A. Pokok Pikiran
Kesiapsiagaan adalah suatu kondisi siap yang dimiliki oleh seseorang baik fisik, mental,
dan social untuk siaga menghadapi situasi yang beragam dan dinamis. Bela Negara adalah
kebulatan sikap tekad dan perilaku yang akan dilakukan secara ikhlas, sadar, dan disertai
kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap NKRI berdasarkan
pancasila dan UUD 1945 untuk menjaga merawat dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa
dan bernegara,
Kesiapsiagaan dalam latsar CPNS bertujuan untuk memahami dan melaksanakan
kegiatan olah rasa, olah piker, dan olah tindak dalam pelaksanaan kegiatan keprotokolan yang
didalamnya meliputi pengaturan tata tempat, tata upacara, dan tata penghormatan yang berlaku.
Selain itu, Kesiapsiagaan bertujuan untuk pembinaan pola hidup sehat disertai pelaksanaan
kegiatan pembinaan mental lainnya yang disesuaikan dan berhubungan dengan kebutuhan serta
ruang lingkup pekerjaan, tugas, dan tanggungjawab, serta hak dan kewajiban PNS.
Kesiapsiagaan bela Negara memiliki manfaat sebagai berikut :
a. Membentuk sikap disiplin
b. Membentuk solidaritas
c. Membentuk mental dan fisik yang tangguh
d. Menanamkan cinta tanah air dan patriotism
e. Melatih jiwa kepemimpinan
f. Membentuk iman dan taqwa
g. Berbakti
h. Melatih cepat, tangkas, dan tepat
i. Menghilangkan sikap negative
j. Membentuk perilaku positif
Aksi nasional bela negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara guna
mengatasi segala macam ATHG (Ancaman, Tantangan, Halangan, Gangguan) dengan
berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan Negara yang berdaulat, adil, dan
makmur (Inpres no 7/2018).
Nilai-nilai dasar bela Negara adalah sebagai berikut :
a. Cinta tanah air
b. Sadar berbangsa dan bernegara
c. Setia kepada pancasila sebagai ideology Negara
d. Mempuanyai kemampuan awal bela negara
e. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
Bela negara merupakan hak dan kewajiban bagi seluruh warga negara Indonesia
sebagaimana yang telah tertuang dalam UUD Tahun 1945 pasal 27 dan 30. Kemampuan awal
bela negara memiliki dua komponen. Komponen yang pertama adalah komponen fisik yang
terdiri dari kesehatan dan kesiapsiagaan mental dan jasmani. Sedangkan komponen non fisik
terdiri dari etika, etiket, moral, serta kearifan lokal. Semua komponen tersebut dilatih dengan
cara olah raga, olah rasa, serta olah pikir. Sehingga setelah semua hal tersebut dilakukan
outputyang diharapkan dari diri seorang ASN adalah kedisiplinan, jiwa kepemimpinan,
kerjasama, dan prakarsa atau kreatifitas. hal tersebut terkait akan fungsi seorang ASN yaitu
menjalakankan kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.
Contoh kasus kurangnya kesadaran terhadap sikap bela Negara
Terjadinya ketidakharmonisan hubungan antar sesama siswa disekolah yang diakibatkan
oleh perbedaan suku dan bahasa. Hal ini terjadi karena tidak adanya kesadaran berbangsa dan
bernegara pada diri siswa disekolah. Seharusnya jika kesadaran berbangsa dan bernegara ini
dapat diterapkan dalam diri siswa tersebut maka tidak akan terjadi perkelahian yang diakibatkan
oleh perbedaan suku dan bahasa.
B. Penerapan
Sebagai seorang guru. Contoh kesiapsiagaan bela Negara yang dapat diterapkan adalah
sebagai berikut :
Penerapan kesiapsiagaan bela Negara yang telah diterapkan dalam kehidupan seorang
guru diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :