Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TEORI EKONOMI

PERKEMBANGAN PEREKONOMI INDONESIA DI ERA PANDEMI


COVID-19

Dosen Pengampu :
Husna Purnama, S.E., M.E.P

Di susun oleh :
Hikmah Justiti Adiastuti
20612010112P

UNIVERSITAS SANG BUMI RUWA JURAI


FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN
2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


COVID-19 pandemi di Indonesia merupakan pandemi di seluruh dunia dari
penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) yang disebabkan oleh akut sindrom
pernafasan coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Dipastikan telah menyebar ke
Indonesia pada 2 Maret 2020, setelah seorang instruktur tari dan ibunya
dinyatakan positif terkena virus tersebut. Keduanya terinfeksi dari warga negara
Jepang. Hingga 9 April 2020, pandemi telah menyebar ke 34 provinsi di Tanah
Air. Jakarta , Jawa Barat , dan Jawa Tengah adalah provinsi yang paling parah
terkena dampak, bersama-sama menyumbang lebih dari setengah dari total kasus
nasional. Peningkatan kasus baru terbesar dalam satu hari terjadi pada 30 Juni
2021, ketika 21.807 kasus diumumkan. Paling banyak 13.038 pemulihan dan 476
kematian yang pernah tercatat dalam rentang waktu 24 jam. Pada 13 Juli 2020,
pemulihan melebihi kasus aktif untuk pertama kalinya. Indonesia telah menguji
13.326.172 orang terhadap 270 juta penduduknya sejauh ini, atau sekitar 49.429
orang per juta. Organisasi Kesehatan Dunia telah mendesak bangsa untuk
melakukan lebih tes , terutama pada pasien suspek. Alih-alih menerapkan
penguncian secara nasional, pemerintah menerapkan “pembatasan sosial berskala
besar” kemudian dimodifikasi menjadi “pemberlakuan pembatasan kegiatan
masyarakat”.

Berbagai upaya penanggulangan dilakukan pemerintah untuk meredam dampak


dari pandemi Covid-19 di berbagai sektor. Hampir seluruh sektor terdampak, tak
hanya kesehatan. Sektor ekonomi juga mengalami dampak serius akibat pandemi
virus corona. Pembatasan aktivitas masyarakat berpengaruh pada aktivitas bisnis
yang kemudian berimbas pada perekonomian. Laporan Badan Pusat Statistik
(BPS) Agustus ini menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal
II 2020 minus 5,32 persen. Sebelumnya, pada kuartal I 2020, BPS melaporkan
bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97 persen, turun
jauh dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen pada periode yang sama 2019 lalu.

Terhambatnya aktivitas perekonomian secara otomatis membuat pelaku usaha


melakukan efisiensi untuk menekan kerugian, Akibatnya, banyak pekerja yang
dirumahkan atau bahkan diberhentikan (PHK). Berdasarkan data Kementerian
Ketenagakerjaan (Kemnaker) per 7 April 2020, akibat pandemi Covid-19, tercatat
sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal yang memilih merumahkan, dan
melakukan PHK terhadap pekerjanya. Perekonomian rakyat pada hakikatnya
merupakan istilah ekonomi rakyat yang berarti perekonomian yang
diselenggarakan oleh rakyat. Perekonomian yang diselenggarakan oleh rakyat
adalah usaha ekonomi yang menjadi sumber penghasilan keluarga atau orang-
perorang. Perekonomian nasional berakar pada potensi dan kekuatan masyarakat
secara luas dalam menjalankan roda perekonomian mereka sendiri. Adapun
bentuk perekonomian yang dilakukan langsung oleh masyarakat atau kemandirian
perekonomian adalah dengan membuka usaha-usaha kecil. Dengan demikian,
untuk membuka usaha-usaha guna mencapai kelangsungan hidup mereka
memerlukan dana ataupun modal. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis
tertarik menyusun makalah dengan judul “PERKEMBANGAN
PEREKONOMI INDONESIA DI ERA PANDEMI COVID-19”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana sistem perekonomian Indonesia?
2. Bagaimana penerapan sistem perekonomian Indonesia?
3. Bagaimana penerapan etika dalam perekonomian di era pandemik?
4. Bagaimana strategi dalam pengembangan perekonomian di era pandemik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui sistem perekonomian Indonesia
2. Mengetahui penerapan sistem perekonomian Indonesia
3. Mengetahui penerapan etika dalam perekonomian di era pandemik
4. Mengetahui strategi dalam pengembangan perekonomian di era pandemik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Corona Virus


