Anda di halaman 1dari 8

Journal Endurance 2(2) June 2017 (178-185)

HUBUNGAN UMUR, PARITAS DAN PENDAMPING PERSALINAN


DENGAN INTENSITAS NYERI PERSALINAN KALA I
Afritayeni
Akademi Kebidanan Helvetia Pekanbaru, Pekanbaru 28294, Indonesia
afritaazha@rocketmail.com

Submitted :27-02-2017, Reviewed:30-03-2017, Accepted:25-04-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v2i2.1852

ABSTRAK
Proses persalinan kala I fase aktif akan menimbulkan respon nyeri yang dialami semua ibu bersalin.
Salah satu pengaruh efek nyeri persalinan yaitu efek prilaku. Dari laporan bulanan PWS-KIA Dinas
Kesehatan Kota Pekanbaru didapatkan jumlah ibu bersalin pada Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo
sebanyak 2.800 orang pada tahun 2014. Klinik Pratama Sarinah dengan jumlah penanganan
persalinan dalam tahun 2015 sebanyak 160 orang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan umur, paritas dan pendamping persalinan dengan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
deselerasi di Klinik Pratama Sarinah Pekanbaru.Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif, dengan
desain korelasional dengan menggunakan teknik pengambilan sampel minimum. Teknik pengumpulan
data menggunakan data primer dan sekunder, instrumen dalam penelitian ini berupa observasi dan
data checklis. Berdasarkan analisis chi square didapatkan nilai p value < 0.05 yang artinya adanya
hubungan yang bermakna antara umur, paritas dan pendamping persalinan dengan intensitas nyeri
persalinan kala I fase aktif deselerasi.

Kata Kunci : Umur, Paritas, Pendamping Persalinan, Intensitas Nyeri

ABSTRACT
The process of the first stage of labor active phase will cause a response of pain experienced by all
women giving birth. One effect of the effect of labor pain is the effect of behavior. From the monthly
report PWS-KIA Pekanbaru Health Department found the number of women giving birth at
PuskesmasSidomulyoconsists of2,800 people in 2014. Primary Clinic Sarinah with the number of
deliveries in 2015 of handling consists of 160 people. The purpose of this study was to determine the
relationship of age, parity and labor companion to the first stage of labor pain intensity active phase
of deceleration Clinic Primary Sarinah.This research has done by analytical quantitative, with
correlation design byminimumsampling techniques. Data collection techniques was using primary and
secondary data, the instrument in this study has done by checklis. Based on chi square analysis P value
<0.05, its mean significant relationship between age, parity and labor companion to the first stage of
labor pain intensity active phase of deceleration.

Keyword : Age, Parity, Labor Companion, Pain Intensity

Kopertis Wilayah X 178


Afritayeni – Hubungan Umur, Paritas dan… Journal Endurance 2(2) June 2017 (178-185)

PENDAHULUAN gampang dan cepat untuk menghilangkan


Persalinan adalah proses alamiah yang rasa nyeri, maka berbagai upaya dilakukan
dialami perempuan, merupakan untuk menurunkan nyeri pada persalinan
pengeluaran hasil konsepsi yang telah baik secara farmakologi maupun non
mampu hidup di luar kandungan melalui farmakologi(Umboh, 2015).
beberapa proses seperti adanya penipisan Salah satu teknik manajemen nyeri
dan pembukaan serviks, serta adanya non farmakologis yang dapat mengurangi
kontraksi yang berangsung dalam waktu nyeri ibu saat persalinan adalah
tertentu tanpa adanya penyulit (Rohani, pendampingan dari suami atau keluarga,
Saswita Reni, 2011) karena efek perasaan termasuk kecemasan
Kala I persalinan dimulai sejak pada setiap ibu bersalin berkaitan dengan
terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan persepsi orang yangmendukung.Kehadiran
serviks hingga mencapai pembukaan seorang pendamping persalinan
lengkap (10 cm). Persalinan kala I dibagi 2 memberikan pengaruh pada ibu bersalin
fase, yaitu fase laten dan fase aktif. Fase karena dapat membantu ibu saat persalinan
laten persalinan dimulai sejak awal serta dapat memberikan perhatian, rasa
kontraksi yang menyebabkan penipisan aman, nyaman, semangat, menentramkan
dan pembukaan serviks secara bertahap, hati ibu, mengurangi ketegangan ibu atau
pembukaan serviks kurang dari 4 cm, status emosional menjadi lebih baik
biasanya berlangsung hingga dibawah 8 sehingga dapat mempersingkat proses
jam. persalinan(Umboh, 2015).
Fase aktif persalinan yaitu frekuensi Pendampingpersalinan merupakan
dan lama kontraksi uterus umumnya salah satu aspek dalam asuhan sayang ibu.
meningkat (kontraksi dianggap adekuat/ Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan
memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dengan prinsip saling menghargai budaya,
dalam waktu 10 menit dan berlangsung kepercayaan dan keinginan ibu. Salah satu
selama 40 detik atau lebih), serviks prinsip asuhan sayang ibu adalah dengan
membuka dari 4 ke 10 cm, biasanya mengikutsertakan suami dan keluarga
dengan kecepatan 1 cm atau lebih per jam selama persalinan(Asri Dwi, 2012).
hingga pembukaan lengkap (10 cm), Memberikan asuhan persalinan
terjadi penurunan bagian terbawah sangatlah penting bagi ibu melahirkan.
janin(Asri Dwi, 2012) Asuhan yang sifatnya mendukung selama
Ibu yang mengalami persalinan pasti persalinan merupakan ciri dari asuhan
mengalami nyeri.Nyeri persalinan adalah kebidanan. Asuhan yang mendukung
pengalaman sensorik dan emosional yang artinya kehadiran yang aktif dan ikut serta
tidak menyenangkan akibat dari kerusakan dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
jaringan yang nyata dan yang potensial. Dukungan tersebut yaitu; lingkungan,
Nyeri merupakan mekanisme pertahanan mobilitas, pemberian informasi, teknik
tubuh yang timbul, bila ada jaringan rusak relaksasi, komunikasi, dorongan
dan hal ini akan menyebabkan individu semangat, sikap bidan dalam memberikan
bereaksi dengan cara memindahkan dukungan dan salah satunya pendamping
stimulus nyeri (Andarmoyo Sulistyo, persalinan(Rukiyah, Yulianti, Maimunah,
2013) & Susilawati, 2011)
Ibu yang mengalami nyeri saat Faktor lain yang dapat mempengaruhi
bersalin memiliki berbagai hambatan fisik intensitas nyeri persalinan adalah faktor
dan psikologis padaibu saat persalinan umur dan paritas. Umur ibu yang lebih
akan menambah rasa nyeri yang terjadi. muda memiliki sensori nyeri yang lebih
Kondisi nyeri yang hebat pada proses intens dibanding dengan ibu yang
persalinan memungkinkan para ibu memiliki umur yang lebih tua. Umur muda
cenderung memilih cara yang paling cenderung dikaitkan dengan kondisi

Kopertis Wilayah X 179


Afritayeni – Hubungan Umur, Paritas dan… Journal Endurance 2(2) June 2017 (178-185)

