ANISA WULANDARI
NIM. 1610111320002
BANJARMASIN
2021
USAHA BOLU GULUNG Hj. ENONG SEBAGAI OLEH-OLEH KHAS
ANISA WULANDARI
NIM. 1610111320002
SKRIPSI
Pendidikan (S.Pd.)
BANJARMASIN
2021
ii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI
i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
ii
ABSTRAK
Anisa Wulandari, (1610111320002), Usaha Bolu Gulung Hj. Enong sebagai oleh-
oleh Khas Banjar Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar 1990–2019. Skripsi
Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat.
(pembimbing I : Wisnu Subroto,S.S., M.A. dan pembimbing II : Melisa Prawitasari,
M.Pd.)
Bolu gulung merupakan salah satu oleh-oleh khas Kota Martapura. Produksi
dari Hj. Enong yang sangat dikenal oleh masyarakat Martapura, Kalimantan Selatan.
Setiap kota atau setiap wilayah mempunyai ciri khas dalam kebudayaannya, salah
satu kebudayaan itu berupa buah tangan. Kota Martapura memiliki salah satu ciri ini
berupa bolu gulung sebagai buah tangan dalam hal kuliner. Martapura merupakan
kota yang unik karena disebut sebagai kota intan. Intan tersebut dijadikan buah
tangan saat berkunjung di kota Martapura, selain intan terdapat oleh-oleh yang paling
terkenal di kota Martapura yaitu bolu gulung kepunyaan Hj. Enong yang berdiri sejak
tahun 1990
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan gambaran umum usaha dan
perkembangan usaha, strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh
Khas Banjar serta kontribusi usaha terhadap perekonomian masyarakat di Kecamatan
Martapura Timur, Kabupaten Banjar.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian sejarah. Metode
tersebut terdiri dari atas 4 tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan
historiografi. Data terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
penulis dapatkan secara langsung dari narasumber yang relevan sesuai objek yang
diteliti dan sumber sekunder didapatkan dari BPS Martapura Timur, Kelurahan
Pekauman Ulu.
Hasil penelitian menjelaskan tentang gambaran umum usaha bolu gulung Hj.
Enong yang berdiri sejak tahun 1990 yang dikelola oleh sepasang suami istri yang
bernama H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati, dan strategi pemasaran melalui mulut
ke mulut dari satu orang ke orang lain, selain itu menitip jualkan di minimarket dan
membuka cabang-cabang, serta kontribusi usaha yaitu membuka lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar.
Kesimpulan dari penelitian ini diketahui bahwa usaha bolu gulung Hj. Enong
berkontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan di masyarakat sekitar.
iii
RIWAYAT HIDUP
iv
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
bagi Allah, karena berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Usaha Bolu Gulung Hj. Enong
Sebagai Oleh-oleh Khas Banjar di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar
1990 – 2019”. Tidak lupa pula shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga
akhir zaman.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin.
Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Chairil Faif Pasani, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
2. Dr. Syahruddin, M.A selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin.
3. Drs. Rusdi Effendi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin.
4. Wisnu Subroto, S.S., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Melisa Prawitasari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
v
6. Dr. Bambang Subiyakto, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing akademik yang
telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas
Lambung Mangkurat.
8. Kepada Bapak dan mama yang tak henti-hentinya memberikan dukungan dan
doa serta mengajarkan berbagai macam nilai kehidupan demi keberhasilan
anaknya. Insya allah saya akan selalu ingat nasehat dan wejangan-wejangan
yang telah diberikan selama ini serta akan selalu berusaha untuk
membahagiakan bapak dan mama.
9. Kepada seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan, doa dan
motivasi demi selesainya skripsi ini.
10. Kepada seluruh teman-teman Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan
2016 yang selalu memberikan semangat dan motivasi yang tak terhingga
dengan kecerian dan guyonan-guyonan penyemangatnya.
11. Teman-teman, mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah seluruh
angkatan, junjung terus kekeluargaan, keakraban dan semangat kreativitas di
Program Studi Pendidikan Sejarah.
Penulis
Anisa Wulandari
NIM 1610111320002
vi
DAFTAR ISI
vii
BAB III GAMBARAN UMUM USAHA DAN PERKEMBANGAN USAHA
BOLU GULUNG HJ. ENONG di MARTAPURA TIMUR TAHUN
1990-2019.............................................................................................................44
A. Gambaran Umum Usaha.......................................................................................44
1. Sejarah Berdiri Usaha Bolu Gulung Hj. Enong......................................44
2. Lokasi Usaha...........................................................................................47
3. Visi, Misi serta Strategi usaha.................................................................47
B. Perkembangan Usaha Bolu Gulung Hj. Enong tahun 1990-2019.........................51
1. Tahun 1997-1998 (Krisis Moneter)........................................................51
2. Tahun 2003.............................................................................................52
3. Tahun 2011 - 2019..................................................................................53
4. Bahan baku dan cara pembuatan (produksi)...........................................58
5. Inovasi.....................................................................................................61
6. Karyawan................................................................................................62
7. Cabang Usaha Bolu Gulung Hj. Enong..................................................62
BAB IV STRATEGI PEMASARAN USAHA BOLU GULUNG Hj. ENONG
SERTA KONTRIBUSI USAHA TERHADAP PEREKONOMIAN
MASYARAKAT DI MARTAPURA TIMUR TAHUN 1990-2019.....................68
A. Strategi Pemasaran Bolu Gulung Hj. Enong.........................................................68
1. Pemasaran...............................................................................................68
2. Promosi...................................................................................................70
B. Kontribusi Usaha...................................................................................................75
1. Perkembangan Penambahan Lapangan Pekerjaan..................................75
2. Meningkatnya Pendapatan Masyarakat..................................................81
3. Kontribusi Lain Kepada Masyarakat......................................................86
BAB V PENUTUP...............................................................................................................88
A. KESIMPULAN.....................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................90
LAMPIRAN.........................................................................................................................95
viii
TABEL
Tabel Halaman
2.3. Jumlah penduduk Desa Pekauman Ulu tahun 2015, 2016, 2017, 2019.............. 41
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.4. Wawancara bersama Ida Armida karyawan bolu gulung Hj. Enong............. 83
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Pedoman wawancara...............................................................................95
2. Daftar informan........................................................................................98
4. Surat penelitian......................................................................................102
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
pakaian hingga kuliner yang menjadi ciri khas sekaligus identitas daerah.
Salah satu kekayaan Nusantara dalam bentuk makanan khas daerah dapat juga
terlihat dari bisnis oleh-oleh di hampir semua kota-kota di Indonesia, hal ini terjadi
membawa “buah tangan” apabila berkunjung di suatu tempat. Kota di Indonesia rata-
rata mempunyai oleh-oleh khas daerah, hal itulah yang menjadikan potensi bisnis
Setiap daerah memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan, mulai dari
menciptakan berbagai peluang usaha yang cukup besar. Salah satu potensi daerah
yang sering dimanfaatkan sebagai peluang bisnis adalah makanan khas daerah,
seiring dengan permintaan pasar, kini makanan daerah sudah banyak dipasarkan di
kota-kota besar dan tidak hanya terbatas di daerah asalnya saja. Makanan khas daerah
merupakan salah satu dari nilai budaya yang mengandung atau menunjukkan
1
2
eksistensi dari nilai dan identitas dari suatu daerah tersebut, sama halnya dengan
Kabupaten Banjar yang memiliki karakter kota yang unik. Martapura mendapat
julukan sebagai Serambi Mekkah atau Kota Intan. Banyak orang dari luar kota
bahkan luar daerah yang datang ke Kota Martapura untuk Ziarah Religi atau sekedar
melewati Kota Martapura untuk singgah serta mencicipi kuliner khas yang ada di
Kota Martapura. Oleh-oleh khas Kalimantan Selatan bisa juga ditemukan di Kota
Martapura.
masyarakat Martapura. Kuliner adalah salah satu hasil budaya yang erat kaitannya
dengan masyarakat karena selain dari fungsi utama bahan makanan sebagai
filosofis. Kuliner yang authentic adalah salah satu jenis kreativitas masyarakat dalam
Kuliner yang ada di Kota Martapura memiliki daya tarik dan mampu bersaing
tersebut. Keunikan tersebut bisa dilihat atau dirasakan dari sebuah rasa (manis, asin,
asam dan pahit). Oleh karena itu makanan dari masing-masing daerah memiliki ciri
Bolu gulung merupakan salah satu oleh-oleh khas Kota Martapura produksi
dari Hj. Enong yang sangat dikenal oleh masyarakat Martapura, Kalimantan Selatan.
1
3
Bolu ini sangat laris serta menjadi oleh-oleh bagi masyarakat yang hendak pulang ke
daerahnya masing-masing.
Usaha ini berdiri sejak tahun 1990, dikelola oleh sepasang suami istri yang
bernama H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati. Pada awalnya usaha ini merupakan
usaha sampingan untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga dan dijual dengan
Usaha ini bisa bersaing dan berkembang sampai sekarang, yang menjadikan oleh-oleh
khas itu adalah nama brand Hj. Enong, meskipun ada beberapa produk bolu gulung
namun bolu gulung produksi Hj. Enong merupakan produk yang fenomenal dan lebih
populer dibandingkan produk bolu gulung lainnya yang ada di wilayah Kalimantan
Selatan.
dalam bahasa Banjar, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut bolu karena adanya
kreativitas yang muncul maka klemben ini diubah oleh Hj. Norhayati yang memiliki
kreativitas menjadi sebuah bolu yang digulung yang dinamakan bolu gulung.
Berbagai macam kreativitas yang membuat berbeda seperti bentuk, rasa, dan
kemasan karena bentuknya yang berbeda dengan klemben. Klemben memiliki bentuk
yang bulat sedangkan bolu gulung berbentuk kotak. Bolu gulung berbentuk seperti
mixer dan pengembang sedangkan bolu gulung lebih halus karena dibuat dengan
1
4
hal yang membuat berbeda dengan klemben yaitu adanya kreativitas baru.
Kemasan yang berbeda serta variasi rasa karena bolu gulung menambahkan selai di
tengah gulungan bolu, yang menjadikan oleh-oleh khas itu adalah nama brand Hj.
Enong. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis
Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang
yaitu bolu gulung Hj. Enong sedangkan fokus penelitian pada perkembangan
1
5
usaha bolu gulung sebagai oleh-oleh khas Banjar serta kontribusi usaha bolu
masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul “Usaha Bolu Gulung Hj.
B. Batasan Masalah
Batasan obyek, yaitu usaha bolu gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh khas
b) Strategi Pemasaran
1
6
Batasan spasial atau tempat dalam penelitian ini adalah Jl. Martapura
pembuat bolu gulung terbesar yang ada di wilayah Kabupaten Banjar, serta
Batasan temporal yaitu kurun waktu antara tahun 1990 sampai dengan
tahun 2019 ketika mula-mula terbentuknya usaha bolu gulung Hj. Enong. Untuk
awal mula berdirinya usaha Hj. Enong hingga dilakukan kajian penelitian tentang
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum usaha dan perkembangan usaha bolu gulung Hj.
2. Bagaimana strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh Khas
1
7
D. Tujuan Penelitian
gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh Khas Banjar di Martapura Timur Tahun
1990-2019.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
a. Bagi pembaca
1
8
b. Bagi Penulis
keberhasilan peranan yang telah dilaksanakan oleh usaha bolu gulung Hj.
c. Bagi Peneliti
d. Bagi pengusaha
1
9
gulung dengan motif sasirangan yang menjadikan nilai jual yang lebih,
sehingga memiliki ciri khas yang berbeda dari bolu gulung lainnya.
F. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah (Andi,
sejarah).
mencari dan mengumpulkan sumber sejarah yang terkait dengan topik penelitian.
sifatnya sumber sejarah terdiri dari sumber primer dan data sekunder. Dalam tahap ini
2018:36).
1) Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari
individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil dari pengisian
kuisioner yang dilakukan oleh peneliti (Husein, 2007:42). Data primer dalam
penelitian ini diperoleh dari sumber lisan hasil wawancara dengan informan yaitu
dengan Muhammad Hafizi sebagai Manajer Gudang, untuk memperoleh data sejarah
1
10
berdirinya usaha, perkembangan usaha dari sejak berdirinya hingga tahun 2019,
tentang terciptanya lapangan pekerjaan yang baru. Dari data awal ini, langkah
2) Data Sekunder
Data sekunder yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan dalam
bentuk tulisan di majalah dan koran sehingga diperoleh sebuah narasi yang
data yang diperoleh dari foto, dokumen perusahaan, dalam penelitian ini buku
Sumber lisan pada penelitian ini diperoleh dengan metode wawancara, dalam
wawancara ini peneliti lebih menekankan pendekatan personal dan bersifat fleksibel,
sebenarnya tanpa ada rekayasa. Wawancara dilakukan langsung kepada pihak yang
terkait seperti warga sekitar tempat usaha, karyawan, pemilik usaha, serta pembeli.
Armida dan Sya’rani (karyawan Hj.Enong), Rika dan Miftah (pembeli), Sani
1
11
(penjaja atau penjual bolu gulung Hj. Enong), Imis (penjaja atau penjual bolu
b) Sumber Tulisan
dengan judul yang ditulis juga dapat diperoleh melalui media internet dan
jurnal.
G. Tinjauan Pustaka
mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien (Abdul Hakim,
upaya yang dilakukan untuk bisa mendapatkan apa yang telah dicita-citakan
1
12
atau tujuan yang ingin dicapai. Usaha dalam kehidupan sehari-hari biasanya
berupa aksi nyata, seperti belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus,
kegiatan ekonomi yang dilakukan semua orang baik usaha kecil hingga besar
untuk menghasilkan uang. Tanpa sebuah usaha tidak akan berhasil kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh semua pihak. Usaha selalu didasarkan dengan
sebagai sebuah bisnis. Dalam hal ini, usaha merupakan setiap upaya yang
Baik keuntungan maupun kerugian itu akan berdampak kepada pemilik usaha
dan orang lain. Usaha yang menguntungkan dan merugikan tergantung kepada
harus siap menanggung resiko yang telah dijalani dalam melakukan sebuah
usaha.
1
13
mendalam tentang biaya dalam membuat atau membeli produk yang dijual
produk rengginang. Metode penelitian yang dipakai yaitu metode analisis data
yang berbeda dengan penelitian sejarah. Hasil penelitian dari skripsi tersebut
dengan cara konsumen dapat datang langsung ke rumah pemilik untuk membeli
skripsi di atas dan skripsi yang penulis teliti mempunyai persamaan dan
1
14
diteliti.
oleh Kiki Mirwansyah, Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Universitas Raden Intan Lampung 2019. Tujuan penelitian pada
skripsi ini adalah untuk menjelaskan tingkat kontribusi usaha tani kopi terhadap
yang dipakai yaitu metode kualitatif. Hasil penelitian dari skripsi tersebut usaha
Besarnya kontribusi usaha tani kopi terhadap total pendapatan rumah tangga
adalah sedang yaitu sebesar 43% hal ini berarti bahwa usaha tani kopi
Dapat ditarik kesimpulan bahwa skripsi di atas dan skripsi yang penulis teliti
diteliti.
Usaha Kue Bolu Gulung Hj. Enong Martapura” yang ditulis oleh Akhmad Zaki
Khairil, Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
1
15
skripsi ini adalah untuk mengetahui manajemen sumber daya manusia pada
usaha kue bolu gulung Hj. Enong Martapura dan kendala-kendala dalam
manajemen sumber daya manusia pada usaha kue bolu gulung Hj. Enong di
skripsi di atas dan skripsi yang penulis teliti mempunyai persamaan dan
Enong Bakery” yang ditulis Siti Khodijah, program Studi Ekonomi Syariah,
Banjarmasin 2019. Tujuan penelitian pada skripsi ini adalah untuk mengetahui
Enong bakery. Metode penelitian yang dipakai yaitu penelitian deskriptif. Hasil
1
16
yang berkaitan dengan beberapa aspek yang saling mendukung satu sama lain
pemasaran. Aspek yang dikelola dengan baik dilihat dari perkembangan usaha
yang begitu pesat. Kendala yang dihadapi Hj. Enong dalam mengembangkan
usaha terletak pada sumber daya manusia atau karyawan dalam produksi. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa skripsi di atas dan skripsi yang penulis teliti
H. Sistematika Penulisan
Bab pertama berisi sub bab pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah,
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab pertama ini memberikan
Bab kedua berupa gambaran umum lokasi penelitian yang merupakan tempat
Bab ketiga merupakan isi dalam penelitian yaitu gambaran umum usaha dan
perkembangan usaha bolu gulung Hj. Enong tahun 1990-2019. Bab ketiga ini
1
17
Bab keempat yaitu strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong serta kontribusi
usaha bolu gulung Hj. Enong terhadap perekonomian masyarakat. Bab ini membahas
strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong dan kontribusi usaha yaitu bertambahnya
lapangan pekerjaan.
Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan jawaban dari
1
18
BAB II
1. Letak Geografis
permukaan laut, sehingga kawasan dari Martapura Timur ini sering kali
menjadi langganan Banjir yang pada umumnya memiliki dataran rendah seperti
halnya desa yang menjadi langganan banjir yakni di Desa Melayu, Desa
Luas wilayah Kecamatan Martapura Timur 29,99 km² atau 0,64% dari
diantaranya adalah Antasan Senor Ilir, Antasan Senor, Tambak Anyar Ilir,
Tambak Anyar, Tambak Anyar Ulu, Pematang Baru, Melayu Ulu, Mekar,
Tengah, Melayu Ilir, Dalam Pagar Ulu, Akar Baru, Akar Bagantung, Dalam
Desa yang paling luas yaitu Desa Antasan Senor dengan luas wilayah
2,50 km² sedangkan Desa dengan luas wilayah paling kecil yaitu 0,75 km² ada
Desa Mekar, desa yang letaknya paling dekat dengan pusat pemerintahan
kecamatan adalah Desa Antasan Senor Ilir yang hanya berjarak sekitar 0,45 km
sedangkan desa yang jaraknya paling jauh dari Pusat pemerintahan kecamatan
adalah Desa Tambak Anyar Ulu dengan jarak mencapai 5,20km (Badan Pusat
2. Penduduk
mencapai 31,713 jiwa yang dimana jumlah laki-laki sebanyak 17,028 orang
pencaharian sebagai petani ini dibuktikan dengan luasnya lahan sawah, lebak,
pada tahun 2017 jumlah penduduk mencapai kurang lebih 32.115 jiwa dengan
Tabel 2.1 : Luas wilayah dan persentase luas wilayah per desa.
Luas wilayah
Desa Persentase
(Km2)
Antasan Senor Ilir 1.40 4.67
Antasan Senor 1.95 6.50
Tambak Anyar Ilir 1.49 4.97
Tambak Anyar 1.98 6.60
Tambak Anyar Ulu 1.49 4.97
Pematang Baru 1.88 6.27
Melayu 2.00 6.67
Mekar 0.93 3.10
Pekauman Ulu 1.25 4.17
Pekauman 1.75 5.84
Pekauman Dalam 1.00 3.33
Keramat Baru 1.30 4.33
21
atau terluas adalah di Desa Melayu, dan untuk wilayah desa yang terkecil
Timur.
No Uraian
1. Luas Wilayah : 1,25 Km²
2. Jumlah RT : 6
Jumlah RW : -
3. Batas Wilayah :
a. Utara : Pekauman
b. Selatan : Antasan Senor Ilir
c. Timur : Mekar
d. Barat : Pasayangan Barat
Sumber: Laporan Profil Desa Pekauman Ulu Tahun 2017
22
sebelah selatan berbatasan dengan Antasan Senor Ilir, sebelah timur berbatasan
dengan Desa Mekar, dan sebelah barat berbatasan dengan Pasayangan Barat,
Kantor Kepala Desa Pekauman Ulu merupakan pusat dari semua informasi
yang berkaitan dengan Desa Pekauman Ulu. Desa Pekauman Ulu merupakan
2. Penduduk
2.025 orang yang terdiri dari 1.067 orang laki-laki dan 958 orang perempuan,
yang dihimpun dari 6 RT. Tercatat pada tahun tahun 2017 bahwa Desa
Berikut adalah data penduduk Desa Pekauman Ulu yang diperoleh dari Laporan
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Desa Pekauman Ulu Tahun 2015, 2016, 2017, 2019.
Dari tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa pertumbuhan penduduk di
sampai pada tahun 2017 sedangkan naik pada tahun 2019 berjumlah 1.071.
23
Dari tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa pertumbuhan pendudukan
di Pekauman Ulu pada tahun 2015 jumlah penduduknya 2.023 sedangkan tahun
berjumlah 2.021.
3. Mata Pencaharian
juga ada yang bertani sambil beternak seperti ayam dan bebek. Sebab dari itu
tahun 2017:
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1. Petani 43 13 56
2. Pegawai negeri sipil 5 3 8
3. Pengrajin Industri 48 30 78
Rumah Tangga
4 Pedagang 32 28 60
5 Peternak 28 3 31
24
masyarakat Desa Pekauman Ulu adalah Pengrajin Industri rumah tangga, hal ini
akan tetapi sebagian masyarakat Pekauman Ulu bekerja sebagai karyawan pada
usaha bolu Gulung Hj. Enong, sebagian yang bekerja adalah perempuan karena
BAB III
GAMBARAN UMUM USAHA DAN PERKEMBANGAN USAHA
BOLU GULUNG HJ. ENONG di MARTAPURA TIMUR TAHUN 1990-2019
Industri rumah tangga (IRT) bolu gulung Hj. Enong merupakan salah satu
usaha yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kue yang dijalankan secara
kekeluargaan di Kota Martapura. Usaha ini mengolah kue bolu gulung untuk
dikonsumsi sendiri, tetapi lambat laun muncul inisiatif untuk menjadikan komoditi
teknologi, Hj. Norhayati mempunyai peluang usaha dibidang kuliner hal ini didukung
Usaha bolu gulung Hj. Enong didirikan pada tahun 1990 oleh sepasang suami
isteri yang bernama H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati. Berawal dari hobi Hj.
Norhayati dalam membuat kue, bermodal kan resep yang didapat dari orang tua, Hj.
berhasil menarik minat masyarakat yang berada di sekitar tempat tinggal untuk
Pada awal mendirikan usaha, kue yang dibuat hanya bolu gulung karena pada
saat itu kebanyakan bolu yang dijual di pasaran bolu bulat. Hj. Norhayati berinovasi
26
untuk membuat bolu gulung dengan nama bolu gulung Hj. Enong yang diambil dari
nama panggilan Hj. Norhayati dengan sebutan “ENONG” oleh tetangga sekitar.
Perkembangan kue yang cukup pesat ternyata membuat suaminya H. Abdul Hamid
Abdul Hamid memilih fokus mengembangkan usaha bolu gulung, setelah melihat
prospek perkembangan usaha yang cukup baik dan perputaran uang pada usaha bolu
gulung lebih cepat ketimbang bisnis permata berlian, karena penjualannya tidak dapat
diprediksi. Motivasi beliau dalam memulai usaha ini karena menurut Hj. Norhayati
usaha dalam bidang bakery sangat menguntungkan pada suatu saat, kebutuhan dan
keinginan konsumen akan ketersediaan bolu gulung di pasaran masih sangat tinggi,
pada nilai daya beli atau pun kekuasaan menggunakan yang ada dalam barang-barang
modal. Langkah awal membangun usaha diperlukan modal, karena tanpa memiliki
modal yang cukup tidak bisa menjalankan maupun melakukan usaha (Bambang, 2010
: 18). Modal awal dalam membuka usaha, Hj. Norhayati dan suami H. Abdul Hamid
menggunakan modal sendiri sekitar Rp. 50.000,00 untuk membuat bolu dengan
kapasitas 4 pcs, setelah usaha lama berjalan kemudian ada modal tambahan dari
bisnis menjual tongkang dan berlian karena pada saat itu usaha suami Hj. Norhayati
sedang turun karena terdampak krisis moneter sehingga menjual tongkang dan
berlian. Modal yang didapat tersebut digunakan Hj. Norhayati untuk berangkat ke
27
Surabaya mengikuti kursus di Bogasari Baking Center untuk mendalami ilmu baking
sehingga dihasilkanlah kue bolu gulung seperti sekarang, pada awal merintis Hj.
Norhayati memproduksi bolu gulung hanya dibantu oleh suami yaitu H. Abdul
Hamid dengan kapasitas produksi bolu gulung hanya 3-4 pcs per hari, selain
menjajakan bolu gulung olahan mereka sendiri dari rumah ke rumah mereka juga titip
jual di beberapa toko oleh-oleh yang berada di daerah Antasan, Martapura. Toko
yang pertama kali titip jual, yang pertama di minimarket Sari alam dan yang kedua
minimarket Antasan, pemasaran bolu gulung milik Hj. Norhayati sangat sulit sekali
karena saat itu masih banyak orang yang tidak mengenal bolu buatan rumahan ini.
plastik biasa, karena tidak terpikirkan lagi untuk membuat kemasan yang menarik,
hanya terfokus pada pemasaran saja agar bolu gulung yang dibuat Hj. Norhayati bisa
kalangan konsumen, baik para pengecer maupun pedagang kecil yang ada di
kebutuhan bolu gulung sehingga menjadikan usaha ini sebagai salah satu sentra
industri pengolahan bolu gulung terbesar di Kabupaten Banjar dan cukup dikenal
dikalangan masyarakat yang ada di Kalimantan Selatan serta dijadikan sebagai oleh-
2. Lokasi Usaha
28
dijadikan rumah produksi serta menjadi tempat distribusi pembuatan bolu gulung
yang akan dikirim ke semua cabang bolu gulung Hj. Enong, beralamat di Jl.
Pekauman Ulu Martapura lama Kabupaten Banjar RT/RW 04/02 no.38. Rumah
produksi memiliki lokasi yang sangat strategis, karena selalu ramai dilewati sehingga
a) Visi usaha :
murah sehingga memiliki daya saing baik di tingkat lokal maupun nasional.
a) Misi usaha :
di Kalimantan Selatan.
b) Strategi usaha :
perkembangan zaman.
begitu pula dengan usaha bolu gulung Hj. Enong untuk memberikan gambaran yang
jelas dan tugas mengenai pembagian kerja, Adapun struktur kepengurusan usaha bolu
Direktur
Hj. Norhayati
30
M. Rofiqi
HRD / GA
M. Hafidzi
Acounting
Rosmasari Admin
Widuri Reksabela
Kasir
a. Hj. Norhayati selaku pemimpin dan pemilik usaha dari awal berdiri tahun 1990 -
b. H. Muhammad Rofiqi, SH selaku pemimpin dan pemilik usaha pada tahun 2012 –
2019.
Keterangan :
Pembagian tugas dan tanggung jawab yang terdapat pada usaha Kue bolu Hj. Enong
2) Penanggung jawab atas kebijaksanaan baik di dalam maupun luar usaha kue
b. Manajer Produksi
HRD serta Manajer SDM yang mengatur segala sesuatu tentang karyawan
yang bekerja di dalamnya dan mengawasi setiap aktivitas yang dikerjakan oleh
32
baik itu alat tulis kantor (ATK), logistik, dan perlengkapan bahan baku produksi.
e. Bagian administrasi bertugas melaporkan keuangan yang didapat dari kasir lalu
diteruskan ke accounting
f. Kasir yang berjumlah 10 orang bertugas mencatat seluruh keuangan dan dilaporkan
d) Aktivitas usaha
Usaha bolu gulung Hj. Enong merupakan usaha pembuatan bolu gulung
pertama yang ada di wilayah Pekauman Ulu, Martapura. Aktivitas kegiatan usahanya
adalah membuat bolu gulung serta produk kue-kue lainnya, baik itu kue-kue khas
Banjar ataupun kue pastry. Wilayah pemasarannya selain di cabang daerah Martapura
juga ada cabang daerah lain seperti Banjarbaru, Banjarmasin, dan ada juga penjual
(penjaja) yang ikut menjual kue bolu gulung secara ecer terhitung jumlah penjual
aktif yang ikut menjualnya sekitar 56 pedagang yang tersebar di wilayah Pelaihari,
Batulicin, Barito Kuala dan Hulu sungai serta daerah-daerah lainnya. Penjual lepas
yang mana membeli kue dengan cara datang langsung untuk membeli serta dijual
Rentang jarak waktu yang lama tentunya akan membawa suatu perubahan dan
perkembangan baik yang bersifat kemajuan atau kemunduran. Begitu pula yang
33
terjadi dengan usaha bolu gulung Hj. Enong, tentunya banyak perubahan dan
negara, ditandai dengan keadaan keuangan yang tidak stabil akibat lembaga
keuangan dan nilai tukar mata uang yang tidak berfungsi sesuai dengan harapan.
Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, telah berlangsung
selama dua tahun. Krisis moneter telah berubah menjadi krisis ekonomi yakni
lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan
moneter dampak ini juga berimbas kepada usaha-usaha lain. Salah satu
dampaknya yaitu usaha bolu gulung Hj. Enong yang juga sempat mengalami
kesulitan. Menurunnya daya beli serta mahalnya bahan baku produksi yang
dampak akibat adanya krisis ekonomi. Krisis ekonomi tahun 1997-1998 Hj.
Terbukti di tahun tersebut dengan bermodalkan uang sisa dari bisnis tongkang dan
berlian suami yang saat itu sedang drop karena dampak krisis. Hj. Norhayati
Berangkatnya Hj. Norhayati ke Surabaya untuk mendalami ilmu baking agar kue
34
yang dihasilkan bisa lebih enak serta beragam dan dapat mengikuti perkembangan
zaman.
2. Tahun 2003
Sekitar tahun 2003 usaha ini semakin dikenal oleh masyarakat luas karena
bolu gulung yang dibuat mempunyai rasa yang enak serta harga yang murah dan
semakin berkembang, sehingga usaha ini yang awal mula di tahun 1990 hanya
memiliki sedikit peralatan saja. Pada tahun 2003 ada penambahan peralatan yang
bertambahnya para pekerja, serta kue yang dijual bervariasi dan hasil produksi
Hj. Norhayati dan H. Abdul Hamid hanya mempunyai satu toko yaitu
rumah produksi sekaligus tempat tinggal. Pada awal berdirinya usaha mereka
tidak mempekerjakan satu orang karyawan pun melainkan hanya mereka berdua
cara berwirausaha dengan baik, sehingga muncullah berbagai jenis kue yang
diproduksi.
Pada tahun ini Hj. Norhayati bersama H. Abdul Hamid memutuskan untuk
mendirikan Outlet pertama. Pada tahun 2011 disahkannya usaha bolu gulung
dengan nama “Bolu Gulung Hj. Enong” yang berlokasi di Jl. A. Yani km 39
35
sendiri hingga tetangga-tetangga dekat, Kesuksesan usaha bolu gulung Hj. Enong
tak terlepas dari kesuksesan Manajemen usaha yang semakin baik yang sekarang
dipimpin langsung oleh anak pertama dari Hj. Norhayati pada tahun 2012 sampai
dikelola oleh anak pertama Hj. Norhayati dan H. Abdul Hamid. Muhammad
Rofiqi yang berlatar belakang Manajemen maka dari itu usaha ini mengalami
dan Banjarmasin.
Melihat dari perkembangan usaha Hj. Enong sejak tahun 1990 tentu tidak
dilihat dari hasil produksi yang sehari hanya memproduksi 3 - 4 biji dan hanya
dikenal masyarakat Martapura saja. Pada saat ini bolu gulung yang diproduksi
Pada saat hari Raya Idul Fitri produksi mencapai 6000 biji bolu gulung
Selatan. Itulah bukti jerih payah Hj. Norhayati untuk mencapai kesuksesan. Dapat
bahwa bolu gulung Hj. Enong akan terus berkembang di tempat-tempat lainnya
serta konsumen yang meningkat. Pimpinan usaha bolu gulung Hj. Enong, H.
menambah varian rasa baru pada bagian isinya seperti coklat kacang, strawberry,
blueberry, pandan, durian dan pisang. Selain itu, menjaga pelayanan menjadi
lebih baik, sedangkan untuk kemasan sudah berlabelkan halal dari MUI (Majelis
Gambar 3.2 Merupakan salah satu surat izin usaha, selain surat izin usaha
tersebut masih ada surat izin usaha yang lain (terlampir). Dibuatnya surat izin
37
usaha untuk meyakinkan pembeli bahwa produk yang dijual merupakan produk
koran serta plastik biasa. Hal yang membuat kemasan pada awal berdiri masih
yang menarik, hanya terfokus pada pemasaran saja agar bolu gulung yang dibuat
Hj. Norhayati bisa dikenal masyarakat Kota Martapura maupun luar Kota
Martapura.
rasa, serta ditambahkannya nama ”bolu gulung Hj. Enong” agar menarik minat
serta kemasan bolu gulung Hj. Enong pada awal berdiri hanya menggunakan
plastik dan dibungkus koran dengan cara manual. Berjalannya usaha dan
kotak dari kardus yang bertuliskan “Bolu Gulung Hj. Enong” yang dicetak dan
Tidak semua pembeli memintanya hanya pembelian dalam jumlah banyak yang
menggunakan struk pembelian. Pembeli yang membeli bolu 1 atau 2 pcs jarang
sekali ada yang meminta struk pembelian. Penjualan hanya menggunakan sebuah
catatan kasir saja, yang mana tugas tersebut adalah tugas kasir, berikut gambar :
Gambar 3.4 Merupakan sebuah catatan kasir pada tahun 2015, di tahun itu
usaha bolu gulung Hj. Enong menggunakan catatan kasir secara manual untuk
mengetahui jumlah barang yang keluar serta pendapatan yang didapatkan. Pada
hari biasa bolu gulung yang diproduksi sekitar 350 – 400 biji. Produksi pada hari
libur bisa mencapai 600 biji. Modal yang tertera pada gambar di atas merupakan
modal untuk kasir berjumlah Rp. 300.000 berupa uang kecil untuk kembalian
orang berbelanja.
penggunaan mesin kasir dimulai pada tahun 2016 sampai sekarang. Penggunaan
Pembuatan bolu sudah disetting pada saat pengovenan dan sudah terhitung berapa
jumlah bolu yang dibuat, jadi mesin kasir memudahkan untuk mencocokkan
apakah betul pengeluaran bolu yang diproduksi agar tidak ada selisih.
1. Bahan baku
bakunya hampir sama dengan bahan untuk membuat bolu pada umumnya.
Bahan baku usaha ini didatangkan langsung dari Pulau Jawa seperti tepung
terigu, selai, mentega, gula, keju, susu dan lain-lain. Selain itu, ada juga bahan
yang didatangkan dari Kecamatan Bati-bati yaitu telur. Dari awal berdiri pada
luas produksi adalah segala usaha untuk menambah atau mempertinggi nilai
atau faedah dari sesuatu barang. Arti sempit produksi adalah segala usaha dan
41
aktivitas untuk menciptakan suatu barang atau mengubah bentuk suatu barang
Dalam hal ini usaha bolu gulung Hj. Enong merupakan usaha bolu
yang proses produksinya memiliki arti luas. Dalam usaha ini proses
produksinya selalu banyak karena hasil dari proses produksi tersebut akan
menjual bolu gulung tersebut. Dalam proses produksi pembuatan bolu gulung
ini sama seperti membuat bolu pada umumnya, hanya tekniknya saja yang
bolu gulung Hj. Enong di tempat produksi sama seperti membuat bolu pada
umumnya. Proses pembuatan bolu gulung ini tidak ada yang berubah dari
saja, pada awal berdirinya usaha menggunakan alat berkapasitas kecil, dengan
berkapasitas besar mixer dan oven, kegiatan produksi dilakukan setiap hari
dimulai dari jam 03.00 pagi sampai jam 14.00 siang jika ada pesanan sampai
bulannya apa lagi menjelang lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Hari biasa
memproduksi 350 - 400 bolu gulung, sedangkan hari libur sebanyak 600 biji,
5. Inovasi
berdirinya usaha kue yang dijual hanya satu produk saja yaitu bolu gulung.
Bolu gulung ini merupakan produk unggulan yang dibuat sebelum adanya kue
mempunyai berbagai varian kue tradisional dan kue modern karena mengikuti
perkembangan zaman. Kue tradisional yang ada seperti Bolu gulung, roti
gambung, lapis legit, sari muka, putri selat, bolu bulat, karamel (sarang
Kue modern yang dibuat pada saat ini seperti varian brownies, Muffin
tapai, Muffin coklat, cake keju, kue siffon bulat, blackforest, rainbow cake,
roll cake, puding karamel, lapis Surabaya, cinnamon roll dll. Adanya varian
43
baru kue kekinian karena anak Hj. Norhayati yang ke 3 bersekolah di bagian
pastry, usaha ini berkeinginan untuk membuat kue kekinian (pastry) agar bisa
yaitu bolu gulung yang sudah menjadi ciri khas. Inovasi-inovasi yang
dilakukan Hj. Norhayati ini terutama dalam kemasan agar menarik minat
pelanggan untuk membeli produknya. Varian rasa kue bolu yang sudah lebih
dulu tersedia dan paling banyak dicari yakni Mocca, pandan, vanila. Pada saat
ini inovasi rasa yang disajikan seperti varian rasa coklat, strawberry,
6. Karyawan
Enong sebagai berikut: ada orang yang bertugas memecahkan telur tersendiri,
menjadi beberapa orang tergantung jenis kue yang dibuatnya. Selain itu, ada
Supir yang siap mengantar kue yang sudah siap jual di semua cabang.
Karyawan lain yang bertugas di setiap cabang ada yang menjadi kasir dan
Berdirinya usaha bolu gulung Hj. Enong di setiap daerah secara tidak
Kuala dan Hulu Sungai. Hal inilah yang membantu perekonomian masyarakat
rengginang dan masih banyak yang lainnya. Salah satu oleh-oleh yang paling
dicari orang yaitu bolu gulung Hj. Enong karena bolu tersebut sangat enak
serta harganya yang terjangkau. Hal itulah yang membuat toko oleh-oleh
disepanjang jalan menuju jembatan barito banyak menjual bolu gulung Hj.
Enong. Salah satu penuturan narasumber yaitu Sani sebagai pemilik toko
“Awalnya saya membuka toko juga tetapi tidak menjual kue bolu
gulung Hj. Enong tetapi saya menjual minuman dingin, makanan
ringan, rokok, bensin dan lain-lain, saya belum kepikiran untuk
membuka toko oleh-oleh karena adik saya sudah membuka toko
oleh-oleh sebelumnya, menjual oleh-oleh khas Banjar termasuk
bolu gulung Hj. Enong.”
sambil dibantu oleh adiknya, usaha Sani sudah berjalan 3 tahun dan bolu
gulung Hj. Enong yang paling banyak dicari. Dalam sehari bisa
menghabiskan 25-30 pcs dan hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri paling
banyak 50-100 pcs per hari. Sani tiga hari dalam sekali mengambil kue bolu
Martapura, sekali mengambil pada hari biasa paling sedikit 200-250 pcs,
46
terkecuali di bulan puasa sampai dengan lebaran, apalagi pada saat acara
Haulan Abah Guru sekumpul mengambil bisa sampai 500 atau 700 pcs.
2. Pedang ( penjaja )
Murung yang biasanya dipanggil Imis oleh pedagang sekitar. Berjualan mulai
oleh-oleh khususnya bolu gulung. Berjualan setiap hari dari pagi jam 09.00
dijual ini tidak memakai modal, melainkan mengambil dahulu setelah bolu
habis baru uangnya diserahkan. Imis mengambil bolu setiap harinya kurang
lebih 30 biji dengan berbagai varian bolu termasuk bolu gulung, sehari bisa
untuk barang dan jasa seperti makanan, pakaian, mobil, pengobatan, dan
barang itu sangat berguna baginya. Begitu juga terhadap jasa, seseorang akan
membayar suatu jasa karena jasa tersebut sangat bermanfaat baginya. Dari
Salah satu konsumen yang sedang membeli disalah satu cabang bolu
gulung Hj. Enong di daerah Kayu Tangi, salah satu penuturan narasumber
yang merupakan seorang karyawati yang bekerja di salah satu toko elektronik
sebagai berikut :
“Saya membeli bolu gulung ini, untuk saya berikan kepada teman
saya yang sedang sakit. Saya memilih bolu gulung Hj. Enong,
karena menurut saya bolu ini cocok saya bawakan untuk orang yang
sedang sakit. Teksturnya yang lembut daripada buah-buahan. Bolu
gulung Hj. Enong ini juga memiliki packaging yang menarik.”
sedang sakit, biasanya kalau menjenguk orang yang sakit selalu membawa
buah tetapi kali ini Rika membawa bolu gulung. Menurutnya bolu gulung ini
sudah sangat layak dibawa untuk menjenguk orang yang sedang sakit karena
kalah dengan roti-roti lainnya serta bolu ini sudah sangat terkenal tidak ada
Selain Rika ada salah satu pembeli bernama Miftah yang membeli
bolu gulung Hj. Enong pada waktu yang bersamaan. Salah satu penuturan
“Bolu gulung ini rasanya enak. Bolu ini saya jadikan oleh-oleh
karena menurut saya harganya murah. Saya membeli untuk dibawa
pulang ke kampung halaman, terkadang orang tua saya meminta
dibawakan oleh-oleh bolu gulung ini, dibandingkan bolu yang lain
saya tetap memilih bolu ini”.
Miftah membeli bolu gulung ini karena rasanya yang enak. Miftah
membeli bolu gulung Hj. Enong untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh di
Hasan Basry, letak outletnya strategis. Bolu gulung Hj. Enong merupakan
oleh-oleh bolu gulung Hj. Enong karena permintaan orang tuanya, apabila ke
Banjarmasin ia tak pernah lupa dan selalu membeli bolu gulung ini.
50
BAB IV
STRATEGI PEMASARAN USAHA BOLU GULUNG Hj. ENONG
SERTA KONTRIBUSI USAHA TERHADAP PEREKONOMIAN
MASYARAKAT DI MARTAPURA TIMUR TAHUN 1990-2019
51
1. Pemasaran
pemasaran secara umum, menurut Kotler pemasaran adalah proses sosial dan
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang
tersedia lokasi yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu
Dalam pemasaran bolu gulung Hj. Enong ini pada awal berdiri di tahun
1990 hanya melalui tetangga sekitar meliputi tetangga sebelah rumah serta di
minimarket. Minimarket yang pertama kali titip jual bolu gulung yaitu di
wilayah Tambak Anyar, Martapura di sepanjang jalan arah menuju Hulu Sungai
banyak terdapat toko oleh-oleh yang dimana salah satunya terdapat toko oleh-
oleh bolu gulung Hj. Enong. Tempat tersebut sebagai tempat persinggahan dan
satunya bolu gulung Hj. Enong hal itulah yang membuat bolu gulung Hj. Enong
terkenal berkat para supir taksi yang membawa penumpang untuk singgah ke
toko tersebut. Kontribusi dari Hj. Enong bagi para supir yang membawa
penumpang singgah yaitu mendapat makan, minum, rokok dan apabila hari raya
Idul Fitri mendapat baju, sembako dll. Dalam hal ini supir sangat berperan
penting bagi pemasaran bolu gulung Hj. Enong ke wilayah Hulu Sungai.
Kalimantan Selatan.
2. Promosi
53
istilah promosi. Promosi adalah salah satu dalam bauran pemasaran yang
produk perusahaan.
dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai
a. Periklanan (advertising)
impersonal yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa, adapun tujuan
produknya pada media cetak seperti: Koran, majalah kuliner dan media sosial
54
seperti: Facebook, Instagram serta media sosial lainnya dan media radio agar
iklan ini bersifat referensi dari orang lain, dan referensi ini dilakukan dari mulut
ke mulut, jika dilihat secara fisik kegiatan iklan ini sangat sederhana, namun
tidak hanya promosi melainkan keikutsertaan dalam berbagai kegiatan yang ada
di Kalimantan Selatan salah satunya food festival dan rekor bolu gulung
Khas Banjar dalam menyambut hari jadi Provinsi Kalsel dan festival budaya
salah satunya bolu gulung Hj. Enong, Hj. Enong selalu mengikuti event seperti
ini agar dikenal masyarakat luas. Berita koran ini menunjukkan bahwa bolu
gulung Hj. Enong mengikuti Kalsel Food Festival Kuliner Khas Banjar pada
Bolu gulung Hj. enong tidak hanya mengikuti food festival tetapi juga
membuat rekor bolu gulung terpanjang di Kalimantan selatan dalam hari jadi
lomba makan bolu gulung terbanyak, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
gulung terpanjang dan lomba makan bolu terpanjang di Banjar Expo dalam
rangka hari Kemerdekaan RI dan hari jadi Kabupaten Banjar ke-68, lomba
57
tersebut berhasil menarik perhatian ratusan warga. Bahkan tidak sedikit orang
yang mengabadikan hamparan bolu gulung sepanjang 34,5 meter yang digelar
diatas meja oleh panitia penyelenggara. Menurut panitia ketua lomba makan
bolu gulung selama 2 hari dan menyajikan rasa bolu yang macam-macam tidak
Untuk pemenang pada lomba makan bolu gulung ini ada berbagai
macam kriteria pemenang dalam lomba yaitu peserta harus memakan bolu
gulung paling banyak, paling bersih dan paling cepat dalam waktu satu menit,
hadiah yang ditawarkan untuk pemenang lomba yaitu hadiah umroh bagi yang
hadiah makan bolu gulung terpanjang yaitu Umroh bagi pemenang pada lomba
tersebut, karena itu merupakan pilihan yang tepat untuk masyarakat Martapura
2018).
Dalam menjalankan suatu bisnis atau usaha pasti tidak terlepas terhadap
kendala yang dihadapi, yang mana itu akan mempengaruhi hasil dari tujuan
yang ingin dicapai oleh pemilik usaha. Mengenai kendala yang dihadapi usaha
Tetapi dalam hal ini pimpinan usaha bolu gulung Hj. Enong sudah bisa
mengatasinya. Dalam hal ini, karyawan dibimbing kembali bagaimana cara atau
pengolahan dengan baik. Selain itu, terkendala pada bahan baku yang
cenderung naik, karena dengan harga bahan baku yang mahal tidak mungkin
langsung menaikan harga penjualan seperti biasanya. hal itu bisa membuat
Ada juga kendala lain selain kendala diatas yang sering dialami yaitu
kendala dalam pengiriman bahan baku dari Jawa seperti selai dan packaging
ombak besar sehingga menyebabkan stok barang habis. Hal tersebut sudah bisa
sudah masuk awal tahun atau akhir tahun agar tidak menjadi kendala dalam
produksi.
B. Kontribusi Usaha
2013, berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010 sebesar 30,449 jiwa
59
masyarakat ada yang bermata pencaharian sebagai penyapuh intan dan emas,
terlebih lagi minimnya skill atau kemampuan dibidang tertentu, ini terbukti dari
Usaha bolu Gulung Hj. Enong merupakan usaha rumahan terbesar yang
Ulu, usaha ini merupakan usaha turun temurun dari pasangan suami dan istri
yaitu H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati. Para karyawan dari usaha rumahan
ini adalah kerabat dekat dari pemilik usaha dan sebagian besar juga dari
gulung Hj. Enong semakin tahun semakin meningkat. Bisa dilihat dari awal
sehingga usaha ini membuka peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang
pekerjaan pada usaha bolu gulung Hj. Enong pada tahun 1990 hanya berjumlah
dua orang karyawan yang terdiri dari Hj. Norhayati dan suami H. Abdul Hamid.
Tabel 4.1 Perkembangan karyawan usaha bolu gulung Hj. Enong 1990-2019
pada usaha bolu gulung Hj. Enong tahun 1990-2019 mengalami peningkatan.
Usaha ini awal berdiri di tahun 1990 hanya 2 karyawan saja yaitu pemilik usaha
sendiri Hj. Norhayati dan H. Abdul Hamid, semakin tahun usaha bolu gulung
karyawan berjumlah 14 orang yang terdiri dari Hj. Norhayati dan H. Abdul
hingga tetangga-tetangga dekat. Pada tahun 2012 usaha bolu gulung Hj. Enong
61
dipimpin oleh Muhammad Rofiqi yaitu anak pertama Hj. Norhayati sehingga
Sejak berdirinya usaha bolu gulung Hj. Enong pada tahun 1990
masyarakat sekitar rumah produksi. Suatu usaha yang sudah bersifat modern
dan memproduksi dalam jumlah besar serta mendapatkan omset yang besar tiap
proses produksi pembuatan bolu gulung Hj. Enong, keahlian dan keterampilan
laki-laki, karena tenaga laki-laki pun sangat diperlukan pada usaha ini seperti
pada bagian delivery atau sopir karena pekerjaan itu hanya dilakukan laki-laki.
Segala persyaratan, serta jenis pekerjaan apa saja yang dicari telah dijelaskan
semuanya. Pada tahap selanjutnya calon pelamar yang sudah melamar di tempat
usaha bolu gulung Hj. Enong diseleksi melalui proses wawancara. Kemudian
hasil keputusan penerimaan karyawan dihubungi lewat telepon, dan juga dalam
tinggi tetapi dicari yang bertanggung jawab, jujur, ulet, amanah dan ada
kemauan bekerja. Pada tahap selanjutnya calon karyawan yang sudah diterima
62
Penilaian kerja yang dilakukan pada usaha kue bolu gulung Hj. Enong
hanya dengan cara melihat dari disiplin karyawan yang bekerja, jika
karyawan yang bekerja tidak mentaati disiplin yang sudah dibuat maka akan
diberi teguran.
diberikan kepada para karyawan yang bekerja, baik berupa gaji, upah atau
bolu gulung Hj. Enong adalah dengan cara melihat kerajinan karyawan dan
Disiplin yang dijalankan Manajer dalam usaha kue bolu gulung Hj.
Enong adalah dengan membuat jadwal kerja dan membuat peraturan untuk
karyawan yang bekerja dari masuknya karyawan jam 03.00 pagi sampai
selesai 14.00 siang apabila banyak pesanan kue selesai sampai 17.00 sore,
jika karyawan melanggar jam kerja yang telah dijadwalkan dan disiplin yang
bolu gulung Hj. Enong yaitu sudah berkaitan dengan kompensasi yang
belum tentu karyawan yang sudah lama bekerja bisa mendapat bonus bisa
saja karyawan yang baru asalkan karyawan tersebut rajin dan mentaati
usaha ini yaitu para karyawan yang sudah bekerja lama atau yang sudah senior
di tempat usaha tersebut, diikutkan dalam kursus atau pelatihan yang berjumlah
pelatihan karyawan tersebut akan melatih karyawan yang lain khususnya yang
masih pemula dibidang produksi. Dalam hal ini karena kebanyakan karyawan
karyawan mempunyai kemampuan dalam bekerja, maka dari itu manajer selalu
yang diperoleh dari bekerja pada Usaha bolu gulung Hj. Enong. Masyarakat
usaha bolu gulung ini bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan
gulung Hj. Enong salah satunya Bernama Adis yang tempat tinggalnya berjarak
Gambar 4.3 Wawancara bersama Adis karyawan bolu gulung Hj. Enong
65
Pada awalnya Adis sebelum bekerja menjadi karyawan bolu gulung Hj.
karena pembeli tidak dapat diprediksi, uang yang didapat hanya cukup untuk
kehidupan sehari-hari, suami bekerja sebagai tukang bangunan dan uang yang
menjadi karyawan mulai dari tahun 2005 penghasilan yang didapat pada saat
bekerja RP., 600.000 selama satu minggu, ia bekerja pada bagian membakar
66
dan mengadon dari pagi hari jam 03.00 sampai jam 14.00 siang terkadang
keluarga karena posisi tempat tinggalnya yang sangat dekat dengan tempat
usaha bolu gulung Hj. Enong. Penghasilan keluarga setiap bulannya bertambah
menjadi karyawan dirasa sangat cukup untuk keperluan rumah tangga sehari-
hari seperti membayar listrik dan air setiap bulannya, membiayai 2 orang
anaknya yang duduk di kelas 5 sekolah dasar dan umur 2 tahun serta membeli
Selain Adis ada juga salah satu karyawan lama yang saya wawancarai
yaitu Ida Armida merupakan ibu 3 beranak yang menjadi tulang punggung
keluarga.
Gambar 4.4 Wawancara bersama Ida Armida karyawan bolu gulung Hj. Enong
67
tidak dapat diprediksi dan uang yang didapat hanya cukup untuk kehidupan
sehari-hari, Ida Armida bekerja menjadi karyawan kurang lebih 10 tahun, latar
68
Penghasilan yang didapat pada saat bekerja Rp.- 600.000 selama satu minggu,
ia bekerja pada bagian mengadon kue dari pagi sampai jam 14.00 tergantung
pesanan. Pada saat bulan puasa ia bekerja pada bagian membuat wadai-wadai
Banjar (wadai ceper atau bekarat), ia mempunyai 3 orang anak, anak ke 1 sudah
menikah anak ke 2 bekerja sebagai karyawan Hj. Enong juga dan yang nomor 3
uang gaji suami tetapi sudah 2 tahun ini suaminya tidak bekerja lagi karena
keluarga.
membayar listrik dan air setiap bulannya. Ida Armida dulunya sebelum bekerja
kehidupannya menjadi lebih baik dan bisa membeli perabotan rumah tangga
lagi karena perabotan rumah tangga yang dulu habis terbakar. Selain Adis dan
Ida ada juga salah satu karyawan yang saya wawancarai yaitu Sya’rani
Gambar 4.5 Wawancara bersama Sya’rani karyawan bolu gulung Hj. Enong
sekali karena adanya bahan kimia yang digunakan seperti air raksa, penggunaan
rabun. Sya’rani harus mempunyai modal untuk menyepuh emas karena bahan
utama untuk menyepuh emas itu adalah emas murni yang belum dilebur atau
dibentuk, jadi uang pendapatan hari ini sebagian disimpan untuk hari esok dan
yang harus dibiayai. Gaji yang didapat selama bekerja menjadi karyawan yaitu
sebanyak Rp.- 1600.000 yang dibayar selama dua minggu sekali, ia meminta
gaji yang dibayarkan selama dua minggu sekali karena, apabila gaji yang
dibayar selama satu bulan waktunya terlalu lama sehingga menyebabkan tidak
ada bahan makanan di dapur. Sya’rani bekerja kurang lebih 9 tahun bekerja
produksi. Kehidupan yang sekarang dengan yang dahulu jauh berbeda karena
pendapatan yang didapat cukup besar pada saat ia bekerja menjadi karyawan
Usaha bolu gulung Hj. Enong pada saat memproduksi kue banyak sekali
menggunakan bahan-bahan seperti susu, selai, tepung, mentega, gula dan lain-
lain. Setiap hari selalu ada limbah bekas produksi kue yang dikumpulkan
setelah selesai produksi. Limbah bekas produksi kue seperti kaleng bekas,
kardus bekas, ember selai dan karung semua itu diberikan secara cuma-cuma
kepada masyarakat sekitar rumah produksi. Dalam hal, adanya timbal balik dari
kedua belah pihak yang saling menguntungkan terhadap Hj. Enong dan
tidak terpakai. Keuntungan dari masyarakat yaitu limbah bekas produksi bisa
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Usaha bolu gulung Hj. Enong didirikan pada tahun 1990 oleh sepasang suami
istri yang bernama H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati. Berawal dari hobi Hj.
Norhayati dalam membuat kue, bermodalkan resep yang didapat dari orang tua, Hj.
memanfaatkan rumah sebagai tempat usaha. Usaha bolu gulung Hj. Enong tentunya
banyak mengalami perubahan dan perkembangan yang terjadi antara tahun 1990
awalnya menggunakan oven serta mixer kecil menjadi lebih besar, penambahan
varian-varian rasa bolu gulung, kue yang dijual bervariasi, dan berkembangnya
outlet-outlet Hj. Enong yang ada di Martapura serta Banjarmasin dan bertambahnya
karyawan.
73
Strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong melalui pemasaran dan promosi.
Dalam pemasaran bolu gulung Hj. Enong ini pada awal berdiri di tahun 1990 hanya
melalui tetangga sekitar serta menitip jual di minimarket di wilayah Tambak Anyar
Martapura. Sopir taksi juga berperan penting dalam hal promosi karena supir taksi
penumpang banyak yang membeli oleh-oleh salah satunya bolu gulung Hj. Enong hal
itulah yang membuat bolu gulung Hj. Enong terkenal berkat para supir taksi yang
Promosi yang dilakukan usaha bolu gulung Hj. Enong dalam periklanannya
sering mengiklankan produknya pada media cetak seperti : Koran, majalah kuliner
dan media sosial seperti : Facebook, Instagram serta media sosial lainnya dan media
radio agar masyarakat luas bisa mengenal bolu gulung ini. Selain itu juga, promosi
dilakukan dari mulut kemulut, pelanggan akan berbicara kepada pelanggan lain
tentang pengalamannya membeli bolu gulung Hj. Enong. Berdirinya usaha bolu
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku :
Indonesia.
Effendi, Rusdi. 2018. Geografi dan Ilmu Sejarah (Deskripsi Geografi Sejarah
Untuk Ilmu Bantu Sejarah, Diktat Mata Kuliah Geografi Sejarah Revisi.
Jakarta.
Erlangga.
76
Banjarmasin.
Terbit Terang.
UGM.
BPFE Yogyakarta.
Andi.
Andi Offset.
Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Skripsi. Ekonomi Dan Bisnis Islam, Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri
C. Internet
Rohayati dan Isti. “Mampu Habiskan Bolu Sepanjang 34,5 Meter, Dapat
https://banjarmasin.tribunnews.com
/2018/08/16/mampu-habiskan-bolu-sepanjang-345-meter-dapat hadiah
Yamani, Ramlan. “Ayo Berburu Kuliner Khas Banjar di Kalsel Food Festival
/2017/08/20/ayo-berburu-kuliner-khas-banjar-dikalsel-food-festival-
79
D. Wawancara
Muhammad Hafizi. (05 Agustus 2020). Manager Gudang usaha bolu gulung
Hj. Enong
Adis. (17 November 2020). Karyawan bagian produksi usaha bolu gulung Hj.
Enong
Ida Armida (17 November 2020). Karyawan bagian produksi usaha bolu
gulung Hj. Enong
Sya’rani (17 November 2020). Karyawan bagian gudang usaha bolu gulung Hj.
Enong
LAMPIRAN
Lampiran 1
Pedoman Wawancara
7. Pada awal berjualan orang yg beli biasanya siapa misalnya tetangga kah
8. Pada awal berjualan apakah ada karyawan yang membantu, misalnya ada
2. Dari tahun berapa bolu gulung Hj. Enong dijadikan oleh-oleh Khas
Banjar?
8. Bagaimana pendapat anda tentang usaha bolu gulung Hj.Enong pada saat
sekarang ?
Khas Banjar ?
2. Media apa saja yang dipakai dalam pemasaran bolu gulung Hj.Enong?
3. Dalam melakukan pemasaran terobosan apa saja dari sejak berdiri sampai
saat ini ?
4. Apakah penentuan lokasi toko bolu gulung Hj. Enong merupakan strategi
pemasaran ?
perekonomian masyarakat
pendapatannya meningkat ?
Lampiran 2
DAFTAR INFORMAN
2. Nama : Adis
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Hj. Enong
Alamat : Jl. Pekauman Ulu
Tanggal Wawancara : 17 November 2020 pukul 12.00
4. Nama : Sya’rani
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Karyawan Hj. Enong
Alamat : Jl. Pekauman Ulu
Tanggal Wawancara : 17 November 2020 pukul 12.00
5. Nama : Rika
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Palangkaraya
Tangggal Wawancara : 27 November 2020 pukul 11.00
84
6. Nama : Miftah
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Tanjung
Tangggal Wawancara : 27 November 2020 pukul 12.00
7. Nama : Sani
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jalan Trans Kalimantan
Tangggal Wawancara : 2 September 2020 pukul 14.00
8. Nama : Imis
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Pekauman Ulu
Tangggal Wawancara : 3 Desember 2020 pukul 10.00
85
Lampiran 3
86
87
88
Lampiran 4
Lampiran 5
Hidup (SPPL)
93
Lampiran 6
Dapur produksi
97
Lampiran 7
100
Lampiran 8
Sudimampir