PROPOSAL SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1
Pada Jurusan Teknik Pertambanga
OLEH:
Fevri Prasetia
DBD 114 132
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN/PROGRAM STUDI
TEKNIK PERTAMBANGAN
PALANGKA RAYA
2021
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu melimpahkan
Kasih, Sayang dan Berkah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal
Penelitian yang berjudul “Perancangan Alat Pengolahan Emas Konvensional
Berdasarkan Waktu dan Ukuran Butir Material yang Optimal Pada Wilayah
Penambangan Rakyat di Desa Bukit Harapan Kecamatan Parenggean Kabupaten
Kotawaringin Timur”.
Penulis,
Fevri Prasetia
iii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Diagram Alir Proses Pengolahan Biji Emas........................................... 8
2.2. Mekanisme Peremukan dan Distribusi Ukuran Produk.......................... 10
2.3. Tumbling Mill dan Griding Media.......................................................... 14
3.1. Grafik Keadaan Iklim Parenggean.......................................................... 16
3.2. Grafik Suhu Parenggean.......................................................................... 17
3.3. Kolerasi Satuan Peta Geologi.................................................................. 24
3.4. Diagram Alir Pemikiran.......................................................................... 33
3.5. Diagram Alir Penelitian.......................................................................... 34
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Karakteristik Emas ................................................................................. 6
3.1. Iklim Parenggean..................................................................................... 17
3.2. Batas Wilayah Pertambangan Rakyat Pundu Jaya.................................. 18
3.3. Jadwal Penelitian..................................................................................... 35
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
A. Peta
A1. Peta Lokasi Kesampaian Daerah
A2. Peta Geologi Penelitian
A3. Peta Geolog
BAB I
PENDAHULUAN
Emas merupakan bahan galian logam yang memiliki nilai atau harga dan
juga emas juga digunakan sebagai standar keuangan dibanyak negara contohnya
menjadi mata uang dan juga perhiasan, selain manfaat secara ekonomi emas juga
mempunyai fungsi sebagai penghantar listrik yang baik pada perangkat elektronik
dalam pengolahan bahan galian logam emas dilakukan secara konvensional yang
maupun perorangan.
sebut dengan tromol atau gelundung (Rod Mill). Penggunaan tromol pada
penambangan rakyat ini sudah digunakan sejak tahun 2008. Umumnya dalam
1
2
juga ukuran material untuk berapa banyaknya material yang lolos dari ayakan dan
tidak diketahui yang mana lebih optimal dalam memperoleh nilai ukuran material
maka peniliti tertarik untuk melakukan penelitian dan mengangkat judul penelitian
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai efektif pengolahan
material.
3
kemudian hari yaitu agar penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk standart dasar
konvensional.
Agar bahasan penelitian ini tidak melebar kearah yang tidak diinginkan
1. Variasi waktu yang dijadikan acuan adalah 30, 60, 210, 360, 600 menit
3. Berat bahan umpan pada setiap Round Experiment untuk masing masing
KAJIAN PUSTAKA
adalah penelitian yang dilakukan oleh Ridho Abdurachman (2016) yang berjudul
mendaptkan dimensi komponen ball mill. Perancangan ball mill ini di mulai dari
menentukan volume tabung ball mill, dari penentuan volume tabung tersebut
maka dapat di ketahui ukuran tabung ball mill tersebut. Menentukan dimensi
tabung ball mill yang sudah di rencanakan. Penyesuaian alat/matrial untuk tabung
ball mill kapasitas 200 mg. Setelah mengetahui kapasitas dan volume ball mill
maka langkah selanjutnya pemilihan motor penggerak ini harus sesuai dengan
putaran yang di butuhkan oleh ball mill. Hasil perancangan menghasilkan ball
mill dengan spesifikasi ukuran dimensi tertentu. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Ridho Abdurachman (2016) adalah pada tempat, waktu dan jenis
Emas adalah logam mineral yang merupakan salah satu bahan galian logam
yang bernilai tinggi baik dari sisi harga maupun sisi penggunaan. Emas adalah
4
5
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au (bahasa latin:
“Aurum”) dan memiliki nomor atom atom 79. Emas adalah termasuk logam mulia
karena sifatnya yang stabil, mengkilap, kuning, berat, tidak berubah zat, tidak
beroksidasi dalam udara normal dan merupakan unsur murni. Emas tidak bereaksi
dengan zat kimia lainya tapi terserang oleh klorin, fluorin dan aqua regia. Kode
ISOnya adalah XAU. Emas melebur dalam bentuk cair pada suhu sekitar 1000 ˚C.
