Anda di halaman 1dari 28

III.

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI KUANTITATIF

Percobaan VIII

"Perhitungan Kadar Campuran Obat"

Hari / Tanggal : Kamis, 18 Mei 2021

Nama : Mia Andini


NIM : 61608100819056
Kelas : Farmasi II B
Dosen : Ghalib Syukrillah Syahputra, M.Farm

LABORATORIUM KIMIA FARMASI KUANTITATIF

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

BATAM

2021
IV.
V.
Percobaan VIII

"Perhitungan Kadar Campuran Obat"

I. Tujuan

Untuk menentukan dan menghitung kadar dari campuran obat menggunakan


metode spektrofotometri UV-Vis.

II. Dasar teori

Sinonim lain dari parasetamol adalah asetaminofen ;p-Hidroksi asetanilida


;pasetamidofenol ;N-asetil-p-aminofenol ; C6H9NO2, dengan berat molekul 151,16
(Anonim, 1995).

Parasetamol mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak lebih dari 101,0%
C6H9NO2. Pemerian dari parasetamol adalah berupa serbuk hablur, putih, tidak berbau,
rasa sedikit pahit. Parasetamol ini memiliki kelarutan dalam air panas, dalam natrium
hidroksida 1N, dan mudah larut dalam metanol,etanol. Parasetamol dapat menyerap
panjang gelombang pada 244 nm (Anonim, 1995).

Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang


populer dan digunakan untuk meredakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit
ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan
flu. Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen,
parasetamol tidak memiliki sifat antiradang. tergolong dalam obat jenis Non Steroid
Anti Imuno Deficiency (NSAID). Dalam dosis normal yaitu 4 gram perhari, parasetamol
VI.
tidak menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau
duktus arteriosus pada janin. (Anonim, 2000).

Dalam sediaan obat yang mengandung parasetamol dan ibuprofen


diperlukan suatu pemilihan metode analisis yang tepat untuk digunakan dalam
penetapan kadar kedua senyawa tersebut. Suatu metode analisis yang tepat menjadi
sangat penting karena sebagai alat untuk mengontrol kualitas dalam pengawasan
mutu produk obat agar memenuhi persyaratan dalam jumlah zat aktif seperti yang tertera
pada etiket. Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, tablet parasetamol mengandung
parasetamol (C8H9NO2), tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
jumlah yang tertera pada etiket. Tablet ibuprofen mengandung ibuprofen
(C13H18O2), tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket. (Anonim, 1995).

Metode spektrofotometri UV dengan aplikasi panjang gelombang


berganda untuk menetapkan kadar secara multi komponen telah umum dilakukan
dalam suatu sediaan obat. Pada penelitian ini, penulis mengacu dari penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan oleh Andrianto (2009) mengenai validasi
metode untuk penetepan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen. Hal ini
mendasari penulis untuk mencoba menggunakan metode yang sama dalam
melakukan penelitian mengenai penetapan kadar campuran parasetamol dan ibuprofen
dalam suatu produk obat yaitu tablet merk X yang beredar di pasaran.

Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang berdasarkan interaksi


energi dengan mteri. Alat untuk analisis secara spektrofotometri disebut
spektrofotometer, yang dapat digunakan untuk menganalisis suatu senyawa secara
kuantitatif maupun kualitatif. Metode analisis yang umum digunakan adalah dengan
spektrofotometer UV-Vis (Suharmanto, 2013 : 1)
VII.

Spektrofotometer transmitans dalam pita frekuensi yang sempit membutuhkan


spektrofotometer yang sesuai dan mempunyai sumber cahaya panjang gelombang yang
dapat diubah atau dibatasi menggunakan filter 530 nm untuk pengukuran serapan pada
pengujian dengan cara tabung. Untuk tujuan tersebut, alat dapat diatur sehingga dapat
menerima tabung yang digunakan untuk inkubasi dan menggunakann sel yang
dimodifikasi , yang dilengkapi dengan pipa pembuangan untuk memudahkan pertukaran
isis dengan cepat, atau lebih disukai sel yang mempunyai saluran untuk pengaliran secara
sinambung selama pengukuran (Harmita,2008:13)

Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum ultraviolet


dan sinar tampak terdiri atas suatu sistem optic dengan kemampuan menghasilkan sinar
monokromatis dalam jangkauan panjang gelombang 200-800 nm. Warna sinar tampak
dapat dihubungkan dengan panjang gelombangnya. Sinar putih mengandung radiasi pada
semua panjang gelombang didaerah sinar tampak. Sinar pada panjang gelombang tunggal
(radiasi monokromatik )dapat dipilih dari sinar putih (sebagai dengan panjang gelombang
diringkas. (Rohman, 2007:222).

Paracetamol (panadol) sering tersedia dalam bentuk tablet 500 mg/tablet atau 160
mg/5 ml sirup. Paracetamol selain sebagai analgesik juga dapat digunakan untuk
antipiretik (demam). Paracetamol banyak digunakan karena disamping harganya murah,
paracetamol adalah anti nyeri yang aman untuk swamedikasi (Maxwell,2010:497).

Paracetamol dengan nama dagang disebut juga acetamidophenol adalah N-


(4hidroksifenil) asetamida. Paracetamol mengandung tidak kurang dari 98,0 %
VIII.
C8H9NO2 dan tidak lebih dari 101,0 % dari N-(4-hydroxyphenyl) acetamide yang
dihitung berdasarkan senyawa yang dikeringkan. (Rubiyanto,2017:127).

Paracetamol berbentuk serbuk hablur, berwarna putih, rasa sedikit pahit dan tidak
berbau. Suhu lebur 169 0C hingga 1720C paracetamol dapat larut dalam 70 bagian air, 20
bagian air mendidih, 13 bagian aseton, 7 bagian etanol, 40 bagian gliserol, 50 bagian
kloroform, 10 bagian meyanol dan dlam 9 bagian propilenglikol, larut dalam alkali
hidroksida dan tidak larut dalam eter, larutan jenuh dalam air mempunyai pH lebih
kurang 6. (Rubiyanto,2017:127)
IX.

III. Alat dan bahan

Alat:
1. Pipet tetes
2. Labu ukur 10 dan 50 ml
3. Beaker glass 50 ml
4. Gelas ukur 10 ml
5. Spektrofotometri uv-vis

Bahan:
1. Paracetamol standar
2. Metanol
3. Panadol merah 4. Sanmol
X.

IV. Cara kerja/skema kerja

Disiapkan alat dan bahan



Ditimbang 1 gram paracetamol serbuk

Dibuat larutan paracetamol 20, 40, 60, 80, 100 ppm

Dimasukkan sampel 20, 40, 60, 80, dan 100 ppm ke dalam alat spektrofotometri

Dicatat hasilnya dan kemudian dibuat dalam bentuk grafik
XI.

V. Hasil pengamatan

 Kurva baku
C Abs
2 0,23
4 0,24
6 0,33
8 0,52
10 0,652

1.2

0.8

0.6

0.4

0.2

Ket: y = 0,0562x + 0,0572


R2 = 0,9212

Vl. Pembahasan
XII.

Sinonim lain dari parasetamol adalah asetaminofen ;p-Hidroksi asetanilida


;pasetamidofenol ;N-asetil-p-aminofenol ; C6H9NO2, dengan berat molekul 151,16.
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer
dan digunakan untuk meredakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit ringan, dan
demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma dan flu. Berbeda
dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol tidak
memiliki sifat antiradang. tergolong dalam obat jenis Non Steroid Anti Imuno
Deficiency (NSAID). Dalam dosis normal yaitu 4 gram perhari, parasetamol tidak
menyakiti permukaan dalam perut atau mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus
arteriosus pada janin.