psikologis yang masih labil yang memicu METODE PENELITIAN


terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang Jenis penelitian yang digunakan
dirasakan semakin lebih kuat. Umur juga adalahanalitik kuantitatifdengan
dipakai sebagai salah satu faktor dalam rancangan cross sectional.Penelitian ini
menentukan toleransi terhadap nyeri. Pada untuk mengetahui hubungan umur, paritas
paritas ibu yang primipara intensitas dan pendamping persalinan dengan
kontraksi uterus lebih kuat dibandingkan intensitas nyeri persalinan kala I fase aktif
pada ibu yang multipara dan ibu multipara deselerasi di Klinik Pratama Sarinah Kota
memiliki pengalaman persalinan Pekanbaru Tahun 2016. Populasi dalam
sebelumnya akan lebih mudah beradaptasi penelitian ini berjumlah 161 ibu bersalin.
dengan nyeri dibandingkan dengan ibu Teknik pengambilan sampel menggunakan
yang belum pernah memiliki pengalaman teknik accidental samplingdengan
dalam hal ini ibu primipara (Umboh, 2015) mengambil sampel minimum dengan
Dari laporan bulanan PWS-KIA jumalah sampel penelitian sebanyak 30 ibu
Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru bersalin. Pengolahan data menggunakan
didapatkan jumlah ibu bersalin pada tahun komputer dengan teknik editing, coding,
2014 sebanyak 23.828 orang dan dari 20 tabulating, processing, data entry dan
puskesmas yang ada di Kota Pekanbaru, cleaning. Analisis data secara univariat
Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo dan bivariat (Sugiyono, 2014)
menjadi urutan pertama terbanyak dalam
pelayanan ibu bersalin dengan jumlah ibu HASIL DAN PEMBAHASAN
bersalin pada tahun 2014 sebanyak 2.800 Berdasarkan penelitian yang telah
orang. Dari beberapa tempat bersalin di dilakukan di Klinik Pratama Sarinah Kota
Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Pekanbaru maka diperoleh hasil penelitian
terdapat Klinik Pratama Sarinah dengan yang dijabarkan dalam bentuk data
jumlah penanganan persalinan dalam univariat dan data bivariat sebagai berikut:
tahun 2015 sebanyak 160 orang (Dinkes 1. Data Univariat
Pekanbaru, 2015) Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur
Berdasarkan survey awal yang IbuBersalin
dilakukan di RB Sarinah terhadap 3 orang
ibu bersalin yang ditemukan menunjukan Jumlah
No Usia Presentase
dari 3 ibu yang sedang melalui proses 1 20- 35 (Tidak 20
persalinan, 2 ibu bersalin menunjukan raut 66,7
beresiko)
wajah yang menahan sakit saat persalinan 2 < 20 dan > 35 10
kala I. Ibu pertama berumur 22 tahun dan 33,3
(Beresiko)
baru memiliki anak 1 orang dan tidak Total 30 100.0
didampingi oleh keluarga atau Sumber : Data Primer, 2016
pendamping persalinan. Ibu kedua
berumur 21 tahun dan merupakan Berdasarkan tabel 1 menunjukkan
persalinan pertamanya serta tidak bahwa ibu bersalin yang berisiko
didampingi oleh keluarga. Sementara mengalami nyeri persalinan kala I fase
seorang ibu lagi yang berusia diatas 32 aktif deselerasi sebanyak 10 orang (33,3
tahun memiliki anak 2 orang dan dalam %).
persalinan didampingi oleh keluarga
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Paritas ibu
menjalani proses persalinan lebih cepat
Bersalin
dan mudah serta ibu mengatakan nyeri
No Paritas Jumlah Presentase
persalinan yang dirasakan lebih ringan 1 Tinggi 12 40,0
dibandingkan saat ibu tersebut mengalami 2 Rendah 18 60,0
proses persalinan pertamanya. Total 30 100.0
Sumber : Data Primer, 2016

Kopertis Wilayah X 180


Afritayeni – Hubungan Umur, Paritas dan… Journal Endurance 2(2) June 2017 (178-185)

Berdasarkan tabel 2 menunjukkan selama proses persalinan sebanyak 13


bahwa lebih dari separuh ibu bersalin responden (43,3 %).
memiliki paritas rendah sebanyak 18 orang
ibu bersalin (60,0 %). Tabel 4. Distribusi Frekuensi Intensitas
Nyeri Persalinan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Pendamping
Ibu Bersalin No Intensitas Jumlah Presentase
Nyeri
No Pendamping Jumlah Presentase 1 Sedang 19 63.3
1 Didampingi 17 56.7 2 Berat 11 36.7
2 Tidak di 13 Total 30 100.0
43.3 Sumber : Data Primer, 2016
dampingi
Total 30 100.0
Sumber : Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan
bahwa ibu bersalin yang mengalami
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan intensitas nyeri persalinan berat sebanyak
bahwa ibu bersalin yang tidak didampingi 11 orang (36,7 %).

