Dendy Iswandy - Tugas Biotan Ps Agt - Fiksasi Penambatan Nitrogen
Dendy Iswandy - Tugas Biotan Ps Agt - Fiksasi Penambatan Nitrogen
Oleh :
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................ iii
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang................................................................................. 1
I.2. Tujuan Makalah............................................................................... 1
I.3. Manfaat........................................................................................... 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1............................................... Macam-Macam Tipe Penambatan N
........................................................................................................3
II.2........................................... Proses Berlangsungnya Penambatan N
........................................................................................................4
II.3. Macam-Macam Jasad Mikro yang Berperan dalam Proses Fiksasi N 4
II.4................................................ Pengertian dan Peranan Rhizobium
........................................................................................................5
II.5.......................... Klasifikasi, Karakteristik dan Ekologi Rhizobium
........................................................................................................6
II.6......................................... Infeksi, Struktur dan Fungsi Bintil Akar
........................................................................................................7
II.7...............................Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perbintilan
........................................................................................................8
III. PENUTUP
III.1.....................................................................................Kesimpulan
........................................................................................................9
III.2...............................................................................................Saran
........................................................................................................9
DAFTAR PUSTA
iii
I. PENDAHULUAN
1
2. Mengetahui jasad yang berperan dalam proses penambatan N
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
3
Namun kompleks enzim tersebut tidak akan aktif ketika ada oksigen sehingga
penambatan nitrogen hanya dapat berlangsung dalam keadaan anaerob (Yuwono,
2008).
Selain oleh mikrobia yang hidup bebas, penambatan nitrogen juga dapat
terjadi ketika ada hubungan simbiosis antara tanaman inang dengan mikrobia.
Beberapa mikrobia mempu melakukan penambatan nitrogen yang bebas di udara
melalui simbiosis dengan beberapa jenis tanaman tertentu. Salah satu contoh yang
paling familiar dalam simbiosis penambatan nitrogen adalah “the root nodules of
legumes” atau bintil akar. Bintil akar ini merupakan struktur khusus yang
terbentuk akibat hubungan simbiotik antara Rhizobium dengan tanaman legume.
Rhizobium merupakan bakteri Gram negative, bersifat aerob, tidak membentuk
spora, berbentuk berbentuk batang dengan ukuran sekitar 0,5-0,9 µm x 1,2-3 µm.
Bakteri yang termasuk dalam family Rhizobiaceae ini banyak terdapat di daerah
perakaran (rhizosfer) tanaman legume dan membentuk hubungan simbiotik
dengan inang khusus (Yuwono, 2008).
4
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain : a).
Cyanobacteria, yaitu sebagai pengikat nitrogen bebas artinya Peran Cyanobacteria
yaitu mengikat nitrogen yang utama di alam, nitrogen sendiri sangat diperlukan
oleh tanaman sehingga cyanobacteria menguntungkan untuk tanaman contohnya
adalah : Nostoc Commune, Anabaena Cycadae dan Anabaena azollae; b).
Azotobacteraceae, species rizobakteri yang dikenal sebagai agen penambat
nitrogen yang mengkonversi dinitrogen (N2) ke dalam bentuk ammonium (NH3),
yang mampu menambat nitrogen dalam jumlah yang cukup tinggi; c). Rhizobia,
merupakan mikroba tanah yang mampu mengikat nitrogen bebas di udara menjadi
ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang selanjutnya menjadi
senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh dan berkembang; d).
Ganggang hijau biru (Cyanophyta), pada umumnya Cyanophyta dapat mengikat
nitrogen bebas di udara. Cyanophyta yang mampu mengikat nitrogen, antara lain
Anabaena, Nostoc, dan Gloeocapsa (Widyawati, 2014).
5
dinamakan zona bakteri yang ditandai dengan adanya nodula dari bakteri yang
menyerangnya, sedangkan jaringan bebas dinamakan korteks nodula. Jaringan
nodula tumbuh dalam berbagai ukuran, mendorong dirinya melalui akar dan
kemudian muncul sebagai tambahan dalam sistem perakaran. Ukuran dan
bentuknya bergantung pada spesies dan tanaman legumnya. Interaksi antara
bakteri Rhizobium dengan tanaman legum dikendalikan oleh tanaman inang
tertentu. Inokulasi tanaman dengan strain rhizobia yang tepat akan menjamin
terbentuknya bintil akar yang efektif mengikat N2 udara. Keberadaan populasi
rhizobia yang tidak efisien justru akan menghambat pengikatan N2 (Sari, 2015).
6
bakteri sebagai simbiosis intraseluler.Bakteri Rhizobium memiliki keunikan
dibanding mikroorganisme tanah lainnya dalam kemampuannya bersimbiosis
dengan tanaman legum untuk menambat N2. Agar dapat melakukan simbiosis,
Rhizobium tidak hanya harus bisa hidup secara saprofit, tetapi juga harus dapat
mengalahkan (berkompetisi) dengan Rhizobium yang lain dalam memperoleh
tempat infeksi pada akar tanaman legum (Sari, 2015).
2.6. Infeksi, Struktur dan Fungsi Bintil Akar
Sebelum terjadi infeksi atau masuknya sel rhizobium ke dalam akar tanaman,
terjadi komunikasi molekular antara mikrosimbion (rhizobium) dan
makrosimbion (tanaman kacang-kacangan) yang merupakan suatu keharusan
untuk saling mengenali calon mitra simbiosis yang kompatibel. Ada dua cara
infeksi rhizobium untuk membentuk bintil pada akar kacang-kacangan yaitu
infeksi melalui rambut akar (root hair entry) dan melalui celah. Proses infeksi
rhizobium pada tanaman leguminosa umumnya terjadi dalam empat tahap pra
infeksi, yaitu kolonisasi rhizobia di daerah rizosfer, penempelan di permukaan
akar, penyabangan rambut akar dan pembengkokan rambut akar (Suryantini,
2018)..
7
Bintil determinat berbentuk bulat, sedangkan bintil indeterminat memiliki sumbu
dan memanjang dengan meristem pada bagian apikal dari bintil. Lapisan yang
tidak terinfeksi mengatur difusi oksigen ke bagian dalam bintil, yang merupakan
fitur sangat penting untuk penambatan nitrogen. Struktur tipis dan sederhana dari
zona perifer dari bagian yang tidak terinfeksi dalam bintil kacang tanah
meningkatkan kemungkinan difusi oksigen akan mudah terpengaruh oleh tekanan
lingkungan, sehingga mengurangi kemampuan penambatan nitrogen (Suryantini,
2018).
Bintil akar pada tanaman kacang-kacangan adalah simbiosis akar tanaman
dengan bakteri Rhizobium leguminosarum. Bintil akar berfungsi untuk mengikat
unsur nitrogen bebas. Selain itu juga dapat menyuburkan tanah karena dapat
menghemat penggunaan NH3 yang tersedia ditanah dan penyediaan unsur nitrogen
ke tanah (Kumalasari, dkk., 2013).
2.7. Faktor yang Mempengaruhi Perbintilan
Temperatur dan cahaya dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, bintil
akar dan penambatan N. Pengaruh suhu terhadap tanaman legum bervariasi
tergantung kepada jenis legumnya. Sistem simbiotik lebih sensitif terhadap suhu
dibandingkan dengan pertumbuhan tanaman. Kelembaban Tanah Kelembaban
tanah sangat berperan dalam pembentukan bintil akar. Permasalahan utama stress
kelembaban yaitu kekeringan dan jenuh air. Defisiensi kelembaban tanah sangat
mempengaruhi fiksasi N2 sebab pembentukan bintil awal, perkembangan bintil
dan aktifitas nitrogenase lebih sensitif terhadap stress kelembaban tanah daripada
sistem metabolisme akar dan pucuk. Zat Pengatur Tumbuh berupa asam indol
asetat IAA dan giberelin telah dapat dideteksi dalam bintil akar. Kemasaman
tanah berpengaruh terhadap perkembangan akar tanaman dan ketersediaan hara
tanah. Pada pH yang rendah, beberapa jenis legum tidak dapat berkembang
walaupun Rhizobium cukup toleran, sehingga proses pembentukan bintil
terhambat. Faktor biologi dapat menjadi faktor pembatas seperti persaingan antara
bakteri pengikat N, serangan nematoda maupun bakteri parasit lainnya.
Penggunaan pestisida merupakan usaha yang dilakukan untuk mengendalikan
hama dan penyakit tanaman dan beberapa senyawa kimia ini mungkin
8
mempengaruhi proses mikrobiologis dalam tanah. Ketersediaan fosfor merupakan
faktor penting dalam pembentukkan bintil dan pertumbuhan tanaman terutama
pada tanah-tanah masam (Kumalasari, 2013).
III. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Bakteri yang mampu mengikat N2 bebas adalah genus Rhizobium, tetapi
hanya dapat hidup jika bersimbiosis dengan tanaman dari suku Leguminoceae.
Penambatan nitrogen terbagi menjadi 2 yaitu secara simbiotik dan non-simbiotik.
Mikroorganisme yang melakukan fiksasi nitrogen antara lain: Cyanobacteria,
Azotobacteraceae, Rhizobia, dan ganggang hijau biru (Cyanophyta).
Rhizobium merupakan mikroba tanah yang mampu mengikat nitrogen bebas
di udara menjadi ammonia (NH3) yang akan diubah menjadi asam amino yang
selanjutnya menjadi senyawa nitrogen yang diperlukan tanaman untuk tumbuh
dan berkembang. Karakteristik bakteri Rhizobium secara makroskopis adalah
warna koloni putih susu, tidak transparan, bentuk koloni sirkuler, konveks,
semitranslusen, diameter 2 - 4 mm dalam waktu 3 - 5 hari pada agar khamir-
manitol-garam mineral. Secara mikroskopis sel bakteri Rhizobium berbentuk
batang, aerobik, Gram negatif dengan ukuran 0,5 - 0,9 x 1,2 - 3 µm. Faktor-faktor
yang mempengaruhi pembintilan dan penambatan N2 yaitu: kelembaban, suhu,
cahaya, Faktor Kimia, pH Tanah.
5.2. Saran
Semoga dengan adanya penulisan ini para pembaca bisa lebih
mengetahui dan memahami tentang fiksasi nitrogen serta rhizobium dan
perbintilan akar. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
9
DAFTAR PUSTAKA
10