Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN BIOLOGI TANAH

FIKSASI/ PENAMBATAN NITROGEN &


RHIZOBIUM DAN PERBINTILAN AKAR

Oleh :

DENDY ISWANDY CAA 118 088

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTA PERTANIAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Kami
mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas dari mata kuliah Biologi Tanah.
Penulis tentu menyadari bahwa laporam ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca makalah ini, agar makalah ini dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya
kepada Dosen yang telah membimbing saya dalam menulis makalah ini.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Palangka Raya, Mei 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang................................................................................. 1
I.2. Tujuan Makalah............................................................................... 1
I.3. Manfaat........................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1............................................... Macam-Macam Tipe Penambatan N
........................................................................................................3
II.2........................................... Proses Berlangsungnya Penambatan N
........................................................................................................4
II.3. Macam-Macam Jasad Mikro yang Berperan dalam Proses Fiksasi N 4
II.4................................................ Pengertian dan Peranan Rhizobium
........................................................................................................5
II.5.......................... Klasifikasi, Karakteristik dan Ekologi Rhizobium
........................................................................................................6
II.6......................................... Infeksi, Struktur dan Fungsi Bintil Akar
........................................................................................................7
II.7...............................Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perbintilan
........................................................................................................8
III. PENUTUP
III.1.....................................................................................Kesimpulan
........................................................................................................9
III.2...............................................................................................Saran
........................................................................................................9
DAFTAR PUSTA

iii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di
dalam sel, di antaranya protein, DNA dan RNA. Kandungan atmosfer sekitar 80%
adalah nitrogen (N2), namun tidak ada yang secara langsung dapat digunakan oleh
tanaman. Sementara itu, keberadaan dan ketersediaan senyawa nitrogen dalam
tanah sangat terbatas, terlebih dari sifat senyawa nitrogen yang mudah hilang
(leaching). Untuk itu, pemanfaatan N2 bebas dari udara melalui penambatan
(fiksasi) merupakan hal penting untuk meningkatkan ketersediaan nitrogen bagi
tanaman. Penambatan nitrogen merupakan proses biokimiawi di dalam tanah yang
memainkan salah satu peranan paling penting, yaitu mengubah nitrogen atmosfer
(N2, atau nitrogen bebas) menjadi nitrogen dalam persenyawaan/ nitrogen
tertambat yang melibatkan peran mikroba tertentu (Sari, 2015).
Bakteri yang mampu mengikat N2 bebas adalah genus Rhizobium, tetapi hanya
dapat hidup jika bersimbiosis dengan tanaman dari suku Leguminoceae. Bakteri
Rhizobium merupakan mikroba tanah yang mampu mengikat nitrogen bebas di
udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang
selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh
dan berkembang. Rhizobium hanya dapat memfiksasi nitrogen atmosfer bila
berada di dalam bintil akar dari mitra legumnya. Peranan Rhizobium terhadap
pertumbuhan tanaman khususnya berkaitan dengan masalah ketersediaan hara
bagi tanaman inangnya. Simbiosis ini menyebabkan bakteri Rhizobium dapat
menambat nitrogen dari atmosfir, dan selanjutnya dapat digunakan oleh tanaman
inangnya (Sari, 2015). Bila unsur N cukup tersedia bagi tanaman maka
kandungan klorofil pada daun akan meningkat dan proses fotosintesis juga
meningkat sehingga pertumbuhan tanaman menjadi lebih baik (Pamungkas,
2017).
1.2. Tujuann Penulisan
Penulisan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui macam-macam tipe penambatan N

1
2. Mengetahui jasad yang berperan dalam proses penambatan N

3. Mengetahui pengertian dan peranan rhizobium


4. Mengetahui karakteristik rhizobium

1.3. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan laporan ini yaitu:


1. Menambah pengetahuan mengenai fiksasi nitrogen
2. Sebagai bahan ajar dan menjadi acuan untuk penelitian

2
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Macam-Macam Tipe Penambatan N


