Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan :I
Nama Mata Pelatihan : Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Nama Peserta : Muhammad Isnainy Ramadhan, S.Pi
Nomor Daftar Hadir : 01
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BPSDM Provinsi Riau

A. Pokok Pikiran

1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang yang dilandasi oleh kesadaran diri sebagai
warga dari suatu Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan di
Indonesia diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengenai kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbagnsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan meliputi Sejarah pergerakan kebangsaan
Indonesia, 4 pilar berbangsa dan bernegara, bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu
kebangsaan.
4 Konsensus dasar berbangsa dan bernegara antara lain adalah Pancasila, Undang-undang
Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bendera Indonesia
adalah Bendera Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia adalah Bahasa Kesatuan dan bahasa resmi
yang digunakan di seluruh wilayah Indonesia, Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara, dan
Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan yang diciptakan oleh W.R. Supratman.
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda
Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di
dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan
eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan
demikian, bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia bukan hanya
sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi
symbol atau lambang negara yang dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia. Bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup
menghimpun serpihan sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi bahasa
perhubungan luas. Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderung meningkat dari waktu ke
waktu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.

2. Nilai-nilai dasar Bela Negara


Bela Negara merupakan kewajiban setiap warga Negara Indonesia sebagaimana yang
termaktub dalam Undang Undang Dasar Tahun 1945, Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan bahwa
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Pasal 30 ayat
(1) mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara”. Undang Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 Tentang
Pertahanan Negara Pasal 9 ayat (1) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara”. Selanjutnya pada ayat (2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui: pendidikan kewarganegaraan,
pelatihan dasar kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia
secara sukarela atau secara wajib; dan pengabdian sesuai dengan profesi. 
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
Sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia merupakan hasil perjuangan segenap komponen bangsa yang dilandasi oleh semangat
untuk membela Negara dari penjajahan. Perjuangan tersebut tidak selalu dengan mengangkat
senjata, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Nilai dasar Bela Negara kemudian diwariskan kepada para generasi penerus guna menjaga
eksistensi RI. Sebagai aparatur Negara, ASN memiliki kewajiban untuk mengimplementasikan
dalam pengabdian sehari hari. Bela Negara dilaksanakan atas dasar kesadaran warga Negara
serta keyakinan pada kekuatan sendiri yang ditumbuhkembangkan melalui usaha Bela Negara.
Usaha Bela Negara diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela
atau secara wajib, dan pengabdian sesuai dengan profesi. Usaha BelaNegara bertujuan untuk
memelihara jiwa nasionalisme Warga Negara dalam upaya pemenuhan hak dan kewajibannya
terhadap Bela Negara yang diwujudkan dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara demi
tercapainya tujuan dan kepentingan nasional.

Profil Tokoh
Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto, lahir di Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, 8
Juni 1921 – meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun) adalah Presiden kedua
Indonesia yang menjabat dari tahun 1967 sampai 1998, menggantikan Soekarno. Di dunia
internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer "The
Smiling General" (bahasa Indonesia: "Sang Jenderal yang Tersenyum") karena raut mukanya
yang senantiasa tersenyum dan menunjukkan keramahan. Meski begitu, dengan berbagai
kontroversi yang terjadi ia sering juga disebut sebagai otoriter bagi yang berseberangan
dengannya.
Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa
pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30
September 1965, Soeharto kemudian melakukan operasi penertiban dan pengamanan atas
perintah dari Presiden Soekarno, salah satu yang dilakukannya adalah dengan
menumpas Gerakan 30 September dan menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang. Hal
ini merupakan salah satu contoh dari penerapan bela Negara seorang tokoh nasional.
Presiden Soeharto sangat menjunjung tinggi ideology pancasila, hal ini dipaparkan beliau
dalam pidato nya pada Tahun 1968 yaitu “Suatu bangsa harus mempunyai satu pandangan
hidup, falsafah hidup, agar dengan demikian bangsa itu melihat dengan jelas semua persoalan
yang dihadapinya dan ke arah mana tujuan hidup yang akan dicapainya, Kita wajib
mempertahankan Pancasila, sebab Pancasila adalah falsafah negara kita yang telah teruji
kebenarannya dan ketepatannya bagi bangsa Indonesia”.

B. Penerapan
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan bahkan harus memasyarakat agar setiap warga Negara merasa memiliki dan merasa
bertanggungjawab untuk membela Negara ini.
Sebagai seorang Guru Agribisnis Perikanan, hal yang dapat dilakukan adalah
menanamkan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai dasar bela Negara dalam kehidupan sehari-
hari agar menjadi contoh bagi siswa dan siswi. Mulai dari mengajak siswa menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia, mengajak siswa untuk mengingat nama-nama tokoh perjuangan
kemerdekaan Indonesia, dan mengajak siswa untuk mengenal dan menggunakan produk-produk
dari Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai

  • RPP 3.9
    RPP 3.9
    Dokumen2 halaman
    RPP 3.9
    Muhammad Isnainy Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • RPP 3.8
    RPP 3.8
    Dokumen2 halaman
    RPP 3.8
    Muhammad Isnainy Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • RPP 3.10
    RPP 3.10
    Dokumen2 halaman
    RPP 3.10
    Muhammad Isnainy Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • RPP 3.3
    RPP 3.3
    Dokumen2 halaman
    RPP 3.3
    Muhammad Isnainy Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Silabus DDBP
    Silabus DDBP
    Dokumen10 halaman
    Silabus DDBP
    Muhammad Isnainy Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • Drama Pancasila
    Drama Pancasila
    Dokumen8 halaman
    Drama Pancasila
    Muhammad Isnainy Ramadhan
    Belum ada peringkat
  • MTK M6 Latihan
    MTK M6 Latihan
    Dokumen2 halaman
    MTK M6 Latihan
    Muhammad Isnainy Ramadhan
    Belum ada peringkat