Pada praktikum kali ini kami lakukan perhitungan kadar dari campuran obat
menggunakan metode spektrofotometri. Metode spektrofotometri UV dengan
aplikasi panjang gelombang berganda untuk menetapkan kadar secara multi
komponen telah umum dilakukan dalam suatu sediaan obat. Spektrofotometri
merupakan metode analisis kimia yang berdasarkan interaksi energi dengan mteri. Alat
untuk analisis secara spektrofotometri disebut spektrofotometer, yang dapat digunakan
untuk menganalisis suatu senyawa secara kuantitatif maupun kualitatif. Metode analisis
yang umum digunakan adalah dengan spektrofotometer UV-Vis.

Pada praktikum ini kami gunakan bahan panadol, sanmol, larutan paracetamol,
dan aquadest. Dengan didapati hasil sesuai keterangan y = 0,0562x + 0,0572, R2 = 0,9212
dan telah dicantumkan dalam bentuk grafik.

VII. Kesimpulan
XIII.
Kesimpulan yang didapat, yaitu:
1. Sinonim lain dari parasetamol adalah asetaminofen
2. Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang
populer dan digunakan untuk meredakan sakit kepala, sengal-sengal dan sakit
ringan, dan demam. Digunakan dalam sebagian besar resep obat analgesik salesma
dan flu.
3. Spektrofotometri merupakan metode analisis kimia yang berdasarkan interaksi energi
dengan materi.
4. Alat untuk analisis secara spektrofotometri disebut spektrofotometer, yang dapat
digunakan untuk menganalisis suatu senyawa secara kuantitatif maupun kualitatif.
Metode analisis yang umum digunakan adalah dengan spektrofotometer UV-Vis
5. Pada praktikum ini kami gunakan bahan panadol, sanmol, larutan paracetamol, dan
aquadest.
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Y.C., 2009, Validasi Penetepan Kadar Campuran Parasetamol dan


Ibuprofen secara Spektrofotometri UV dengan Aplikasi Metode Panjang
Gelombang Berganda, Skripsi. Fakultas Farmasi UAD : Yogyakarta.

Depkes RI 2000, IONI (Informatorium Obat Nasional Indonesia), 183, 355,


Departemen Kesehatan Republik Indonesia & Dirjen POM, Jakarta

Depkes RI, 1995,Farmakope Indonesia IV, 643, 489, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.

Harmita, 2008. Buku ajar analisis hayati edisi 3, EGC: Jakarta

Jane, Maxwell. 2010, where there is no doctor, YEM: Yogyakarta.

Rohman,2007, kimia farmasi analisis, pustaka Pelajar:Yogyakarta

Rubiyanto, dwiarso. 2017, Metode kromatografi:prinsip dasar,praktikum dan pendekatan


pembelajaran kromatografi, Depublish : Yogyakarta

Suharmanto, edi, 2013, Adaptif probe opyik untuk spektrofotometer genesis 10s Uv-vis
general kedua, Jurnal sains dan seni vol 2,no:1.
LAMPIRAN

Alat dan bahan yang digunakan Grafik spektro uv-vis


LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FARMASI KUANTITATIF

Percobaan IX

"Identifikasi Campuran Kadar Obat Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis"

Hari / Tanggal : Kamis, 18 Mei 2021

Nama : Mia Andini


NIM : 61608100819056
Kelas : Farmasi II B
Dosen : Ghalib Syukrillah Syahputra, M.Farm

LABORATORIUM KIMIA FARMASI KUANTITATIF

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

INSTITUT KESEHATAN MITRA BUNDA

BATAM

2021
Percobaan IX

"Identifikasi Campuran Kadar Obat Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis"

I. Tujuan
Untuk menentukan kadar obat menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis.

II. Dasar Teori

Parasetamol merupakan zat aktif pada obat yang banyak digunakan dan
dimanfaatkan sebagai analgesik dan antipiretik. Parasetamol dimetabolisir oleh hati dan
dikeluarkan melalui ginjal. Parasetamol tidak merangsang selaput lendir lambung atau
menimbulkan pendarahan pada saluran cerna. Diduga mekanisme kerjanya adalah
menghambat pembentukan prostaglandin. Obat ini digunakan untuk melenyapkan atau
meredakan rasa nyeri dan menurunkan panas tubuh. Analisis parasetamol dilakukan
untuk memastikan bahwa tablet parasetamol sesuai dengan kriteria yang tertera pada
Farmakope Indonesia dan memastikan bahwa parasetamol dapat memberikan efek
farmakologi yang diharapkan pada pasien (Ansel, 1989).

