Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“KEWIRAUSAHAAN”

Di Bina Oleh: Dr. Akmal, S.H, M.Si

Oleh :

Kelompok 1

Vionny Desviana Syamsuri (18032024)

Maria Syafri (18016162)

Seri Malini (18332046)

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini
kami akan membahas mengenai “Kewirausahaan”.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami meminta pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita
semua.

Padang, 12 September 2019

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak sekali pengertian yang diberikan oleh para ahli mengenai


kewirausahaan. Richard Cantillon (1697‐1734) seorang ekonom Irlandia,
keturunan Perancis mencoba membahas wirausahawan. Istilah entrepreneur
berasal kata dari ”entreprende” daridari bahasa Perancis yang berarti
”menjalankan” (Kuratko dan Hodgetts, 1998). Entrepreneurship merupakan jiwa
kewirausahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu dengan
kemampuan pasar (Hisrich dkk, 2005), sementara entrepreneurial merupakan
kegiatan dalam menjalainkan usaha atau berwirausaha (Helmi & Megasari, 2006).
Cantillon menegaskan bahwa seorang wirausahawan adalah seorang pengambil
resiko, dengan melihat perilaku mereka yakni membeli pada harga yang tetap
namun menjual dengan harga yang tidak pasti. Ketidakpastian inilah yang disebut
dengan menghadapi resiko (Hisrich, dkk. 2005). Pendapat Cantillon ini
mengkaitkan kegiatan berwirausaha dengan karakter wirausahawan yaitu berani
mengambil resiko.

B. Rumusan Masalah:

a. Apakah yang di maksud dengan kewirausahaan?


b. Apa saja tujuan dari kewirausahaan?
c. Apakah manfaat dari kewirausahaan?
d. Apa saja ciri dan watak dari kewirausahaan?
e. Apakah prinsip kewirausahaan?
f. Apa saja faktor penyebab kegagalan kewirausahaan?
BAB II

DASAR TEORI

A. Pengertian Kewirausahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai
atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun
operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan operasinya, serta
memasarkannya Definisi lainnya dari kewirausahaan, di antaranya sebagai
berikut:

a. Kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang


dijadikan sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat,
proses, dan hasil (Ahmad Sanusi, 1994)
b. Kewirausahaan adalah nilai yang dibutuhkan untuk memulai
sebuah usaha dan mengembangkan usaha (Soeharto Prawiro, 1997)
c. Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang
baru (kreatif) dan berbeda (inovatif) yang bermanfaat dalam
memberikan nilai lebih.
d. Kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda (Drucker, 1959)
e. Kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan
keinovasian dalam memecahkan persoalan dan menemukan
peluang untuk memperbaiki kehidupan usaha (Zimmerer, 1996)
f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan
jalan mengombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan
berbeda untuk memenangkan persaingan.
g. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan
seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah
pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja,
teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar Wirausaha mengarah
kepada orang yang melakukan usaha/kegiatan dengan segala
kemampuan yang dimilikinya, sedangkan kewirausahaan
menunjuk pada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha
dalam melaksanakan usaha/kegiatan
h. Kewirausahaan yang sering dikenal dengan sebutan
entrepreneurship yang diterjemahkan secara harfiah sebagai
perantara, diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang
mampu memadukan unsur cipta, rasa,dan karsa, serta karya atau
mampu menggabungkan unsur kreativitas, tantangan, kerja keras,
dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal
i. Stoner James (1997) mendefinisikan kewirausahaan sebagai
kemampuan mengambil faktor-faktor produksi lahan kerja, tenaga
kerja, dan modal menggunakannya untuk memproduksi barang
atau jasa baru Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat
atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain
j. Paul H Wilken menjelaskan bahwa kewirausahaan mencakup
upaya mengawali perubahan dalam produksi, sedangkan
manajemen men-cakup koordinasi proses produksi yang sudah
berjalan.
k. Richard Cantillon (1725) mendefinisikan kewirausahaan sebagai
orang-orang yang menghadapi risiko yang berbeda dengan orang
yang menyediakan modal Cantillon lebih menekankan pada bagai.
manamana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Blaudeu (1797)
bahwa kewirausahaan adalah orang-orang yang menghadapi risiko,
merencanakan, mengawasi, mengorganisasi, dan memiliki
Demikian halnya, Albert Shapero (1975) mendefenisikan sebagai
pengambilan inisiatif mengorganisasi suatu mekanisme sosial
ekonomi dan menghadapi risiko kegagalan.
l. Definisi kewirausahaan dengan penekanan pada penciptaan hal-hal
baru dikemukakan oleh Joseph Schumpeter (1934) bahwa
kewirausahaan adalah melakukan hal-hal baru atau melakukan hal-
hal yang sudah dilakukan dengan cara baru, termasuk penciptaan
produk baru dengan kualitas baru, metode produksi, pasar, sumber
pasokan, dan organisasi Schumpeter mengaitkan wirausaha dengan
konsep yang diterapkan dalam konteks bisnis dan mencoba
menghubungkan dengan kombinasi berbagai sumber daya.
m. Sejalan dengan penekanan pada penciptaan hal-hal baru dan
risiko, Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008) mendefinisikan sebagai
proses penciptaan sesuatu yang baru pada nilai menggunakan
waktu dan upaya yang diperlukan, menanggung risiko keuangan,
fisik, serta risiko sosial yang mengiringi, menerima imbalan
moneter yang dihasilkan, serta kepuasan dan kebebasan pribadi.
n. Wennekers dan Thurik (1999) melengkapi definisi kewirausahaan
dengan menyintesiskan peran fungsional wirausahawan sebagai:
“kemampuan dan kemauan nyata seorang individu, yang berasal
dari diri mereka, baik tim di dalam maupun di luar organisasi yang
ada untuk menemukan dan menciptakan peluang ekonomi baru,
yang meliputi produk, metode produksi, skema organisasi, dan
kombinasi barang-pasar, serta untuk memperkenalkan ide-ide
mereka di pasar” Selain menekankan pada penciptaan hal-hal baru
dan risiko, definisi yang dikemukakan oleh Wennekers dan Thurik
juga menekankan pada kemauan dan kemampuan individu Hal ini
sejalan dengan definisi yang tertuang dalam Inpres No 4 tahun
1995 yang mendefinisikan kewirausahaan sebagai semangat, sikap,
perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
dan/atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru
dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan
pelayanan yang lebih baik dan/atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar.
B. Tujuan Kewirausahaan
Kewirausahaan merupakan proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi
risiko atau ketidakpastian.
TujuanTujuan Kewirausahaan yaitu:
1. Meningkatkan jumlah wirausaha yang berkualitas
2. Mewujudkan kemampuan dan kemantapan para wirausaha untuk
menghasilkan kemajuan dan kesejahteraan masyarakat

C. Manfaat Kewirausahaan
Kegiatan kewirausahaan dapat membantu perekonomian menjadi lebih
baik. Menurut Zimmerer dkk (2008) manfaat kewirausahaan yaitu:
1. Peluang untuk Menentukan Nasib Anda Sendiri
Memiliki usaha atau perusahaan sendiri memberikan kebebasan dan
peluang bagi para wirausaha untuk mencapai apa yang penting
baginya.
2. Peluang untuk Melakukan Perubahan
Semakin banyak bisnis yang memulai usahanya karena mereka dapat
menagkap peluang untuk melakukan berbagai perubahan yang
menurut mereka sangat penting. Mungkin berupa penyediaan
perumahan sederhana yang sehat dan layak pakai, dan mendirikan daur
ulang limbah untuk melestarikan sumber daya alam yang terbatas,
pebisnis kini menemukan cara untuk mengombinasikan wujud
kepedulian mereka terhadap berbagai masalah ekonomi dengan sosial
dengan harapan untuk menjalani hidup yang lebih baik.
3. Peluang untuk mencapai potensi sepenuhnya
Banyak orang menyadari bahwa bekerja di suatu perusahaan seringkali
membosanka, kurang menantang dan tidak ada daya tarik. Hal ini tentu
tidak berlaku bagi seorang wirausahawan, bagi mereka tidak banyak
perbedaan antara bekerja atau menyalurkan hobi atau bermain,
keduanya sama saja. Bisnis-bisnis yang dimiliki oleh wirausahawan
merupakan alat untuk menyatakan aktualisasi diri. Keberhasilan
mereka adalah suatu hal yang ditentukan oleh kreativitas, antusias,
inovasi, dan visi mereka sendiri. Memiliki usaha atau perusahaan
sendiri memberikan kekuasaan kepada mereka, kebangkitan spiritual
dan mampu mengikuti minat atau hobinya sendiri.
4. Peluang untuk Meraih Keuntungan
Walaupun pada tahap awal uang bukan daya tarik utama bagi
wirausahawan, keuntungan berwirausahawan merupakan faktor
motivasi yang penting untuk mendirikan usaha sendiri, kebanyakan
pebisnis tidak ingin menjadi kaya raya, tetapi kebanyakan diantara
mereka yang menang menjadi berkecukupan. Hampir 75% yang
termasuk dalam daftar orang terkaya (Majalah Forbes) merupakan
wirausahawan generasi pertama.
5. Memiliki peluang untuk berperan aktif dalam masyarakan dan
mendapatkan
pengakuan atas usahanya
Pengusaha atau pemilik usaha kecil seringkali merupakan warga
masyarakat yang paling dihormati dan dipercaya. Kesepakatan bisnis
berdasarkan kepercayaan dan saling merhormati adalah ciri pengusaha
kecil.Pemilik menyukai kepercayaan dan pengakuan yang diterima
dari pelanggan yang telah dilayani dengan setia selam bertahun-tahun.
Peran penting yang dimainkan dalam sistem bisnis dilingkungan
setempat serta kesadaran bahwa kerja memilki dampak nyata dalam
melancarkan fungsi sosial dan ekonomi nasional adalah merupakan
imbalan bagi manajer perusaan kecil.
6. Peluang untuk melakukan sesuatu yg Anda sukai
Hal yang didasarkan oleh pengusaha kecil atau pemilik perusahaan
kecil adalah bahwa kegiatan usaha mereka sesungguhnya bukan kerja.
Kebanyakan kewirausahawan yang berhasil memilih masuk dalam
bisnis tertententu, sebab mereka tertarik dan menyukai pekerjaan
tersebut. Mereka menyalurkan hobi atau kegemaran mereka menjadi
pekerjaan mereka dan mereka senang bahwa mereka melakukannya.
D. Ciri dan Watak Kewirausahaan
1. Percaya diri

Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang


dalam menghadapi tugas (Wijandi, 1988: 33). Dalam praktik sikap dan
kepercayan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai melakukan
dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab
itu, kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas
dan ketidaktergantungan. Sesorang yang memiliki kepercayaan diri
cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai
keberhasilan (Zimmer, 1996: 7 dalam Suryana 2003: 21). Sifat-sifat
percaya diri dimulai dari pribadi yang mantap, tidak mudah terombang
ambing oleh pendapat dan saran orang lain (Alma, 2004: 40),.
Kepercayaan diri juga ditentukan oleh kemandirian dan kemampuan
sendiri. Seseorang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi, relatif
lebih mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah sendiri tanpa
menunggu bantuan orang lain. Kunci keberhasilan adalah untuk
memahami diri sendiri. Oleh sebab itu wirausaha yang sukses adalah
wirausaha yang mandiri dan percaya diri (Wirasasmita, 1994: 2). Definisi-
definisi tersebut menjelaskan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu
paduan keyakinan dan sikap kemandirian, serta optimisme seseorang
dalam menghadapi tugas.

2. Berorientasi pada tugas dan hasil


Wirausaha tidak mengutamakan prestise dulu, tetapi prestasi kemudian. Ia
berharap pada prestasi baru kemudian setelah berhasil prestisenya akan
meningkat. Wirausaha-wirausaha yang selalu memikirkan prestise dulu
dan prestasi kemudian, usahanya tidak akan mengalami kemajuan.
Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil adalah orang yang
selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras, mempunyai
dorongan kuat, energik, dan berinisiatif (selalu ingin mencari dan memulai
sesuatu) (Suryana, 2003: 21). Dalam bekerja selalu mendahulukan hasil
kerja atau prestasi, tidak malu atau gengsi dalam melakukan pekerjaan,
memiliki tekad yang kuat dalam bekerja.

3. Pengambilan resiko
Kemauan dan kemampuan mengambil resiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaan. Keberanian untuk menanggung resiko yang
menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan resiko yang penuh
dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila
berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik. Situasi
resiko kecil dan situasi resiko tinggi dihindari karena sumber kepuasan
tidak mungkin didapat pada masing-masing situasi tersebut. Artinya,
wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat
dicapai (Meredith, 1996: 37). Wirausahawan tidak takut menjalani
pekerjaan dengan resiko besar selama mereka telah memperhitungkannya
akan berhasil mengatasi resiko itu. Mereka menyadari bahwa prestasi
besar hanya mungkin dicapai jika mereka bersedia menerima resiko
sebagai konsekuensi terwujudnya tujuan. Wirausaha dalam melakukan
kegiatan usahanya penuh dengan resiko dan tantangan, seperti persaingan,
harga turun naik, barang tidak laku dan sebagainya. Tetapi semua
tantangan ini harus dihadapi dengan penuh perhitungan. Jika perhitungan
sudah matang baru membuat pertimbangan dari berbagai macam segi
(Alma, 2004: 41). Dan dalam hal ini pengambilan resiko merupakan
pengambilan resiko yang dengan penuh perhitungan dan realistik,
menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai.

4. Kepemimpinan
Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan,
kepeloporan, keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dulu, lebih
menonjol. Ia selalu memanfaatkan perbedaan sebagai sesuatu yang
menambah nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk mencari peluang, terbuka
untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang
(Suryana, 2003: 23). Seorang entrepreneur selalu dapat menyesuaikan diri
dengan organisasi yang dipimpinnya, berpikiran terbuka dengan mau
mendengar kritik dan saran dari bawahan, dan bersifat responsif terhadap
masalah-masalah yang dihadapi. Sifat kepemimpinan memang ada dalam
diri masing-masing individu, maka sifat kepemimpinan tergantung pada
masing-masing individu dalam menyesuaikan diri dengan organisasi atau
orang yang dipimpin (Alma, 2004: 41). Ada pemimpin yang disenangi
oleh bawahan, mudah memimpin sekelompok orang, ia diikuti dan
dipercaya oleh bawahan. Tapi ada pula pemimpin yang tidak disenangi
bawahan atau tidak senang pada bawahannya, ia mau mengawasi
bawahannya tapi tidak ada waktu untuk itu. Menanam kecurigaan pada
orang lain pada suatu ketika akan berakibat tidak baik pada usaha yang
sedang
dijalankan. Maka wirausaha sebagai pemimpin yang baik harus mau
menerima kritik dan saran dari bawahan serta harus bersifat responsif.
Berdasarkan hal tersebut kepemimpinan berarti bertingkah laku sebagai
pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain, dan berpikiran terbuka
dengan mau mendengar kritik dan saran dari bawahannya.

5. Keorisinilan
Nilai inovatif, kreatif, dan fleksibilitas merupakan unsur-unsur keorisinilan
seseorang. Wirausaha yang inovatif adalah orang-orang yang kreatif dan
yakin dengan adanya cara-cara baru yang lebih baik (Wirasasmita, 1944:
7) dengan ciri-ciri :
a. tidak pernah puas dengan cara-cara yang dilakukan saat ini, meskipun
cara tersebut cukup baik.
b. selalu menuangkan imajinasi dalam pekerjaannya.
c. selalu ingin tampil beda atau memanfaatkan perbedaan. Kreatif dari
akronimnya sendiri dapat diartikan sebagai keinginan untuk maju, rasa
ingin tahu yang kuat, enthusiasme (antusiasme/semangat) yang besar,
analisis yang sistematis, terbuka untuk menerima saran dan pendapat
orang lain, inisiatif yang menonjol, berani mengambil keputusan dan
langkah yang berbeda dari orang lain, dan pikiran yang terkonsentrasikan
pada satu pokok pemikiran. Rasa ingin tahu yang kuat itu sendiri, yakni
mencari sumber informasi, dengan membaca, bertanya pada orang yang
berpengetahuan dan berpengalaman dalam bidang profesi dan
pengetahuan. Sifat-sifat orisinil tidak selalu ada pada diri seseorang, yang
dimaksud orisinil adalah tidak hanya mengekor pada orang lain tapi
memiliki pendapat sendiri dan ada ide yang orisinil untuk melaksanakan
sesuatu. Orisinil tidak berarti baru sama sekali, tapi hal tersebut
mencerminkan hasil kombinasi baru dari komponen-komponen yang
sudah ada sehingga melahirkan sesuatu yang baru (Alma, 2004: 41). Dari
definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai inovatif, kreatif,
dan fleksibilitas yang merupakan unsur-unsur keorisinilan seseorang, dan
rasa ingin tahu yang besar dengan mencari sumber informasi, dengan
membaca, bertanya pada orang yang berpengetahuan dan berpengalaman
dalam bidang profesi dan pengetahuan.
6. Berorientasi ke depan
Wirausaha harus perseptif, mempunyai visi ke depan, apa yang akan
dilakukan dan apa yang ingin dicapai. Karena sebuah usaha bukan
didirikan untuk sementara tapi selamanya. Maka faktor kontinuitas harus
dijaga dan pandangan harus ditujukan jauh ke depan. Untuk menghadapi
pandangan jauh ke depan seorang wirausaha akan menyusun perencanaan
dan strategi yang matang, agar jelas langkah-langkah yang akan
dilaksanakan (Alma, 2004: 42). Orang yang berorientasi ke masa depan
adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan.
Karena memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka ia selalu
berusaha untuk
berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003: 23). Muray dalam Sukardi, (1999:
3) mengemukakan bahwa ada 15 variabel kepribadian seseorang, dimana
kepribadian sesorang dapat dilihat pada tabel 3. Dari 15 (lima belas)
variabel kepribadian di atas, masih menurut Muray paling tidak seorang
wirausaha memiliki 8 (delapan) variabel kepribadian, kepribadian yang
pada umumnya dimiliki oleh soerang wirausaha antara lain, Acheivement,
Order, Autonomy, Affilituon, Intraception, Dominance, Change, dan
Endurance.

1. Archievement
Berusaha untuk melakukan segala sesuatu dengan baik, ingin
yang terbaik, sukses, menunjukkan kemampuan dan usahanya,
otoritas, dapat mengerjakan tugas yang sulit dan dapat
memecahkan masalah yang sulit.
2. Order
Merencanakan segala sesuatu, membuat rencana sebelum
memulai pekerjaan yang sulit, mengorganisasi pekerjaan-
pekerjaan secara rinci.
3. Autonomy
Memiliki kebebasan dan kemandirian untuk membuat
keputusan, merasa melakukan bebas segala sesuatu yang
diinginkan, tidak mempedulikan apa pendapat orang lain
tentang apa yang dilakukannya.
4. Affilation
Loyal terhadap persabahatan, senang membina hubungan
persahabatan baru, senang sharing, melakukan segala sesuatu
dengan dan untuk teman, bentuk kelekatan yang kuat.
5. Intraceptions
Mampu menganalisis motivasi-motivasi sesorang, merasakan
apa yang dirasakan dan yang dipikirkan, keinginan apa yang
diharapkan, masalah apa yang dihadapi, kemampuan apa yang
dimiliki nantinya yang digunakan untuk memdreskripsikan
bagaimana perilakunya dalam meraih sesuatu.
6. Dominance
Memiliki kemampuan untuk memimpin, membuat keputusan
kelompok, memiliki kemampuan beragumen, mempengaruhi
orang lain sesuai keinginannya, serta mengarahkan apa yang
harus dilakukan orang lain.
7. Change
Membutuhkan peristiwa/keadaan yang baru dan berbeda dari
sebelumnya. Perubahan-perubahan yang diinginkan itu dapat
berupa teman-teman baru, lingkungan baru, pengalaman baru
ataupun pekerjaan baru. Mampu menyelesaikan pekerjaan
sampai tuntas,
8. Endurance
menyelesaikan problem-problem sampai, kalau bias dikerjakan
sendiri tanpa campur tangan orang lain, serta tidak akan
berhenti dan puas kalau tugas belum seltuntas
9. Defence
Berusaha untuk mengerti orang lain, apa yang mereka pikirkan,
dapat mengatakan kepada orang lain tentang apa yang
dilakukan untuk mengahasilkan pekerjaan yang bagus,
menerima kepemimpinan orang lain, mengajak orang lain
untuk membuat keputusan.
10. Succarance
Mengharapkan orang lain membantu disaat kesulitan, perlu
orang lain untuk mengerti, memahami dan menerima, serta
memperhatikan dirinya.
11. Abasement
Dapat merasa bersalah ketika melakukan kesalahan,
menerimaresiko akibat dari kesalahan yang dibuat.

