DI SUSUN OLEH :
KELAS E
PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum,wr.wb.
Alhamdulillahi rabbil alamin Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah
memberikan kesempatan pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul DESA DAN KEUANGAN DESA
dengan tepat waktu. Makalah Dasar dasar perpajakan ini disusun guna memenuhi tugas dosen
pada matakuliah LEMBAGA KEUANGAN DESA di kampus kami UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH BUTON. Selain itu, kami juga berharap agar makalah ini dapat
menambah wawasan bagi pembaca tentang Dasar dasar perpajakan.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak AHMAD
SAIFUL selaku dosen mata kuliah. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan kami dan teman-teman yang membacanya. kami juga mengucapkan terima kasih
pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................. ii
Pengelolaan Keuangan Desa diatur dalam peraturan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Desa dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 114 Tentang Pembangunan Desa yang tercantum dalam pasal 71 ayat 1,
dikatakan Bahwa “semua hak dan kewajiban desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala
sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban
Desa”. Hak dan kewajiban tersebut menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan yang
perlu diatur dalam pengelolaan keuangan desa yang baik. Sebagaimana fungsinya desa
merupakan tolok ukur pertama dalam melihat kemajuan suatu negara, Seringkali desa
terabaikan oleh negara dan penyelenggaraan desa hanya terbatas pada perintah pemerintah
pusat ataupun daerah. Adanya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa mulai
memperlihatkan bahwa pemerintah telah memberikan perhatiannya kepada desa.
1.3 TUJUAN
1. Agar kita memahami apa itu desa
2. Untuk mengetahui penataan desa
3. Agar memahami syarat terbentuknya desa
4. Agar kita mengetahui pengaturan desa
5. Untuk memahami asas- asas pengaturan desa
BAB 2 PEMBAHASAN
Desa merupakan representasi dari kesatuan masyarakat hukum terkecil yang telah ada dan
tumbuh berkembang seiring dengan sejarah kehidupan masyarakat Indonesia dan menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari tatanan kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai wujud pengakuan
Negara terhadap Desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi dan kewenangan desa, serta
memperkuat kedudukan desa dan masyarakat desa sebagai subyek pembangunan, diperlukan
kebijakan penataan dan pengaturan mengenai desa yang diwujudkan dengan lahirnya UU Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa.
4.Memiliki potensi sumberdaya baik alam, manusia, maupun ekonomi yang mendukung,
dan sebagainya.
Tentu saja Desa perlu diatur, negara Indonesia adalah negara hukum.
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, dan kepentingan masyarakat berdasarkan :
prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam
system pemerintahan NKRI
Desa berkedudukan di wilayah Kabupaten/Kota, terdiri dari: Desa dan Desa Adat.
Saat ini Pemerintah Indonesia melalui nawacita berkomitmen untuk membangun Indonesia dari
pinggiran, di antaranya dengan meningkatkan pembangunan di desa. Program Dana Desa ini
bukan hanya yang pertama di Indonesia, namun juga yang pertama dan terbesar di seluruh dunia
• Pembentukan,
• Penghapusan,
• Penggabungan,
2. memperjelas tugas, peran dan fungsi Desa, khususnya dalam : mengelola desa,menjalankan
pemerintahan desa, dan memberikan pelayanan bagi masyarakatnya.
Dana Desa adalah dana APBN yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui APBD
kabupaten/kota dan diprioritaskan untuk pelaksanaan pembangunan; dan pemberdayaan
masyarakat desa
Dana Desa dalam APBN ditentukan 10% dari dan di luar Dana Transfer Daerah secara bertahap.
Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan dengan memperhatikan:
1. Jumlah Penduduk,
2. Angka Kemiskinan,
2. mengentaskan kemiskinan,
Evaluasi diperlukan untuk memastikan bahwa di setiap tahapan pengelolaan Dana Desa
tidak terjadi penyimpangan. Pelaksanaan evaluasi dilakukan secara berjenjang dari level pusat
hingga daerah. Proses evaluasi di tingkat pusat dilakukan oleh Kementerian Keuangan, bersama
dengan Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa dan PDTT. Secara umum proses
evaluasi dilakukan sejak dari tahap perencanaan sampai dengan laporan pertanggungjawaban.
Proses pelaksanaan evaluasi oleh pemerintah pusat dilakukan secara sinergis dan terpadu. Hal
tersebut sangat diperlukan untuk memastikan bahwa penggunaan Dana Desa sesuai dengan
prioritas yang ditetapkan dan untuk memastikan bahwa ketercapaian output dapat lebih
maksimal. Agar proses evaluasi dapat lebih efektif maka telah ditetapkan mekanisme pemberian
sanksi apabila dalam implementasi pengelolaan dana desa terdapat penyimpangan.
a. DAMPAK DANA DESA TERHADAP KEMANDIRIAN DESA
Dana Desa menunjukkan pengaruh positif terhadap peningkatan kemandirian Desa, yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan status Desa. Perkembangan Status Desa dimaksud
sebagaimana tabel di bawah ini
2015 2016
Ket : Berdasarkan hasil survei pada 4.345 Desa sebagai sampel. Tahun 2017 direncanakan
dilakukan survey bersama BPS dengan sampel desa yang lebih besar untuk mengetahui dampak
pemanfaatan Dana Desa
Kinerja penyaluran Dana Desa tahun 2015 sebesar Rp20,77 triliun (100%) dan tahun 2016
sebesar Rp46,6 triliun (99,4%).
• Realisasi penyaluran Rp35,8T atau 99,5% dari pagu Tahap I Rp36T, untuk434
daerah(100%) yang terdiri dari 74.910 desa
. • Sisa Dana Desa Rp161M, antara lain karena masih terdapat sisa Dana Desa di RKUD
yang diperhitungkan dalam
2. Realisasi penyaluran Rp11,85 T atau 49,3% dari pagu Tahap II Rp24 T, untuk:
• 209 daerah dari 434 daerah (48,2%); dan • 36.503 Desa dari 74.910 (48,7%)
Realisasi penyaluran sebesar Rp36,61 T (76,8% dari total penyaluran ke RKUD sebesar
Rp47,69 T).
c. KENDALA DALAM PENYALURAN DAN PENGGUNAAN
Masih dijumpai adanya kendala dalam Penyaluran, baik dari RKUN ke RKUD maupun dari
RKUD ke RKDe Penggunaan, masih terdapat penggunaan Dana Desa yang tidak sesuai dengan
ketentuan
Kendala Penyaluran
RKUD ke RKD:
a. APBDesa belum/terlambat ditetapkan
b. Perubahan regulasi
c. Dokumen perencanaan & laporan penggunaan belum ada
d.Pergantian kades
Upaya Yang Dilakukan Dari RKUN ke RKUD :
b. Bimtek dan pelatihan kepada aparat Pemerintah Daerah dan Perangkat Desa.
c. Monitoring dan evaluasi penyusunan perkada pengalokasian DD per Desa dan penyaluran DD.
PENUTUPAN
a. KESIMPULAN
Sebagai wujud pengakuan Negara terhadap Desa, khususnya dalam rangka memperjelas fungsi
dan kewenangan desa, serta memperkuat kedudukan desa dan masyarakat desa sebagai subyek
pembangunan pengaturan mengenai desa yang diwujudkan dengan lahirnya UU Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa. memberikan mandat kepada Pemerintah untuk mengalokasikan Dana Desa
Sesuai dengan undang undang nomor 6 tahun 2014.
b. SARAN
DAFTAR PUSTAKA