Anda di halaman 1dari 6

LARINGITIS AKUT

No. Dokumen : 445/UKP.VII.SOP/…/…/2019

No. Revisi :
SOP
TanggalTerbit : …./…./2019

Halaman : 1/6

PUSKESMAS BOIMAN,Amd,Kep
TOBADAK Nip:19730303199503
1 002

1. Pengertian No. ICPC-2 : R77. Laryngitis/tracheitis acute


No. ICD-10 : J04.0 Acute laryngitis
Tingkat Kemampuan 4A

Masalah Kesehatan
Laringitis adalah peradangan pada laring yang dapat disebabkan oleh
virus, bakteri, atau jamur. Laringitis juga merupakan akibat dari
penggunaan suara yang berlebihan, pajanan terhadap polutan
eksogen, atau infeksi pada pita suara. Refluks gastroesofageal,
bronkitis, dan pneumonia juga dapat menyebabkan laringitis.
Laringitis pada anak sering diderita oleh anak usia 3 bulan hingga 3
tahun, dan biasanya disertai inflamasi pada trakea dan bronkus dan
disebut sebagai penyakit croup. Penyakit ini seringkali disebabkan
oleh virus, yaitu virus parainfluenza, adenovirus, virus influenza A
dan B, RSV, dan virus campak. Selain itu, M. pneumonia juga dapat
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk penanganan pasien laryngitis
akut.

3. Kebijakan Keputusan Kepala Pukesmas Nomor 045/KAPUS/PKM-L/I/2019 Tentang


Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah
4. Referensi No HK 02.02/MENKES/514/2015 tentang panduan praktik klinis bagi dokter di
FKTP

5. Prosedur / Hasil Anamnesis (Subjective)


langkah- Keluhan
langkah 1. Pasien datang dengan keluhan suara serak atau hilang suara
(afonia).
2. Gejala lokal seperti suara parau, seperti suara yang kasar atau
suara yang susah keluar atau suara dengan nada lebih rendah
dari suara yang biasa/normal bahkan sampai tidak bersuara sama
sekali (afoni). Hal ini terjadi karena gangguan getaran serta
ketegangan dalam pendekatan kedua pita suara kiri dan kanan.
3. Sesak nafas dan stridor.
4. Nyeri tenggorokan, terutama nyeri ketika menelan atau berbicara.
5. Gejala radang umum, seperti demam, malaise.
6. Batuk kering yang lama kelamaan disertai dengan dahak kental.
7. Gejala common cold, seperti bersin-bersin, nyeri tenggorok hingga
sulit menelan, sumbatan hidung (nasal congestion), nyeri kepala,
batuk dan demam dengan temperatur yang tidak mengalami
peningkatan dari 38C.
8. Obstruksi jalan nafas apabila ada edema laring diikuti edema
subglotis yang terjadi dalam beberapa jam dan biasanya sering
terjadi pada anak berupa anak menjadi gelisah, nafas berbunyi, air
hunger, sesak semakin bertambah berat.

1/ 6
9. Laringitis kronik ditandai dengan afonia yang persisten. Pada pagi
hari, biasanya tenggorokan terasa sakit namun membaik pada
suhu yang lebih hangat. Nyeri tenggorokan dan batuk memburuk
kembali menjelang siang. Batuk ini dapat juga dipicu oleh udara
dingin atau minuman dingin.
Faktor Risiko
1. Penggunaan suara yang berlebihan.
2. Pajanan terhadap zat iritatif seperti asap rokok dan minum-
minuman alkohol.
3. Adanya refluks laringofaringeal, bronkitis, dan pneumonia.
4. Rhinitis alergi.
5. Perubahan suhu yang tiba-tiba.
6. Malnutrisi.
7. Keadaan menurunnya sistem imun atau daya tahan tubuh.

Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Sederhana (Objective)


Pemeriksaan Fisik
Laringoskopi indirek (khusus untuk pasien dewasa):
1. Pada pemeriksaan fisik akan tampak mukosa laring yang
hiperemis dan membengkak terutama di bagian atas dan bawah
pita suara.
2. Biasanya terdapat tanda radang akut di hidung atau sinus
paranasal.
3. Pada laringitis kronik, dapat ditemukan nodul, ulkus dan
penebalan mukosa pita suara.

Penegakan Diagnostik (Assessment)


Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang jika diperlukan.
Klasifikasi:
1. Laringitis Akut
Laringitis akut adalah radang akut laring, dapat disebabkan oleh
virus dan bakteri. Keluhan berlangsung <3 minggu dan pada
umumnya disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe A dan B),
parainfluenza (tipe 1,2,3), rhinovirusdan adenovirus. Penyebab lain
adalah Haemofilus influenzae, Branhamellacatarrhalis,
Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, dan
Streptococcuspneumoniae.
2. Laringitis Kronik
Laringitis kronik dapat terjadi setelah laringitis akut yang
berulang, dan juga dapat diakibatkan oleh sinusitis kronis, deviasi
septum berat, polip hidung, bronkitis kronik, refluks laringofaring,
merokok, pajanan terhadap iritan yang bersifat konstan, dan
konsumsi alkohol berlebih. Tanda dari laringitis kronik ini yaitu
nyeri tenggorokan yang tidak signifikan, suara serak, dan terdapat
edema pada laring. Mungkin juga disebabkan penyalahgunaan
suara (vocal abuse) seperti berteriak-teriak atau bicara keras.
3. Laringitis Kronik Spesifik
a. Laringitis tuberkulosa
Penyakit ini disebabkan tuberkulosis paru. Setelah diobati,
biasanya tuberkulosis paru sembuh namun laringitis
tuberculosis menetap (membutuhkan pengobatan yang lebih
lama), karena struktur mukosa laring sangat lekat pada
kartilago serta vaskularisasi tidak sebaik paru.
Terdapat 4 stadium:
• Stadium Infiltrasi

2/ 6
Mukosa laring membengkak, hiperemis (bagian posterior),
dan pucat. Terbentuk tuberkel di daerah submukosa, tampak sebagai bintik-
bintik kebiruan. Tuberkel membesar, menyatu sehingga mukosa di atasnya
meregang. Bila pecah akan timbul ulkus.
• Stadium Ulserasi
Ulkus membesar, dangkal, dasarnya ditutupi perkejuan dan terasa nyeri oleh
pasien
• Stadium Perikondritis
Ulkus makin dalam mengenai kartilago laring, paling sering
terkena kartilago aritenoid, dan epiglottis. Terbentuk nanah
yang berbau sampai terbentuk sekuester. Pada stadium ini
keadaan pasien buruk dan dapat meninggal. Bila bertahan
maka berlanjut ke stadium akhir yaitu stadium
fibrotuberkulosis
• Stadium Fibrotuberkulosis
Terbentuk fibrotuberkulosis pada dinding posterior, pita
suara, dan subglotik.
b. Laringitis luetika
Radang menahun ini jarang ditemukan.
Diagnosis Banding
Benda asing pada laring, Faringitis, Bronkiolitis, Bronkitis,
Pneumonia, Tumor pada laring, Kelumpuhan pita suara
Komplikasi
Obstruksi jalan napas atas, Pneumonia, Bronkhitis

Penatalaksanaan Komprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
1. Non-medikamentosa
a. Istirahat suara (vocal rest).
b. Rehabilitasi suara (voice therapy), bila diperlukan.
c. Meningkatkan asupan cairan.
d. Bila terdapat sumbatan laring dilakukan pemasangan pipa
endotrakea, atau trakeostomi.
2. Medikamentosa
a. Parasetamol atau Ibuprofen sebagai antipiretik dan analgetik.
b. Pemberian antibiotik dilakukan bila peradangan dari paru dan
bila penyebab berupa Streptokokus grup A ditemukan melalui
kultur. Pada kasus ini, antibiotik yang dapat digunakan yaitu
golongan Penisilin.
c. Proton Pump Inhibitor pada laringitis yang disebabkan oleh
refluks laringofaringeal.
d. Kortikosteroid dapat diberikan jika laringitis berat.
e. Laringitis tuberkulosis: obat antituberkulosis.
f. Laringitis luetika: penisilin dengan dosis tinggi.
Rencana Tindak Lanjut
Pemeriksaan laringoskopi indirek kembali untuk memeriksa
perbaikan organ laring.
Konseling dan Edukasi
Memberitahu pasien dan keluarga untuk:
1. Menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makan bergizi
dan olahraga teratur.
2. Menghentikan merokok.
3. Mengistirahatkan pasien berbicara dan bersuara atau tidak
bersuara berlebihan.
4. Menghindari makanan yang mengiritasi atau meningkatkan asam
lambung.
Kriteria Rujukan

3/ 6
Indikasi rawat rumah sakit apabila:
1. Terdapat tanda sumbatan jalan nafas atas.
2. Usia penderita dibawah 3 tahun.
3. Tampak toksik, sianosis, dehidrasi atau exhausted.
4. Ada kecurigaan tumor laring.

Prognosis
1. Ad vitam : Bonam
2. Ad functionam : Bonam
3. Ad sanationam : Bonam
Peralatan
1. Lampu kepala
2. Kaca laring
3. Kassa steril
4. Lampu spiritus
6. Diagram Alir Petugas menyapa Petugas melakukan Petugas melakukan
pasien anamnesis (subjective) pemeriksaan fisik
(objective)

Petugas melakukan Petugas melakukan


pemeriksaan penunjang Petugas melakukan
penatalaksanaan
jika diperlukan , Penegakan
komprehensif
melalukan rujukan jika Diagnostik
(plan)
diperlukan (assessment)

Pencatatan dibuku
Petugas mencatat semua hasil Cuci tangan register pasien
anamnesis dan pemeriksaan
di rekam Medis pasien

7. Hal- hal 1. Jika dokter tidak di tempat, maka pelayanan poli umum didelegasikan kepada
perawat.
yang
2. Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan dipuskesmas karna keterbatasan
diperhatikan sarana dan prasarana puskesmas.
3. Pemberian obat-obatan disesuaikan yang tersedia di puskesmas Tobadak
8. Unit terkait 1. Pustu/poskesdes
2. UGD
3. Rawat inap
9. Dokumen 1. SOP pengkajian Awal Klinis
Terkait 2. SOP Pemeriksaan Fisis
3. Rekam Medis

10. Rekam
historis No Yang Dirubah Hasil Perubahan Diberlakukan tanggal
perubahan

4/ 6
LARINGITIS AKUT
No. Dokumen : 445/UKP.VII.SOP/…/…/2019

No. Revisi:

DAFTAR TanggalTerbit:
TILIK
Halaman :

BOIMAN,Amd,Kep
PUSKESMAS
Nip:1973030319950
TOBADAK
3 1002

Tidak
No Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlaku
1 Apakah menyapa memanggil pasien?

2 Apakah petugas melakukan anamnesis (subjective) ?

3 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik (objective)?

4 Apakah Petugas melakukan penegakan diagnose


(assessment)?

5 Apakah Petugas melakukan penatalaksanaan


komprehensif (plan)?

6 Apakah Petugas melakukan pemeriksaan penunjang bila


diperlukan?

7 Apakah Petugas melakukan rujukan internal/eksternal jika


diperlukan?

8 Apakah petugas memeriksakan lab sederhana jika


diperlukan?

9 Apakah petugas mencatat semua hasil anamnesis,


pemeriksaan fisik, diagnose dan penanganan didalam
rekam medic?

10 Apakah petugas mencuci tangan setelah pemeriksaan?

11 Apakah petugas melakukan pencatatan ke dalam buku


register?

CR :………………%.
,……………………
Pelaksana/ Auditor

(………………………………)

5/ 6
6/ 6

Anda mungkin juga menyukai