PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Realness bukan hanya harus dimiliki oleh anak, tetapi juga orang yang
terlibat dalam proses pembelajaran. Lingkungan belajar yang bebas dan didasari
oleh realness dari semua pihak yang telibat dalam proses pembelajaran akan
dapat menumbuhkan sikap dan persepsi yang positif terhadap belajar.
1. adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;
2. adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;
3. adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman;
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang
psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah
membicarakan sosok manusia. Ini dapat diartikan bahwa ada beberapa ranah
yang harus mendapat perhatian. anah-ranah itu ialah ranah kognitif, ranah
afektif dan ranah psikomotor. Akan tetapi manusia sebagai makhluk yang
berpikir, berbeda dengan binatang. Binatang adalah juga makhluk yang dapat
diberi pelajaran, tetapi tidak menggunakan pikiran dan akal budi. Ivan Petrovich
Pavlov, ahli psikologi Rusia berpengalaman dalam melakukan serangkaian
percobaan. Dalam percobaan itu ia melatih anjingnya untuk mengeluarkan air
liur karena stimulus yang dikaitkan dengan makanan. Proses belajar ini terdiri
atas pembentukan asosiasi (pembentukan hubungan antara gagasan, ingatan
atau kegiatan pancaindra) dengan makanan. Proses belajar yang digambarkan
seperti itu menurut Pavlov terdiri atas pembentukan asosiasi antara stimulus dan
respons refleksif.
(1) para pendidik agar pendidik tidak salah persepsi tentang pendidikan,
pembelajaran, dan pengajaran, serta dapat menerapkan prinsip-prinsip
pembelajaran dan teori pembelajaran yang sesungguhnya,
PEMBAHASAN
1. Teori Behaviorisme
Dalam arti teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku
manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi
respon terhadap lingkungan. Pengalaman dan pemeliharaan akan
membentuk perilaku mereka. Dari hal ini, timbulah konsep ”manusia
mesin” (Homo Mechanicus). Ciri dari teori ini adalah mengutamakan unsur-
unsur dan bagian kecil, bersifat mekanistis, menekankan peranan
lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan
pentingnya latihan, mementingkan mekanisme hasil belajar,mementingkan
peranan kemampuan dan hasil belajar yang diperoleh adalah munculnya
perilaku yang diinginkan. Pada teori belajar ini sering disebut S-R
psikologis artinya bahwa tingkah laku manusia dikendalikan oleh ganjaran
atau reward dan penguatan atau reinforcement dari lingkungan. Dengan
demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-
reaksi behavioural dengan stimulusnya. Guru yang menganut pandangan ini
2.Teori Humanistik
Bobby De Porter & Mike Hernacki sekitar tahun 90-an meluncurkan buku
yang sangat terkenal yaitu Quantum Learning : Unleashing The Genius In
You, yang diterjemahkan oleh Penerbit Kaifa dengan judul Quantum
Learning : Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan (1992).
Dalam bukunya itu, kedua penulis menitikberatkan pada upaya untuk
memanfaatkan potensi otak manusia secara optimal.
Di sekeliling otak reptile terdapat sistim limbik yang sangat kompleks dan
luas. Sistim limbik ini terletak di tengah otak yang fungsinya bersifat
emosional dan kognitif. Perasaan, pengalaman yang menyenangkan,
memori dan kemampaun belajar dikendalikan oleh sistim limbik ini. Sistim
ini juga merupakan panel control yang menggunakan informasi dari
pancaindra untuk selanjutnya didistribusikan ke bagian neokorteks.
Selain tiga bagian diatas, otak juga dibagi menjadi dua belahan penting,
yaitu otak kiri dan otak kanan, yang masing-masing bertanggung jawab atas
cara berfikir yang berbeda-beda, walau penyilangan antara dua bagian itu
pun tetap ada. Otak kiri bersifat logis, sekuensial, linier dan rasional. Otak
kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif dan holistik.
Sementara itu, kegiatan yang terjadi di dalam ruang belajar masih bersifat
tradisional yakni menempatkan guru pada posisi sentral (teacher centered)
dan siswa sebagai objek pembelajaran dengan aktivitas utamanya untuk
menerima dan menghafal materi pelajaran, mengerjakan tugas dengan
penuh keterpaksaan, menerima hukuman atas kesalahan yang diperbuat, dan
jarang sekali mendapat penghargaan dan pujian atas jerih-payahnya.
1. Teori Behaviorisme
b. Thorndike (1874-1949)
2. Hukum latihan
c. Skinner (1904-1990)
b. Abraham Maslow
c. Carl Rogers
• Menjadi manusia berarti memiliki kekuatan yang wajar untuk belajar. Siswa
tidak harus belajar tentang hal-hal yang tidak ada artinya.
• Siswa akan mempelajari hal-hal yang bermakna bagi dirinya.
Pengorganisasian bahan pelajaran berarti mengorganisasikan bahan dan ide
baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa
• Pengorganisasian bahan pengajaran berarti mengorganisasikan bahan dan
ide baru sebagai bagian yang bermakna bagi siswa.
• Belajar yang bermakna dalam masyarakat modern berarti belajar tentang
proses.
Contohnya yaitu pada awal tatap muka antara guru dan murid dalam
kegiatan belajar mengajar, seorang guru menunjukkan sikap yang ramah
dan memberi pujian terhadap murid-muridnya, sehingga para murid
merasa terkesan dengan sikap yang ditunjukkan gurunya.
Guru yang baik menurut teori ini adalah : Guru yang memiliki rasa
humor, adil, menarik, lebih demokratis, mampu berhubungan dengan siswa
dengan mudah dan wajar.Ruang kelads lebih terbuka dan mampu
menyesuaikan pada perubahan. Sedangkan guru yang tidak efektif adalah
guru yang memiliki rasa humor yang rendah ,mudah menjadi tidak sabar
,suka melukai perasaan siswa dengan komentsr ysng menyakitkan,bertindak
agak otoriter, dan kurang peka terhadap perubahan yang ada.
a. Teori behaviorisme
Teori : proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara
stimulus dan respon.
Kekurangan :
Guru : guru tidak banyak memberikan ceramah, tetapi instruksi singkat yang
diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi
Evaluasi : didasarkan pada perilaku yang dicapai sebagai hasil dari latihan yang
dilakukan.
b. Teori humanistik
Tujuan : menunjuk pada ruh atau spirit selama proses pembelajaran yang
mewarnai metode-metode yang diterapkan.
Siswa : pelaku utama (student center) yang memaknai poses pengalaman belajar
sendiri
Evaluasi: diberikan secara keseluruhan kepada siswa dari apa yang pernah di
pelajari dan alami oleh mereka sendiri.
PENUTUP
1. Simpulan
2. Saran