Anda di halaman 1dari 10

UJI COBA INSTRUMEN PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

BERBASIS POLA FUNGSIONAL KESEHATAN GORDON


Aprilia Nuryanti*
*Prodi D III Keperawatan STIKES Dirgahayu Samarinda
Jl. Pasundan No. 21, Kelurahan Jawa, Samarinda Kode Pos 75122
Email : aprilnuryanti@gmail.com

ABSTRAK
Banyak teori yang digunakan dalam pengkajian keperawatan. Beberapa mengadopsi satu
teori, yang lain menggabungkan beberapa teori. Fungsi Kesehatan Gordon memiliki 11 pola
kehidupan manusia dan dapat menilai masalah atau kebutuhan perawatan pasien. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menguji kualitas instrumen pengkajian keperawatan dan kualitas
dokumentasi yang digunakan mahasiswa saat bedah keperawatan medik dalam praktik klinis.
Penelitian ini merupakan penelitian analitik pra eksperimental (one shot case study). Subjek
dalam penelitian ini sebanyak 96 siswa untuk menilai kualitas instrumen pengkajian keperawatan
dan 89 dokumen asuhan keperawatan yang ditulis oleh siswa tingkat III untuk menilai kualitas
dokumentasi. Kuesioner skala likert dan daftar observasi digunakan. Penelitian dilaksanakan di
STIKES Dirgahayu Samarinda dari bulan April sampai Juli 2019. Mutu dokumentasi pengkajian
keperawatan sebagian besar dalam kategori baik. Beberapa komponen dalam kategori cukup yaitu
akurasi pada riwayat kesehatan dahulu (58,43%), kelengkapan pada kajian metabolik nutrisi
(75,28%), kajian pola aktivitas latihan (75,28%), dan pemeriksaan fisik dimana tiga aspek dalam
kategori cukup (69,66%). Mutu instrumen dinilai dalam kategori baik pada ketiga aspek
functionality, usability dan efficiency (>76%). Pola fungsional kesehatan menurut Gordon sesuai
untuk diterapkan dan dapat dikembangkan untuk pengkajian keperawatan yang baik.

Kata kunci: Instrumen pengkajian keperawatan, Mutu dokumentasi keperawatan, Pola


fungsional kesehatan Gordon

ABSTRACT

Many theories are used in the nursing assessment. Some adopt one theory, others
combine several theories. Gordon’s Health Functional had 11 patterns of human life and could
assess patient’s nursing problems or needs. Purpose this study was to test the quality of nursing
assessment instrument and quality of documentations used by students when surgical medical
nursing in clinical practice. This study was a pre-experimental analytic study (one shot case
study). The subjects in this study were 96 students to assess the quality of nursing assessment
instruments and 89 nursing care documents written by third-level students to assess the quality
of documentation. Likert scale questionnaire and observation checklist are used. The study was
conducted at STIKES Dirgahayu Samarinda from April to July 2019. The quality of nursing
assessment documentation was mostly in the good category. Some components in the sufficient
category were accuracy in past medical history (58.43%), completeness in nutritional metabolic
studies (75.28%), exercise activity patterns (75.28%). Physical examination was in the sufficient
category (69.66%). Instrument quality is rated in both categories on all three aspects of
functionality, usability and efficiency (> 76%). Gordon’s Health Functional Patterns are suitable
for application and can be developed for good nursing assessment.

Keywords: Nursing assessment instrument, Nursing documentation, Gordon's health functional