12. Nurturance
Membutuhkan teman ketika mebutuhkan perhatian, serta dapat
menunjukan perhatian juga pada orang lain, menarik perhatian
pada problem-problem personal.
13. Exihibition
Dapat menceritakan petualangan dan pengalaman pribadi,
dapat menerima dan menggali pengalaman dari orang lain,
senang menjadi pusat perhatian.
14. Heterosexuality
Senang terlibat dengan lawan jenis, mengikuti kegiatan-
kegiatan sosial dengan lawan jenis.
15. Aggression
Mengatakan apa yang dipikirkan tentang orang lain, mengkritik
tentang kelemahan atau kekurangan orang lain, menjadi marah
dan menyalahkan orang lain ketika terjadi hal-hal yang tidak
baik.

E. Prinsip Kewirausahaan
Menurut Dhidiek. D. Machyudin prinsip dalam berwirausaha adalah
sebagai berikut:
1. Harus optimis
2. Ambisius
3. Dapat membaca peluang pasar
4. Sabar
5. Jangan putus asa
6. Jangan takut gagal
7. Kegagalan pertama dan kedua itu biasa, anggaplah kegagalan adalah
kesuksesan yang tertunda. Sedangkan khafidhul ulum mengemukakan
prinsip kewirausahaan sebagai berikut :
1. Passion (semangat)
2. Independan (mandiri)
3. Marketing sensitivity (kreatif dan inovatif)
4. Calculated risk taker (mengambil resiko penuh perhitungan )
5. Persisten (pantang menyerah)
6. High ethical standart (berdasarkan standar etika) Apabila pendapat
dhidiek D. Machayudin dan kafidhul ulum tersebut digabungkan, maka
paling tidak terdapat 13 prinsip dalam berwirausaha yaitu :
1) Jangan takut gagal
Banyak yang berpendapat bahwa untuk berwirausaha di anolakkan dengan
impian seseorang untuk dapat berenang. Walaupun teori mengenai
berbagai gaya berenang sudah dikuasai dengan baik dan literature sudah
lengkap, tidak ada gunanyakalau tidak diikutu dengan nyebur kedalam air
(peraktek berenang). Demikian halnya untuk berusaha, tidak ada gunanya
berteori kalau tidak terjun paying, sehinggamengalami(berpengalaman),
dan sekali lagi jangan takut gagal, sebab kegagalan adalah kesuksesan
yang tertunda.

2) Semangat
Dari nasehat Harvey mckey (pada nomor 1) hal yang menjadi penghargaan
terbesar bagi wirausahaan bukanlah tujuannya, melainkan lebih kepada
proses dan atau perjalanannya. Dari sarana ini, maka bersemangatlah
dalam usaha anda, pasti kedepannya akan berhasil.

3) Kreatif dan inovatif


Kreativitas dan inovasi adalah model utama bagi seorang wirausaha.
Seorang wirausaha tidak boleh berhenti berkreasi dan berinovasi dalam
segala hal. Berfikir kreatif merupakan sebuah proses yang dapat
dikembangkan dan ditingkatkan. Namun setiap orang memiliki
kemampuan kretif berbeda. Selama ini ada anggapan yang salah mengenai
orang yang kreatif. ada yang mengatakan hanya orang kjenius atau orang
pintar saja yang memiliki kratifitas. Kreatifitas bukanlah suatu bakat
misterius yang diperuntukakkan bago sekelompok orang tertentu. Menurut
Munandar, bahwa kratifitas dapat terwujud dimana saja dan oleh siapa saja
tidak tergantung usia, jenis kelamin, keadaan sosial ekonomi, atau tingkat
pendidikan tertentu. Kreatifitas dimiliiki oleh semua orang dan dapat
ditingkatkan, oleh sebab itu harus dipupuk dan dikembangkan agar tidak
terpendam dan tidak dapat diwujudkan. Proses berfikir kreatif dilakukan
secara sistematis dan memaluli tahap-tahapan berikut :
1. pengumpulan informasi
2. proses inkubasi
3. melahirkan ide
4. evaluasi dan tindak lanjut (menjadi wurausaha sukses. Disamping
kreatif, juga dituntut inovatif, berikut pola pikir inofatif :
1. Imajinatif
2. Spekulatif
3. Konseptual
4. Interpersonal
5. Impulsif
6. Belajar, mau bertanya
7. Mencari
8. Reseptif

4) Bertindak dengan penuh perhitungan dalam mengambil resiko .


