A. Pokok Pikiran
1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang yang dilandasi oleh kesadaran diri sebagai
warga dari suatu Negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan di
Indonesia diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya,
mengenai kesatuan dan persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbagnsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan meliputi Sejarah pergerakan kebangsaan
Indonesia, 4 pilar berbangsa dan bernegara, bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu
kebangsaan.
4 Konsensus dasar berbangsa dan bernegara antara lain adalah Pancasila, Undang-undang
Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bendera Indonesia
adalah Bendera Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia adalah Bahasa Kesatuan dan bahasa resmi
yang digunakan di seluruh wilayah Indonesia, Garuda Pancasila sebagai Lambang Negara, dan
Lagu Indonesia Raya sebagai Lagu Kebangsaan yang diciptakan oleh W.R. Supratman.
Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara Garuda
Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri bangsa dan identitas Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di
dalam tata pergaulan dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan
eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Dengan
demikian, bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia bukan hanya
sekadar merupakan pengakuan atas Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi
symbol atau lambang negara yang dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia. Bendera,
bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia menjadi kekuatan yang sanggup
menghimpun serpihan sejarah Nusantara yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi bahasa
perhubungan luas. Penggunaannya oleh bangsa lain yang cenderung meningkat dari waktu ke
waktu menjadi kebanggaan bangsa Indonesia.
Profil Tokoh
Jenderal Besar TNI (Purn.) H. M. Soeharto, lahir di Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, 8
Juni 1921 – meninggal di Jakarta, 27 Januari 2008 pada umur 86 tahun) adalah Presiden kedua
Indonesia yang menjabat dari tahun 1967 sampai 1998, menggantikan Soekarno. Di dunia
internasional, terutama di Dunia Barat, Soeharto sering dirujuk dengan sebutan populer "The
Smiling General" (bahasa Indonesia: "Sang Jenderal yang Tersenyum") karena raut mukanya
yang senantiasa tersenyum dan menunjukkan keramahan. Meski begitu, dengan berbagai
kontroversi yang terjadi ia sering juga disebut sebagai otoriter bagi yang berseberangan
dengannya.
Sebelum menjadi presiden, Soeharto adalah pemimpin militer pada masa
pendudukan Jepang dan Belanda, dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal. Setelah Gerakan 30
September 1965, Soeharto kemudian melakukan operasi penertiban dan pengamanan atas
perintah dari Presiden Soekarno, salah satu yang dilakukannya adalah dengan
menumpas Gerakan 30 September dan menyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang. Hal
ini merupakan salah satu contoh dari penerapan bela Negara seorang tokoh nasional.
Presiden Soeharto sangat menjunjung tinggi ideology pancasila, hal ini dipaparkan beliau
dalam pidato nya pada Tahun 1968 yaitu “Suatu bangsa harus mempunyai satu pandangan
hidup, falsafah hidup, agar dengan demikian bangsa itu melihat dengan jelas semua persoalan
yang dihadapinya dan ke arah mana tujuan hidup yang akan dicapainya, Kita wajib
mempertahankan Pancasila, sebab Pancasila adalah falsafah negara kita yang telah teruji
kebenarannya dan ketepatannya bagi bangsa Indonesia”.
B. Penerapan
Wawasan Kebangsaan dan Bela Negara harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dan bahkan harus memasyarakat agar setiap warga Negara merasa memiliki dan merasa
bertanggungjawab untuk membela Negara ini.
Sebagai seorang Guru Agribisnis Perikanan, hal yang dapat dilakukan adalah
menanamkan wawasan kebangsaan dan nilai-nilai dasar bela Negara dalam kehidupan sehari-
hari agar menjadi contoh bagi siswa dan siswi. Mulai dari mengajak siswa menyanyikan lagu
kebangsaan Indonesia, mengajak siswa untuk mengingat nama-nama tokoh perjuangan
kemerdekaan Indonesia, dan mengajak siswa untuk mengenal dan menggunakan produk-produk
dari Indonesia.