Laporran Praktikum - Naida Sintiani 200106119 - C - Sistem Pencernaan
Laporran Praktikum - Naida Sintiani 200106119 - C - Sistem Pencernaan
PERCOBAAN VI
SISTEM PENCERNAAN
Disusun oleh :
NAIDA SINTIANI
200106119
Dosen Pengampu :
1. Dr. Apt. Dwintha Lestari, M.Si.
2. Zulkaida, S. Farm., M.S. Farm.
3. apt. Abdulrahman Ridho, M. Farm
Asisten :
1. Farid Maulana, S. Farm
2. Khusnul Rizaldi
2021
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Tujuan Praktikum
1. Menentukan proses pencernaan kimiawi di mulut.
2. Menentukan proses pencernaan kimiawi di lambung oleh enzim pepsin.
3. Menentukan kondisi optimum yang diperlukan bagi aktivitas kerja pepsin.
4. Menentukan proses pencernaan kimiawi di usus halus.
5. Menentukan proses absorpsi glukosa di usus halus.
1.2 Perinsip
Dapat mengetahui peroses pencernaan kimiawi didalam mulut,Mengetahui enzim
yang yang berperan dalam system pencernaan kimiawi dalam lambung serta mengetahui
bagian bagian anatomi pada system pencernaan dan dapat memenentukan peroses pencernaan
kimiawi usus halus serta peroses absorpsi glukosa di usus halus.
Setiap makhluk hidup membutuhkan makanan, tanpa makanan makhluk hidup akan sulit
dalam mengerjakan aktivitas sehari-hari. Setiap makanan memiliki kandungan gizi yang berbeda
misalnya protein, karbohidrat, dan lemak yang merupakan salah satu contoh gizi yn didapatkan
dari makanan (Fathoni, AR, 2016 : 10). Makanan yang kita makan tidak dapat langsung diserap
dan digunakan oleh tubuh akan tetapi harus dicerna terlebih dahulu oleh organ-organ pencernaan
(Mauludin, 2017 :117). Dalam proses pencernaan manusia, makanan mengalami pengurangan
ukuran untuk membantu melepaskan nutrisi yang tertanam agar mudah masuk ke aliran darah
untuk akhirnya diserap oleh sel-sel tubuh (Kong, 2008 : 67). Enzim adalah katalisator biologis
dalam reaksi kimia yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Enzim sendiri merupakan protein
yang disintesis dalam sel dan dikeluarkan dari sel. Enzim yang dikeluarkan dari sel digunakan
untuk pencernaan diluar sel atau di dalam rongga pencernaan. Sedangkan enzim yang
dipertahankan di dalam sel digunakan untuk pencernaan dalam sel itu sendiri. Enzim pencernaan
yang disekresikan dalam rongga pencernaan berasal dari sel-sel mukosa lambung, pancreas, dan
mukosa usus (Fitriliyani, 2011 : 16). Enzim amylase menghidrolisis pati dan glikogen menjadi
polisakarida yang lebih kecil dan disakarida maltose (Aulia, 2020 : 4).
Sistem pencernaan juga disebut perut, saluran alimentary atau jalur gastrointestinal yang
bertugas untuk mengkonversi makanan apapun yang masuk ke dalam tubuh menjadi nutrisi untuk
kemudian didistribusikan ke semua bagian dari tubuh manusia sebagai tenaga. Proses konversi
tersebut membuat manusia dapat melakukan fungsi sistematis dengan tenaga sebagai sumber
kekuatannya (Situmorang, 2016 : 55-60). Pencernaan makanan memiliki dua jenis proses yaitu
pencernaan mekanis dan kimiawi. Pencernaan mekanis merupakan suatu proses yang melibatkan
organ-organ pencernaan sedangkan pencernaan kimiawi adalah suatu proses yang melibatkan
kelenjar-kelenjar pencernaan (Mauludin, 2017 : 117). Menurut Harahap (2019 : 152)
mengatakan bahwa sistem pencernaan manusia merupakan proses penyederhanaan atau
pengemasan makanan baik secara mekanik maupun kimiawi serta pembuangan sisa-sisanya
dilangsungkan oleh berbagai struktur yang bergabung di dalam sistem pencernaan. Sistem
pencernaan manusia juga dikatakan sebagai saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan proses pencernaan yaitu pengunyahan,
penelanan, dan pencampuran dengan menggunakan enzim dan zat cair yang terbentang dari mulut
sampai anus. Selain itu sistem pencernaan merupakan proses pencernaan pada manusia yang
berawal dari mulut lalu masuk ke kerongkongan, kemudian ke lambung, usus dua belas jari, usus
halus, usus besar dan berakhir di anus (Harahap, 2019 : 152).
Penceraan makanan pada manusia terjadi secara mekanis yaitu proses mengubah ukuran
makanan dari ukuran besar menjadi ukuran lebih kecil dan kimiawi ialah proses pengubahan
bentuk makanan menjadi zat-zat yang lebih sederhana dengan bantuan enzim pencernaan
makanan diawali sejak makanan masuk ke mulut dan berkahir di usus yang menghasilkan sari-
sari makanan lalu diserap tubuh melalui pembuluh darah yang ada di dinding. Lalu, sari makanan
di edarkan ke seluruh tubuh, sisanya yang tidak diserap dan digunakan tubuh akan dibuang
melalui lubang pengeluaran (Saputra, 2016 : 3).
Fungsi utama dari bakteri usus adalah untuk menyediakan jalur biokimia penting untuk proses
pencernaan, seperti yang ada terlibat dalam metabolism karbohidrat, menghasilkan pemuihan
energy dan substrat yang diserap oleh inang dan juga mewakili sumber energy dan nutrisi
(Gherardi, 2017 : 06).
Sistem pencernaan pada manusia terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan tersusun atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus.
Kelenjar pencernaan adalah alat yang menghasilkan enzim atau getah pencernaan, yang terdiri
atas kelenjar ludah, hati, dan pancreas. Disepanjang saluran pencernaan makanan mengalami
pencernaan secara mekanis dan kimiawi (Saputra, 2016 : 03).
Slamet Prawiharono mengemukakan maca-macam organ pencernaan beserta pengertiannya
sebagai berikut, (1) mulut; (2) kerongkongan; (3) lambung; (4) usus halus; (5) usus besar. Mulut,
organ pencernaan yang bertugas pertama untuk proses pencernaan makanan yang berfungsi untuk
menghancurkan makanan yang masuk sehingga berukuran cukup kecil yang dapat ditelan masuk
dengan bantuan lidah dan gigi untuk menghancurkan makanan dimana lidah untuk
membolakbalikan makanan sedangkan gigi untu proses pencernaan secara mekanis tetapi dimulut
juga terjadi pencernaan secara kimiawi (Sunggu, 2019 : 156).
Kerongkongan, setelah mengunyah makanan di dalam mulut kemudian masuk hingga ke
lambung dengan melalui saluran kerongkongan. Fungsi dari kerongkongan itu sendiri untuk
menyalurkan makanan dari mulut ke lambung. Di dalam leher manusia terdapat dua buah saluran
yaitu kerongkongan yang letaknya di belakang dan tenggorakan yang letaknya di depan.
Kerongkongan merupakan organ yang akan emnyambungkan mulut dengan lambung manusia
(Sunggu, 2019 : 156).
Lambung adalah alat pencernaan yang mirip dengan bentuk kantung. Pada dinding sebuah
lambung terdapat susunan dari otot-otot yang berbentuk memanjang, melingkar dan menyorong.
Hal tersebut memungkinkan makanan yang akan masuk ke dalam lambung dibolakbalik sehingga
nanti nya kaan menjadi halus (Sunggu, 2019 : 156).
Usus halus, setelah makanan dicerna di dalam lambung, akan terus masuk ke usus halus,.
Adapun usus halus ini terdiri atas tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong
(jejunum) dan usus penyerap (ileum). Usus dua belas jari dan usus kosong ini berperan untuk
pencernaan sebuah makanan yang secara kimiawi. Kemudia di usus dua belas jari ini kantong
empedu dan pancreas akan mengeluarkan pencernaannya (Sunggu, 2019 : 156).
Vili atau jonjot usus dapat dijumpai pada usus kosong atau jejunum dan usus penyerapan atau
ileum karena hubungannya dengan luas permukaan. Vili berfungsi untuk memperluas bidang
penyerapan zat-zat makanan, sehingga organ yang memilikinya pasti berhubungan dengan fungsi
tersebut (Kurniasih, 2017 : 09).
Usus besar, zat yang tidak terserap oleh usus halus akan masuk ke dalam usus besar atau biasa
disebut dengan kolon. Selanjutnya maka akan terjadi penyerapan air dan pembusukan dari sisa-
sisa makanan oleh bakteri yang telah membusuk. Pembususkan dilakukan oleh bakteri yang hidup
dalam usus. Pada akhirnya nanti makanan akan dikeluarkan dengan bentuk kotoran atau feses
melalui anus atau dengan proses defekasi (Sunggu, 2019 : 156).
Secara spesifik organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok
yaitu, saluran pencernaan dan organ pencernaan tambahan. Saluran pencernaan adalah saluran
yang berlanjut berupa tabung yang dikelilingi otot, mencerna makanan, memecahnya menjadi
bagian yang lebih kecil dan menyerap bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ yang
termasuk di dalamnya ialah mulut, faring, kerongkongan, lambung, usus halus dan usus besar.
Dalam usus besar makanan akan dibuang keluar tubuh melalui anus (Fathoni AR, 2016 : 10).
Organ pencernaan tambahan berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan
kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan
akan dihubungkan dengan sebuah saluran. Kelenjar pencernaan tambahan akan memproduksi
secret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi, lidah, kantung empedu
beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pancreas (Fathoni AR, 2016 : 10).
Menurut Harahap (2019 : 152-153) ada beberapa bagian yang perlu diketahui dalam sistem
pencernaan manusia yaitu, (1) zat-zat yang terdapat dalam makanan; (2) fungsi zat-zat makanan;
(3) struktur dan fungsi organ dalam sistem pencernaan; dan (4) proses pencernaan.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama manusia, susunan pembentuk karbohidrat yaitu
karbon, hydrogen, dan oksigen. Protein disusun oleh asam amino esensial dan non esensial yang
memiliki gugus karboksil dan gugus amino yang merupakan senyawa yang panjang. Protein juga
merupakan senyawa penyusun utama enzim dan antibody serta cairan tubuh seperti darah dan
susu. Zat makanan yang dimakan dibutuhkan tubuh sebagai sumber energy (Harahap, 2019 : 153)
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat
disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Semua kelenjar ludah mempunyai fungsi untuk
membantu mencerna makanan dengan mengeluarkan suatu sekret yang disebut “salivia” (ludah
atau air liur). Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 – 12 minggu)
sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar
(Pearce, 2009 : 172).
Didalam air liur atau air ludah terkandung zat yang dapat membantu proses penyembuhan
luka pada manusia yang disebut dengan Histatin, Histatin adalah protein yang dihasilkan oleh air
liur yang dipercaya dapat membunuh bakteri-bakteri jahat pada luka. Fakta ini juga menjawab
mengapa luka pada mulut, seperti luka setelah pencabutan gigi dapat sembuh lebih cepat
dibandingkan dengan luka pada kulit atau tulang (Surjadi, 2012 : 15).
Air liur juga berfungsi untuk membantu proses pencernaan makanan di dalam mulut seperti
membersihkan makanan dan sel-sel mati di dalam mulut, mengikat makanan menjadi bola
sehingga dapat ditelan, membersihkan makanan yang tersisa dan bakteri dari gigi, mencegah
lapisan rongga mulut menjadi kering, menghancurkan atau mencegah pertumbuhan jamur di
dalam mulut, menetralisir asam dari makanan yang dimakan, dan membantu menumbuhkan
enamel gigi yang rusak karena kalsium dan kadar phospor. Dan masih banyak lagi manfaat ludah
bagi kesehatan manusia (Colby, 1988: 45-48).
Saliva secara normal sedikit asam (dapat berubah sedikit dengan perubahan kecepatan
aliran dan perbedaan waktu dalam sehari). Dengan adanya sistem buffer pada saliva, pH akan
kembali netral setelah 20 menit terpapar karbohidrat yang berkonsistensi cair dan 40-60 menit
pada karbohidrat yang berkonsistensi padat (Pradanta, 2016 : 158).
