PENDAHULUAN
A.LATARBELAKANG
Proses pembelajaran tidak lepas dari apa yang disebut dengan model pembelajaran. Model
adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Hal itu merupakan interpretasi
atas hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Model
pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi
pendidikan dan belajar, yang dirancang berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada
implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas.
Pembelajaran konvensional merupakan pembelajaran yang biasa dilakukan oleh guru.
Pembelajaran konvensional (tradisional) pada umumnya memiliki kekhasan tertentu,
misalnya lebih mengutamakan hapalan daripada pengertian, menekankan kepada
keterampilan berhitung, mengutamakan hasil daripada proses dan pengajaran berpusat pada
guru. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran konvensional lebih terpusat kepada guru yang
mengajar bukan siswa. Pembelajaran yang monoton seperti itu tidaklah cocok dipraktikkan di
kelas-kelas, mengingat pembelajaran yang dilakukan dengan adanya aktivitas dua arah akan
menghasilkan pembelajaran yang lebih menarik dan efektif .
Berdasarkan hal tersebut kemudian muncul berbagai model dan metode pembelajaran
yang sesuai dengan tujuan instruksional serta pelaksanaannya dilihat dari sarana dan waktu
yang tersedia. Salah satunya yaitu metode peer teaching (mengajar teman sebaya / tutor
sebaya). Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai metode peer teaching.
B.RUMUSANMASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan metode peer teaching?
2. Apa tujuan metode peer teaching?
3. Apa manfaat dari metode peer teaching?
4. Bagaimana teknik dan strategi dalam metode peer teaching?
5. Bagaimana tahap pelaksanaan metode peer teaching?
6. Apa saja evaluasi penerapan dari metode peer teaching?
7. Apa kelebihan dan kekurangan metode peer teaching?
C.TUJUAN
1. Mengetahui definisi metode peer teaching
2. Mengetahui tujuan metode peer teaching
3. Mengetahui manfaat metode peer teaching
4. Mengetahui teknik dan strategi dalam metode peer teaching
5. Mengetahui tahap pelaksanaan metode peer teaching
6. Mengetahui evaluasi penerapan dari metode peer teaching
7. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode peer teaching
PEMBAHASAN
A.DEFINISIPEERTEACHING
Ada saatnya seorang guru mengalami kebuntuan dalam memilih metode yang efektif
untuk diterapkan pada proses pembelajaran dalam rangka mencapai kompetensi yang
diharapkan dikuasai oleh siswa. Walaupun metode pembelajaran beragam, menentukan
metode mana yang paling sesuai untuk diterapkan bukanlah pekerjaan yang gampang.
Disinilah sebenarnya seorang guru dituntut keprofesionalannya sebagai pendidik,
pembimbing, dan pengajar.
Pada umumnya siswa akan sangat tertarik dengan hal-hal yang baru. Atas dasar inilah
seorang guru harus jeli dalam memilih metode pembelajaran agar siswa tetap termotivasi dan
antusias untuk belajar. Metode mengajar sesama teman (peer teaching methods) bisa
dijadikan pilihan untuk memenuhi hal itu.
Model pembelajaran yang dinilai memiliki efektivitas tinggi, menurut Boud, et al. (2001)
adalah peer teaching atau disebut juga peer learning bahwa:
Peer teaching involves students learning from and with each other in ways which are
mutually beneficial and involve sharing knowledge, ideas and experience between
participants. The emphasis is on the learning process, including the emotional support that
learners offer each other, as much as the learning itself.
Istilah peer tutoring mengandung makna yang sama dengan tutor teman sejawat atau peer
teaching. Silberman (2006) dalam Iva (2009) menjelaskan bahwa peer-teaching merupakan
salah satu pendekatan mengajar yang menuntut seorang peserta didik mampu mengajar pada
peserta didik lainnya. Dengan pendekatan peer-teaching siswa dituntut untuk aktif berdiskusi
dengan sesama temannya atau mengerjakan tugas-tugas kelompok yang diberikan oleh guru,
baik tugas itu dikerjakan di rumah maupun di sekolah.
Peer teaching merupakan strategi pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran orang
dewasa (andragogy) dan self-direction. Menurut Jarvis (2001), peer teaching is a learner-
centered activity because members of educational communities plan and facilitate learning
opportunities for each other. There is the expectation of reciprocity, e.g., peers will plan and
facilitate courses of study and be able to learn from the planning and facilitation of other
members of the community. Artinya, peer teaching merupakan kegiatan belajar yang berpusat
pada peserta didik sebab anggota komunitas merencanakan dan memfasilitasi kesempatan
belajar untuk dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini diharapkan dapat terjadi timbal balik
antara teman sebaya yang akan merencanakan dan menfasilitasi kegiatan belajar dan dapat
belajar dari perencanaan dan fasilitas dari anggta kelompok lainnya.
Pembelajaran teman/tutor sebaya adalah pembelajaran yang terpusat pada siswa, dalam
hal ini siswa belajar dari siswa lain yang memiliki status umur, kematangan/harga diri yang
tidak jauh berbeda dari dirinya sendiri. Sehingga anak tidak merasa begitu terpaksa untuk
menerima ide-ide dan sikap dari “gurunya” yang tidak lain adalah teman sebayanya itu
sendiri. Dalam tutor sebaya, teman sebaya yang lebih pandai memberikan bantuan belajar
kepada teman-teman sekelasnya di sekolah. Bantuan belajar oleh teman sebaya dapat
menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu
dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga
diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya (Suherman, 2003:277).
Tutor teman sebaya adalah perekrutan salah satu siswa guna memberikan satu per satu
pengajaran kepada siswa lain, dalam menyelesaikan tugas yang diberikan melalui partisipasi
peran tutor dan tutee. Tutor memiliki kemampuan lebih dibandingkan tutee, tapi pada
beberapa variasi tutorial jarak pengetahuan yang dimiliki antara tutor dan tutee minimal
(Roscoe & Chi, 2007). Hisyam Zaini (dalam Amin Suyitno, 2002:60) mengatakan bahwa
metode belajar yang paling baik adalah dengan mengajarkan kepada orang lain. Oleh karena
itu, pemilihan model pembelajaran tutor sebaya sebagai strategi pembelajaran akan sangat
membantu siswa di dalam mengajarkan materi kepada teman-temannya.
Peer tutoring dan peer assessment merupakan solusi termudah dan solusi dalam
menghadapi kendala-kendala dalam pembelajaran komputer terutama disekolah-sekolah yang
belum memiliki sarana dan prasarana memadai, tenaga pengajar yang kurang, jumlah siswa
dikelas yang sangat besar, dan dana yang terbatas. Pembelajaran dengan memanfaatkan peer
tutoring dan peer assessment ternyata mampu mengoptimalkan pembelajaran komputer, yang
pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi
sekarang ini (Arikunto, S. 2006).
Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil sangat cocok digunakan dalam
pembelajaran matematika dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa
menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar dikelas dan siswa menjadi
terampil dan berani mengemukakan pendapatnya dalam proses pembelajaran (Ribowo.
2006). Model pembelajaran tutor sebaya dalam kelompok kecil dapat meningkatkan hasil
belajar siswa dimana semua siswa aktif, siswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas,
semua perwakilan kelompok berani mengerjakan tugas didepan kelas, siswa berani bertanya
dan respon siswa yang diajar sangat tinggi (Riyono. 2006).
Tutor sebaya adalah sekelompok siswa yang telah tuntas terhadap bahan pelajaran,
memberikan bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami bahan
pelajaran yang dipelajarinya (Suherman, dkk. 2003). Bantuan belajar oleh teman sebaya
dapat menghilangkan kecanggungan. Bahasa teman sebaya lebih mudah dipahami, selain itu
dengan teman sebaya tidak ada rasa enggan, rendah diri, malu, dan sebagainya, sehingga
diharapkan siswa yang kurang paham tidak segan-segan untuk mengungkapkan kesulitan-
kesulitan yang dihadapinya (Sukmadinata, 2007)
Tutor sebaya adalah seseorang atau beberapa oramg siswa yang ditunjuk oleh guru
sebagai pembantu guru dalam melakukan bimbingan terhadap kawan sekelas. Dengan system
pembelajaran menggunakan tutor sebaya akan membantu siswa yang nilainya dibawah KKM
atau kurang cepat menerima pelajaran dari guru diantara mata pelajaran. Tutor dapat diterima
(disetujui) oleh siswa yang mendapat program perbaikan sehingga siswa tidak mempunyai
rasa takut atau enggan bertanya kepadanya. Tutor dapat menerangkan bahan perbaikan yang
dibutuhkan oleh siswa yang menerima program perbaikan. Tutor tidak tinggi hati, kejam atau
keras hati terhadap social kawan. Tutor mempunyai daya kreatifitas yang cukup untuk
memberikan bimbingan, yaitu dapat menerangkan pelajaran kepada kawan. Model tutorial
merupakan cara penyampaian bahan pelajaran yang telah dikembangkan dalam bentuk modul
untuk dipelajari siswa secara mandiri. (Martinis, 2007).
Penerapan model pembelajaran tutor sebaya telah terbukti efektif dalam meningkatkan
hasil belajar siswa yang terbukti signifikan dimana peningkatan tersebut terlihat dalam setiap
siklus belajar. Keunggulan model pembelajaran tutor sebaya juga ditunjukkan oleh
ketuntasan belajar siswa yang mengalami peningkatan (Johar Maknun dan Toto Hidajat
Soehada). Pada kasus pembelajaran Matematika, model pembelajaran tutor sebaya lebih
efektif dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
konvensional dalam hal meningkatkan hasil belajar siswa (Ika Marlita Sari. 2006).
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode peer teaching adalah teknik menyampaikan materi
ajar melalui rekan atau bantuan teman sendiri. Ini berarti bahwa peer teaching itu melibatkan
siswa belajar dari dan dengan satu sama lain dalam cara-cara yang saling menguntungkan dan
di sana terlibat suasana berbagi pengetahuan, ide dan pengalaman antara peserta.
Penekanannya adalah pada proses pembelajaran, termasuk dukungan emosional yang
ditawarkan peserta didik satu sama lain, sejauh menyangkut pembelajaran itu sendiri.
B.TUJUANPEERTEACHING
Peer teaching atau dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah tutor sebaya, ada
beberapa ahli ada yang meneliti masalah ini diantaranya, adalah Edward L. Dejnozken dan
David E. Kopel dalam American Education Encyclopedia menyebutkan pengertan tutor
sebaya adalah sebagai berikut: Tutor sebaya adalah sebuah prosedur siswa mengajar siswa
lainnya. Tipe pertama adalah pengajar dan pembelajar dari usia yang sama. Tipe kedua
adalah pengajar yang lebih tua usianya dari pembelajar. Tipe yang lain kadang dimunculkan
pertukaran usia pengajar. Muntasir dalam bukunya pengajaran terprogram mengemukakan
bahwa Tutor berfungsi sebagai tukang atau pelaksana mengajar, cara mengajarnya telah
disiapkan secara khusus dan terperinci.
Fungsi lainnya adalah dengan adanya tutor sebaya siswa yang kurang aktif menjadi aktf
karena tidak malu lagi untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat secara bebas, sebagaimana
diungkapkan oleh M. Saleh Muntasir bahwa dengan pergaulan antara para tutor dengan
murid-muridnya mereka dapat mewujudkan apa yang terpendam dalam hatinya, dan
khayalannya.
Secara umum tujuan dari metode peer teaching yaitu:
1. Memberikan umpan balik sehingga siswa belajar secara aktif
2. Siswa lebih cenderung berani untuk bertanya / aktif
3. Memotivasi dan meyakinkan siswa
4. Efektif untuk meningkatkan harga diri (selfesteem), pengembangan akademik dan social,
meningkatkan keterampilan berpikir kritis.
5. Meningkatkan keseluruhan perilaku, sikap, harga diri, komunikasi, ketrampilan
interpersonal.
Jadi, sistem pengajaran dengan tutor sebaya akan membantu siswa yang kurang mampu
atau kurang cepat menerima pelajaran dari gurunya. Kegiatan tutor sebaya bagi siswa
merupakan kegiatan yang kaya akan pengalaman yang sebenarnya merupakan kebutuhan
siswa itu sendiri. Tutor maupun yang ditutori sama-sama diuntungkan, bagi tutor akan
mendapat pengalaman, sedang yang ditutori akan lebih kreatif dalam menerima pelajaran.
Dengan peer teaching memudahkan siswa untuk mengeluarkan pendapat atau pikiran dan
kesulitan kepada temannya sendiri ketimbang kepada guru, siswa lebih sungkan dan malu.
Hal tersebut dimungkinkan karena diantara siswa telah terbentuk bahasa mereka sendiri,
tingkah laku, dan juga pertanyaan perasaaan yang dapat diterima oleh semua siswa.
