Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENERAPAN TUGAS ASOSIASI PROFESI BIDANG

JALAN
(Studi Kasus : Penyedia Jasa Bidang Jalan Provinsi D. I. Yogyakarta)
HERVIN HAIKAL
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber Daya Manusia (SDM) yang mempunyai kompetensi tinggi


merupakan salah satu kunci untuk memenangkan persaingan di pasar
internasional. Keunggulan SDM juga penting dalam mencapai keberhasilan
pembangunan. Dinamika globalisasi menuntut kesiapan dalam mengantisipasi
dampak persaingan industri dan bisnis konstruksi. Peningkatan kemampuan SDM
konstruksi memerlukan upaya pembinaan yang berkelanjutan agar menghasilkan
tenaga-tenaga yang produktif dan kompeten. Upaya tersebut dilakukan dengan
peningkatan keterampilan dan keahlian melalui pelatihan dan pengujian yang
berbasis pada kompetensi (Competency Based Training/CBT). Langkah yang
perlu dilakukan yaitu menetapkan standar kompetensi kerja keterampilan/keahlian
tenaga kerja konstruksi menurut bidangnya masing-masing. Implementasi standar
kompetensi yang tepat dan terukur akan memantapkan potensi tenaga kerja
konstruksi yang profesional pada bidang pekerjaan terkait dan mendorong untuk
meningkatkan daya saing di pasar kerja. Strategi untuk mempercepat pencetakan
tenaga terampil dan tenaga ahli konstruksi memerlukan penyamaan persepsi
antara unit pembina di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Hal tersebut
guna mengatasi berbagai keterbatasan dan melalui permasalahan yang dihadapi
dalam era globalisasi (Subarkah, 2007).
Tahun 2015 merupakan tahun kesepakatan berbagai negara bahwasanya
semua bidang usaha maupun tenaga kerja menjadi terbuka. Indonesia pada tahun
di mulainya kesepakatan keterbukaan tentu akan menjadi sasaran para pengusaha
asing dan juga para tenaga kerjanya, salah satunya adalah dalam dunia jasa
konstruksi (Jakon, 2013).
Kesai (2013) menjelaskan betapa pentingnya pembangunan insfrastruktur
Pekerjaan Umum (PU). Tenaga kerja konstruksi Indonesia belum memiliki
kompetensi yang bagus untuk bersaing dengan negara lain dalam melakukan
pembangunan infrastruktur. Kesai (2013) juga memberikan gambaran SDM
merupakan modalitas utama sektor konstruksi disamping teknologi, kapital

1
PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENERAPAN TUGAS ASOSIASI PROFESI BIDANG
JALAN 2
(Studi Kasus : Penyedia Jasa Bidang Jalan Provinsi D. I. Yogyakarta)
HERVIN HAIKAL
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

material dan peralatan merupakan faktor sangat menentukan. Efisiensi, kualitas


infrastruktur dan bangunan fisik lainnya sangat tergantung dari kompetensi SDM
konstruksi. Data BPS dan LPJK mencatat bahwasanya jumlah tenaga kerja
konstruksi tahun 2012 sebesar 6,79 juta orang dan tahun 2013 diperkirakan
kebutuhan akan meningkat menjadi tidak kurang dari 7 juta orang. Kebutuhan
tenaga kerja konstruksi yang terus meningkat tetapi tidak diikuti dengan
meningkatnya kualitas SDM konstruksi. Jumlah tenaga kerja yang bersertifikat
kompetensi berjumlah sekitar 467 ribu orang atau sekitar 6,9 persen dari total
tenaga kerja konstruksi.
Kesai (2013) menjelaskan lebih dari 66 persen tenaga kerja konstruksi
belum terlatih dan dari tingkat pendidikan juga masih rendah. Indikasi ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang dilakukan BPS tahun 2014, di mana
presentasi tenaga kerja konstruksi dengan tingkat pendidikan SD kebawah
mencapai 52 persen. Tingkat Diploma/Universitas jumlah tenaga kerja konstruksi
hanya sebesar 4 persen.
Sertifikat keahlian dan sertifikat keterampilan merupakan keharusan bagi
mereka yang bekerja di bidang jasa konstruksi tertuang dalam ketentuan Pasal 9
UU No. 18/1999 tentang jasa konstruksi yang menyatakan bahwa perencana
konstruksi dan pengawas konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat
keahlian, pelaksana konstruksi orang perseorangan harus memiliki sertifikat
keterampilan kerja dan sertifikat keahlian kerja, orang perseorangan yang
dipekerjakan oleh badan usaha sebagai perencana konstruksi, pengawas
konstruksi atau tenaga tertentu dalam badan usaha pelaksana konstruksi harus
memiliki sertifikat keahlian, tenaga kerja yang melaksanakan pekerjaan
keteknikan yang bekerja pada pelaksana konstruksi harus memiliki sertifikat
keterampilan dan keahlian kerja.
Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 2000 pasal 1 tentang usaha dan
peran masyarakat jasa konstruksi yang merupakan peraturan pelaksanaan dari UU
No. 18/1999 tersebut menyatakan bahwa yang dimaksud dengan sertifikat
adalah tanda bukti pengakuan atas kompetensi dan kemampuan profesi
keterampilan kerja dan keahlian kerja orang perseorangan di bidang jasa
PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENERAPAN TUGAS ASOSIASI PROFESI BIDANG
JALAN 3
(Studi Kasus : Penyedia Jasa Bidang Jalan Provinsi D. I. Yogyakarta)
HERVIN HAIKAL
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

