Anda di halaman 1dari 14

Jabaran kisi Kisi PPG Kompetensi Profesional

1. Jenis jenis teknik reproduksi


a. Pembastaran (perkawinan silang/ hibridisasi) adalah teknik perkawinan antara dua individu yang
berlainan varietas dalam satu spesies. contohnya

1. Persilangan sapi shortor dan sapi brahmans menghasilkan sapi santa gertrudis

2. Persilangan kopi arabika dan kopi robusta

3. Persilangan padi gogo dan padi maros menghasilkan pado fatmawati

4. Persilangan zebra dengan keledai menghasilkan zebroid

5. Persilangan antara leopard dan singa menghasilkan leopon

b. KULTUR JARINGAN

Teknik ini dikembangkan berdasarkan teori totipotensi yg menyatakan bahwa setiap sel memiliki
kemampuan untuk berkembang menjadi individu baru. Sifat totipotensi tumbuhan lebih tinggi daripada
hewan sehingga teknik ini lebih sering diterapkan pada tumbuhan.

C. IRADIASI

Iradiasi pada makhluk hidup dapat mengakibatkan perubahan pada susunan kromosom dan gen
sehingga dapat mengakibatkan perubahan sifat pada makhluk hidup dan keturunannya. Contoh bibit
unggul hasil radiasi adalah padi atomita, padi pandan putri, kacang hijau camar, serta kedelai muria.

D. INSEMInasi buatan (kawin suntik)

Adalah proses memasukkan sel sperma hewan jantan ke organ reproduksi hewan betina dengan
bantuan alat suntik. Inseminasi buatan dilakukan pada hewan ternak seperti sapi, domba, atau kerbau
dan harus dilakukan pada masa kawin hewan tersebut.

E. KLONING

Merupakan teknik reproduksi aseksual yang dapat dilakukan pada tumbuhan maupun hewan. Kloning
dilakukan dengan cara mengganti sel telur dengan sel somatis dan diberi kejutan listrik hingga sel
tersebut berkembang biak. Setelah menjadi embrio, embrio ditanamkan ke dalam rahim hewan betina.
Anak yang dihasilkan akan sangat mirip dengan induk yang diambil inti somatisnya.

F. TEKNIK BAYI TABUNG

adalah proses mempertemukan sperma dengan sel telur di luar tubuh induknya. Hal ini dilakukan untuk
mengatasi masalah sperma yang tidak dapat bertemu dengan sel telur.

G. MENCANGKOK
adalah teknik memperbanyak tanaman dengan cara membuat perakaran baru pada cabang cabang
batang pokok tanaman. Mencangkok hanya dapat dilakukan pada tanaman berkayu.

2. Pola pola hereditas

1. Pautan Gen (Gene Linkage)

Pola pewarisan sifat yang pertama adalah pautan gen. Setiap kromosom mengandung gen yang
tersimpan di tempat khusus yang disebut lokus. Gen-gen ini dapat berada pada kromosom yang sama
atau kromosom yang berbeda. Nah, gen-gen yang berada dalam satu kromosom homolog yang sama
dan letaknya saling berdekatan ini yang disebut sebagai pautan gen (gene linkage). Berikut ini
merupakan contoh gen yang mengalami pautan dan gen yang tidak mengalami pautan.

Akibat letaknya yang saling berdekatan, gen-gen tersebut akan tetap bersama sampai saat
pembentukan gamet (sel kelamin). Pautan dari dua macam gen atau lebih akan menghasilkan jumlah
gamet yang lebih sedikit dibandingkan dengan gen-gen yang tidak berpautan. Oleh karena itu,
keturunan yang dihasilkan akan memiliki perbandingan fenotip dan genotip yang lebih sedikit pula.
Contoh kasus pautan gen dapat kamu temui pada persilangan tanaman ercis pada gambar di bawah ini.

pola-pola hereditas

Persilangan ercis bunga ungu pollen lonjong (PPLL) dengan ercis bunga merah pollen bulat (ppll) akan
menghasilkan keturunan pertamanya (F1) yaitu ercis bunga ungu pollen lonjong (PpLl). Ketika dilakukan
persilangan kembali pada antar sesama F1, maka akan menghasilkan keturunan (F2) dengan
perbandingan fenotip 3 : 1. Hal ini disebabkan karena adanya pautan antara gen P dengan gen L, serta
alelnya yaitu gen p dengan gen l. Akibatnya, pada F2 hanya terbentuk dua macam gamet, yaitu PL dan
pl.

2. Pindah Silang (Crossing Over)

Pola pewarisan sifat yang kedua adalah pindah silang. Pindah silang (crossing over) adalah peristiwa
pertukaran segmen kromatid yang bukan saudaranya (non-sister chromatids) dari sepasang kromosom
homolog. Peristiwa pindah silang terjadi saat pembelahan meiosis I, yaitu pada akhir profase I atau awal
metafase I. Pada saat itu, satu buah kromatid akan membelah menjadi dua. Peristiwa pindah silang
umumnya terjadi pada organisme seperti manusia, tumbuhan, dan juga hewan.

pola-pola hereditas
Peristiwa pindah silang akan menghasilkan keturunan dengan sifat yang baru. Hal ini disebabkan karena
adanya rekombinasi gen, yaitu penggabungan dari sebagian gen induk jantan dengan sebagian gen
induk betina pada saat proses fertilisasi (pembuahan), sehingga menghasilkan susunan pasangan gen
yang berbeda dari gen-gen induknya. Nah, Squad, kamu tahu nggak, ternyata kita bisa menghitung nilai
persentase rekombinasi dari hasil terjadinya pindah silang, lho! Caranya, dengan menggunakan rumus di
bawah ini, nih.

pola-pola hereditas

Contoh soal:

Hasil persilangan antara mangga besar manis (BbMm) dengan mangga kecil asam (bbmm) memperoleh
hasil sebagai berikut:

Besar asam = 150

Besar manis = 750

Kecil manis = 100

Kecil asam = 500

Tentukan nilai pindah silangnya?

Pembahasan:

Diketahui bahwa mangga besar manis dan mangga kecil asam adalah parental, sedangkan mangga besar
asam dan mangga kecil manis merupakan rekombinan. Jadi, nilai pindah silangnya adalah

pola-pola hereditas

3. Gagal Berpisah (Non Disjunction)

Selanjutnya adalah gagal berpisah. Pada pembelahan meiosis, kromosom-kromosom yang telah
mengganda akan ditarik menuju kutub sel oleh benang-benang spindel yang menempel pada sentromer.
Dalam keadaan normal, kromosom-kromosom tersebut akan berpisah dan menuju ke kutub sel yang
berlawanan. Akan tetapi, terdapat suatu kasus di mana kromosom mengalami gagal berpisah, sehingga
semua kromosom hanya akan tertarik ke salah satu kutub sel saja. Akibatnya, gamet yang terbentuk
akan mengalami penambahan atau pengurangan jumlah kromosom.
pola-pola hereditas

Berikut ini merupakan contoh kelainan jumlah kromosom yang diakibatkan oleh peristiwa gagal
berpisah, yaitu:

Aneuploidi

Aneuploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang hanya terjadi pada pasangan kromosom
tertentu. Perubahan jumlah kromosom ini dapat berupa penambahan jumlah kromosom atau
pengurangan jumlah kromosom. Aneuploidi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan
perubahan jumlah kromosomnya, di antaranya monosomi (2n-1), nulisomi (2n-2), trisomi (2n+1), dan
tetrasomi (2n+2). Contoh aneuploidi yang umum terjadi pada manusia adalah kasus trisomi 13 atau
sindrom Patau.

Euploidi

Euploidi adalah peristiwa perubahan jumlah kromosom yang terjadi pada seluruh pasangan kromosom.
Hal ini menyebabkan jumlah kromosom individu dengan kasus euploidi akan senilai dengan kelipatan
kromosom haploidnya. Berdasarkan jumlah kelipatan kromosomnya, euploidi dibedakan menjadi
triploid (3n), tetraploid (4n), pentaploid (5n), dan seterusnya.

4. Gen Letal

Pola pewarisan sifat yang terakhir adalah gen letal. Gen letal adalah gen yang menyebabkan kematian
individu dalam keadaan homozigot, sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat
bersifat normal atau subletal.

pola-pola hereditas

Terdapat dua macam gen letal yang perlu kamu ketahui, yaitu:

Gen letal dominan

Gen letal dominan merupakan gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan homozigot
dominan. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat subletal yang
mengakibatkan terjadinya kelainan. Contoh kasus gen letal dominan adalah gen yang menyebabkan kaki
dan sayap pendek (redep) pada ayam, gen warna rambut kuning pada tikus, gen Huntington’s Disease,
dan gen yang menyebabkan pemendekan ruas-ruas tulang jari (brakidaktili) pada manusia.

pola-pola hereditas

Ayam redep (sumber: ayamhias.com)

Gen letal resesif

Sementara itu, gen letal resesif adalah gen yang menyebabkan kematian individu dalam keadaan
homozigot resesif. Sedangkan dalam keadaan heterozigot, seorang individu dapat bersifat carrier
(pembawa sifat) yang akan diwariskan kepada keturunannya. Contoh kasus gen letal resesif adalah gen
yang menyebabkan kelainan albino pada tanaman jagung.

pola-pola hereditas

Jagung albino (sumber: jungseed.com)

Komponen Protoplasma dan Non-Protoplasma – Setiap mahkluk hidup sejatinya terdiri atas sel-sel yang
membentuk struktur mahkluk hidup itu sendiri.

Sel dapat dikatakan sebagai suatu dasar atau struktur yang menyusun suatu organisme hidup.

Di dalam sel terdapat beberapa komponen yang membentuk sel. Terdapat dua komponen yang ada di
dalam sel, yaitu:

Komponen protoplasma

Protoplasma adalah suatu kompenen pembentuk sel yang terdiri atas komponen hidup. Contohnya:

Sitoplasma, yaitu suatu organisme hidup berbentuk cairan kental yang terdapat di dalam sel. Terdapat 3
lapisan sitoplasma yaitu ektoplasma, tonoplasma, dan polioplasma.
Inti sel atau nucleus, adalah inti dari protplasma dimana merupakan bagian terpenting dan tempat
dimana semua aktifitas berlangsung. Inti sel berbentuk bulat seperti telur dan memiliki 3 lapiasan, yaitu
membran, retikulum, dan nukleolus.

Plastida, suatu bagian yang berbentuk butiran, terdapat pada bagian luar inti sel. Biasanya terdapat
pada tumbuhan muda. Terdiri atas 4 lapisan, yaitu: leukoplas, amiloplas, khromoplas, dan kloroplas.

Mitokondria, adalah suatu bagian yang tersebar bebas di dalam sitoplasma dan memiliki bentuk
beraneka ragam, seperti bulat, bualt memanjang, dan terkadang seperti busur. Mitokondria memiliki
selaput yang berbentuk seperti lipatan dan rangkap ke arah dalam yang disebut kristae. Mitokondria
berfungsi sebagai alat pernapasan sel dan mengandung enzim-enzim untuk membantu sistem
pernapasan.

Retikulum endoplasma, merupakan bagian yang berbentuk seperti tabung dan bercabang. Bagian
retikulum endoplasma memanjang dari membran inti sampai ke membran plasma. Retikulum
endoplasma ada 2 macam, yaitu yang mengandung nbosom disebut dengan retikulum endoplasma
granuler ( kasar) dan yang mengandung ribosom yagn disebut dengan retikulum endoplasma non-
granuler ( halus). Berfungsi sebagi tempat sintesis zat-zat penting seperti lemak dan protein.

Ribosom, partikel kecil yang dapat ditemukan menempel pada dinidng luar retikulum endoplasma.
Mengandung ARN, nukleoprotein, dan enzim-enzim lainnya yang berguna dalam proses sintesis protein.

Badan golgi, berbentuk pipih bulat dengan membran halus sebagai pemisah. Terdapat 3 struktur badan
golgi yaitu kantong pipih, vakuola besar, dan kantong bulat. Badan golgi berfungsi sebagai daalm sekresi
gula, polisakarida, dan protein kompleks lainnya.

Mikrobody, berbentuk seperti benang halus atau fibril, terdapat pada sitoplasma, dan mengandung
enzim peroksisom yang berguan dalam proses fotorespirasi asam glikolat, juga enzim glioksisom yang
menbantu proses perkecambahan biji karena mengandung banyak cairan lipid.

Sferosom, berbentuk bulat dan berisi lipis yang berfungsi dalam sintesis lemak juga sintesis lilin dan
kutin sebagai penyusun utama dinding sel.

Lisosom, berbentuk mirip seperti mitokondria tetapi tidak emmpunyai lipatan, biasa dijumpai pada sel
hewan sedangkan pada sel tumbuhan tidak semua terdapat lisosom. Berfungsi dalam proses hidrolosis
akrena mengandung enzim yang diperlukan pada proses hidrolisis.

Komponen non-protoplasma

Komponen non-protoplasma adalah komponen tidak hidup pada sel, terdiri dari dau jenis yaitu cair dan
padat. Komponen cair seperti:

Karbohidrat

Protein
Alkaloid, terdiri dari nikotin dan piperin

Lemak

Minyak lemak

Minyak atsiri

Zat warna antosianin

Asam organik

Komponen padat yaitu:

Kristal kalsium oksalat yaitu kumpulan atau endapan garam oksalat. Kristal oksalat dapat bersifat racun
jika terdapat dalam jumlah yang terlalu besar. Ada berbagai macam bentuk kristal oksalat, seperti kristal
tunggal besar pada daun jeruk, kristal pasir pada daun bayam, kristal rafida pada batang lidah buaya,
kristel roset atau drussen pada tangkai daun begonia, kristal radial atau sferokristal pada phylocactus.

Aleuron, yaitu cadangan protein yang disimpan pada vakuola sel. Letaknya tersebar dan bermacam-
macam sesuai dengan jenis tumbuhannya, serpti pada jagung terdapat pada endosperm dan pada biji
jarak teradpat pada keping bijinya.

Amilum, cadangan makanan yang disimpan dalam bentuk umbi, rizoma, batang, buah, dan biji.
Berdasarkan letak titik awal terbentuknya amilum, dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amilum
kosentris, dimana hilus atau titik awal terdapat di tengah amilum. Kedua amilum eksentris, dimana hilus
terletak pada tepi amilum.

4. Pemuliaan keturunan melalui pedigree

Seleksi adalah salah satu kegiatan dalam rangkaian pemuliaan tanaman yang berupa pemilihan terhadap
suatu genotip dari suatu populasi. Tujuan dari seleksi adalah mempersempit variabilitas atau
keanekaragaman suatu populasi sehingga mendapatkan genotip yang diinginkan. Salah satu metode
pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri terbagi menjadi seleksi untuk populasi campuran dan juga
seleksi untuk hasil hibridisasi.

Seleksi pedigree atau yang sering disebut dengan seleksi silsilah termasuk dalam seleksi untuk hasil
hibridisasi. Seleksi ini merupakan seleksi dari tanaman dengan kombinasi karakter yang dikehendaki
pada generasi F2, turunannya selanjutnya diseleksi lagi pada generasi-generasi berikutnya sampai
mencapai kemurnian genetik. Single seed descend (SSD) adalah seleksi yang dilakukan dengan memanen
satu biji setiap tanaman mulai dari F2‒F5 , kemudian setiap biji tersebut dicampur untuk ditanam pada
generasi selanjutnya. Diallel selective mating system adalah adalah seleksi dengan menggunakan
berbagai variasi metode seleksi dalam usaha mengkombinasikan berbagai karakter yang diinginkan.

Kelebihan dari seleksi pedigree


1. hanya keturunan-keturunan unggul yang dilanjutkan pada generasi selanjutnya, tanaman yang tidak
baik dibuang

2. Seleksi dilakukan tiap generasi, sehingga jumlah tanaman tidak terlalu banyak

3. Menghemat lahan, karena jumlah tanaman tiap generasi semakin sedikit

4. Silsilah dari suatu galur dapat diketahui

Kekurangan dari seleksi pedigree

1. Tiap generasi persilangan harus dilakukan pencatatan (sifat morfologi, ketahanan hama dan penyakit,
umur panen), sehingga perlu banyak catatan dan pekerjaan

2. Kemungkinan ada galur terbuang pada generasi segregasi akibat seleksi

Fakta Menarik

Pada tanaman Padi Tipe Baru, kegiatan seleksi pedigree dilakukan dengan cara kombinasi dengan seleksi
bulk pada generasi F1-F5, sedangkan seleksi pedigree itu sendiri dilakukan pada generasi F6.

Seleksi pedigree pada kedelai Orba merupakan persilangan antara Davros dan Shakti yang dilepas pada
tahun 1974.

7. TEKANAN OSMOTIK

Tekanan osmotik adalah gaya yang diperlukan untuk mengimbangi desakan zat pelarut yang melalui
selaput semipermiabel ke dalam larutan. Membran semipermeabel adalah suatu selaput yang dapat
dilalui molekul - molekul pelarut dan tidak dapat dilalui oleh zat terlarut. Menurut Van't Hoff, tekanan
osmotik larutan dirumuskan

π = MxRxT

Keterangan :

π = tekanan osmotik

M = molaritas larutan

R = tetapan gas ( 0,082 )

T = suhu mutlak

Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang lain disebut larutan Hipotonis.Larutan
yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang lain disebut larutan Hipertonis.Larutan yang
mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.
MANFAAT TEKANAN OSMOTIK DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Banyak manfaat dari tekanan osmotik dalam kehidupan sehari-hari misalnya saja dalam bidang-bidang
dibawah ini :

-BIDANG KESEHATAN :

Tekanan osmotik dapat diaplikasikan dalam bidang kesehatan, yaitu tekanan osmotik dalam cairan
infus. Tekanan osmosis cairan infus harus sesuai dengan tekanan osmotik darah. Jika tekanan dalam sel
darah merah lenin besar dari tekanan cairan infus (hipertonik), cairan hipertonik akan menarik cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel kedalam pembuluh darah. Sebaliknya, jika tekanan dalam sel darah
merah lebih kecil dari tekanan cairan infus (hipotonik), maka cairan hipotonik Akan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya

-BIDANG INDUSTRI MAKANAN

Industri makanan ringan baik skala rumah tangga maupun pabrik sering memanfaatkan konsep tekanan
osmotik pada pengawetan selai dan jeli.Gula dalam jumlah yang banyak ternyata penting dalam proses
pengawetan karena gula membantu membunuh bakteri yang bisa mengakibatkan botulisme. Bila sel
bakteri berada dalam larutan gula hipertonik (konsentrasi tinggi), air intrasel cenderung untuk bergerak
keluar dari sel bakteri ke larutan yang lebih pekat. Proses ini yang disebut krenasi (crenation),
menyebabkan sel mengerut dan akhirnya tidak berfungsi lagi. Keasaman alami buah-buahan juga
menghambat pertumbuhan bakteri.

-BIDANG PERTANIAN

Tekanan osmotik juga dapat diaplikasikan dalam bidang pertanian.contohnya jika wortel dibiarkan di
ruang terbuka dengan waktu yang cukup lama,wortel akan menjadi lunak.wortel tersebut akan tampak
segar kembali jika direndam di dalam air.wortel tersebut akan menyerap kembali kandungan air yang
hilang karena menguap.Wortel tersebut dapat menjadi segar kembali dikarenakan terjadinya proses
osmotik ketika wortel direndam dalam air.Pelarut(H20) memiliki konsentrasi yang lebih rendah
dibandingkan dengan zat-zat yang terkandung di dalam wortel yang memiliki konsentrasi
tinggi.Sehingga,molekul-molekul pelarut(H20) berpindah dari larutan encer ke larutan yang lebih
pekat(di dalam wortel) melalui membran semipermeabel.

-BIDANG INDUSTRI OTOMOTIF

tekanan osmotik juga dapat berguna terhadap proses mencairnya air radiator yang menjadi es. Garam
memang dapat mencairkan es karena saat garam diletakkan di atas es maka akan terbentuk larutan
garam di atasnya. Saat tebentuk larutan garam ini, maka terbentuklah sifat koligatif larutan dimana
larutan akan mengalami penurunan titik beku akibat pengaruh interaksi molekul pelarut (air) dan
terlarut (garam). Sehingga, suhu es 0 C ini akan mencair. Dalam musim dingin,pengguna kendaraan
bermotor harus mengontrol kendaraannya agar air raditor tidak membeku yaitu dengan cara
meletakkan kendaraan ditempat yang bersuhu normal. Atau kita bisa mencairkannya dengan memberi
garam pada air radiator.
http://yodaperutapratama.blogspot.com/2012/05/tekanan-osmotik.html?m=1

Tekanan Osmotik Larutan.

Berbagai jenis selaput, baik yang alami (seperti jaringan usus) maupun yang sintetik (seperti selofan),
dapat dilewati molekul pelarut kecil ( partikel ) zat terlarut. Selaput seperti itu disebut selaput
semipermiabel.

Apabila dua jenis larutan yang berbeda kensentrasinya dipisahkan oleh suatu selaput semopermiabel,
akan terdapat aliran bersih netto pelarut dari larutan yang lebih encer ke larutan yang lebih pekat. Hal
ini terlihat dari bartambah tingginya larutan yang lebih pekat , sedangkan larutan yang lebih encer
berkurang. Perpindahan bersih pelarut ini disebut osmosis.

Osmosis dapat dicegah dengan memberi suatu tekanan pada permukaan larutan. Tekanan yang
diperlukan untuk menghentikan aliran pelarut dari pelarut murni menuju larutan disebut tekanan
osmotik. Larutan glukosa 20% mempunyai tekanan osmotik sekitar 15 atn ( berarti permukaan larutan
dapat neik hingga kurang lebih 150m)

Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif larutan karena harganya tergantung pada konsentrasi bukan
pada jenis zat terlarut. Menurut van't Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan encer dapat dihitung
dengan rumus :

μV = nRT

dengan

μ = tekanan osmotik

V = volume larutan ( dalam liter )

T = suhu absolut larutan ( suhu kelvin)

n = jumlah mol zat terlarut

R = tetapan gas ( 0,08205 Latm/molK

Persamaan di atas dapat diubah dengan bentuk :

μ = nRT /V

dengan n/V menyatakan kemolaran larutan (M). Oleh karena itu persamaan di atas dapat dituliskan :

μ = MRT

Contoh Soal

Berapakah tekanan osmotik larutan sukrosa 0,0010 M pada suhu 25 derajat C


Jawab :

μ = MRT

= 0,0010 . 0,08205 . 298

= 0,024 atm

Pengukuran tekanan osmotik juga digunakan untum menetapkan massa molekul relatif suatu zat ,
teristimeawa untuk larutan yang sangat encer atau untuk zat yang massa molekul relatifnya sangat
besar.

Contoh soal :

Larutan 5 gram suatu zat dalam 500mL larutan mempunyai tekanan osmotik sebesar 38 cm Hg pada
suhu 27 derajat C. Tentukan massa molekul relatif zat itu !

Jawab :

μ = MRT

38/76 atm = M . 0,08205 . 3000

M = 0,02 mol/L

0,02mol/L = n/0,5 L

n = 0,01 mol

n = G/Mr <=> Mr = G/n = 5 gram/0,01 mol = 200 g/mol

Jadi Mr zat = 500

Contoh osmosis yang terdapat dalam tubuh makhluk hidup ialah pada sel darah merah. Dinding sel
darah merah mempunyai ketebalan kira-kira 10 nm dan pori dengan diameter 0,8nm. Molekul air
berukutan kurang dari setengah diameter tersebut sehingga dapat lewat dengan mudah. Ion K+ yang
terdapat pada sel juga berukuran lebih kecil dari pori dinding sel itu, tetapi karena dinding seltersebut
bermuatan positif maka ion K+ akan ditolak. Jadi, faktor-faktor selain ukuran partikel dapat juga
menentukan partikel mana yang dapat melalui pori sebuah semipermiabel.

Cairan dalam sel darah merah mempunyai tekanan osmotik yang sama dengan larutan NaCl 0,9%.
Dengan kata lain cairan sel darah merah isotonik dengan larutan NaCl 0,9% tidak akan ada aliran bersih
air melalui dinding sel. Akan tetapi jika sel darah merah dimasukkan ke dalam larutan NaCl yang lebig
pekat dari 0.9%, maka air akan keluar dan sel darah merah akan mengkerut. Larutan yang demikian
dikatakan hipertonik. Sebaliknya, jika sel darah merah dimasukkan dalam larutan NaCl yang lebih encer
daripada 0,9%, maka air akan masuk kedalam sel darah merah hingga menggembung. Larutan ini
dikatakan hipotonik.

http://fiskadiana.blogspot.com/2014/12/tekanan-osmotik-larutan.html?m=1

8. METABOLISME

Metabolisme menghasilkan reaksi yang dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

Anabolisme

Anabolisme merupakan proses asimilasi yang menyusun beberapa senyawa organik sederhana menjadi
senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini berlangsung dengan menggunakan energi dari luar,
dapat berupa energi cahaya maupun energi kimia. Contoh dari proses anabolisme yaitu:

Fotosintesis

Fotosintesis merupakan reaksi penyusunan karbohidrat pada makhluk hidup yang memiliki klorofil dari
lingkungan dengan menggunakan energi cahaya.

Kemosintesis

Kemosintesis merupakan reaksi penyusunan yang biasanya terjadi pada mikro organisme dari
lingkungan dengan menggunakan energi kimia.

Katabolisme

Katabolisme merupakan proses disamilasi (penguraian atau pemecahan) molekul-molekul organik zat
makanan yang semula kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana. Contoh dari proses
katabolisme yaitu:

Respirasi

Respirasi adalah proses dekomposisi—menggunakan oksigen (respirasi aerob) maupun tidak (respirasi
anaerob)—dari senyawa organik kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana. Dalam proses ini,
sejumlah energi dibebaskan. Di samping itu, terdapat juga respirasi yang hasil akhirnya berupa CO2 dan
H2O (respirasi sempurna) dan respirasi yang hasil akhirnya berupa senyawa organik (respirasi tidak
sempurna).

Respirasi Aerob

Respirasi ini melibatkan O2 sebagai akseptor elektron terakhir. Dilihat dari jalur reaksinya, respirasi
aerob terdiri dari empat tahap, yaitu:

Glikolisis

Pada tahap ini, terjadi pemecahan glukosa beratom karbon 6 menjadi asam piruvat beratom karbon 3 di
dalam sitoplasma. Tidak hanya itu, pada tahap ini juga dihasilkan dua molekul NADH dan dua ATP jika
tumbuhan dalam keadaan normal atau tiga ATP jika tumbuhan dalam keadaan stres atau sedang aktif
tumbuh. ATP ini dibentuk melalui reaksi fosforilasi tingkat subtrat.

Dekarboksilasi Oksidatif

Pada tahap ini, asam piruvat bereaksi dengan coenzym-A lalu membentuk asetil Co-A sekaligus
melepaskan CO2, sehingga disebut dekarbosilasi. Tahap ini menghubungkan glikolisis dengan daur
Krebs. Hasil dari dekarboksilasi oksidatif adalah dua asetil Co-A, dua NADH, dan dua CO2.

Daur Krebs

Tahap yang disebut juga daur asam sitrat ini berlangsung di dalam matriks mitokondria. Hasil dari daur
Krebs adalah senyawa yang berfungsi sebagai penyedia kerangka karbon bagi sintesis senyawa lain, tiga
NADH, satu FADH2, dan satu ATP untuk setiap satu asam piruvat. Senyawa NADH dan FADH2 kemudian
akan dioksidasi dalam sistem transpor elektron untuk menghasilkan ATP.

Sistem transpor elektron

Sistem ini terdiri atas suatu rantai pembawa elektron yang tersusun dari NAD, FAD, koenzim Q, dan
sitokrom. Sistem ini berlangsung pada bagian membran di dalam mitokondria (kristae) dengan tujuan
untuk mengoksidasi senyawa NADH dan FADH2 guna menghasilkan ATP.

Respirasi Anaerob

Respirasi ini terjadi pada organisme yang tidak memerlukan oksigen. Bahkan, kehadiran oksigen
memberi dampak negatif pada beberapa organisme anaerob obligat. Namun, adapula organisme
fakultatif anaerob yang akan bersifat aerob saat oksigen tersedia dan anaerob saat oksigen tidak
tersedia.

Karena tidak adanya oksigen, daur Krebs dan sistem transpor elektron tidak berlangsung pada respirasi
anaerob. Hal ini menyebabkan asam piruvat yang terbentuk di sitoplasma akan difermentasi menjadi
alkohol atau asam laktat.

Fermentasi

Serupa dengan respirasi, fermentasi adalah proses penguraian senyawa organik oleh enzim yang
dihasilkan oleh mikroba. Fermentasi dapat berlangsung secara aerob ataupun anaerob. Berikut
merupakan contoh dari fermentasi:

Fermentasi alkohol

Pada fermentasi ini, asam piruvat mengalami dekarbolisasi menjadi asetaldehid (etanal) kemudian
dibebaskan satu molekul CO2. Asetaldehid ini lalu direduksi oleh NADH menjadi etanol.

C6H12O6 → 2 C2H2OH + 2 CO2 + 2 ATP


Glukosa Etanol

Fermentasi asam laktat

Pada fermentasi ini, asam piruvat menerima hidrogen dari NADH secara langsung dan membentuk
laktat. Fermentasi ini terjadi pada sel-sel hewan, termasuk manusia, yang bekerja terlalu berat dan
menimbulkan rasa pegal atau kelelahan.

CH2COCOOH → CH2CHOHCOOH + 2 ATP

Piruvat Asam laktat

https://www.google.com/amp/s/www.quipper.com/id/blog/mapel/biologi/yuk-kenalan-dengan-
metabolisme/amp/?espv=1

Anda mungkin juga menyukai