patterns.
1
PENDAHULUAN perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Standar praktik keperawatan Mahasiswa dikenalkan pada kasus-kasus
professional yang ditetapkan oleh simulasi untuk dikaji demi mendapatkan
Persatuan Perawat Nasional Indonesia masalah klien. Identifikasi yang baik
(PPNI) mengacu pada proses keperawatan, melalui format pengkajian memberi
terdiri dari lima tahap, yaitu pengkajian, gambaran mahasiswa mengenai apa saja
diagnosis, perencanaan, implementasi dan yang perlu dikaji dalam diri seorang klien
evaluasi. Pengumpulan data dilakukan secara holistik. Mata kuliah Dokumentasi
dengan cara wawancara, observasi, Keperawatan mengenalkan mahasiswa
pemeriksaan fisik dan data penunjang klien pada format-format umum yang digunakan
(pemeriksaan laboratorium, rekam medis untuk menuliskan proses keperawatan.
dan catatan lain). Sumber data didapatkan Banyak pendekatan dan teori yang
dari klien secara langsung, keluarga atau digunakan dalam penyusunan format
orang terkait dengan klien, tim kesehatan, pengkajian. Ada yang mengadopsi dari
rekam medis dan catatan lain. Data satu teori, ada yang menggabungkan
pengkajian yang dikumpulkan untuk beberapa teori, misalnya 11 Pola
mengenali status kesehatan klien saat ini, Fungsional Kesehatan Gordon dan 6
status kesehatan klien masa lalu, status Sistem (Nursalam, 2011). Pola Fungsional
fisiologis-psikologis-sosial-spiritual, Kesehatan menurut Gordon memiliki
respon terhadap terapi, harapan terhadap seluruh aspek kehidupan manusia sebagai
tingkat kesehatan yang optimal dan individu yang holistik. Oleh karena itu,
masalah-masalah risiko (PPNI, 2010). secara umum teori ini dimanfaatkan untuk
Banyak penelitian dilakukan untuk menilai menyusun instrumen pengkajian klien
kinerja asuhan keperawatan, dokumentasi untuk mendapatkan data pengkajian yang
keperawatan dan penerapan proses lengkap.
keperawatan di seting pelayanan rumah Studi sebelumnya menemukan
sakit. Sedangkan penelitian mengenai bahwa ada mahasiswa yang masih
instrumen pengkajian yang dipelajari dan mengalami kesulitan dalam meletakkan
diterapkan oleh mahasiswa keperawatan data yang diperoleh dari wawancara dan
masih sangat sedikit. Program Studi observasi pasien meskipun secara teoritis
(Prodi) Diploma Tiga Keperawatan mereka telah mempelajari pola fungsional
STIKES Dirgahayu Samarinda kesehatan menurut Gordon. Ada
menerapkan kurikulum inti anjuran mahasiswa yang menyatakan lebih
Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi terbantu dengan pertanyaan pengkajian
Keperawatan Indonesia (AIPViKI) Tahun tertutup dibandingkan ketika mereka harus
2014 dan mata kuliah penciri lain dalam mengisi narasi hasil dari pertanyaan
kurikulumnya (STIKES Dirgahayu, 2016). terbuka pada satu kajian. Beberapa kajian
Kurikulum tersebut memuat mata kuliah yang sulit dilakukan adalah 1) pola
Metodologi Keperawatan dan reproduksi-seksualitas karena merasa malu
Dokumentasi Keperawatan. Pada mata dan sulit menanyakannya kepada pasien
kuliah Metodologi Keperawatan serta takut menyinggung pasien, 2) pola
mahasiswa diajarkan teori berpikir kritis hubungan-peran, 3) kajian konsep diri-
untuk melaksanakan pengkajian, persepsi diri dan 4) kajian toleransi stress-
penegakan diagnosis keperawatan, koping lebih dirasa sesuai jika pasien
2
mengalami masalah psikologis/ kejiwaan penggunaan Bahasa, isi pertanyaan, model
saja. Kurikulum menuntut mahasiswa jawaban dan petunjuk pengkajian tiap pola
kompeten dalam memenuhi kebutuhan kajian.
manusia secara holistik (biologis,
psikologis, sosial, kultural dan spiritual). BAHAN DAN METODE
Ini seringkali secara teknis dinilai terlalu Peubah dalam penelitian ini adalah
rumit dan terlalu banyak kajian yang harus instrumen Pengkajian Keperawatan
diisi (Nuryanti, 2018). Medikal Bedah Berbasis Pola Gordon.
Mengembangkan format Kajian 11 Pola Fungsional Kesehatan
Pengkajian merupakan dasar utama menurut Gordon, yaitu: 1) Pola
melakukan asuhan keperawatan yang Manajemen Kesehatan; 2) Pola Nutrisi dan
