Anda di halaman 1dari 13

PAPPER

TOKSIKOLOGI LINGKUNGAN
EFEK TOKSIK LOGAM BERAT MERKURI (Hg)

Disusun Oleh :

Nama : Cherlin Rian Rosalia


No. Mahasiswa : 181.11.1036
Jurusan : Teknik Lingkungan ( S-1)

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS TERAPAN
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND
YOGYAKARTA
2021
BAB I
PENDAHULUAN

Merkuri merupakan logam yang berbentuk cair pada suhu kamar (25°C), berwujud
keperakan, tidak berbau, dan mengkilap. Apabila dipanaskan hingga 37°C logam Hg akan
menguap. Logam ini memiliki nomor atom 80, massa atom 200.59, masa jenis 13,55 g/cm3,
titik beku -38,9°C, titik didih 357,3°C, tekanan uap 163 x 10-3 Pa, kelarutan dalam air 60
µg/L pada 20°C, 250 µg/L pada 50°C dengan faktor konversi 1mg/kg = 8,34 mg/m 3, dan
1 mg/m3 = 0,12 mg/kg. Logam Hg terdapat dalam bentuk Hg (murni), Hg anorganik, dan
Hg Organik. (Suhendra dan Ridawati, 2013)
Hg banyak digunakan dalam thermometer karena memiliki koefisien konstan, yaitu
tidak terjadi perubahan volume pada suhu tinggi maupun rendah. Hg juga digunakan
sebagai peralatan pompa vakum, barometer, lampu asap merkuri sebagai sumber sinar
ultraviolet, dan untuk sterilisasi air. Hg mudah membentuk aalloy amalgama dengan logam
lainnya, seperti emas (Au), perak (Ag), platinum (Pt), dan tin (Sn). Garam merkuri yang
penting antara lain HgCl2 yang bersifat sangat toksik. HgCl2 digunakan dalam bidang
kesehatan, Hg(ONC)2 digunakan sebagai bahan detonator dalam bidang kesehatan. HgS
digunakan sebagai pigmen cat berwarna merah terang dan bahan antiseptik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Zat Merkuri


Merkuri (Hg) dapat larut dalam asam sulfat atau asam nitrit, tetapi tahan
terhadap basa. Hg mudah membentuk alloy amalgama dengan logam lainnya,
seperti emas (Au), perak (Ag), platinum (Pt), dan tin (Sn). Garam merkuri yang
penting antara lain HgCl2 yang bersifat sangat toksik. HgCl2 digunakan dalam
bidang kesehatan, Hg(ONC)2 digunakan sebagai bahan detonator dalam bidang
kesehatan. HgS digunakan sebagai pigmen cat berwarna merah terang dan
bahan antiseptic.
Menurut Sutarni (2007) Merkuri organik ialah senyawa merkuri yang
terikat dengan satu logam karbon, contohnya metil merkuri. Sedangkan merkuri
anorganik biasanya berbentuk Hg+ (Mercurous) dan Hg++ (Mercuric). Dalam
hal toksik, merkuri anorganik memiliki racun yang biasanya berasal dari
lingkungan kerja.
Kebanyakan merkuri ditemukan di alam terdapat dalam bentuk gabungan
dengan elemen lainnya, dan jarang ditemukan dalam bentuk elemen terpisah.
Komponen merkuri banyak tersebar di karang – karang, tanah, udara, air dan
organisme hidup melalui proses – proses fisik, kimia dan bahan biologi yang
kompleks. Beberapa sifat merkuri menurut Fardiaz (1992) sebagai berikut:
1. Merkuri merupakan satu – satunya logam yang berbentuk cair pada suhu
kamar (25°C) dan mempunyai titik beku terendah dari semua logam. Yaitu
-39°C.
2. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
3. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan konduktor
yang terbaik dari semua logam.
4. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk komponen
yang disebut amalgam (alloy).
5. Merkuri dan komponen – komponennya bersifat racun terhadap semua
makhluk hidup.
B. Kegunaan Merkuri
Berbagi produk yang mengandung Hg diantaranya adalah bola lampu,
penambal gigi, dan thermometer. Hg digunakan dalam kegiatan penambang
emas, produksi gas klor dan soda kaustik serta dalam industri pulp, kertas dan
baterai. Merkuri dengan klor, blerang, atau oksigen akan membentuk garam
yang digunakan dalam pembuatan krim pemutih dank rim antiseptik. Logam
tersebut digunakan secara luas untuk mengekstrak emas (Au) dari bijinya.
Ketika Hg dicampur dengan biji emas, Hg akan membentuk amalgama dengan
emas (Au) dan perak (Ag). Amalgama tersebut harus dibakar untuk
menguapkan merkuri guna menangkap dan memisahkan butir – butir emas dari
butir – butir batuan. Hg bersifat sangat toksik sehingga penggunaan Hg dalam
berbagai industri sebaiknya dikurangi, termasuk dalam industri farmasi,
kedokteran gigi, industri pertanian, industri baterai, dan lampu fluorescence
(Widowati et al, 2008).

C. Mekanisme Kerja Merkuri dalam Tubuh


Merkuri membentuk berbagai senyawa anorganik (oksida, klorida, dan
nitrat) dan organik (akil dan aril). Logam merkuri dan uap merkuri termasuk
kedalam merkuri anorganik (Palar, 2008). Adapun mekanisme kerja merkuri
dalam tubuh adalah sebagai berikut:
1. Absorpsi
Merkuri masuk ke dalam tubuh terutama melalui paru – paru dalam
bentuk uap atau debu. Sekitar 80% uap merkuri yang terinhalasi akan
diabsorbsi. Absorbs merkuri logam yang tertelan dari saluran cerna hanya
dalam jumlah kecil yang dapat diabaikan, sedangkan senyawa merkuri larut
air mudah diabsorbsi. Beberapa senyawa merkuri organik dan anorganik
dapat diabsorbsi melalui kulit.
2. Distribusi
Dari segi toksisitas, konsentrasi dalam darah merupakan indikator yang
sesuai dari dosis yang diserap dan jumlah yang ada secara sistematik. Metil
merkuri janin berakibat pada tingginya kadar merkuri pada darah uri
dibandingkan dengan darah ibunya. Dari analisis, konsentrasi total merkuri
termasuk bentuk merkuri anorganik, merkuri pada darah tali uri hampir
seluruhnya dalam bentuk termetilasi yang mudah masuk ke plasenta.
Metil merkuri sangat mudah melintas batas sawar darah-otak maupun
plasenta. Hal ini lebih disebabkan oleh sifat lifopilisitas yang tinggi
darimetilmerkuri. Metil merkuri sendiri mudah berdifusi melalui membran
seltanpa perlu sistem transport tertentu. Kerena reaktifitasnya yang tinggi
terhadap gugus sulfhidril yang terdapat pada berbagai protein, maka jumlah
metilmerkuri bebas dalam cairan biologis menjadi sangat kecil. Suatu
transpor aktif pada sawar darah otak diperkirakan membawametalmerkuri
masuk ke dalam otak. Dalam darah, logam yang sangat neurotoksik ini
terikat secara eksklusif pada protein dan sulfhidril berbobotmolekul rendah
seperti sistein. Kompleks MeHg-sistein yang terbentuk beraksi sebagai
analog asam amino, mempunyai struktur mirip metionin, sehingga dapat
diangkut oleh pembawa Sistem-L untuk asam amino bebas untuk melintas
melalui sawar darah otak.
Asam amino yang penting pada rambut adalah sistein. Metilmerkuri
yang bereaksi dan terikat dengan gugus sulfhidril pada sistein
kemudianterserap dalam rambut, ketika pembentukan rambut pada folikel.
Tetapi, membutuhkan waktu paling tidak sebulan untuk dapat terdeteksi
dalamsampel potongan rambut pada pengguntingan mendekati kulit kepala.
Tergantung dari panjang rambut pada sampel, konsentrasi merkuri dapat
merefleksikan pemaparan merkuri dimasa lalu. Namun, karena waktu paruh
merkuri dalam tubuh kira-kira 1,5 - 2 bulan, sampel rambut dekat kulit
kepala merefleksikan pemaparan merkuri yang baru terjadi yang jugaterkait
pada konsentrasi dalam darah pada saat ini.
3. Metabolisme
Metilmerkuri dapat dimetabolisme menjadi merkuri anorganik oleh hati
dan ginjal. Metilmerkuri dimetabolisme sebagai bentuk Hg++.
Metilmerkuri yang ada dalam saluran cerna akan dikonversi menjadi
merkuri anorganik oleh flora usus.
4. Ekskresi
Metilmerkuri dikeluarkan dari tubuh terutama melalui tinja sebagai
merkuri anorganik. Proses ini sebagai hasil dari ekskresi empedu dari
senyawa dan konversi menjadi bentuk anorganik oleh flora usus.
Kebanyakan metilmerkuri yang diekskresi empedu diserap kembali melalui
sirkulasi enterohepatik dalam bentuk organiknya. Kurang dari 1%
metilmerkuri dapat dikeluarkan dari tubuh setiap harinya, hal ini karena
waktu paruh biologisnya yang kira-kira 70 hari. Metilmerkuri juga
dikeluarkan melalui ASI dengan kadar kira-kira 5% dari kadar dalam darah.
Pengeluaran merkuri anorganik melalui ekshalasi, ludah, dan keringat yang
berasal dari metabolisme merkuri organik.

D. Efek Toksik
Berdasarkan sifat kimia dan fisik merkuri (Hg), tingkat atau daya racun
logam berat terhadap hewan air secara berurutan adalah merkuri (Hg), kadium
(Cd), Seng (Zn), timah hitam (Pb), krom (Cr), nikel (Ni), dan kobalt(Co).
Urutan toksisitas logam dari yang paling toksik terhadap manusia adalah Hg²⁺
> Ag²⁺ > Ni²⁺ > Pb²⁺ > As²⁺ > Cr²⁺ > Sn²⁺ > Zn²⁺. Toksisitas logam berat bisa
dikelompokkan menjadi 3, yaitu bersifat toksik tinggi yang terdiri dari unsur-
unsur Hg, Cd, Pb, Cu, dan Zn bersifat toksik sedang, yang terdiri unsur-unsur
Cr, Ni dan Co dan bersifat toksik rendah, yang terdiri atas unsur Mn dan Fe
(Widowati et al,2008).
Keracunan akut oleh Hg bisa terjadi pada konsentrasi Hg uap sebesar 0,5 -
1,2 mg/ mᶾ. Keracunan akut oleh Hg uap menunjukan gejala faringitis, sakit
pada bagian perut, mual-mual dan muntah yang disertai darah, dan shock.
Apabila tidak segera diobati, akan belanjut dengan terjadinya pembengkakan
kelendir ludah, nefritis, dan hepatitis. Penelitian terhadap kelinci dengan uap
Hg 28,8 mg/mᶾ mengakibatkan kerusakan yang parah pada berbagai organ
ginjal, hati, otak, jantung, paru-paru, dan usus besar. Keracunan akut karena
terhirupnya uap Hg berkonsentrasi tinggi menimpa pekerja dalam industri
pengelolahan logam Hg serta penambangan emas. Inhalasi uap Hg secara
kronis bisa mengakibatkan bronchitis, pneumonitis, serta menyebabkan
munculnya gangguan sistem syaraf pusat seperti tremor, pembesaran kelenjar
tiroid, takikardia, demografisme gingivitis, perubahan hematologis, serta
peningkatan ekskresi Hg dalam urin. Gejala akan meningkat lebih spesifik,
yaitu tremor pada jari-jari, mata, bibir, dan bergetarnya seluruh tubuh disertai
kekakuan pada alat ekstremitas, lalu diikuti dengan kehilangan memori,
peningkatan eretisme, depresi, delirium, halusinasi dan salvias (Klaasen et al.,
1986).
Efek toksik Hg berkaitan dengan susunan syaraf yang sangat peka terhadap
Hg dengan gejala pertama adalah parestesia, lalu ataksia, disartria, ketulian, dan
akhirnya kematian. Terdapat hubungan antara dosis Hg dengan gejala
toksisitas, seperti keracunan metal merkuri di Irak yang menunjukkan kadar Hg
pada rambut korban minimum 100 ppm sehingga mincul kadar Hg pada rambut
korban minimum 200 ppm. Apabila kadar Hg pada rambut lebih besar dari 200
ppm. Maka akan semakain besar kasus ataksia. Kasus disarreia terjadi bila
kadar Hg pada rambut korban mencapai 380 ppm. Kadar Hg pada rambut yang
lebih besar dari 380 ppm akan semakin memperbesar kasus disartria. Kasus
kematian terjadi bila kadar Hg pada rambut mencapai 800 ppm. Jika kadar Hg
rambut lebih besar dari 800 ppm, maka akan semakain besar kasus kematian
(Lu, 2006).
Terdapat hubungan kadar Hg dalam rambut dengan tingkat gejala klinis.
Semakin tinggi kadar Hg dalam darah semakin nyata pula gejala klinis. Kadar
Hg dalam darah 0-28 µg/100 mL menunjukan kasus parestesia sebesar 10% dan
kadar Hg > 28 µg/100 mL menunjukan kasus parestesia sebesar >10 % dan
terus meningkat sesuai kadar Hg dalam darah.

E. Cara Merkuri Masuk ke dalam Tubuh Manusia


Bentuk racun dari merkuri yang masuk pada tubuh manusia adalah metil
merkuri (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, mercuri khlor
(HgCl2). Metil merkuri dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang
bersifat asam. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relative pendek
pada tubuh manusia tetapi senyawa metil merkuri terakumulasi di dalam tubuh
10 kali lebih lama. Metil merkuri terakumulasi pada rantai makanan, misal
merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang
hidup di perairan yang telah tercemar merkuri. Merkuri juga dapat dilepaskan
ke atmosfer melalui berbagai kegiatan manusia, terutama dari pembakaran
sampah rumah tangga, limbah industri, dan pembakaran bahan bakar fosil
seperti batubara. Asap yang mengandung merkuri dapat ditransportasikan
melalui udara dan mengendap di daratan maupun air. Asap merkuri dapat
dihisap melalui pernapasan.
Merkuri yang masuk lewat kulit, biasanya merkuri yang terkandung dalam
kosmetik yang dipakai. Merkuri yang masuk melalui kulit, setelah diabsorbsi
di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg2+) yang dibantu oleh
enzim katalase. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat
mengakibatkan:
1. Memperlambat pertumbuhan janin.
2. Keguguran dan mandul.
3. Flek hitam pada kulit akan memucat, seakan pudar dan bila pemakaian
dihentikan, flek tersebut akan timbul kembali dan akan semakain bertambah
parah.
4. Memberikan efek rebound atau respon berlawanan saat pemakaian
kosmetik tersebut dihentikan.
5. Untuk wajah yang awalnya bersih, lama kelamaan akan timbul efek yang
sangat parah.
6. Dapat menyebabkan kanker kulit.
Merkuri yang masuk melalui pernapasan akan diabsorbsi melalui sel darah
merah, kemudian ditransformasikan menjadi merkuri divalent yang sebagaian
akan menuju otak dan kemudian diakumulasikan di dalam jaringan. Beberapa
produk pemutih meliputi sabun dan kosmetik yang diindikasikan palsu atau
kosmetik yang tidak terdaftar di BPOM diketahui mengandung merkuri.
Pemakaian yang tidak bijaksana dari produk pemutih seperti ini akan
menimbulkan efek negative berupa timbulnya belang pada kulit. Dalam jangka
panjang kandungan merkuri tersebut akan ke tubuh melalui kulit untuk
kemudian terakumulasi dalam tubuh.
Sistem syaraf merupakan target utama dari toksisitas merkuri, tetapi
disamping itu ada organ target lain seperti ginjal, hati, dan paru – paru. Dosis
yang tinggi dapat menyebabkan fatalitas pada manusia, sedangkan pada dosis
yang rendah merkuri dapat menimbulkan dampak serius terhadap sistem syaraf,
kardiovaskuler, imunitas, dan reproduksi.
Tabel 1. Target Organ Merkuri dan Efeknya
Organ Target Efek yang ditimbulkan
Sistem Syaraf Gangguan mental
Gangguan penglihatan dan pendengaran
Gangguan fungsi motorik
Gangguan fungsi otak
Sistem Kardiovaskuler Tekanan darah tinggi
Ketidaknormalan denyut jantung
Meningkatkan risiko serangan jantung
Sistem Imunitas, Sistem Reproduksi, Gangguan dan difungsi sistem imunitas,
Hati, Ginjal sistem reproduksi, hati, dan ginjal

F. Cara Merkuri Mencemari Lingkungan


Menurut Sudarmaji (2006) mekanisme kerja suatu bahan kimia terhadap
suatu organ sasaran pada umumnya melewati suatu rantai reaksi yang dapat
dibedakan menjadi 3 fase utama, yaitu fase eksposisi, fase toksokinetik dan fase
toksodinamik.
1. Fase eksposisi adalah ketersediaan biologis suatu polutan di lingkungan dan
hal ini erat kaitannya dengan perubahan sifat-sifat fisikomikianya. Selama
fase eksposisi, zat beracun dapat diubah melalui berbagai reaksi kimia atau
fisika menjadi senyawa yang lebih toksik atau lebih kurang toksik. Jalur
intoksikasinya lewat oral, saluran pernafasan dan kulit. Polutan pada fase
eksposisi di lingkungan industri memiliki sifat fisik berupa padatan, larutan
dan gas. Paparan di industri terbanyak melalui inhalasi, karena bahan kimia
pencemar berada di udara ambien sebagai airbone toxicant, yaitu gas, uap,
debu, fume, kabut dan asap.
2. Fase toksokinetik merupakan fase dimana sebagian dari jumlah zat yang
diabsorbsi mencapai organ target suatu zat toksik di dalam tubuh
organisme. Prosesnya dibedakan dengan menjadi, absorbsi dan distribusi
(invasi), biotransformasi, akumulasi dan ekskresi.
3. Fase toksodinamik merupakan suatu fase dari hasil interaksi dari sejumlah
proses yang sangat rumit dan kompleks.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sifat – sifat yang dimiliki oleh merkuri (Hg) adalah:
a. Merkuri merupakan satu – satunya logam yang berbentuk cair
pada suhu kamar (25°C) dan mempunyai titik beku terendah dari
semua logam. Yaitu -39°C.
b. Merkuri mempunyai volatilitas yang tertinggi dari semua logam.
c. Ketahanan listrik merkuri sangat rendah sehingga merupakan
konduktor yang terbaik dari semua logam.
d. Banyak logam yang dapat larut di dalam merkuri membentuk
komponen yang disebut amalgam (alloy).
e. Merkuri dan komponen – komponennya bersifat racun terhadap
semua makhluk hidup.
2. Mekanisme kerja merkuri dalam tubuh memiliki beberapa tahapan
seperti Absorbsi, Distribusi, Metabolisme, dan Ekresi.
3. Penggunaan Hg dalam sehari – hari dimanfaatkan dalam industri
farmasi, kedokteran gigi, industri pertanian, industri baterai, dan
lampu flourescene.
4. Pemakaian kosmetik yang mengandung merkuri dapat
mengakibatkan:
a. Memperlambat pertumbuhan janin.
b. Keguguran dan mandul.
c. Flek hitam pada kulit akan memucat, seakan pudar dan bila
pemakaian dihentikan, flek tersebut akan timbul kembali dan
akan semakain bertambah parah.
d. Memberikan efek rebound atau respon berlawanan saat
pemakaian kosmetik tersebut dihentikan.
e. Untuk wajah yang awalnya bersih, lama kelamaan akan timbul
efek yang sangat parah.
f. Dapat menyebabkan kanker kulit.
5. Organ target merkuri meliputi: Sistem saraf, sistem kardiovaskular,
sistem imunitas, sistem reproduksi, hati, dan ginjal.
6. Keracunan merkuri menyebabkan keracunan akut dan kronis.
DAFTAR PUSTAKA

Fardiaz, S.1992.Polusi Air dan Udara.Yogyakarta:Konisius.


https://www.academia.edu/40794902/MAKALAH_TOKSIKOLOGI_LINGKUNGAN_DAN_I
NDUSTRI_EFEK_TOKSIK_LOGAM_BERAT_MERKURI_Hg, diakses pada 1 Juli 2021
Lu, Frank C. 2006. Toksikologi Dasar Asas, Organ Sasaran, Dan Penilaian Risiko. Jakarta:UI
Press.
Palar, H.2008.Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat.Jakarta:Rineka Cipta.
Sudarmaji,dkk. 2004. Hubungan Tingkat Konsumsi Ikan Laut Terhadap Kadar Mercury Dalam
Rambut Dan Kesehatan Nelayan Di Pantai Kenjeran Surabaya. Jurnal Teknik
Lingkungan P3TL-BPPT. 5 (1): 17-23. (online),
(http://ejurnal.bppt.go.id/ejurnal/index.php/JTL/article/view/380/535 , Diakses 5 April
2016).
Suhendra, Al dan Ridawati.2013. Bahan Toksik dalam Makanan.Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sutarni.2007.Sari Neurotoksikologi.Yogyakarta:Pustaka Cendekia Press.
Widowati, W., Sastiono, A., dan Raymond, J. R.2008. Efek Toksik Logam "Pencegahan dan
Penanggulangan Pencemaran". Yogyakarta:Andi.

Anda mungkin juga menyukai