 KD tersebut, di dalam silabus dirumuskan kegiatan peserta
didik secara umum dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini
merupakan rincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni: mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosiasi/ mengolah informasi, dan mengkomunikasikan.
Kegiatan inilah yang harus dirinci lebih lanjut di dalam RPP, dalam bentuk langkah-langkah
yang dilakukan guru dalam pembelajaran yang membuat peserta didik aktif belajar. Pengkajian
terhadap silabus juga meliputi perumusan indikator KD dan penilaiannya.
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatkan para pengembang silabus, yakni:
a.       Ilmiah, yakni keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatandalam silabus harus benar
dan dapat dipertanggung jawabkan secara keilmuan.
b.      Relevan, maksudnya menyangkut cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, social, emosional,
dan spiritual peserta didik.

c.     Sistematis, yakni komponen-komponen silabus saling berhubungansecara fungsional dalam


mencapai kompetensi.
d.      Konsisten, artinya adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e.      Memadai, maksudnya cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan
sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.
f.      Aktual dan kontekstual, yakni cakupan indikator , materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian memperhatkan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
g.      Fleksibel, maksudnya keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi variasi peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi disekolah dan tuntutan masyarakat.
h.     Menyeluruh, maksudnya komponen mencakup keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif,
dan psikomotorik).
Pengembangan silabus dapat dilakukan dengan mengikuti langkah sebagai berikut:
1)      Mengkaji SK dan KD
a.       Keterkaitan SK dan KD dalam mata pelajaran
b.      Keterkaitan SK dan KD antar mata pelajaran
2)      Mengidentifikasi Tema/Subtema
Mengidentifikasi tema/subtema yang mengacu pada materi pokok/pembelajaran yang
menunjang pencapaian kompetensi dasar denga mempertimbangkan:
a.       Potensi peserta didik
b.      Relevansi dengan karakteristik daerah
c.      Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik.
d.      Kebermanfaatan bagi peserta didik
e.       Struktur keilmuan
f.       Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pelajaran
g.      Relevansi kebutuhan peserta didik
h.      Alokasi waktu
Berbeda dengan pengembang kurikulum 2013, guru tidak lagi perlu menyusun silabus,
tinggal menggunakan saja dalam rangka penyusunan RPP yang hendak digunakan. Fungsinya
sebagai rujukan bagi guru dalam menyusun RPP. Guru memilih kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan tema/subtema dan standar proses yang akan dilaksanakan untuk satu pertemua
atau lebih.

2.      Mengidentifikasi Materi Pembelajaran


Mengidentifikasi materi pembelajaran yang menunjang pencapaian KD dengan
mempertimbangkan: (a) potensi peserta didik; (b) relevansi denga karakteristik daerah; (c)
tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual peserta didik; (d)
kebermanfaatan bagi peserta didik; (e) struktur keilmuan; (f) aktualisasi, kedalaman, dan
keluasaan materi pembelajaran; (g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan
lingkungan; dan (h) alokasi waktu. Kegiatan mengidentifikasi materi pembelajaran dilakukan
dengan mengkaji buku guru dan buku siswa untuk SD.
a.       Mengkaji Buku Guru SD
Buku guru SD berisi tentang:
1)      Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Kompetensi Inti (KI)
2)      Pemetaan Kompetensi Dasar (KD) 1 dan 2 serta KD 3 dan 4.
3)      Ruang lingkup pembelajaran untuk satu subtema yang terdiri dari 6 pembelajaran dalam 1
minggu (untuk kelas I).
4)      Pemetaan indikator pembelajaran untuk setiap pembelajaran.
5)      Setiap pembelajaran berisi tentang uraian kegiatan pembelajaran yang mencakup:
a)      Nama kegiatan;
b)      Tujuan pembelajaran;
c)      Media dan alat pembelajaran;
d)     Langkah-langkah kegiatan; dan
e)      Penilaian.
6)      Setiap akhir pembelajaran, guru hendaknya melakukan kegiatan refleksi untuk melakukan
kegiatan remedial dan pengayaan

b.      Mengkaji Buku Siswa SD


Buku Seri Pembelajaran Tematik Terpadu untuk siswa disusun mengacu pada kurikulum
berbasis kompetensi. Buku siswa memuat rencana pembelajaran berbasis aktivitas. Di dalamnya
memuat urutan pembelajaran yang dinyatakan dalam kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan
siswa. Buku ini mengarahkan yang harus dilakukan siswa bersama guru untuk mencapai
kompetensi tertentu, bukan buku yang materinya dibaca, diisi, atau dihapal.
Buku siswa merupakan buku panduan sekaligus buku aktivitas yang akan memudahkan para
siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Buku siswa dilengkapi dengan penjelasan lebih rinci
tentang isi dan penggunaan sebagaimana dituangkan dalam Buku Guru.
Kegiatan pembelajaran yang ada di buku siswa lebih merupakan contoh kegiatan yang dapat
dipilih guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai kompetensi tertentu. Guru
diharapkan mampu mengembangkan ide-ide kreatif lebih lanjut dengan memanfaatkan alternatif-
alternatif kegiatan yang ditawarkan di dalam Buku Guru, atau mengembangkan ide-ide
pembelajaran sendiri.
Buku guru dengan cakupan isi tersebut di atas, sangat membantu dan membimbing guru
dalam menyusun RPP. Beberapa catatan yang berkaitan dengan buku guru, buku siswa, dan
sistematika RPP sebagai berikut.
1)      Sistematika RPP berbeda dengan sistematika urutan pada buku guru dan buku siswa.
2)      Metode pembelajaran belum disajikan secara eksplisit dalam buku guru.
3)      Cakupan materi sangat luas berbasis aktivitas.
4)      Kegiatan pembelajaran belum terinci, pendahuluan, inti, dan penutup.
5)      Pendekatan scientific belum terlihat secara nyata

3.      Menentukan Tujuan Pembelajaran


Guru perlu memahami dan terampil dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang mengarah
pada pencapaian kompetensi – kompetensi yang telah ditentukan dalam kurikulum yang
diberlakukan. Melalui tujuan yang jelas, capaian proses pembelajaran kelak dapat diukur, guna
mentukan tingkat efektivitas dan efesiensi pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersama
peserta didik.
Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), bahwa kelulusan peserta didik ditentukan
dari kualifikasi peserta didik dalam menguasai 3 komponen atau tujuan yang meliputi:

a. Tujuan Kognitif (Pengetahuan)


Tujuan – tujuan yang lebih banyak berkenaan dengan perilaku dalam aspek berfikir/intelektual.
Contoh: Siswa dapat melakukan operasi bilangan puluhan. 6 tingkatan dalam tujuan kognitif ini
ialah:
1)      Pengetahuan
2)      Pemahaman
3)      Penerapan/aplikasi
4)      Analisis
5)      Sintesis
6)      Evaluasi
b. Tujuan Psikomotorik (Keterampilan)
Yaitu tujuan – tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek keterampilan motorik atau gerak dari
peserta didik. Contoh siswa menampilkan gerakan senam. Tujuan psikomotorik terbagi atas 7
kategori, yaitu :
1)      Persepsi
2)      Kesiapan
3)      Respon terbimbing
4)      Mekanisme
5)      Respon yang kompleks
6)      Adaptasi
7)      Originasi

c. Tujuan Afektif (Sikap)


Yaitu tujuan – tujuan yang banyak berkenaan dengan aspek perasaan, nilai, sikap, dan minat dari
perilaku siswa. Contoh siswa menghargai hasil kerajinan temannya. Ada 5 kategori dalam tujuan
afektif, yaitu:
1)      Penerimaan
2)      Pemberian respons
3)      Penghargaan
4)      Pengorganisasian
5)      Karakteristik
Indikasi pencapaian kompetensi atau kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan
kurikulum yang berlaku yang ditandai dengan adanya perubahan perilaku peserta didik yang
dapat diukur sampai mana peserta didik telah menguasainya.
4.      Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan
proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik dengan guru,
lingkungan, da sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian KD. Pengalaman belajar yang
dimaksud dapat terwujud melalui penggunaan pendekatan pembelajaran yang bervariasi dan
berpusat pada peserta didik. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
a.       Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada pada pendidik, khususnya
guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara profesional.
b.      Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan manajerial yang dilakukan guru, agar peserta
didik dapat melakukan kegiatan seperti dalam silabus.
c.       Kegiatan pembelajaran untuk setiap pertemuan merupakan skenario langkah-langkah guru
dalam membuat peserta didik aktif belajar. Kegiatan ini diorganisasikan menjadi kegiatan:
pendahuluan, inti, dan penutup.
Pengembangan kegiatan pembelajaran terbagi atas 3 subkomponen yaitu:
a.       Subkomponen pendahuluan
Merupakan serangkaian kegiatan pembelajaran yang dilakukan untuk mempersiapkan siswa agar
secara mental siap mempelajari pengetahuan, keterampilan dalam sikap baru.
b.      Subkomponen Penyajian
Merupakan inti kegiatan pembelajaran. Terdiri atas 3 kegiatan, yaitu:
1)      Uraian (Penjelasan tentang materi/konsep, prinsip atau prosedur yang akan dipelajari siswa
2)      Pemberian Contoh
3)      Latihan
c.       Subkomponen Penutup
Terdiri atas 2 langkah kegiatan, yaitu:
1)      Tes formatif (untuk mengukur kemajuan siswa)
2)      Tindak lanjut

5.      Penjabaran Jenis Penilaian


Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa dan menafsirkan
data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan. Kegiatan penilaian ini bertujuan:

a. Mengetahui tingkat kompetensi peserta didik


b. Mengukur pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
c. Mendiagnosi kesulitas belajar peserta didik
d. Mengetahui hasil pembelajaran
e. Mengetahui pencapaian kurikulum
f. Mendorong peserta didik belajar
g. Mendorong guru melakukan pembelajaran yang lebih baik
Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan,
pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/ atau
produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Di bawah ini hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merancang penilaian.
a.       Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KI1-KII, KI-3 dan KI-4.
b.      Penilaian menggunakan acuan kriteria, yaitu berdasarkan apa yang bisa dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap
kelompoknya.
c.     Sistem yang direncakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti
semua indikator ditagih, kemudian hasilnya dianalisis untuk menentukan KD yang telah dimiliki
dan yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.
d.      Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut berupa perbaikan proses
pembelajaran berikutnya, program remedi bagi peserta didik yang pencapaian kompetensinya di
bawah ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah memenuhi ketuntasan.
e.     Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan
maka evaluasi harus diberikan baik pada proses misalnya teknik wawancara, maupun produk
berupa hasil melakukan observasi lapangan.

6.      Menentukan Alokasi Waktu


Penentuan alokasi waktu pada setiap KD/KI didasarkan pada jumlah minggu efektif sesuai
kalender pendidikan dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan mempertimbangkan
jumlah KD. Oleh karena itu, alokasi tersebut dirinci dan disesuaikan oleh guru dengan
menganalisa buku guru, buku siswa, kalender pendidikan dan jadwa. Guna menentukan alokasi
belajar yang efektif.
7.      Menentukan Media dan Sumber Belajar

a. Media Pembelajaran
Merupakan alat yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan informs agar lebih mudah
dipahami dan diterima oleh siswa. Selain itu, media pembelajaran juga berperan untuk:
1)      Memperbesar benda yang kecil dan tidak tampak
2)      Menyajikan benda atau peristiwa yang terletak jauh dari siswa
3)      Meningkatkan daya tarik pelajaran dan perhatian siswa.

b. Sumber belajar

Merupakan rujukan, objek dan/ atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan
budaya. Sumber belajar dirancang untuk membantu proses belajar mengajar dan dimanfaatkan
guna member kemudahan kepada seseorang dalam belajar berupa segala macam sumber belajar
yang ada disekeliling kita. Jenis – jenis sumber belajar ada beberapa macam, yaitu:
1)      Sumber belajar cetak, yaitu buku, majalah, koran, poster
2)      Sumber belajar noncetak, yaitu: film, slide video
3)      Sumber belajar berbentuk fasilitas, yaitu: perpustakaan, ruang belajar, lapangan olahraga
4)      Sumber belajar berupa kegiatan, yaitu: wawancara, kerja kelompok, observasi
5)      Sumber belajar berupa lingkungan di masyarakat, yaitu: taman, terminal, pasar, museum
BAB III

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan : SMK Negeri 1 Sijunjung
Mata Pelajaran : Menghias Busana
Kompetensi Keahlian : Tata Busana
Kelas/Semester : XI / 1
Tahun Pelajaran : 2019/2020
Materi Pokok : Sulaman Richeulieu
Alokasi Waktu : 1 x (2 x 45 menit)

A. Kompetensi Inti
1. KI-3 : Pengetahuan
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan
lingkup kerja Usaha Tata Busana pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks,
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam
konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja,
warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.
2. KI-4 : Keterampilan
Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja
yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Tata
Busana. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang
terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif,
komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
membiasakan ,gerak mahir, menjadikan gerakan alami dalam ranah konkret terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
B. Kompetensi Dasar
1. KD dari KI-3 : Pengetahuan
KD 3.1 Menganalisis sulaman richeulieu

2. KD dari KI-4 : Keterampilan


KD 4.1 Membuat sulaman richeulieu

1. Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


KD-3 : Pengetahuan

3.1.1 Menjelaskan pengertian sulaman richeulieu


3.1.2 Menjelaskan ciri-ciri sulaman richeulieu
3.1.3 Menjelaskan cara membuat sulaman richeulieu

KD-4 : Keterampilan

4.1.1 Membuat sulaman richeulieu

C. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab menyampaikan
pendapat sehingga dapat :
1. Dengan mengamati gambar siswa dapat menjelaskan pengertian sulaman richelieu
dengan benar dan tepat.
2. Siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri sulaman richeulieu berdasarkan bentuk, warna dan
ukuran dengan melakukan pengamatan.
3. Melalui pengamatan video dan penjelasan guru, siswa dapat membuat sulaman
richelieu dengan benar dan tepat.
D. Materi Pembelajaran
a. Alat dan bahan untuk membuat sulaman richeulieu
b. Ciri-ciri dari sulaman yang akan dibuat
c. Praktek membuat sulaman richeulieu
E. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran : Pendekatan saintifik
Model pembelajaran : Model pembelajaran berbasis proyek
Metoda pembelajaran : Ceramah, penugasan, tutorial dan tanya jawab.
F. Media, Alat/Bahan, Strategi dan Sumber Belajar
Media, Alat pembelajara : Laptop, Bahan Tayang (PPT), Contoh baju
Strategi pembelajaran : Ceramah, Diskusi
Sumber Belajar : Buku Siswa, Buku Guru, Peralatan praktek
G. Kegiatan Pembelajaran

Tahap Alokasi
Deskripsi Interaksi siswa dengan sumber belajar
Kegiatan Waktu
Pendahuluan 1. Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan
 Siswa dan guru saling mengucapkan salam (menumbuhkan sikap 4 menit
religius).
 Ketua kelas memimpin anggota kelas berdoa bersama sebelum
pelajaran dimulai (menumbuhkan religius)
 Ketua kelas melaporkan kehadiran anggota kelasnya, bersama-sama
mencek penegakan peraturan seragam siswa dan K3 di kelas
(menumbuhkan sikap disiplin).
 Guru menanyakan kabar siswa sambil mendorong dan memotivasi
siswa agar lebih rajin, mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dan
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT agar apa yang dicita-citakan
dapat tercapai
2.Mendiskusikan kompetensi yang telah dipelajari dan dikembangkan
sebelumnya terkait dengan kompetensi yang akan dipelajari.

 Guru memancing siswa untuk bercerita (literasi) dan mengajukan


pertanyaan tentang cara mengukur tubuh .
 Siswa memberikan jawaban atas pertanyaan guru dengan bahasanya
sendiri
3. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya
bagi kehidupan.
4. Guru menjelaskan cakupan materi dan mendiskusikan model
pembelajaran
5. Guru menyampaikan lingkup dan tehnik penilaian yang akan dilakukan
Sintaks Kegiatan Siswa dengan Sumber belajar Waktu
Merencanakan  Peserta didik mengamati dan mengidentifikasi 8 menit
produk alat-alat yang diperlukan dalam membuat jenis-
jenis pola hias.
 Peserta didik menganalisis jenis-jenis pola hias
 Peserta didik berdiskusi untuk menganalisis
Inti jenis-jenis pola hias
 Peserta didik memahami cara membuat pola
hias
Melaksanakan  Peserta didik mencoba membuat jenis-jenis pola 5 menit
proses produksi hias
 Peserta didik melakukan apresiasi untuk
menghargai karya teman sejawat
Penutup  Membuat rangkuman/ simpulan pelajaran.
3 menit
 Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk tugas kelompok/
perseorangan (jika diperlukan).
 Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya
jumlah 20 menit

H. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


A. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik dan Bentuk Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Penilaian
 Penilaian Sikap : observasi Lembar Jurnal
 Penilaian Pengetahuan : tes tulis Test Formatif
 Penilaian Keterampilan : tes kinerja Lembar Kinerja (proses)

2. Instrumen Penilaian
a.Penilaian Sikap spiritual :
Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1 11/11/19 ................ Tidak mengikuti sholat zuhur berjamaah Ketaqwaan
yang diselenggarakan di sekolah.
2 11/11/19 ................ Mengganggu teman yang sedang berdoa Ketaqwaan
di saat shalat zuhur berjamaah.

b. Penilaian Sikap Sosial :


Nama
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa
1 11/11/19 .................. Menolong teman sejawat pada saat Kepedulian
melaksanakan tugas di sekolah
2 11/11/19 .................. Berbohong ketika ditanya alasan tidak Kejujuran
masuk sekolah di ruang guru.

1) Penilaian Pengetahuan,
Penilaian pengetahuan dilakukan dengan penugasan individu dan Test tertulis
Soal Tertulis
Kerjakan soal di bawah ini dengan menjawab butir-butir soal pertanyaan dibawah
ini :
1. Jelaskan pengertian dari sulaman richeulieu
2. sebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sulaman richeulieu
3. jelaskan ciri-ciri sulaman richeulieu
4. Jelaskan tusuk dasar apa yang digunakan pada sulaman richeulieu
5. Jelaskan dimana penempatan sulaman richeulieu

Kunci Jawaban :
1. Pengertian sulaman richeulieu
Sulaman terawang richeulieu disebut juga sulaman terbuka karena
efeknya terbuka seperti renda. Sebagaimana sulaman terawang inggris,
sulaman terawang richeulieu motifnya juga terdiri dari lubang-lubang kecil,
tetapi lubang itu lebih besar atau lebih lebar dari lubang-lubang terawang
inggris.
2. alat dan bahan yang digunakan untuk membuat sulaman richeulieu :
 Pensil
 Gunting
 Benang
 Kain
 Ram
3. ciri-ciri sulaman richeulieu :
a. motifnya ditandai dengan adanya rentangan benang yang disebut brides
b. pada bagian yang diberi brides dilubangi sehingga membentuk motif yang
berlubang
c. sulaman richeulieu seluruhnya dikerjakan dengan menggunakan tusuk
feston rapat
d. disebut juga dengan sulaman putih
4. Tusuk dasar yang digunakan pada sulaman richeulieu :
a. Tusuk jelujur
b. Tusuk feston
5. Penempatan sulaman richeulieu
Pada busana, sulaman terawang richheulieu biasanya ditempatkan pada
bagian tepi, tetapi kadang-kadang bisa juga pada bagian tengah. Selain untuk
busana, sulaman terawang richeulieu bisa juga digunakan untuk menghias
lenan rumah tangga seperti alas meja dan alas vas bunga.
2) Penilaian Keterampilan
a) Format penilaian observasi diskusi / Tanya jawab
Ketepatan
Penguasaan Keaktifan dalam
No Nama penggunaan
Materi proses diskusi
bahasa
1 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
2
3
4
5

Rubrik:
a. Materi
4 = Sangat lengkap
2 = Lengkap
1 = Kurang lengkap
1 = Tidak lengkap

b. Ketepatan penggunaan bahasa


3 = Sangat tepat
2 = tepat
2 = Kurang tepat
1 = Tidak tepat
c. Keaktifan dalam proses diskusi
4 = Sangat aktif
3 = Aktif
2 = KurangAktif
1 = Tidak Aktif
b) Format Penilaian Presentasi

Informasi lain
Daya Tarik Wisata

Perencanaan DTW
Informasi Umum

Tanya Jawab

Total Nilai
Kreatifitas

Rerata
Video
No Nama

(makanan, souvenir)
2
3
4
5

I. Penugasan Proyek
Soal Proyek
Pencapaian
NO Aspek Penilaian Skor
(Cheklist)
1 Persiapan
- Kelengkapan Peralatan
- Kelengkapan dalam membuat
pola hias
2 Pelaksanan (Sistemmatik Cara Kerja )
- Perencanaan dalam membuat
pola hias
- Melakukan pembuatan pola hias
3 Waktu Pelaksaan
4 Laporan Hasil Kerja

Rekapitulasi nilai
Nilai Pengetahuan Nilai Keterampilan Rerata
No Nama Penugasan Tes Kliping Diskusi Presentasi Proyek
Individu Tulis
1
2
3
dst
Remedial dan Pengayaan
KKM : 75
Bagi siswa yang mendapatkan nilai <75 akan diberikan pembelajaran remedial
dengan menerapkan teknik dan media yang berbeda
Bagi siswa yang mendapatkan nilai ≥75 akan diberikan pembelajaran pengayaan
dalam bentuk fortofolio

Remedial

b. Pemanfaatan tutor sebaya, yaitu Peserta didik dibantu oleh teman sekelas yang
telah mencapai ketuntasan belajar. Pembelajaran remedial dapat dilakukan
sebelum semester berakhir atau batas akhir pemasukan nilai ke dalam buku
rapor.
c. Program remedial klasikal dilakukan apabila lebih dari 50% gagal mencapai
KKM.
d. Program remedial individu dilakukan apabila jumlah Peserta didik yang gagal
berjumlah kurang dari 50%.

Pengayaan
Bagi siswa yang mendapatkan nilai ≥75 akan diberikan pembelajaran pengayaan dalam
bentuk fortofolio
Padang, Oktober 2019
Mengetahui,
Dosen Pengampu 1 Dosen Pengampu 2 Guru Mata Pelajaran

Tri Hutari, M.Pd. Refi norita


Dra. Ernawati, M.Pd, Ph.D
NIM. 17075209
NIP. 196106181989032002

BAB IV
MATERI MICRO TEACHING

A. Sulaman Richelieu

Sulaman terawang richelieu disebut juga sulaman terbuka karena efeknya terbuka seperti
renda. Sebagaimana sulaman terawang inggris, Sulaman terawang richelieu motifnya juga
terdiri dari lubang-lubang kecil, tetapi lubang itu lebih besar atau lebih lebar dari lubang-
lubang terawang inggris.
Lubang-lubang terawang richelieu diberi beberapa rentangan benang yang difeston
(brides) sebagai penguat dan pemanis. Di luar lubang, masih ada garis motif yang
mengelilinginya yang diselesaikan dengan tusuk feston. Kaki festonnya menghadap ke
dalam, sedangkan bagian lubang kakinya menghadap ke luar. Ragam hias terawang richelieu
adalah ragam hias naturalis bentuk tumbuh-tumbuhan dan bentuk stilasi hewan yang kecil-
kecil seperti kupu-kupu, dan lainnya.

Tusuk dasar yang digunakan untuk Sulaman terawang richelieu adalah tusuk jelujur yang
diulang(holbin) dan tusuk feston. Kain yang dihias dengan Sulaman terawang richelieu
tenunannya harus rapat dan polos atau tidak bermotif. Pada busana, Sulaman terawang
richelieu biasanya ditempatkan pada bagian tepi, tetapi kadang-kadang bisa juga pada bagian
tengah.
Selain untuk busana, sulaman terawang richelieu bisa juga digunakan untuk menghias
lenan rumah tangga, seperti alas meja dan alas vas bunga.

Sulaman richelieu adalah sulaman terbuka yang memiliki lubang-lubang dengan


rentangan benang yang difeston (brides).
Syarat ragam hias :
1. Motif sulaman richelieu lebih besar dari sulaman inggris, sehingga lubang yang terjadi pada
motif agak lebih besar.
2. Pada motif terdapat rentangan benang yang difeston disebut brides. Brides ini akan
menambah kuatnya penyelesaian sulaman.
3. Disekeliling motif terdapat hiasan yang membingkai diselesaikan dengan tusuk feston dan
aki feston menghadap ke dalam, sedangkan tepi lubang diselesaikan dengan kepala feston
menghadap ke lubang
4. Penyelesaian motif yang lain dapat diselesaikan dengan menerapkan jenis tusuk hias yang
lain.

Richeulieu Stitch disebut sulaman terbuka, karena motifnya ditandai dengan rentangan
benang garis penghubung pada motifnya yang disebut brides. Garis penghubung ini diletakkan
pada motif atau sebagai penghubung di antara motif. Pada bagian yang diberi brides dilubangi
sehingga membentuk motif berlubang. Ciri lain sulaman richelieu ini, pada bagian yang diberi
brides dilubangi, sehingga membentuk motif kerancang. Lubang- lubang pada sulaman
Richeulieu harus lebar (lebih besar dari pada sulaman Inggris).

INSTRUMEN PENILAIAN

LEMBAR OBSERVASI
PELAKSANAAN PEERTEACHING

Petunjuk :
1. Mohon memberi tanda (silang, lingkaran, atau tanda lainnya) pada angka-angka 1,2,3, atau 4
dibawah kolom angka berikut untuk memberikan skor kompetensi mahasiswa pada setiap aspek
yang diobservasi (angka 4 menunjukkan nilai terbaik dari setiap aspek)
2. untuk beberapa catatan/informasi tambahan terkait aspek yang diobservasi, mohon dituliskan
pada kolom catatan.
Nama mahasiswa :
Bidang studi :
No Aspek yang diobservasi Skala Catatan
1. Keterampilan membuka pelajaran 1 2 3 4
2. Keterampilan menarik perhatian dan memotivasi 1 2 3 4
siswa
3. Kedalaman dan keluasan materi 1 2 3 4
4. Kelengkapan materi (kebulatan konsep) 1 2 3 4
5. Kebenaran konsep/prosedur 1 2 3 4
6. Keterampilan menggunakan metode, model dan 1 2 3 4
pendekatan pembelajaran
7. Keterampilan mengembangkan variasi interaksi 1 2 3 4
8. Keterampilan mengelola kelas 1 2 3 4
9. Keterampilan memanfaatkan waktu 1 2 3 4
10 Keterampilan mengorganisasi sumber belajar 1 2 3 4
. dan/atau bahan ajar
11 Kemampuan menggunakan teknologi informasi 1 2 3 4
. dalam pebelajaran
12 Keterampilan menggunakan media pembelajaran 1 2 3 4
.
13 Keterampilan menulis di papan tulis 1 2 3 4
.
14 Volume dan intonasi suara 1 2 3 4
.
15 Penggunaan bahasa yang baik dan benar lisan dan 1 2 3 4
. tulis (sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan)
16 Kemampuan mengembangkan cara berfikir tingkat 1 2 3 4
. tinggi (HOTS)
17 Kemampuan menggunakan analogi/metafora 1 2 3 4
.
18 Kemampuan penggunaan komunikasi nonverbal 1 2 3 4
. (gestur)
19 Kemampuan menciptakan suasana pembelajaran 1 2 3 4
. yang menyenangkan
20 Kesantunan berpakaian dan/atau berpenampilan 1 2 3 4
.
21 Keterampilan melakukan penilaian proses 1 2 3 4
.
22 Keterampilan melakukan penilaian hasil belajar 1 2 3 4
.
23 Kemampuan memberikan penguatan 1 2 3 4
. (reinforcement) dan punishment
24 Keterampilan menutup pelajaran 1 2 3 4
.
Total

...................................20
Penilai

(.............................................)