sesuai dengan kebutuhan klien, karena Metabolik; 3) Pola Eliminasi; 4) Pola
diagnosis keperawatan dirumuskan Aktivitas dan Latihan; 5) Pola Istirahat-
berdasarkan hasil pengkajian. Respon klien Tidur; 6) Pola Persepsi Kognitif; 7) Kajian
yang merupakan kebutuhan yang Konsep Diri-Persepsi Diri; 8) Pola
merupakan fokus dari asuhan keperawatan. Hubungan-Peran; 9) Pola Reproduksi dan
Pengkajian yang benar, akurat, lengkap Seksualitas; 10) Pola Toleransi terhadap
dan sesuai dengan fakta merupakan hal Stres dan Koping dan 11) Pola Sistem
yang sangat penting (Nursalam, 2011). Kepercayaan. Pola-pola ini disusun dalam
Rekomendasi dari penelitian bahasa, tata letak, isi, struktur, model
sebelumnya adalah perlu pengembangan jawaban dan petunjuk pengkajian yang
format asuhan keperawatan sesuai hasil digunakan untuk melakukan kajian 11 pola
penelitian dan melakukan uji coba format fumgsional kesehatan menurut Gordon.
pengembangan tersebut. Hal ini bertujuan Instrumen ini dikembangkan berdasar
untuk memudahkan mahasiswa dalam penelitian sebelumnya Nuryanti (2018).
mencapai kompetensi dalam menggali data Rancangan penelitian ini adalah penelitian
masalah keperawatan pada pasien. Bentuk analitik pra eksperimental (one shot case
format atau instrumen diharapkan study) yang bertujuan menguji coba
membantu mahasiswa dalam melakukan instrument sehingga diketahui mutu
pengkajian data-data fungsi kesehatan dokumentasi pengkajian keperawatan
pasien menurut Pola Fungsional Kesehatan berdasar pola kesehatan menurut Gordon
Gordon yang sudah memiliki bukti ilmiah dan mutu instrumen pengkajian
efektifitasnya. keperawatan berdasar fungsi, manfaat dan
Tujuan penelitian ini adalah efisiensinya.
melakukan uji coba instrumen pengkajian Subyek dalam penelitian ini ada
keperawatan medikal bedah yang telah dua jenis. Pertama adalah dokumen askep
dikembangkan berdasar hasil penelitian untuk dinilai mutu dokumentasi yang
sebelumnya. Dari penelitian dapat ditulis oleh mahasiswa. Kedua adalah
diketahui mutu instrumen pengkajian dan mahasiswa tingkat III yang sedang praktik
klinik KMB. Teknik sampling untuk
mutu dokumentasi pengkajian dokumen asuhan keperawatan dengan
keperawatan berbasis Pola Fungsional teknik purposive sampling yang memenuhi
Kesehatan menurut Gordon yang telah kriteria yaitu kasus yang telah divalidasi
dikembangkan mulai bentuk format, dan dinilai oleh pembimbing. Berdasar
3
kriteria maka sejumlah 89 dokumen pengkajian dianalisa secara deskriptif
diteliti. dengan kategori baik (76-100%), cukup
Total sampling digunakan pada sub (56-75%) dan buruk (<56%). Penelitian
variable mutu instrumen pengkajian dilakukan di STIKES Dirgahayu
keperawatan. Terdapat 113 mahasiswa Samarinda Kalimantan Timur dari bulan
tingkat III yang sedang praktik KMB April sampai Juli 2019.
periode semester genap tahun akademik
2018/2019. Tidak seluruh mahasiswa HASIL PENELITIAN
mengisi kuesioner dikarenakan belum 1. Mutu Dokumentasi Pengkajian
mendapatkan kasus sesuai target selama Keperawatan Medikal Bedah
periode praktik sehingga 96 mahasiswa Mutu dokumen pengkajian
yang menjadi responden. keperawatan dinilai pada tiap kajian dari
Kuesioner berjumlah 12 pertanyaan 11 pola fungsional kesehatan menurut
dengan skala Likert (1-4) digunakan untuk Gordon. Pada setiap komponen terdapat
menilai mutu instrumen (fungsi, dayaguna, beberapa pertanyaan pengkajian yang
efisiensi). Lembar observasi dengan skala berupa pertanyaan terbuka dan tertutup.
nominal (ya dan tidak) digunakan untuk Pada pertanyaan terbuka, jawaban dalam
menilai mutu dokumentasi pengkajian dari bentuk isian singkat dan narasi. Pada
unsur kelengkapan, relevansi dan akurasi pertanyaan tertutup jawaban berupa
yang telah diuraikan dalam definisi checklist maupun mencoret pilihan yang
operasional penelitian. Hasil observasi tidak sesuai.
setiap komponen dokumentasi/pencatatan
Tabel 1. Mutu Dokumentasi Pengkajian KMB menurut Kelengkapan, Akurasi dan Relevansi oleh
Mahasiswa Tingkat III STIKES Dirgahayu Samarinda (n=89)

No. Komponen Pengkajian Kategori Freq.(%)


1 DATA DEMOGRAFI Lengkap 89 (100%)
Akurat 89 (100%)
Relevan 89 (100%)
RIWAYAT KEPERAWATAN
2 a. keluhan utama MRS Lengkap 89 (100%)
Akurat 87 (97,75%)
Relevan 89 (100%)
3 b. keluhan utama saat pengkajian Lengkap 89 (100%)
Akurat 86 (96,63%)
Relevan 89 (100%)
RIWAYAT KESEHATAN
4 a. riwayat kesehatan sekarang Lengkap 88 (98,88%)
Akurat 88 (98,88%)
Relevan 89 (100%)
5 b. riwayat kesehatan dahulu Lengkap 88 (98,88%)
Akurat 52 (58,43%)
Relevan 86 (96,63%)
6 c. riwayat kesehatan keluarga Lengkap 87 (97,75%)
Akurat 71 (79,78%)
Relevan 83 (96,63%)

4
PENGKAJIAN POLA
7 a. kajian manajemen kesehatan dan persepsi Lengkap 84 (94,38%)
kesehatan Akurat 89 (100%)
Relevan 88 (98,88%)
8 b. kajian metabolik nutrisi Lengkap 67 (75,28%)
b. kajian metabolik nutrisi Akurat 89 (100%)
Relevan 89 (100%)
9 c. kajian pola eliminasi Lengkap 81 (91,01%)
Akurat 89 (100%)
Relevan 89 (100%)
10 d. kajian pola aktivitas-latihan Lengkap 67 (75,28%)
Akurat 88 (98,88%)
Relevan 87 (97,75%)
11 e. kajian pola istirahat-tidur Lengkap 84 (94,38%)
Akurat 88 (98,88%)
Relevan 88 98,88%)
12 f. kajian pola persepsi-kognitif Lengkap 87 (97,75%)
Akurat 77 (86,52%)
Relevan 82 (92,13%)
13 g. kajian konsep diri-persepsi diri Lengkap 77 (86,52%)
Akurat 89 (100%)
Relevan 89 (100%)
14 h. kajian pola hubungan-peran Lengkap 89 (100%)
Akurat 89 (100%)
Relevan 89 (100%)
15 i. kajian pola reproduksi-seksualitas Lengkap 84 (94,38%)
Akurat 85 (95,51%)
Relevan 86 (96,63%)
16 j. kajian pola toleransi terhadap stres-koping Lengkap 85 (95,51%)
Akurat 87 (97,75%)
Relevan 87 (97,75%)
17 k. kajian pola sistem kepercayaan Lengkap 86 (96,63%)
Akurat 87 (97,75%)
Relevan 87 (97,75%)
18 PEMERIKSAAN FISIK Lengkap 62 (69,66%)
Akurat 62 (69,66%)
Relevan 62 (69,66%)