Spektrofotometer UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus


digunakan untuk analisis kuantitatif. Spektrum data yang dilihat secara tersendiri tidak
dapat digunakan untuk mengetahui kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika
digabung dengan cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti dan
spektroskopi massa, maka dapat digunakan untuk mencari tahu atau analisis kualitatif
suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari spektroskopi uv dan vis adalah panjang
gelombang maksimal, intensitas, efek Ph dan pelarut, yang kesemuanya dapat
diperbandingkan dengan data yang sudah ditemukan. Dari spektra yang diperoleh dapat
dilihat, misalnya serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan Ph. Jika
berubah, bagaimana perubahannya apakah dari batokromik ke hiposkromik, dan
sebagainya, obat-obat yang netral misalnya kofein,kloramfenikol atau obat-obat yang
berisi auksukrom yang tidak terkonjugasi seperti amfetamin,siklizin,dan pensilidin.
(Gandjar dan Rohman,2007)

Geseran maks menuju panjang gelombang yang lebih panjang dikenal sebagai
geseran batokromik atau geseran merah karena merah adalah bagian ujung pada panjang
gelombang yang panjang, spektrum tampak. Geseran batokromik biasanya terjadi karena
kerja auksokrom. Auksokrom adalah gugus fungsi yang menempel pada kromotor yang
tidak menyerap energi cahayanya sendiri, terapi memengaruhi panjanggelombang cahaya
yang menyerap kromofor. (Cairns, 2008)

Spektrum elektromagnetik dibagi dalam beberapa daerah cahaya. Suatu daerah akan
diabsorbsi oleh atom atau molekul dan panjang gelombang cahaya yang diabsorbsi dapat
menunjukan struktur senyawa yang diteliti. Spektrum elektromagnetik meliputi suatu
daerah panjang gelombang yang luas dari sinar gamma gelombang pendek berenergi
tinggi sampai pada panjang gelombang mikro (Marzuki Asnah 2012).

Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultra ungu dan sinar tampak umumnya
terdiri dari satu atau beberapa pita absorbsi yang lebar, semua molekul dapat menyerap
radiasi dalam daerah UV-tampak. Oleh karena itu mereka mengandung electron, baik
yang dipakai bersama atau tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat yang lebih tinggi.
Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada bagaimana erat
elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan kovalen tunggal erat
ikatannya dan radiasi dengan energy tinggi, atau panjang gelombang pendek, diperlukan
eksitasinya (Wunas,2011)

Keuntungan utama metode spektrofotometri adalah bahwa metode ini


memberikan cara sederhana untuk menetapkan kuantitas zat yang sangat kecil. Selain
itu, hasil yang diperoleh cukup akurat, dimana angka yang terbaca langsung dicatat oleh
detector dan tercetak dalam bentuk angka digital ataupun grafik yang sudah
diregresikan (Yahya S,2013).
III. Alat dan Bahan
• Alat yang digunakan
1. Lumping dan alu
2. Batang pengaduk
3. Pipet tetes
4. Gelas ukur
5. Timbangan analitik
6. Spektrofotometer UV-Vis
7. Beakker glass
8. Kertas perkamen

