“FUROSEMIDE 10 mg”
Disusun oleh :
Kelas : Reguler II B
Kelompok : 5
Dosen Pembimbing :
NILAI PARAF
JURUSAN FARMASI
I. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam
pembuatan sediaan ampul furosemid.
2. Mahasiswa dapat memahami proses pembuatan sediaan ampul
furosemide.
3. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan ampul
furosemid.
1. Furosemid
Sinonim : Furosemid,Furosemidum
BM : 330,74
Furosemid mengandung tidak kurang dari 98,5 % dan tidak lebih dari 101,0 %
C12H11CIN2O5S
Kelarutan :
Berdasarkan FI Ed III praktis tidak larut dalam air dan dalam kloroform,larut dalam
75 bagian etanol (95 %) dan dalam 850 bagian eter,larut dalam larutan alkali
hidroksida,sedangkan menurut FI Ed IV praaktis tidak larut dalam air ,mudah larut
dalam aseton,dalam metilformamida dan dalam larutan alkali hidroksida,larut dalam
methanol,agak sukar larut dalam etanol,sukar larut dalam eter,sangat sukar larut
dalam kloroform
pH : 8,9 – 9,3
2. Sodium Hidroksida
Sodium hidroksida mengandung tidak kurang 95 % dan tidak lebih dari 100,5 %
alkali jumlah,dihitung sebagai NaOH,mengandung Na2CO3 tidak lebih dari 3,0%
Pemerian : Putih atau praktis putih,massa melebur,berbentuk pellet,serpihan,batang
atau bentuk lain.Keras,rapuh,dan menunjukkan pecahan hablur.Bila dibiarkan di
udara,akan cepat menyerap karbondioksida dan lembab.
3. Natrium kloridum
BM : 58.44
Pemerian : Serbuk kristal putih, tidak bewarna, mempunyai rasa garam (asin)
pH : 6.7 – 7.3
Kelarutan : Sedikit larut dalam etanol, larut dalam 250 bagian etanol 95%; larut
dalam 10 bagian gliserin; larut dalam 2,8 bagian air dan 2,6 bagian air pada suhu
100ºC
OTT : Larutan natrium klorida bersifat korosif dengan besi, membentuk endapan bila
bereaksi dengan perak; garam merkuri; agen oksidasi kuat pembebas klorine dari
larutan asam sodium klorida; kelarutan pengawet nipagin menurun dalam larutan
sodium kloride.
Titik didih : 1439ºC
4. Acidum hydrochloridum
BM : 36.46
dengan 2 bagian volume air, asap hilang. Bobot jenis lebih kurang 1.18.
OTT : dengan basa, alkali karbonat, dengan garam perak dan garam merkuri
Pemerian : Cairan jernih atau tidak bewarna, tidak berbau dan tidak berasa
OTT : Dalam sediaan farmasi, air dapat beraksi dengan obat dan zat
tambahan lainnya yang mudah terhidrolisis (mudah terurai dengan adanya atau
kelembaban). Air dapat bereaksi kuat & cepat dengan logam alkali dan zat
pengoksidanya seperti kalsium oksidan Magnesium oksida, air juga bereaksi dengan
bahan organik.
Stabilitas : Air stabil dalam setiap keadaan (es;cairan;uap panas). Air untuk
penggunaan khusus harus disimpan dalam wadah yang sesuai.
a.) Alat
1. Gelas ukur
2. Erlenmeyer
3. Baker glass
4. Kaca Arloji
5. Ampul
6. Neraca Analitik
7. Cawan
b.) Bahan
1. Furosemid
2. NaOH
3. NaCl
4. HCl
V. Cara Kerja
i. Prinsip Kerja
Sterilisasi yang digunakan adalah sterilisasi panas basah dan kering.
Sterilisasi panas basah ialah dengan menggunakan autoclave
dengan suhu 121 derajat celcius selama 15 menit dan untuk
sterilisasi kering dengan menggunakan oven pada suhu 170 derajat
celcius selama 15 menit.
ii. Prosedur Kerja
a. Kering
b. Basah
A. Kering
B. Basah
VI. Perhitungan
i. Farmasetika Sediaan
a. Tonisitas
17 L 17 L 17 L
E Furosemid = E NaOH = E NaCl=
M M M
17 .3,4 17 .3,4 17 .3,4
= = =
354,73 40 58,5
=0,163 =1,445 =0,98 ≈ 1
0,01
% kadar furosemide = x 100% = 1 %
1
0,00134
% NaOH = x 100% = 0,134 %
1
0,0075
% NaCl = x 100% = 0,75 %
1
W = 0,9-∑c.E
= 0,9 – (0,1634+0,1936+0,75)
= 0,9 – 1,107
= - 0,207 Hyperthoni
Volume total
=((n+2).v +6)
= (12 . 1,1) + 6
= 19,2 ≈ 20 ml
c. Perhitungan Bahan
1. Furosemid = 1/1000 x 10 =0,01 g = 10 mg
Untuk 50 ml = 10 mg x 50 ml =500 mg
Dilebihkan 5% = 500 mg + (5% x 500) = 525 mg
2. NaOH = 1/1000 x 1,34= 0,00134 g = 1, 34 mg
Untuk 50 ml = 1,34 x 50 ml = 67 mg
3. HCl = q.s
4. NaCl = 1/1000 x 7.5 g = 0,0075 g = 7,5 mg
Untuk 50 ml = 50 x 7,5 mg = 375 mg
VII. Evaluasi
6 - Bocor 8,93 - -
VIII. Pembahasan
1. Kebocoran
Langkah ini dilakukan untuk mengecek keberhasilan dari penutupan ampul dengan
Bunsen, caranya siapkan baker glass, isi dengan kapas secukupnya taruh perkamen
di mulut baker, dan ikat menggunakan tali. Selanjutnya siapkan ampulnya, taruh
secara terbalik pada mulut baker, masukkan dalam dandang, tunggu hingga 20
menit, dan lihat hasilnya. Jika ada ampul yang bocor maka isinya akan habis.
2. pH
3.Kejernihan
Kejernihan dilakukan dengan 2 cara, yang pertama dengan latar hitam untuk melihat
kotoran berwarna putih, dengan carra jejerkan sediaan di depan latar hitam dan
senterkan sediaan tersebut mka akan terlihat jernih atau tidaknya sediaan. Yang
kedua, dengan latar putih untuk melihat kotoran yang berwarna hitam dengan cara
taruh sediaan di depan latar putih dan senterkan maka akan terlihat sediaan jernih
atau tidak.
4. Kesetaraan Volume
Kesetaraan volume dapat diuji dengan cara isi ampul baru sebanyak 1,1 ml sediaan
furosemide sebagai pembanding, lalu susun sediaan dan bandingkan dengan
pembanding. Dari cara itu kami dapatkan bahwa dari kelima sediaan hanya satu
yang memiliki kesetaraan volum, hal ini bisa terjadi karena, ketidak akuratan saat
mengambil sediaan menggunakan spet dan juga karena kesalahan dalam volume
pengambilan larutan.
IX. Kesimpulan
1. dari 6 sediaan ampul, terdapat 1 ampul yang bocor, akibat dari cara penutupan
ampul yang kurang tepat.
2. Sediaan ampul furosemide yang kami buat memiliki pH 8,93, sesuai dengan
standar pH sediaan furosemide.
3. Sediaan furosemide yang kami buat, memiliki kejernihan yang baik, tanpa ada
partikel asing di dalamnya.
4. Dari keenam sediaan yang kami buat hanya satu yang setara dengan
pembanding.
DAFTAR PUSTAKA