5. Hubungan sosial yang selaras, serasi, seimbang antara individu dan masyarakat
dijiwai oleh nilai-nilai Pancasila, yaitu..
a. Sila kedua
b. Sila ketiga
c. Sila keempat
d. Sila kelima
A.SilaKedua
6. Berdasarkan pengalaman sejarah, Pancasila sebagai dasar negara ternyata tetap
tegak walaupun mengalami berbagai cobaan.
Adapun kekuatannya terletak pada:
a. Posisi negara yang terdiri dari pulau-pulau yang terpisah oleh laut
b. Keyakinan bangsa Indonesia akan kebenaran Pancasila
c. Pegawai Negeri Sipil yang menjaganya
d. Kekuatan TNI
b.KeyakinanbangsaIndonesiaakankebenaranPancasila
7. Pancasila yang benar dan perlu dihayati serta diamalkan adalah Pancasila yang
rumusannya tercantum dalam:
a. Pembukaan UUD 1945
b. Konstitusi RIS
c. TAP MPR RI No. ll/ MPR/ 1978
d. Buku Sutasoma
a. Pembukaan UUD 1945
9. Beribadah dan menganut suatu agama atau kepecayaan adalah merupakan asasi.
a. Pribadi
b. Perlakuan dan perlindungn
c. Politik
d. Sosial budaya
A.Pribadi
10. Secara formal Pancasila disahkan sebagai dasar negara Republik Indonesia pada
tanggal:
a. 1 Juni 1945
b. 17 Agustus 1945
c. 18 Agustus 1945
d. 20 Agustus 1945
D.18Agustus1945
15. Di bagian mana dalam UUD 1945, disebutkan tata cara pembentukan
Mahkamah Konstitusi ...
A. Aturan Peralihan Pasal I
B. Aturan Peralihan Pasal II
C. Aturan Peralihan Pasal III
D. Aturan Peralihan Pasal IV
C. Aturan Peralihan Pasal III
18. Yang dimaksud dengan alat bukti dalam UU no. 24 tahun 2003 adalah ...
A. Surat atau tulisan
B. Keterangan saksi
C. Keterangan ahli
D. Semua jawaban benar
D. Semua jawaban benar
19. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Hal ini tercantum
dalam UUD 1945 pasal...
A. 31 ayat 1
B. 31 ayat 2
C. 31 ayat 3
D. 31 ayat 4
A. 31 ayat 1
20. Berkenaan dengan perubahan isi dari UUD 1945, sebenarnya telah diatur
oleh TAP MPR No. IV/MPR/1983 tentang ...
A. lnterpelasi
B. Budget
C. Mosi tidak percaya
D. Referendum
D. Referendum
Sejarah Perumusan UUD 1945 – Latar Belakang dan
Masa Perubahan
Sejarah Perumusan Undang-Undang Dasar 1945 yang saat ini lebih dikenal dengan sebutan
UUD 45 berawal dari dibentuknya Badan Penyelidik Usaha Persiapak Kemerdekaan
Indonesia atau BPUPKI pada tanggal 29 April 1945. Pada masa itu Ir Soekarno
menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila. Gagasan itu
disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei 1945 dan
berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.
Gagasan itu berlanjut dengan dibentuknya Panitia 9 yang anggotanya diambil dari 38 anggota
BPUPKI. Panitia 9 dibentuk pada tanggal 22 Juni 1945. Panitia 9 mempunyai tugas untuk
merancang sebuah rumusan pembukaan yang disebut Piagam Jakarta. Dimana Piagam
Jakarta ini kemudian akan direncanakan menjadi pembukaan UUD 45.
Piagam Jakarta berdasarkan dari hasil rapat sering mengalami perdebatan dan pengubahan
kalimat sana-sini. Terakhir setelah kalimat “dengan kewajiban menjalankan syariah Islam
bagi pemeluk-pemeluknya” maka Piagam Jakarta resmi menjadi Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
Piagam Jakarta tersebut baru disahkan menjadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 pada
tanggal 18 Agustus 1945. Tepat sehari setelah dibacakannya Proklamasi oleh Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarni dan Moh. Hatta. Pengesahan ini
dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pengesahan Undang-Undang Dasar 1945 ini dikukuhkan oleh Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) pada tanggal 29 Agustus 1945. Naskah rancangan Undang-Undang Dasar 1945
ini disusun secara sistematis baru pada Sidang Kedua Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan
(BPUK). Tidak adanya kata Indonesia yang seharusnya bernama Badan Penyelidik Usaha
Kemerdekaan Indonesia (BPUKI) karena sidang ini dikhususkan untuk tanah jawa.