Penambatan nitrogen terbagi menjadi 2 yaitu secara simbiotik dan non-
simbiotik. Penambatan nitrogen secara nonsimbiotik hanya dilakukan oleh
kelompok mikrobia yang terbatas yang umumnya termasuk kelompok bakteri dan
alga biru hijau (Blue Green Algae atau sering disebut Cyanbacteria). Bakteri
penambat N secara nonosimbiotik diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok,
yaitu (1) aerob, (2) anaerob dan (3) fakultatif anaerob. Spesies bakteri aerob
penambat nitrogen nonsimbitik antara lain termasuk dalam genus Azotobacter,
Azotomonas, Beijerinckia, Derxia, Mycobacterium, dan Azospirillum. Sedangkan
yang bersifat anaerob antara lain adalah Clostridium, Desulfovibrio, Chlorobium,
dan Chromatium. Sementara yang termasuk dalam kelompok bakteri penambat
nitrogen nonsimiotik yang bersifat fakultatif anata lain adalah Klebsiella,
Rhodopseudomonas, Bacillus, Enterobacter, Rhodospirillum. Bakteri
Azospirillum atau spirillum adalah kelompok lain jasad penambat nitrogen yang
hidup bebas. Keberadaan bakteri ini di dalam tanah tergantung pada pH tanah.
Tanah yang mempunyai pH di bawah 5,7 umumnya tidak mengandung
Azospirillum. Bakteri ini banyak di dapat di daerah perakaran padi, jagung,
gandum, sorghum serta tanaman Digitaria decumbens, Panicum maximum, dan
Melinis meltifora dan gulma yang berasosiasi dengan padi serta tumbuhan dikotil
dan monokotil lainya. Proses penambatan nitrogen secara non-simbiotik pada
mikrobia diazotrof dibantu oleh kompleks nitrogenase yaitu enzim yang berperan
dalam proses pengubahan N2 atmosfer menjadi NH3. Enzim ini tersusun atas dua
metalloprotein, yaitu protein molybdo-ferro (protein Mo-Fe) yang berperan
sebagai nitrogenaseI dan protein ferro (protein Fe) yang berperan sebagai
nitrogenase reductase. Nitrogenase berperan sebagai katalis dalam reaksi:
N2 + 8 H+ + 8 e– → 2 NH3 + H2
Dalam reaksi penambatan nitrogen diperlukan 16 molekul ATP untuk
memindahkan 8 elektron dari nitrogenase reductase ke nitrogenase sehingga
terjadi reduksi satu molekul N2 menjadi 2 molekul NH 3 dan satu molekul H2.

3
Namun kompleks enzim tersebut tidak akan aktif ketika ada oksigen sehingga
penambatan nitrogen hanya dapat berlangsung dalam keadaan anaerob (Yuwono,
2008).
Selain oleh mikrobia yang hidup bebas, penambatan nitrogen juga dapat
terjadi ketika ada hubungan simbiosis antara tanaman inang dengan mikrobia.
Beberapa mikrobia mempu melakukan penambatan nitrogen yang bebas di udara
melalui simbiosis dengan beberapa jenis tanaman tertentu. Salah satu contoh yang
paling familiar dalam simbiosis penambatan nitrogen adalah “the root nodules of
legumes” atau bintil akar. Bintil akar ini merupakan struktur khusus yang
terbentuk akibat hubungan simbiotik antara Rhizobium dengan tanaman legume.
Rhizobium merupakan bakteri Gram negative, bersifat aerob, tidak membentuk
spora, berbentuk berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,5-0,9 µm x 1,2-3 µm.
Bakteri yang termasuk dalam family Rhizobiaceae ini banyak terdapat di daerah
perakaran (rhizosfer) tanaman legume dan membentuk hubungan simbiotik
dengan inang khusus (Yuwono, 2008).

2.2. Proses Berlangsungnya Penambatan N


Fiksasi N2 dapat terjadi secara simbiosis antara tanaman legum dengan
rhizobia penambat N2. Proses tersebut dapat menyumbangkan lebih dari 100 juta
m3 ton N per tahun dan memenuhi 66 % kebutuhan nitrogen untuk lahan
pertanian. Nitrogen yang difiksasi melalui tanaman leguminose dapat secara
langsung dan tidak langsung ditransfer kepada tanaman lainnya yang tumbuh di
sekitar tanaman leguminose. Proses transfer nitrogen oleh tanaman leguminose
dapat melalui beberapa mekanisme. Transfer N terbesar dapat dilakukan setelah
proses mineralisasi N organik menjadi N anorganik. Dengan adanya proses
transfer N tersebut merupakan salah satu faktor pendukung terbentuknya asosiasi
tanaman leguminose dengan jenis tanaman lainnya. Dua molekul amonia
dihasilkan dari satu molekul gas nitrogen dengan menggunakan 16 molekul ATP
dan pasokan elektron dan proton (ion hidrogen) (Dewi, 2007).

2.3. Macam-Macam Jasad Mikro Yang Berperan Dalam Proses Fiksasi N

4
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : a).
Cyanobacteria, yaitu sebagai pengikat nitrogen bebas artinya Peran Cyanobacteria
yaitu mengikat nitrogen yang utama di alam, nitrogen sendiri sangat diperlukan
oleh tanaman sehingga cyanobacteria menguntungkan untuk tanaman contohnya
adalah : Nostoc Commune, Anabaena Cycadae dan Anabaena azollae; b).
Azotobacteraceae, species rizobakteri yang dikenal sebagai agen penambat
nitrogen yang mengkonversi dinitrogen (N2) ke dalam bentuk ammonium (NH3),
yang mampu menambat nitrogen dalam jumlah yang cukup tinggi; c). Rhizobia,
merupakan mikroba tanah yang mampu mengikat nitrogen bebas di udara menjadi
ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya menjadi
senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang; d).
Ganggang hijau biru (Cyanophyta), pada umumnya Cyanophyta dapat mengikat
nitrogen bebas di udara. Cyanophyta yang mampu mengikat nitrogen, antara lain
Anabaena, Nostoc, dan Gloeocapsa (Widyawati, 2014).

2.4. Pengertian Dan Peranan Rhizobium


Fiksasi (penambatan) nitrogen merupakan proses biokimiawi di dalam tanah
yang memainkan salah satu peranan paling penting, yaitu mengubah nitrogen
atmosfer (N2, atau nitrogen bebas) menjadi nitrogen dalam persenyawaan/nitrogen
tertambat. Adapun genus bakteri yang dapat mengikat N2 di udara yaitu
Azotobacter, Clostridium, dan Rhodospirilum. Rhizobium masuk ke dalam akar
legum melalui rambut akar atau secara langsung ke titik munculnya akar lateral.
Rambut akar merupakan bagian tanaman yang pertama kali dapat memberikan
respon karena terinfeksi Rhizobium. Di dalam bintil akar tidak hanya terdapat satu
strain Rhizobium saja, mungkin dua atau lebih strain hidup bersama-sama di
dalam satu bintil akar. Meskipun demikian, beberapa genus hanya ditemukan pada
tanaman inang tertentu (spesifik) saja. Strain Rhizobium mampu menginfeksi
legum dengan melepaskan polisakarida spesifik yang menyebabkan lebih banyak
aktivitas pektolitik oleh akar.terbentuknya nodula akar dimulai dengan masuknya
infeksi benang dan berpenetrasi ke dalam akar dari sel ke sel. Sel ini terbagi
membentuk jaringan nodula di mana bakteri ini membelah dan menggandakan
diri. Batas pemisah pun berkembang, lokasi pusat di mana bakteri berada

5
dinamakan zona bakteri yang ditandai dengan adanya nodula dari bakteri yang
menyerangnya, sedangkan jaringan bebas dinamakan korteks nodula. Jaringan
nodula tumbuh dalam berbagai ukuran, mendorong dirinya melalui akar dan
kemudian muncul sebagai tambahan dalam sistem perakaran. Ukuran dan
bentuknya bergantung pada spesies dan tanaman legumnya. Interaksi antara
bakteri Rhizobium dengan tanaman legum dikendalikan oleh tanaman inang
tertentu. Inokulasi tanaman dengan strain rhizobia yang tepat akan menjamin
terbentuknya bintil akar yang efektif mengikat N2 udara. Keberadaan populasi
rhizobia yang tidak efisien justru akan menghambat pengikatan N2 (Sari, 2015).

2.5. Klasifikasi, Karakteristik dan Ekologi Rhizobium


Bakteri Rhizobium diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Bakteria
Filum : Protobakteria
Kelas : Alpha Protobakteria
Ordo : Rhizobiales
Famili : Rhizobiaceae
Genus : Rhizobium
Spesies : Rhizobium Sp.
Bakteri Rhizobium adalah salah satu contoh kelompok bakteri yang mampu
menyediakan hara bagi tanaman. Apabila bersimbiosis dengan tanaman legum,
kelompok bakteri ini akan menginfeksi akar tanaman dan membentuk bintil akar
di dalamnya. Karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah warna
koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks,
semitranslusen, diameter 2 - 4 mm dalam waktu 3 - 5 hari pada agar khamir-
manitol-garam mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk
batang, aerobik, Gram negatif dengan ukuran 0,5 - 0,9 x 1,2 - 3 µm, bersifat motil
pada media cair, umumnya memiliki satu flagella polar atau subpolar. Untuk
pertumbuhan optimum dibutuhkan temperatur 25 - 30°C, pH 6 - 7 (kecuali galur-
galur dari tanah masam). Organisme ini memiliki ciri khas yaitu dapat menyerang
rambut akar tanaman kacang-kacangan di daerah beriklim sedang atau beberapa
daerah tropis dan mendorong memproduksi bintil-bintil akar yang menjadikan

6
bakteri sebagai simbiosis intraseluler.Bakteri Rhizobium memiliki keunikan
dibanding mikroorganisme tanah lainnya dalam kemampuannya bersimbiosis
dengan tanaman legum untuk menambat N2. Agar dapat melakukan simbiosis,
Rhizobium tidak hanya harus bisa hidup secara saprofit, tetapi juga harus dapat
mengalahkan (berkompetisi) dengan Rhizobium yang lain dalam memperoleh
tempat infeksi pada akar tanaman legum (Sari, 2015).
2.6. Infeksi, Struktur dan Fungsi Bintil Akar
Sebelum terjadi infeksi atau masuknya sel rhizobium ke dalam akar tanaman,
terjadi komunikasi molekular antara mikrosimbion (rhizobium) dan
makrosimbion (tanaman kacang-kacangan) yang merupakan suatu keharusan
untuk saling mengenali calon mitra simbiosis yang kompatibel. Ada dua cara
infeksi rhizobium untuk membentuk bintil pada akar kacang-kacangan yaitu
infeksi melalui rambut akar (root hair entry) dan melalui celah. Proses infeksi
rhizobium pada tanaman leguminosa umumnya terjadi dalam empat tahap pra
infeksi, yaitu kolonisasi rhizobia di daerah rizosfer, penempelan di permukaan
akar, penyabangan rambut akar dan pembengkokan rambut akar (Suryantini,
2018)..

Perkembangan bintil terjadi melalui pembelahan berulang-ulang dari sel-sel


tanaman inang yang terinfeksi. Bintil akar kacang-kacangan terdiri dari dua jenis,
yaitu determinat dan indeterminat, berdasarkan pada periode pertumbuhan bintil.

7
Bintil determinat berbentuk bulat, sedangkan bintil indeterminat memiliki sumbu
dan memanjang dengan meristem pada bagian apikal dari bintil. Lapisan yang
tidak terinfeksi mengatur difusi oksigen ke bagian dalam bintil, yang merupakan
fitur sangat penting untuk penambatan nitrogen. Struktur tipis dan sederhana dari
zona perifer dari bagian yang tidak terinfeksi dalam bintil kacang tanah
meningkatkan kemungkinan difusi oksigen akan mudah terpengaruh oleh tekanan
lingkungan, sehingga mengurangi kemampuan penambatan nitrogen (Suryantini,
2018).
Bintil akar pada tanaman kacang-kacangan adalah simbiosis akar tanaman
dengan bakteri Rhizobium leguminosarum. Bintil akar berfungsi untuk mengikat
unsur nitrogen bebas. Selain itu juga dapat menyuburkan tanah karena dapat
menghemat penggunaan NH3 yang tersedia ditanah dan penyediaan unsur nitrogen
ke tanah (Kumalasari, dkk., 2013).
2.7. Faktor yang Mempengaruhi Perbintilan
Temperatur dan cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bintil
akar dan penambatan N. Pengaruh suhu terhadap tanaman legum bervariasi
tergantung kepada jenis legumnya. Sistem simbiotik lebih sensitif terhadap suhu
dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman. Kelembaban Tanah Kelembaban
tanah sangat berperan dalam pembentukan bintil akar. Permasalahan utama stress
kelembaban yaitu kekeringan dan jenuh air. Defisiensi kelembaban tanah sangat
mempengaruhi fiksasi N2 sebab pembentukan bintil awal, perkembangan bintil
dan aktifitas nitrogenase lebih sensitif terhadap stress kelembaban tanah daripada
sistem metabolisme akar dan pucuk. Zat Pengatur Tumbuh berupa asam indol
asetat IAA dan giberelin telah dapat dideteksi dalam bintil akar. Kemasaman
tanah berpengaruh terhadap perkembangan akar tanaman dan ketersediaan hara
tanah. Pada pH yang rendah, beberapa jenis legum tidak dapat berkembang
walaupun Rhizobium cukup toleran, sehingga proses pembentukan bintil
terhambat. Faktor biologi dapat menjadi faktor pembatas seperti persaingan antara
bakteri pengikat N, serangan nematoda maupun bakteri parasit lainnya.
Penggunaan pestisida merupakan usaha yang dilakukan untuk mengendalikan
hama dan penyakit tanaman dan beberapa senyawa kimia ini mungkin