konstruksi menurut disiplin keilmuan dan atau keterampilan tertentu dan atau
kefungsian dan atau keahlian tertentu (HPJI, 2014).
Modul HPJI (2008) menyatakan seorang ahli pelaksana atau ahli
pengawas jalan/jembatan yang diposisikan dalam jabatan construction manager
atau supervision engineer harus dapat memahami prinsip-prinsip manajemen
proyek yang secara umum mengandung aspek-aspek teknis maupun aspek
administratif. Tenaga ahli juga perlu dibekali dengan pengetahuan tentang
keselamatan dan kesehatan kerja serta pengendalian lingkungan.
Penerapan tugas Asosiasi profesi merupakan implementasi materi modul
yang sudah diberikan pada saat sertifikasi. Kegiatan yang dilakukan di lapangan
dapat dinyatakan baik apabila sesuai dengan prosedur yang diajarkan pada
sertifikasi ahli jalan. Asosiasi profesi berkewajiban untuk membuat dan
mengajarkan tata cara dan tahapan dalam pelaksanaan setiap jenis kegiatan
konstruksi.
Tugas Asosiasi profesi yang tercakup dalam Sidlacom sebagian besar
sudah diajarkan pada modul sertifikasi tetapi perlu adanya penambahan beberapa
materi yang dianggap perlu untuk keselamatan jalan dan peningkatan penggunaan
software dalam database pelaksanaan jalan.
Pemilihan Asosiasi profesi HPJI disebabkan oleh tidak tersedia nya modul
dari Asosiasi profesi lainnya seperti Inkindo (Ikatan Nasional Konsultan
Indonesia) dan AKI (Asosiasi Kontraktor Indonesia) sehingga tidak bisa
dibandingkan dengan atribut indikator Sidlacom.
Jumlah tenaga kerja yang terlibat pada bidang konstruksi di Provinsi D.I.
Yogyakarta dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel tersebut menjelaskan bahwa
jumlah tenaga konstruksi pada provinsi ini sangat rendah. Data terakhir pada
Februari 2014 jumlah tenaga konstruksi menurun sebesar 0,70 % dari bulan
Agustus 2013. Perbandingan jumlah tenaga kerja konstruksi secara nasional yang
bersertifikasi sebesar 6,9% maka Provinsi D.I. Yogyakarta yang berada 2,06%
dibawah jumlah tenaga konstruksi nasional dan belum tentu bersertifikasi maka
dianggap perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut.
PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENERAPAN TUGAS ASOSIASI PROFESI BIDANG
JALAN 4
(Studi Kasus : Penyedia Jasa Bidang Jalan Provinsi D. I. Yogyakarta)
HERVIN HAIKAL
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

Tabel 1.1. Persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bekerja menurut
lapangan pekerjaan utama Februari 2012 – Februari 2014 Provinsi DI
Yogyakarta
Feb Agus Feb Agus Feb
Lapangan Kerja Utama 2012 2012 2013 2013 2014
(%) (%) (%) (%) (%)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pertanian 25,43 27,82 24,38 28,18 25,42
Industri Pengolahan 15,65 14,97 12,96 13,36 14,91
Konstruksi 5,68 6,92 6,39 5,54 4,84
Perdagangan, Hotel dan Restoran 26,37 24,52 26,38 25,87 26,64
Pengangkutan dan Komunikasi 3,72 3,27 3,87 3,48 3,78
Keuangan, Real Estate dan Jasa
2,68 3,06 3,34 2,87 3,37
Perusahaan
Jasa-jasa 20,25 18,58 21,46 19,93 20,75
Lainnya (Pertambangan, Penggalian,
0,22 0,86 1,22 0,77 0,29
Listrik, Gas dan Air Minum
Total 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : BPS Provinsi DI Yogyakarta (2014)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dirumuskan masalah yang


terkait dengan penerapan tugas asosiasi profesi terhadap peningkatan kualitas
SDM penyedia jasa bidang jalan:
(1) Bagaimana pengaruh atribut indikator survei data dan informasi terhadap
penilaian penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Survey)?
(2) Bagaimana pengaruh atribut indikator investigasi permasalahan lapangan
terhadap penilaian penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan
(Investigation)?
(3) Bagaimana pengaruh atribut indikator DED jalan terhadap penilaian
penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Design)?
(4) Bagaimana pengaruh atribut indikator pembebabasan lahan untuk
perencanaan konstruksi jalan terhadap penilaian penerapan tugas Asosiasi
profesi bidang jalan (Land Acquisition)?
(5) Bagaimana pengaruh atribut indikator penyusunan sasaran program untuk
pengembangan jaringan jalan terhadap penilaian penerapan tugas Asosiasi
profesi bidang jalan (Action Program)?
PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENERAPAN TUGAS ASOSIASI PROFESI BIDANG
JALAN 5
(Studi Kasus : Penyedia Jasa Bidang Jalan Provinsi D. I. Yogyakarta)
HERVIN HAIKAL
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

(6) Bagaimana pengaruh atribut indikator problem pekerjaan konstruksi jalan


terhadap penilaian penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan
(Construction)?
(7) Bagaimana pengaruh atribut indikator problem kondisi jalan pasca konstruksi
terhadap penilaian penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan
(Operation)?
(8) Bagaimana pengaruh atribut indikator problem pemeliharaan jalan terhadap
penilaian penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Maintenance)?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian analisis penerapan tugas


Asosiasi profesi terhadap peningkatan kualitas SDM penyedia jasa bidang jalan
adalah untuk mendapatkan:
(1) Atribut indikator survei data dan informasi terhadap penilaian penerapan
tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Survey)?
(2) Atribut indikator investigasi permasalahan lapangan terhadap penilaian
penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Investigation)?
(3) Atribut indikator DED jalan terhadap penilaian penerapan tugas Asosiasi
profesi bidang jalan (Design)?
(4) Atribut indikator pemahaman pembebasan lahan untuk perencanaan
konstruksi jalan terhadap penilaian penerapan tugas Asosiasi profesi bidang
jalan (Land Acquisition)?
(5) Atribut indikator penyusunan sasaran untuk pengembangan jaringan jalan
terhadap penilaian penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Action
Program)?
(6) Atribut indikator problem pelaksanaan pekerjaan konstruksi jalan terhadap
penilaian penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Construction)?
(7) Atribut indikator problem kondisi jalan pasca konstruksi terhadap penilaian
penerapan tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Operation)?
(8) Atribut indikator problem pemeliharaan jalan terhadap penilaian penerapan
tugas Asosiasi profesi bidang jalan (Maintenance)?
PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENERAPAN TUGAS ASOSIASI PROFESI BIDANG
JALAN 6
(Studi Kasus : Penyedia Jasa Bidang Jalan Provinsi D. I. Yogyakarta)
HERVIN HAIKAL
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini dapat dibagi menjadi dua manfaat, yakni manfaat
teoritis dan manfaat teknis. Manfaat teoritis yang diperoleh tentang masalah
asosiasi profesi yang berkaitan dengan penanganan jalan nasional pada Provinsi
D.I. Yogyakarta, antara lain:
(1) Memahami dan mengembangkan metode analisis pemetaan problem
penyelenggaraan jalan nasional yang berdasarkan integrasi SIDLACOM
(2) Memahami dan mengembangkan teori pengambilan keputusan Importance-
Performance Analysis (IPA) sehingga dapat digunakan dalam proses
pengambilan keputusan
(3) Memahami dan mengembangkan teori perpaduan antara IPA, CSI, analisis
faktor dan faktor regresi untuk menentukan fokus masalah utama
Manfaat praktis yang diperoleh diperoleh tentang fokus masalah asosiasi
profesi yang berkaitan dengan penanganan jalan nasional pada Provinsi D.I.
Yogyakarta, antara lain:
(1) Memberikan masukan kepada Asosiasi profesi yang terlibat Provinsi D.I.
Yogyakarta dalam mengetahui fokus masalah dari sisi Asosiasi profesi serta
solusi penanganannya
(2) Memberikan masukan dalam penilaian penerapan tugas asosiasi profesi guna
perbaikan SDM di masa yang akan datang

E. Batasan Penelitian

Batasan penelitian dalam menganalisis permasalahan yang terjadi supaya


tidak meluas dan menyimpang dari tema yang ditentukan, maka dilakukan
pembatasan masalah sebagai berikut:
(1) Penelitian dilakukan di Provinsi D.I. Yogyakarta
(2) Status pekerjaan penanganan jalan yang ditinjau adalah jalan nasional di
Provinsi D.I. Yogyakarta
(3) Objek penelitian merupakan pihak atau pelaku yang terlibat/terkait langsung
dengan asosiasi profesi yaitu kontraktor, konsultan dan owner yang pernah
PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENERAPAN TUGAS ASOSIASI PROFESI BIDANG
JALAN 7
(Studi Kasus : Penyedia Jasa Bidang Jalan Provinsi D. I. Yogyakarta)
HERVIN HAIKAL
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

atau sedang menangani pekerjaan pada jalan nasional di Provinsi D.I.


Yogyakarta
(4) Asosiasi profesi penyedia jasa bidang jalan yang teliti adalah Himpunan
Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) Provinsi D.I. Yogyakarta
(5) Penelitian ini tidak memperhitungkan hari atau waktu pelaksanaan survei

F. Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian sebelumnya yang


pernah dilakukan adalah:
(1) Hadi (2009) melakukan penelitian eksplorasi peran lembaga asosiasi
kontraktor terhadap anggota asosiasi. Penelitian ini dilakukan pada asosiasi
Gapeknas dan Gapeksindo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui peran asosiasi kontraktor dalam peningkatan kemampuan sumber
daya konstruksi anggotanya. Teknik analisis yang digunakan adalah frekuensi
dan crosstabulation.
(2) Ardiyansyah, dkk (2013) melakukan penelitian tentang kontribusi sertifikasi
SDM konstruksi terhadap kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan.
Salah satu faktor utama penyebab kegagalan konstruksi dan kegagalan
bangunan itu adalah faktor SDM. Maksud penelitian ini adalah untuk
mengetahui besar kontribusi pekerja konstruksi tersertifikasi terhadap
kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan. Data pekerja konstruksi
tersertifikasi didapatkan dari LPJKD Provinsi Jawa Tengah, sedangkan data
jumlah seluruh pekerja konstruksi di Jawa Tengah didapatkan dari BPS.
(3) Mustazir (2002) melakukan analisis tentang pengaruh sertifikasi tenaga ahli
jembatan terhadap mutu jembatan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti pengaruh sertifikasi tenaga ahli jembatan yang terhadap mutu
jembatan. Analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Korelasi
Pearson, uji t, dan analisis regresi berganda.
Perbedaan yang mendasar dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah tujuan dari penelitiannya. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hadi
(2009) bertujuan untuk mengetahui peran asosiasi profesi kontraktor dalam
PENGARUH ATRIBUT SIDLACOM TERHADAP PENERAPAN TUGAS ASOSIASI PROFESI BIDANG
JALAN 8
(Studi Kasus : Penyedia Jasa Bidang Jalan Provinsi D. I. Yogyakarta)
HERVIN HAIKAL
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/

peningkatan kemampuan sumber daya konstruksi anggotanya, Ardiyansyah, dkk


(2013) bertujuan untuk mengetahui besar kontribusi pekerja konstruksi
tersertifikasi terhadap kegagalan konstruksi dan kegagalan bangunan dan Mustazir
(2002) melakukan penelitian bertujuan untuk meneliti pengaruh sertifikasi tenaga
ahli jembatan yang terhadap mutu jembatan.
Perbedaan lainnya dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah
metode yang digunakan dalam pengolahan datanya. Penelitian terdahulu oleh
Hadi (2009) menggunakan metode frekuensi dan crosstabulation, Ardiyansyah
dkk (2013) dengan menggunakan data dari BPS dan Mustazir (2002) mengolah
datanya analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah Korelasi
Pearson, uji t, dan analisis regresi berganda. Penelitian ini menggunakan metode
Importance Performance Analysis (IPA), Customer Satisfaction Index (CSI),
analisis faktor dan faktor regresi dengan menggunakan software SPSS. Hasil dari
empat metode tersebut dikombinasikan untuk mendapatkan atribut indikator
utama yang penting dan perlu ditangani secara serius. Setiap atribut tersebut juga
akan ditentukan solusi penanganan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan yang
diperlukan dalam mengatasi permasalahan Asosiasi profesi.

Anda mungkin juga menyukai