Bab Ii
Bab Ii
K POSTPARTUM 6 HARI
DENGAN BENDUNGAN ASI
NAMA: IA NURLIANI
NPM : 19.20.02.00088
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.K POSTPARTUM 6 HARI
DENGAN BENDUNGAN ASI
Oleh:
NAMA : IA NURLIANI
NPM : 19.20.02.00088
Mengetahui,
SEMINAR KASUS
Oleh:
NAMA : IA NURLIANI
NPM : 19.20.02.00088
Menyetujui,
Agus Santi Br. G., S.ST, M.Kes. Fanni Hanifa, S.ST, M.Keb
NIDN NIDN
Mengesahkan,
NIDN. 0323059301
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas segala
laporan individu Praktik Asuhan kesehatan pada pasen pasca melahirkan yang
Cianjur.
Dalam proses penyusunan laporan ini, ada banyak pihak yang membantu,
oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala kerendahan dan
3. Astrid Novita, SKM, MKM Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Program Studi Sarjana Terapan Kebidanan
terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................. 2
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Data Subjektif..................................................................................... 25
4.2 Data Objektif...................................................................................... 25
4.3 Analisa................................................................................................ 26
4.4 Pelaksanaan........................................................................................ 26
BAB IV PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................... 29
5.2 Saran................................................................................................... 28
PENDAHULUAN
TINJAUAN TEORI
2.1 NIFAS
2.1.1 Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (pueperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamildan secara normal masa
nifaberlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Walyani,2015).
Nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan rentang
waktu kira-kira selama 6 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
plasenta keluar sampai alat-alat kandungan kembali normal seperti sebelum hamil
(Asih & Risneni, 2016).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpukan bahwa masa nifas adalah
masa pulihnya kembali organ reproduksi setelah melahirkan seperti sebelum
hamil dan membutuhkan waktu selama 6 minggu atau 40 hari.
2) Tujuan khusus
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayi baik fisik maupun psikologis.
b. Melaksanakan skirining yang komprehensif.
c. Mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila
tejadikomplikasi pada ibu dan bayinya.
d. Memberikan pendidikan kesehatan, tenaga perawatan
kesehatandiri, nutrisi,KB, menyusui, pemberian imunisasi dan
perawatan bayi sehat.
e. Memberikan pelayanan KB (Walyani, 2015).
1) Suhu
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 0C. sesdudah partus
dapat naik kurang lebih 0,50C dari keadaan normal, namun tidak akan
melebihi 80C. sesudah 2 jam pertama melahirkan umumnya suhhu badan
akan kembali normal. (Sulistyawati, 2009). Suhu pada 24 jam post
partum biasanya akan naik 37,5-380C dan kembali normal pada hari ke-3.
2) Tekanan Darah
Tekanan darah sedikit mengalami penurunan sekitar 20 mmHg atau
lebih pada tekanan systole yang di akibatkan dari hipotensi ortotastik;
yang ditandai dengan sedikit pusing pada saat perubahan posisi dari
berbaring ke berdiri dalam 48 jam pertama persalinan.
3) Nadi
a. Denyut nadi yang meningkat selama persalinan akhirnya kembali
normal setelah beberapa jam post partum.
b. Pada masa nifas, umumnya denyut nadi labil dibandingkan
dengan suhu tubuh.
c. Nadi berkisar antara 60-80 denyutan per menit setelah partus.
d. Denyut nadi dapat mengalami bradikardi 50-70 x/menit pada 6-8
jam post partum akibat perubahan cardiac output (nadi normal 80-
100 x/menit)
e. Penurunan volume darah mengikuti pemisah plasenta, konstraksi
uterus dan penigkatan stoke volume, dimana volume tersebut
akan kembali seperti sebelum hamil sekitar 3 bulan post partum.
f. Hemoragia, demam selama persalinan, dan nyeri akut atau
persisten dapat mempengaruhi proses ini.
g. Bila terdapat takikardi dan suhu tubuh tidak panas, mungkin ada
perdarahan berlebihan.
h. Dalam hal ini, apabila denyut nadi di atas 100 selama puerperium,
al tersebut abnormal dan mungkin menunjukan adanya infeksi
atau haemorhagik post partum lambat (Maryunani, 2015)
2.1.5 Perubahan Sistem Reproduksi
1) Autolysis
Merupakan proses penghancuran diri otot uterin. Enzim proteoloitik
akan mengecilkan jaringan otot yang telah sempat mengendur
hingga 10 kali panjangnya dari semula dan 5 kali lebar dari semua
selama kehamilan.
2) Terdapat polimorph phagolitik dan macrophages didalam system
vaskuler dan system limpatik.