8
mempengaruhi proses mikrobiologis dalam tanah. Ketersediaan fosfor merupakan
faktor penting dalam pembentukkan bintil dan pertumbuhan tanaman terutama
pada tanah-tanah masam (Kumalasari, 2013).

III. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Bakteri yang mampu mengikat N2 bebas adalah genus Rhizobium, tetapi
hanya dapat hidup jika bersimbiosis dengan tanaman dari suku Leguminoceae.
Penambatan nitrogen terbagi menjadi 2 yaitu secara simbiotik dan non-simbiotik.
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain: Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, dan ganggang hijau biru (Cyanophyta).
Rhizobium merupakan mikroba tanah yang mampu mengikat nitrogen bebas
di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang
selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh
dan berkembang. Karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah
warna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks,
semitranslusen, diameter 2 - 4 mm dalam waktu 3 - 5 hari pada agar khamir-
manitol-garam mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk
batang, aerobik, Gram negatif dengan ukuran 0,5 - 0,9 x 1,2 - 3 µm. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembintilan dan penambatan N2 yaitu: kelembaban, suhu,
cahaya, Faktor Kimia, pH Tanah.

5.2. Saran
Semoga dengan adanya penulisan ini para pembaca bisa lebih
mengetahui dan memahami tentang fiksasi nitrogen serta rhizobium dan
perbintilan akar. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, I. R. A. 2007. Fiksasi N Biologis pada Ekosistem Tropis. Makalah pada


Fakultas Pertanian. Universitas Padjajaran. Jatinangor.
Huslina Feizia dan Diannita Harahap. 2019. Isolasi Bakteri Pengikat Nitrogen
dengan Menggunakan Media Jensen. AGROTEK. 6 (2) : 91-93.
Kumalasari Ika Dyah, dkk. 2013. Pembentukan Bintil Akar Tanaman Kedelai
(Glycine max L Merrill) dengan Perlakuan Jerami pada Masa Inkubasi yang
Berbeda. Sains dan Matematika. 21 (2): 103-107.
Pamungkas Rungu Yoga dan Budi Prasetya. 2017. Pemanfaatan Bakteri Penambat
N Sebagai Pupuk Hayati dan Pengaruhnya terhadap Serapan Nitrogen
Tanaman Kedelai Pada Alfisol. Tanah dan Sumberdaya Lahan. 4 (2) : 533-
541.
Sari Ramdana dan Retno Prayudyaningsih. 2015. Rhizobium: PEmanfaatannya
Sebagai Bakteri Penambat Nitrogen. Teknis EBONI. 12 (1) : 51-64.
Suryantini. 2018. Pembintilan dan Penambatan Nitrogen Pada Tanaman Kacang
Tanah. Monograf Balitkabi No. 13. Balai Penelitian Tanaman Aneka
Kacang dan Umbi.
Widiyawati Ida, dkk. 2014. Peran Bakteri Penambat Nitrogen untuk Mengurangi
Dosis Pupuk Nitrogen Anorganik pada Padi Sawah. Agron. Indonesia. 42
(2) : 96-102.
Yuwono, T. 2008. Biologi Molekular. Jakarta: Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai