ABDOMEN

Inspeksi  Auskultasi  Perkusi  Palpasi

 Inspeksi
Buncit
Anak tampak membuncit (pot belly) pada saat berdiri karena otot abdomen anak masih
tipis.
Buncit dapat simetris atau asimetris.
Untuk membedakan timor padat atau kista pada intrabdomen  transluminasi.
Anak <7 tahun bernafas dengan otot perut, sehingga pembesaran perut akan
berpengaruh ke kondisi pernafasan.

Skafoid
Hernia diafragma pada neonatus.
Malnutrisi, dehidrasi berat, ileus obs letak tinggi, pneumothoraks.

Kulit keriput
Pada post asites, malnutrisi.

Hernia Umbilikal
Pada anak < 2 tahun. Umumnya pada pasien hipotiroidea, Down sindrom,
kondrodistrofi, Hurler sindrom.

Pelebaran vena
Pada gagal jantung, peritonitis, obstruksi vena.
Arah aliran darah vena normal: dibawah umbilikal ke arah bawah; diatas umbilikal ke
arah atas.

Diastasis rekti
Penonjolan usus pada garis tengah, biasanya 1-5 cm.
Normal atau akibat kelemahan kongenital otot perut.

Omfalokel
Organ intraabdomen dalam kantong peritoneum & selaput amnion akibat defek cincin
umbilikal.

Gastroskisis
Eviserasi usus akibat defek otot rektus abdominis di lateral umbilikus.

Duktus omfaloenterikus
Polip merah diumbilikus bersekret (serus, mukoid, feses) yang dapat mengiritasi kulit
sekitar.

Urakus
Urin keluar melalui umbilkus, terutama bila buli ditekan.
Edema & eritem
Pada enterokolitis nekrotikans atau peritonitis.

Dinding perut tidak terbentuk sebagian atau total

Pada prune belly sindrom atau eagle-barret sindrom.

Peristaltik usus
Dilihat dengan mengarahkan lampu tegak lurus pada dinding perut, lalu dilihat dg posisi
mata sejajar perut pasien.
Meningkat pada obstruksi gastrointestinal, infeksi urinarius, insufisiensi adrenal.

 Auskultasi
Peristatltik
Normal: tiap 10-30 detik dg intensitas rendah - sedang
Nyaring: pada obstruksi
Meningkat: gastroenteritis
Menurun: peritonitis, ileus paralitik

Bising (bruit)
Pada koarktasio aorta abdominalis (di seluruh bag perut), hipertensi (di ginjal
posterior).
Venous hum: obstruksi v.porta
Booming (pistol shot): insufisiensi aorta, dukt arteriosus persisten.

 Perkusi
Mulai dari epigastrium, turun lalu sejajar sampai suprapubik.
Asites: sirosis hepatis, sindrom nefrotik, gagal jantung kongestif, kwashikor, chilous
asites (kebocoran limfatik
Dengan palpasi dari umbilikal ke lateral, shifting dullness (dari redup menjadi timpani
saat dimiringkan ke arah berlawanan), undulasi, knee chest position (pada asites
sedikit (puddlesign)).

Pekak Hati: hilang pada pneumoperitoneum akibat perforasi usus

Fenomena papan catur: redup & timpani bersalang seling pada peritonitis tb

 Palpasi
Posisi terbaik agar otot perut lemas: tarik nafas, tekuk lutut, bantal tipis.
Dimulai dari kiri bawah  kiri atas  kanan atas  kanan bawah atau dari regio
yang tidak sakit.
Monomanual atau bimanual

Lokasi nyeri:
Bag bawah: gastroenteritis, obstruksi intestinal, tumor, ulserasi divertikulum meckel,
torsi ovarium/tesis
Bag atas: gastroenteritis, batuk keras, ulkus peptikum
Bag umbilikus: sistitis
Kanan bawah: apendisitis
Kanan atas: hepatitis, invaginasi
Kiri atas: ruptur limpa, invaginasi

Tidak menentu: infeksi sal nafas, limfadenitis mesentrika, demam rematik,

peritonitis, anemia, campak, leukemia, alergi, asidosis, stres.

Hati
Garis pusat – prosesus xifoideus &
garis umbilikal – perpotongan arkus
costa dg midclavikula kanan
Pembesaran hepar (1/3- 1/2) atau
dalam cm.
Catat: konsistensi, tepi, permukaan &
nyeri tekan.
Normal < 6 th: hepar 1/3 – 1/3, tepi
tajam konsistensi kenyal, permukaan rata, tidak nyeri tekan.
Hepatomegali: hepatitis, sepsis, anemia, gagal jantung, mukolipidosis, keganasa,
lupus, malnutrisi.

Limpa
Limpa menggantung kebawah,ikut bergerak saat bernapas, ada insisura lienalis,
dapat didorong.
Normal neonatus: 1-2 cm bawah arkus karena proses hematopoesis ekstramedular.
Cara schuffner: garis dari arkus kosta kiri – umbilikus – lipat paha kanan (8 bagian)
Splenomegali: sepsis, tifoid, malaria, toksoplasmosis, talasemia, leukemia, sirosis
hari, gagal jantung kongestif, gaucher.

Ginjal
Cara ballotement (karena retroperitoneal): telunjuk tangan kiri pada angulus
kostovertebralis menekan organ ke atas, tangan kanan palpasi dalam dr depan.
Pembesaran ginjal: hidronefrosis, abses, kista hematoma, trombosis v. renalis.

Kandung kencing
Inspeksi, palpasi, perkusi.

Massa intraabdomen
Catat letak, ukuran, konsistensi, tepi, permukaan, pulsasi, fluktuasi, nyeri tekan,
mobilitas & sekitarnya.

Tumor wilms: keras, unilateral, rata, tidak melewati garis tengah.

Neuroblastoma: agak keras, nodular tidak teratur, melewati garis tengah.
Rabdomiosarkoma: imobile, retroperitoneal di pelvis, buli ato vagina.
Kista dukt koledukus: nyeri
Intususepsi: spt sosis, nyeri di kanan bawah.
Skibala: berbenjol tidak nyeri
Bolus askaris: pada anak kurus teraba gumpalan cacing yang melingkar.
Anus & Rektum
Colok dubur hanya pada gejala abdomen akut.
Anak tengkurap, fleksi kedua lutut. Colok dengan kelingking.
Nilai: anus ada/tidak, tonus sfingter, penyempitan/pelebaran, fistula, nyeri, feses
(lendir/darah), massa, prostat & uterus-ovarium pada anak pubertas.

Perianal: tumor sakroksigeus, meningokel, pilonidal dimple, abses perianal (pada

anak kolitis ulseratif kronik, diare kronik)

Anus: atresia ani (+fistula rektovesikal), sindrom VATER (vertebre, atresia ani, atresia
esofagus, displasia renal & radius), cat eye sindrom (anus imperforata, koloboma
mata, lobang preaurikular, kelainan jantung, malformasi ginjal), fisura ani (luka pada
mukosa anus), polip, hemoroid, diaper rash.

Genitalia
Wanita
Labia minora & klitoris yang menonjol: pada virilisasi hiperplasia korteks adrenal