Akhlak Dalam Islam
Akhlak Dalam Islam
2.1 Konsep Etika, Moral, dan Akhlak
2.1.1 Pengertian Etika
Etika adalah suatu ajaran tentang kebaikan dan keburukan yang menyangkut kehidupan ma
nusia dalam hubungannya dengan Tuhan, sesama manusia dan alam. Etika juga menerangkan apa
yang seharusnya dilakukan oleh manusia, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia dal
am perbuatan yang akan mereka perbuat.
Etika dibagi atas tiga macam yaitu :
1. Etika deskriptif
Etika yang mengenai suatu fakta yang apa adanya. Indikator-
indikator fakta aktual yang terjadi secara apa adanya terhadap nilai dan perilaku manusia dan m
erupakan suatu keadaan dan realita budaya yang berkembang di masyarakat.
2. Etika normatif
Norma-norma yang dapat menuntun agar manusia bertindak baik dan menghindarkan hal-hal yan
g buruk dengan kaidah atau norma yang disepakati dan berlaku di masyarakat.
3. Etika mataetika
Etika memiliki peranan atau fungsi diantaranya :
a. Dengan etika seseorang atau kelompok dapat mengemukakan penilaian tentang perilaku manusia
b. Menjadi alat kontrol bagi seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu tindakan atau aktivita
s
c. Etika menjadi penuntun agar dapat bersipak sopan, santun, dan dengan etika kita bisa di cap se
bagai orang baik di dalam masyarakat.
2.1.2 Pengertian Moral
Secara etimologi, moral berasal dari bahasa latin yaitu “mores” jamak dari kata mos yang
berarti adat kebiasaan. Dalam kamus umum bahasa Indonesia dikatakan bahwa moral adalah pen
entuan baik buruk terhadap perbuatan dan kelakuan.
Moral selalu dikaitkan dengan ajaran baik buruk yang diterima umum atau masyarakat. Kar
ena itu adat istiadat masyarakat menjadi standar dalam menentukan baik dan buruknya perbuata
n.
Moral dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Moral keagamaan
Moral yang selalu berdasarkan pada ajaran agama Islam
2. Moral sekuler
Moral yang tidak berdasarkan pada ajaran agama dan hanya bersifat duniawi semata-mata.
2.1.3 Pengertian Akhlak
Secara etimologi, akhlak (bahasa Arab) adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi
pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa (menciptakan), khaliq (penci
pta), makhluk (yang diciptakan), dan Khalq (penciptaan).
Akhlak adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tin
gkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka ti
ndakan itu disebut akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak
ul mazmumah. Baik buruknya akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Qur’an dan Sunnah
Rasul.
Akhlak terdiri dari berbagai macam, yaitu :
1. Akhlak kepada Allah
2. Akhlak kepada diri sendiri
3. Akhlak kepada keluarga
4. Akhlak kepada sesama manusia
Merajut ukhuwah atau persaudaraan (QS. Al Hujurat: 10)
Suka memaafkan kesalahan orang lain (QS. Ali Imron: 134 & 159)
Akhlak mempunyai kedudukan yang paling penting dalam agama Islam. Akhlak dihubungkan
dnegan tujuan risalah Islam atau
antara perutusan utama Rasulullah SAW. Dalam sabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya aku diutu
s untuk menyempurnakan akhlak (yang) mulia”(HR Bukhari dalam Al Adabul
Mufrad). Pernyataan Rasulullah itu menunjukkan pentingnya kedudukan akhlak dalam Islam.
Akhlak merupakan roh Islam yang mana agama tanpa akhlak samalah seperti jasad yang ti
dak bernyawa. Oleh karena itu, satu misi yang dibawa Rasulullah SAW. ialah membina kembali a
khlak manusia yang telah runtuh sejak zaman para nabi yang terdahulu.
Akhlak menentuka kedudukan seseorang di akhirat nanti yang mana akhlak yang baik dapat
memberatkan timbangan amalan yang baik. Rasulullah SAW. bersabda, “Tiada sesuatu yang lebi
h berat dalam daun timbangan melainkan akhlak yang baik”.
2.2 Persamaan dan Perbedaan antara etika , moral dan akhlak
Definisi dari ketiga hal itu hampir sama. Etika adalah ajaran yang berbicara tentang baik dan buruk
dan yang menjadi tolak ukurnya adalah akal. Sedangkan, moral itu hampir sama tetapi tolak ukurnya itu
bersifat lokal atau dinilai dari adat kebiasaan di daerah tersebut.
Akhlak adalah tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk
melakukan suatu perbuatan yang baik. Jelaslah bahwa, substansial akhlak, etika dan moral adalah sama
yaitu ajaran tentang baik dan buruk berkaitan dengan sikap hidup
manusia. Etika, moral dan akhlak tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat te
tap, statis, dan konstan tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang. Untuk penge
mbangan dan aktualisasi potensi positif tersebut diperlukan pendidikan, kebiasaan, keteladanan se
rta dukungan lingkungan mulai dari keluarga, sekolah, dan masyarakat secara terus menerus.
Sedangkan yang membedakan dari 3 hal itu adalah sumber kebenarannya. Akhlak bersumberkan
al-Quran dan al-Sunnah. Nilai-nilai yang menentukan baik dan buruk, layak atau tidak layak suatu
perbuatan, kelakuan, sifat, dan perangai dalam akhlak bersifat universal dan bersumber dari ajaran
Allah. sedangkan etika berusmber dari akal karena bagian dari
filsafat, yang pada intinya bersumber dari akal sehat dan hati nurani. Dan moral bersumberkan
adat istiadat yang berlaku di masyarakat.
Etika lebih bersifat teoritis, moral bersifat praktis, etika bersifat umum, moral bersifat lokal dan
khusus , sedangkan akhlak bersifat universal dan komprehensif, mencakup aspek lahir dan batin.
2.2 Etika Berbisnis Dalam Islam
Kegiatan bisnis dalam Islam bukanlah kegiatan yang boleh dilakukan dengan sesuka hati. Isl
ma memberikan pedoman dalam melakukan kegiatan usaha. Di zaman modern ini terdapat bany
ak ancaman keras bagi pelaku bisnis yang tidak memperdulikan etika.
Kegiatan bisnis dalam Islam bukanlah kegiatan yang boleh dilakukan dengan sesuka hati. Isl
ma memberikan pedoman dalam melakukan kegiatan usaha. Di zaman modern ini terdapat bany
ak ancaman keras bagi pelaku bisnis yang tidak memperdulikan etika. Seperti yang telah
difirrmankan oleh Allah dalam surat Al-jumuah ayat 10:
Bila dihubungakan dengan aspek ekonomi, ayat ini menerangkan tentang etika berdagang y
ang baik, yaitu dimulai dengan membaca doa kemudian tidak berbuat curang ketika berdagang d
an selalu merasa bahwa kita selalu diawasi oleh Allah.
Bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang bertentangan. Jika bisnis dinia
tkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan, maka bisnis tersebut den
gan sendirinya sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang berdasarkan keimanan kepada akhirat.
Menurut hadist etika berbisnis ada empat yaitu:
1. Jujur
Hadis tersebut menjelaskan bahwa dalam berbisnis ada tawar menawar sebelum berpisah d
an menerangkan tentang etika saat berinteraksi agar selalu jujur dan tidak merugikan salah satu
pihak.
2. Amanah
ُ ال َّتا ِج ُر ْاالَ ِميْن: ق ال رس ول هللا ص لى هللا عليه وس لّم:عن عبد هللا ابن عمر رضي هللا عنه
ِّ مع ال َّن ِبي َِّن َوال: َوفِيْ ِر َوا َي ٍة-ص ُد ْو ُق ْالمُسْ لِ ُم َم َع ال ُّش َهدَا ِء
َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة (رواه إبن-ص ْيقِي َْن َوال ُّش َهدَا ِء َّ ال
ماجه و الدارقطني و غير هم
Artinya: Dari ‘Abdullah bin ‘Umar radhiallahu ‘anhu bahwa Rasuluillah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Seorang pedagang muslim yang jujur dan amanah (terpercaya) akan (dikumpulkan) bersama
para Nabi, orang-orang shiddiq dan orang-orang yang mati syahid pada hari kiamat (nanti).”
3. Murah Hati
4. Tidak Melupakan Akhirat