Anda di halaman 1dari 5

Pernyataan Sikap dan Posisi

Atas Akumulasi Berbagai Kemelut Isu yang Melanda Negeri


Tim Kajian dan Aksi Strategis
BEM KM PKN STAN 2019

Menjelang tutup dan berakhirnya periode masa jabatan pemerintah dan legislatif tahun

ini, sejumlah agenda besar berupa penyusunan dan revisi atas undang-undang kontroversial

yang sebelumnya tidak diagendakan untuk selesai justru dipercepat proses pembahasannya

sebelum pelantikan anggota dewan dan presiden serta wakil presiden yang baru.

Dimulai dari setelah bergulirnya seleksi, pemilihan, dan penetapan calon pimpinan

KPK yang dinilai arogan karena kurang mempertimbangkan masukan dari kalangan

akademisi, praktisi, dan masyarakat sehingga beberapa tokoh yang sudah ditetapkan oleh

KPK telah melanggar kode etik justru masih sanggup terus melaju dalam setiap proses

tahapan seleksi oleh tim pansel sampai ditetapkan bakal komisioner KPK baru untuk

periode 2019-2023.

Masih berlanjut di garda pemberantasan korupsi tanah air, yaitu dengan adanya

percepatan revisi UU No 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi dimana banyak perlawanan dari pihak kalangan akademis dan praktisi akibat

beberapa pasal yang dinilai akan menghambat kinerja KPK dalam pemberantasan tindak

pidana korupsi di masa yang akan datang sehingga revisi ini justru disebut-sebut

mengancam nilai-nilai reformasi.


Tidak berhenti sampai disitu, persiapan pembahasan RKUHP yang dipercepat juga

dinilai berbagai pihak bukan sebagai kemajuan dalam kemandirian hukum Indonesia untuk

lepas dari belenggu hukum kolonial, tetapi justru lebih kejam dari hukum kolonial itu

sendiri yang tidak mempertimbangkan identitas serta budaya luhur dari akar kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Lebih mengejutkan kembali ketika pada hari ini Senin, 23 September 2019 mengacu

pada surat undangan rapat kerja dari Sekretariat Jenderal DPR RI akan diagendakan

pembahasan lebih lanjut dengan pandangan akhir fraksi serta penyampaian pandangan dan

penandatanganan naskah RUU Pertanahan oleh perwakilan dari pihak eksekutif dalam

rangka percepatan pengesahan yang dinilai memiliki banyak pasal karet yang akan

mengancam tindakan diskriminatif atas keberlangsungan petani, masyarakat adat, dan

aktivis agraria.

Beberapa runtutan agenda yang sudah dan sedang terjadi di atas mengingatkan kita

bersama bahwa kedepan tidak hanya revisi UU KPK, RKUHP, dan Pertanahan saja, tetapi

masih tersisa beberapa rancangan undang-undang bermasalah yang akan disahkan dalam

jangka waktu dekat, seperti RUU Tenaga Kerja, RUU Pemilu, dan sebagainya yang tanpa

pengawalan kita bersama hal ini dapat memperlambat proses pendewasaan berdemokrasi

serta pengambilan kebijakan yang kurang memperhatikan kepentingan rakyat banyak.

Tidak hanya itu, sejumlah isu nasional lain seperti kebakaran hutan dan lahan yang

menyangkut keberlangsungan hidup orang banyak juga sudah sepatutnya menjadi prioritas

lebih dibanding penyikapan terhadap beberapa usulan penyusunan maupun revisi undang-

undang yang akan ketuk palu dalam jangka waktu dekat.


Atas segela polemik yang muncul ke permukaan tersebut sebagai bagian akumulasi isu

yang banyak ditentang kalangan masyarakat luas termasuk mahasiswa dari berbagai daerah

di Indonesia, mulai hari ini sampai esok tanggal 23 – 24 September akan ada berbagai

gelombang aksi masa secara besar-besaran, baik yang dilakukan di berbagai daerah

Indonesia maupun yang secara nasional dipusatkan di Kompleks Senayan DPR RI, Jakarta.

Perlu disadari oleh setiap kalangan mahasiswa di lingkup kampus kedinasan PKN

STAN bahwasanya kampus PKN STAN berbeda dengan kampus lain di Indonesia.

Mahasiswa memang mempunyai sejarah panjang dalam menjadi penyeimbang kekuasaan

bersama masyarakat dalam sistem pemerintahan. Kami menyadari bahwa peranan tersebut

saat ini tidak bisa dilakukan sepenuhnya oleh mahasiswa PKN STAN karena keterikatan

dinas yang dimiliki oleh mahasiswa PKN STAN dan keberadaannya dalam struktur

pemerintahan

Sebagai mahasiswa kita tetap akan dituntut untuk senantiasa mengawal kehidupan

berbangsa dan bernegara, tetapi dengan tetap menjaga identitas dan nama baik almamater

PKN STAN. Sebuah harapan besar agar setiap gerakan yang dilakukan mahasiswa KM

PKN STAN selalu dilandaskan pada aspek moral intelektualitas yang akan diwujudkan

dalam gerakan sesuai identitas kampus selama ini.

Oleh karena itu, dengan ini BEM KM PKN STAN menyatakan sikap sebagai berikut:

1. Turut berduka cita atas musibah kebakaran hutan dan lahan yang melanda beberapa

kawasan di Riau, Kalimantan, dan beberapa wilayah lain yang mengakibatkan kabut

asap pekat yang menimbulkan banyak korban serta mengharuskan beberapa kegiatan

masyarakat lumpuh sampai waktu yang belum ditentukan.

2. Mendukung setiap proses skema perbaikan sistem yang dilakukan oleh pemerintah

dengan tetap memperhatikan saran, masukan, dan pandangan banyak ahli, praktisi,
akademisi, tokoh masyarakat, mahasiswa, dan kalangan lain dalam setiap pengambilan

keputusan dan kebijakan bersifat strategis.

3. Mendorong agar dalam proses penyusunan maupun pembahasan atas setiap usulan

revisi undang-undang bisa dilakukan peninjauan ulang, evaluasi, dan penerjemahan

secara khusus serta mendalam atas beberapa pasal bermasalah dalam setiap rancangan

revisi undang-undang yang ada bersama para ahli dan dilakukan secara terbuka dan

penyebarluasan informasi melalui setiap media nasional yang ada.

4. Menghimbau seluruh komponen masyarakat secara luas agar selalu menjaga persatuan

dan mampu menyapaikan seruan pendapat di muka umum secara tertib dan

bertanggungjawab sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

5. Menghimbau seluruh komponen masyarakat secara luas untuk senantiasa mengawal

demokrasi dalam proses berbangsa dan bernegara, terutama dalam mengawal isu

nasional bersifat strategis dalam rangka penyikapan isu kebakaran hutan dan lahan serta

beberapa agenda revisi undang-undang yang diharapkan mampu berpihak pada

kepentingan kemajuan, kesejahteraan, dan keadilan penegakan hukum bagi rakyat

banyak.

Demikian pernyataan sikap ini kami keluarkan sebagai bentuk keresahan kami dalam

menyikapi kondisi bangsa yang sedang terjadi saat ini. Besar harapan kami dan seluruh

masyarakat Indonesia agar bangsa ini selalu terikat dalam rasa persatuan dan kesatuan dalam

situasi kondisi apapun. Teriring doa semoga bencana kabut asap di beberapa wilayah Indonesia

segera surut dengan berbagai penanganan yang telah dilakukan berbagai komponen bangsa.

Semoga atas kebijakan yang diambil setiap jajaran tinggi dan penyelenggara negara benar-

benar mampu mencerminkan niat baik dan tulus atas akar budaya bangsa dan harapan para
pendiri bangsa, tentunya dengan perbaikan sistem yang lebih baik lagi. Salam cinta perjuangan

dari BEM KM PKN STAN untuk Indonesia.

Hidup Mahasiswa.

Hidup Rakyat Indonesia.

Tangerang Selatan, 23 September 2019

Tertanda,

Presiden Mahasiswa

BEM KM PKN STAN

Anda mungkin juga menyukai