Anda di halaman 1dari 2

KEBEBASAN ROH ITU DI DALAM ROH KITA (3)

Pembacaan Alkitab: Rm. 8:7-13, 20; 7:20; Gal.5:24

Paulus berusaha memberi tahu kita, bahwa masih ada sesuatu yang berhuni di batin kita selain dosa.
Dalam Roma 7 ada belenggu, dalam Roma 8 ada kemerdekaan. Dalam Roma 7 ada hukum Taurat, dalam Roma
8 ada Roh itu. Dalam Roma 7 ada daging kita, dalam Roma 8 ada roh kita. Dalam Roma 7 ada dosa yang
berhuni di dalam kita, yang menjadi faktor utama segala kejahatan; sedang dalam Roma 8 ada Kristus yang
berhuni di dalam kita yang menjadi faktor segala berkat kita. Kalau Kristus bukan Roh itu, Dia tak mungkin
berhuni di dalam kita. Ia harus menjadi Roh itu, agar dapat berhuni di dalam kita. Dalam ayat 9-10 ada tiga
buah kata sinonim yang dipakai secara bergantian: “Roh Allah”, “Roh Kristus”, dan “Kristus”. Selain itu dalam
ayat 11 dikatakan, “Roh yang tinggal di dalam kamu.” Kata-kata tersebut menunjukkan dan membuktikan
bahwa Kristus adalah Roh yang berhuni di dalam kita.
Ayat dalam Roma 8:7 menekankan bahwa daging kita berada dalam suatu keadaan yang tanpa harapan.
Daging adalah daging, ia sama sekali tanpa harapan. Allah telah memutuskan bahwa daging harus diakhiri,
karena ia telah bejat sama sekali. Dalam ayat 7-8 kita nampak empat hal: Daging berseteru dengan Allah,
daging tidak takluk kepada hukum Allah, daging memang tidak mungkin takluk kepada hukum Allah, dan
daging tidak dapat diperkenan oleh Allah. Itulah keadaan daging.
Paulus mengatakan “Tetapi kamu tidak hidup dalam daging, melainkan dalam roh, jika memang Roh
Allah tinggal di dalam kamu. Tetapi jika orang tidak memiliki Roh Kristus, ia bukan milik Kristus” (ayat 9).
Bila Roh Allah dapat berumah di dalam kita, tinggal di dalam kita di tempat yang layak, itu berarti kita sudah
hidup di dalam roh, tidak di dalam daging. Sebaliknya, jika Roh Allah tidak mendapat tempat kediaman di
dalam kita, kita tetap hidup di dalam daging, bukan di dalam roh. Tinggalnya kita di dalam Dia membuat Dia
tinggal di dalam kita. Berada di dalam Kristus, adalah suatu syarat agar Kristus ada di dalam kita. Kristus telah
menggarapkan diri-Nya ke dalam kita, Dia telah diproses ke dalam kita. Kristus ini harus tinggal dan berumah
di dalam kita.
Tuhan Yesus di atas salib telah merampungkan segalanya, tetapi semua hasil karya-Nya baru dapat kita
wujudkan bila kita telah hidup di dalam Roh itu. Pada faktanya kita semua telah tercakup di dalam segala
sesuatu yang dilaksanakan Kristus di atas salib. Kita telah menikmati dan mengambil bagian dalam semua hal
yang dirampungkan Kristus di atas salib. Namun kita masih perlu mengalaminya. Jalannya hanya satu, yaitu di
dalam Roh itu. Roh Kristus bersifat almuhit. Segala hakiki Kristus, perbuatan Kristus, yang diperoleh Kristus,
dan yang dicapai Kristus ada di dalam Roh almuhit itu. Roh almuhit itulah yang menyalurkan segala sesuatu
yang ada dalam Kristus ke dalam diri kita. Kita tidak bisa meninggalkan Roh itu. Ayat 12 membuktikan setelah
kita beroleh selamat, kita masih mungkin hidup menurut daging. Jika kita hidup menurut daging, kita akan mati.
Tentu, itu bukan kematian jasmani, melainkan yang rohani. Untuk mematikan perbuatan-perbuatan tubuh, kita
perlu meletakkan pikiran di atas roh dan hidup menurut roh.
Ketika kita meletakkan pikiran di atas roh, daging kita akan dimatikan. Melalui meletakkan pikiran di
atas roh, kita akan mematikan segala perbuatan tubuh kita. Itulah yang disebut “menyalibkan daging” (Gal.
5:24). Pengalaman disalib bersama Kristus yang sesungguhnya dihasilkan dari mematikan perbuatan tubuh oleh
Roh. Hal itu tidak bisa dialami sekali untuk selamanya, melainkan suatu latihan yang terus-menerus, hari lepas
hari. Setiap perbuatan tubuh kita perlu dimatikan demi memalingkan pikiran kita kepada roh dan
meletakkannya di atas roh. Itulah caranya untuk “hidup menurut roh” (ayat 4). Kehidupan demikian juga dapat
kita sebut kehidupan yang kudus, kehidupan yang menang, atau kehidupan yang mulia.Tidak peduli apa
sebutannya, itu adalah ekspresi Kristus yang berhuni di batin kita sebagai hayat kita. Itulah pengalaman yang
perlu kita miliki dalam kehidupan gereja.
Bahan Diskusi :
1. Perbandingan apa yang rasul Paulus sajikan kepada kita dalam kitab Roma pasal 7 dan 8?
2. Bagaimana kondisi Daging yang disampikan dalam ayat 7 dan ayat 8
3. Bagaimana agar kita tidak lagi hidup menurut daging?
4. Apa yang dimaksud dengan meletakkan pikiran di atas roh?

Anda mungkin juga menyukai