Koronavirus atau coronavirus (istilah populer: virus korona, virus corona, atau
virus Corona) adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocoronavirinae
dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang
dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia).
Pada manusia, koronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang
umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti
SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan. Manifestasi klinis
yang muncul cukup beragam pada spesies lain: pada ayam, koronavirus
menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas, sedangkan pada sapi dan babi
menyebabkan diare. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah
atau mengobati infeksi koronavirus pada manusia.
Koronavirus merupakan virus beramplop dengan genom RNA utas tunggal
plus dan nukleokapsid berbentuk heliks simetris. Jumlah genom koronavirus
berkisar antara 27–34 kilo pasangan basa, terbesar di antara virus RNA yang
diketahui. Nama koronavirus berasal dari bahasa Latin corona yang artinya
mahkota, yang mengacu pada tampilan partikel virus (virion): mereka
memiliki pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari.
2.2 Sistem perekonomian
Dalam Undang Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33, sistem ekonomi
dirumuskan sebagai berikut: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan” (ayat 1); “Cabang-cabang produksi yang
penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai
oleh negara “(ayat 2); “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat” (ayat 3).
Suatu perumusan lain mengatakan bahwa : “ Dalam Demokrasi Ekonomi yang
berdasarkan Pancasila harus dihindarkan hal-hal sebagai berikut :
 Sistem free fight liberalism yang menumbuhkan eksploitasi terhadap
manusia dan bangsa lain yang dalam sejarahnya di Indonesia telah
menimbulkan dan mempertahankan kelemahan struktural ekonomi
nasional dan posisi Indonesia dalam perekonomian dunia.

 Sistem etatisme dalam arti bahwa negara beserta aparatur ekonomi


negara bersifat dominan, mendesak dan mematikan potensi serta daya
kreasi unit-unit ekonomi di luar sektor negara.

 Persaingan tidak sehat serta pemusatan kekuatan ekonomi pada satu


kelompok dalam berbagai bentuk monopoli dan monopsoni yang
merugikan masyarakat dan cita-cita keadilan sosial.” (GBHN 1993).
Selain di UUD 1945 dan GBHN 1993 itu, berbagai gagasan sistem ekonomi
Indonesia telah diutarakan oleh berbagai pakar ekonomi Indonesia. Misalnya
pakar ekonomi senior Indonesia mengatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia
“….pada dasarnya merupakan ekonomi yang dijalankan oleh dunia usaha
swasta walaupun perlu diatur oleh negara…” (Widjojo Nitisastro. “The Socio-
Economic Basis of the Indonesian State”, 1959).

2.3 Penerapan sistem perekonomian


Dengan dasar penerapan sistem perekonomian Pancasila yang menjadi acuan
dasar keseluruhan perekonomian negara :

 Adanya BUMN (Badan Usaha Milik Negara)


Merujuk pada aturan dan undang- undang resmi negara yang mengatakan hal-
hal yang dianggap penting serta berhubungan dengan hajat hidup orang
banyak diatur oleh negara. Karenanya, negara memimpin peran penting dalam
menciptakan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.

 Adanya Koperasi
Badan koperasi adalah salah satu bentuk implementasi dari sistem
perekonomian Indonesia yakni Pancasila. Setiap badan koperasi didirikan
dengan tujuan usaha kolektif yang memakai dasar asas kekeluargaan.

 Adanya Serikat Pekerja


Selain adanya BUMN dan juga Koperasi, maka ada juga serikat pekerja yang
diharapkan akan mampu meminimalisir, memantau dan mengantisipasi
kemungkinan adanya penyelewengan atau eksploitasi dari sumber daya, dalam
hal ini sumber daya manusia.
Adapun tujuan dari penerapannya, merujuk pada kalimat terakhir dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi bahwa tujuan bangsa
adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, merupakan hal yang mendasari tujuan pembangunan sistem
perekonomian Indonesia. Ini membuat secara umum, tujuan ekonomi
Indonesia mengikuti ide- ide dengan garis besar :

 Peningkatan pendapatan perkapita negara.

 Perencanaan pembangunan ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi.

 Meningkatkan taraf hidup penduduk serta menyetarakannya.

 Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

 Mengurangi kesenjangan sosial.

 Meningkatkan kapasitas produksi

 Meningkatkan investasi.

 Menurunkan angka kemiskinan.

 Menciptakan keadilan dan kemakmuran masyarakat.

 Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan untuk peningkatan


kualitas hidup masyarakat.

