Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
2021
SPESIALITE OBAT KARDIOVASKULER
Tujuan Praktikum
Dasar Teori
Penyakit kardiovaskuler adalah penyakit yang menganggu system kerja jantung (kardio) dan
pembuluh darah (vaskuler).
1. Angina
Angina adalah nyeri dada mendadak yang parah, seperti ditekan, yang menyebar ke
leher, rahang bawah, bahu, dan lengan kiri. Angina disebabkan karena ketidakseimbangan
antara aliran darahkoroner dengan kebutuhan oksigen miokard yang menyebabkan iskemia.
Jenis penyakit angina yaitu angina klasik (stabil), angina tidak stabil, dan angina varian
(sewaktu istirahat). Obat-obat yang digunakan sebagai antiangina meliputi golongan β-
bloker, kalsium bloker, dan golongan nitrat.
2. Hipertensi
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah, dimana tekanan darah sistol lebih dari
140 mmHg dan/atau diastol lebih dari 90 mmHg. Diagnosis ditegakkan bila pengukuran
minimal 3 kali pada situasi dan waktu yang berbeda. Berdasarkan etiologinya hipertensi
diklasifikasikan menjadi hipertensi primer (esensial) dan hipertensi sekunder. Obat-obat yang
digunakan sebagai antihipertensi adalah
a. Diuretic
b. ACE Inhibitor
c. Ca-bloker
d. Vasodilator
e. Simpatolitik
f. obat yang bekerja sentral.
3. Hiperlipidemia
Hiperlipidemia adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar lemak
(kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah. Penyakit jantung koroner berkorelasi
langsung dengan kadar kolesterol total. Obat-obat yang digunakan dalam penanganan
hiperlipidemia adalah:
a. Golongan asam fibrat: klofibrat, fenofibrat, benzafibrat, gemfibrozil.
b. Golongan resin: kolestiramin, kolestipol, kolesevam.
c. Golongan penghambat enzim HMG CoA reduktase: simvastatin, lovastatin,
pravastatin, fluvastatin, otorvastatin.
d. Golongan lainnya: probukol, ezetimibe
Cara Kerja
1. Peserta praktikum dibagi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari 3-4 praktikan
2. Leaflet dikumpulkan setiap kelompoknya
3. Setiap kelompok mengidentifikasikan dan mengelompokkan leaflet produk obat
4. Bekerja kelompok dilakukan selama 30 menit.
A. Obat angina
14
8
Quinapril 20 mg/tab Accupril Cardinal Health
Ramipril 2,5 mg/tab, 5 Triarec Sanofi Aventis
mg/tab, 10 mg/tab
Trandolapril 4 mg/kap Mavik Bgp Pharma Ulc
Golongan –bloker
Acebutol 100 mg/tab Sectral Sanofi Aventis
Atenolol 50mg/tab Farnormin Fahrenheit
15
blocker
Doksazosin 1 mg/tab, 2 mg/tab Cardura Pfizer
Prazosin 1 mg/tab Minipress Aspri Pharma Canada Inc
blocker
Doksazosin 1 mg/tab, 2 mg/tab Cardura Pfizer
Prazosin 1 mg/tab Minipress Aspri Pharma Canada Inc
Golongan Angiotensin II
Antagonis
Candesartan 8 mg/tab, 16 Blopress Takeda Indonesia
mg/tab
Irbesartan 150 mg/tab, 300 Cardiocom Combiphar
mg/tab
Losartan 50 mg/tab salut Cozaar Merck Sharp
selaput
Telmisartan 40 mg/tab, 80 Micardis Boehringer Ingelheim
mg/tab
Golongan Diuretik
Amilorid 2,5 mg+25 mg/tab Lorinid Actavis
salut selaput
Bumetanid, 0,5 mg/tab Bumex Validus Pharmaceuticals
LLC
Golongan Lain-lain
Klonidin ( Agonis 0,25 mg/tab Clonidin Indofarma
o2)
Reserpin 0.25 mg/tab Reserpine Eon Labs, Inc
Metildopa 250 mg/tab Dopamet Actavis
(Agonis α2)
Hidralazin 10;25;50 mg/tab Apresoline Sterimax Inc
(vasodilator)
Minoksidil 10 mg/tab Loniten Pharmacia & Upjohn Inc
(vasodilator)
Pembahasan
1. Antiangina
Angina pectoris adalah nyeri jantung mendadak akbat tidak cukupnya aliran
darah karena adanya sumbatan pada arteri koroner yang menuju jantung. Dengan
berkurangnya aliran darah maka oksigen yang menuju ke miokardium juga
berkurang dan ini menimbulkan rasa sakit. Nyeri angina seringkali digambarkan
oleh pasien sebagai rasa kencang, tekanan di tengah-tengah dada, dan nyeri
menjalar ke bawah ke lengan kiri. Nyeri yang menjalar menuju leher dan lengan
kiri seringkali pada angina pectoris yang berat. Serangan angina pectoris dapat
berlanjut menjadi infark miokardium. Nyeri angina biasanya hanya berlangsung
beberapa menit. Frekuensi angina tergantung dari banyak faktor termasuk jenis
angina, yaitu:
a. Klasik atau stabil yang terjadi pada keadaan stress atau bekerja.
