Anda di halaman 1dari 13

Nama : Muhammad Ilham Al qudri

Prodi : D3 keperawatan

Nim : 2002013

Tinkat/semeter : 1(satu) / 2(dua)

Mata kuliah : farmakologi

Dosen pembimbing : dr. Edy, M.kes

PARACETAMOL

Golongan : Obat penurun panas dan pereda nyeri (analgesik dan antipiretik)

Kategori : Obat bebas

Manfaat : Meredakan rasa sakit dan demam

Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak

Paracetamol untuk ibu hami dan menyusui :

 Obat minum dan suppositoria

Kategori B: Studi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.

 Infus dan suntik

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.Paracetamol dapat terserap ke
dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, lebih baik berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.

Bentuk obat : Tablet, kaplet, sirup, drop, infus, dan suppositoria.

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Paracetamol (Acetaminophen)

 Jangan mengonsumsi dan menggunakan paracetamol jika memiliki riwayat alergi dengan
obat ini.
 Jangan memberikan paracetamol kepada anak berusia di bawah 2 tahun tanpa petunjuk dari
dokter.
 Konsultasikan dengan dokter sebelum menggunakan paracetamol jika Anda menderita
gangguan hati atau ginjal.
 Jangan mengonsumsi alkohol bersama dengan parasetamol karena dapat meningkatkan
risiko kerusakan hati.
 Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat, seperti obat untuk epilepsi,
tuberkulosis (TBC), obat pengencer darah, suplemen, atau obat herbal.
 Segera ke rumah sakit jika demam tidak mereda, serta ketika muncul kemerahan pada kulit.
 Segera ke dokter jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis.

Dosis dan Aturan Pakai Paracetamol (Acetaminophen) :

Dosis paracetamol disesuaikan dengan usia dan kondisi penderita

 Dewasa

325–650 mg tiap 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam. Paracetamol biasanya tersedia dalam bentuk
tablet dengan kandungan 500 mg. Paracetamol 500 mg dapat diminum tiap 4–6 jam sekali untuk
meredakan demam.

 Anak < 2 bulan

10–15 mg/kgBB, tiap 6–8 jam sekali atau sesuai dengan anjuran dokter.

 Anak 2 bulan–12 tahun

10–15 mg/kgBB, tiap 4–6 jam sekali atau sesuai anjuran dokter. Dosis maksimal 5 kali pemberian
dalam 24 jam.

 Anak > 12 tahun

325–650 mg per 4–6 jam atau 1.000 mg tiap 6–8 jam.

Khusus untuk paracetamol infus, dosis dan pemberiannya akan dilakukan langsung oleh dokter atau
oleh petugas medis di bawah pengawasan dokter sesuai kondisi pasien.

Cara Menggunakan Paracetamol (Acetaminophen) dengan Benar :

Pastikan Anda selalu menggunakan paracetamol sesuai aturan pakai yang tertera di kemasan obat
atau anjuran dokter. Hentikan penggunaan paracetamol jika keluhan tidak reda setelah 3 hari
mengonsumsi paracetamol.

 Paracetamol tablet dan sirup

Gunakan segelas air putih untuk menelan tablet paracetamol. Untuk paracetamol sirup, gunakan
sendok takar yang tersedia di dalam kemasan agar dosis yang dikonsumsi tepat. Sebelum itu,
pastikan Anda mengocok sirup terlebih dahulu. Simpanlah paracetamol dalam suhu ruangan,
terhindar dari panas dan lembab, serta hindarkan dari jangkauan anak-anak.

 Paracetamol suppositoria

Paracetamol bentuk suppositoria digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam anus. Pastikan Anda
membuka plastik pembungkusnya terlebih dahulu kemudian masukkan obat bagian ujung yang
lancip ke dalam dubur. Setelah obat masuk, duduk atau berbaring terlebih dahulu hingga obat terasa
meleleh. Jangan lupa cuci tangan sebelum dan sesudah memasukkan obat suppositoria. Paracetamol
suppositoria perlu disimpan di dalam kulkas.

 Paracetamol infus

Paracetamol dalam bentuk infus hanya diberikan oleh dokter atau petugas medis di bawah
pengawasan dokter.

Sebelum menggunakan paracetamol dengan bentuk sediaan apa pun, pastikan Anda membaca
petunjuk yang tertera di kemasan obat atau ikuti petunjuk dokter.

 Penggunaan paracetamol untuk infeksi virus Corona

Paracetamol merupakan obat penurun demam yang dianjurkan untuk meredakan demam akibat
infeksi virus Corona (COVID-19). Dosis yang digunakan sama dengan dosis yang sudah dijelaskan di
atas. Anda dapat menggunakan paracetamol sebagai pengobatan awal jika mengalami demam
ringan. Namun, jika demam yang dialami tidak kunjung reda atau justru memburuk dan disertai
sesak napas, segeralah periksakan diri ke dokter.

Efek Samping dan Bahaya Paracetamol (Acetaminophen)

Paracetamol jarang menyebabkan efek samping. Namun, paracetamol bisa menimbulkan beberapa
efek samping berikut jika digunakan secara berlebihan:

 Demam
 Muncul ruam kulit yang terasa gatal
 Sakit tenggorokan
 Muncul sariawan
 Nyeri punggung
 Tubuh terasa lemah
 Kulit atau mata berwarna kekuningan
 Timbul memar pada kulit
 Urine berwarna keruh atau berdarah
 Tinja berwarna hitam atau BAB berdarah

Jika dikonsumsi secara berlebihan, paracetamol bisa menyebabkan overdosis, dengan gejala
berupa:

 Perut bagian atas terasa sakit


 Kehilangan nafsu makan
 Mual atau muntah
 Diare
 Keringat dingin

Cara kerja Paracetamol

Parasetamol bekerja dengan cara menghambat produksi prostaglandin, suatu zat


peradangan dan pemicu demam, dan terutama bekerja di otak.
Prostaglandin dapat memengaruhi setelan suhu tubuh di salah satu bagian otak bernama
hipotalamus. Pada kondisi demam, sebagai akibat dari prostaglandin, setelan suhu tubuh
meningkat menjadi 38-39 derajat Celsius dari yang normalnya 36-37 derajat Celsius.
Pemakaian parasetamol yang menghambat produksi prostaglandin di otak akan
menormalkan kembali setelan suhu tubuh tersebut. Prostaglandin juga berperan dalam
persepsi nyeri sehingga pemakaian parasetamol dapat membantu meredakan nyeri.
Setiap obat yang masuk ke dalam tubuh akan mengalami metabolisme dan ekskresi.
Metabolisme artinya diproses, sedangkan ekskresi artinya di buang. Parasetamol
dimetabolisme di hati dan kemudian dieksresi di ginjal.

Indikasi

 demam dengue
 tifoid
 Infeksi saluran kemih
 Osteoarthritis
 nyeri punggung belakang
 nyeri kepala
 nyeri pasca operasi
 nyeri pada gigi.

ASAM MEFENAMAT

Golongan : Obat antiinflamasi nonsteroid

Kategori : Obat resep

Manfaat : Meredakan rasa sakit dan peradangan

Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak 14 tahun ke atas

Kategori kehamilan dan menyusui : Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan
adanya efek samping terhadap janin, namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat
hanya boleh digunakan jika besarnya manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap
jjanin

Kategori D (pada trimester 3 dan menjelang persalinan): Ada bukti positif mengenai risiko terhadap
janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya
untuk mengatasi situasi yang mengancam jiwa.

Asam mefenamat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini
tanpa memberi tahu dokter terlebih dahulu.
Bentuk : Tablet, kapsul, sirup

Peringatan Sebelum Mengonsumsi Asam Mefenamat:

Segera hentikan pemakaian obat dan temui dokter jika mengalami efek samping serius, seperti sesak
napas, BAB berdarah, atau muntah darah.

Konsultasikan kepada dokter sebelum menggunakan obat ini jika Anda sedang hamil atau sedang
merencanakan kehamilan.

Beri tahu dokter jika Anda sedang atau pernah menderita tukak lambung, gangguan saluran
pencernaan, asma, kelainan darah, gangguan hati, gangguan ginjal, penyakit jantung, polip hidung,
obesitas, diabetes, hipertensi, epilepsi, lupus, porfiria, stroke, serta pernah menjalani operasi
jantung.

Beri tahu dokter jika Anda sedang mengonsumsi obat-obatan lainnya, baik obat resep atau obat
yang dijual bebas, serta suplemen dan obat herbal.

Obat ini bisa menimbulkan rasa kantuk, pusing, dan gangguan penglihatan. Jangan mengemudi atau
mengoperasikan alat berat setelah mengonsumsi obat ini.

Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis dan Aturan Pakai Asam Mefenamat

Dosis asam mefenamat terbagi berdasarkan usia dan kondisi yang ditangani. Berikut adalah
pembagian dosisnya:

 Tujuan: mengatasi nyeri


 Dewasa: 500 mg untuk dosis pertama, dilanjutkan dengan 250 mg tiap 6 jam selama
7 hari.
 Anak-anak 14 tahun ke atas: dosis ditentukan oleh dokter.
 Tujuan: meredakan nyeri haid
 Dewasa: 500 mg untuk dosis pertama, dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6 jam
selama 2 sampai 3 hari.
 Anak-anak 14 tahun ke atas: dosis ditentukan oleh dokter.

Dosis obat di atas bisa berubah, tergantung kepada kondisi pasien, tingkat keparahan rasa sakit,
serta respons tubuh terhadap obat.

Cara Mengonsumsi Asam Mefenamat dengan Benar

Gunakanlah asam mefenamat sesuai anjuran dokter dan jangan lupa untuk membaca keterangan
pada kemasan sebelum dikonsumsi. Sebaiknya obat dikonsumsi sesudah atau saat makan untuk
mencegah efek samping.

Obat ini umumnya hanya diberikan untuk konsumsi jangka pendek. Pasien disarankan untuk
memeriksakan diri secara rutin ke dokter, terutama jika membutuhkan konsumsi asam mefenamat
untuk jangka panjang.
Simpan asam mefenamat di tempat yang kering, sejuk, dan terhindar dari paparan sinar matahari
secara langsung. Di samping itu, jauhkan juga dari jangkauan anak-anak. Jangan simpan obat jika
sudah kedaluwarsa.

Interaksi Asam Mefenamat dengan Obat Lain

Jika dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan lain, asam mefenamat bisa menimbulkan reaksi
yang berbahaya atau mengurangi efek obat tersebut. Berikut adalah obat-obatan yang sebaiknya
dihindari saat menggunakan asam mefenamat:

 Obat untuk darah tinggi, seperti ACE inhibitor, obat golongan angiotensin receptor blockers
(ARB), diuretik, dan penghambat beta.
 Obat lithium yang biasa digunakan untuk menangani gangguan bipolar.
 Obat antirematik, seperti methotrexate.
 Obat antasida yang mengandung magnesium hidroksida.
 Obat pengencer darah warfarin
 Obat-obatan antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI).
 Digoxin, untuk menangani gagal jantung.

Efek Samping dan Bahaya Asam Mefenamat

 Hilang nafsu makan


 Sariawan
 Ual dan muntah
 Sakit maag
 Diare
 Gangguan pencernaan
 Ruam pada kulit
 Sakit kepala
 Kelelahan dan mengantuk
 Tinnitus

Cara kerja asam mefenamat

 Farmakodinamik

Asam mefenamat menginhibisi aktivitas enzim siklooksigenase I dan II, yang menyebabkan
penurunan pembentukan prekursor prostaglandin dan thromboksan.

Efek terapeutik asam mefenamat disebabkan oleh penurunan sintesis prostaglandin. Prostaglandin
menyebabkan sensitisasi saraf aferen dan potensiasi bradikinin dalam menyebabkan nyeri.
Prostaglandin juga merupakan mediator inflamasi.

Asam mefenamat juga menurunkan pembentukan thromboksan A2, yang menyebabkan inhibisi
agregasi platelet. Asam mefenamat juga dapat menginhibisi enzim CYP1A2 pada hepar.
Asam mefenamat memiliki efek relaksasi otot polos, yaitu menurunkan tekanan pada uterus dan
relaksasi kontraksi tonik uterus.[1,4,6]

 Farmakokinetik

Farmakokinetik asam mefenamat secara oral cukup baik. Meskipun jarang, asam mefenamat dapat
menyebabkan hepatotoksisitas, sehingga pertimbangan klinis seksama diperlukan sebelum
penggunaannya.[1,8]

 Absorpsi

Asam mefenamat diabsorpsi secara cepat pada traktus gastrointestinal (80%), dengan waktu puncak
konsentrasi plasma dicapai dalam 2-4 jam. Pada dosis 250 mg, kadar puncak obat dalam darah
adalah 2-6 mg/L. Pada dosis 500 mg, kadar yang dicapai adalah 4-24 mg/L.[1]

 Distribusi

Volume distribusi asam mefenamat adalah 1,06 L/kg. Obat ini berikatan dengan protein plasma,
dengan >90% berikatan dengan albumin. Asam mefenamat diekskresikan pada ASI.[1]

 Metabolisme

Asam mefenamat dimetabolisme di hepar dengan peran isoenzim CYP2C9, menjadi 3-hidroksimetil
asam mefenamat, yang kemudian dioksidasi menjadi asam 3-karboksimefenamat.[1]

 Eliminasi

Waktu paruh eliminasi asam mefenamat adalah sekitar 2 jam. Asam mefenamat diekskresikan
melalui urin sebanyak 52%, dan feses sebanyak 20%.[1]

Indikasi

 rheumatoid arthritis
 osteoarthritis
 menorrhagia
 nyeri dental
 nyeri kepala
 meredakan inflamasi
 dan demam.
ASPIRIN/ASETOSAL

Golongan : Antiplatelet & obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS)

Bahan aktif : Asam asetilsalisilat (acetylsalicylic acid)

Kategori : Obat resep dan obat bebas

Manfaat : Mencegah penggumpalan darah, menghilangkan rasa sakit,meredakan


pembengkakan, dan menurunkan demam

Dikonsumsi oleh : Dewasa

Kategori kehamilan dan menyusui :

 Di bawah trimester ketiga:

Kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

 Trimester ketiga:

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang
diperoleh mungkin lebih besar dari risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang mengancam
jiwa.Aspirin dapat terserap ke dalam ASI, jadi konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter mengenai
risiko dan manfaat mengonsumsi aspirin saat menyusui.

Bentuk obat : Tablet

Peringatan :

 Aspirin dapat menimbulkan sakit maag atau memperparah gejalanya. Segeralah pergi ke
dokter jika gejalanya makin parah.
 Jangan memberikan aspirin kepada anak-anak, karena berisiko menimbulkan sindrom Reye.
 Hindari menggunakan aspirin bila memiliki gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia,
kekurangan vitamin K, atau jumlah trombosit yang rendah.
 Beri tahu dokterjika mengalami perdarahan saat menggunakan aspirin, terutama saat haid.
Sebagai obat pengencer darah, aspirin dapat meningkatkan jumlah darah yang keluar saat
menstruasi.
 Beritahudokter jika pernah menderita sakit maag, perdarahan saluran pencernaan, stroke,
hipertensi, asma, penyakit liver, atau penyakit ginjal.
 Jika terjadi reaksi alergi obat atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Aspirin

Dosis aspirin atau acetosal berbeda-beda, tergantung pada penyakit yang dialami dan usia
penderita. Berikut adalah pembagian dosisnya:

 Untuk mengatasi serangan jantung


Dewasa: 160-325 mg beberapa menit setelah gejala.
 Untuk mengatasi stroke
Dewasa: 160-325 mg selama 48 jam setelah terkena stroke, diikuti dengan 81-100 mg per
hari.
 Untuk mencegah serangan jantung dan stroke
Dewasa: 81-325 mg/hari.
 Untuk pemasangan ring jantung (stent)
Dewasa: 162-325 mg sebelum prosedur pemasangan ring, diikuti dengan 81-325 mg/hari
setelah prosedur dilakukan.
 Untuk mengatasi demam dan nyeri
Dewasa: 325-650 mg setiap 4 jam sekali atau 975 mg setiap 6 jam sekali, atau 500-1000 mg
setiap 4-6 jam. Maksimal 4 g/hari selama 10 hari.

Mengonsumsi Aspirin dengan Benar

Pastikan selalu membaca informasi yang tertera di kemasan sebelum menggunakan aspirin, atau
gunakan obat ini sesuai dengan resep dokter. Jangan menambah atau mengurangi dosis yang
diberikan dokter.

Aspirin dikonsumsi sesudah makan dan diminum dengan air putih. Aspirin perlu dikonsumsi dalam
keadaan utuh, jangan digigit atau dikunyah, kecuali memang bentuknya sebagai obat kunyah.

Jangan langsung berbaring setelah minum obat. Tunggu hingga 10 menit, agar tidak sakit perut.
Usahakan untuk mengonsumsi aspirin pada waktu yang sama setiap harinya, agar pengobatan lebih
efektif.

Jika lupa mengonsumsi aspirin, segera minum apabila jadwal dosis berikutnya belum terlalu dekat.
Bila sudah dekat, abaikan dosis yang terlewat. Jangan menggandakan dosis di jadwal berikutnya
untuk menggantikan dosis yang terlewat.

Jauhkan aspirin dari jangkauan anak-anak. Simpan di tempat yang kering dengan suhu kamar, serta
terhindar dari paparan sinar matahari langsung.

Interaksi Obat Aspirin dengan Obat Lainnya

Aspirin berpotensi menimbulkan interaksi jika dikonsumsi bersamaan dengan jenis obat tertentu.
Interaksi antar obat ini bisa menyebabkan perubahan efek pada aspirin, bahkan meningkatkan risiko
munculnya efek samping.Berikut ini adalah efek interaksi obat yang dapat terjadi bila aspirin
dikonsumsi bersama obat lain:

 Meningkatkan risiko terjadinya tukak lambung, bila digunakan bersamaan dengan


kortikosteroid dan phenybutazone.
 Mengganggu fungsi ginjal dan mengurangi efektivitas obat penurun tekanan darah, bila
digunakan dengan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor, seperti ramipril.
 Meningkatkan kadar kalium dan berisiko menimbulkan perdarahan, bila digunakan
bersamaan dengan obat ibuprofen dan ketorolac.
 Meningkatkan kadar methotrexate dan pemetrexed dalam darah.
 Meningkatkan efek obat ticlopidine, sehingga memperbesar risiko terjadinya
 Menurunkan efek probenecid dalam membantu tubuh mengeluarkan asam urat melalui
urin.
Efek Samping Aspirin

Efek samping yang umum terjadi akibat konsumsi aspirin antara lain adalah

 perut mulas
 sakit maag
 mudah mengalami perdarahan, seperti mimisan, lebam, dan perdarahan yang sulit berhenti
apabila terluka.

Segeralah berkonsultasi dengan dokter apabila efek samping makin memburuk atau bila Anda
mengalami kondisi berikut ini:

 Sakit pada persendian tangan dan kaki. Ini bisa menandakan tingginya kadar asam urat
dalam darah.
 Telinga berdenging.
 Kulit menjadi merah, melepuh, dan mengelupas.
 Adanya darah pada urin, tinja, atau muntah darah.
 Kulit atau bagian putih di mata berubah warna menjadi kuning (penyakit kuning).
 Jumlah urin berkurang atau jarang buang air kecil.
 Tangan dan kaki bengkak akibat penumpukan air dalam tubuh.

Segera pergi ke instalasi gawat darurat (IGD) di rumah sakit terdekat bila mengalami efek samping
yang parah. Berikut adalah beberapa efek samping yang perlu diwaspadai:

 Gejala alergi serius (anafilaksis). Alergi ini ditandai dengan pembengkakan pada wajah, bibir,
lidah, atau tenggorokan, serta sesak napas.
 Bicara menjadi cadel.
 Lemahnya salah satu bagian tubuh.
 Gangguan penglihatan.
 Sakit kepala yang parah.

Cara kerja aspirin

Aspirin bekerja dengan mengikat COX, enzim siklooksigenase secara permanen.

Enzim COX bertanggung jawab untuk memproduksi prostaglandin dan tromboksan pro-inflamasi.
Dengan mengurangi produksi tromboksan dari asam arakidonat, aspirin mencegah agregasi
trombosit – yang mengarah pada risiko kejadian trombotik yang lebih rendah, seperti serangan
jantung dan stroke.

Aspirin bekerja pada dua isoenzim COX: COX-1 dan COX-2. Aspirin bekerja untuk menghambat COX-1
secara permanen sambil juga mengubah aktivitas enzimatik COX-2.

Perlu disebutkan bahwa kekuatan anti-trombotik aspirin hanya berpengaruh pada dosis rendah.

Indikasi

Nyeri ringan sampai sedang; demam


IBUPROFEN

Golongan : Obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID)

Kategori : Obat bebas dan resep

Manfaat : Meredakan nyeri, peradangan, dan demam, serta mengatasi patent ductus
arteriosus.

Dikonsumsi oleh : Dewasa dan anak-anak.

Kategori Ibu Hamil dan Menyusui :

 Pada trimester 1 dan 2 kehamilan

kategori C: Studi pada binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping terhadap janin,
namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil. Obat hanya boleh digunakan jika besarnya
manfaat yang diharapkan melebihi besarnya risiko terhadap janin.

 Pada trimester 3 dan menjelang persalinan

Kategori D: Ada bukti positif mengenai risiko terhadap janin manusia, tetapi besarnya manfaat yang
diperoleh mungkin lebih besar daripada risikonya, misalnya untuk mengatasi situasi yang
mengancam jiwa.

Ibuprofen dapat terserap ke dalam ASI. Bila Anda sedang menyusui, jangan menggunakan obat ini
tanpa memberi tahu dokter.

Bentuk obat : Tablet, kapsul, sirup, suntik.

Peringatan Sebelum Menggunakan Ibuprofen:

 Ibuprofen tidak boleh digunakan pada penderita gagal jantung, gangguan fungsi ginjal dan
hati, serta pasien yang hendak menjalani operasi bypass jantung.
 Sebelum menggunakan ibuprofen, beri tahu dokter bila Anda memiliki riwayat asma,
gangguan pembekuan darah, polip hidung, tekanan darah tinggi, stroke, penyakit hati, serta
gangguan sistem pencernaan.
 Ibuprofen dapat menyebabkan gangguan ginjal, terutama pada lansia, serta orang yang
sudah menderita dehidrasi, penyakit ginjal, atau gagal hati
 Jangan merokok dan mengonsumsi minuman beralkohol selama menggunakan ibuprofen,
karena dapat meningkatkan risiko terjadinya perdarahan saluran pencernaan.
 Ibuprofen dapat menyebabkan kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Hindari paparan
sinar matahari langsung serta gunakan tabir surya dan pakaian yang melindungi kulit ketika
beraktivitas di luar ruangan pada siang hari.
 Ibuprofen dapat menyebabkan pusing dan kantuk. Hindari melakukan aktivitas yang
membutuhkan kewaspadaan tinggi, seperti mengemudi, setelah mengonsumsi obat ini.
 Bila berencana menjalani operasi, beri tahu dokter bahwa Anda sedang menggunakan
ibuprofen.
Dosis dan Aturan Pakai Ibuprofen

Dosis ibuprofen tergantung pada usia pasien dan kondisi yang diderita. Berikut ini adalah penjelasan
mengenai dosis ibuprofen pada orang dewasa dan anak-anak:

 Dosis ibuprofen untuk dewasa

Dosis ibuprofen untuk mengatasi nyeri dan peradangan, seperti radang sendi atau nyeri haid, serta
demam adalah 200-800 mg, 3-4 kali sehari. Dosis maksimal per hari adalah 3,2 gram.

 Dosis ibuprofen untuk anak-anak

Dosis ibuprofen untuk anak-anak dalam mengatasi berbagai kondisi penyakit dan gangguan adalah:

 Kondisi: nyeri dan demam.

Dosis anak usia 6 bulan ke atas: 4-10 mg/kgBB setiap 6-8 jam. Dosis maksimal per hari: 40 mg/kgBB.
Ibuprofen tidak dianjurkan untuk bayi usia di bawah 6 bulan.

 Kondisi: penyakit juvenile idiopathic arthritis (radang sendi pada anak-anak).

Dosis: 30-50 mg/kgBB per hari, dibagi dalam 3 kali pemberian. Dosis maksimal 2,4 gram per hari.

 Kondisi: penyakit patent ductus arteriosus.

Dosis awal 10 mg/kgBB yang diberikan melalui infus selama 15 menit, kemudian dilanjutkan dengan
dosis 5 mg/kgBB setelah 24 jam dan 5 mg/kgBB setelah 48 jam.

Cara Menggunakan Ibuprofen dengan Benar

 Pastikan selalu mengikuti anjuran dokter dan membaca petunjuk pada kemasan obat, dalam
menggunakan ibuprofen. Konsumsilah tablet atau kapsul ibuprofen bersama makanan untuk
mengurangi risiko sakit maag. Jangan berbaring sampai 10 menit setelah mengonsumsi obat
ini.

 Simpan ibuprofen di tempat dengan suhu kamar. Jangan menyimpan ibuprofen di tempat
yang lembap dan terkena paparan sinar matahari langsung, serta jauhkan dari jangkauan
anak-anak. Jangan menggunakan ibuprofen bila sudah memasuki masa kedaluwarsa.

 Ibuprofen suntik hanya boleh diberikan oleh dokter atau oleh tenaga medis. Obat ini
disuntikkan melalui pembuluh darah di lengan. Disarankan untuk minum banyak air putih
selama menggunakan ibuprofen suntik untuk mencegah gangguan fungsi ginjal.

Interaksi Ibuprofen dengan Obat Lain

Berikut ini adalah beberapa jenis obat dan efek interaksi yang dapat terjadi bila digunakan
bersamaan dengan ibuprofen:
 Obat antiinflamasi nonsteroid, pengencer darah, dan kortikosteroid, dapat meningkatkan
efek samping perdarahan saluran cerna.
 Ciclosporin dan tacrolimus, dapat meningkatkan efek samping hiperkalemia dan gangguan
fungsi ginjal.
 ACE inhibitor dan ARB, dapat menurunkan efek antihipertensi dari kedua obat tersebut.
 Lithium dan methotrexate, dapat menaikkan risiko keracunan ibuprofen.

Efek Samping dan Bahaya Ibuprofen

Tiap obat berpotensi menyebabkan efek samping, termasuk ibuprofen. Beberapa efek samping yang
dapat terjadi saat menggunakan obat ini adalah:

 Perut kembung
 Mual dan muntah
 Diare atau malah sembelit
 Sakit maag
 Demam
 Sakit kepala
 Perubahan mood

Efek samping di atas cenderung tidak berbahaya, namun penting untuk tetap memeriksakan diri ke
dokter bila efek samping tersebut tidak kunjung reda atau timbul efek samping yang lebih
berbahaya, antara lain:

 Gejala alergi obat, seperti gatal-gatal, wajah tampak bengkak, dan sesak napas.
 Muntah darah atau BAB berdarah.
 Leher kaku.
 Gangguan fungsi ginjal yang ditandai dengan pembengkakan di tungkai dan frekuensi BAK
yang berkurang.
 Gangguan irama jantung.

Cara kerja ibuprofen

Cara kerja dari obat Ibuprofen adalah menghalangi tubuh memproduksi prostaglandin, yaitu
senyawa yang dapat menyebabkan rasa sakit atau peradangan. Sehingga nyeri dan radang menjadi
berkurang, selain itu, ibuprofen juga digunakan sebagai penurun panas.

Indikasi

Nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri pada penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri pasca
bedah, sakit kepala, gejala artritis reumatoid, gejala osteoartritis, gejala juvenile artritis reumatoid,
menurunkan demam pada anak.

Anda mungkin juga menyukai