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara dalam melatih keterampilan keguruan
atau praktik mengajar dalam lingkup kecil atau terbatas. Jumlah pesertanya sekitar 5 sampai 10
orang, ruang kelasnya terbatas, waktu pelaksanaanya berkisar antara 10 dan 15 menit, terfokus
kepada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok pembahasannya disederhanakan. Fungsi
micro teaching ialah untuk memperkuat program Pengalaman Lapangan. Berlatih micro teaching
menyebabkan merasa lebih terampil serta yakin dalam melaksanakan PPL.Adapun pengajaran
mikro bertujuan membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan
pembelajaran serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan dalam program pembelajaran.

Dalam pelaksanaan micro teaching, beberapa siklus secara sistematis antara lain:
memahami teori, mendiskusikan prinsip, mempraktekkan, direkam dengan video, dan diputar
untuk intropeksi. Adapun kendala yang terjadi dalam pelaksanaan micro teaching sebagai berikut
: keterbatasan fasilitas, siswa kurang interaktif, kurangnya kerjasama, dan kurangnya pendanaan.
Mengajar merupakan aktivitas yang kompleks yang mengandung unsur teknologi, ilmu seni, dan
pilihan nilai. Aktivitas mengajar memerlukan kompetensi profesional yang cukup kompleks,
sebagai integrasi kompetensi guru secara utuh dan menyeluruh. Guru memiliki peranan penting
dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Berhasilnya suatu proses belajar sangat bergantung pada kompetensi-kompetensi yang


dimiliki oleh seorang guru. Oleh karena itu, untuk menjadi seoarang guru yang profesional, para
calon pendidik (guru) perlu berlatih terus menerus, antara lain melalui Micro Teaching. Micro
teaching yang dilakukan jugaharus disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku dan dengan
bantuan RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran
tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan secara rinci dari suatu materi
pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
siswa dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD).

Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan
sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, efisien, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis siswa.

B. Saran

Dalam dunia pendidikan masih banyak pendidik atau guru-guru yang belum memahami
dan mengerti pentingnya kompetensi atau keterampilan dalam mengajar. Mereka hanya berpikir
bahwa mengajar adalah hal yang biasa-biasa saja, hal ini membuat banyak para pendidik atau
guru gagal dalam menghasilkan output-output yang berkualitas.

Kurangnya keterampilan atau kompetensi yang dimiliki oleh seorang guru, menjadi
factor utama kegagalan mereka untuk menjadi seorang guru yang profesional. Oleh karena, saran
penulis kepada calon pendidik ataupun yang sudah menjadi guru serta kepada semua pembaca,
agar senantiasa mau terus belajar dan berlatih, sehingga dapat mengembangkan kemampuan atau
keterampilan dalam mengajar sehingga dapat menghasilkan generasi-generasi muda yang
berkualitas. Generasi muda yang berkualitas, hanya bisa dibentuk dari seorang pendidik (guru)
yang berkualitas pula.
DAFTAR PUSTAKA

Asmani, Jamal Ma’ruf. Micro Teaching dan Team Teaching. Jogjakarta: PT. DIVA Press. 2011.

Sastrawijaya, A. Tresna. Pengembangan Program Pengajaran. Jakarta: PT. Rineke Cipta. 1991.

Nurcahyana Ellis Yasin 1998 Penerapan Motif Dan Teknik Sulaman Pada Busana Kebaya Pengantin

Adat Sunda (Studi Kasus Daerah Sukapura, Tasikmalaya) Laporan Tugas Akhir. Bandung: Kriya
Tekstil

dan Mode – STISI

Resinta Nuraida 2014 Eksplorasi Teknik Nuno Felting Pada Produk Fashion. Laporan Karya Tugas

Akhir Kriya Tekstil. Bandung: FSRD - Institut Teknologi Bandung (ITB)

Hasibuan, J.J dan Mudiono , Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. 1955.

https://adimasbayu.wordpress.com/2014/04/20/makalah-pembelajaran-micro-teaching/

S.L.La. Sulo et al.(1980). Micro-Teaching.Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan


https://www.google.com/search?q=sulaman+richelieu+pada+busana&safe=strict&client=firefox-b

.______. (1985). Pengajaran Mikro.Jakarta: Proyek Pengembangan Pendidikan Guru (P3G).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_ARAB/195105081980031

A._SUHERMAN/BAHAN_PEMBELAJARAN/MICRO-TEACHING.pdf

Anda mungkin juga menyukai