b. Tidak stabil (pra infark) yang seringkali terjadi sepanjang hari dan semakin
berat.
c. Varian (Prinz Metal), yang terjadi sewaktu istirahat (Kee, 2009).
Obat-obat antiangina meningkatkan aliran darah, baik dengan menambah
suplai oksigen atau dengan mengurangi kebutuhan miokardium akan oksigen.
Tiga jenis antiangina adalah nitrat, penghambat beta dan penghambat rantai
kalsium. Efek sitemik utama nitrat adalah penurunan tonus vena yang
menurunkan beban kerja jantung. Penghambat beta dan penghambat rantai
kalsium mengurangi beban kerja jantung dan mengurangi kebutuhan oksigen.
a. Nitrat (nitrat organik)
Nitrat dikembangkan pada tahun 1840-an, merupakan agen pertama
yang digunakan untuk meredakan angina. Nitrogliserin tidak ditelan karena
akan mengalami metabolisme tingkat pertama (first pass) oleh hati, yang akan
mengurangi efektivitasnya. Oleh karena itu obat ini diberikan secara
sublingual dan dengan cepat diabsorbsi ke dalam sirkulasi melalui pembuluh
darah sublingual. Tablet sublingual tersedia dalam dosis yang berbeda-beda,
tetapi dosis rata-rata yang diresepkan adalah 0,4mg atau 1/150 gram, setelah
mengalami nyeri jantung diulang setiap 5 menit sampai 3 dosis. Nitrogliserin
juga tersedia dalam bentuk topikal (oistment, patch transdermal) dan bentuk
intravena (Kee, 2009).
Nitrat organik bekerja dengan merelaksasi otot polos vaskular seperti
nitroprusid dan natriuretik peptida. Obat-obat nitrat organik ini meningkatkan
pembentukan siklik GMP dan ini merupakan dasar efek selulernya. Pelepasan
nitogen mooksida (NO) dari nitrat organik pada konsentrasi terapeutik
melibakan suatu reaksi enzimatik dna kemungkinan terjadinya suatu reaksi
dengan mengaktifkan sutu enzim guanilat siklase dalam sitosol otot polos
vaskular dengan berinteraksi dengan suatu gugus hem pada enzim tersebut.
Oleh karena itu, pembentukan cGMP (siklik guanosin monofosfat) meningkat
akan menyebabkan perubahan derajat fosforilasi berbagai protein otot polos
dan akhirnya menjadi defosoforilasi dari myosin light chain dan terjadilah
relaksasi (Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI, 2009).
1) Farmakokinetik
Nitrat sublingual dengan cepat diabsorbsi dan langsung menuju
vena jugularis interna dan atrium kanan. Sekitar 40-50% nitrat diabsorbsi
melalui saluran gastonintestinal, akan dimetabolisme oleh hati.
Nitrogliserin salep dan dalam patch transdermal akan diabsorbsi secara
perlahan melalui kulit (Kee, 2009).
2) Farmakodinamik
Nitrat organik menyebabkan venorelaksasi kuat sehingga
menurunkan tekanan vena pusat (preload jantung berkurang). Pada
individu sehat, nitrat organik akan mengurangi volume sekuncup. Dengan
dosis kecil, terdapat sedikit efek terhadap arterioli dan volume sekuncup
yang berkurang dikompensasi oleh refleks takikardia sehingga tekanan
arterial tidak berubah. Dengan dosis tinggi, terjadi dilatasi arteriol dan
tekanan arterial menurun. Pengumpulan darah pada vena (venous pooling)
terjadi bila penderita berdiri tegak dan menyebabkan hipotensi postural
dan rasa pusing. Namun, aliran koroner meningkat melalui vasodilatasi
arter koroner.karena tekanan arterial dna curah jantung menurun,
konsumsi oksigen miokard berkurang. Hal ini akan mengkibatkan
peningkatan aliran darah koroner menyebabkan suatu peningkatan yang
besar dalam jumlah oksigen dalam darah koroner. Dalam keadaan ini,
sebagian keuntungan dihasilkan dari pengurangan kpnsumsi oksigen
miokardium, sebagai hasil sekunder terjadinya penurunan tekanan arteri
dan tekanan vena pusat . Efek antiangina nitrat organik dihasilkan oleh:
a) Pengurangan konsumsi oksigen jantung sebagai hasil sekunder
pengurangan tekanan arteri dan pengurangan curah jantung.
b) Redistribusi aliran darah koroner ke daerah iskemik melalui
pembuluh kolateral.
c) Hilangnya spasme koroner pada angina varian (Staf Pengajar
Departemen Farmakologi FK UNSRI, 2009).
3) Efek Samping Obat
Pemberian nitrat organik berulang pada otot polos akan
menyebabkan penurunan relaksasi. Efek samping nitrat yang utama
adalah hipotensi posrutal dan sakit kepala. Hal ini adalah penyebab
Monday Morning Sickness pada pekerja pabrik bahan peledak (Staf
Pengajar Departemen Farmakologi FK UNSRI, 2009).
b. Penghambat beta (β- blocker)
Beta blocker menghilangkan gejala angina dengan cara menurunkan
pemakaian oksigen miokard baik pada saat istirahat maupun saat bekerja.
Pengurangan konsumsi oksigen miokard disebabkan efek kronotropik negatif
dan efek inotropik negatif yang dimiliki β-bblocker terhadap jantung.
Walaupun beta blocker ini meningkatkan resistensi perifer total, tekanan
arterial turun karena menurunnya denyut jantung dan kontraktilitas jantung.
Pengurangan frekuensi denyut jantung dan kontraktiitas jantung menyebabkan
peningkatan volume diastolik akhir yang cenderung meningkatkan pemakaian
oksigen. Namun, efek akhir β blocker ini tetap berupa penurunan pemakaian
oksigen miokard terutama selama saat bekerja (Staf Pengajar Departemen
Farmakologi FK UNSRI, 2009).
1) Tabel jenis obat
No Obat Kelarutan Eliminasi Dosis
dalam Lemak Antiangina
1 Asebutolol Rendah Hati 200-600mg 2d.d
2 Atenolol Rendah ginjal 50-100mg
3 Bisoprolol - - 10-20mg 1 d.d
4 Labetalol rendah Hati 100-600mg/hari
5 Metoprolol Sedang Hati 50-100mg 3d.d
6 Nadolol Rendah Ginjal 40-80mg/hari
7 Penbutolol Tinggi Hati 20mg/hari
8 Pindolol Sedang Ginjal dan hati 5-20 mg 3 d.d
9 Propanolol tinggi hati 60mg 4d.d
Tabel 1.1. Jenis obat β- blocker (Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
2) Farmakokinetik
Propanolol per oral diserap baik. Demikian juga hampir semua beta
blocker diabsorbsi baik (kecuali etenolol yang hanya 50% diabsorbsi).
Propanolol dan metoprolol mengalami metabolisme lintas pertama yang
hebat di hepar, sedangkan yang lainnya diekskresikan melalui urin tanpa
mengalami perubahan (Staf Pengajar Departemen Farmakologi FK
UNSRI, 2009).
3) Efek Samping Obat
Beta blocker menurunkan kontraksi dan konduksi jantung, sehingga
terjadi bradikardia dan blok AV. Beta blocker dapat mencetuskan
bronkospasme pada pasien penyakit paru, menurunkan kadar HDL dan
meningkatkan trgliserida (Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
c. Ca Channel Inhibitor (Penghambat Kanal Ca)
Penghambat kanal Ca pertama kali ditemukan adalah verapamil.
Verapamil dan diltiaze menghambat konduksi nodus AV. Keduanya juga
memiliki efek inotropik negatif dan efek vasodilator perifer (Yokota, 2008).