Resiko selalu ada dimanapun berada. Sering kali kita menghindar dari
resiko dari yang satu, tetapi memenuhi resiko yang lainnya. Namun yang
harus dipertimbangkan adalah perhitungan dengan sebaik-baiknya
sebelum memutuskan sesuatu, terutama dalam bisnis yang tingkat
resikonya tinggal.
Sering kali menjadi pertimbangan utama dalam berusaha terutama dalam
pengambilan keputusan bukan hanya pada seberapa besar manfaat atau
keuntungan yang akan di peroleh, tetapi pada seberapa besar kemungkinan
kita mampu menanggung resiko dan seberapa kita mampu menanggung
kerugian atas konsekuensi dari sebuah keputusan.

5) Sabar, ulet dan tekun.


Prinsip lain yang tidak kalah penting dalam berusaha dalah kesabaran dan
ketekunan meskipun harus menghadapi berbagai bentuk permasalahan,
percobaan dan kendala, bahkan diremekan oleh orang lain. Dengan
kesabaran biasanya akan memahami dengan baik bagaimana mengatasi
permasalahan yang timbul, sehingga mampu memecahkan dan
menghadpinya dengan baik dan optimal.

6) Harus optimis.
Optimis adalah modal usaha yang cukup penting bagi usahawan, sebab
kata optimis merupakan sebuah prinsip yang dapat memotivasi kesadaran
kita, sehingga apapun usaha yang kita lakukan harus penuh optimis bahwa
usaha yang kita jalankan akan sukses. Dengan optimis, kita akan
semangkin yakin bahwa yang kita kerjakan akan berhasil dengan baik.

7) Ambisius.
Demikian juga prinsip ambisius, seorang wirausahawan harus berambisi,
apapun jenis usaha yang akan dikelola.

8) Pantang menyerah / jangan putus asa.


Prinsip pantang menyerah adalah bagian yang harus dilakukan kapanpun
waktunya. Entah dalam kondisi mendukung maupun kurang mendukung
atau bahkan usaha kita mengalami kemunduran, tetapi tidak boleh putus
asa. Orang yang tidak mudah putus asa akan lebih menarik dan dikagumi
oleh orang-orang sekitarnya.

9) Peka terhadap pasar atau baca peluang pasar.


Prinsip peka terhadap pasar atau dapat membaca peluang pasar adalah
prinsip mutlak yang harus dilakukan oleh wirausahawan, baik pasar
ditingkat local, regional, maupun internasional.Peluang pasar sekecil
apapun harus di identifikasi dengan baik sehingga dapat mengambil
peluang pasar tersebut dengan baik.
10) Berbisnis dengan standar etika.
Prinsip bahwa setiap pebisnis harus senantiasa memegang standar etika
yang berlaku secara universal. Yang menjadi perhatian adalah apakah
standar etika yang berlaku disetiap Negara dikenali dengan baik dan
disesuaikan dengan budaya bangsa yang besangkutan. Indonesia memiliki
undang-undang perlindungan konsumen yang dapat dipakai sebagai salah
satu pegangan dalam etika berbisnis.

11) Mandiri
Prinsip kemandirian harus menjadi panduan dalam berwirausaha. Mandiri
dalam banyak hal adalah kunci penting agar kita dapat menghindari
ketergantungan dari pihak-pihak atau para pemangku kepentingan atas
usaha kita.

12) Jujur.
Menurut pytagoras kejujuran adalah mata uang yang akan laku di mana-
mana. Jadi, jujur kepada pemasok dan pelanggan, atau kepada seluruh
pemangku kepentingan perusahaan adalah prinsip dasar yang harus di
nomor satukan dalam berusaha.

13) Peduli lingkungan


Pengusaha harus peduli juga terhadap lingkungan sekitarnya, turut
menjaga kelastarian lingkungan dimana tempat usahanya berada.
Prinsip-Prinsip yang Berkaitan dengan Kewirausahaan

1. Prinsip – Prinsip Etika Bisnis

a. Prinsip otonomi

Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk
dilakukan. Orang yang otonom adalah orang yang bebas mengambil keputusandan
tindakan serta bertanggung jawab atas keputusan dan tindakannya tersebut.

b. Prinsip kejujuran

• Kejujuran dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak


• Kejujuran dalam penawaran barang dan jasa dengan mutu dan harga sebanding
• Kejujuran dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan

c. Prinsip keadilan

Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional opjektif dan
dapat dipertanggung jawabkan.

d. Prinsip yang saling menguntungkan

Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedimikian rupa sehingga


menguntungkan semua pihak. Dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut
agar persaingan bisnis haruslah melahirkan suatu win-win solution.

e. Prinsip Intregritas Moral

Prinsip ini dihanyati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau
perusahaan agar dia menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau
nama baik perusahaan.
f. Prinsip Customer is King

Hormati dan perlakukan setiap pelanggan seperti soerang raja. Penjual harus
menyediakan diri membantu dan melayani pelanggan tanpa merasa jemu dan
mengeluh. Layanilah pelanggan seperti yang ia harapkan sehingga merasa puas.
Dibawah ini dikemukakan 11 pernyataan yang harus dipelajari oleh penjual dalam
prinsip the customer is king, yaitu :

1) Pembeli adalah usaha penting dalam dunia usaha

2) Pembeli tidak tergantung pada kita, justru kita tergantung padanya

3) Pembeli bukan pengganngu tehadap pekerjaan kita, tetapi sebaliknya sebagai


tujuan usaha.

4) Pembeli berbuat kepada kita sebagai suatu hal yang menyenangkan, janganlah
bebuat sesuatu yang tidak menyenangkan.

5) Pembeli adalah sebagian dari usaha dan kegiatan kita.

6) Pembeli bukan senuah benda yang baku, melainkan seorang manusia berdarah
daging dengan perasaan dan emosinya, seperti kita sendiri.

7) Pembeli bukanlah lawan berdebat, tetapi kawan-kawan yang bersahabat

8) Pembeli seorang yang membawa kebutuhan kepada kita dan merupakan


pekerjaan kita untuk memenuhinya.

9) Pembeli adalah orang yang harus dilayani dan dimenegrti dengan penuh
perhatian.

10) Pembeli adalah orang yang memungkinkan membuat keuntungan bagi


pendapatan kita.

11) Pembeli adalah jiwa penghidupan bagi dunia usaha.

Selain keberhasilan, seorang wirausaha juga dibayangi oleh potensi kegagalan


yang akan memberikan lebih banyak pelajaran dibandingkan sekedar kesuksesan.
Keberhasilan atau kegagalan berwirausaha sangat tergantung pada kemampuan
pribadi wirausaha. Zimmerer (1996: 14-15) mengemukakan beberapa faktor yang
menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya, yaitu:

1. Tidak kompeten dalam manajerial. Tidak kompeten atau tidak memiliki


2. kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor
penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
3. Kurang berpengalaman, baik dalam kemampuan teknik, kemampuan
memvisualisasikan usaha, mengoordinasikan, mengelola sumber daya
manusia, dan mengintegrasikan perusahaan.
4. Kurang dapat mengendalikan keuangan. agar perusahaan dapat berhasil
dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara
aliran kas, mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat.
kekeliruan dalam pemeliharaan aliran kas akan menghambat operasional
perusahaan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
5. Gagal dalam perencanaan. perencanaan merupakan titik awal dari suatu
kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan.
6. Lokasi yang kurang memadai. lokasi usaha yang strategis merupakan
faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi usaha yang kurang
strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang
efisien.
7. Kurangnya pengawasan peralatan. pengawasan erat kaitannya dengan
efisiensi dan efektivitas. Kurangnya pengawasan dapat mengakibatkan
penggunaan peralatan (fasilitas) perusahaan secara tidak efisien dan tidak
efektif.
8. Sikap yang kurang bersungguh-sungguh dalam berwirausaha. Sikap yang
setengah-setengah  terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang
dilakukan menjadi labil dan gagal. dengan sikap setengah hati,
kemungkinan terjadinya gagal lebih besar.
9. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan tidak
akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha
hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu
membuat peralihan setiap waktu.

Untuk menjadi wirausaha yang sukses, seseorang harus memiliki ide atau visi
usaha yang jelas serta kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko, baik
waktu maupun uang. Apabila ada kesiapan dalam menghadapi resiko, langkah
berikutnya adalah membuat perencanaan dan langsung terjun ke lapangan
mempraktekannya.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang


dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari,
menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan
meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik
dan/atau memperoleh keuntungan yang lebih besar Wirausaha mengarah kepada
orang yang melakukan usaha/kegiatan dengan segala kemampuan yang
dimilikinya, sedangkan kewirausahaan menunjuk pada sikap mental yang dimiliki
seorang wirausaha dalam melaksanakan usaha/kegiatan.

B. Saran

Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan


makalah ini tetapi kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat
penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA

Bahtiar Irianto, Y. (2010). Konsep Kewirausahaan. Konsep Kewirausahaan, 1, 1–


51. Retrieved from https://mail-
attachment.googleusercontent.com/attachment/u/0/?
ui=2&ik=6e564f1f86&attid=0.1&permmsgid=msg-
a:r6511666640074803832&th=16cac63bfd4ea6a6&view=att&disp=safe&sa
dnir=1&saddbat=ANGjdJ_Cj21EU_UmhAwv6v8sAeQgHkWocCxbQQkfcb
3Z9vmapeVqCWcAP_xQVJesLLP3mmd

Fauzan, F., & Nuryana, I. (2014). Pengaruh Penerapan Etika Bisnis Terhadap
Kepuasan Pelanggan Warung Bebek H. Slamet Di Kota Malang. Jurnal
Ekonomi MODERNISASI, 10(1), 38. https://doi.org/10.21067/jem.v10i1.774

Maulida, A. N., Kusumah, I. H., & Permana, T. (2016). Karakteristik Sikap


Mental Wirausaha Mahasiswa Dalam Bidang Otomotif. Journal of
Mechanical Engineering Education, 3(1), 9.
https://doi.org/10.17509/jmee.v3i1.3187

Munawaroh, M., Rimiyati, H., & Fajarwati. (2016). Kewirausahaan Untuk


Program Strata 1.