Sedangkan peer assessment adalah penilaian kegiatan siswa oleh tutornya, tentu saja dengan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
PENUTUP
A. SIMPULAN
1. Peer teaching adalah teknik menyampaikan materi ajar melalui rekan atau bantuan teman
sendiri
2. Tujuan peer teaching yaitu:
a. Memberikan umpan balik sehingga siswa belajar secara aktif
b. Siswa lebih cenderung berani untuk bertanya / aktif
c. Memotivasi dan meyakinkan siswa
d. Efektif untuk meningkatkan harga diri (selfesteem), pengembangan akademik dan social,
meningkatkan keterampilan berpikir kritis
e. Meningkatkan keseluruhan perilaku, sikap, harga diri, komunikasi, ketrampilan
interpersonal
3. Manfaat peer teaching yaitu:
a. Otak bekerja secara aktif
b. Hasil belajar yang maksimal
c. Tidak mudah melupakan materi pelajaran
d. Proses pembelajaran yang menyenangkan
e. Otak dapat memproses informasi dengan baik
4. Teknik dan strategi pelaksanaan peer teaching antara lain:
Teknik pelaksanaan:
a. Bekerjasama membahas rencana belajar/pembelajaran kelompok
b. Proses pengkajian dilengkapi oleh tutor/guru, tim pengajar kelmpok, dan empat asesor
kelompok
c. Melanjutkan penulisan tanggapan oleh para siswa secara individu tentang proses
pembelajaran kelompok, dengan beberapa referensi untuk mengkaji tim pengajar/tutor dan
asesor kelompok
Strategi pelaksanaan:
a. Pengamat dan pencatat yang pasif menjadi pendengar aktif dan terlibat aktif dalam diskusi
b. Persiapan diri yang minimal sebelum mata ajaran dimulai menjadi persiapan diri yang
lebih baik
c. Dari individu yang sekedar hadir menjadi individu yang berani mengambil resiko
d. Individu yang sesuka hati hadir dalam kelas menjadi individu yang memenuhi harapan
kelompok dalam hal kehadiran
e. Kompetisi menjadi kerja sama dalam rekan
f. Pembelajaran dimotivasi diri menjadi pembelajran saling ketergantungan
g. Menganggap otoritas pengetahuan diperoleh dari teks dan pengajar menjadi sikap
menerima diri sendiri dan rekan sebagai sumber pembelajaran yang relevan
5. Tahap pelaksanaan peer teaching adalah:
a. Pilih materi yang dapat dipelajari siswa secara mandiri dan dibagi sub-sub materi (segmen
materi).
b. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang heterogen
c. Masing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu bab materi
d. Setiap kelompok melalui wakilnya menyampaikan sub materi sesuai dengan tugas yang
telah diberikan. Guru bertindak sebagai nara sumber utama.
e. Setelah kelompok menyampaikan tugasnya beri kesimpulan dan klarifikasi seandainya ada
pemahaman siswa yang perlu diluruskan.
6. Evaluasi pelaksanaan peer teaching:
a. Sebelum pelaksanaan
b. Saat pelaksanaan
c. Akhir pelaksanaan
7. Kelebihan dan kekurangan metode peer teaching antara lain:
Kelebihan Peer Teaching
a. Meningkatkan motivasi belajar siswa
b. Meningkatkan kualitas dan proses pembelajaran
c. Meningkatkan interaktif sosial siswa dalam pembelajaran
d. Mendorong siswa ke arah berpikir tingkat tinggi
e. Mengembangkan keterampilan bekerja dalam kelompok
f. Meningkatan rasa tanggung jawab untuk belajar sendiri
g. Membangun semangat bekerja sama
h. Melatih keterampilan berkomunikasi
i. Meningkatkan hasil belajar
j. Mempererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial dan rasa
solidaritas antar siswa.
Kekurangan peer teaching
a. Memerlukan waktu yang relatif lama
b. Jika siswa tidak memiliki dasar pengetahuan yang relevan maka metode ini menjadi tidak
efektif
c. Kemungkinan didominasi oleh siswa yang suka berbicara, pintar, atau yang ingin
menonjolkan diri
d. Tidak semua guru memahami cara masing-masing siswa bekerja di kelompok
e. Perlu dimodifikasi agar sesuai diterapkan pada siswa Memerlukan perhatian guru yang
ekstra ketat