1) Farmakodinamik
Pada otot jantung dan otot polos vaskular terutama berperan dalam
kontraksi. Meningkatnya kadar Ca dalam sitosol akan meningkatkan
kontraksi. Pada otot jantung dan vaskular, masuknya Ca dan pelepasan Ca
dari retikulum sarkoplasmik berperan penting dalam kontraksi, sebaliknya
otot rangka tidak memerlukan Ca ekstrasel karena sistem retikulum
sarkoplasma telah bekerja dengan baik. Hal ini menjelaskan mengapa
kontraksi otot polos dan otot jantung dapat dihambat oleh Ca channel
inhbitor (Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
Pada otot polos yang dominan adalah subtipe L. Penghambat Ca
memiliki reseptor di membran sel sehingga menghambat masuknya Ca ke
dalam sel, sehingga terjadi relaksasi otot polos vaskular, menurunnya
kontraksi jantung dan menurunnya kecepatan nodus SA serta konduksi
nodus AV. Penghambat kanal Ca juga meningkatkan suplai oksigen otot
jantung dengan cara dilatasi koroner dan menurunkan tekanan darah dan
denyut jantung yang mengakibatkan perfusi subendokard membaik
(Farmakologi dan Terapi FK UI, 2007).
2) Efek Samping Obat
Penghambat kanal Ca dapat mengakibatkan kadar digoksin plasma
meningkat dan verapamil tidak boleh digunakan untuk mengatasi
keracunan digitalis, karena dapat menyebabkan gangguan konduksi AV.
Penghambat kanal Ca juga dikontraindikasikan untuk aritmia karena dapat
menyebabkan fibrilasi atrium atau Wolf-Parkinson White (Farmakologi
dan Terapi FK UI, 2007).
2. Antihipertensi
Hipertensi menurut WHO adalah keadaan dimana dijumpai lebih dari 140/90 mmHg
atau lebih untuk usia 13-50 tahun dan tekanan darah mencapai 160/95 mmHg untuk usia di
atas 50 tahun, dan harus dilakukan pengukuran tekanan darah minimal sebanyak dua kali
untuk lebih memastikan keadaan tersebut (UPN, 2009).
Tabel Tabel 1.2. Klasifikasi Hipertensi JNC 7 (Ferri, 2011).
a. Klasifikasi TDS (mmHg) TDD (mmHg)
Normal <120 <80
Prahipertensi 120-139 80-89
Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99
Hipertensi Derajat 2 ≥160 ≥100
Diuretik
Diuretik dipakai untuk dua tujuan utama, yaitu menurunkan hipertensi dan untuk
memperkecil edema pada payah jantung kongestif. Diuretik menghasilkan
peningkatan aliran urin (diuresis) dengan menghambat reabsorbso natrium dan air
dari tubulus ginjal, sehingga menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler.
Beberapa diuretik juga menurunkan resistensi perifer sehingga menambah efek
hipotensinya. Enam kategori diuretik yang efektif untuk menghilangkan air dan
natrium adalah : tiasid, diuretik kuat, diuretik hemat kalium, penghambat
anhidrase karbonik, osmotik, dan merkurial (Kee, 2009).
Dosis dan sediaan ( Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 2007) :
Diuretik kuat
Diuretik hemat K
Nonselektif
KESIMPULAN
1. Obat kardiovaskular dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu : oabt anti hipertensi, obat
anti angina, dan obat antihiperlidemia.
2. Golongan obat anti hipertensi ada 4, yaitu : diuretik, simpatoplegik, vasodilator dan
penghambat angiotensin.
3. Obat anti angina ada tiga kelompok utama, yaitu : nitrat organik, beta bloker dan
antagonis kalsium.
DAFTAR PUSTAKA
Damian, Dodo Saputra. 2009. Farmakologi Obat Inotropik/ Vasopressor. Fakultas
Kedokteran Lambung Mangkurat : Banjarmasin
Departemen Farmakologi dan Terapeutik FK UI. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta :
Balai Penerbit FK UI.
Ferri F. 2011. Practical Guide to The Care of The Medical Patient. Philadelphia: Mosby
Elsevier.
Maheswary VD. Girish MP. 1998. QTT dispersion as marker of left ventricular mass in
essensial hypertension. In : Indian heart journal.
Setiawati, Arini. 2008. Farmakologi dan Terapi: Obat Gagal Jantung. Edisi 5. Jakarta:
Departemen Farmakolgi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
299-311.