2. Analisa Bivariat
Tabel 5. Hubungan Umur Ibu Bersalin
dengan Intensitas NyeriPersalinan

Usia Intensitas Nyeri Total OR (95 % P


Sedang Berat CI) Value
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
20- 35 tahun 17 12.7 3 7.3 20 100 22.667 0.001
< 20 dan > 35
2 6.3 8 3.7
tahun 10 100
Total 19 19.0 11 11.0 30 30.0
Sumber : Data Primer, 2016

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat antara umur dengan intensitas nyeri


bahwa ibu bersalin berumur < 20 dan > 35 persalinan kala I fase Aktif Desekerasi di
tahun yang mengalami nyeri persalinan Klinik Pratama Sarinah Kota Pekanbaru
berat sebanyak 8 orang (3,7%), sedangkan Tahun 2016. Hasil analisis juga diperoleh
ibu bersalin berumur 20- 35 tahunyang nilai OR = 22.667 artinya ibu bersalin yang
mengalami intensitas nyeri berat sebanyak berumur < 20 dan > 35 tahunmemiliki
3 orang (7,3 %). peluang 22.667 beresiko mengalami nyeri
Hasil uji chi square diperoleh P value persalinan berat dibandingkan ibubersalin
= 0,001 dengan taraf signifikan 0,05 yang berumur 20- 35 tahun
(0,001< 0,05) artinya terdapat hubungan

Tabel 6. Hubungan Paritas Ibu Bersalin


dengan Intensitas NyeriPersalinan

Paritas Intensitas Nyeri Total P Value


Sedang Berat
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Tinggi 18 11.4 1 7.6 20 100 0.000
Rendah 1 7.6 11 4.4 10 100
Total 19 19.0 11 11.0 30 30.0

Kopertis Wilayah X 181


Afritayeni – Hubungan Umur, Paritas dan… Journal Endurance 2(2) June 2017 (178-185)
Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa Hasil uji chi square diperoleh P value =
ibu bersalin dengan paritasrendah 0,000 dengan taraf signifikan 0,05 (0,000<
mengalami nyeri persalinan berat 0,05) artinya terdapat hubungan antara
sebanyak 11 orang (4,4%), sedangkan ibu paritas dengan intensitas nyeri persalinan
bersalin dengan paritas tinggi yang kala I fase Aktif Desekerasi di Klinik
mengalami intensitas nyeri berat sebanyak Pratama Sarinah Kota Pekanbaru Tahun
1 orang (7,6%). 2016.

Tabel 7. Hubungan Pendamping Ibu Bersalin


dengan Intensitas NyeriPersalinan

Pendamping Intensitas Nyeri Total OR (95 P


Sedang Berat % CI) Value
Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Didampingi 14 10.8 3 6.2 20 100 7.467 0.023
Tidak
5 8.2 8 4.8 10 100
Didampingi
Total 19 19.0 11 11.0 30 30.0

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat diperoleh hasil P Value = 0,001yang


bahwa ibu bersalin yang melahirkan tidak artinya P < 0,05 terdapat hubungan yang
di dampingi oleh keluarga mengalami signifikan antaraumur dengan intensitas
nyeri persalinan berat sebanyak 8 orang nyeri persalinan kala I fase aktif deselerasi
(4,8%), sedangkan ibu bersalin yang di Klinik Prtama Sarinah Kota Pekanbaru
melahirkan dengan didampingi oleh tahun 2016. Ibu bersalin dengan paritas
keluarga mengalami intensitas nyeri berat tinggi sebanyak 1 (7.6 %) ibu yang
sebanyak 3 orang (6,2%). mengalami intensitas nyeri berat,
Hasil uji chi square diperoleh P value sedangkan ibu yang paritas rendah ada 11
= 0.018 dengan taraf signifikan 0,05 (0.018 (4,4 %)ibu yang mengalami intensitas
< 0,05) artinya terdapat hubungan antara nyeri berat. Hasil uji statistik diperoleh
pendamping persalinan dengan intensitas hasil P Value = 0.000yang artinya P < 0,05
nyeri persalinan kala I fase Aktif terdapat hubungan yang signifikan
Deselerasi di Klinik Pratama Sarinah Kota antaraparitas dengan intensitas nyeri
Pekanbaru Tahun 2016. Hasil analisis juga persalinan kala I fase aktif deselerasi di
diperoleh nilai OR = 7.467 artinya ibu Klinik Prtama Sarinah Kota Pekanbaru
bersalin yang tidak didampingi memiliki tahun 2016. Ibu yang bersalin ada
peluang 7.467 beresiko mengalami nyeri sebanyak 3 (6.2 %) ibu yang didampingi
persalinan berat dibandingkan ibubersalin dan mengalami intensitas nyeri berat,
yang melahirkan dengan didampingi sedangkan ibu yang tidak didampingi ada
keluarga. 8 (4.8 %) yang mengalami intensitas nyeri
berat. Hasil uji statistik diperoleh P Value
PEMBAHASAN = 0.018 yang artinya P < 0,05
terdapathubungan yang signifikan antara
Berdasarkan hasil penelitian diketahui pendamping persalinandengan intensitas
bahwaada sebanyak 3 (7.3 %) ibu yang nyeri persalinan kala I fase aktif deselerasi
berusia 20-35 tahun dan mengalami di Klinik Prtama Sarinah Kota Pekanbaru
intensitas nyeri persalinan berat, tahun 2016.
sedangkan ibu yang usia < 20 dan > 35 Nyeri adalah rasa tidak enak akibat
tahun ada 8 (3.7 %) yang mengalami perangsangan ujung-ujung saraf khusus.
intensitas nyeri berat. Hasil uji statistik Selama persalinan dan kelahiran

Kopertis Wilayah X 182


Afritayeni – Hubungan Umur, Paritas dan… Journal Endurance 2(2) June 2017 (178-185)
pervaginam, nyeri disebabkan oleh primipara menunjukkan peningkatan
kontraksi rahim, dilatasi serviks, dan kecemasan dan keraguan untuk
distensi perineum(Rukiyah et al., 2011) mengantisipasi rasa nyeri selama
Umur adalah lama waktu hidup atau persalinan.
sejak dilahirkan. Umur sangat menentukan Hasil penelitian ini sejalan dengan
suatu kesehatan ibu, ibu dikatakan berisiko penelitian yang dilakukan oleh (Yuliastanti
tinggi apabila ibu hamil berusia dibawah & Nurhidayati, 2013) dimana terdapat
20 tahun dan di atas 35 tahun.Penelitian hubungan yang bermakna antara parietas
yang dilakukan oleh Juwaher (2011) dengan intensitas nyeri pada kala I
cakupan yang memiliki umur 20-35 tahun persalinan pada fase deselerasi. Penelitian
(tidak resti)sebagian besar malah lain yang dilakukan oleh (Indriani, 2014)
melakukan pemeriksaan kehamilan sesuai juga menyatakan bahwa ibumultigravida
dengan standar (≥4 kali), dibandingkan ternyata mengalami nyeri yang lebih
dengan yang berumur < 20 atau > 35 tahun ringan dibandingkan ibu primigravida
(resti)(Walyani, 2015). Penelitian Juwaher pada tahun 2009,
Umur seseorang berpengaruh menunjukkan bahwa ibu yang memiliki
terhadap intensitas nyeri ibu bersalin hal paritas rendah ≤ 2 sebagian besar
ini sesuai dengan hasil penelitian yang melakukan pemeriksaan kehamilan
dilakukan oleh (Yuliastanti & Nurhidayati, dibandingkan ibu yang memiliki paritas
2013) dimana terdapat hubungan yang tinggi > 2. Hal ini dikarenakan ibu paritas
bermakna antara umur dengan intensitas rendah kehamilannya ini merupakan suatu
nyeri pada kala 1 persalinan pada fase yang sangat diharapkannya. Sehingga
deselerasi. mereka sangat menjaga kehamilannya
Menurut asumsi peneliti umur tersebut dengan sebaik- baiknya. Mereka
mempengaruhi intensitas nyeri persalinan, menjaga kehamilannya dengan cara
dengan kata lain pada ibu yang memiliki melakukan pemeriksaan kehamilan secara
umur yang muda (< 20 tahun) akan rutin demi menjaga kesehatan
mengalami proses persalinan pertama kali janinnya(Walyani, 2015).
dalam kehidupannya, dimana umur yang Menurut asumsi peneliti pemeriksaan
relatif masih muda akan menimbulkan kehamilan yang dilakukan oleh ibu hamil
respon kecemasan dalam diri ibu karena ini ada hubungannya dengan penurunan
merupakan persalinan pertamanya. Hal intensitas nyeri karena pada saat ibu
yang sama juga terjadi pada ibu dengan memeriksakan kehamilan ibu akan
umur yang terlalu tua (> 35 tahun) akan mengetahui dari tenaga kesehatan
menimbulkan respon kecemasan karena bagaimana proses alamiah pada saat hamil
umur yang akan menimbulkan risiko dan bagaimana proses persalinan yang
dalam persalinan yang perlu diperhatikan. akan dihadapinya pada saat persalinan
Meningkatnya rasa kecemasan ini akan sehingga ibu akan mempersiapkan segala
meningkatkan stimulus intensitas nyeri sesuatunya untuk menghadapi proses
pada saat persalinan. persalinan, hal ini akan mengurangi rasa
Paritasmempengaruhi persepsi cemasnya dalam menghadpi persalinan
terhadap nyeri persalinan karena primipara dan secara tidak langsung akan
mempunyai proses persalinan yang lebih mengurangi rasa nyeri pada saat
lama dan lebih melelahkan dibandingkan persalinan.
dengan multipara. Hal ini disebabkan Selain itu peneliti
karena serviks pada klien primipara jugaberasumsiparitas mempengaruhi
memerlukan tenaga yang lebih besar untuk intensitas nyeri persalinan, dimana salah
mengalami peregangan karena pengaruh satu faktor yang mempengaruhi intensitas
intensitas kontraksi lebih besar selama kala nyeri salah satunya yaitu riwayat
I persalinan. selain itu, pada ibu dengan persalinan lalu. Seorang ibu yang pernah

Kopertis Wilayah X 183


Afritayeni – Hubungan Umur, Paritas dan… Journal Endurance 2(2) June 2017 (178-185)
mengalami persalinan akan mengerti pendamping persalinan mengalami nyeri
tentang bagaimana rasa nyeri yang akan ia yang lebih ringan dibandingkan ibu tidak
rasakan pada saat persalinan. Sedangkan dengan pendamping persalinan.
pada ibu yang belum pernah melahirkan Selain suami seorang ibu juga
tidak mengetahui bagaimana rasa nyeri membutuhkan pendamping persalinan dari
yang akan ia rasakan untuk pertama kali orang terdekat seperti ibunya hal ini
dalam proses persalinan. Peneliti juga sejalan dengan pendapat (Wati, 2015),
beranggapan pada primipara pendamping merupakan orang terdekat
prosespenipisan biasanya terjadi lebih seperti ibunya yang selalu siap
duludaripada dilatasi serviks. Sedangkan memberikan dukungan moril maupun
padamultipara proses penipisan dan materi yang dapat berupa informasi,
dilatasiserviks terjadi bersamaan. perhatian, bantuan nyata dan pujian bagi
Pengaruh inidisebabkan oleh adanya ibu bersalin sehingga ibu merasa
pengalamansebelumnya yang dirasakan terkurangi bebannya dalam menjalani
oleh ibumultipara dimana pengalaman ini proses persalinan.
merupakan salah satu faktor yang Menurut asumsi peneliti bahwa
dapatmenyebabkan intensitas nyeri individu yang mengalami nyeri seringkali
yangdirasakan individu berbeda membutuhkan dukungan, bantuan,
Pendampingpersalinan merupakan perlindungan dari anggota keluarga lain
salah satu aspek dalam asuhan sayang ibu. atau teman terdekat. Kehadiran orang
Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan terdekat akan membantu meringankan
dengan prinsip saling menghargai budaya, beban dan kegelisahan saat menghadapi
kepercayaan dan keinginan ibu. Salah satu proses persalinan. Hadirnya suami sebagai
prinsip asuhan sayang ibu adalah dengan orang terdekat yang memberikan
mengikutsertakan suami dan keluarga pendampingan dengan baik secara
selama persalinan(Asri Dwi, 2012). Suami psikologis akan dapat mengalihkan
memiliki peran yang sangat besar untuk perhatian ibu terhadap rasa nyeri yang
memberikan dukungan kepada ibu selama dirasakannya dan menurunkan tingkat
persalinan. Salah satu peran penting adalah stressor yang menjadi stimulus nyeri saat
memastikan ibu sampai di rumah sakit dan bersalin.
memberikan semangat pada istrinya, Dari hasil observasi dari 13 ibu
menemani istrinya selama proses bersalin tidak didampingi keluarga saat
persalinan secara tidak langsung inpartu dengan alasan takut melihat proses
mengajarkan suami untuk lebih melahirkan dan keluarga yang
menghargai dan perhatian pada ibunya mendampingi 17 orang ibu yang
nanti karena suami adalah orang yang melahirkan memberikan perhatian seperti
dekat dengan ibu (Indrayani dkk, 2013). mengelus-elus wajah, mengelap keringat
Besarnya peran suami dalam dan memberikan kata-kata sanjungan
mengurangi intensitas nyeri pada dalam memotivasi ibu saat bersalin.
persalinan sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Yuliastanti & Nurhidayati, SIMPULAN
2013)dimana hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan telah dilakukan ditemukanbahwa ada
yangbermakna antara pendampingansuami hubungan yang signifikan antara usia
dengan intensitas nyeri persalinan kala I dengan intensitas nyeri persalinan dengan
faseaktif deselarasi di ruang bersalin P Value = 0.001, ada hubungan yang
RSUD Prof. Dr.H. Aloei Saboe Kota signifikan antara paritas dengan intensitas
Gorontalo. Penelitian yang sama juga nyeri persalinan dengan P Value = 0.000
dilakukan oleh (Indriani, 2014) yang dan ada hubungan yang signifikan antara
menunjukkan bahwa ibu dengan

Kopertis Wilayah X 184


Afritayeni – Hubungan Umur, Paritas dan… Journal Endurance 2(2) June 2017 (178-185)
pendamping persalinan dengan intensitas Pendampingan Suami dengan
nyeri persalinan dengan P Value = 0.023. Intensitas Nyeri Persalinan Kala I
Fase Aktif Deselarasi di Ruang
DAFTAR PUSTAKA Bersalin RSUD Prof . Dr . H . Aloei
Andarmoyo Sulistyo, U. (2013). Saboe Kota Gorontalo Correlation
Persalinan Tanpa Nyeri Berlebihan. between Age , Parity and Husband
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Assistance with Childbirt, 5, 406–
Asri Dwi, C. C. (2012). Asuhan Persalinan 413.
Normal. Yogyakarta: Nuha Medika. Walyani, E. S. (2015). Asuhan Kebidanan
Dinkes Pekanbaru. (2015). Laporan pada Kehamilan. Yogyakarta:
Bulanan PWS KIA. Pekanbaru. Pustaka Baru Press.
Indriani, F. (2014). Pengaruh Pendamping Wati, A. T. S. (2015). Hubungan
Persalinan dan Paritas terhadap pendampingan suami dengan
Pengurangan Rasa Nyeri Kala 1 fase intensitas nyeri persalinan kala i di rs
Aktif pada Ibu Bersalin Normal. pku muhammadiyah yogyakarta.
PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI ILMU
UNIVERSITAS SEBELAS MARET KEPERAWATAN SEKOLAH
SURAKARTA. Retrieved from TINGGI ILMU KESEHATAN
https://scholar.google.co.id/scholar?q ‘AISYIYAH YOGYAKARTA.
=hubungan+pendamping+persalinan Retrieved from
+dengan+intensitas+nyeri+persalina http://docplayer.info/38441998-
n&btnG=&hl=id&as_sdt=0%2C5 Hubungan-pendampingan-suami-
Rohani, Saswita Reni, M. (2011). Asuhan dengan-intensitas-nyeri-persalinan-
Kebidanan pada Masa Persalinan. kala-i-di-rs-pku-muhammadiyah-
Jakarta: Salemba Medika. yogyakarta.html
Rukiyah, A. Y., Yulianti, Maimunah, & Yuliastanti, T., & Nurhidayati, N. (2013).
Susilawati, L. (2011). Asuhan Pendampingan Suami Dan Skala
Kebidanan Persalinan. Jakarta. Nyeri Pada Persalinan Kala 1 Fase
Sugiyono. (2014). Metodologo Penelitian Aktif. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 4(1),
Kuantitatis Kualitatif R&D. 1–14. Retrieved from
Bandung: Alfabeta. http://ojs.akbidylpp.ac.id/index.php/
Umboh, J. A. J. M. L. (2015). Hubungan Prada/article/view/26
antara Umur , Parietas dan

Kopertis Wilayah X 185

Anda mungkin juga menyukai