Dokumentasi pengkajian KMB 2. Mutu Instrumen Pengkajian


menurut tabel 1 sebagian besar komponen Keperawatan Medikal Bedah
pengkajian dalam kategori baik, namun
Mutu instrumen pengkajian KMB
ada beberapa dalam kategori cukup yaitu
dinilai menggunakan kuesioner yang diisi
akurasi pada riwayat kesehatan dahulu
oleh 96 responden yaitu mahasiswa praktik
(58,43%), kelengkapan pada kajian
klinik KMB yang memenuhi kriteria
metabolik nutrisi (75,28%), kajian pola
penelitian.
aktivitas latihan (75,28%), dan
pemeriksaan fisik dimana tiga aspek dalam
kategori cukup (69,66%).

5
Tabel 2. Mutu Instrumen Pengkajian KMB berbasis Pola Gordon (n=96)

Komponen Nilai Kategori


A. Functionality
1. Menggambarkan kondisi pasien pada 11 kajian pola 100 Baik
2. Menggambarkan masalah keperawatan/ P (problem) 80,99 Baik
3. Mengidentifikasi respon pasien/ S (tanda dan gejala) 80,73 Baik
4. Mengidentifikasi penyebab/ E (etiologi) 80,47 Baik
B.Usability
1. Instrumen mudah dipahami 79,69 Baik
2. Tidak kesulitan dalam mengisi 76,3 Baik
3. Instrumen membantu identifikasi P, E, S 81,25 Baik
4. Mudah digunakan untuk menegakkan diagnosis keperawatan 79,95 Baik
C. Efficiency
1. Bentuk checklist dan paragraf efisien 83,59 Baik
2. Tiap pola kajian menunjukkan P 78,91 Baik
3. Cepat mengetahui masalah/ P 78,91 Baik
4. Efektif mengkaji seluruh aspek respon pasien 79,17 Baik

