Anda di halaman 1dari 12

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


PROGRAM PASCASARJANA

RANCANGAN TESIS

Diajukan oleh :

Nama : Ardhi Prabowo


NIM : 4101504011
Program Studi : Pendidikan Matematika

Judul

COOPERATIVE LEARNING DAN ANALISIS SIKAP DALAM UPAYA

MENGURANGI TINGKAT KENAKALAN SISWA SMK SEBAGAI SARANA

PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN SMK (STUDI KASUS SISWA

JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMK DI JAWA TENGAH)

Pendahuluan

Berdasarkan informasi dari beberapa guru SMK di Semarang mengatakan

bahwa sebagian besar siswa SMK sangat sulit dikendalikan dalam proses

pembelajaran di dalam kelas. Siswa banyak yang bertindak sekeinginan hatinya.


Kenyataan yang terjadi saat ini, ada guru yang sama sekali tidak dihiraukan oleh

siswanya sendiri.

Guru telah mencoba untuk mengatasinya, tetapi masih saja guru belum

berhasil untuk memecahkan masalah tersebut. Berdasarkan hasil diskusi antara

guru kelas dan dosen, sampailah pada suatu intuisi bahwa pada umumnya dalam

belajar, siswa menginginkan sebuah suasana yang harmonis dan menyenangkan.

Tetapi permasalahan tidak berhenti pada hal itu saja. Konsep menyenangkan

antara guru dan siswa SMK sangatlah berbeda dan sangat sulit untuk dapat

dipertemukan kedua konsep tersebut sehingga permasalahan tersebut tetap saja

berlangsung sampai dengan saat ini.

Dengan permasalahan tersebut, yang terjadi saat ini adalah rendahnya

hubungan antar personal guru dengan siswa SMK. Guru hanya mementingkan

tugas mengajar tanpa mengikutsertakan tugas membimbingnya. Dan siswa pun

akhirnya menjadi acuh tak acuh, sehinga proses pendidikan yang terjadi di

sekolah menjadi sulit diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya

permasalahan tersebut dapat diduga bahwa akhirnya pembelajaran menjadi

kurang bermakna bagi siswa. Hal ini juga sesuai dengan penelitian Outhred &

Michelmore dalam Silberman (2001) bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

menerapkan konsep untuk memecahkan masalah yang terkait dengan kehidupan

sehari-hari.

Pendidikan yang diberikan selama sekolah seakan-akan menjadi sia-sia.

Mereka hanya secara formalitas bersekolah hanya untuk mendapat uang saku, dan

akhirnya orientasi mereka bersekolah pun menjadi lain. Sikap seperti inilah yang

2
kemudian dilampiaskan kepada tawuran dan hal-hal negatif lain. Sudah menjadi

rahasia umum bahwa siswa SMK mudah untuk melakukan tawuran. Tanpa ikatan

yang kuat dari sekolah bukan hal yang mustahil jika setiap hari terjadi perkelahian

di sebuah SMK.

Untuk mengatasi permasalahan yang diuraikan tersebut perlu adanya suatu

penelitian yang menerapkan suatu strategi pembelajaran tertentu yang dapat

meningkatkan ketertarikan siswa pada materi pelajaran. Selain itu juga perlu

dilakukan sebuah penelitian yang mengukur sikap siswa dan guru dalam

pembelajaran. Penelitian ini difokuskan kepada siswa dan guru SMK jurusan

teknik bangunan.

Rumusan Masalah

Permasalahan yang telah diuraikan dalam pendahuluan dapat dirumuskan

sebagai berikut.

Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK?

Bagaimanakah cara meningkatkan minat siswa SMK untuk belajar?

Untuk menjawab permasalahan tersebut akan di jawab melalui penelitian

dengan berdasarkan pada refleksi awal (keadaan sebelum penelitian dilakukan).

Selanjutnya permasalahan yang ada diuraikan dalam pertanyaan sebagai

berikut.

a. Bagaimanakah cara untuk mengurangi tingkat kenakalan siswa SMK?

b. Metode pembelajaran yang bagaimanakah yang dapat digunakan untuk

meningkatkan minat siswa SMK dalam proses pembelajaran dalam kelas?

3
c. Bagaimanakah hubungan guru dan siswa SMK yang seharusnya?

Pemecahan Masalah

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan akan dilakukan

kegiatan sebagai berikut.

Untuk memecahkan masalah pertama dilakukan dengan mengadakan

diskusi antar pihak yang terkait di luar siswa yang bersangkutan, kemudian

dirumuskan pemecahannya. Selain itu dilakukan penelitian kualitatif yang

menganalisis sikap siswa dan hubungannya dengan guru di kelas.

Untuk memecahkan masalah kedua akan digunakan strategi pembelajaran

kooperatif, di mana dalam metode ini dikembangkan untuk mencapai setidak-

tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil belajar akademik,

penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan keterampilan sosial.

Untuk memecahkan masalah ketiga peneliti akan menggunakan analisis

sikap guru dan siswa. Guru dan siswa diberikan angket untuk mengetahui

sejauhmana sikap guru terhadap siswa dan sebaliknya sejauhmana sikap siswa

terhadap guru kelasnya. Dengan analisis sikap ini nantinya akan dapat

dirumuskan solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Tinjauan Pustaka

1. Pembelajaran Kooperatif

Dalam strategi pembelajaran perlu dikembangkan suatu strategi

pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar aktif . Belajar aktif meliputi

4
berbagai cara untuk membuat siswa aktif sejak awal melalui aktivitas-aktivitas

yang membangun kerja kelompok.

Dalam pembelajaran kooperatif dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan

penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran

kooperatif didorong dan atau dikehendaki untuk bekerjasama pada suatu tugas

bersama, dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan

tugasnya (Ibrahim, 2000). Diharapkan dengan adanya kerjasama ini siswa

keterampilan untuk belajar bersama dari siswa meningkat dan harapannya pula

kemampuan siswa juga meningkat. Menurut Ibrahim (2000) unsur-unsur dasar

pembelajaran kooperatif sebagai berikut.

(1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup

sepenanggungan bersama.

(2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya

(3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya

memiliki tujuan yang sama.

(4) Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara

anggota kelompoknya.

(5) Sisa akan dikenakan evaluasi atau diberikan hadiah/penghargaan yang juga

akan dikenakan untuk semua anggota kelompok.

(6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhksn keterampilan untuk

belajar bersama selama proses belajarnya.

(7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok kooperatif.

5
Kebanyakan pembelajaran yang menggunakan model kooperatif memiliki

cirri-ciri; (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan

materi belajarnya, (2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan

tinggi, sedang, dan rendah, (3) bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari

ras, budaya, suku, jenis kelamin berbeda-beda, (4) penghargaan lebih berorientasi

kelompok daripada individu.

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat siswa SMK

dalam pembelajaran di kelas, selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk

mengetahui sikap guru dan siswa SMK di propinsi Jawa Tengah. Tujuan akhir

dari penelitian ini adalah terwujudnya sebuah rumusan penyelesaian mengenai

apa yang harus dikerjakan oleh sekolah, guru dan siswa serta stakeholder dalam

rangka meningkatkan kualitas lulusan SMK khususnya Jurusan Teknik

Bangunan.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai kontribusi.

(1) Siswa dapat meningkat kemampuannya dalam pembelajaran di kelas,

(2) dengan menjadi tim peneliti, maka akan membantu guru untuk menyelesaikan

masalah-masalah pembelajaran,

6
(3) memberikan suatu contoh model pembelajaran yang menggunakan

pembelajaran kooperatif,

(4) menumbuhkan minat guru untuk memecahkan masalah melalui penelitian

tindakan kelas,

(5) meningkatkan hubungan kerja sama antara BLPT, LPTK dan Sekolah

Mengengah Kejuruan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.

Metode Penelitian

Penelitian ini direncanakan dalam 12 (enam) sekolah di 6 (enam) kota dan

dilakukan sebanyak tiga siklus yang masing masing siklus terdiri dari 4 tahap

yaitu: perencanaan, implementasi, observasi dan evaluasi, refleksi.

(1) Siklus 1

a. Perencanaan

Dalam tahap ini direncanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut

(kegiatan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peneliti):

• menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif,

• membentuk kelompok-kelompok siswa ( direncanakan dalam satu

kelompok terdiri dari 5 siswa), dengan menunjuk seorang siswa

sebagai ketuanya,

7
• menyiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada masing-msing

kelompok,

• menyiapkan materi pelajaran yang kontekstual,

• menyiapkan alat evaluasi yang berupa tes, pedoman observasi , dan

pedoman wawancara.

b. Implementasi

Dalam tahap ini apa yang telah direncanakan pada tahap

perencanaan akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang disusun.

Pelaksanaan tidak mengganggu kegiatan di sekolah, karena urutan materi

berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah berlaku di Sekolah tersebut.

c. Observasi dan Evaluasi.

Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat

implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir

siklus pertama diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, hasil

wawancara dan hasil tes, maka tahap berikutnya dapat dilaksanakan.

d. Refleksi

Setelah hasil observasi, wawancara, dan hasil tes dianalisis secara

kolaboratif oleh semua anggota penelitian, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan refleksi apakah pembelajaran berhasil. Apabila hasil

belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan maka penelitian

diputuskan untuk dilanjutkan pada siklus kedua.

8
(2) Siklus 2

Siklus kedua dilakukan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum

baik dan berakhir pada siklus pertama. Adapun tahapan pada siklus kedua

juga sama dengan tahapan yang ada pada siklus 1. Perbaikan dilakukan

berdasarkan hasil pada siklus pertama.

a) Perencanaan

a. Menyempurnakan rencana pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran kooperatif,

b. Memperbaiki bentuk kelompok-kelompok siswa,

d. Menyiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada masing-

msing kelompok,

e. Memperbaiki cara mengajar guru,

f. Memperbaiki alat evaluasi yang berupa tes, pedoman observasi

, dan pedoman wawancara.

b) Implementasi

Dalam tahap ini apa yang telah direncanakan pada tahap

perencanaan akan dilaksanakan seuai dengan jadwal yang dibuat.

Pelaksanaan tidak mengganggu kegiatan di sekolah, karena urutan materi

berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah ada di Sekolah. Pelaksanaan

pembelajaran diadakan perbaikan sesuai dengan hasil pada siklus

sebelumnya.

9
c) Observasi dan Evaluasi.

Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat

implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir

siklus kedua diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, hasil

wawancara dan hasil tes, maka tahap berikutnya dapat dilaksanakan.

d) Refleksi

Setelah hasil observasi, wawancara, dan hasil tes dianalisis secara

kolaboratif oleh semua anggota penelitian, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan refleksi apakah pembelajaran berhasil. Apabila hasil

belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan maka penelitian

diputuskan untuk dilanjutkan pada siklus ketiga.

(3) Siklus 3

Siklus ketiga dilakukan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum

baik dan berakhir pada siklus kedua. Adapun tahapan pada siklus ketiga juga

sama dengan tahapan yang ada pada siklus sebelumnya. Perbaikan dilakukan

berdasarkan hasil pada siklus kedua.

a. Perencanaan

b. Menyempurnakan rencana pembelajaran dengan menggunakan

strategi pembelajaran kooperatif.

• Memperbaiki bentuk kelompok-kelompok siswa.

10
• Menyiapkan penghargaan yang akan diberikan kepada masing-msing

kelompok

• Memperbaiki soal cerita yang kontekstual dan terkait dengan

kehidupan sehari-hari.

• Memperbaiki bentuk kartu gambar yang yang telah dihasilkan.

• Menyiapkan kertas yang menarik untuk membuat poster oleh siswa,

beserta alat-alat tulis yang lainnya.

• Memperbaiki alat evaluasi yang berupa tes, pedoman observasi , dan

pedoman wawancara.

c. Implementasi

Dalam tahap ini apa yang telah direncanakan pada tahap

perencanaan akan dilaksanakan seuai dengan jadwal yang dibuat.

Pelaksanaan tidak mengganggu kegiatan di sekolah, karena urutan materi

berjalan sesuai dengan kurikulum yang sudah ada di Sekolah. Pelaksanaan

pembelajaran diadakan perbaikan sesuai dengan hasil pada siklus

sebelumnya.

d. Observasi dan Evaluasi.

Observasi terhadap kegiatan belajar dilakukan pada saat

implementasi untuk mengetahui jalannya proses pembelajaran. Pada akhir

siklus ketiga diakhiri dengan tes. Berdasarkan hasil observasi, hasil

wawancara dan hasil tes, maka tahap berikutnya dapat dilaksanakan.

11
e. Refleksi

Setelah hasil observasi, wawancara, dan hasil tes dianalisis secara

kolaboratif oleh semua anggota penelitian, maka langkah selanjutnya

adalah melakukan refleksi apakah pembelajaran berhasil. Apabila hasil

belum sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan maka penelitian

diputuskan untuk dilanjutkan pada siklus ketiga. Apabila sudah sesuai

dengan yang diharapkan maka penelitian selesai.

DAFTAR PUSTAKA

Arronson, E. 2000. Jigsaw in 10 Easy Steps. Original website of elliot Arronson ;


www.Jigsaw.org diambil pada Minggu, 5 Desember 2004.

Blosser, P. 1992. Using Cooperative Learning in Science Education. (e-journal)


dalam http://www.stemworks.org/Bulletin/SEB92-1.html diambil padda
Minggu, 5 Desember 2004.

Dirjen Dikdasmen. 2002. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and


Learning). Jakarta: Depdiknas.

Ibrahim, M. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press.

Lie, A. 2002. Cooperative Learning, Mempraktekkan Cooperative Learning di


Ruang-ruang Kelas. Jakarta : PT. Gramedia.

Silberman, Mel, 2001. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif.


(terjemahan Sarjuli dkk): Yogyakarta: Yappendis.

12

Anda mungkin juga menyukai