Peristiwa G30S/PKI
Disusun oleh :
Fani Amrozi
Tp. 2017/2018
Peristiwa G30S/PKI
Peristiwa G 30S/PKI yang lebih dikenal dengan peristiwa pemberontakan yang
dilakukan PKI, bertujuan untuk menyebarkan paham komunis di Indonesia.
Pemberontakan ini menimbulkan banyak korban, dan banyak korban berasal dari para
Jendral AD. Gerakan PKI ini menjadi isu politik untuk menolak laporan
pertanggungjawaban Presiden Soekarno kepada MPRS. Dengan ditolaknya laporan
Presiden Soekarno ini, maka Indonesia kembali ke pemerintahan yang berazaskan
kepada pancasila dan UUD 1945.
A. Sebab-sebab G 30S/PKI
a. PKI merupakan partai terbesar di Indonesia
Dengan melakukan pendekatan kepada kaum berjunis, PKI berhasil menarik anggota
cukup besar, tercatat pada tahun 1965, anggota PKI sudah mencapai 3,5 juta. Hal ini
membuat PKI menjadi partai yang besar dan kuat.
PKI melakukan beberapa cara untuk mengembangkan diri, antara lain :
Melakukan gerakan gerilia dipedesaan dan melakuan prapaganda-prapaganda
menyesatkan.
Melakukan gerakan revosioner oleh kaum buruh di perkotaan.
Membentukan pekerja intensif dikalangan ABRI.
Menyusup ke berbagai organisasi lain untuk mentransparansikan organisasi PKI.
Mendekati Presiden Soekarno.
b. Politik luar negeri Indonesia yang lebih condong pada blok timur
Pada masa demokrasi terpimpin, indonesia menganut politik NEFO, sehingga PKI dapat
memperoleh dukungan dari Cina dan Unisoviet.
c. Konsep Naskom (Nasionalis, Agama, Komunis)
Dengan konsep ini, PKI dapat memperkuat kedudukannya di Indonesia, sehingga PKI
memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengadakan aksi kudeta.
D. Penumpasan G 30S/PKI
Pada tanggal 1 Oktober 1965, dilakukan operasi penumpasan G 30S/PKI yang dipimpin
oleh Mayjen Soeharto. Ada beberapa langkah penting yang dlakukan dalam penumpasan
tersebut yaitu,
1. Menetralisir pasukan yang bearada di Medan Merdeka yang dimanfaatkan PKI.
Pasukan yang dimafaatkan oleh PKI berasal dari Batalyon 503/Brawijaya dan Batalyon
545/Diponegoro. Kedua pasukan tersebut akhirnya berhasil ditarik mundur dan berhasil
disadarkan dari pengaruh PKI.
2. Pasukan RPKAD berhasil menduduki kembali gedung RRI pusat, gedung
telekomunikasi, dan mengamankan seluruh wilayah Medan Merdeka tanpa terjadi
bentrokan senjata atau pertumpahan darah.
3. Pasukan Batalyon 238 Kujang/Siliwangi berhasil menguasai Lapangan Banteng dan
mengamankan Markas Kodam V/Jaya.
4. Batalyon I Kavaleri berhasil mengamankan BNI Unit I dan percetakan uang di daerah
kebayoran.
5. Pada tanggal 2 Oktober 1965 pasukan RPKAD berhasil menduduki Pangkalan Udara
Halim Perdana Kusuma dengan batuan Batalyon 238 Kujang/Siliwangi dan Batalyon I
Kavaleri.
6. Pembersihaan kekampung-kampung disekitar Lubang Buaya dari pengaruh PKI.
7. Pada tanggal 3 Oktober 1965 berhasil ditemukan jenazah para Jendral yang menjadi
korban G 30S/PKI yang kemudian dibersihkan dan disemayamkan di Markas Besar
Angkatan Darat dan baru dimakamkan pada tanggal 5 Oktober 1965.
Untuk menentramkan segala ketakutan dan kegelisahan masyarakat, dilakukan siaran
RRI yang menghimbau agar rakyat tetap tenang dan waspada.