Hasil analisis deskriptif terhadap mahasiswa menyatakan terbantu dengan


seluruh aspek penilaian mutu instrumen daftar pertanyaan dan adanya kata kunci
pengkajian KMB berbasis Pola Gordon yang tertulis dalam instrumen pengkajian.
yang dinilai oleh 96 orang responden Pada pengkajian riwayat kesehatan
menunjukkan hasil baik (>76%). Penilaian dahulu sebagian besar responden hanya
terhadap fungsi instrumen dalam mengkaji mengisi seputar penyakit yang sebelumnya
data 11 kajian pola fungsional kesehatan pernah diderita pasien, sedangkan lingkup
menurut Gordon mendapatkan 100% riwayat kesehatan ini bukan hanya riwayat
penilaian baik dari seluruh responden. Hal penyakit dan opname saja namun termasuk
ini berarti dalam instrumen yang disusun kebiasaan yang mempengaruhi kesehatan
dapat menggambarkan kebutuhan kajian pasien. Contohnya riwayat alergi, riwayat
masalah kesehatan yaitu pada kajian kecelakaan, dan riwayat penggunaan obat
persepsi kesehatan/manajemen kesehatan, terkait penyakit atau lainnya. Standar
kajian pola nutrisi metabolik, eliminasi, Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI)
aktivitas latihan, kognitif, istirahat tidur, banyak kali mencatat perilaku yang
persepsi diri, peran/ hubungan, seksualitas menunjukkan riwayat kesehatan sebagai
reproduksi, koping toleransi stress dan penyebab dan tanda mayor minor serta
kepercayaan nilai. kondisi klinis terkait dari masalah
keperawatan. Misalnya pada diagnosis
PEMBAHASAN ketidakpatuhan, perilaku tidak mengikuti
Instrumen pengkajian yang digunakan program perawatan dan perilaku tidak
mahasiswa dilengkapi dengan petunjuk menjalankan anjuran sebagai tanda
pengisian sehingga mahasiswa dapat obyektif mayor serta masalah kesehatan
membacanya sebelum melakukan yang membutuhkan perubahan pola hidup
pengkajian ke pasien, namun pada faktanya sebagai kondisi klinis terkait dari diagnosis
mahasiswa seringkali tidak membawa (PPNI, 2016).
lembaran petunjuk tersebut. Berdasarkan Kelengkapan pada pengkajian
hasil penelitian (Nuryanti, 2018) metabolik nutrisi dan aktivitas latihan
6
dalam kategori cukup. Komponen yang dalam melakukan pemeriksaan fisik ini
seringkali tidak diisi oleh mahasiswa akan menghasilkan data penunjang dalam
adalah penghitungan indeks masa tubuh merumuskan diagnosis keperawatan.
(IMT) dan keseimbangan cairan. IMT Secara umum pemeriksaan fisik dilakukan
merupakan metode sederhana dan mudah dari kepala sampai ujung kaki (head to
dalam penghitungan status gizi seseorang. toe), dengan cara inspeksi, palpasi,
Pada standar diagnosis keperawatan auskultasi dan perkusi. Ketidaklengkapan
Indonesia (SDKI) pada sub kategori nutrisi pengkajian fisik ini dimungkinan karena
dan cairan, IMT ini sebagai tanda mayor penguasaan dan pengetahuan yang kurang
dalam penegakan diagnosis seperti berat dalam melakukannya. Penelitian lain
badan berlebih dan obesitas. Selain itu, menuliskan bahwa pengalaman klinis dan
komponen berat badan dan tinggi badan kesabaran dalam teknik melakukan
yang merupakan komponen penghitungan pemeriksaan merupakan faktor yang
berat badan ideal, adalah tanda mayor sangat penting dalam ketrampilan
obyektif pada diagnosis defisit nutrisi pemeriaksaan fisik. Hasil pengkajian akan
(PPNI, 2016). Penilaian status cairan berbeda tergantung pada teknik pemeriksa.
dalam tubuh dilakukan dengan Penelitiannya menemukan bahwa faktor
penghitungan keseimbangan cairan pada internal pada pemahaman sumber daya dan
kajian pola nutrisi dalam pengkajian pola penggunaan literatur dari dosen sangat
Gordon ini. Ketidaklengkapan data akan sedikit pada persentase 50,6%. Di sisi lain,
menyulitkan mahasiswa dalam dari faktor eksternal tentang buku pedoman
menentukan data penunjang utama untuk relatif lebih sedikit dengan prosentase
penegakan diagnosis hipovolemia dan 45,6% (Pratiwi, 2012).
hipervolemia. Kualitas dokumentasi keperawatan
Pengkajian aktivitas latihan pada yang dilakukan perawat berhubungan
komponen aktivitas sebelum sakit tidak secara signifikan dengan pendidikan
diisi yaitu pola waktu bekerja, pengkajian perawat pada shif malam dan berhubungan
frekuensi olah raga (selama … menit dan signifikan dengan beban kerja perawat
… kali/minggu). Pola waktu bekerja pada perawat shif pagi (Linda, 2018). Hal
penting untuk diketahui karena hal ini tersebut sejalan dengan kondisi mahasiswa
memengaruhi kebiasaan istirahat pasien, saat praktik klinik KMB. Mahasiswa tidak
contohnya pasien yang berprofesi sebagai hanya diberi tugas untuk menyusun askep
perawat akan memiliki pola waktu bekerja kasus pasien namun juga memenuhi
shif. Ketidaklengkapan data pengkajian kompetensi yang dirancangkan dalam
pada komponen tersebut dapat checklist keterampilan. Pada pagi hari,
menimbulkan kemungkinan kurangnya kegiatan perawatan yang komplek dan
data fokus untuk merumuskan diagnosis banyak mengharuskan mereka melakukan
keperawatan pada pola aktivitas dan tindakan langsung ke pasien untuk
latihan. mendapatkan nilai keterampilan. Pada saat
Pemeriksaan fisik merupakan satu- mahasiswa dinas malam, mereka
satunya komponen pengkajian yang mempunyai lebih banyak waktu untuk
mempunyai nilai dalam kategori cukup menuliskan dokumentasi askep.
pada aspek lengkap, akurat dan relevan. Türen, S., & Enç, N. (2020) dalam
Pengetahuan dan keterampilan mahasiswa penelitiannya melaporkan bahwa ada

7
perbedaan yang signifikan antara instrumen secara harafiah tersebut dapat
kelompok kontrol dengan kelompok diartikan alat (kata benda) atau
perlakuan yang dirawat dengan model pola melaksanakan (kata kerja), terutama untuk
fungsional kesehatan menurut Gordon. pekerjaan yang presisi; perangkat ukur
Penerapan model Gordon dalam asuhan yang digunakan untuk mengukur tingkat,
keperawatan pasien gagal jantung posisi, kecepatan, dll dari sesuatu;
dikaitkan dengan peningkatan kualitas dokumen resmi atau legal. Sebuah alat atau
hidup secara signifikan, dan mengurangi melaksanakan, terutama untuk pekerjaan
tingkat penerimaan kembali rumah sakit halus atau ilmiah; hal digunakan dalam
pada hari ke-30. Dengan demikian dapat mengejar tujuan atau kebijakan; sarana.
disimpulkan bahwa kajian pola Gordon Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
memiliki pengaruh yang baik dalam menjelaskan bahwa instrumen adalah alat
asuhan pasien. yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu
Hasil skor rata-rata sikap dan (seperti alat yang dipakai oleh pekerja
keterampilan siswa dalam teknik, alat-alat kedokteran, optik dan
mengembangkan proses keperawatan kimia) (Badan Pengembangan dan
menurut pola kesehatan fungsional Gordon Pembinaan Bahasa, 2016). Definisi-
pada kelompok perlakuan lebih besar dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kelompok kontrol. Disimpulkan bahwa pengertian dari instrumen adalah alat atau
model pola fungsional kesehatan Gordon sarana yang dipakai untuk mengukur
dapat meningkatkan pembelajaran siswa tingkat dari suatu pekerjaan ilmiah, berupa
dalam mengembangkan proses dokumen resmi dan legal, dapat dijadikan
keperawatan (Mahnaz Khatiban, Shahin sebagai sarana penelitian dan hasil
Tohidi, Maryam Shahdoust, 2019). pengumpulan datanya dijadikan sebagai
Untuk memudahkan mahasiswa bahan dalam mencapai tujuan atau
dalam mengkaji masing-masing kajian kebijakan tertentu.
disusun berupa checklist atau pertanyaan Instrumen pengkajian keperawatan
singkat atau daftar pertanyaan. Hal ini diharapkan dapat menjadi alat atau sarana
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, yang dipakai dalam mengukur, menilai,
mahasiswa seringkali tidak mengisi kolom mengumpulkan data sebagai bahan untuk
pengkajian karena kurangnya pengetahuan mencapai proses keperawatan. Dalam teori
meskipun petunjuk pengisian sudah disebutkan bahwa saat pengkajian
diberikan namun mahasiswa seringkali keperawatan perawat mengumpulkan data
tidak membawa petunjuk pengisian format tentang status kesehatan klien secara
pengkajian. sistematis, menyeluruh, akurat, singkat,
Definisi instrumen adalah a tool or dan berkesinambungan (PPNI, 2010).
implement, especially one for precision Jika ditinjau dari aspek
work; a measuring device used to gauge functionality (maka dapat disimpulkan
the level, position, speed, etc. of something; bahwa instrumen pengkajian dalam
a formal or legal document. A tool or penelitian ini memiliki mutu baik dalam
implement, especially one for delicate or mengkaji data masalah kesehatan pasien
scientific work; A thing used in pursuing an berdasarkan 11 pola fungsional kesehatan