• Bahan yang digunakan


1. Aquadest
2. Paracetamol
3. Panadol
4. Methanol
IV. Cara Kerja

Pembuatan larutan stok paracetamol 2,4,6,8,10 ppm


Dilakukan perhitungan

Ditimbang paracetamol sebanyak 100mg

Dimasukkan kedalam gelas beaker


100ml ad dengan metanol
sampai 100ml

Dilakukan pengenceran 1000ppm ke 100ppm,


mengambil
dengan 5ml larutan 1000ppm

Dimasukkan kedalam gelas beaker 50ml ad metanol sampai 50ml

Dilakukan pengenceran 100ppm ke 2,4,6,8,10ppm, dengan mengambil dari larutan


100ppm

Dimasukkan kedalam labu ukur 10ml ad metanol sampai tanda batas

Pembuatan larutan standal panadol merah 1ppm

Dilakukan perhitungan
Ditimbang panadol sebanyak 50mg

Dimasukkan kedalam gelas beaker 100ml ad dengan metanol sampai 100ml

Dilakukan pengenceran 1000ppm ke 100ppm, dengan mengambil 5ml larutan 1000ppm

Dimasukkan kedalam gelas beaker 50ml ad metanol sampai 50ml

Dilakukan pengenceran 100ppm ke 1ppm, dengan mengambil 0,1ml larutan 100ppm

Dimasukkan kedalam labu ukur 10ml ad metanol sampai tanda batas

Pengukuran absorbansi lar stok paracetamol serbuk dan lar standar panadol
merah
Dihidupkan alat spektofotometer dan nol

Dimasukkan larutan stok paracetamol 2,4,6,8,10ppm dan lar standar panadol merah 1ppm
kedalam kuvet secara bergantian

Diukur absorbansi pada tiap-tiap larutan paracetamol yang telah diencerkan


V. Hasil Pengamatan

Larutan stok absorbansi


ppm 0,278
ppm 0,410
ppm 0,510
ppm 0,562

Hasil absorbansi paracetamol standar

ppm 0,705

Hasil absorbansi Panadol


Larutan stok absorbansi
1 ppm 0,241

Kurva baku standar


V1.M1 = V2.M2
V1. 100 ppm = 10ml. 8 ppm
V1. 100 ppm = 80 ml ppm V1
= 0,8 ml

• 6 ppm
V1.M1 = V2.M2

Perhitungan pembuatan larutan stok paracetamol standar V1. 100 ppm = 10ml. 6
ppm
• 1000 ppm V1. 100 ppm = 60 ml

ppm = ppm
V1 = 0,6 ml
1000 ppm =

• 4 ppm
• 100 ppm V1.M1 = V2.M2
V1.M1 = V2.M2 V1. 100 ppm = 10ml. ppm
V1. 1000 ppm = 50ml. 100ppm V1. 100 ppm = 40 ml ppm
V1. 1000 ppm= 5000 ml ppm V1 = 0,4 ml
V1 = 5 ml

• 2 ppm
• 10 ppm V1.M1 = V2.M2
V1.M1 = V2.M2 V1. 100 ppm = 10ml. 2
V1. 100 ppm = 10ml. 10 ppm ppm
V1. 100 ppm = 100 ml ppm V1. 100 ppm = 20 ml ppm
V1 = 1 ml V1 = 0,2 ml
• 8 ppm

Perhitungan pembuatan larutan standar panadol merah

• 1000 ppm
ppm =

1000 ppm =

• 100 ppm
V1.M1 = V2.M2
V1. 1000 ppm = 50ml. 100ppm
V1. 1000 ppm= 5000 ml ppm
V1 = 5 ml

• 1 ppm
V1.M1 = V2.M2
V1. 100 ppm = 10ml. 1ppm
V1. 100 ppm= 10 ml ppm
V1 = 0,1 ml
Perhitungan persamaan regresi linear

Y = 0,0503X + 0,1912

0,21 = 0,503X + 0,1912 0,0498


= 0,503X

X = 0,099 ppm

Perhitungan persen kadar paracetamol dalam 1 ppm Panadol

% pct

= 18%

Jadi, dalam 1 ppm atau 50mg Panadol terdapat paracetamol sebanyak 18%
VI. Pembahasan

Pratikum kali ini yang berjudul Identifikasi Campuran Kadar Obat Menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis. Yang bertujuan untuk menentukan kadar campuran obat
menggunakan alat spektrofotometer UV-Vis.
Pada percobaan ini kami menggunakan obat paracetamol, panadol dan menggunakan
bahan lainnya yaitu aquadest dan metanol.
Parasetamol atau asetaminofen adalah obat analgesik dan antipiretik yang populer dan
digunakan untuk meredakan sakit kepala dan nyeri ringan, serta demam. Obat yang
digunakan sebagian besar sebagai obat resep untuk analgesik dan flu acetaminophen
menghambat sintesis prostaglandin dalam SSP (System saraf pusat).
Hal ini menjelaskan sifat antipiretik dan flu. analgesiknya Acetaminophen memiliki efek
yang lebih sedikit terhadap siklooksigenase pada jaringan Spektrofotometri UV-vis
adalah pengukuran serapan cahaya di daerah ultraviolet (200-350 nm) dan sinar tampak
(350 800 nm) oleh suatu senyawa. Dimana detektor dapat mengukur intensitas cahaya
yang dipancarkan secara tidak langsung cahay yang diabsorbsi. Spektra UV-Vis dapat
digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus digunakan untuk analisis kuantitatif.
Spektrum data yang dilihat secara tersendiri tidak dapat digunakan untuk mengetahui
kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi jika digabung dengan cara lain seperti
spektroskopi infra merah, resonansi magnet inti dan spektroskopi massa, maka dapat
digunakan untuk mencari tahu atau analisis kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang
diperoleh dari spektroskopi uv dan vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas,
efek Ph dan pelarutan, yang kesemuanya itu dapat diperbandingkan dengan data yang
sudah terlihat. Dari hasil pratikum ini di dapatkan hasil untuk absorbansi paracetamol
standar, untuk larutan stok 2 ppm:0,278, 4ppm:0,410, 6ppm:0,510, 8ppm:0,562,
10ppm:0,705 sedangkan untuk hasil absorbansi panadol yaitu, 1 ppm:0,241.
Dan untuk hasil 1ppm atau 50 mg panadol terdapat paracetamol sebanyak 18%.
VII. Penutup

• Kesimpulan
1. Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar campuran obat menggunakan
alat spektrofotometer UV-Vis.
2. Spektrofotometer UV-Vis adalah suatu instrument yang digunakan untuk
mengukur absorban suatu sampel pada panjang gelombang tertentu.
3. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis adalah interaksi yang terjadi antara energi
yang berupa sinar monokromatis dari sumber sinar dengan materi yang berupa
molekul.
4. Adapun bahan yang digunakan yaitu paracetamol dan panadol.
5. Untuk hasil 1 ppm atau 50 mg panadol terdapat paracetamol sebanyak 50 %

• Saran
Sebaiknya praktikan berhati-hati serta teliti dalam melakukan percobaan agar tidak
terdapat kesalahan.
Daftar Pustaka

Ansel, H.C., 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat. Jakarta :
Universitas Jakarta.

Cairns, Donald, 2008. Intisari Kimia Farmasi. Jakarta : EGC.

Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul, Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisi. Yogyakarta :
Pustaka Belajar.

Marzuki, Asnah. 2012. Kimia Analisis Farmasi. Makassar : Dua Satu Press.

Wunas, Yeanny dan Susanti. 2011. Analisa Kimia Farmasi Kuantitatif (revisi kedua).
Makassar : Laboratorium Kimia Farmasi Fakultas Farmasi UNHAS.

Yahya, S. 2013. Spektrofotometer UV-Vis. Jakarta : Erlangga.


Lampiran

Alat dan bahan yang digunakan Menimbang bahan yang akan


digunakan

Hasil pembacaan data menggunakan spektrofotometer UV-Vis

Anda mungkin juga menyukai