Rida, Srihadiastuti. (2018). Analisis Faktor-Faktor Kendala Penyebab Kegagalan


Mendirikan Usaha Baru Pada Para Lulusan Program Wirausaha Baru Jawa
Barat Kelas Ide Bisnis. Skripsi.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004

Setyawati, E., Hari, N., & Ainuddin, I. (2013). KARAKTERISTIK


KEWIRAUSAHAAN DAN LINGKUNGAN BISNIS SEBAGAI FAKTOR
PENENTU PERTUMBUHAN USAHA (Studi IKM di Sentra Kerajinan
Rotan Amuntai Kab. Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan).
Jurnal Administrasi Bisnis, 2(1), 41–50.

Sulistyowati, P., & Salwa. (2016). Upaya Mengembangkan Karakter Jiwa


Kewirausahaan Pada Anak Sejak Dini Melalui Program Market Day (Kajian
Pada SDIT Mutiara Hati Malang). Pancaran, Vol. 5, No (20), 111–120.
https://doi.org/https://jurnal.unej.ac.id/index.php/pancaran/article/view/4056/
3169

suryanayuyus, bayukarbit. (2014). Yuyus Suryana dan Karbit Bayu,


Kewirausahaan:Pendekatan Karakteristik Wirausaha Sukses, Prenadamedia
Group, Jakarta, 2014, hlm. 50. 1 10. 10–38.

X
Contoh Kasus dalam Kewirauahaan:
Amazon berhasil mengukuhkan diri sebagai retailer online nomor satu di
dunia. satu hari saja, Amazon berhasil menjual buku Harry Potter & the
Order of the Phoenix sebanyak 1,4 juta eksemplar. Selain itu, penggemar
Harry Potter telah meningkatkan penjualan Amazon menjadi 37 persen
pada kuartal kedua, dengan nilai penjualan 1,1 miliar dolar AS.
Amazon berhasil meraih pangsa pasar besar berkat program affiliate
marketing yang ivovatif. Pada dasarnya affiliate marketing adalah menjual
barang orang lain dengan membuka afiliasi dengan para pemasar di
Internet. Selain didukung hampir sejuta affiliate marketer, Amazon juga
bekerja sama dengan retailer lain seperti Target d an Toy R’Us untuk
melayani lebih dari 38 juta pengunjung situsnya sebulan.
Sosok di balik Amazon.com Inc adalah Jeffrey P. Bezos. Semula tak ada
yang menyangka perusahaan yang didirikannya di ruang garasi pada Juli
1995 bakal meraksasa. Soalnya, yang dilakukan hanyalah menjual buku
melalui internet. Bezos menawarkan buku dengan harga murah dan
membebaskan dari biaya pengiriman bila pesanan melebihi nilai 25 dolar
AS.
Namun, apa yang diraih Amazon dalam 8 tahun terakhir – dengan
penjualan mencapai 5 miliar dolar AS setahun – setara dengan apa yang
dicapai raksasa toko gudang Wal Mart selama 20 tahun. Ia tertarik pada
penjualan ritel melalui internet pada 1994 ketika masih menjadi
penganalisis bisnis di New York. setelah melalukan riset terhadap sukses
beberapa perusahaan mail order, Bezos berkesimpulan, buku merupakan
produk sempurna untuk dijual via Internet.
Jeff Bezos semakin ekspansif dengan membeli usaha-usaha prospektif
seperti drugstore.com yang menjual obat-obatan secara online, Pets.com
pemasok hewan peliharaan online, toko buah di Internet HomrGrocer.com,
penyedia peralatan rekreasi Gear.com serta sejumlah retailer berbasis
jaringan internet.

KESIMPULAN :
Dari kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa watak, sifat, jiwa dan nilai
kewirausahaan muncul dalam bentuk perilaku kewirausahaan dapat terlihat
dengan ciri-ciri sebagai berikut: percaya diri, berorientasi pada tugas dan
hasil, berani mengambil resiko, berjiwa pemimpin serta berorientasi ke
masa depan. Karena jiwa kewirausahaan tidak hanya dimiliki oleh
pengusaha dan berlaku dalam bidang bisnis, tetapi juga dimiliki oleh
setiap orang yang memiliki jiwa kreatif dan inovatif baik secara individual
maupun kelompok. Keberhasilan berwirausaha sangat bergantung dari
beberapa faktor seperti kemauan, kemampuan, peluang serta kesempatan.
Wirausaha selalu berkomitmen dalam melakukan tugasnya dan tidak
setengah-setengah, karena dalam melakukan tugasnya, wirausaha selalu
tekun, ulet, dan pantang menyerah serta tindakannya tidak didasari oleh
spekulasi melainkan perhitungan yang matang walaupun wirausaha berani
mengambil resiko terhadap pekerjaanya tersebut. Dengan adanya hal
tersebut akan mendorong wirausaha untuk terus berjuang mencari peluang
yang baru agar dapat memperoleh hasil yang diharapkan.

Anda mungkin juga menyukai