2.4 Penerapan etika perekonomian di era pandemik


Buku yang berjudul “Daulat Rakyat dan Ekonomi Kerakyatan” karya Bung
Hatta yang dipaparkan kembali oleh Tan Sri Zulfikar Yusuf menjelaskan
bahwa bagi kita (bangsa ini) rakyat itu yang utama, rakyat umum yang
mempunyai kedaulatan, kekuasaan, (souverenitet). Dengan rakyat, kita akan
naik dan dengan rakyat pula kita akan turun. Hidup dan matinya Indonesia,
merdeka, semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat. Pernyataan
seperti itu perlu menjadi perhatian penuh oleh pemerintah dan lembaga
kemasyarakatan lainnya. Pemerintah tidak dapat bekerja sendiri dalam
penangan pandemi Covid-19 ini. Maka dari itu, gotong-royong perlu
diberlakukan dalam penyelesaian kasus Covid-19 ini. Mari kita lihat kembali
nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Ekonomi kerakyatan itu merupakan sistem
ekonomi yang disusun sebagai usaha bersama dengan dijiwai oleh nilai-nilai
kekeluargaan. Dalam ekonomi kerakyatan, sumber daya yang potensial
dikelola atas dasar kemandirian, dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Adanya pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor
ekonomi baik negara, perusahaan hingga masyarakat tentu sangat
membutuhkan nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Secara penerapan memiliki
konsep kolektivitas atau gotongroyong. Dengan informasi penurunan angka
pertumbuhan ekonomi, tentu kita akan bisa membenahi dengan kerjasama
saling bahu-membahu. Di saat seperti ini dibutuhkan komunikasi yang baik
antara pihak pemerintah dan juga para pelaku usaha dalam negeri. Keputusan
pemerintah dalam memberikan tunjangan atau insentif kepada masyarakat
yang terdampak sudah sangat tepat dan sesuai dengan fungsi keberadaan
Negara itu sendiri.
Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran
kemanusiaan serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak. Hal
ini akan sangat membantu penahanan merosotnya nilai-nilai kesejahteraan di
masyarakat akibat pandemi. Begitu juga dengan masyarakat yang masih
terbilang mampu untuk saling mendukung usaha-usaha kecil di masyarakat
misalnya usaha kuliner atau jenis usaha mikro lainnya. Dalam hal perusahaan
yang melakukan PHK seharusnya tetap memberikan perhatian kepada
karyawan yang menjadi korban PHK, bukan dengan membiarkannya begitu
saja. Tentu permasalahan ini juga menjadi perhatian bagi pemerintah.
Komunikasi yang baik mesti dilayangkan kepada perusahaan terkait dan
merencanakan alternatif baru untuk menampung karyawankaryawan yang di
PHK setelah kondisi perekonomian telah membaik. Biar bagaimanapun, kasus
pengangguran sama bahayanya untuk kesejahteraan rakyat. Inilah yang
kemudian disebut sebagai penerapan nilai-nilai ekonomi kerakyatan dalam
asas kekeluargaan yang meliputi nilai kasih sayang, nilai menghormati dan
menghargai, nilai tolong menolong dan gotong royong, nilai demokrasi serta
nilai kesatuan persatuan yaitu bersatunya pemimpin dengan yang dipimpin.

2.5 Strategi dalam pengembangan perekonomian di era pandemik


Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam
merealisasikan atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi
Covid-19 yaitu:
1. Perlu dilakukannya identifikasi mengenai potensi dan pengembangan usaha
terhadap pelaku ekonomi, seperti koperasi, usaha kecil, mikro, menengah,
petani dan kelompok tani.
2. Melakukan program pembinaan terhadap pelaku-pelaku usaha melalui
program pendamping.
3. Program pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat
mengembangkan usaha.
4. Koordinasi dan evaluasi kepada yang terlibat dalam proses pembinaan, baik
pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar, informasi pasar, maupun
penerapan teknologi.
Sedangkan, agenda sistem ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19
yang lainnya yang dapat diterapkan adalah:
1. Sumber daya ekonomi yang semakin dikembangkan aksesnya.
Pelaku ekonomi rakyat tentunya harus bisa mengakses sumber daya ekonomi
seperti modal, bahan baku, dan informasi. Mekanisme pemberian kredit dan
penerapan bunga harus memastikan untuk tidak mendiskriminasi pelaku
ekonomi rakyat. Pelaksanaan UU 6/2014 tentang desa dengan menyediakan
cash transfer kepada desa merupakan wujud konkrit pengembangan akses
masyarakat desa kepada sumber daya ekonomi, dalam hal ini finansial.
Program pemerintah untuk membangun infrastruktur pada daerah terdepan,
terisolir, dan terbelakang juga merupakan bentuk lain dari akses kepada
sumber daya ekonomi seperti pasar.
2. Perlunya penataan kelembagaan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan penataan kelembagaan untuk
mengembangkan ekonomi kerakyatan adalah:
a. Pemberian izin usaha yang diperlukan pelaku ekonomi rakyat perlu
diberikan dengan cepat, mudah, dan murah. Meskipun saat ini
pemerintah gencar untuk menyederhanakan dan mempercepat proses
perijinan, namun kebijakan ini masih menjadikan investor dari luar
sebagai prioritas. Pelaku ekonomi rakyat masih berada di pinggiran.
Perijinan yang seharusnya merupakan pengungkit bagi pengembangan
usaha rakyat dalam praktik masih menjadi beban.
b. Memastikan agar pelaku ekonomi besar/global tidak memasuki
sektorsektor ekonomi yang menjadi bidang gerak ekonomi rakyat.
Sepuluh paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah
berfokus untuk mendatangkan investor dari luar. Kebijakan tersebut
belum diimbangi dengan upaya melindungi dan memberdayakan
pelaku usaha ekonomi rakyat.
c. Kolaborasi dan pola kerja sama antar pelaku ekonomi rakyat dengan
pelaku ekonomi besar/global perlu menjadi praktik bisnis dominan di
Indonesia. Dalam hal ini pemerintah memiliki sarana dengan
menjadikan semua BUMN/BUMD sebagai promotor kerja sama
dengan pelaku ekonomi rakyat.
3. Peninjauan kembali (reorientasi) mengenai pendidikan.
Peninjauan kembali mengenai pendidikan yang dimaksud adalah
pendidikan kejuruan yang sesuai kebutuhan menjadi prioritas
pengembangan khususnya pada daerah-daerah dengan sumber daya
tertentu. Sebagai contoh, daerah dengan potensi sumber daya perikanan
perlu dikembangkan pendidikan kejuruan kelautan dan perikanan,
sementara daerah dengan potensi hutan perlu mengembangkan pendidikan
kejuruan industri kayu dan pengolahan hasil hutan non kayu (non timber
forest product). Pada sisi lain, pendidikan umum khususnya pada disiplin
ekonomi dan manajemen perlu mengembangkan pemahaman dan konsep
ekonomi rakyat. Untuk itu studi, pemodelan dan teoritisasi ekonomi rakyat
perlu dilakukan oleh para akademisi.
4. Perlunya pengembangan kapasitas.
Mampu bersaingnya pelaku ekonomi rakyat dengan pelaku ekonomi
global di era sekarang ini. Pengembangan kapasitas sehingga dapat
melaksanakan kegiatan ekonomi yang efisien dan produktif menjadi suatu
keharusan. Hal ini bukan persoalan mudah, sebagai contoh pengembangan
kapasitas dari aparat desa untuk mampu memanfaatkan dana desa secara
optimal masih menjadi tantangan. Terdapat lebih dari 74,000 desa, bila
setiap desa harus dilatih kepala desa, sekretaris desa, dan kepala BPD
(Badan Perwakilan Desa) berarti 222,000 orang perlu mendapatkan
pelatihan. Koordinasi antar lembaga pemerintah untuk melaksanakan hal
ini masih menjadi isu yang tidak kunjung selesai.
5. Mengatasi hambatan ekonomi.
Dalam hal ini perlu diatasinya hambatan ekonomi kerakyatan. Hambatan
ekonomi kerakyatan terdiri dari praktik bisnis besar yang ilegal seperti
ilegal fishing, ilegal logging, ilegal trading. Praktik bisnis ilegal membuat
pelaku usaha besar mendapatkan bahan baku yang murah dan pada kasus
perikanan menyebabkan nelayan kecil kehilangan lapangan pekerjaan.
Hambatan ekonomi berikutnya adalah tata niaga yang bias sehingga
menyebabkan harga jual pelaku ekonomi rakyat senantiasa tertekan,
seperti komoditi pertanian dan perkebunan. Hambatan ekonomi terakhir
adalah berbagai pungutan dan retribusi yang dibebankan oleh otoritas
lokal, seringkali tanpa ada dasar yang jelas
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Koronavirus atau coronavirus (istilah populer: virus korona, virus corona,
atau virus Corona) adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocoronavirinae
dalam keluarga Coronaviridae dan ordo Nidovirales. Kelompok virus ini yang
dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia). Pada
manusia, koronavirus menyebabkan infeksi saluran pernapasan yang umumnya
ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti SARS, MERS,
dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan.
Dalam Undang Undang Dasar 1945, khususnya Pasal 33, sistem ekonomi
dirumuskan sebagai berikut: “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama
berdasar atas asas kekeluargaan” (ayat 1); “Cabang-cabang produksi yang penting
bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara
“(ayat 2); “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”
(ayat 3).
Dasar penerapan sistem perekonomian Pancasila yang menjadi acuan dasar
keseluruhan perekonomian negara :

 Adanya BUMN (Badan Usaha Milik Negara)


 Adanya Koperasi
 Adanya Serikat Pekerja
Adapun tujuan dari penerapannya adalah :
 Peningkatan pendapatan perkapita negara.

 Perencanaan pembangunan ekonomi dan laju pertumbuhan ekonomi.

 Meningkatkan taraf hidup penduduk serta menyetarakannya.

 Memperluas lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.

 Mengurangi kesenjangan sosial.

 Meningkatkan kapasitas produksi

 Meningkatkan investasi.
 Menurunkan angka kemiskinan.

 Menciptakan keadilan dan kemakmuran masyarakat.

 Meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan untuk peningkatan


kualitas hidup masyarakat.
Dalam penerapannya, Adanya pandemi Covid-19 berimbas kepada sektor
ekonomi baik negara, perusahaan hingga masyarakat tentu sangat membutuhkan
nilai-nilai ekonomi kerakyatan. Secara penerapan memiliki konsep kolektivitas
atau gotongroyong. Dengan informasi penurunan angka pertumbuhan ekonomi,
tentu kita akan bisa membenahi dengan kerjasama saling bahu-membahu. Di saat
seperti ini dibutuhkan komunikasi yang baik antara pihak pemerintah dan juga
para pelaku usaha dalam negeri. Keputusan pemerintah dalam memberikan
tunjangan atau insentif kepada masyarakat yang terdampak sudah sangat tepat dan
sesuai dengan fungsi keberadaan Negara itu sendiri.
Di sisi lain pihak perusahaan swasta juga mesti menunjukkan peran kemanusiaan
serta kekeluargaannya terhadap masyarakat yang terdampak. Hal ini akan sangat
membantu penahanan merosotnya nilai-nilai kesejahteraan di masyarakat akibat
pandemi. Begitu juga dengan masyarakat yang masih terbilang mampu untuk
saling mendukung usaha-usaha kecil di masyarakat misalnya usaha kuliner atau
jenis usaha mikro lainnya.
Ada beberapa langkah atau upaya yang harus diperhatikan dalam merealisasikan
atau mengembangkan ekonomi kerakyatan di tengah pandemi Covid-19 yaitu:
1. Perlu dilakukannya identifikasi mengenai potensi dan pengembangan usaha
terhadap pelaku ekonomi, seperti koperasi, usaha kecil, mikro, menengah, petani
dan kelompok tani.
2. Melakukan program pembinaan terhadap pelaku-pelaku usaha melalui program
pendamping.
3. Program pendidikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan mereka pada saat
mengembangkan usaha.
4. Koordinasi dan evaluasi kepada yang terlibat dalam proses pembinaan, baik
pembinaan terhadap permodalan, SDM, pasar, informasi pasar, maupun
penerapan teknologi.

3.2 Saran
1. Pemerintah dan masyarakat dapat saling bahu membahu dalam
mengembangkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.
2. Pemerintah dapat melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat
tentang cara meningkatkan ekonomi kerakyatan di era pandemi Covid-19.
3. Pemerintah dan masyarakat memiliki peran penting untuk menjaga
stabilitas sosial dan ekonomi negara di era pandemi Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid-19-
apa-saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all. (Diakses
pada tanggal 1 Juli 2021 pukul 14:06)
https://translate.google.com/translate?u=https://en.wikipedia.org/wiki/COVID-
19_pandemic_in_Indonesia&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search
(Diakses pada tanggal 1 Juli 2021 pukul 14:46)
https://idcloudhost.com/sistem-perekonomian-indonesia-pengertian-ciri-ciri-
tujuan-dan-penerapan-di-indonesia/ (Diakses pada tanggal 1 Juli 2021 pukul
14:50)
http://ekonomibisnispancasila.blogspot.com/2015/04/pentingnya-etika-dalam-
ekonomi-dan.html (Diakses pada tanggal 1 Juli 2021 pukul 15:02)
file:///C:/Users/User/Downloads/TriUtami_19804241016_PEU19_MakalahEKOR
A.pdf (Diakses pada tanggal 1 Juli 2021 pukul 15:20)

Anda mungkin juga menyukai