Anda di halaman 1dari 114

USAHA BOLU GULUNG Hj.

ENONG SEBAGAI OLEH-OLEH KHAS

BANJAR DI KECAMATAN MARTAPURA TIMUR KABUPATEN BANJAR

TAHUN 1990 – 2019

ANISA WULANDARI

NIM. 1610111320002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021
USAHA BOLU GULUNG Hj. ENONG SEBAGAI OLEH-OLEH KHAS

BANJAR DI KECAMATAN MARTAPURA TIMUR KABUPATEN BANJAR

TAHUN 1990 – 2019

ANISA WULANDARI

NIM. 1610111320002

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan (S.Pd.)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN SIDANG SKRIPSI

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ii
ABSTRAK

Anisa Wulandari, (1610111320002), Usaha Bolu Gulung Hj. Enong sebagai oleh-
oleh Khas Banjar Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar 1990–2019. Skripsi
Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Lambung Mangkurat.
(pembimbing I : Wisnu Subroto,S.S., M.A. dan pembimbing II : Melisa Prawitasari,
M.Pd.)

Bolu gulung merupakan salah satu oleh-oleh khas Kota Martapura. Produksi
dari Hj. Enong yang sangat dikenal oleh masyarakat Martapura, Kalimantan Selatan.
Setiap kota atau setiap wilayah mempunyai ciri khas dalam kebudayaannya, salah
satu kebudayaan itu berupa buah tangan. Kota Martapura memiliki salah satu ciri ini
berupa bolu gulung sebagai buah tangan dalam hal kuliner. Martapura merupakan
kota yang unik karena disebut sebagai kota intan. Intan tersebut dijadikan buah
tangan saat berkunjung di kota Martapura, selain intan terdapat oleh-oleh yang paling
terkenal di kota Martapura yaitu bolu gulung kepunyaan Hj. Enong yang berdiri sejak
tahun 1990
Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan gambaran umum usaha dan
perkembangan usaha, strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh
Khas Banjar serta kontribusi usaha terhadap perekonomian masyarakat di Kecamatan
Martapura Timur, Kabupaten Banjar.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian sejarah. Metode
tersebut terdiri dari atas 4 tahapan yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan
historiografi. Data terdiri dari sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer
penulis dapatkan secara langsung dari narasumber yang relevan sesuai objek yang
diteliti dan sumber sekunder didapatkan dari BPS Martapura Timur, Kelurahan
Pekauman Ulu.
Hasil penelitian menjelaskan tentang gambaran umum usaha bolu gulung Hj.
Enong yang berdiri sejak tahun 1990 yang dikelola oleh sepasang suami istri yang
bernama H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati, dan strategi pemasaran melalui mulut
ke mulut dari satu orang ke orang lain, selain itu menitip jualkan di minimarket dan
membuka cabang-cabang, serta kontribusi usaha yaitu membuka lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar.
Kesimpulan dari penelitian ini diketahui bahwa usaha bolu gulung Hj. Enong
berkontribusi dalam membuka lapangan pekerjaan di masyarakat sekitar.

Kata Kunci : Perkembangan usaha, Bolu gulung, Hj. Enong.

iii
RIWAYAT HIDUP

Anisa Wulandari di lahirkan di Kalimantan Selatan tepatnya


di Kota Banjarbaru pada hari Senin tanggal 11 Agustus 1997.
Anak pertama dari tiga bersaudara pasangan dari Supriyadi
dan Winarti.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Taman Kanak-Kanak


Anggrek Kelurahan Landasan Ulin Timur Kecamatan
Landasan Ulin pada tahun 2003. Pada tahun 2006 penulis masuk sekolah dasar SDN
Landasan Ulin Timur 5 di Kecamatan Landasan Ulin dan lulus pada tahun 2009.
Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama di SMP
Negeri 4 Banjarbaru Kecamatan Landasan Ulin pada tahun 2012 Kemudian
melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMA negeri 4 Banjarbaru dan selesai pada
tahun 2015. Pada tahun 2016 Penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi
negeri tepatnya di Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Pendidikan Pada
program Studi Pendidikan Sejarah selesai pada tahun 2021.

iv
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji
bagi Allah, karena berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Usaha Bolu Gulung Hj. Enong
Sebagai Oleh-oleh Khas Banjar di Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar
1990 – 2019”. Tidak lupa pula shalawat dan salam kita sampaikan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan pengikut beliau hingga
akhir zaman.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh
gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin.

Penyusunan dan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan,
serta dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Chairil Faif Pasani, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
2. Dr. Syahruddin, M.A selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung
Mangkurat Banjarmasin.
3. Drs. Rusdi Effendi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin.
4. Wisnu Subroto, S.S., M.A. selaku Dosen Pembimbing I yang telah banyak
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Melisa Prawitasari, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

v
6. Dr. Bambang Subiyakto, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing akademik yang
telah banyak membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen pengajar Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP Universitas
Lambung Mangkurat.
8. Kepada Bapak dan mama yang tak henti-hentinya memberikan dukungan dan
doa serta mengajarkan berbagai macam nilai kehidupan demi keberhasilan
anaknya. Insya allah saya akan selalu ingat nasehat dan wejangan-wejangan
yang telah diberikan selama ini serta akan selalu berusaha untuk
membahagiakan bapak dan mama.
9. Kepada seluruh keluargaku yang telah memberikan dukungan, doa dan
motivasi demi selesainya skripsi ini.
10. Kepada seluruh teman-teman Program Studi Pendidikan Sejarah angkatan
2016 yang selalu memberikan semangat dan motivasi yang tak terhingga
dengan kecerian dan guyonan-guyonan penyemangatnya.
11. Teman-teman, mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah seluruh
angkatan, junjung terus kekeluargaan, keakraban dan semangat kreativitas di
Program Studi Pendidikan Sejarah.

Banjarmasin, 3 Desember 2020

Penulis
Anisa Wulandari
NIM 1610111320002

vi
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN SEMINAR HASIL SKRIPSI....................................................i


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..............................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................................iii
RIWAYAT HIDUP...............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................................v
DAFTAR ISI........................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL.................................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................................1
B. Batasan Masalah......................................................................................................5
C. Rumusan Masalah...................................................................................................6
D. Tujuan Penelitian....................................................................................................7
E. Manfaat Penelitian..................................................................................................7
F. Metode Penelitian....................................................................................................9
G. Tinjauan Pustaka...................................................................................................15
H. Sistematika Penulisan............................................................................................36
BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN MARTAPURA TIMUR.........................37
A. Gambaran Umum Kecamatan Martapura Timur..................................................37
1. Letak Geografis.......................................................................................37
2. Penduduk.................................................................................................39
B. Gambaran Umum Desa Pekauman Ulu................................................................40
1. Gambaran Umum Desa...........................................................................40
2. Penduduk.................................................................................................41
3. Mata Pencaharian....................................................................................42

vii
BAB III GAMBARAN UMUM USAHA DAN PERKEMBANGAN USAHA
BOLU GULUNG HJ. ENONG di MARTAPURA TIMUR TAHUN
1990-2019.............................................................................................................44
A. Gambaran Umum Usaha.......................................................................................44
1. Sejarah Berdiri Usaha Bolu Gulung Hj. Enong......................................44
2. Lokasi Usaha...........................................................................................47
3. Visi, Misi serta Strategi usaha.................................................................47
B. Perkembangan Usaha Bolu Gulung Hj. Enong tahun 1990-2019.........................51
1. Tahun 1997-1998 (Krisis Moneter)........................................................51
2. Tahun 2003.............................................................................................52
3. Tahun 2011 - 2019..................................................................................53
4. Bahan baku dan cara pembuatan (produksi)...........................................58
5. Inovasi.....................................................................................................61
6. Karyawan................................................................................................62
7. Cabang Usaha Bolu Gulung Hj. Enong..................................................62
BAB IV STRATEGI PEMASARAN USAHA BOLU GULUNG Hj. ENONG
SERTA KONTRIBUSI USAHA TERHADAP PEREKONOMIAN
MASYARAKAT DI MARTAPURA TIMUR TAHUN 1990-2019.....................68
A. Strategi Pemasaran Bolu Gulung Hj. Enong.........................................................68
1. Pemasaran...............................................................................................68
2. Promosi...................................................................................................70
B. Kontribusi Usaha...................................................................................................75
1. Perkembangan Penambahan Lapangan Pekerjaan..................................75
2. Meningkatnya Pendapatan Masyarakat..................................................81
3. Kontribusi Lain Kepada Masyarakat......................................................86
BAB V PENUTUP...............................................................................................................88
A. KESIMPULAN.....................................................................................................88
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................90
LAMPIRAN.........................................................................................................................95

viii
TABEL

Tabel Halaman

1.1. Persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang............ 4

2.1. Luas wilayah dan persentase luas wilayah per desa............................................ 39

2.2. Luas wilayah Pekauman Ulu............................................................................... 40

2.3. Jumlah penduduk Desa Pekauman Ulu tahun 2015, 2016, 2017, 2019.............. 41

2.4. Mata pencaharian di Pekauman Ulu Tahun 2017............................................... 42

3.1. Struktur organisasi usaha bolu gulung Hj. Enong............................................... 49

4.1. Perkembangan karyawan usaha bolu gulung Hj. Enong 1990-2019.................. 77

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Peta wilayah Martapura Timur....................................................................... 37

3.1. Rumah produksi bolu gulung Hj. Enong........................................................ 47

3.2. Surat izin usaha perdagangan (SIUP) kecil.................................................... 55

3.3. Packaging bolu gulung.................................................................................. 56

3.4. Catatan kasir................................................................................................... 57

3.5. Perkembangan struk pembelian..................................................................... 58

3.6. Proses penggulungan bolu gulung................................................................. 60

3.7. Sani pemilik toko oleh-oleh........................................................................... 63

3.8. Imis pedagang bolu gulung............................................................................ 64

3.9. Rika pembeli bolu gulung.............................................................................. 66

3.10. Miftah pembeli bolu gulung......................................................................... 67

4.1. Kalsel food festival kuliner Khas Banjar 2017.............................................. 72

4.2. Lomba makan bolu berhadiah Umrah............................................................ 73

4.3. Wawancara bersama Adis karyawan bolu gulung Hj. Enong........................ 81

4.4. Wawancara bersama Ida Armida karyawan bolu gulung Hj. Enong............. 83

4.5. Wawancara bersama Sya’rani karyawan bolu gulung Hj. Enong.................. 85

4.6. Manajer gudang usaha bolu gulung Hj. Enong.............................................. 87

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Pedoman wawancara...............................................................................95

2. Daftar informan........................................................................................98

3. Lembar konsultasi................................................................................. 100

4. Surat penelitian......................................................................................102

5. Surat izin usaha .....................................................................................103

6. Dapur produksi ......................................................................................110

7. Toko oleh-oleh jalan Trans Kalimantan ................................................113

8. Penjual bolu gulung di Pasar Sudimampir............................................ 114

xi
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang hingga

Merauke, dengan tersebarnya pulau-pulau dari Aceh hingga Papua, terbentuklah

keunikan masing-masing di setiap daerah, tiap daerah di Indonesia memiliki

keberagaman budaya yang berbeda-beda dari upacara adat, kesenian, arsitektur,

pakaian hingga kuliner yang menjadi ciri khas sekaligus identitas daerah.

Salah satu kekayaan Nusantara dalam bentuk makanan khas daerah dapat juga

terlihat dari bisnis oleh-oleh di hampir semua kota-kota di Indonesia, hal ini terjadi

karena Indonesia mempunyai budaya yang mendukung kondisi tersebut. Kebiasaan

membawa “buah tangan” apabila berkunjung di suatu tempat. Kota di Indonesia rata-

rata mempunyai oleh-oleh khas daerah, hal itulah yang menjadikan potensi bisnis

yang sangat besar.

Setiap daerah memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan, mulai dari

perbedaan kebudayaan hingga makanan khas tiap-tiap daerah, yang mampu

menciptakan berbagai peluang usaha yang cukup besar. Salah satu potensi daerah

yang sering dimanfaatkan sebagai peluang bisnis adalah makanan khas daerah,

seiring dengan permintaan pasar, kini makanan daerah sudah banyak dipasarkan di

kota-kota besar dan tidak hanya terbatas di daerah asalnya saja. Makanan khas daerah

merupakan salah satu dari nilai budaya yang mengandung atau menunjukkan

1
2

eksistensi dari nilai dan identitas dari suatu daerah tersebut, sama halnya dengan

makanan khas dari berbagai daerah di Indonesia.

Kalimantan Selatan, khususnya Kota Martapura merupakan Ibu Kota

Kabupaten Banjar yang memiliki karakter kota yang unik. Martapura mendapat

julukan sebagai Serambi Mekkah atau Kota Intan. Banyak orang dari luar kota

bahkan luar daerah yang datang ke Kota Martapura untuk Ziarah Religi atau sekedar

melewati Kota Martapura untuk singgah serta mencicipi kuliner khas yang ada di

Kota Martapura. Oleh-oleh khas Kalimantan Selatan bisa juga ditemukan di Kota

Martapura.

Kuliner merupakan salah satu yang fenomenal serta menarik di kalangan

masyarakat Martapura. Kuliner adalah salah satu hasil budaya yang erat kaitannya

dengan masyarakat karena selain dari fungsi utama bahan makanan sebagai

pemenuhan kebutuhan pokok. Kuliner juga memiliki nilai-nilai sejarah bahkan

filosofis. Kuliner yang authentic adalah salah satu jenis kreativitas masyarakat dalam

mengolah bahan pangan serta menambahkan nilai budaya (Nitisuari, 2007).

Kuliner yang ada di Kota Martapura memiliki daya tarik dan mampu bersaing

dengan kuliner di kota-kota lainnya. Kuliner Martapura memiliki keunikan dari

kandungan rempah-rempah dan bumbu-bumbu lokal yang terdapat dalam makanan

tersebut. Keunikan tersebut bisa dilihat atau dirasakan dari sebuah rasa (manis, asin,

asam dan pahit). Oleh karena itu makanan dari masing-masing daerah memiliki ciri

khas nya tersendiri.

Bolu gulung merupakan salah satu oleh-oleh khas Kota Martapura produksi

dari Hj. Enong yang sangat dikenal oleh masyarakat Martapura, Kalimantan Selatan.

1
3

Bolu ini sangat laris serta menjadi oleh-oleh bagi masyarakat yang hendak pulang ke

daerahnya masing-masing.

Usaha ini berdiri sejak tahun 1990, dikelola oleh sepasang suami istri yang

bernama H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati. Pada awalnya usaha ini merupakan

usaha sampingan untuk menambah penghasilan ekonomi keluarga dan dijual dengan

cara dijajakan dan dititipkan di warung-warung. Seiring berjalannya waktu,

ketekunan dan keuletan mereka yang selalu mempertahankan kualitas produknya.

Usaha ini bisa bersaing dan berkembang sampai sekarang, yang menjadikan oleh-oleh

khas itu adalah nama brand Hj. Enong, meskipun ada beberapa produk bolu gulung

namun bolu gulung produksi Hj. Enong merupakan produk yang fenomenal dan lebih

populer dibandingkan produk bolu gulung lainnya yang ada di wilayah Kalimantan

Selatan.

Kue bolu gulung Hj. Enong merupakan kreativitas baru di antara

keanekaragaman orang Banjar khususnya di wilayah Martapura. Klemben disebut

dalam bahasa Banjar, sedangkan dalam bahasa Indonesia disebut bolu karena adanya

kreativitas yang muncul maka klemben ini diubah oleh Hj. Norhayati yang memiliki

kreativitas menjadi sebuah bolu yang digulung yang dinamakan bolu gulung.

Berbagai macam kreativitas yang membuat berbeda seperti bentuk, rasa, dan

kemasan karena bentuknya yang berbeda dengan klemben. Klemben memiliki bentuk

yang bulat sedangkan bolu gulung berbentuk kotak. Bolu gulung berbentuk seperti

lembaran kemudian digulung. Tekstur klemben lebih kasar meskipun menggunakan

mixer dan pengembang sedangkan bolu gulung lebih halus karena dibuat dengan

mixer, pengembang serta pelembut.

1
4

hal yang membuat berbeda dengan klemben yaitu adanya kreativitas baru.

Kemasan yang berbeda serta variasi rasa karena bolu gulung menambahkan selai di

tengah gulungan bolu, yang menjadikan oleh-oleh khas itu adalah nama brand Hj.

Enong. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis

dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

No. PENELITI JUDUL PERSAMAAN PERBEDAAN


AN
Fokus : Objek:
1. Arik Adi Analisis strategi
Wijaya pemasaran makanan Strategi Makanan
tradisional pada pemasaran Tradisional,
home industry Studi Kasus
rengginang Pada Home
halimatus sa’diyah Industry
Rengginang

2. Kiki Kontribusi usaha Fokus: Objek:


Mirwansyah tani kopi terhadap Kontribusi usaha
pendapatan rumah Usaha tani kopi
tangga Kecamatan
Batubrak Kabupaten
Lampung Barat
3. Analisis Manajemen Objek: Fokus:
Akhmad sumber daya Usaha bolu Analisis
Zaki Khairil manusia usaha kue gulung Hj. Manajemen
bolu gulung Hj. Enong Martapura Sumber daya
Enong Martapura manusia
3 Siti Khodijah Manajemen Objek: Fokus:
pengembangan Usaha Hj. Enong Manajemen dan
usaha Hj. Enong Bakery pengembangan
Bakery usaha
Sumber: Sekunder (15 Januari 2021)

Berbeda dari penelitian di atas, penelitian ini difokuskan pada objek

yaitu bolu gulung Hj. Enong sedangkan fokus penelitian pada perkembangan

1
5

usaha bolu gulung sebagai oleh-oleh khas Banjar serta kontribusi usaha bolu

gulung di Kecamatan Martapura Timur, usaha bolu gulung ini berkembang

maju sampai sekarang dan dijadikan oleh-oleh yang ada di Kalimantan

selatan. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengangkat

masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul “Usaha Bolu Gulung Hj.

Enong Sebagai Oleh-Oleh Khas Banjar di Kecamatan Martapura Timur

Kabupaten Banjar 1990 - 2019”.

B. Batasan Masalah

Agar penelitian dapat menghasilkan data yang serasi, maka diperlukan

pembatasan masalah yang akan dikaji. Permasalahan dalam penulisan ini

dibatasi bagaimana perkembangan usaha serta kontribusi usaha bolu gulung

Hj. Enong sebagai oleh-oleh Khas Banjar Kecamatan Martapura Timur

Kabupaten Banjar 1990-2019.

1. Batasan Subyek (pelaku)

Batasan subyek, yaitu batasan mengenai tokoh atau orang yang

mengetahui informasi tentang perkembangan usaha, kontribusi usaha terhadap

perekonomian masyarakat yaitu manager gudang dan karyawan.

2. Batasan Obyek (peristiwa)

Batasan obyek, yaitu usaha bolu gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh khas

Banjar di Kecamatan Martapura timur Kabupaten Banjar, meliputi;

a) Latar belakang berdirinya usaha dan proses perkembangan usaha

b) Strategi Pemasaran

1
6

c) Kontribusi usaha terhadap perekonomian masyarakat

3. Batasan Spasial (Tempat)

Batasan spasial atau tempat dalam penelitian ini adalah Jl. Martapura

Lama Pekauman Ulu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar. Alasan

pemilihan dari tempat tersebut karena di wilayah Pekauman Ulu merupakan

pembuat bolu gulung terbesar yang ada di wilayah Kabupaten Banjar, serta

tempat awal mula berdirinya usaha.

4. Batasan Temporal (waktu)

Batasan temporal yaitu kurun waktu antara tahun 1990 sampai dengan

tahun 2019 ketika mula-mula terbentuknya usaha bolu gulung Hj. Enong. Untuk

temporal waktu, penulis menggunakan batasan 1990-an yang diambil berdasarkan

awal mula berdirinya usaha Hj. Enong hingga dilakukan kajian penelitian tentang

perkembangan usaha, hal ini dikarenakan usaha ini mengalami perkembangan

yang cukup pesat dari tahun ke tahun hingga saat ini.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan judul yang telah

diuraikan, maka rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum usaha dan perkembangan usaha bolu gulung Hj.

Enong di Martapura Timur Tahun 1990-2019 ?

2. Bagaimana strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh Khas

Banjar di Martapura Timur Tahun 1990-2019 ?

1
7

3. Bagaimana kontribusi usaha bolu gulung Hj. Enong terhadap perekonomian

masyarakat di Martapura Timur tahun 1990-2019 ?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum usaha dan perkembangan

usaha bolu gulung Hj. Enong di Martapura Timur Tahun 1990-2019.

2. Untuk memperoleh pengetahuan tentang bagaimana strategi pemasaran bolu

gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh Khas Banjar di Martapura Timur Tahun

1990-2019.

3. Untuk mengetahui bagaimana kontribusi usaha bolu gulung Hj. Enong

terhadap perekonomian masyarakat di Martapura Timur 1990-2019.

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian

ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang

membutuhkan, baik secara teoritis maupun praktis, diantaranya:

1. Manfaat teoritis

Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan menambah khasanah

pengetahuan untuk memperkaya konsep-konsep pada mata kuliah Sejarah

Ekonomi serta dapat memberikan wawasan secara terstruktur dan komprehensif

tentang teori-teori dan konsep mengenai pemahaman perkembangan usaha bolu

gulung Hj. Enong.

2. Manfaat praktis

a. Bagi pembaca

1
8

1. Pembaca dapat memperoleh wawasan mengenai gambaran umum usaha

dan perkembangan usaha bolu gulung Hj. Enong Tahun 1990-2019.

2. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan mengenai strategi pemasaran

bolu gulung Hj. Enong.

3. Pembaca dapat memperoleh pengetahuan mengenai kontribusi usaha

bolu gulung Hj. Enong terhadap perekonomian masyarakat.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini menjadi sebuah karya ilmiah yang dihasilkan oleh

penulis dalam rangka mengaplikasikan teori yang dimiliki untuk menarik

kesimpulan dan dapat dipertanggung jawabkan secara objektif dan ilmiah

dalam kehidupan. Secara efektif dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

keberhasilan peranan yang telah dilaksanakan oleh usaha bolu gulung Hj.

Enong terhadap perkembangan usaha dan kehidupan perekonomian para

karyawan maupun masyarakat disekitar tempat usaha.

c. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan bagi

penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian sejarah khususnya

penelitian mengenai usaha bolu gulung Hj. Enong di Kecamatan Martapura

Timur Kabupaten Banjar Tahun 1990-2019.

d. Bagi pengusaha

Penelitian ini diharapkan untuk mengembangkan toping-toping yang

menjadi ciri khas daerah Kalimantan Selatan, serta mengembangkan bolu

1
9

gulung dengan motif sasirangan yang menjadikan nilai jual yang lebih,

sehingga memiliki ciri khas yang berbeda dari bolu gulung lainnya.

F. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah (Andi,

2014:109). Penelitian sejarah terdiri: 4 (empat) langkah. Tahap pertama yaitu

heuristik (pengumpulan data), kemudian kritik sumber (eksternal dan internal),

selanjutnya tahap interpretasi (menafsirkan data) dan terakhir historiografi (penulisan

sejarah).

Langkah pertama dalam penelitian ini adalah heuristik. Heuristik artinya

mencari dan mengumpulkan sumber sejarah yang terkait dengan topik penelitian.

Sumber sejarah dapat ditemukan di perpustakaan, arsip, atau museum. Berdasarkan

sifatnya sumber sejarah terdiri dari sumber primer dan data sekunder. Dalam tahap ini

penulis melakukan pengumpulan bahan-bahan dan sumber-sumber data dalam

penelitian yang berhubungan dengan sejarah berdirinya usaha, perkembangan usaha,

strategi pemasaran, kontribusi usaha terhadap perekonomi masyarakat (Rusdi,

2018:36).

1) Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari

individu atau perseorangan seperti hasil dari wawancara atau hasil dari pengisian

kuisioner yang dilakukan oleh peneliti (Husein, 2007:42). Data primer dalam

penelitian ini diperoleh dari sumber lisan hasil wawancara dengan informan yaitu

dengan Muhammad Hafizi sebagai Manajer Gudang, untuk memperoleh data sejarah

1
10

berdirinya usaha, perkembangan usaha dari sejak berdirinya hingga tahun 2019,

selanjutnya wawancara dilakukan kepada karyawan untuk memperoleh data tentang

peningkatan pendapatan setelah bekerja sebagai karyawan dan mendapatkan data

tentang terciptanya lapangan pekerjaan yang baru. Dari data awal ini, langkah

penelitian dilanjutkan ke penulisan yang selanjutnya dicari data-data sekunder untuk

mendukung penulisan sejarah.

2) Data Sekunder

Data sekunder yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan dalam

bentuk tulisan di majalah dan koran sehingga diperoleh sebuah narasi yang

sudah ditambahi oleh penulisnya (Husein, 2007:43). Data sekunder dalam

penelitian tersebut menjadi data sekunder. Penelitian ini disusun berdasarkan

data yang diperoleh dari foto, dokumen perusahaan, dalam penelitian ini buku

dan media internet sebagian dijadikan sumber untuk memperoleh data

mengenai perkembangan usaha bolu gulung Hj. Enong.

3). Sumber Lisan

Sumber lisan pada penelitian ini diperoleh dengan metode wawancara, dalam

wawancara ini peneliti lebih menekankan pendekatan personal dan bersifat fleksibel,

sehingga diharapkan data yang diperoleh dapat menggambarkan keadaan yang

sebenarnya tanpa ada rekayasa. Wawancara dilakukan langsung kepada pihak yang

terkait seperti warga sekitar tempat usaha, karyawan, pemilik usaha, serta pembeli.

Sumber lisan yang didapatkan dari hasil wawancara dengan beberapa

narasumber antara lain: Muhammad Hafizi (Manager Gudang), Adis, Ida

Armida dan Sya’rani (karyawan Hj.Enong), Rika dan Miftah (pembeli), Sani

1
11

(penjaja atau penjual bolu gulung Hj. Enong), Imis (penjaja atau penjual bolu

gulung Hj. Enong). Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara (lihat lampiran).

b) Sumber Tulisan

Sumber tulisan yang digunakan adalah buku-buku yang berkaitan

dengan penulisan skripsi, buku tersebut didapatkan dari Perpustakaan Pusat

Universitas Lambung Mangkurat dan buku elektronik (ebook). Informasi terkait

dengan judul yang ditulis juga dapat diperoleh melalui media internet dan

jurnal.

G. Tinjauan Pustaka

Usaha secara umum diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan

oleh manusia untuk memperoleh pendapatan atau penghasilan atau rezeki

dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan hidupnya dengan cara

mengelola sumber daya ekonomi secara efektif dan efisien (Abdul Hakim,

2004:46). Usaha menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kegiatan

dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu

pekerjaan perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya dan upaya untuk mencapai

sesuatu bermacam-macam telah ditempuhnya untuk mencukupi kebutuhan

hidup (Bambang, 1999:34).

Secara umum usaha dapat diartikan sebagai setiap aktivitas ataupun

upaya yang dilakukan untuk bisa mendapatkan apa yang telah dicita-citakan

1
12

atau tujuan yang ingin dicapai. Usaha dalam kehidupan sehari-hari biasanya

berupa aksi nyata, seperti belajar untuk mendapatkan nilai yang bagus,

ataupun olahraga untuk mendapatkan tubuh yang sehat. Usaha merupakan

kegiatan ekonomi yang dilakukan semua orang baik usaha kecil hingga besar

untuk menghasilkan uang. Tanpa sebuah usaha tidak akan berhasil kegiatan

ekonomi yang dilakukan oleh semua pihak. Usaha selalu didasarkan dengan

kemampuan dan keinginan yang berbeda dari sudut pandang masing-masing

orang. Semua itu akan mempengaruhi kegiatan perekonomian.

Dalam dunia maupun aktivitas ekonomi, usaha seringkali diartikan

sebagai sebuah bisnis. Dalam hal ini, usaha merupakan setiap upaya yang

dilakukan untuk bisa mendapatkan keuntungan. Orang-orang yang melakukan

aktivitas usaha ataupun bisnis biasanya disebut dengan istilah berwirausaha.

Semua usaha yang dilakukan harus menggunakan planning artinya harus

direncanakan terlebih dahulu, memiliki konsep tujuan yang jelas, dan

memiliki impian yang pasti.

Sebuah usaha kadang-kadang memiliki keuntungan maupun kerugian.

Baik keuntungan maupun kerugian itu akan berdampak kepada pemilik usaha

dan orang lain. Usaha yang menguntungkan dan merugikan tergantung kepada

pemilik yang menjalankan dan mengelola sebuah usaha. Jadi, menjalankan

sebuah usaha harus benar-benar serius bukan sekadar permainan. Bahkan

harus siap menanggung resiko yang telah dijalani dalam melakukan sebuah

usaha.

1
13

Sebagai pemilik usaha, maka harus mempunyai pengetahuan

mendalam tentang biaya dalam membuat atau membeli produk yang dijual

kepada pelanggan. Pengetahuan tentang biaya akan memungkinkan untuk

menetapkan harga dan mendapat keuntungan, dan menjaga agar biaya

serendah mungkin adalah penting (Basrowi, 2014:117). Penting dan

strategisnya bagi yang memiliki usaha keseimbangan antara produksi dengan

konsumsi untuk kebutuhan konsumen sangat menentukan terciptanya harga

yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

Skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Makanan

Tradisional Studi Kasus Pada Home Industri Rengginang Halimatus Sa’diyah

Kalibaru Di Kabupaten Banyuwangi” yang ditulis oleh Arik Adi Wijaya,

program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Jember 2013. Tujuan

penelitian pada skripsi ini mengkaji strategi pemasaran dalam memasarkan

produk rengginang. Metode penelitian yang dipakai yaitu metode analisis data

yang berbeda dengan penelitian sejarah. Hasil penelitian dari skripsi tersebut

strategi pemasaran yang dilakukan dalam memasarkan rengginangnya yaitu

dengan pemasaran langsung dan tidak langsung. Pemasaran langsung dilakukan

dengan cara konsumen dapat datang langsung ke rumah pemilik untuk membeli

rengginang dan dapat juga dengan memesannya melalui telepon. Pemasaran

tidak langsung yang dilakukan yaitu memasarkan produknya dengan

menitipkannya ke toko-toko dan minimarket. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

skripsi di atas dan skripsi yang penulis teliti mempunyai persamaan dan

perbedaan. Persamaannya terletak pada sama-sama mengkaji fokus penelitian

1
14

yaitu strategi pemasaran sedangkan perbedaanya terletak pada objek yang

diteliti.

Skripsi yang berjudul “ Kontribusi Usaha Tani Kopi Terhadap

Pendapatan Rumah Tangga Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi di Pekon

Kegeringan, Kecamatan Batu Brak, Kabupaten Lampung Barat)” yang ditulis

oleh Kiki Mirwansyah, Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam Universitas Raden Intan Lampung 2019. Tujuan penelitian pada

skripsi ini adalah untuk menjelaskan tingkat kontribusi usaha tani kopi terhadap

pendapatan rumah tangga menurut perspektif ekonomi Islam. Metode penelitian

yang dipakai yaitu metode kualitatif. Hasil penelitian dari skripsi tersebut usaha

tani kopi yang dilakukan oleh masyarakat adalah untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat dan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Besarnya kontribusi usaha tani kopi terhadap total pendapatan rumah tangga

adalah sedang yaitu sebesar 43% hal ini berarti bahwa usaha tani kopi

berpengaruh secara signifikan terhadap pendapatan rumah tangga para petani.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa skripsi di atas dan skripsi yang penulis teliti

mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada sama-sama

mengkaji fokus penelitian yaitu kontribusi usaha untuk meningkatkan

pendapatan masyarakat sedangkan perbedaanya terletak pada objek yang

diteliti.

Skripsi yang berjudul “Analisis Manajemen Sumber Daya Manusia

Usaha Kue Bolu Gulung Hj. Enong Martapura” yang ditulis oleh Akhmad Zaki

Khairil, Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

1
15

Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin 2019. Tujuan penelitian pada

skripsi ini adalah untuk mengetahui manajemen sumber daya manusia pada

usaha kue bolu gulung Hj. Enong Martapura dan kendala-kendala dalam

manajemen sumber daya manusia pada usaha kue bolu gulung Hj. Enong di

Martapura. Metode penelitian yang dipakai yaitu deskriptif kualitatif. Hasil

penelitian skripsi tersebut bahwa manajemen sumber daya manusia selalu

memberikan pengarahan kepada setiap karyawannya. Mengawasi setiap

pekerjaan yang dikerjakan karyawan. Manajemen yang dijalankan oleh manajer

hanyalah secara sederhana mulai dari pembentukan organisasi serta

memberikan pengarahan kepada karyawan. Kendala yang dihadapi kurangnya

kemampuan karyawan baru untuk bekerja. Dapat ditarik kesimpulan bahwa

skripsi di atas dan skripsi yang penulis teliti mempunyai persamaan dan

perbedaan. Persamaannya terletak pada sama-sama mengkaji objek sedangkan

perbedaanya terletak pada menjelaskan mengenai manajemen sumber daya

manusia sedangkan skripsi yang diteliti penulis mengenai perkembangan usaha

bolu gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh Khas Banjar.

Skripsi yang berjudul berjudul “Manajemen Pengembangan Usaha Hj.

Enong Bakery” yang ditulis Siti Khodijah, program Studi Ekonomi Syariah,

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Antasari

Banjarmasin 2019. Tujuan penelitian pada skripsi ini adalah untuk mengetahui

bagaimana manajemen pengembangan usaha Hj. Enong bakery dan untuk

mengetahui kendala-kendala yang dihadapi pada pengembangan usaha Hj.

Enong bakery. Metode penelitian yang dipakai yaitu penelitian deskriptif. Hasil

1
16

penelitian skripsi yaitu manajemen pengembangan usaha Hj. Enong Bakery

yang berkaitan dengan beberapa aspek yang saling mendukung satu sama lain

yaitu aspek manusia, keuangan, manajemen, organisasi, produksi, serta aspek

pemasaran. Aspek yang dikelola dengan baik dilihat dari perkembangan usaha

yang begitu pesat. Kendala yang dihadapi Hj. Enong dalam mengembangkan

usaha terletak pada sumber daya manusia atau karyawan dalam produksi. Dapat

ditarik kesimpulan bahwa skripsi di atas dan skripsi yang penulis teliti

mempunyai persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada sama-sama

mengkaji objek tersebut. Sedangkan perbedaanya terletak pada menjelaskan

manajemen serta pengembangan yang mana untuk mengembangkan suatu

kegiatan dalam hal memperluas bisnis.

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan memberikan gambaran rekonstruksi dalam

penelitian ini sebagai berikut :

Bab pertama berisi sub bab pendahuluan, terdiri atas latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode

penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan. Bab pertama ini memberikan

arahan penelitian secara keseluruhan yang berupa tulisan ilmiah.

Bab kedua berupa gambaran umum lokasi penelitian yang merupakan tempat

peneliti melakukan penelitian yang ada di Kecamatan Martapura Timur.

Bab ketiga merupakan isi dalam penelitian yaitu gambaran umum usaha dan

perkembangan usaha bolu gulung Hj. Enong tahun 1990-2019. Bab ketiga ini

1
17

memberikan arahan penelitian mengenai gambaran umum usaha berupa sejarah

berdirinya usaha serta perkembangan usaha.

Bab keempat yaitu strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong serta kontribusi

usaha bolu gulung Hj. Enong terhadap perekonomian masyarakat. Bab ini membahas

strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong dan kontribusi usaha yaitu bertambahnya

lapangan pekerjaan.

Bab kelima merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan jawaban dari

rumusan masalah yang telah dibahas.

1
18

BAB II

GAMBARAN UMUM KECAMATAN MARTAPURA TIMUR

A. Gambaran Umum Kecamatan Martapura Timur

1. Letak Geografis

Secara geografis, Kecamatan Martapura Timur pada bagian Utara

berbatasan dengan Kecamatan Astambul dan Kecamatan Martapura Barat,

sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Martapura, sebelah Timur

berbatasan dengan Kecamatan Astambul dan Kecamatan Martapura dan di

sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Martapura.

Gambar 2.1 Peta Wilayah Martapura Timur

Sumber: Badan Pusat Statistik Martapura Timur 2019

Luas wilayah Kecamatan Martapura Timur yakni kurang lebih 29.99

km² yang dimana Kecamatan Martapura Timur merupakan salah satu

Kecamatan terkecil di Kabupaten Banjar setelah Kecamatan Aranio yang


19

memiliki Kawasan terbesar di Kabupaten Banjar, namun dibalik kecilnya

wilayah Kecamatan Martapura Timur ada hal yang mengejutkan yakni

Kecamatan Martapura Timur hanya memiliki tinggi 6.00 meter diatas

permukaan laut, sehingga kawasan dari Martapura Timur ini sering kali

menjadi langganan Banjir yang pada umumnya memiliki dataran rendah seperti

halnya desa yang menjadi langganan banjir yakni di Desa Melayu, Desa

Pekauman, Desa Antasan Senor dll.

Luas wilayah Kecamatan Martapura Timur 29,99 km² atau 0,64% dari

luas Kabupaten Banjar, jumlah desa atau kelurahan sebanyak 20 Desa,

diantaranya adalah Antasan Senor Ilir, Antasan Senor, Tambak Anyar Ilir,

Tambak Anyar, Tambak Anyar Ulu, Pematang Baru, Melayu Ulu, Mekar,

Pekauman Ulu, Pekauman, Pekauman Dalam, Keramat Baru, Keramat, Melayu

Tengah, Melayu Ilir, Dalam Pagar Ulu, Akar Baru, Akar Bagantung, Dalam

Pagar, Sungai Kitano.

Desa yang paling luas yaitu Desa Antasan Senor dengan luas wilayah

2,50 km² sedangkan Desa dengan luas wilayah paling kecil yaitu 0,75 km² ada

di Desa Akar Baru, pusat pemerintahan Kecamatan Martapura Timur berada di

Desa Mekar, desa yang letaknya paling dekat dengan pusat pemerintahan

kecamatan adalah Desa Antasan Senor Ilir yang hanya berjarak sekitar 0,45 km

sedangkan desa yang jaraknya paling jauh dari Pusat pemerintahan kecamatan

adalah Desa Tambak Anyar Ulu dengan jarak mencapai 5,20km (Badan Pusat

Statistik Kecamatan Martapura Timur 2018).


20

2. Penduduk

Jumlah penduduk di Kecamatan Martapura Timur pada tahun 2016,

mencapai 31,713 jiwa yang dimana jumlah laki-laki sebanyak 17,028 orang

sedangkan wanita berjumlah 14,685 orang, kebanyakan masyarakat yang

mendiami di wilayah Martapura Timur ini merupakan masyarakat asli

Martapura Timur. Masyarakat Kecamatan Martapura Timur sebagian bermata

pencaharian sebagai petani ini dibuktikan dengan luasnya lahan sawah, lebak,

polder di kawasan Martapura Timur yakni sebesar 1,427 Ha (Badan Pusat

Statistik Kecamatan Martapura Timur 2018).

Menurut data dari Koordinasi Badan Statistik Kecamatan Martapura,

pada tahun 2017 jumlah penduduk mencapai kurang lebih 32.115 jiwa dengan

kepadatan penduduk 1.071jiwa/km2. Dihitung berdasarkan luas wilayah dan

persentase luas wilayah desa maka diperoleh data :

Tabel 2.1 : Luas wilayah dan persentase luas wilayah per desa.
Luas wilayah
Desa Persentase
(Km2)
Antasan Senor Ilir 1.40 4.67
Antasan Senor 1.95 6.50
Tambak Anyar Ilir 1.49 4.97
Tambak Anyar 1.98 6.60
Tambak Anyar Ulu 1.49 4.97
Pematang Baru 1.88 6.27
Melayu 2.00 6.67
Mekar 0.93 3.10
Pekauman Ulu 1.25 4.17
Pekauman 1.75 5.84
Pekauman Dalam 1.00 3.33
Keramat Baru 1.30 4.33
21

Keramat 1.20 4.00


Melayu Tengah 1.54 5.14
Melayu Ilir 1.25 4.17
Dalam Pagar Ulu 1.22 4.07
Akar Baru 1.28 4.27
Akar Bagantung 1.90 6.34
Dalam Pagar 1.43 4.77
Sungai Kitano 1.75 5.84
Sumber : Koordinator Statistik Kecamatan Martapura Timur 2017
Pada Tabel 2.1 Menunjukkan bahwa luas wilayah per desa yang ada di

Kecamatan Martapura Timur terbagi menjadi 20 desa. Luas wilayah terbesar

atau terluas adalah di Desa Melayu, dan untuk wilayah desa yang terkecil

adalah Desa Mekar menurut Koordinator Badan Statistik Kecamatan Martapura

Timur.

B. Gambaran Umum Desa Pekauman Ulu

1. Gambaran Umum Desa

Pekauman Ulu merupakan salah satu dari 20 desa yang ada di

Kecamatan Martapura Timur Kabupaten Banjar, Kabupaten Banjar, Provinsi

Kalimantan Selatan, Indonesia. Dengan Luas wilayah 1,25 Km².

Tabel 2.2 Luas Wilayah Pekauman Ulu

No Uraian
1. Luas Wilayah : 1,25 Km²
2. Jumlah RT : 6
Jumlah RW : -
3. Batas Wilayah :
a. Utara : Pekauman
b. Selatan : Antasan Senor Ilir
c. Timur : Mekar
d. Barat : Pasayangan Barat
Sumber: Laporan Profil Desa Pekauman Ulu Tahun 2017
22

Desa Pekauman Ulu berbatasan dari sebelah utara Desa Pekauman,

sebelah selatan berbatasan dengan Antasan Senor Ilir, sebelah timur berbatasan

dengan Desa Mekar, dan sebelah barat berbatasan dengan Pasayangan Barat,

Kantor Kepala Desa Pekauman Ulu merupakan pusat dari semua informasi

yang berkaitan dengan Desa Pekauman Ulu. Desa Pekauman Ulu merupakan

wilayah yang berada di pinggir aliran sungai Martapura.

2. Penduduk

Jumlah penduduk di Desa Pekauman Ulu pada tahun 2017 berjumlah

2.025 orang yang terdiri dari 1.067 orang laki-laki dan 958 orang perempuan,

yang dihimpun dari 6 RT. Tercatat pada tahun tahun 2017 bahwa Desa

Pekauman Ulu merupakan desa yang penduduknya lebih banyak laki-laki.

Berikut adalah data penduduk Desa Pekauman Ulu yang diperoleh dari Laporan

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar 2017.

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk Desa Pekauman Ulu Tahun 2015, 2016, 2017, 2019.

Desa Tahun Laki-laki Perempuan Jumlah


Penduduk
2015 1.065 958 2.023
Pekauman 2016 1.067 958 2.025
Ulu 2017 1.067 958 2.025
2019 1.071 950 2.021
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar tahun 2017

Dari tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa pertumbuhan penduduk di

Pekauman Ulu setiap tahunnya mengalami kenaikan pada penduduk laki-laki

sampai pada tahun 2017 sedangkan naik pada tahun 2019 berjumlah 1.071.
23

Penduduk perempuan pertumbuhan penduduknya tetap sampai pada tahun 2019

jumlah penduduk perempuan mengalami penurunan menjadi 950.

Dari tabel diatas maka dapat kita lihat bahwa pertumbuhan pendudukan

di Pekauman Ulu pada tahun 2015 jumlah penduduknya 2.023 sedangkan tahun

2016 – 2017 berjumlah 2.025 dan di tahun 2019 mengalami penurunan

berjumlah 2.021.

3. Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Pekauman Ulu adalah pengrajin intan

untuk laki-laki, sedangkan sebagian perempuan berdagang, namun sebagian

juga ada yang bertani sambil beternak seperti ayam dan bebek. Sebab dari itu

kebanyakan dari masyarakat Pekauman Ulu perekonomiannya dari menengah

ke bawah karena penghasilan mereka tidak menentu yang kebanyakan dari

mereka mengandalkan serta mengharapkan hasil mata pencaharian itu saja.

Dibawah ini merupakan mata pencaharian pokok masyarakat Pekauman Ulu di

tahun 2017:

Tabel 2.4 Mata Pencaharian di Pekauman Ulu Tahun 2017

No. Mata Pencaharian Jenis Kelamin

Jumlah
Laki-laki Perempuan

1. Petani 43 13 56
2. Pegawai negeri sipil 5 3 8
3. Pengrajin Industri 48 30 78
Rumah Tangga
4 Pedagang 32 28 60
5 Peternak 28 3 31
24

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar tahun 2017

Tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas mata pencaharian

masyarakat Desa Pekauman Ulu adalah Pengrajin Industri rumah tangga, hal ini

membuktikan bahwa taraf hidup masyarakat masih rendah. Walaupun rendah

akan tetapi sebagian masyarakat Pekauman Ulu bekerja sebagai karyawan pada

usaha bolu Gulung Hj. Enong, sebagian yang bekerja adalah perempuan karena

untuk membantu perekonomian keluarganya.


25

BAB III
GAMBARAN UMUM USAHA DAN PERKEMBANGAN USAHA
BOLU GULUNG HJ. ENONG di MARTAPURA TIMUR TAHUN 1990-2019

A. Gambaran Umum Usaha

1. Sejarah Berdiri Usaha Bolu Gulung Hj. Enong

Industri rumah tangga (IRT) bolu gulung Hj. Enong merupakan salah satu

usaha yang bergerak dalam bidang industri pengolahan kue yang dijalankan secara

kekeluargaan di Kota Martapura. Usaha ini mengolah kue bolu gulung untuk

dikonsumsi sendiri, tetapi lambat laun muncul inisiatif untuk menjadikan komoditi

usaha. Seiring berkembangnya zaman dan berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi, Hj. Norhayati mempunyai peluang usaha dibidang kuliner hal ini didukung

faktor keluarga dan tetangga sekitar tempat tinggal.

Usaha bolu gulung Hj. Enong didirikan pada tahun 1990 oleh sepasang suami

isteri yang bernama H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati. Berawal dari hobi Hj.

Norhayati dalam membuat kue, bermodal kan resep yang didapat dari orang tua, Hj.

Norhayati memutuskan untuk mendirikan toko kue kecil-kecilan dengan

memanfaatkan rumah sebagai tempat usaha. Usaha kecil-kecilan Hj. Norhayati

berhasil menarik minat masyarakat yang berada di sekitar tempat tinggal untuk

membeli kue buatan Hj. Norhayati.

Pada awal mendirikan usaha, kue yang dibuat hanya bolu gulung karena pada

saat itu kebanyakan bolu yang dijual di pasaran bolu bulat. Hj. Norhayati berinovasi
26

untuk membuat bolu gulung dengan nama bolu gulung Hj. Enong yang diambil dari

nama panggilan Hj. Norhayati dengan sebutan “ENONG” oleh tetangga sekitar.

Perkembangan kue yang cukup pesat ternyata membuat suaminya H. Abdul Hamid

memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya sebagai pedagang permata berlian. H.

Abdul Hamid memilih fokus mengembangkan usaha bolu gulung, setelah melihat

prospek perkembangan usaha yang cukup baik dan perputaran uang pada usaha bolu

gulung lebih cepat ketimbang bisnis permata berlian, karena penjualannya tidak dapat

diprediksi. Motivasi beliau dalam memulai usaha ini karena menurut Hj. Norhayati

usaha dalam bidang bakery sangat menguntungkan pada suatu saat, kebutuhan dan

keinginan konsumen akan ketersediaan bolu gulung di pasaran masih sangat tinggi,

karena belum banyak orang yang membuat.

Modal merupakan hasil produksi yang digunakan kembali untuk

memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya, kemudian modal ditekankan

pada nilai daya beli atau pun kekuasaan menggunakan yang ada dalam barang-barang

modal. Langkah awal membangun usaha diperlukan modal, karena tanpa memiliki

modal yang cukup tidak bisa menjalankan maupun melakukan usaha (Bambang, 2010

: 18). Modal awal dalam membuka usaha, Hj. Norhayati dan suami H. Abdul Hamid

menggunakan modal sendiri sekitar Rp. 50.000,00 untuk membuat bolu dengan

kapasitas 4 pcs, setelah usaha lama berjalan kemudian ada modal tambahan dari

bisnis menjual tongkang dan berlian karena pada saat itu usaha suami Hj. Norhayati

sedang turun karena terdampak krisis moneter sehingga menjual tongkang dan

berlian. Modal yang didapat tersebut digunakan Hj. Norhayati untuk berangkat ke
27

Surabaya mengikuti kursus di Bogasari Baking Center untuk mendalami ilmu baking

sehingga dihasilkanlah kue bolu gulung seperti sekarang, pada awal merintis Hj.

Norhayati memproduksi bolu gulung hanya dibantu oleh suami yaitu H. Abdul

Hamid dengan kapasitas produksi bolu gulung hanya 3-4 pcs per hari, selain

menjajakan bolu gulung olahan mereka sendiri dari rumah ke rumah mereka juga titip

jual di beberapa toko oleh-oleh yang berada di daerah Antasan, Martapura. Toko

yang pertama kali titip jual, yang pertama di minimarket Sari alam dan yang kedua

minimarket Antasan, pemasaran bolu gulung milik Hj. Norhayati sangat sulit sekali

karena saat itu masih banyak orang yang tidak mengenal bolu buatan rumahan ini.

Kemasan yang digunakan masih sederhana hanya menggunakan koran serta

plastik biasa, karena tidak terpikirkan lagi untuk membuat kemasan yang menarik,

hanya terfokus pada pemasaran saja agar bolu gulung yang dibuat Hj. Norhayati bisa

dikenal masyarakat Kota Martapura maupun luar Kota Martapura. Dalam

perkembangannya usaha ini mampu menjual dan memasarkan produknya ke berbagai

kalangan konsumen, baik para pengecer maupun pedagang kecil yang ada di

Kabupaten Banjar. Usaha ini mampu memenuhi permintaan konsumen akan

kebutuhan bolu gulung sehingga menjadikan usaha ini sebagai salah satu sentra

industri pengolahan bolu gulung terbesar di Kabupaten Banjar dan cukup dikenal

dikalangan masyarakat yang ada di Kalimantan Selatan serta dijadikan sebagai oleh-

oleh Khas Banjar.

2. Lokasi Usaha
28

Tempat usaha yang dulunya merupakan rumah tempat tinggal, sekarang

dijadikan rumah produksi serta menjadi tempat distribusi pembuatan bolu gulung

yang akan dikirim ke semua cabang bolu gulung Hj. Enong, beralamat di Jl.

Pekauman Ulu Martapura lama Kabupaten Banjar RT/RW 04/02 no.38. Rumah

produksi memiliki lokasi yang sangat strategis, karena selalu ramai dilewati sehingga

memudahkan pembeli untuk singgah.

Gambar 3.1 Rumah produksi bolu gulung Hj. Enong

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 5 Agustus 2020

3. Visi, Misi serta Strategi usaha

a) Visi usaha :

Menciptakan bolu berkualitas tinggi dengan rasa enak serta harga

murah sehingga memiliki daya saing baik di tingkat lokal maupun nasional.

a) Misi usaha :

1. Memberikan kepuasan kepada konsumen.


29

2. Menjalin hubungan baik dengan supplier dan customer.

3. Memberikan lowongan pekerjaan.

4. Memperluas lowongan pekerjaan.

5. Menjadi perusahaan terbesar di bidang kuliner khususnya

di Kalimantan Selatan.

b) Strategi usaha :

1. Pengembangan produk adalah meningkatkan kualitas produk dan

layanan, terus melakukan modifikasi dan varian-varian kue tidak

hanya bolu gulung melainkan kue pastry untuk mengikuti

perkembangan zaman.

2. Perkembangan karyawan yang tersusun atas strategi-strategi

peningkatan keterampilan dan kemampuan karyawan dan

pengembangan sistem reward.

c) Struktur organisasi usaha

Setiap organisasi atau perusahaan pasti terdapat struktur kepengurusannya

begitu pula dengan usaha bolu gulung Hj. Enong untuk memberikan gambaran yang

jelas dan tugas mengenai pembagian kerja, Adapun struktur kepengurusan usaha bolu

gulung Hj. Enong terdapat pada gambar berikut:

Tabel 3.1 Struktur Organisasi usaha bolu gulung Hj.Enong.

Direktur
Hj. Norhayati
30

M. Rofiqi

Manajer Umum Manajer Produksi


Emma Hariyati M. Arif

HRD / GA
M. Hafidzi
Acounting
Rosmasari Admin
Widuri Reksabela

Kasir

Sumber : Usaha Hj. Enong 2019


31

Struktur kepengurusan usaha bolu gulung Hj. Enong terdiri dari :

a. Hj. Norhayati selaku pemimpin dan pemilik usaha dari awal berdiri tahun 1990 -

2011 dan digantikan oleh anaknya pada tahun 2012.

b. H. Muhammad Rofiqi, SH selaku pemimpin dan pemilik usaha pada tahun 2012 –

2019.

c. Muhammad Arif selaku Manajer produksi

d. Muhammad Hafizi selaku HRD dan kepala operasional

Keterangan :

Pembagian tugas dan tanggung jawab yang terdapat pada usaha Kue bolu Hj. Enong

adalah sebagai berikut :

a. Pimpinan dan Pemilik

1) Menetapkan kebijakan dan mengambil keputusan akhir dan memecahkan

segala sesuatu masalah pada usaha bolu gulung Hj. Enong.

2) Penanggung jawab atas kebijaksanaan baik di dalam maupun luar usaha kue

bolu gulung Hj. Enong.

b. Manajer Produksi

Mengatur dan bertanggung jawab atas segala sesuatu pekerjaan tentang

produksi dan sampai jadi suatu produksi.

c. HRD dan Kepala Operasional

HRD serta Manajer SDM yang mengatur segala sesuatu tentang karyawan

yang bekerja di dalamnya dan mengawasi setiap aktivitas yang dikerjakan oleh
32

karyawannya. Kepala operasional yang mengurusi segala keperluan di segala aspek

baik itu alat tulis kantor (ATK), logistik, dan perlengkapan bahan baku produksi.

d. Bagian accounting bertugas menerima laporan keuangan

e. Bagian administrasi bertugas melaporkan keuangan yang didapat dari kasir lalu

diteruskan ke accounting

f. Kasir yang berjumlah 10 orang bertugas mencatat seluruh keuangan dan dilaporkan

kepada bagian administrasi.

d) Aktivitas usaha

Usaha bolu gulung Hj. Enong merupakan usaha pembuatan bolu gulung

pertama yang ada di wilayah Pekauman Ulu, Martapura. Aktivitas kegiatan usahanya

adalah membuat bolu gulung serta produk kue-kue lainnya, baik itu kue-kue khas

Banjar ataupun kue pastry. Wilayah pemasarannya selain di cabang daerah Martapura

juga ada cabang daerah lain seperti Banjarbaru, Banjarmasin, dan ada juga penjual

(penjaja) yang ikut menjual kue bolu gulung secara ecer terhitung jumlah penjual

aktif yang ikut menjualnya sekitar 56 pedagang yang tersebar di wilayah Pelaihari,

Batulicin, Barito Kuala dan Hulu sungai serta daerah-daerah lainnya. Penjual lepas

yang mana membeli kue dengan cara datang langsung untuk membeli serta dijual

kembali yang tidak terhitung jumlahnya penjualnya.

B. Perkembangan Usaha Bolu Gulung Hj. Enong tahun 1990-2019

Rentang jarak waktu yang lama tentunya akan membawa suatu perubahan dan

perkembangan baik yang bersifat kemajuan atau kemunduran. Begitu pula yang
33

terjadi dengan usaha bolu gulung Hj. Enong, tentunya banyak perubahan dan

perkembangan yang terjadi antara tahun 1990 sampai 2019 yaitu :

1. Tahun 1997-1998 (Krisis Moneter)

Krisis moneter adalah krisis yang berhubungan dengan keuangan suatu

negara, ditandai dengan keadaan keuangan yang tidak stabil akibat lembaga

keuangan dan nilai tukar mata uang yang tidak berfungsi sesuai dengan harapan.

Krisis moneter yang melanda Indonesia sejak awal Juli 1997, telah berlangsung

selama dua tahun. Krisis moneter telah berubah menjadi krisis ekonomi yakni

lumpuhnya kegiatan ekonomi karena semakin banyak perusahaan yang tutup dan

meningkatnya jumlah pekerja yang menganggur.

Perekonomian Indonesia menjadi kacau yang diakibatkan oleh krisis

moneter dampak ini juga berimbas kepada usaha-usaha lain. Salah satu

dampaknya yaitu usaha bolu gulung Hj. Enong yang juga sempat mengalami

kesulitan. Menurunnya daya beli serta mahalnya bahan baku produksi yang

mengakibatkan berkurangnya pendapatan.

Usaha bolu gulung Hj. Norhayati dan H. Abdul Hamid mengalami

dampak akibat adanya krisis ekonomi. Krisis ekonomi tahun 1997-1998 Hj.

Norhayati justru semakin serius untuk mengembangkan bisnis bolu gulung.

Terbukti di tahun tersebut dengan bermodalkan uang sisa dari bisnis tongkang dan

berlian suami yang saat itu sedang drop karena dampak krisis. Hj. Norhayati

berangkat ke Surabaya untuk mengikuti kursus di Bogasari Baking Center.

Berangkatnya Hj. Norhayati ke Surabaya untuk mendalami ilmu baking agar kue
34

yang dihasilkan bisa lebih enak serta beragam dan dapat mengikuti perkembangan

zaman.

2. Tahun 2003

Sekitar tahun 2003 usaha ini semakin dikenal oleh masyarakat luas karena

bolu gulung yang dibuat mempunyai rasa yang enak serta harga yang murah dan

banyak dijadikan sebagai oleh-oleh. Perkembangannya dari tahun ketahun

semakin berkembang, sehingga usaha ini yang awal mula di tahun 1990 hanya

memiliki sedikit peralatan saja. Pada tahun 2003 ada penambahan peralatan yang

digunakan seperti mixer dan oven yang semuanya berkapasitas besar,

bertambahnya para pekerja, serta kue yang dijual bervariasi dan hasil produksi

semakin hari semakin meningkat.

Hj. Norhayati dan H. Abdul Hamid hanya mempunyai satu toko yaitu

rumah produksi sekaligus tempat tinggal. Pada awal berdirinya usaha mereka

tidak mempekerjakan satu orang karyawan pun melainkan hanya mereka berdua

yang mengelola dan sekaligus memasarkannya. Disela-sela produksi tak lupa

mereka mengikuti seminar-seminar kewirausahaan, untuk dibimbing bagaimana

cara berwirausaha dengan baik, sehingga muncullah berbagai jenis kue yang

diproduksi.

3. Tahun 2011 - 2019

Pada tahun ini Hj. Norhayati bersama H. Abdul Hamid memutuskan untuk

mendirikan Outlet pertama. Pada tahun 2011 disahkannya usaha bolu gulung

dengan nama “Bolu Gulung Hj. Enong” yang berlokasi di Jl. A. Yani km 39
35

Martapura dengan memperkerjakan 12 orang karyawan mulai dari keluarga

sendiri hingga tetangga-tetangga dekat, Kesuksesan usaha bolu gulung Hj. Enong

tak terlepas dari kesuksesan Manajemen usaha yang semakin baik yang sekarang

dipimpin langsung oleh anak pertama dari Hj. Norhayati pada tahun 2012 sampai

2019 yaitu H. Muhammad Rofiqi.

Pada tahun 2012 mengalami perkembangan yang sangat pesat yang

dikelola oleh anak pertama Hj. Norhayati dan H. Abdul Hamid. Muhammad

Rofiqi yang berlatar belakang Manajemen maka dari itu usaha ini mengalami

perubahan dalam bidang Manajemen. Pada awal berdiri sebelumnya hanya

mempunyai satu toko setelah dipimpin H. Muhammad Rofiqi sekarang menjadi

sembilan toko yang tersebar di berbagai tempat seperti di Martapura, Banjarbaru,

dan Banjarmasin.

Melihat dari perkembangan usaha Hj. Enong sejak tahun 1990 tentu tidak

mudah untuk mencapai keberhasilannya sampai sekarang. Perkembangan dapat

dilihat dari hasil produksi yang sehari hanya memproduksi 3 - 4 biji dan hanya

dikenal masyarakat Martapura saja. Pada saat ini bolu gulung yang diproduksi

bisa mencapai 1.000 - 2000 biji bolu setiap harinya.

Pada saat hari Raya Idul Fitri produksi mencapai 6000 biji bolu gulung

dan berhasil dikenal masyarakat Kalimantan Selatan bahkan di luar Kalimantan

Selatan. Itulah bukti jerih payah Hj. Norhayati untuk mencapai kesuksesan. Dapat

dilihat seperti sekarang ini kepopulerannya di kalangan masyarakat dapat diyakini


36

bahwa bolu gulung Hj. Enong akan terus berkembang di tempat-tempat lainnya

baik itu di daerah Martapura atau di seluruh Kalimantan Selatan.

Melihat kemajuan dan perkembangan usaha yang dijalankan sangat baik

serta konsumen yang meningkat. Pimpinan usaha bolu gulung Hj. Enong, H.

Muhammad Rafiqi mengembangkan usahanya dengan melakukan inovasi yaitu

menambah varian rasa baru pada bagian isinya seperti coklat kacang, strawberry,

blueberry, pandan, durian dan pisang. Selain itu, menjaga pelayanan menjadi

lebih baik, sedangkan untuk kemasan sudah berlabelkan halal dari MUI (Majelis

Ulama Indonesia) serta mendapatkan surat izin usaha:

Gambar 3.2 Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) kecil

Sumber : Koleksi usaha Hj. Enong

Gambar 3.2 Merupakan salah satu surat izin usaha, selain surat izin usaha

tersebut masih ada surat izin usaha yang lain (terlampir). Dibuatnya surat izin
37

usaha untuk meyakinkan pembeli bahwa produk yang dijual merupakan produk

asli yang dibuat oleh usaha tersebut.

Selain surat izin usaha dalam perkembangannya kemasan juga mengalami

perkembangan. Kemasan pada awal berdiri masih sederhana hanya menggunakan

koran serta plastik biasa. Hal yang membuat kemasan pada awal berdiri masih

dibungkus menggunakan koran karena tidak terpikirkan untuk membuat kemasan

yang menarik, hanya terfokus pada pemasaran saja agar bolu gulung yang dibuat

Hj. Norhayati bisa dikenal masyarakat Kota Martapura maupun luar Kota

Martapura.

Setelah mengalami perkembangan bolu gulung ini memiliki kemasan atau

packaging yang dibuat sedemikian rupa agar konsumen tertarik membeli.

Packaging yang dibuat menambahkan gambar bolu pada kemasan, ditambahkan

rasa, serta ditambahkannya nama ”bolu gulung Hj. Enong” agar menarik minat

pembeli, bisa dilihat pada gambar:

Gambar 3.3 Packaging Bolu Gulung

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 23 September 2020


38

Gambar 3.3 Merupakan packaging bolu gulung yang sekarang, desain

serta kemasan bolu gulung Hj. Enong pada awal berdiri hanya menggunakan

plastik dan dibungkus koran dengan cara manual. Berjalannya usaha dan

mengalami perkembangan. Kemasan yang digunakan sekarang sudah berbentuk

kotak dari kardus yang bertuliskan “Bolu Gulung Hj. Enong” yang dicetak dan

didatangkan langsung dari Surabaya.

Pada awal berdinya usaha, penjualan bolu gulung tidak menggunakan

struk pembelian karena struk pembelian di berikan apabila pembeli memintannya.

Tidak semua pembeli memintanya hanya pembelian dalam jumlah banyak yang

menggunakan struk pembelian. Pembeli yang membeli bolu 1 atau 2 pcs jarang

sekali ada yang meminta struk pembelian. Penjualan hanya menggunakan sebuah

catatan kasir saja, yang mana tugas tersebut adalah tugas kasir, berikut gambar :

Gambar 3.4 Catatan kasir


39

Sumber : Usaha Hj. Enong 2019

Gambar 3.4 Merupakan sebuah catatan kasir pada tahun 2015, di tahun itu

usaha bolu gulung Hj. Enong menggunakan catatan kasir secara manual untuk

mengetahui jumlah barang yang keluar serta pendapatan yang didapatkan. Pada

hari biasa bolu gulung yang diproduksi sekitar 350 – 400 biji. Produksi pada hari

libur bisa mencapai 600 biji. Modal yang tertera pada gambar di atas merupakan

modal untuk kasir berjumlah Rp. 300.000 berupa uang kecil untuk kembalian

orang berbelanja.

Gambar 3.5 Perkembangan struk pembelian

Sumber : Usaha Hj. Enong 2019


40

Gambar 3.5 Merupakan struk pembelian menggunakan mesin kasir,

penggunaan mesin kasir dimulai pada tahun 2016 sampai sekarang. Penggunaan

mesin kasir ini untuk mempermudah mencatat pengeluaran setiap pembelian.

Pembuatan bolu sudah disetting pada saat pengovenan dan sudah terhitung berapa

jumlah bolu yang dibuat, jadi mesin kasir memudahkan untuk mencocokkan

apakah betul pengeluaran bolu yang diproduksi agar tidak ada selisih.

4. Bahan baku dan cara pembuatan (produksi)

1. Bahan baku

Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bolu gulung, bahan

bakunya hampir sama dengan bahan untuk membuat bolu pada umumnya.

Bahan baku usaha ini didatangkan langsung dari Pulau Jawa seperti tepung

terigu, selai, mentega, gula, keju, susu dan lain-lain. Selain itu, ada juga bahan

yang didatangkan dari Kecamatan Bati-bati yaitu telur. Dari awal berdiri pada

tahun 1990 hingga sekarang mengenai bahan baku tidak mengalami

perubahan. Hal yang berubah hanyalah awalnya Hj. Norhayati membeli

sendiri ke pasar sedangkan sekarang semua bahan diantar langsung dari

distributor ke rumah produksi.

2. Cara pembuatan (produksi)

Produksi dapat diartikan secara luas dan sempit. Dalam pengertian

luas produksi adalah segala usaha untuk menambah atau mempertinggi nilai

atau faedah dari sesuatu barang. Arti sempit produksi adalah segala usaha dan
41

aktivitas untuk menciptakan suatu barang atau mengubah bentuk suatu barang

menjadi barang lain (Mansyur, 2017:40).

Dalam hal ini usaha bolu gulung Hj. Enong merupakan usaha bolu

yang proses produksinya memiliki arti luas. Dalam usaha ini proses

produksinya selalu banyak karena hasil dari proses produksi tersebut akan

diberikan kepada para pedagang (penjaja) serta cabang-cabang yang akan

menjual bolu gulung tersebut. Dalam proses produksi pembuatan bolu gulung

ini sama seperti membuat bolu pada umumnya, hanya tekniknya saja yang

berbeda menggunakan teknik menggulung serta loyang yang dipakai

berbentuk segi empat.

Gambar 3.6 Proses penggulungan Bolu gulung

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 5 Agustus 2020

Gambar 3.6 Merupakan proses penggulungan bolu gulung, pembuatan

bolu gulung Hj. Enong di tempat produksi sama seperti membuat bolu pada

umumnya. Proses pembuatan bolu gulung ini tidak ada yang berubah dari

awal berdirinya usaha hingga sekarang. Berubah hanya pada peralatannya


42

saja, pada awal berdirinya usaha menggunakan alat berkapasitas kecil, dengan

berkembangnya teknologi serta usaha maka peralatan yang digunakan

mengalami perubahan berkapasitas besar. Peralatan yang berubah menjadi

berkapasitas besar mixer dan oven, kegiatan produksi dilakukan setiap hari

dimulai dari jam 03.00 pagi sampai jam 14.00 siang jika ada pesanan sampai

jam 17.00 sampai selesai. Proses produksi mengalami peningkatan setiap

bulannya apa lagi menjelang lebaran Idul Fitri dan Idul Adha. Hari biasa

memproduksi 350 - 400 bolu gulung, sedangkan hari libur sebanyak 600 biji,

menjelang lebaran produksi bolu gulung mencapai 1000 biji.

5. Inovasi

Untuk meningkatkan pemasaran dan penjualan Hj. Norhayati harus

melakukan inovasi-inovasi didalam kegiatan produksinya. Pada awal

berdirinya usaha kue yang dijual hanya satu produk saja yaitu bolu gulung.

Bolu gulung ini merupakan produk unggulan yang dibuat sebelum adanya kue

varian lain. Setelah mengalami perkembangan, produk yang disajikan

mempunyai berbagai varian kue tradisional dan kue modern karena mengikuti

perkembangan zaman. Kue tradisional yang ada seperti Bolu gulung, roti

gambung, lapis legit, sari muka, putri selat, bolu bulat, karamel (sarang

semut), donat dll.

Kue modern yang dibuat pada saat ini seperti varian brownies, Muffin

tapai, Muffin coklat, cake keju, kue siffon bulat, blackforest, rainbow cake,

roll cake, puding karamel, lapis Surabaya, cinnamon roll dll. Adanya varian
43

baru kue kekinian karena anak Hj. Norhayati yang ke 3 bersekolah di bagian

pastry, usaha ini berkeinginan untuk membuat kue kekinian (pastry) agar bisa

mengikuti perkembangan zaman tetapi tidak meninggalkan unsur tradisional

yaitu bolu gulung yang sudah menjadi ciri khas. Inovasi-inovasi yang

dilakukan Hj. Norhayati ini terutama dalam kemasan agar menarik minat

pelanggan untuk membeli produknya. Varian rasa kue bolu yang sudah lebih

dulu tersedia dan paling banyak dicari yakni Mocca, pandan, vanila. Pada saat

ini inovasi rasa yang disajikan seperti varian rasa coklat, strawberry,

blueberry dan lain-lain.

6. Karyawan

Pembagian tugas karyawan di rumah produksi usaha bolu gulung Hj.

Enong sebagai berikut: ada orang yang bertugas memecahkan telur tersendiri,

mengadon kue, mengoven adonan dan membungkus kue sudah terbagi

menjadi beberapa orang tergantung jenis kue yang dibuatnya. Selain itu, ada

juga orang khusus untuk membersihkan peralatan yang sudah digunakan.

Supir yang siap mengantar kue yang sudah siap jual di semua cabang.

Karyawan lain yang bertugas di setiap cabang ada yang menjadi kasir dan

melayani pelanggan yang akan berbelanja, kemudian karyawan tertua yang

sudah dipercaya untuk mengawasi dan mengarahkan karyawan lainnya untuk

membuat adonan sesuai dengan resep.

7. Cabang Usaha Bolu Gulung Hj. Enong


44

Berdirinya usaha bolu gulung Hj. Enong di setiap daerah secara tidak

langsung memberikan dampak yaitu membuka lapangan pekerjaan. Sebagian

pedagang yang ikut menjual bolu gulung (penjaja) perekonomiannya cukup

terbantu. Pedagang (penjaja) yang ikut menjualnya tersebar di berbagai

tempat yaitu Martapura, Banjarbaru, Banjarmasin, Pelaihari, Batulicin, Barito

Kuala dan Hulu Sungai. Hal inilah yang membantu perekonomian masyarakat

dengan adanya usaha bolu gulung Hj. Enong salah satunya :

1. Toko oleh-oleh menuju Jembatan Barito

Toko oleh-oleh yang ada disepanjang jalan menuju jembatan Barito

merupakan sentra oleh-oleh yang beralamat di jalan Trans Kalimantan. Jalan

ini yang menghubungkan antara Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah.

Toko oleh-oleh tersebut menjual berbagai macam varian oleh-oleh Khas

Banjar seperti dodol Kandangan, amplang, kerupuk, keripik singkong,

rengginang dan masih banyak yang lainnya. Salah satu oleh-oleh yang paling

dicari orang yaitu bolu gulung Hj. Enong karena bolu tersebut sangat enak

serta harganya yang terjangkau. Hal itulah yang membuat toko oleh-oleh

disepanjang jalan menuju jembatan barito banyak menjual bolu gulung Hj.

Enong. Salah satu penuturan narasumber yaitu Sani sebagai pemilik toko

oleh-oleh, sebagai berikut :

Gambar 3.7 Sani pemilik toko oleh-oleh


45

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 2 September 2020

Penuturannya sebagai berikut :

“Awalnya saya membuka toko juga tetapi tidak menjual kue bolu
gulung Hj. Enong tetapi saya menjual minuman dingin, makanan
ringan, rokok, bensin dan lain-lain, saya belum kepikiran untuk
membuka toko oleh-oleh karena adik saya sudah membuka toko
oleh-oleh sebelumnya, menjual oleh-oleh khas Banjar termasuk
bolu gulung Hj. Enong.”

Sani mencoba peruntungan dengan menjual bolu gulung Hj. Enong

sambil dibantu oleh adiknya, usaha Sani sudah berjalan 3 tahun dan bolu

gulung Hj. Enong yang paling banyak dicari. Dalam sehari bisa

menghabiskan 25-30 pcs dan hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri paling

banyak 50-100 pcs per hari. Sani tiga hari dalam sekali mengambil kue bolu

gulung Hj. Enong di tempat produksi yang beralamat di Pekauman Ulu

Martapura, sekali mengambil pada hari biasa paling sedikit 200-250 pcs,
46

terkecuali di bulan puasa sampai dengan lebaran, apalagi pada saat acara

Haulan Abah Guru sekumpul mengambil bisa sampai 500 atau 700 pcs.

2. Pedang ( penjaja )

Pedagang yang berjualan di pasar Sudimampir atau pasar Ujung

Murung yang biasanya dipanggil Imis oleh pedagang sekitar. Berjualan mulai

dari tahun 2004 sampai dengan sekarang, menjual bermacam-macam kue

oleh-oleh khususnya bolu gulung. Berjualan setiap hari dari pagi jam 09.00

sampai jam 15.00.

Gambar 3.8 Imis pedagang bolu gulung

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 3 Desember 2020


47

Menurut penuturan Imis sebagai berikut :

“Saya berjualan kurang lebih 17 tahun di bantu oleh keponakan,


saya berjualan ke pasar Sudimampir menggunakan taksi mobil
untuk mengangkut bolu dan kue lainnya, saya mengambil bolu
sendiri karena tempat tinggal saya dekat dengan rumah produksi
bolu gulung yang beralamat di Pekauman Ulu, kurang lebih 200
meter”.

Imis berjualan sudah 17 tahun sampai dengan sekarang, bolu yang

dijual ini tidak memakai modal, melainkan mengambil dahulu setelah bolu

habis baru uangnya diserahkan. Imis mengambil bolu setiap harinya kurang

lebih 30 biji dengan berbagai varian bolu termasuk bolu gulung, sehari bisa

10 biji bolu yang laku terjual. Penghasilan perhari sekitar Rp.150.000

tergantung pembeli. Penghasilan yang didapat cukup untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari serta menambah penghasilan keluarga. Dilihat dari

perekonomian yang semakin hari semakin meningkat setelah berjualan dan

dapat membiayai sekolah anak-anaknya sampai lulus.

Secara sederhana pengertian konsumsi adalah sebagai pengeluaran

untuk barang dan jasa seperti makanan, pakaian, mobil, pengobatan, dan

perumahan. Seorang konsumen akan bersedia membeli suatu barang, karena

barang itu sangat berguna baginya. Begitu juga terhadap jasa, seseorang akan

membayar suatu jasa karena jasa tersebut sangat bermanfaat baginya. Dari

pernyataan tersebut dapat dikemukakan bahwa seseorang akan bersifat

berbeda-beda melihat penting tidaknya suatu barang ataupun jasa sesuai

dengan keperluannya yang berbeda-beda pula (Mansyur, 2017:42).


48

Salah satu konsumen yang sedang membeli disalah satu cabang bolu

gulung Hj. Enong di daerah Kayu Tangi, salah satu penuturan narasumber

yang merupakan seorang karyawati yang bekerja di salah satu toko elektronik

sebagai berikut :

“Saya membeli bolu gulung ini, untuk saya berikan kepada teman
saya yang sedang sakit. Saya memilih bolu gulung Hj. Enong,
karena menurut saya bolu ini cocok saya bawakan untuk orang yang
sedang sakit. Teksturnya yang lembut daripada buah-buahan. Bolu
gulung Hj. Enong ini juga memiliki packaging yang menarik.”

Rika membeli bolu gulung untuk ia bawakan kepada temannya yang

sedang sakit, biasanya kalau menjenguk orang yang sakit selalu membawa

buah tetapi kali ini Rika membawa bolu gulung. Menurutnya bolu gulung ini

sudah sangat layak dibawa untuk menjenguk orang yang sedang sakit karena

bertekstur lembut memudahkan untuk dimakan dan packagingnya bagus tidak

kalah dengan roti-roti lainnya serta bolu ini sudah sangat terkenal tidak ada

salahnya Rika membawa untuk menjenguk orang sakit.

Gambar 3.9 Rika pembeli bolu gulung


49

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 27 November 2020

Selain Rika ada salah satu pembeli bernama Miftah yang membeli

bolu gulung Hj. Enong pada waktu yang bersamaan. Salah satu penuturan

narasumber yang merupakan seorang mahasiswa yang berkuliah disalah satu

Universitas di Banjarmasin sebagai berikut :

“Bolu gulung ini rasanya enak. Bolu ini saya jadikan oleh-oleh
karena menurut saya harganya murah. Saya membeli untuk dibawa
pulang ke kampung halaman, terkadang orang tua saya meminta
dibawakan oleh-oleh bolu gulung ini, dibandingkan bolu yang lain
saya tetap memilih bolu ini”.

Miftah membeli bolu gulung ini karena rasanya yang enak. Miftah

membeli bolu gulung Hj. Enong untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh di

kampung halamannya. Toko Hj. Enong memiliki cabang yang tersebar di

mana-mana seperti cabang Banjarmasin yang outletnya ada di JL. Brigjend

Hasan Basry, letak outletnya strategis. Bolu gulung Hj. Enong merupakan

oleh-oleh yang harganya murah, menurut Miftah ia sering sekali membawa

oleh-oleh bolu gulung Hj. Enong karena permintaan orang tuanya, apabila ke

Banjarmasin ia tak pernah lupa dan selalu membeli bolu gulung ini.
50

Gambar 3.10 Miftah pembeli bolu gulung

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 27 November 2020.

BAB IV
STRATEGI PEMASARAN USAHA BOLU GULUNG Hj. ENONG
SERTA KONTRIBUSI USAHA TERHADAP PEREKONOMIAN
MASYARAKAT DI MARTAPURA TIMUR TAHUN 1990-2019
51

A. Strategi Pemasaran Bolu Gulung Hj. Enong

1. Pemasaran

Salah satu hal penting bagi tempat usaha untuk mempertahankan

kelangsungan usahanya ialah dengan melakukan pemasaran. Definisi

pemasaran secara umum, menurut Kotler pemasaran adalah proses sosial dan

manajerial dimana pribadi atau organisasi memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran nilai dengan yang

lain (Philip Gary, 2008:6).

Pemasaran yang tepat sangat dibutuhkan guna memperoleh dan

mempertahankan pelanggan. Pemasaran memfasilitasi proses pertukaran dan

pengembangan hubungan dengan konsumen dengan cara mengamati secara

cermat kebutuhan dan keinginan konsumen. Dilanjutkan dengan

mengembangkan suatu produk yang memuaskan kebutuhan konsumen dan

menawarkan produk tersebut pada harga tertentu. Mendistribusikannya agar

tersedia lokasi yang menjadi pasar bagi produk bersangkutan. Untuk itu perlu

dilaksanakan suatu program promosi atau komunikasi guna menciptakan

kesadaran dan ketertarikan konsumen kepada produk bersangkutan. Proses ini

disebut dengan strategi pemasaran. Ukuran keberhasilan perusahaan dalam

menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan

kepada pelanggan, pemasaran dikenal dengan strategi pada produk, harga,

promosi dan lokasi terangkum dalam bauran pemasaran (Pandji, 2009:220).


52

Dalam pemasaran bolu gulung Hj. Enong ini pada awal berdiri di tahun

1990 hanya melalui tetangga sekitar meliputi tetangga sebelah rumah serta di

minimarket. Minimarket yang pertama kali titip jual bolu gulung yaitu di

minimarket Sari Alam dan yang kedua minimarket di Antasan Martapura,

wilayah Tambak Anyar, Martapura di sepanjang jalan arah menuju Hulu Sungai

banyak terdapat toko oleh-oleh yang dimana salah satunya terdapat toko oleh-

oleh bolu gulung Hj. Enong. Tempat tersebut sebagai tempat persinggahan dan

peristirahatan bagi sopir taksi yang membawa penumpang untuk menuju

wilayah Hulu Sungai. Penumpang banyak yang membeli oleh-oleh salah

satunya bolu gulung Hj. Enong hal itulah yang membuat bolu gulung Hj. Enong

terkenal berkat para supir taksi yang membawa penumpang untuk singgah ke

toko tersebut. Kontribusi dari Hj. Enong bagi para supir yang membawa

penumpang singgah yaitu mendapat makan, minum, rokok dan apabila hari raya

Idul Fitri mendapat baju, sembako dll. Dalam hal ini supir sangat berperan

penting bagi pemasaran bolu gulung Hj. Enong ke wilayah Hulu Sungai.

Pemasarannya semakin meluas hingga saat ini meliputi sekitar Kabupaten

Banjar dan tujuan pemasaran selanjutnya ke Banjarmasin hingga keluar

Kalimantan Selatan.

2. Promosi
53

Promosi merupakan upaya untuk memperkenalkan dan menawarkan

produk kepada konsumen, dampak promosi yang berlebihan akan menimbulkan

kekecewaan konsumen. Akibat dari mendapatkan suatu barang tetapi tidak

sesuai dengan ekspektasinya karena konsumen kecewa maka konsumen akan

memberikan informasi yang negatif melalui media dan dampaknya hilanglah

kepercayaan konsumen pada marketer yang kurang jujur. Adapun menurut

Danang Sunyoto (2014:62) menggunakan istilah komunikasi pemasaran dengan

istilah promosi. Promosi adalah salah satu dalam bauran pemasaran yang

digunakan untuk memberitahukan, membujuk, dan mengingatkan tentang

produk perusahaan.

Menurut Rambat dan Hamdani promosi merupakan salah satu variabel

dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan

dalam memasarkan produk jasa. Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai

alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai

alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian atau

penggunaan jasa sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya.

Jenis-jenis promosi menurut Rambat dan Hamdani, yaitu:

a. Periklanan (advertising)

Pengertian periklanan merupakan salah satu bentuk dari komunikasi

impersonal yang digunakan oleh perusahaan barang atau jasa, adapun tujuan

periklanan yaitu iklan yang bersifat memberikan informasi dan iklan

membujuk. Bolu gulung Hj. Enong dalam periklanannya sering mengiklankan

produknya pada media cetak seperti: Koran, majalah kuliner dan media sosial
54

seperti: Facebook, Instagram serta media sosial lainnya dan media radio agar

masyarakat luas bisa mengenal bolu gulung ini.

b. Promosi penjualan (sales promotion)

Pengertian promosi penjualan adalah semua kegiatan yang dimaksudkan

untuk meningkatkan produk dari produsen sampai pada penjualan akhirnya,

misalnya dengan spanduk.

c. Informasi dari mulut ke mulut (word of mouth)

Pelanggan akan berbicara kepada pelanggan lain atau masyarakat

lainnya tentang pengalamannya menggunakan produk yang dibelinya. Jadi

iklan ini bersifat referensi dari orang lain, dan referensi ini dilakukan dari mulut

ke mulut, jika dilihat secara fisik kegiatan iklan ini sangat sederhana, namun

merupakan jurus jitu untuk menjual produk.

Bolu gulung Hj. Enong memiliki berbagai macam strategi pemasaran

tidak hanya promosi melainkan keikutsertaan dalam berbagai kegiatan yang ada

di Kalimantan Selatan salah satunya food festival dan rekor bolu gulung

terpanjang yang ada di Kalimantan Selatan, sebagai bentuk strategi pemasaran.


55

Gambar 4.1 Kalsel Food Festival Kuliner Khas Banjar 2017

Sumber: Koran Digital Banjarmasinpost.co.id, akses 10 September 2020

Gambar 4.1 di atas menunjukkan informasi tentang festival kuliner

Khas Banjar dalam menyambut hari jadi Provinsi Kalsel dan festival budaya

pasar terapung yang menghadirkan berbagai macam makanan Khas Banjar

salah satunya bolu gulung Hj. Enong, Hj. Enong selalu mengikuti event seperti

ini agar dikenal masyarakat luas. Berita koran ini menunjukkan bahwa bolu

gulung Hj. Enong mengikuti Kalsel Food Festival Kuliner Khas Banjar pada

2017 (Ramlan, Yamani, Banjarmasin post 2017).


56

Bolu gulung Hj. enong tidak hanya mengikuti food festival tetapi juga

membuat rekor bolu gulung terpanjang di Kalimantan selatan dalam hari jadi

Kabupaten Banjar dan hari kemerdekaan Republik Indonesia, serta mengadakan

lomba makan bolu gulung terbanyak, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4.2 Lomba makan bolu berhadiah Umrah

Sumber : Koran Digital Banjarmasinpost.co.id, akses tanggal 10 September


2020

Gambar 4.2 di atas menunjukkan informasi tentang kegiatan rekor bolu

gulung terpanjang dan lomba makan bolu terpanjang di Banjar Expo dalam

rangka hari Kemerdekaan RI dan hari jadi Kabupaten Banjar ke-68, lomba
57

tersebut berhasil menarik perhatian ratusan warga. Bahkan tidak sedikit orang

yang mengabadikan hamparan bolu gulung sepanjang 34,5 meter yang digelar

diatas meja oleh panitia penyelenggara. Menurut panitia ketua lomba makan

bolu gulung terpanjang Muhammad Rofiqi menjelaskan, proses pembuatan

bolu gulung selama 2 hari dan menyajikan rasa bolu yang macam-macam tidak

hanya rasa original.

Untuk pemenang pada lomba makan bolu gulung ini ada berbagai

macam kriteria pemenang dalam lomba yaitu peserta harus memakan bolu

gulung paling banyak, paling bersih dan paling cepat dalam waktu satu menit,

hadiah yang ditawarkan untuk pemenang lomba yaitu hadiah umroh bagi yang

termasuk dalam kriteria pemenang lomba. Muhammad Rofiqi menyebutkan

hadiah makan bolu gulung terpanjang yaitu Umroh bagi pemenang pada lomba

tersebut, karena itu merupakan pilihan yang tepat untuk masyarakat Martapura

yang dikenal sebagai Kota Serambi Mekkah (Rohayanti, Isti. Banjarmasinpost

2018).

Dalam menjalankan suatu bisnis atau usaha pasti tidak terlepas terhadap

kendala yang dihadapi, yang mana itu akan mempengaruhi hasil dari tujuan

yang ingin dicapai oleh pemilik usaha. Mengenai kendala yang dihadapi usaha

bolu gulung Hj. Enong dalam mengembangkan usahanya, Muhammad Hafizi

sebagai Manajer Gudang mengatakan kendala pada karyawan dalam produksi,

dimana dalam perekrutan hanya masyarakat sekitar, artinya karyawan tersebut


58

belum mempunyai keahlian sebelumnya, sehingga proses produksinya pun

tidak berjalan dengan baik.

Tetapi dalam hal ini pimpinan usaha bolu gulung Hj. Enong sudah bisa

mengatasinya. Dalam hal ini, karyawan dibimbing kembali bagaimana cara atau

pengolahan dengan baik. Selain itu, terkendala pada bahan baku yang

cenderung naik, karena dengan harga bahan baku yang mahal tidak mungkin

langsung menaikan harga penjualan seperti biasanya. hal itu bisa membuat

konsumen menjadi berkurang. Serta terkendala banyaknya usaha yang sejenis,

sehingga menyebabkan persaingan pasar.

Ada juga kendala lain selain kendala diatas yang sering dialami yaitu

kendala dalam pengiriman bahan baku dari Jawa seperti selai dan packaging

yang dibuat di Surabaya karena pengiriman barang sering terkendala oleh

ombak besar sehingga menyebabkan stok barang habis. Hal tersebut sudah bisa

diatasi karena setiap tahunnya selalu mengalami, sehingga tidak perlu

dikhawatirkan lagi. Cara mengatasi kendala tersebut dengan memberi saran

kepada para Distributor. Sehingga memperbanyak memproduksi barang jika

sudah masuk awal tahun atau akhir tahun agar tidak menjadi kendala dalam

produksi.

B. Kontribusi Usaha

1. Perkembangan Penambahan Lapangan Pekerjaan

Kota Martapura tepatnya di Kecamatan Martapura Timur pada tahun

2013, berdasarkan hasil proyeksi Sensus Penduduk 2010 sebesar 30,449 jiwa
59

dengan luas keseluruhan Kecamatan Martapura Timur yaitu 29,99 Km2.

Sebagian luas wilayahnya banyak terdapat sungai, kota Martapura terkenal

sekali dengan intan, masyarakat Kecamatan Martapura Timur bermata

pencaharian sebagai pengrajin intan. Kelurahan Pekauman Ulu sebagian

masyarakat ada yang bermata pencaharian sebagai penyapuh intan dan emas,

terlebih lagi minimnya skill atau kemampuan dibidang tertentu, ini terbukti dari

wawancara kepada masyarakat Pekauman Ulu.

Usaha bolu Gulung Hj. Enong merupakan usaha rumahan terbesar yang

ada di wilayah Kecamatan Martapura Timur khususnya di Kelurahan Pekauman

Ulu, usaha ini merupakan usaha turun temurun dari pasangan suami dan istri

yaitu H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati. Para karyawan dari usaha rumahan

ini adalah kerabat dekat dari pemilik usaha dan sebagian besar juga dari

masyarakat sekitar tempat produksi, ada sekitar 20 orang karyawan dari

Pekauman Ulu kebanyakan bekerja di bagian produksi, direkrutnya masyarakat

untuk bekerja karena ingin mensejahterakan masyarakat sekitar rumah produksi

agar perekonomian mereka tercukupi, serta memiliki penghasilan tetap. Bolu

gulung Hj. Enong semakin tahun semakin meningkat. Bisa dilihat dari awal

berdirinya usaha sampai berkembang seperti sekarang dan memiliki banyak

cabang, maka dari itu dilakukan penambahan karyawan di setiap tahunnya,

sehingga usaha ini membuka peluang lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang

tidak mempunyai pekerjaan.

Tempat usaha, apabila semakin meningkat produksinya maka

membutuhkan banyak karyawan. Perkembangan penambahan lapangan


60

pekerjaan pada usaha bolu gulung Hj. Enong pada tahun 1990 hanya berjumlah

dua orang karyawan yang terdiri dari Hj. Norhayati dan suami H. Abdul Hamid.

Proses pembuatan bolu gulung ini mereka kerjakan secara bersama-sama,

semakin meningkatnya pesanan maka proses produksi harus memerlukan

penambahan karyawan. Perkembangan karyawan pada usaha bolu gulung Hj.

Enong dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1 Perkembangan karyawan usaha bolu gulung Hj. Enong 1990-2019

N0 Tahun Jumlah Karyawan Keterangan


.

1 1990 2 Terdiri dari Hj. Norhayati dan suami H. Abdul


Hamid.

2 2011 14 Terdiri dari ibu Hj. Norhayati dan suami H.


Abdul Hamid dan 12 orang karyawan mulai
dari keluarga sendiri hingga tetangga-tetangga
dekat.
Sekarang sudah ada 110 orang karyawan yang
3 2019 110 bekerja di semua cabang, termasuk supir.

Sumber : Usaha Hj. Enong 2019

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dinyatakan bahwa perkembangan karyawan

pada usaha bolu gulung Hj. Enong tahun 1990-2019 mengalami peningkatan.

Usaha ini awal berdiri di tahun 1990 hanya 2 karyawan saja yaitu pemilik usaha

sendiri Hj. Norhayati dan H. Abdul Hamid, semakin tahun usaha bolu gulung

makin berkembang sehingga pada tahun 2011 mengalami penambahan

karyawan berjumlah 14 orang yang terdiri dari Hj. Norhayati dan H. Abdul

Hamid dan 12 orang karyawan. Karyawan tersebut merupakan keluarga sendiri

hingga tetangga-tetangga dekat. Pada tahun 2012 usaha bolu gulung Hj. Enong
61

dipimpin oleh Muhammad Rofiqi yaitu anak pertama Hj. Norhayati sehingga

bisa membuka cabang bakery di Banjarbaru dan Banjarmasin sebanyak 9

cabang hal itulah yang membuat karyawan mengalami peningkatan di tahun

2019 sebanyak 110 orang.

Sejak berdirinya usaha bolu gulung Hj. Enong pada tahun 1990

memberikan dampak bagi masyarakat yaitu terbukanya lapangan pekerjaan bagi

masyarakat sekitar rumah produksi. Suatu usaha yang sudah bersifat modern

dan memproduksi dalam jumlah besar serta mendapatkan omset yang besar tiap

bulannya, tentunya usaha tersebut memerlukan karyawan untuk membantu

kegiatan produksi. Karyawan yang khususnya kaum wanita, karena dalam

proses produksi pembuatan bolu gulung Hj. Enong, keahlian dan keterampilan

perempuan lebih diperlukan, tapi tidak menutup kemungkinan untuk karyawan

laki-laki, karena tenaga laki-laki pun sangat diperlukan pada usaha ini seperti

pada bagian delivery atau sopir karena pekerjaan itu hanya dilakukan laki-laki.

Adapun proses rekrutmen dan seleksi yang dilakukan sama pada

umumnya, merilis atau membuka lowongan biasanya melalui media sosial.

Segala persyaratan, serta jenis pekerjaan apa saja yang dicari telah dijelaskan

semuanya. Pada tahap selanjutnya calon pelamar yang sudah melamar di tempat

usaha bolu gulung Hj. Enong diseleksi melalui proses wawancara. Kemudian

hasil keputusan penerimaan karyawan dihubungi lewat telepon, dan juga dalam

mengambil calon karyawan Hj. Enong tidak mengutamakan pendidikan yang

tinggi tetapi dicari yang bertanggung jawab, jujur, ulet, amanah dan ada

kemauan bekerja. Pada tahap selanjutnya calon karyawan yang sudah diterima
62

diberikan pelatihan (training) selama 3 bulan untuk mengoptimalkan kinerja

karyawan. Dari pekerjaan yang mudah seperti memecahkan telur, kemudian

naik ke tahap adonan sampai proses pemanggangan semuanya dilakukan oleh

calon karyawan. Adapun prosesnya sebagai berikut :

1. Penilaian terhadap karyawan usaha bolu gulung Hj. Enong

Penilaian kerja yang dilakukan pada usaha kue bolu gulung Hj. Enong

hanya dengan cara melihat dari disiplin karyawan yang bekerja, jika

karyawan yang bekerja tidak mentaati disiplin yang sudah dibuat maka akan

diberi teguran.

2. Kompensasi terhadap karyawan usaha bolu gulung Hj. Enong

Dalam menjalankan usaha pasti ada beberapa kompensasi yang akan

diberikan kepada para karyawan yang bekerja, baik berupa gaji, upah atau

bonus. Adapun kompensasi yang diberikan kepada karyawan pada usaha

bolu gulung Hj. Enong adalah dengan cara melihat kerajinan karyawan dan

kesanggupan menerima pesanan, maka akan mendapatkan kompensasi yaitu

berupa gaji atau uang dan bonus.

3. Kedisiplinan karyawan bolu gulung Hj. Enong

Disiplin yang dijalankan Manajer dalam usaha kue bolu gulung Hj.

Enong adalah dengan membuat jadwal kerja dan membuat peraturan untuk

karyawan yang bekerja dari masuknya karyawan jam 03.00 pagi sampai

selesai 14.00 siang apabila banyak pesanan kue selesai sampai 17.00 sore,

jika karyawan melanggar jam kerja yang telah dijadwalkan dan disiplin yang

telah ditetapkan maka akan diberikan teguran kepada karyawan tersebut.


63

4. Motivasi Manajer dalam meningkatkan kinerja karyawan

Motivasi Manajer dalam meningkatkan kinerja karyawan pada usaha

bolu gulung Hj. Enong yaitu sudah berkaitan dengan kompensasi yang

diberikan oleh Manajer dengan memberikan bonus untuk para karyawannya

yang rajin, seperti diajak jalan-jalan, dalam mendapatkan bonus tersebut

belum tentu karyawan yang sudah lama bekerja bisa mendapat bonus bisa

saja karyawan yang baru asalkan karyawan tersebut rajin dan mentaati

disiplin yang ada.

Adapun dalam pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) dalam

usaha ini yaitu para karyawan yang sudah bekerja lama atau yang sudah senior

di tempat usaha tersebut, diikutkan dalam kursus atau pelatihan yang berjumlah

1 sampai 3 orang karyawan, ketika sudah selesai mengikuti kursus atau

pelatihan karyawan tersebut akan melatih karyawan yang lain khususnya yang

masih pemula dibidang produksi. Dalam hal ini karena kebanyakan karyawan

yang bekerja di tempat usaha tersebut belum memiliki kemahiran dalam

membuat kue. karyawan diletakkan dibidang produksi atau pengolahan agar

karyawan mempunyai kemampuan dalam bekerja, maka dari itu manajer selalu

memberi arahan kepada karyawan yang bekerja.

Keberadaan usaha bolu gulung Hj. Enong hendaknya diharapkan dapat

memberi kontribusi yang cukup baik terhadap kesejahteraan masyarakat.

Khususnya dalam upaya penanggulangan masalah-masalah yang sering

dihadapi seperti pengangguran serta kurangnya lapangan pekerjaan. Peran

usaha bolu gulung Hj. Enong hendaknya dapat mengurangi tingkat


64

pengangguran yang semakin bertambah dari tiap tahunnya. Menanggulangi

kemiskinan dengan membantu masyarakat yang kurang mampu dan dapat

memperbaiki kehidupan masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam

keuangan khususnya dengan cara membuka lapangan pekerjaan.

2. Meningkatnya Pendapatan Masyarakat

Munculnya usaha bolu gulung Hj. Enong di Kecamatan Pekauman Ulu

tentunya memberikan beberapa kontribusi terhadap masyarakat sekitar salah

satunya, meningkatnya pendapatan masyarakat dengan pendapatan atau hasil

yang diperoleh dari bekerja pada Usaha bolu gulung Hj. Enong. Masyarakat

setidaknya dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka. Perekrutan karyawan dari

masyarakat sekitar secara tidak langsung menguntungkan masyarakat. Adanya

usaha bolu gulung ini bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan pekerjaan

serta membantu perekonomian masyarakat khususnya kaum perempuan, untuk

membantu meringankan beban suami dalam perekonomian keluarga.

Masyarakat sekitar rumah produksi yang direkrut menjadi karyawan bolu

gulung Hj. Enong salah satunya Bernama Adis yang tempat tinggalnya berjarak

kurang lebih 100 meter dari tempat produksi.

Gambar 4.3 Wawancara bersama Adis karyawan bolu gulung Hj. Enong
65

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 17 November 2020


Seperti yang dikemukakan pada wawancara berikut :

“Awalnya saya berjualan di warung kecil-kecilan, pendapatan sehari-


hari tidak menentu karena pembeli tidak dapat diprediksi. Gaji yang
didapat saat bekerja diusaha bolu gulung Hj. Enong berbeda sekali
karena sudah mendapat gaji tetap, suami saya yang bekerja sebagai
tukang bangunan uangnya saya kumpulkan untuk membiayai
kehidupan sehari-hari”.

Pada awalnya Adis sebelum bekerja menjadi karyawan bolu gulung Hj.

Enong ia membuka warung kecil-kecilan menjual makanan ringan, sembako

kecil-kecilan serta minuman dingin. Pendapatan saat berjualan tidak menentu

karena pembeli tidak dapat diprediksi, uang yang didapat hanya cukup untuk

kehidupan sehari-hari, suami bekerja sebagai tukang bangunan dan uang yang

didapat dikumpulkan untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Adis bekerja

menjadi karyawan mulai dari tahun 2005 penghasilan yang didapat pada saat

bekerja RP., 600.000 selama satu minggu, ia bekerja pada bagian membakar
66

dan mengadon dari pagi hari jam 03.00 sampai jam 14.00 siang terkadang

pulang bisa sampai jam 17.00 sore tergantung pesanan.

Latar Belakang ia bekerja karena ingin membantu perekonomian

keluarga karena posisi tempat tinggalnya yang sangat dekat dengan tempat

usaha bolu gulung Hj. Enong. Penghasilan keluarga setiap bulannya bertambah

karena ia bekerja membantu suami. Adis mengatakan bahwa pendapatan

menjadi karyawan dirasa sangat cukup untuk keperluan rumah tangga sehari-

hari seperti membayar listrik dan air setiap bulannya, membiayai 2 orang

anaknya yang duduk di kelas 5 sekolah dasar dan umur 2 tahun serta membeli

sembako untuk keperluan di rumah. Hasil yang paling terlihat dari

meningkatnya pendapatan Adis adalah ia mampu membeli perabotan rumah

tangga seperti kulkas, kasur baru, lemari.

Selain Adis ada juga salah satu karyawan lama yang saya wawancarai

yaitu Ida Armida merupakan ibu 3 beranak yang menjadi tulang punggung

keluarga.

Gambar 4.4 Wawancara bersama Ida Armida karyawan bolu gulung Hj. Enong
67

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 17 November 2020

Seperti yang dikemukakan pada wawancara berikut :

“Dulu saya berjualan kecil-kecilan di rumah pendapatan hanya cukup


untuk kehidupan sehari-hari, suami saya tidak bekerja lagi karena
faktor umur dan sulitnya untuk mendapatkan pekerjaan jadi saya
yang bekerja. Anak saya tiga yang satu bekerja disini juga yang
nomor dua. saya bekerja disini sudah cukup lama dari yang awalnya
tidak punya apa-apa jadi punya seperti perabotan rumah tangga.
Sebelum saya bekerja disini sempat terkena musibah kebakaran,
rumah terbakar dan seisinya tersisa baju dibadan saja. Hj. Enong
membuka lowongan pekerjaan. Pada tahun 2008 saya bekerja dan
sampai sekarang masih bekerja disini, berkat bekerja disini saya yang
dulu kena musibah kebakaran sedikit demi sedikit uang gajian saya
kumpulkan yang awalnya tidak punya kasur jadi punya, yang
awalnya tidak punya apa-apa jadi punya. “

Pada awalnya Ida Armida sebelum bekerja menjadi karyawan bolu

gulung Hj. Enong ia membuka warung kecil di rumahnya ia menjual sembako

kecil-kecilan. Pendapatan pada saat berjualan tidak menentu karena pembeli

tidak dapat diprediksi dan uang yang didapat hanya cukup untuk kehidupan

sehari-hari, Ida Armida bekerja menjadi karyawan kurang lebih 10 tahun, latar
68

belakang ia bekerja karena ingin menambah perekonomian keluarga.

Penghasilan yang didapat pada saat bekerja Rp.- 600.000 selama satu minggu,

ia bekerja pada bagian mengadon kue dari pagi sampai jam 14.00 tergantung

pesanan. Pada saat bulan puasa ia bekerja pada bagian membuat wadai-wadai

Banjar (wadai ceper atau bekarat), ia mempunyai 3 orang anak, anak ke 1 sudah

menikah anak ke 2 bekerja sebagai karyawan Hj. Enong juga dan yang nomor 3

sedang bersekolah. Ida Armida memenuhi kebutuhan sehari-hari mengandalkan

uang gaji suami tetapi sudah 2 tahun ini suaminya tidak bekerja lagi karena

sulitnya mendapatkan pekerjaan jadi ia yang menjadi tulang punggung

keluarga.

Ida mengatakan bahwa pendapatannya menjadi karyawan Hj. Enong

dirasa sangat cukup untuk keperluan rumah tangga sehari-hari seperti

membayar listrik dan air setiap bulannya. Ida Armida dulunya sebelum bekerja

menjadi karyawan. Rumah Ida pernah kebakaran yang menjadikan semua

barang-barang habis terbakar. Setelah bekerja menjadi karyawan Hj. Enong

kehidupannya menjadi lebih baik dan bisa membeli perabotan rumah tangga

lagi karena perabotan rumah tangga yang dulu habis terbakar. Selain Adis dan

Ida ada juga salah satu karyawan yang saya wawancarai yaitu Sya’rani

merupakan karyawan yang bekerja pada bagian gudang.


69

Gambar 4.5 Wawancara bersama Sya’rani karyawan bolu gulung Hj. Enong

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 17 November 2020

Seperti yang dikemukakan pada wawancara berikut :

“Dulu sebelum bekerja disini gawian ulun menyepuh emas


kerjaannya susah. Menyepuh emas harus ada modal untuk
membeli emasnya, jadi uang pendapatan sebagian disimpan untuk
modal lagi. Uang yang sebagian lagi untuk makan sehari-hari,
pendapatan cukup untuk sehari dimakan saja kalau hari esok harus
cari lagi. Uang pendapatan menyepuh emas cukup untuk membeli
bahan makanan di hari itu saja kalau habis ya diam saja,
dibandingkan bekerja di tempat Hj. Enong uang gaji cukup untuk
makan beberapa hari. Uang pendapatan bisa saja ditabung untuk
membayar sekolah anak”.
70

Dahulu sebelum ia bekerja menjadi karyawan Hj. Enong ia bekerja

sebagai penyepuh emas pekerjaan yang dikerjakan susah. Resikonya banyak

sekali karena adanya bahan kimia yang digunakan seperti air raksa, penggunaan

bahan-bahan tersebut dapat mengakibatkan gangguan pernafasan dan mata

rabun. Sya’rani harus mempunyai modal untuk menyepuh emas karena bahan

utama untuk menyepuh emas itu adalah emas murni yang belum dilebur atau

dibentuk, jadi uang pendapatan hari ini sebagian disimpan untuk hari esok dan

uang yang sebagian lagi dibelikan makanan untuk sehari-hari.

Sya’rani mempunyai 2 orang anak yang masih duduk di sekolah SD

yang harus dibiayai. Gaji yang didapat selama bekerja menjadi karyawan yaitu

sebanyak Rp.- 1600.000 yang dibayar selama dua minggu sekali, ia meminta

gaji yang dibayarkan selama dua minggu sekali karena, apabila gaji yang

dibayar selama satu bulan waktunya terlalu lama sehingga menyebabkan tidak

ada bahan makanan di dapur. Sya’rani bekerja kurang lebih 9 tahun bekerja

pada bagian gudang, bertugas mengangkat dan menurunkan bahan-bahan

produksi. Kehidupan yang sekarang dengan yang dahulu jauh berbeda karena

pendapatan yang didapat cukup besar pada saat ia bekerja menjadi karyawan

dibandingkan pekerjaan yang dahulu, penghasilan yang sekarang bisa ia

sisihkan untuk ditabung serta menyekolahkan anaknya.

3. Kontribusi Lain Kepada Masyarakat

Dengan munculnya usaha bolu gulung Hj. Enong di Pekauman Ulu

tentunya memberikan sumbangsih terhadap masyarakat sekitar yaitu:


71

1. Memberikan limbah produksi yang bisa dikelola kembali

Usaha bolu gulung Hj. Enong pada saat memproduksi kue banyak sekali

menggunakan bahan-bahan seperti susu, selai, tepung, mentega, gula dan lain-

lain. Setiap hari selalu ada limbah bekas produksi kue yang dikumpulkan

setelah selesai produksi. Limbah bekas produksi kue seperti kaleng bekas,

kardus bekas, ember selai dan karung semua itu diberikan secara cuma-cuma

kepada masyarakat sekitar rumah produksi. Dalam hal, adanya timbal balik dari

kedua belah pihak yang saling menguntungkan terhadap Hj. Enong dan

masyarakat. Keuntungan dari Hj. Enong memberikan limbah bekas produksi

kepada masyarakat sekitar rumah produksi yaitu membantu membersihkan

lingkungan sekitar tempat produksi, tidak adanya penumpukan limbah yang

tidak terpakai. Keuntungan dari masyarakat yaitu limbah bekas produksi bisa

dijadikan pundi-pundi rupiah, serta dijadikan tempat pakan binatang peliharaan.

menurut penuturan salah satu narasumber yaitu Hafizi.

Gambar 4.6 Manajer Gudang usaha bolu gulung Hj. Enong


72

Sumber : Koleksi Pribadi, foto diambil tanggal 5 Agustus 2020

Menurut penuturan narasumber sebagai berikut :

“Kita memberikan barang bekas produksi seperti kaleng susu,


ember selai, kardus dan lain-lain. Apabila ada yang minta kaleng
bekas atau ember bekas itu kita berikan secara cuma-cuma kepada
masyarakat tetapi ada timbal baliknya karena pada saat barang-
barang bekas itu diminta rumah tempat produksi jadi bersih
kembali (membarasihi)”.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Usaha bolu gulung Hj. Enong didirikan pada tahun 1990 oleh sepasang suami

istri yang bernama H. Abdul Hamid dan Hj. Norhayati. Berawal dari hobi Hj.

Norhayati dalam membuat kue, bermodalkan resep yang didapat dari orang tua, Hj.

Norhayati memutuskan untuk mendirikan toko kue kecil-kecilan dengan

memanfaatkan rumah sebagai tempat usaha. Usaha bolu gulung Hj. Enong tentunya

banyak mengalami perubahan dan perkembangan yang terjadi antara tahun 1990

sampai 2019 mengalami beberapa perkembangan seperti penambahan peralatan yang

awalnya menggunakan oven serta mixer kecil menjadi lebih besar, penambahan

varian-varian rasa bolu gulung, kue yang dijual bervariasi, dan berkembangnya

outlet-outlet Hj. Enong yang ada di Martapura serta Banjarmasin dan bertambahnya

karyawan.
73

Strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong melalui pemasaran dan promosi.

Dalam pemasaran bolu gulung Hj. Enong ini pada awal berdiri di tahun 1990 hanya

melalui tetangga sekitar serta menitip jual di minimarket di wilayah Tambak Anyar

Martapura. Sopir taksi juga berperan penting dalam hal promosi karena supir taksi

yang membawa penumpang untuk menuju wilayah Hulu Sungai, sehingga

penumpang banyak yang membeli oleh-oleh salah satunya bolu gulung Hj. Enong hal

itulah yang membuat bolu gulung Hj. Enong terkenal berkat para supir taksi yang

membawa penumpang untuk singgah ke toko tersebut.

Promosi yang dilakukan usaha bolu gulung Hj. Enong dalam periklanannya

sering mengiklankan produknya pada media cetak seperti : Koran, majalah kuliner

dan media sosial seperti : Facebook, Instagram serta media sosial lainnya dan media

radio agar masyarakat luas bisa mengenal bolu gulung ini. Selain itu juga, promosi

dilakukan dari mulut kemulut, pelanggan akan berbicara kepada pelanggan lain

tentang pengalamannya membeli bolu gulung Hj. Enong. Berdirinya usaha bolu

gulung Hj. Enong memberikan kontribusi terhadap masyarakat sekitar tempat

produksi yaitu bertambahnya lapangan pekerjaan bagi masyarakat Pekauman Ulu

khususnya di sekitar tempat produksi. Direkrutnya masyarakat untuk bekerja karena

ingin mensejahterakan masyarakat sekitar rumah produksi agar perekonomian mereka

tercukupi, serta memiliki penghasilan tetap.


74

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku :

Abdurrahman, Nana Herdiana. 2015. Manajemen Strategi Pemasaran,

Bandung: CV. Pustaka Setia.

Anoraga, Pandji. 2009. Manajemen Bisnis, Jakarta: Rineka Cipta.

Assauri, Sofjan. 2002. Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep dan Strategi

Strategi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. 2015. Kecamatan Martapura Timur

Dalam Angka. Martapura: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. 2016. Kecamatan Martapura Timur

Dalam Angka. Martapura: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar.


75

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. 2017. Kecamatan Martapura Timur

Dalam Angka. Martapura: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar. 2019. Kecamatan Martapura Timur

Dalam Angka. Martapura: Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjar.

Basrowi. 2014. Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Effendi, Rusdi. 2018. Geografi dan Ilmu Sejarah (Deskripsi Geografi Sejarah

Untuk Ilmu Bantu Sejarah, Diktat Mata Kuliah Geografi Sejarah Revisi.

Gitosudarmo, Indriyo. 1997. Manajemen Pemasaran, Yogyakarta:BPFE.

Guritno, T. 1992. Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Ekonomi.

Jakarta.

Hakim, Abdul. 2004. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta : Ekonisia Kampus

Fakultas Ekonomi UII.

Hendro. 2011. Dasar-Dasar Kewirausahaan, Erlangga.

Kasmir. 2004. Pemasaran Bank, Jakarta: Prenada Media.

Kotler, Philip dan Gary Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta:

Erlangga.
76

Lupiyoadi Rambat dan A.Hamdani. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa,

Jakarta: Salemba Empat.

Mansyur, 2017. Sejarah dan Perkembangan Ilmu Ekonomi. Elia Grafika

Banjarmasin.

Marhijanto, Bambang. 1999. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya:

Terbit Terang.

Mudjiarto dan Aliaras Wahid. 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian

Kewirausahaan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prastowo, Andi. 2014. Memahami Metode-Metode Penelitian Suatu Tinjauan

Teoritis dan Praktis. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Priansa, Donni Juni. 2017. Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis

Kontemporer. Bandung: Alfabeta.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Umum Bahasa

Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Riyanto, Bambang. 2010. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan.Yogyakarta:

UGM.

Salim, Peter danYenhi Salim. 1991. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer,

Jakarta : Modern English press.


77

Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta.

Sudaryono. 2016. Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi. Penerbit

Andi.

Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis Pendekatan Praktis. Yogyakarta: CV

Andi Offset.

Sunyoto, Danang. 2014. Praktik Riset Perilaku Konsumen, Yogyakarta: CAPS

Suryana. 2003. Kewirausahaan “Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju

Sukses” Bandung: Salemba Empat.

Suryana, Yunus dan Kartib Bayu. 2011. Kewirausahaan. Jakarta: Kencana.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2004.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Umar, Husein. 2007. Metode Penelitian, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Zulkarnain. 2012. Ilmu Menjual Pendekatan Teoritis dan Kecakapan Menjual.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

B. Jurnal dan skripsi

E, Sunaryo. 1985. Pengolahan Produk Serealia dan Biji-bijian. Jurusan

Teknologi Pangan dan Gizi, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB, Bogor.


78

Kristiningsih dan Adrianto Trimarjono. 2004. “Analisis Faktor Faktor yang

Mempengaruhi Perkembangan Usaha Kecil Menengah”. jurnal. Fakultas

Ekonomi Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

Rambe, Irpah. 2018. “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Pembuatan Tahu

Pada Pengrajin Tahu Bandung Kecamatan Padang Hulu Tebing Tinggi”.

Skripsi. Ekonomi Dan Bisnis Islam, Ekonomi Islam, Universitas Islam Negeri

Sumatera Utara Medan.

C. Internet

Anonim. 2015. Definisi Oleh-oleh. http://kbbi.web.id/oleh-oleh. Diakses

senin 16 Maret 2020.

Rohayati dan Isti. “Mampu Habiskan Bolu Sepanjang 34,5 Meter, Dapat

Hadiah Umrah” diakses dari Banjarmasin post

https://banjarmasin.tribunnews.com

/2018/08/16/mampu-habiskan-bolu-sepanjang-345-meter-dapat hadiah

umrah Pada tanggal 10 September 2020 pukul 11.30 WITA.

Yamani, Ramlan. “Ayo Berburu Kuliner Khas Banjar di Kalsel Food Festival

2017”, diakses dari Banjarmasin Post http://Banjarmasin.tribunnwes.com

/2017/08/20/ayo-berburu-kuliner-khas-banjar-dikalsel-food-festival-
79

2017, diakses 10 September 2020 pukul 11.20 WITA.

D. Wawancara
Muhammad Hafizi. (05 Agustus 2020). Manager Gudang usaha bolu gulung

Hj. Enong

Adis. (17 November 2020). Karyawan bagian produksi usaha bolu gulung Hj.

Enong

Ida Armida (17 November 2020). Karyawan bagian produksi usaha bolu
gulung Hj. Enong

Sya’rani (17 November 2020). Karyawan bagian gudang usaha bolu gulung Hj.

Enong

Rika (27 November 2020). Pembeli bolu gulung Hj. Enong

Miftah (27 November 2020). Pembeli bolu gulung Hj. Enong

Sani (2 September 2020). Pemilik toko oleh-oleh jalan Trans Kalimantan

Imis (3 Desember 2020). Penjual bolu gulung di pasar Sudimampir


80

LAMPIRAN
Lampiran 1

Pedoman Wawancara

Daftar Pertanyaan Wawancara :

A. Bagaimana sejarah berdirinya usaha bolu gulung Hj.Enong ?

1. Bagaimana awal mula berdirinya usaha bolu gulung Hj.Enong ?

2. Siapa saja penggagas berdirinya usaha bolu gulung Hj.Enong ?

3. Tahun berapa didirikan ?

4. Bagaimana jadi tercipta nama Hj.Enong ?

5. Kue apa saja yg di jual pada saat itu ?

6. Waktu merintis modalnya berapa ?

7. Pada awal berjualan orang yg beli biasanya siapa misalnya tetangga kah

dan dari mana saja ?

8. Pada awal berjualan apakah ada karyawan yang membantu, misalnya ada

tenaga kerjanya dari mana saja ?

9. Bagaimana awal perkembangan usaha pada saat awal pendirian ?

B. Bagaimana perkembangan usaha bolu gulung Hj.Enong sebagai oleh-

oleh khas Banjar 1990-2019

1. Kenapa bolu gulung Hj.Enong ini dijadikan oleh-oleh Khas Banjar ?


81

2. Dari tahun berapa bolu gulung Hj. Enong dijadikan oleh-oleh Khas

Banjar?

3. Perkembangan dari tahun ketahun seperti apa ?

4. Kenapa bolu gulung Hj.Enong bisa berkembang seperti sekarang ?

5. Siapa saja pengurus usaha dari tahun ketahun ?

6. Bagaimana perkembangan jumlah karyawan dari awal sampai sekarang ?

7. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam mensejahterakan karyawan dan

upaya apa saja yang dilakukan dalam mengatasi hambatan tersebut ?

8. Bagaimana pendapat anda tentang usaha bolu gulung Hj.Enong pada saat

sekarang ?

9. Kendala yang dihadapi dalam proses produksi ?

C. Bagaimana strategi pemasaran bolu gulung Hj. Enong sebagai oleh-oleh

Khas Banjar ?

1. Bagaimana pemasaran bolu gulung Hj. Enong ?

2. Media apa saja yang dipakai dalam pemasaran bolu gulung Hj.Enong?

3. Dalam melakukan pemasaran terobosan apa saja dari sejak berdiri sampai

saat ini ?

4. Apakah penentuan lokasi toko bolu gulung Hj. Enong merupakan strategi

pemasaran ?

5. Apakah ada anggaran untuk promosi ?

6. Dengan strategi pemasaran yang sudah dilakukan selama ini bagaimana

hasil yang diperoleh ?


82

D. Bagaimana pengaruh usaha bolu gulung Hj. Enong terhadap

perekonomian masyarakat

1. Dampak bagi masyarakat sekitar bagaimana setelah didirikannya usaha

bolu gulung Hj.Enong ?

2. Adakah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar ?

3. Setelah didirikannya usaha ini bagaimana perekonomian karyawan apakah

pendapatannya meningkat ?

4. Setelah bekerja disini apakah kehidupan karyawan menjadi sejahtera ?


83

Lampiran 2

DAFTAR INFORMAN

1. Nama : Muhammad Hafizi, S.Pd.


Umur : 31 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan : Manajer Gudang
Alamat : Jl. Martapura Ulu No. 38 Desa Pekauman
Pendidikan Terakhir : S1
Tanggal Wawancara : 05 Agustus 2020 dan 7 Oktober pukul 13.50

2. Nama : Adis
Umur : 29 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Hj. Enong
Alamat : Jl. Pekauman Ulu
Tanggal Wawancara : 17 November 2020 pukul 12.00

3. Nama : Ida Armida


Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Karyawan Hj. Enong
Alamat : Jl. Pekauman Ulu
Tanggal Wawancara : 17 November 2020 pukul 12.00

4. Nama : Sya’rani
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pekerjaan : Karyawan Hj. Enong
Alamat : Jl. Pekauman Ulu
Tanggal Wawancara : 17 November 2020 pukul 12.00

5. Nama : Rika
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Palangkaraya
Tangggal Wawancara : 27 November 2020 pukul 11.00
84

6. Nama : Miftah
Umur : 24 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Alamat : Tanjung
Tangggal Wawancara : 27 November 2020 pukul 12.00

7. Nama : Sani
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jalan Trans Kalimantan
Tangggal Wawancara : 2 September 2020 pukul 14.00

8. Nama : Imis
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : perempuan
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Pekauman Ulu
Tangggal Wawancara : 3 Desember 2020 pukul 10.00
85

Lampiran 3
86
87
88

Lampiran 4

Surat Izin Penelitian


89

Lampiran 5

LAMPIRAN SURAT IZIN USAHA

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) Kecil


90

2. Surat Usaha Mikro Kecil Kepada Pemerintah Republik Indonesia


91

3. Surat Izin Usaha Mikro Kecil kepada Bupati Kabupaten Banjar


92

4. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan

Hidup (SPPL)
93

5. Surat Keterangan Tempat Usaha (SKTU)


94

6. Surat Tanda Daftar Perusahaan Perorangan (PO)


95

7. Sertifikat Berlabel Halal Dari Mui ( Majelis Ulama Indonesia)


96

Lampiran 6

Dapur produksi
97

Gambar 1. Dapur usaha bolu gulung Hj. Enong

Sumber : Koleksi pribadi diambil 17 November 2020

Gambar 2. Dapur usaha bolu gulung Hj. Enong

Sumber : Koleksi pribadi diambil 17 November 2020


Gambar 3. Proses penggulungan bolu gulung Hj. Enong
98

Sumber : Koleksi pribadi diambil 17 November 2020

Gambar 4. Proses pemberian toping bolu Hj. Enong

Sumber : Koleksi pribadi diambil 17 November 2020

Gambar 5. Bolu gulung kemasan dulu


99

Sumber : Instagram @hj_enonggroup diambil 23 September 2020

Gambar 6. Bolu gulung kemasan sekarang

Sumber : Koleksi pribadi diambil 23 September 2020

Lampiran 7
100

Toko Oleh-oleh di jalan Trans Kalimantan, Jembatan Barito

Gambar 1. Toko oleh-oleh yang ada di jalan Trans Kalimantan

sebelum Jembatan Barito

Sumber : Koleksi pribadi diambil 2 September 2020

Gambar 2.Tampak samping toko oleh-oleh Bapak Sani yang ada di

jalan Trans Kalimantan sebelum Jembatan Barito

Sumber : Koleksi pribadi diambil 2 September 2020


101

Lampiran 8

Penjual bolu gulung di Pasar Sudimampir

Gambar 1.Tampak depan penjual bolu gulung yang ada di Pasar

Sudimampir

Sumber : Koleksi pribadi diambil pada 3 Desember 2020

Gambar 2. Macam-macam kue yang di jual

Sumber : Koleksi pribadi diambil pada 3 Desember 2020

Anda mungkin juga menyukai