3) Efek oksitosin
Penyebab kontraksi dan retraksi otot rahim sehingga akan
mengompres pembuluh darah yang menyebabkan akan mengurangi
suplai darah ke uterus, proses ini akan mengakibatkan ukuran rahim
semakin berkurang.
2.2.2 Etiologi
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan bendungan ASI, yaitu:
1) Pengosongan mammae yang tidak sempurna (dalam masa laktasi,
terjadi peningkatan produksi ASI pada ibu yang produksi ASI-nya
berlebihan. Apabila bayi sudah kenyang dan selesai menyusu
payudara tidak dikosongkan, maka masih terdapat sisa ASI didalam
payudara. Sisa ASI tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan
bendungan ASI).
2) Faktor hisapan bayi yang tidak aktif (pada masa laktasi, bila ibu tidak
menyusukan bayinya sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif
menghisap, maka akan menimbulkan bendungan ASI).
3) Faktor posisi menyusui bayi yang tidak benar (teknik yang salah
dalam menyusui dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet dan
menimbulkan rasa nyeri pada saay bayi menyusu. Akibatnya, ibu
tidak mau menyusui bayinya dan terjadi bendungan ASI).
4) Puting susu terbenam (puting susu terbenam akan menyulitkan bayi
dalam menyusu. Karena bayi tidak dapat menghisap puting dan
areola, bayi tidak mau menyusu dan akibatnya terjadi bendungan
ASI).
5) Puting susu terlalu panajang (puting susu yang panjang menimbulkan
kesulitan pada saat bayi menyusu karena bayi tidak dapat menghisap
areola dan merangsang sinus laktiferus untuk mengeluarkan ASI.
Akibatnya, ASI tertahan dan menimbulkan bendungan ASI (Rukiyah,
2012)
2.2.3 Tanda dan gejala bendungan ASI
Perlu dibedakan antara payudara bengkak dan payudara
penuh/bendungan ASI. Pada payudara bengkak adalah payudara udem, sakit,
puting susu kencang, kulit mengkilap walau tidak merah, dan ASI tidak keluar
kemudian badan menjadi demam setelah 24 jam.Sementara pada payudara
penuh/bendungan ASI adalah payudara terasa berat ,panas, dan keras,bila ASI
dikeluarkan tidak terjadi demam (Dewi ; Sunarsih, 2011:40). Tanda dan gejala
yang selalu ada adalah payudara nyeri dan bengkak pada hari ke 3-5 postpartum,
sedangkan tanda gejala yang terkadang ada adalah kedua payudara bengak
(Walyani, 2015).
Mastitis adalah kelanjutan dari bendungan ASI, pada mastitis payudara
ibu yang menyusui terkena radang, membengkak, memerah, dan sakit.Jika hal
semacam ini terjadi penyusuan harus dihentikan. Pada sebagia besar kasus
mastitis disebabkan oleh statis ASI, bukan infeksi meskipun infeksi juga bias
terjadi umumnya satu atau lebih bagian yang berdekatan meradang (sebagai akibat
dipaksanya ASI masuk ke dalam jaringan ikat payudara) dan tampak sebagai
daerah yang memisahkan antara sisi yang memerah dan sisi yang
membengkak.Jika ASI juga dipaksa masuk aliran darah, nadi, dan suhu wanita
tersebut dapat naik dan pada beberapa kasus gejala mirrip flu, yang sebagian
mencakup menggigil atau kaku. Ada atau tidaknya gejala sistematis tidak
membantu membedakan antara mastitis akibat infeksi atau non infeksi (Fraser,
2009 : 743) .
TINJAUAN KASUS
3.1.1 Biodata
a. Plasenta
- Lahir spontan : Ya/ Tidak
- Dilahirkan dengan indikasi : Ya/ Tidak, Jelaskan jika ada
- Lengkap,
- Berat : 450 gr
- Kelainan : tidak ada
- Panjang tali pusat : 50cm
- Kelainan : tida ada
- Sisa plasenta : ada / tidak
b. Perineum
- Utuh : Ya / tidak
- Robekan : Ya /tidak, jika Ya tingkat
- Episiotomi : Ya / tidak
- Anastesi : Ya / tidak
- Jahitan dengan : tida ada
c. Perdarahan
- Kala I : 5 ml
- Kala II : 15 ml
- Kala III : 150 ml
- Kala IV : 50 ml
- Selama operasi : -0 ml
d. Tindakan lain : tidak ada
e. Bayi
- Lahir pukul : 18.00 wib
- BB : 3600 gr
- PB : 50cm
- Nilai Apgar : 9/10
- Cacat bawaan : Ya / tidak
- Masa gestasi : 40 mg
f. Komplikasi
- Kala I : tidak ada
- Kala II : tidak ada
g. Air ketuban banyaknya : 900 ml Warna : jernih
3.4 PELAKSANAAN
PEMBAHASAN
Dalam Bab ini penulis akan membahas tentang kesenjangan antara kajian
teoritis dengan Asuhan Kebidanan Pada Ny. K Postpartum 6 hari dengan
bendungan ASI di BPM Ia Nurliani. Pembahasan ini dibuat berdasarkan tinjauan
teoritis dan asuhan yang nyata di lapangan dengan pendekatan proses
menggunakan metode pendokumentasian SOAP.
Pada tanggal 19 Juni 2021 penulis melakukan pengkajian pada Ny. K
dengan kasus bendungan payudara ditemukan T : 120/80 mmHg, N : 80
x/menit, R : 20 x/menit, S : 38°C dengan hasil pengkajian data subjektif dan
ibu mengatakan bahwa payudaranya terasa nyeri dan terasa keras pada
payudara sebelah kanan, data objektif yang di dapatkan dari hasil
pemeriksaan payudara Ny. K tidak simetris, payudara kanan lebih besar dan
teraba keras dan ada nyeri tekan, pada teori gejala yang biasa terjadi pada
bendungan ASI adalah payudara penuh terasa panas, berat dan keras, terlihat
mengkilat meski tidak kemerahan. ASI biasanya mengalir tidak lancar,
namun ada pula payudara yang terbendung membesar, membengkak dan
sangat nyeri, puting susu teregang menjadi rata. ASI tidak mengalir dengan
mudah dan bayi sulit mengenyut untuk menghisap ASI. Ibu kadang-kadang
menjadi demam, tapi biasanya akan hilang dalam 24 jam.
Berdasarkan data yang penulis peroleh, ini sesuai dengan teori (Dewi ;
Sunarsih, 2011) yang menyatakan bendungan ASI adalah payudara terasa
berat ,panas, dan keras,bila ASI dikeluarkan tidak terjadi demam.
4.3 DIAGNOSA
4.4 PENATALAKSANAAN
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan pengkajian pada Ny. K penulis tidak
mengalami kesulitan karena selama penulis melakukan pengkajian klien sangat
kooperatif. Sehingga penulis mendapatkan kesimpulan sebagi berikut:
1) Hasil Pengkajian pada Ny. K usia 30 tahun nifas hari ke enam,
mengatakan nyeri pada payudara, payudara terasa keras dan panas, TTV
dalam keadaan normal.
2) Diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas masalah yaitu Ny. K P2 A0
nifas hari ke tiga dengan bendungan ASI.
3) Merencanakan asuhan ibu yaitu asuhan kebidanan masa nifas, asuhan
sayang ibu, perawatan payudara dan teknik menyusui.
4) Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan terhadap Ny. K dengan kasus
bendungan ASI, dilakukan asuhan tanggal 19 Juni 2021.
5) Bendungan ASI : mengikuti bimbingan bendungan ASI dengan
mendapatkan penjelasan tentang pengertian bendungan ASI, edukasi
pencegahan bendungan ASI, cara mencegah bendungan ASI, perawatan
payudara pada bendungan ASI, teknik menyusui, posisi menyusui,
frekuensi menyusui.
6) Evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan terhadap Ny. K
hasilnya setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. K dengan
bendungan ASI ibu sudah merasa payudara sedikit tidak terlalu keras
dan nyeri. Diharapkan Ibu tetap menjaga kesehatan dengan makan
makanan yang bergizi dan istirahat yang cukup.
5.2 SARAN
1) Bagi penulis
Diharapkan penulis dapat memberikan pelayanan asuhan kebidanan
yang optimal mengenai bendungan ASI dan asuhan kebidanan
lainnya.
2) Bagi klien
Hendaknya klien lebih waspada terhadap kejadian bendungan ASI,
karena jika bendungan ASI tidak tertangani maka akan menimbulkan
Mastitis, serta jika Mastitis tidak tertangani juga akan meningkat
menjadi Abses Payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Asih, Reni. (2016). Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui, Jakarta : CV Trans
Info Media.
Dewi & Dwi Sunar. ( 2011). Asuhan Kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta:
Salemba Medika.
Hareati,Nur.(2019).file:///C:/Users/HP/Downloads/NUR%20HAERATI
%2070400114040(1).pdf
Istiqomah Annisa. (2012). Asuhan kebidanan Ibu Nifas dan Menyusui. Jakarta:
Trans Info Media.
Walyani, E.S & Purwoastuti, T.E.(2015). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.