Di tempat lain ada BPUK sesuai dengan pulaunya seperti BPUK Sumatra, BPUK
Kalimantan, BPUK Sulawesi. Papua belum masuk karena masih dalam genggaman pihak
Belanda. Sidang kedua ini berlangsung pada tanggal 10 Juli 1945 dan berlangsung selama
tujuh hari sampai tanggal 17 Juli 1945.
Pada tanggal 16 Oktober 1945, Wakil Presiden Moh. Hatta memberikan mandat berupa
Maklumat Wakil Presiden Nomor X. Isinya memberitahukan bahwa KNIP diberi
kewenangan sebagai Badan Legislatif sampai terbentuknya sebuah badan mengurusi hal
tersebut. Inilah cikal bakal terbentuknya DPR dan MPR saat ini.
Pada tanggal 14 November 1945. Pemerintah pusat membangun Kabinet Semi Parlementer
yang pertama. Hal ini dibuat berdasarkan pemikiran Presiden agar pemerintahan kedepannya
bisa lebih demokratis.
Setelah periode Republik Indonesia Serikat berakhir. Indonesia menganut paham Demokratis
Liberal. Di tahun ini pula dibuat Undang-Undang Dasar Sementara 1950. 1950 karena
kejadiannya antara 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959. Periode ini serin terjadi pergantian
yang silih berganti di dalam kabinet.
Pergantian yang tak menentu di kabinet mengakibatkan pembangunan tidak lancar. Pertikaian
sana sini. Hal yang mendasari adalah banyaknya orang yang lebih mementingkan
kepentingan partai dan golongan masing-masing. Namun Undang-Undang Dasar Sementara
1950 dijalankan dengan sistem Demokrasi Liberal. Rakyat Indonesia menganggap bahwa
sistem ini tidak cocok bagi keberlangsungan negara.
Presiden memutuskan bahwa tata negara Indonesia dengan sistem Undang-undang Dasar
Sementara 1950 sangat berbahaya bagi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara yang susah
dibangun dengan darah dan keringat. Pemberlakuan sistem ini menurut presiden menghambat
pembangunan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Maka, pada tanggal 5 Juli
1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden mengenai pembubaran konstitusi dan
diberlakukannya Undang-Undang Dasar 1945 dan menghapus Undang-Undang Dasar
Sementara 1950 sebagai dasar negara Indonesia.
Hal yang paling sering terjadi adalah Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua
MPR/DPR dan MA serta Wakil Ketua DPA menjadi Menteri Negara. Bahkan Presiden
Soekarno ditetapkan sebagai Presiden Seumur Hidup yang bisa menjadikan Indonesia sebagai
negara dictator.
Pada masa Orde Baru, Sejarah perumusan UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat
“sakral”, di antara melalui sejumlah peraturan:
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untuk
mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan terhadapnya
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menyatakan
bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu harus minta pendapat rakyat
melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan pelaksanaan
TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
Periode Transisi
Akibat demo besar-besaran mahasiswa di Jakarta pada tahun 1998. Presiden Soeharto
mengakui dan mengundurkan diri sebagai Presiden setelah 32 tahun berkuasa. Pada masa ini
tidak terjadi banyak perubahan pada Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini diakibatkan masa
jabatan presiden pengganti B.J Habibie yang ditetapkan sebagai Presiden Ke-3 Indonesia
cepat berakhir dikarenakan karena keluarnya Timor Timur dari NKRI
Periode Reformasi
Dalam perubahan Reformasi 1998 salah satu tuntutan Mahasiswa adalah perubahan terhadap
Undang-Undang Dasar 1945. Hal yang mendasari tuntutan ini adalah karena masa orde baru
kekuasaan tertinggi di negara di pegang oleh MPR dan bukan ditangan rakyat. Presiden juga
memiliki kekuasaan yang sangat besar ditambah banyaknya pasalpasal yang bisa di salah
tafsirkan. serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara negara yang
belum cukup didukung ketentuan konstitusi.
Tujuan yang diharapkan juga dalam perubahan Undang-Undang Dasar 1945 adalah guna
menyempurnakan aturan dasar dalam tatanan kenegaraan, menjunjung kedaulatan rakyat dan
penegakan HAM, pembagian kekuasaan yang adil, dan mengharapkan eksistensi negara
sebagai negara yang demokratis dan berlandaskan hukum yang adil.
Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang
ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR: