Bilangan
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Keterbagian,Faktor Bilangan,Bilangan Prima,Kelipatan
Bilangan.
2. Kongruensi Modulo.
3. Notasi Sigma,Barisan dan Deret.
4. Induksi Matematika
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah KB 1. Keterbagian,Faktor Bilangan,Bilangan
dan definisi) di modul ini Prima,Kelipatan Bilangan.
a. Keterbagian
1) Definisi Keterbagian
Definisi 1.1
Bilangan bulat a membagi habis bilangan bulat b
(ditulis a|b) apabila terdapat bilangan bulat k
sehingga b=ak. Jika a tidak membagi habis b maka
dituliskan a|b
2) Teorema 1.1
Jika a|b dan b|c maka a|c
3) Teorema 1.2
Jika a|b dan a|(b+c) maka a|c
4) Teorema 1.3
Jika p|q, maka p|qr untuk semua r ∈ Z
5) Teorema 1.4
Jika p|q dan p|r, maka p|q+r
c. Bilangan Prima
1) Definisi Bilangan Prima
Definisi 1.5
Bilangan bulat p>1 disebut bilangan prima jika
mempunyai faktor positif hanya 1 dan p. Bilangan
bulat positif yang lebih besar dari 1 dan bukan
bilangan prima disebut bilangan komposit
(bilangan tersusun)
2) Teorema 1.12
Jika sisa pembagian b oleh a relatif prima dengan a
maka b relatif prima dengan a
3) Teorema 1.13
Setiap bilangan positif yang lebih besar dari 1
dapat dibagi oleh suatu bilangan prima
4) Teorema 1.14
Setiap bilangan bulat n>1 merupakan bilangan
prima atau n dapat dinyatakan sebagai perkalian
bilangan-bilangan prima tertentu.
5) Teorema 1.15
Jika n suatu bilangan komposit maka n memiliki
faktor k dengan 1<k < √n
d. Kelipatan Persekutuan Terkecil
1) Definisi KPK
Definisi 1.6
Bilangan-bilangan bulat a1,a2,….,an dengan ai ¿ 0
untuk i = 1,2,…,n mempunyai kelipatan
persekutuan b jika ai|b untuk setiap i.
Kelipatan persekutuan bilangan-bilangan bulat a1,
n
….,a selalu ada,yaitu Π i=1 a i=a 1 , a2 , .. .. , a n
n
Definisi 1.7
Jika a1,a2,….,an bilangan-bilangan bulat dengan ai
¿ 0 untuk
i = 1,2,…,n maka KPK dari bilangan-bilangan
tersebut adalah bilangan bulat positif terkecil di
antara kelipatan-kelipatan persekutuan dari a1,a2,
….,an
2) Teorema 1.16
Jika b suatu kelipatan persekutuan dari a1,a2,….,an
maka KPK [a1,a2,….,an ]|b
3) Teorema 1.17
Jika m>0 maka KPK[ma,mb] = m x KPK[a,b]
4) Teorema 1.18
Jika a dan b bilangan-bilangan bulat positif, maka
KPK[a,b] x FPB(a,b) = ab
KB 2. Kongruensi Modulo.
a. Kongruensi Modulo
1) Definisi Kekongruenan
Definisi 2.1
Jika m suatu bilangan bulat positif membagi a-b
maka dikatakan a kongruen terhadap modulo b
dan ditulis a≡b ( modm ) .
Jika m tidak membagi a-b maka dikatakan a tidak
kongruen terhadap b modulo b dan ditulis
a≡b ( modm ) .
Jika m>0 dan m|(a-b) maka ada suatu bilangan
bulat k sehingga a-b = mk. Dengan demikian
a≡b ( modm ) dapat dinyatakan sebagai a-b =
mk ,
Atau beda diantara a dan b merupakan kelipatan
m . Atau a = b + mk , yaitu a
sama dengan b ditambah kelipatan m.
2) Teorema 2.1
Untuk bilangan bulat sebarang 𝑎 dan 𝑏, 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑
𝑚) jika dan hanya jika 𝑎 dan 𝑏 memiliki sisa yang
sama jika dibagi 𝑚.
3) Teorema 2.2
Kekongruenan sebagai relasi ekivalen dengan 𝑚
bilangan bulat positif dan 𝑝, 𝑞, dan 𝑟 bilangan bulat,
berlaku :
a. Sifat Refleksif 𝑝 ≡ 𝑝 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
b. Sifat Simetris 𝑝 ≡ 𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) jika dan hanya jika 𝑞
≡ 𝑝 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
c. Sifat Transitif Jika 𝑝 ≡ 𝑞 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑞≡
𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑝 ≡ 𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
4).Teorema 2.3 Jika 𝑝, 𝑞, 𝑟, dan 𝑚 adalah bilangan-
bilangan bulat dan 𝑚 > 0 sedemikian hingga 𝑝 ≡
𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚), maka: a. 𝑝 + 𝑟 ≡ 𝑞 + 𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
b. 𝑝– 𝑟 ≡ 𝑞– 𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
c. 𝑝𝑟 ≡ 𝑞𝑟(𝑚𝑜𝑑 𝑚)
5)Teorema 2.4 Jika 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐 ≡ 𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
maka
a. 𝑎 + 𝑐 ≡ 𝑏 + 𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
b. 𝑎 − 𝑐 ≡ 𝑏 − 𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
c. 𝑎𝑐 ≡ 𝑏𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
6) Teorema 2.5 Jika 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) dan 𝑐 ≡ 𝑑 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
maka 𝑎𝑥 + 𝑐𝑦 ≡ 𝑏𝑥 + 𝑑𝑦 (𝑚𝑜𝑑 𝑚)
7) Teorema 2.6 Jika 𝑝 ≡ 𝑝𝑞(𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka
𝑝𝑟 ≡ 𝑞𝑟 (𝑚𝑜𝑑 𝑚𝑟).
8) Teorema 2.7 Jika 𝑎 ≡ 𝑏 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) maka 𝑎
𝑛 ≡ 𝑏 𝑛 (𝑚𝑜𝑑 𝑚) untuk 𝑛 bilangan bulat positif.
9) Teorema 2.8 Misalkan 𝑓 suatu polinom dengan
koefisien bilangan bulat, yaitu
b. Sistem Residu
1) Definisi Sistem Residu
Definisi 2.2
Suatu himpunan {x , x,...,x} disebut suatu sistem
residu lengkap modulo m. jika dan hanya jika
untuk setiap y dengan 0≤ y<m ada satu dan
hanya satu x dengan 1≤i<m sedemikian
hingga y≡x ( modm) atau x≡ y ( modm) .
Definisi 2.3
Suatu himpunan bilangan bulat 1 2 {x , x ,. .. , x }
k
disebut suatu sistem residu tereduksi modulo m
jika dan hanya jika:
(a) ( xi , m)=1,1≤i<k
(b) x i≡x j (mod m) untuk setiap i≠ j
(c) Jika (y,m)=1, maka y≡x i ( modm ) untuk
setiap i=1,2,....,k
2) Teorema 2.15
Ditentukan (a,m)=1
Jika
{x , x ,. .. , x }
1 2 k adalah suatu sistem residu
modulo m yang lengkap atau tereduksi,maka
{ax 1 , ax 2 ,. .., ax k } juga merupakan suatu sistem
residu modulo m yang lengkap atau tereduksi.
3) Teorema Euler 2.16
Jika a , m∈ Z dan m>0 sehingga (a,m)=1, maka
aΦ( m )≡1( mod m)
4) Teorema Kecil Fermat 2.17
Jika p adalah suatu bilangan prima dan p tidak
p−1
membagi a, maka a ≡1(mod p )
5) Teorema 2.18
Jika (a,m)=1, maka hubungan ax≡b (mod m)
Φ (m )−1
mempunyai selesaian x=a . b+tm
6) Teorema Wilson 2.19
Jika p adalah suatu bilangan prima, maka
( p−1 )!≡−1(mod p)
7) Teorema 2.20
Jika n adalah suatu bilangan bulat positif sehingga
(n−1 )!≡−1( modn ) maka n adalah suatu
bilangan prima
KB 4. Induksi Matematika
a. Induksi matematika disertai contoh-contohnya
1) Definisi Induksi Matematika
Induksi Matematika merupakan teknik
pembuktian yang baku dalam matematika dan
merupakan salah satu metoda/alat yang
digunakan untuk membuktikan suatu pernyataan
matematika,khususnya pernyataan-pernyataan
yang berkaitan dengan bilangan asli atau bilangan
bulat positif.
2) Prinsip Induksi Matematis
Misalkan {Pn} adalah suatu barisan proposisi
(pernyataan) yang memenuhi kedua persyaratan
ini:
(i) PN adalah benar (biasanya N adalah 1)
(ii) Kebenaran PK mengimplikasikan kebenaran
Pk +1≥N maka, P adalah benar untuk setiap
n