Logam emas besifat lunak dan mudah ditempa (moleable), kekerasannya berkisar
antara 2,5 – 3 pada skala Moh’s, serta berat jenisnya bergantung pada jenis dan
kandungan logam lain yang terpadu dengannya. Untuk lebih lengkapnya bisa
Tahapan pengolahan emas secara umum dapat dilihat dari gambar 2.1
2.3.1 Kominusi
Kominusi dalah proses untuk mereduksi ukuran bijih dengan tujuan untuk
membebaskan logam berharga dari bijihnya dan atau memperluas permukaan bijih
agar dalam proses pelindian dapat berlangsung dengan cepat. Faktor-faktor yang
homogenitas, kekerasn dan kandungan air. Bijih yang heterogen, porous dan
7
brittle mudah dikecilkan. Sedangkan bijih yang homogen, kompak dan liat sulit
untuk dikecilkan. Agar partikel bijih dapat remuk harus ada tekanan yang cukup
Usaha untuk meremukkan bijih tergantung pada sifat material dan gaya
yang dilakukan terhadap partikel bijih. Menurut Dwiyono (2009) terdapat 3 (tiga)
permukaan dimana kerja dilakukan pada salah satu atu kedua permukaan
tersebut. Alat yang menerapkan cara ini adalah jaw crusher, gyraratory
b. Impact (benturan), yaitu benturan suatu bijih dengan bijih lainnya atau
dengan alat. Alat yang menerapkan cara ini adalah hammer mill, impactor.
dihasilkan ada dua ukuran yaitu berukuran besar dan halus. Alat yang
Dalam proses kominusi, variable yang biasa diukur adalah derajat liberasi
(DL):
DL=
∑ butiran logamterbebas x 100 %
∑ butiranlogam yang mengandung logam
8
Ada banyak adal yang dapat digunakan untuk mengolah emas. Contohya
adalah rod-mill. Pada pengolahan emas, penggerusan batuan dilakukan dalam alat
penggerus berbentuk tabung silinder (tumbling mill) yang berputar pada sumbu
media. Media gerus Rod mill berbentuk batang silinder yang panjangnya hampir
Prinsip kerja Rod Mill yang digunakan untuk pengolahan emas ini
menyerupai dengan prinsip kerja dari Ball Mill yang biasa digunakan dalam
pengolahan emas dalam skala yang lebih besar dan modern. Prinsip kerja Rod
Mill adalah memutarkan tabung silinder yang berisi material bahan olah dan juga
air serta grinding media di dalam tumbling mill tersebut. tabung ini yang terbuat
dari baja. Proses penghalusan terjadi karena tabung silinder yang diputar oleh
reagent tertentu.
diputar dengan bantuan mesin diesel. Didalam tabung tersebut akan terjadi proses
peremukan batuan dan pengikatan emas oleh larutan reagen tertentu sehingga
dapat dipisahkan antara emas dan batuan yang didalamnya terdapat kandungan
untuk panjang batang silinder yang umum digunakan di wilayah ini adalah kurang
lebih 20 cm sampai dengan 28 cm. Tampilan alat rodmill dapat dilihat pada
BAB III
METODE PENELITIAN
Wilayah pertambangan rakyat Pudu Jaya merupakan salah satu badan usaha
berbentuk kooperasi milik rakyat yang bergerak dalam bidang pertambangan bahan
Data iklim dan curah hujan tahun 2017–2018 untuk wilayah Kecamatan
Parenggean, menyatakan bahwa daerah Parenggean memiliki iklim tropis. Curah hujan di
Parenggean adalah signifikan, dengan presipitasi bahkan selama bulan terkering. Iklim ini
dianggap menjadi Af (iklim hutan hujan tropis) menurut klasifikasi iklim Köppen-Geiger.
Suhu di sini rata-rata 26.7 °C. Dalam setahun, curah hujan rata-rata adalah 2772 mm.
Curah hujan merupakan jumlah air yang jatuh dipermukaan tanah datar selama
periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi millimeter (mm) diatas permukaan
horizontal. Hujan juga dapat diartikan sebagai ketinggian air hujan yang terkumpul dalam
tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir (Suroso,2006).
11
adalah Agustus, dengan 139 mm curah hujan. Pada Maret, presipitasi mencapai
adalah September, dengan suhu rata-rata 27.3 °C. Di 26.0 °C rata-rata, Januari adalah
antara bulan terkering dan bulan terbasah adalah 176 mm. Variasi dalam suhu tahunan
Lokasi dan kesampaian daerah tempat penelitian yang diteliti miluputi lokasi,
A. Lokasi
± 25 Ha.
koordinat-koordinat seperti yang tertera pada Tabel 3.2 posisi yang lengkap dapat
di lihat pada Lampiran 1 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: Surat Keputusan Bupati
B. Kesampaian Daerah
kelokasi penelitian dapat di tempuh dengan jalur darat yakni melalui rute Palangka
dibutuhkan dari Kota Palangka Raya untuk menuju ke Desa Bukit Harapan kurang
lebih 3 - 4 jam perjalanan jika dengan menggunakan Sepeda Motor. Namun apabila
untuk menuju lokasi dengan menggunakan transportasi umum, maka waktu tempuh
Kondisi geologi pada wilayah penambangan rakyat yang diteliti meliputi fisiografi
A. Fisiografi Regional
Barito, bagian barat laut dibatasi oleh Pegunungan Schwaner, bagian timur oleh
B. Stratigrafi Regional
1. Alluvium (Qa)
Alluvium tersusun atas pasir kuarsa, kerikil dan bongkah yang berasal dari
tempat ditemukan lumpur pasir dan tanah liat mengandung lignit dan
biruan dan konglomerat silang silur dengan fragmen batuan malihan dan
berbutir kasar. Di daerah yang dipetakan satuan ini tidak mengandung fosil,
kecuali kepingan moluska yang tidak dapat dikenali lagi di dalam lapisan
(1996).Umur formasi ini adalah Miosen dan ketebalannya sekitar 300 – 500
meter.
Batuan terobosan Sintang berkomposisi andesit (a) dan basal (b) terdapat
dikorelasikan dengan kegiatan gunung api Sintang di barat laut lembar pada
jaman Tersier.
dan batubara. Batupasir kuarsa berwarna putih, berstruktur silang – silur dan
di lingkungan laut dangkal terbuka. Tebal formasi ini mencapai 1400 meter.
Batuan gunung api malasan terdiri atas breksi gunung api, tufa, aglomerat
dan lava andesit. Fragmen breksi umumnya andesit dan dasit berukuran
formasi Tanjung. Satuan ini diduga berumur Miosen Awal dan terbentuk di
lingkungan litoral.
konglomerat antara lain kuarsa, feldspar, granit, sekis, gabbro dan basal. Di
Discocyclina sp. dan Biplanispira yang berumur Eosen Akhir (Tb). Formasi
ini tidak selaras di atas batuan mesozoikum dengan tebal mencapai 1300
meter.
belah batuan ini berumur sekitar 76 – 8,7 juta tahun (Kapur Atas).
Batuan gunung api terdiri atas breksi dengan komposisi andesit dan basal,
aliran lava, batupasir tufaan, tufa, terobosan andesit dan basal. Batuan ini
Batuan ini telah sedikit termalihkan dan menghasilkan logam dasar seperti
emas. Umur satuan ini tidak dapat ditentukan, tetapi di bagian barat
Batuan malihan pinoh terdiri atas filit, sekis, kuarsit dan gneiss. Secara
bergelombang lemah sampai sedang. Dengan kemiringan lereng 8 0 sampai 200. Titik
ketinggian terendah 60 m dan tertinggi 115m diatas permukaan laut (dpl). Berdasarkan
bentuk dan kelerenganya, daerah Kalimantan Tengah secara umum terdiri dari 2 (dua)
satuan morfologi, yaitu satuan morfologi dataran dan satuan morfologi perbukitan.
barat kearah bantaran sungai Barito. Ketinggian berkisar 60 m sampai 80 meter. Secara
umum pola aliran sungai yang terbentuk berupa pola subdendritik. Kemiringan lereng
19
pada satuan ini berkisar antara 8 0 sampai 130. Satuan morfologi menempati hamper 60%
daerah penelitian. Ketinggian berkisar anatara 80 m sampai 115 m. Secara umum pola
aliran sungai terbentuk berupa pola sub dendritic. Kemiringan lereng pada satuan ini
berkisar 140 sampai 200. Untuk selengkapnya dapat di lihat pada Lampiran 3 Peta Geologi
lipatan pada umumnya berarah utara timurlaut (NNE) – selatan baratdaya (SSW). Daerah
stabil terdapat di bagian baratlaut (NW). sesar pada batuan beku pluton dengan arah
erat dengan struktur regional daerah itu. Perlapisan batuan gunung api berumur Trias
yang agak termalihkan masih dapat dikenal mempunyai arah kemiringan ke tengara (SE)
dengan sudut sebesar 600. Foliasi pada batuan malihan pada umumnya berarah timurlaut
mengandung banyak bahan gunung api, ini menunjukkan bahwa pada jaman Miosen
kegiatan gunung api terjadi pada sub-cekungan tersebut. Di sebelah selatan Tewah
formasi ini mengandung bahan gunung api yang lebih sedikit. Formasi Dahor yang
berumur Pliosen ternyata tidak terpengaruh oleh proses tektonik yang kuat. Formasi ini
diendapkan secara regresif sangat mungkin dalam lingkungan sungai atau litoral. Dari
keadaan morfologi yang terdapat di lapangan disimpulkan bahwa paling sedikit ada tiga
gerakan eustasi selama jaman Kuarter, ini mengakibatkan terdapatnya endapan alluvium
Geologi daerah penelitian meliputi morfologi dan litologi daerah pada lokasi
A. Morfologi
lemah dan sedang dengan kemiringan lereng kurang dari 30 0. Daerah ini
mempunyai puncak tertinggi 76 meter di atas permukaan laut (dpl). Sungai utama
pada daerah ini adalah Sungai tualan yang mengalir di atas batuan yang bersifat
dioritik yang telah teralterasi kuat,dengan relatif arah aliran dari Barat – Timur
B. Litologi
Dari peta dasar yaitu peta Geologi lembar Tewah (Kualakurun), batuan
penyusun wilayah penelitian terdiri dari Satu korelasi satuan stratigrafi, yaitu
Formasi Dahor disusun oleh batupasir kuarsa berwarna kelabu-kebiru – biruan dan
konglomerat silang silur dengan fragmen batuan malihan dan batuan granitan
bersisipan lapisan yang mengandung limonit. Lapisan batubara dengan tebal 0,3 –
dipetakan satuan ini tidak mengandung fosil, kecuali kepingan moluska yang tidak
dapat dikenali lagi di dalam lapisan batubara. Formasi ini diduga berumur Pliosen
– Plistosen. Ketebalannya mencapai 300 meter dan menebal ke arah timur. Untuk
C. Struktur Geologi
penelitan umumnya adalah perlipatan. sumbu lipatan pada umumnya berarah utara
timurlaut (NNE) – selatan baratdaya (SSW). Adapun Sesar pada batuan beku
pluton dengan arah timurlaut – baratdaya (NE-SW) dan baratlaut – tenggara (NW-
SE) mungkin berhubungan erat juga dengan struktur geologi daerah penelitian ini.