3.1.2 Bahan
No Nama Bahan Fungsi
1. Air dingin dan Untuk membuat pasta kani
tepung tapioka
2. Cuka Untuk diteteskan ke saliva
3. Garam empedu Untuk menentukan kerja garam empedu terhadap
pencernaan lemak
4. HCl Untuk menjaga pH campuran putih telur+pensin
5. Larutan pasta Untuk uji pencernaan pati di mulut
amilum
6. Larutan benecit Untuk menguji keberadaan gulu pereduksi dalam
suatu sampel
7. Larutan iodium Untuk mengetahui apakah suatu bahan makanan
mengandung amilum atau zat pati
8. Minyak sayur yang Untuk menentukan minyak yang terdispersi atau
disudah dicampur teremulsi
warna
9. NaOH 40% Untuk menetralkan campuran putih telur+pensin
10 5 mL NaOH Untuk membasakan saliva
11. Pensin Untuk uji pencernaan protein di lambung
12. Putih telur Untuk uji pencernaan protein di lambung
13. Saliva Untuk menentukan komponen saliva
14. Serum darah dan Untuk menentukan kecepatan pencernaan terhadap
larutan pankreatin albumin
3.2 Prosedur
3.2.1Anatomi Sistem Pencernaan
Lengkapi bagian-bagian anatomi organ sistem pencernaan yang
terdapat dalam modul
3.2.2. Pemeriksaan Komponen Saliva
a. Uji Mikroskopik
Diwarnai satu tetes saliva dengan metilen biru dan ditempatkan
di atas object glass. Kemudian, ditutuplah dengan cover glass. Lalu,
diamati di bawah mikroskop adanya sel epitel, butir-butir lemak,
leukosit dan bakteri.
b. Pengamatan pH Normal Saliva
Ditentukan pH saliva dengan menggunakan kertas pH
indikator (Indikator Universal) dan diamati
c. Membuktikan Adanya Mucin
Diambil sedikit saliva kemudian ditetesi dengan cuka. Diamati
apakah terjadi endapan atau tidak jika adanya endapan menunjukkan
bahwa pada saliva terdapat mucin.
d. Membuktikan Adanya Protein
Diambil 5 ml saliva, lalu dimasukan ke dalam tabung reaksi.
Lalu, dilakukan uji Biuret dengan cara:
Dibasakan saliva melalui penambahan 5 ml NaOH encer. Kemudian,
ditambahkan Cu-sulfat 1% tetes demi tetes. Diamati, jika adanya
protein ditunjukkan oleh terjadinya warna merah ungu.
Pengam
atan pH
normal
saliva
Waktu setelah Warna yang terjadi pada uji Warna yang terjadi pada uji
pencampuran pasta iodium Benedict
amilum + saliva
1 menit Bening – biru gelap Biru muda
mengendap
2 menit Bening – biru gelap Hijau pudar
mengendap
3 menit Biru gelap keruh Hijau pekat
4 menit Bening – biru gelap Bening - Coklat pudar
5 menit Kuning tua sedikit pekat Bening – coklat tua
6 menit Kuning tua pekat Coklat muda keruh pekat
7 menit Kuning pudar Coklat keruh pekat
8 menit Tidak ada warna Coklat tua keruh pekat
No Perlakuan Pengamatan
1 1 menit : Warna biru tua
Pengaruh Suhu
menit : intesitas biru tua
berkurang
Bagian Lambung
Lambung atau dalam bahasa ilmiah disebut Ventrikulus. Lambung
berbentuk seperti kantong yang menggelembung dan letaknya pada bagian kiri
dalam rongga di perut. Lambung secara garis besar terdiri dari 3 bagian. Ia
memiliki fungsi penting dalam sistem pencernaan salah satunya adalah
menghasilkan asam klorida yang akan membasmi semua mikroorganisme yang
ada pada makanan yang kita makan.
Bagian Usus Halus
Usus Halus memiliki beberapa bagian, diantaranya adalah usus dua belas
jari, usus kosong dan usus penyerapan. Ada banyak proses kimia yang terjadi pada
usus halus, karena di dalam usus halus juga memproduksi berbagai macam enzim
yang dapat mengubah beberapa zat makanan menjadi kandungan yang dibutuhkan
tubuh agar lebih mudah diserap.
a. Uji Mikroskopik
Pada percobaan ini saliva diamati di bawah mikroskop, hasil analisis
menunjukkan bahwa banyak sel terlihat dan sebagian besar sel yang terlihat adalah
sel-sel dari lapisan pipi didalam mulut, selain itu potongan makanan juga terlihat dan
juga sel darah putih. Makanan yang kita makan membuat kita terkena bakteri dan
memungkinkan bakteri untuk tumbuh. Sel darah putih didalam mulut kitalah yang
membantu melawan mereka. Bakteri dapat dilihat sebagai titik-titik kecil yang
bergerak pada mikroskop.
b. Pengamatan pH normal saliva
Saliva didalam rongga mulut mempunyai pH atau derajat keasaman yang dapat
berubah setiap saat. Menurut Dikri,dkk (2003) perubahan pH saliva dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain irama siang dan malam, diet, perangsangan kecepatan
sekresi, dan berubahnya polisakarida menjadi asam didalam rongga mulut. menuliskan
bahwa pH normal saliva berkisar antara 6,8-7,4.
a. Membuktikan Adanya Mucin
Pada hasil percobaan ini dilihat ketika saliva diteteskan cuka. terjadi endapan
yang menunjukkan adanya musin yang berfungsi sebagai pelicin rongga mulut dan
membasahi makanan sewaktu makanan dikunyah sehingga mudah ditelan. Hasil
percobaan, menunjukkan adanya musin. Namun, hanya sedikit sekali yang terlihat.
Keberadaan musin dalam air liur merupakan hal yang pasti dikarenakan fungsi musin
yang sebagai pelicin rongga mulut dan makanan agar mudah ditelan.
b. Membuktikan adanya protein
Pada percobaan ini dilakukan uji terhadap protein yang ditandai dengan
perubahan warna menjadi ungu pada sampel dengan menggunakan reagen yaitu
biuret, dimana reagen ini didapatkan dengan mereaksikan larutan NaOH dan CuSO4.
Adapun tujuan dari uji ini untuk mengetahui ada tidaknya ikatan peptide dalam
sampel. Dimana CuSO4 berfungsi sebagai penyedia ion Cu yang nantinya
akanmembentuk kompleks protein. Penambahan NaOH berfungsiuntuk menyediakan
basa. Hasil dari hasil praktikum sampel saliva positif mengandung protein.
Sedangkan pada sampel air liur atau saliva, menurut Poedjiadi (1994) hasil
percobaan menunjukkan bahwa saliva positif menghasilkan warna ungu, yang berarti
didalam saliva mengandung ikatan peptide. Protein saliva tertentu mencegah
presipitasi, yang akan membentuk garam. Ion-ion ini bertindak sebagai penyangga ,
menjaga keasaman mulut dalam kisaran tertentu, biasanya pH 6,2-7,4. Ini mencegah
mineral dalam jaringan keras gigi agar tidak larut.
Hal ini terjadi karena pada suhu kamar, kenaikan suhu lingkungan akan
meningkatkan energy kinetik enzim dan frekuensi tumbukan antara molekul enzim
dengan substrat, sehingga enzim aktif dan keaktifannya menyebabkan amilum dapat
terhidrolisis sehingga terjadi perubahan warna pada kedua uji tersebut.
d. Pengamatan Pengaruh Pendidihan
Percobaan ini dilakukan untuk membandingkan aktivitas amilase yang telah
dipanaskan sampai mendidih dengan amilase yang tidak dipanaskan. Percobaan ini
dilakukan dengan menyiapkan 3 tabung, beri nomor 1, 2 dan 3. Kemudian
ditambahkan 5 tetes larutan
saliva ke tabung 1 dan 2. Tambah 5 tetes aquades ke tabung 3, ditempatkan 1 ml air
dalam beaker glass dan panaskan sampai mendidih. Tempatkan tabung 1 dalam
beaker glass yang berisi air mendidih selama 3 menit, kemudian ditambahkan 1 tetes
pasta amilum (pati_ ke masing-masing tabung dan campur dengan cara agitasi.
Tempatkan tabung-tabung tersebut ke dalam penangas air pada suhu 37oC selama 5
menit dan pindahkan tabung dari penangas air dan tambahkan 2 tetes larutan iodium
ke masing-masing tabung tersebut. Dari hasil yang didapat kandungan amilase pada
saliva menyebabkan larutan berwarna ungu dan pada pemanasan dan suhu 37ºC
dapat meningkatkan kerja enzim
e. Pengamatan Pengaruh pH
Pada percobaan pertama mengenai pengaruh pH terhadap aktivitas enzim,
bertujuan untuk membuktikan pengaruh pH terhadap aktivitas kerja enzim,
khususnya pada enzim amilase pada saliva (air liur). Salah satu tujuan enzim amilase
adalah untuk mendegadrasi karbohidrat polisakarida menjadi karbohidrat monoksida,
yaitu dari amilum menjadi glukosa. Secara teori, enzim bekerja pada kisaran pH
tertentu dan menunjukkan kerja maksimum pada pH optimum. Di luar pH optimum
aktivitas enzim akan terganggu. Berdasarkan hasil analisis, percobaan ini
menggunakan lima variasi pH pada subtract, di antaranya yaitu pH 2, pH 5, pH 7, pH
8, dan pH 9. Subtract yang dipakai dalam percobaan ini adalah larutan pati. Hal
pertama yang dilakukan di dalam percobaan ini adalah melakukan preparasi larutan
enzim, yaitu dengan mengambil air liur dimasukkan ke dalam tabung, dan
selanjutnya ditambahkan akuades, yang berupa larutan tidak berwarna, sampai tanda
batas. Hasil yang didapat dalam analisis Pada semua pH berwarna bening.
Pada percobaan ini mengamati kecepatan pencernaan albumin dan serum darah.
Salah satu zat yang terkandung di dalam serum adalah albumin yang merupakan
protein globular (Podjiadi, 1994). Protein ini memiliki sifat-sifat yang khas, salah
stunya dapat terdenaturasi atau terjadi perubahan struktur, hal ini dapat di tandai
dengan terbentuknya endapan. Terbentuknya endapan dapat di lakukan dengan
penambahan asam, ion logam, gram divalent, atau dengan pemanasan.
Uji Biuret digunakan untuk melihat perbedaan kecepatan antara albumin dan
serum dengan berubahnya warna. Terjadi perbedaan kecepatan pencernaan antara
sebelum dan ketika di inkubasi karena suhu mempengaruhi kelarutan, jadi
pencernaan oleh serum darah lebih cepat dibandingkan pencernaan albumin karena
ukuran partikel serum darah itu lebih kecil sehingga labih cepat di cerna. Pada
umumnya kelenjar ludah kaya dengan pembuluh darah. Pembuluh darah besar
berjalan bersama- sama dengan duktusnya pada jaringan ikat interlobularis dan
memberi cabang-cabang mengikuti cabang-cabang duktusnya kedalam lobuli,
dimana pada akhirnya ia membentuk anyaman-anyaman kapiler mengitari asinus dan
akhirnya kembali membentuk vena yang berjalan bersama-sama dengan pembuluh
darah arterinya
BAB V KESIMPULAN
Mahasiswa dapat mengetahui proses pencernaan kimiawi di mulut yaitu dari
hasil pengujian ini dengan iodium hasil reaksinya adalah warna biru hal ini
menunjukkan bahwa sampel positif mengandung pati. Seharusnya pada pengujian
dengan iodium ini sampai mencapai titik akromik yaitu titik dimana pereaksi tidak
dapat bereaksi lagi terhadap dengan sampel
Mahasiswa dapat mengetahui bahwa proses pencernaan kimiawi di lambung
oleh enzim pepsin yaitu setelah ditambahkan pepsin dan HCl menunjukkan hasil
reaksi positif karna terurai oleh pepsin
kondisi optimum yang diperlukan bagi aktivitas kerja pepsin merupakan enzim
proteolitik yang memiliki pH optimum 1,4. Enzim pepsin bekerja optimum (reaksi
positif) pada keadaan lingkungan asam
Dapat Menentukan proses pencernaan kimiawi di usus halus yang mana
praktikan dapat mengamati kecepatan pencernaan albumin dan serum darah. Salah
satu zat yang terkandung di dalam serum adalah albumin yang merupakan protein
globular