aim or policy; a means (Oxford menurut Gordon. Aspek usability atau
Dictionaries online 2015). Definisi kemanfaatan instrumen untuk mencatat
8
pengkajian keperawatan yang holistik, KEPUSTAKAAN
kelengkapan komponen pengkajian yang Badan Pengembangan dan Pembinaan
ada dalam instrumen, kemudahan Bahasa, K. P. d. K. R. I., 2016. Kamus
dipahami dan kemudahan diisi, seluruh Besar Bahasa Indonesia Daring.
aspek dinilai dalam kategori baik. Jakarta: Kemendikbud Republik
Efficiency adalah ketepatan daya guna
format dokumentasi asuhan keperawatan Linda, S. E., 2018. Hubungan Antara
sehingga dapat diisi dengan cepat dan tidak Beban Kerja Dan Pendidikan Perawat
membuang tenaga bagi yang Dengan Kualitas Dokumentasi
menggunakannya, dilihat dari unsur bentuk Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rs
format dan efisiensi waktu dalam Pelabuhan Jakarta Tahun 2001. Jurnal
pengisian. Dengan bentuk pertanyaan Kesehatan, pp. 22-40.
berupa checklist atau daftar pertanyaan
Mahnaz Khatiban, Shahin Tohidi, Maryam
atau isian singkat membantu pengkajian
Shahdoust, 2019. The effects of
yang dilakukan mahasiswa lebih efisien.
applying an assessment form based on
the health functional patterns on
KESIMPULAN DAN SARAN
nursing student's attitude and skills in
Simpulan
developing the nursing process.
Mutu dokumentasi pengkajian
International journal of nursing
keperawatan yang dinilai dengan lembar
sciences, pp. 329-333.
observasi skala nominal (ya) dan (tidak)
menunjukkan hasil sebagian besar dalam Nursalam, 2011. Proses dan Dokumentasi
kategori baik. Beberapa komponen dalam Keperawatan: Konsep dan Praktik
kategori cukup yaitu akurasi pada riwayat Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
kesehatan dahulu, kelengkapan pada kajian
metabolik nutrisi kajian pola aktivitas Nuryanti, A., 2018. Evaluasi terhadap
latihan dan pemeriksaan fisik dimana tiga Instrumen Asuhan Keperawatan
aspek dalam kategori cukup. Mutu Medikal Bedah berbasis Pola Gordon
instrumen pengkajian keperawatan dinilai di STIKES Dirgahayu Samarinda,
oleh responden menunjukkan hasil dalam Samarinda: STIKES Dirgahayu
kategori baik pada ketiga aspek Samarinda.
functionality, usability dan efficiency.
Saran PPNI, 2010. Standar Praktik
Saran berdasar hasil penelitian ini, Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI.
institusi pendidikan dapat memanfaatkan PPNI, 2016. Standar Diagnosis
instrumen yang telah diteliti dan Keperawatan Indonesia (SDKI).
mengembangkannya untuk meningkatkan Jakarta: DPP PPNI.
kemampuan dan keterampilan mahasiswa
untuk melakukan proses keperawatan. Pratiwi, I. D., 2012. Identifikasi Faktor
Melakukan uji coba penerapan SDKI, Pendukung Dan Faktor Penghambat
SLKI dan SIKI (3S) seperti arahan dari Penguasaan Skill Pemeriksaan Fisik
PPNI dalam proses keperawatan menurut Pada Mahasiswa Program D-3
model fungsional kesehatan Gordon ini. Keperawatan Universitas

9
Muhammadiyah Malang. Saintika
Medika.
STIKES Dirgahayu Samarinda, 2016.
Kurikulum Program Studi Diploma
Tiga Keperawatan STIKES Dirgahayu
Samarinda. Samarinda: STIKES
Dirgahayu Samarinda.

10

Anda mungkin juga menyukai