21
Dibagian utara lembar tewah terdapat Formasi warukin yang berumur miosen
yang mengandung banyak bahan gunung api dan kearah utara kandungannya
semakin banyak. Tetapi Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa kearah selatan
juga terdapat kandungan gunung api walaupun jumlahnya sedikit. Dibagian selatan
pada lembar tewah ini terdapat formasi dahor yang berumur pliosen – plistosen.
Sumber Daya Mineral yang terdapat pada daerah penelitian adalah adalah
emas, Kristal kuarsa, kaolin dan batubara. Emas terdapat sebagai endapan primer
atau pun sebagai endapan plaser. Terdapat dalam urat kuarsa pada batuan granitan
dan malihan, tebal urat 0,5 – 20 cm. Emas plaser terdapat dalam alluvium sungai
dan undak, baik yang berumur tua ataupun yang muda, terdapat di sungai Mentaya,
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan sebagai penunjang penelitian dan juga
sebagai bahan dalam merancang alat yang akan di desain adalah sebagai berikut :
A. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam membantu perancangan alat adalah sebagai
berikut.
bahan/material;
22
9. Plastic sampel, digunakan untuk menampung material hasil waktu 30, 60,
B. Bahan
Adapun bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
3. Baut dan mur, digunakan sebagai bahan untuk mengikat dudukan mesin
dengan penyangga;
Dalam perancangan alat peneliti melakukan langkah kerja sebagai berikut untuk
1. Membuat rancangan alat rodmill dengan sketsa kertas, dengan ukuran panjang 60
2. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembuatan rodmill;
3. Melakukan pemotongan pada baja sillinder dan juga plat baja dengan
mesin las;
23
bagian rodmill dengan diameter balok kayu 1 inci, dengan tinggi penyangga 85 cm;
6. Menggabungkan semua bagian alat rodmill sesuai dengan rancangan yang sudah
ditentukan;
8. Melakukan trial and error atau juga melakukan pemeriksaan kembali apakah
ukuran di asumsikan besarannya sama maka nilai recovery factor akan didapat
Metode penelitian adalah langkah yang dimiliki atau dilakukan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data dan mengolah data yang telah didapat dari penelitian. Adapun
A. Desain Penelitian
emas pada pengolahan batuan mengandung emas dengan menggunakan alat rod
mill yang telah dirancang oleh peneliti. Berdasarkan perbandingan tersebut maka
dapat diketahui bahwa alat rod mill rancangan peneliti ini bekerja dengan efisien.
dari penelitian ini adalah metode pengamatan (observasi). Sampel diambil secara
24
kemudian data-data dikelompokkan sesuai dengan data yang diperlukan, dan juga
D. Metode Percobaan
kedalam alat yang telah dirancang lalu melakukan kegiatan penggerusan dalam
prosesnya waktu yang di pakai adalah 30, 60, 210, 360, 600 menit pada saat
peneliti akan menguji ukuran material di lab mektan untuk mengetahui berapa lama
Adapun didalam gambar bagan alir pemikiran merupakan alur pengolahan data
Pengolahan emas
konvensional
Batuan
Mengandung Emas
Milling (pelindian)
Variabel Variabel
(x) Waktu dan
Amalgamasi (y)
ukuran
Hasil
optimal
Adapun bagan alir penelitian bagaimana alur penelitian dan pendataan yang akan
Rumusan masalah :
Pengambilan Data
Pengolahan Data
Waktu pelaksanaan kerja dalam penelitian tugas akhir ini adalah selama 4 bulan
yaitu mulai dari bulan Januari sampai April, dengan perincian sebagai berikut: