Rasa syukur yang paling dalam, yang muncul dari dalam lubuk hati saya atas
perkenan dan anugerahNya, sehingga kita dapat berkumpul disini dalam acara Lomba
Dharma Wacana Widya Taruna Cakti Universitas Merdeka Malang tahun 2018,
dengan pengharapan semoga tuntunan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dharma wacana
saya ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam menjalankan dharma kita sebagai
umat Hindu. Pada kesempatan kali ini saya akan membawakan sebuah Dharma
Wacana yang berjudul “Tatwa Sebagai Kerangka Dasar Agama Hindu Dalam
Pelaksanaan Yadnya Di Era Modern”.
1
kekeliruan anggapan jika yadnya diidentikkan dengan kegiatan upacara keagamaan,
yang sesungguhnya pengertian yadnya tidak sesempit itu.
Kata yajnya sesungguhnya berasal dari bahasa sanskerta yaitu berasal dari
akar kata Yaj artinya “korban”. Dengan demikian yadnya dapat diartikan korban suci
dengan tulus iklas. Pengorbanan dalam konteks ini cakupanya sangat luas dan tidak
hanya dalam bentuk ritual maupun upakara, tetapi dapat juga dipahami sebagai
pengorbanan dalam bentuk pikiran, tindakan dan yang lainya. Dalam kitab
Bhagavadgita IV.33 menyatakan sebagai berikut:
Sreyaan dravyamayaad yadnyaaj.
Jnyanayadnyaah paramtapa.
Sarvam karmaa'khilam paartha.
Jnyaane parsamaapyate
Artinya:
Lebih utama persembahan dengan Jnana Yadnya daripada persembahan materi dalam
wujud apa pun. Sebab, segala pekerjaan apa pun seharusnya berdasarkan ilmu
pengetahuan suci (Jnana).
2
yang serba praktis pola hidup masyarakat cenderung konsomtif dan hedonisme.
Masyarakat pada umumnya melakoni hidup dengan rutinitas yang padat,terkadang
sampai lupa waktu, terutama masyarakat yang hidup di kota-kota besar. Jika umat
tidak memahami tatwa yadnya yang sesungguhnya, sudah pasti umat akan
beranggapan bahwa beryadnya akan sangat memberatkan umat kerena penuh dengan
ritual serta upacara dengan berbagai sesajen. Sesungguhnya jika umat memahami
tatwa atau esensi dari yadnya, maka umat akan dapat memahami kalau beryadnya
tidak hanya dengan ritual semata tetapi dapat pula dilakukan dengan melaksanakan
ajaran dharma. Jika segala sesuatu atau perbuatan yang kita lakukan berdasarkan atas
dharma dengan tulus ikhlas maka hal itu dapat disebut sebagai yadnya. Dalam
Bhagavadgita dikatakan belajar dan mengajar yang didasari oleh keiklasan serta
penuh pengabdian untuk memuja nama Tuhan maka itu pun tergolong kedalam
yadnya. Memelihara alam dan lingkungan sekitar pun tergolong kedalam yadnya.
Mengendalikan hawa nafsu dan panca indra adalah yadnya. Selain itu menolong
orang sakit, mengentaskan kemiskinan, menghibur orang yang sedang tertimpa
musibah pun adalah yadnya. Jadi jelaslah yadnya itu bukan terbatas pada kegiatan
upacara keagamaan saja.
3
tertuang dalam Kakawin Niti Sastra tersebut. Hindu itu merupakan Agama yang
fleksibel. Demikian juga dengan sifatnya yang fleksibel Hindu tidak membunh
budaya setempat dimana Hindu itu berkembang, demikian juga kaitanya dalam
melakukan ritual yadnya. Hindu tidak mengharuskan beryadnya dengan kemegahan
dan kemewahan serta mengeluarkan uang banyak, karena pada dasarnya pelaksanaan
yadnya bertujuan untuk mencapai yang disebut Mokshartham Jagadhita Ya Ca Iti
Dharma yaitu kesejahteraan di dunia dan di akhirat.
4
Demikian Dharma Wacana yang dapat saya sampaikan, Jika ada kekurangan
dalam penyampaian dharma wacana ini saya mohon maaf. Karena sesungguhnya
tidak ada manusia yang sempurna dan tiada gading yang tak retak karena
kesempurnaan hanya milikNya. Saya akhiri dengan Parama Shanti