Anda di halaman 1dari 2

AHLI WARIS KEMULIAAN (1)

Pembacaan Alkitab: Rm. 8:4, 6, 14-15; Gal. 4:6

Dalam berita ini kita akan melihat masalah pemuliaan. Apa sebenarnya tujuan pemuliaan? Tujuan
pemuliaan ialah anak-anak Allah memperoleh keputraan dengan sempurna. Mulai dari Roma 8:14, Paulus
baru membicarakan putra-putra Allah dan anak-anak Allah. Namun, pada bagian pemuliaan (8:14-39)
bukan masalah putra-putra Allah maupun anak-anak Allah yang menjadi konsepsi utama, melainkan
masalah ahli waris. Karena itu konsepsi utama dalam bagian surat Roma ini ialah mengenai ahli waris
kemuliaan.
Pemikiran akhir ayat 13 masih terletak pada manusia yang dikuduskan, yakni golongan orang-
orang yang pernah dihukum, dibenarkan, diperdamaikan, disatukan, dan akhirnya dikuduskan. Namun
sampai ayat 14, Paulus memasukkan konsepsi putra-putra Allah. Bagaimana kita dikuduskan? Dengan
hidup menurut roh. Pada satu pihak, hidup menurut roh berarti dipimpin oleh Roh Allah; sebab “semua
orang yang dipimpin Roh Allah adalah putra-putra Allah.” Dengan demikian Paulus mengalihkan kita
dari pengudusan kepada keputraan.
Bagaimana kita menerima roh keputraan itu? Demi Roh Putra Allah yang masuk ke dalam roh
kita. Dalam Roma 8:15, kita telah “menerima roh keputraan”; Galatia 4:6 mengatakan, Allah telah
menyuruh Roh Putra-Nya ke dalam hati kita. Karena Roh Putra Allah masuk ke dalam roh kita, maka roh
kita menjadi roh keputraan. Mengapa kita harus menyeru, “Ya Abba, ya Bapa”? Sebab kita memiliki roh
keputraan. Kalau si A bukan ayahku, saya sukar sekali menyebutnya “ayah.” Menyebutnya “tuan A”
mudah sekali; tetapi saya tidak dapat menyebutnya “ayah,” apalagi kalau menyebut “Ya Abba, ya Bapa.”
Ketika berkata, “Ya Abba, ya Bapa” apakah batin merasa manis dan mesra? Jika merasa manis, itulah
buktinya bahwa kita putra Allah, bahkan kita pun memiliki roh keputraan.
Roma 8:16 mengatakan “Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita bahwa kita adalah
anak-anak Allah.” Dalam ayat 14 kita nampak ada “putra-putra Allah,” dan dalam ayat 15 ada “Roh ke-
putraan.” Mengapa dalam ayat 16 Paulus mendadak menyebutkan “anak-anak”? Sebab Roh itu
mempersaksikan sesuatu hal yang mendasar. Karenanya Roh itu mempersaksikan hubungan yang paling
dasar dan awal itu, yaitu menjadi anak-anak Allah. Ia bersama-sama dengan roh kita mempersaksikan
bahwa kita adalah anak-anak Allah.
Kita perlu mengenal perbedaan antara anak-anak Allah yang tercantum dalam ayat 16 dengan
putra Allah dalam ayat 14. Anak-anak Allah adalah tahap permulaan hayat ilahi. Tahap ini terutama
berkaitan dengan kelahiran; sedang putra Allah berkaitan dengan tahap yang lebih dewasa, yaitu
mengenai pertumbuhan hayat. Untuk menjadi anak-anak Allah kita perlu kesaksian yang dilakukan
bersama oleh Roh itu dengan roh kita. Tetapi untuk menjadi putra Allah, kita perlu memiliki pimpinan
Roh berdasarkan perasaan hayat ilahi itu. Asalkan kita telah memiliki ke-saksian Roh itu bersama roh
kita, kita sudah terjamin men-jadi anak-anak Allah. Namun untuk memiliki tanda atau bukti sebagai putra
Allah, kita perlu pimpinan Roh itu, dan perlu hidup menurut perasaan hayat ilahi di dalam batin. Setiap
orang Kristen sejati adalah anak-anak Allah, dan memiliki kesaksian bersama dari Roh itu dengan roh me-
reka, tetapi tidak semua orang memiliki tanda atau bukti yang menerangkan bahwa mereka adalah putra
Allah, yang bertumbuh dewasa dalam hayat ilahi, dan yang hidup me-nurut pimpinan Roh itu. Karenanya
kita semua perlu maju dan bertumbuh di dalam hayat; dari tahap pertama sebagai anak-anak Allah
meningkat ke tahap yang lebih dewasa, yang menunjukkan bahwa kita adalah putra Allah melalui tanda
khas pimpinan Roh dalam hayat.
Bahan Diskusi :
1. Bagaimana kita bisa menerima Roh keputraan ?
2. Apa beda anak-anak dengan putra-putra?
3. Apa hubungan keputraan dengan ahli waris?

Anda mungkin juga menyukai