Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.

id
Volume 15, No 2, Desember 2019, Hal. 64-73 P-ISSN 1858-0696
E-ISSN 2598-9855

PENGETAHUAN PERAWAT DALAM MENERAPKAN


EARLY WARNING SCORE SYSTEM (EWSS)
DI RUANG PERAWATAN

Putra Agina Widyaswara Suwaryo1*, Rahmat Sutopo2, Bambang Utoyo3


123
Program Studi Keperawatan STIKES Muhammadiyah Gombong
*Email: ners.putra@gmail.com

Abstrak
Keywords: Salah satu strategi untuk menurunkan angka kematian akibat
Early Warning Score henti jantung adalah dengan menerapkan Early Warning Score
System,
Pengetahuan,
System (EWSS). EWSS merupakan sistem skoring fisiologis
Perawat dalam menganalisis hasil pemeriksaan tanda-tanda vital untuk
mendeteksi perubahan atau perburukan kondisi pasien sebelum
terjadi kegawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana penerapan Early Warning Score System (EWSS) di
Ruang Perawatan RSUD dr Soedirman Kebumen. Penelitian ini
menggunakan metode non-eksperimen dengan desain analitis
deskriptif. Subjek penelitian diambil menggunakan teknik total
sampling sebanyak 39 responden. Hasil penelitian didapatkan
pengetahuan perawat tentang EWSS baik (35.9%), sebagian
besar pendidikan perawat D3 (61.5%), mengikuti pelatihan
BT&CLS (87.1%), lama kerja kurang dari 5 tahun (48.7%),
dokumentasi EWSS lengkap (35.8%) dan penerapan EWSS
dalam kategori cukup (51.3%). Ada hubungan tingkat
pengetahuan perawat dengan penerapan Early Warning Score
System (EWSS) di ruang perawatan yaitu Dahlia dan Terate
RSUD dr Soedirman Kebumen. Sosialisasi yang berkaitan
dengan Early Warning Score System (EWSS) perlu dilakukan
untuk meningkatkan pengetahuan perawat dan meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan.

1. PENDAHULUAN menyeluruh. EWSS dapat


Salah satu strategi untuk mengidentifikasi keadaan pasien yang
menurunkan angka kematian akibat beresiko lebih awal dan menggunakan
henti jantung adalah dengan penerapan multi parameter. Salah satu parameter
Early Warning Score System (EWSS). yang dinilai adalah perubahan tanda-
EWSS adalah sebuah sistem peringatan tanda vital. Para ahli mengatakan
dini yang menggunakan penanda bahwa, sistem ini dapat menghasilkan
berupa skor untuk menilai perburukan manfaat lebih bagi pasien dengan
kondisi pasien dan dapat meningkatkan mengidentifikasi penurunan kondisi
pengelolaan perawatan penyakit secara pasien [1].

64
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

Hasil penelitian yang dilakukan memperbaiki kondisi klinis pasien


Polly pada tahun 2013 mengenai Early tersebut [1].
Warning Scores in Cardiac Arrest RSUD dr. Soedirman Kebumen
Patients menunjukkan bahwa Early sebagai rumah sakit milik Pemerintah
Warning Score sangat bermanfaat pada Kabupaten Kebumen dengan visinya
pemantauan atau deteksi dini sebelum “Menjadi rumah sakit modern,
pasien mengalami kondisi yang lebih profesional, pusat rujukan kegawatan
buruk dan mampu menggunakan jalur medik dan spesialistik” telah
rujukan atau tindakan yang sesuai. terakrediasi paripurna pada tahun 2016.
Apapun penyakit yang mendasarinya Awal adanya sistem code blue di
tanda-tanda klinis perburukan kondisi RSUD dr Soedirman Kebumen,
bisanya serupa yang dapat dilihat dari aktivasi sangat sering bahkan hampir
fungsi pernapasan, kardiovaskular dan setiap hari selalu ada panggilan code
neurologis. Pengamatan efektif pasien blue. Rata-rata kasusnya adalah kasus
adalah kunci pertama dalam kritis karena penyakit jantung atau
mengidentifikasi kondisi pasien. Sangat karena penyakit lain. Ini Menjadi
penting untuk memiliki praktek perhatian untuk seluruh staf yang tidak
keperawatan yang lebih baik sehingga bekerja di area perawatan kritis/intensif
dapat menurunkan angka kesakitan dan untuk mempunyai pengetahuan dan
kematian [2] [3]. kemampuan melakukan assessment
Beberapa rumah sakit mulai pada pasien dengan dengan kondisi
menggunakan skor peringatan dini atau perburukan atau dalam keadaan kritis.
Early Warning Score System (EWSS) Padahal banyak pasien di instalasi
untuk identifikasi awal pasien yang rawat inap yang mengalami perburukan
mengalami penyakit akut dan untuk kondisi yang harus segera ditangani
menilai perubahan keadaan pasien sebelum mengalami penurunan kondisi
melalui pengamatan yang sistematis klinis yang meluas sehingga sehingga
terhadap perubahan fisiologis pasien. tidak mengalami kejadian yang tidak
EWSS lebih berfokus pada keadaan diinginkan.
sebelum terjadi kegawatan, sehingga Ada kriteria fisiologis yang dapat
diharapkan dengan tatalaksana yang membantu perawat untuk mengenali
lebih dini, kondisi yang mengancam lebih dini pasien yang kondisinya
jiwa dapat tertangani lebih cepat atau memburuk. Sebagian besar pasien yang
bahkan dapat dihindari, sehingga mengalami gagal jantung atau gagal
output yang dihasilkan lebih baik [4]. paru sebelumnya memperlihatkan
Paradigma atau pola pikir dalam tanda-tanda fisiologis diluar kisaran
keperawatan sekarang berubah dari normal yang merupakan indikasi
melakukan resusitasi dengan cepat keadaan pasien memburuk. Hal ini
menjadi mengedepankan pengawasan dapat diketahui dengan Early Warning
dan penilaian dini terhadap Score System (EWSS). Penerapan
kemungkinan resiko pasien mengalami Early Warning Score System (EWSS)
perburukan. Karena sehebat apapun memberikan manfaat yang signifikan
kemampuan resusitasi dan fasilitas terhadap keselamatan pasien, yaitu
pendukungnya, jika dihadapkan pada pasien mendapatkan penanganan yang
kondisi yang sudah lanjut maka sangat dini atas masalah kesehatannya dan
rendah tingkat keberhasilannya atau dapat segera mendapatkan bantuan dari
bahkan tidak akan mampu tim kesehatan yang kompeten [4][5].

65
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

2. METODE Peneliti melaksanakan uji validitas


Penelitian ini merupakan instrumen penelitian pada 15 perawat
penelitian non-eksperimen dengan di Ruang Perawatan Kenanga RSUD dr
menggunakan desain analisis Soedirman Kebumen. Hasil dari
deskriptif. Populasi yang diambil penghitungan uji validitas didapatkan
dalam penelitian ini adalah seluruh bahwa dari 15 pertanyaan semua item
perawat di Ruang Dahlia dan Terate dinyatakan valid. Nilai signifikasi (p)
RSUD dr. Soedirman Kebumen yang didapatkan lebih kecil dari 0,05.
sejumlah 39 orang perawat pada bulan Hasil uji reliabilitas terhadap instrumen
Januari sampai dengan Februari 2018. yang digunakan pada penelitian ini,
Teknik pengambilan sampel pada didapatkan hasil nilai Alpha
penelitian ini adalah total sampling. Cronbach 0,927 lebih besar dari 0,7
Total sampling adalah teknik yang berarti item pertanyaan
pengambilan sampel dimana jumlah dinyatakan sangat reliabel. Analisa data
sampel sama dengan jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini
[6]. adalah analisa univariat (deskriptif)
Instrumen atau alat ukur yang digunakan untuk menjelaskan atau
digunakan dalam penelitian tersebut mendeskriptifkan karakteristik masing-
yaitu kuesioner untek menilai tingkat masing variabel yang diteliti.
pengetahuan, pendidikan, pelatihan
yang diikuti dan dokumentasi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Instrument penelitian menggunakan Dari hasil penelitian tentang
lembar observasi untuk menilai hubungan tingkat pengetahuan perawat
penerapan Early Warning Score dengan penerapan Early Warning Score
System. Kuesioner tingkat pengetahuan System (EWSS) di Ruang Dahlia dan
perawat tentang Early Warning Score Terate RSUD dr. Soedirman Kebumen
System (EWSS) berjumlah 15 item dengan menggunakan 39 responden
pernyataan dengan jawaban benar skor ditemukan hasil penelitian sebagai
1, jawaban salah skor 0. Untuk berikut:
menentukan kedudukan presentase 1. Tingkat Pengetahuan Perawat tentang
jawaban dengan kategori menurut Early Warning Score System (EWSS)
Nursalam, yaitu kriteria baik jika Tabel.1 Tingkat Pengetahuan Perawat
jawaban benar 76-100%, cukup jika (N=39)
jawaban benar 56-75%, dan kategori Tingkat F %
kurang jika nilai jawaban benar <56 %. Pengetahuan
Kurang 7 17,9
Lembar observasi untuk
Cukup 18 46,2
mengetahui pendidikan dikategorikan Baik 14 35,9
menjadi D3 Keperawatan, S1 Total 39 100
Keperawatan dan Ners. Sedangkan Berdasarkan tabel.1 dapat diketahui
pelatihan yang diikuti dikategorikan bahwa sebagian besar perawat dengan
BLS, BT&CLS, ACLS dan Code Blue. pengetahuan tentang Early Warning Score
Masa kerja dikategorikan menjadi 3 System (EWSS) kategori cukup sejumlah
yaitu <5 tahun, 5-10 tahun dan >10 18 responden (46,2%). Hasil terendah
tahun. Kelengkapan dokumentasi tingkat pengetahuan tentang Early
EWSS dilihat dari 5 parameter dalam Warning Score System kurang sebanyak 7
lembar observasi EWSS yang diisi oleh responden (17,9%).
perawat yang berjumlah 5 parameter.

66
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

2. Pendidikan
Tabel.2 Pendidikan Perawat (N=39) 5. Kelengkapan Dokumentasi
Tingkat f % Tabel.5 Kelengkapan Dokumentasi
Pendidikan (N=39)
D3 24 61.5 Kelengkapan f %
S1 12 30.7 dokumentasi
Ners 3 7.8 Lengkap 14 35.8
Total 39 100 Tidak lengkap
Parameter 1 4 10.2
Berdasarkan tabel 2, didapatkan bahwa Parameter 2 4 10.2
Parameter 3 3 7.6
pendidikan perawat didominasi oleh
Parameter 4 2 5.5
lulusan program D3 keperawatan, Parameter 5 12 30.7
sebesar 24 orang. Total 39 100

3. Pelatihan yang diikuti Berdasarkan tabel 5, didapatkan


Tabel.3 Pelatihan yang diikuti (N=39) dokumentasi lembar observasi EWSS
Pelatihan yang f %
tidak diisi dengan baik, mengingat
diikuti
BLS 2 5.1
sebesar 25 orang perawat tidak lengkap
BT&CLS 34 87.1 dalam melakukan pengisian lembar
ACLS 1 2.5 observasi. Dokumentasi lembar
EWSS 2 5.3 observasi EWSS banyak yang tidak
Total 39 100 diisi yaitu pada parameter 5 yang berisi
tingkat kesadaran, yang bisa diukur
Berdasarkan tabel 3, didapatkan dengan menggunakan Alert, Verbal,
bahwa sebanyak 34 perawat sudah Painfull, Unresponsive.
pernah mengikuti pelatihan BT&CLS,
dan hanya 2 perawat yang sudah 6. Penerapan Early Warning Score System
pernah ikut pelatihan EWSS yaitu (EWSS)
masing-masing kepala ruang Tabel. 6 Penerapan Early Warning
perawatan. Score System (N=39)

4. Lama Kerja Penerapan


f %
Tabel.4 Pelatihan yang diikuti (N=39) EWSS
Pelatihan yang f % Kurang 10 25,6
diikuti Cukup 20 51,3
<5 tahun 19 48.7 Baik 9 23,1
5-10 tahun 14 35.8 Total 39 100
> 10 tahun 6 15.5
Total 39 100 Berdasarkan table 6, dapat diketahui
bahwa sebagian besar perawat dengan
Berdasarkan tabel 4, didapatkan bahwa penerapan Early Warning Score System
mayoritas perawat memiliki lama kerja (EWSS) kategori cukup sejumlah 20
di ruang perawatan kurang dari 5 tahun responden (51,3%). Hasil terendah adalah
sebesar 19 orang. Jika melihat lama perawat dengan penerapan Early Warning
kerja di rumah sakit, banyak dari Score System (EWSS) kategori baik
mereka yang sudah bekerja lebih dari 5 dengan 9 responden (23,1%).
tahun, tetapi dijumlahkan dengan lama
kerja di ruang lain dan di ruang
perawatan.

67
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

Tabel 7. Analisis Hasil Observasi Penerapan EWSS (N = 39)


Hasil
No Prosedur
dilakukan tidak
Mengenalkan tanda-tanda awal kondisi kegawatan pada
1 39 0
pasien atau keluarga pasien
Mengenalkan kepada pasien atau keluarga cara meminta
2 20 19
pertolongan ketika terjadi perburukan kondisi pasien
Melakukan pengukuran tanda vital saat ada laporan
3 30 9
peburukan pasien
4 Melakukan skoring 34 5
5 Validasi oleh rekan perawat atau PJ Shift 10 29
6 Menentukan rencana tindakan sesuai hasil skoring 12 27
7 Monitor ulang tanda vital setelah tindakan dilakukan 5 34
8 Menghubungi dokter jaga / residen /DPJP/Tim Code Blue 10 29
Ketepatan waktu menghubungi dokter jaga/DPJP/tim
9 10 29
Code Blue
10 Mengisi lembar catatan monitor EWSS 17 22

Penilaian penerapan EWSS di ruang dilakukan mengingat tidak semua pasien


perawatan terdiri dari 10 poin. Poin memiliki kondisi buruk dan mendapat
pertama berisi tentang mengenalkan skor EWSS merah atau gawat darurat,
tanda-tanda awal kondisi kegawatan pada sehingga tidak dilakukan.
pasien atau keluarga pasien. Poin kedua Berdasarkan hasil penelitian
mengenalkan kepada pasien atau keluarga ditunjukkan bahwa sebagian besar
cara meminta pertolongan ketika terjadi responden dengan pengetahuan tentang
perburukan kondisi pasien. Poin ketiga Early Warning Score System (EWSS)
melakukan pengukuran tanda-tanda vital kategori cukup (46,2%). Belum baiknya
saat ada laporan perburukan kondisi tingkat pengetahuan perawat tentang
pasien. Poin keempat melakukan skoring. EWSS disebabkan perawat yang bekerja
Poin kelima melakukan validasi oleh di ruang di Ruang Dahlia dan Terate
rekan perawat atau Penanggung Jawab mempunyai latar belakang pendidikan,
Sif. Poin keenam menentukan rencana dan lama bekerja yang berbeda-beda serta
tindakan sesuai hasil skoring. Poin ketujuh kurangnya pengalaman tentang EWSS.
melakukan monitor ulang tanda vital Tingkat pendidikan merupakan salah
setelah tindakan dilakukan. Poin satu faktor yang dapat mempengaruhi
kedelapan menghubungi dokter jaga atau pengetahuan seseorang. Pendidikan adalah
Dokter Penanggungjawab Pasien. Poin suatu kegiatan atau suatu proses
kesembilan ketepatan waktu menghubungi pembelajaran untuk mengembangkan atau
dokter jaga atau Dokter Penanggungjawab meningkatkan kemampuan tertentu
Pasien. Poin kesepuluh mengisi lembar sehingga sasaran pendidikan itu dapat
catatan monitor EWSS [7][8]. berdiri sendiri. Dari karakteristik
Berdasarkan hasil observasi responden dapat dilihat bahwa jenis
didapatkan 10 perawat kurang dalam pendidikan perawat di Ruang Dahlia dan
menerapakan EWSS di ruang perawatan. Terate lulusan adalah D3 keperawatan
Hasil analisis didapatkan poin pertama, sebanyak 24 orang (61,5%) dan S1
kedua, kelima, ketujuh sampai dengan Keperawatan sebanyak 12 orang (30.7%)
kesepuluh tidak dilakukan. Poin dan Ners 3 orang (7.8%).
kedelapan dan kesembilang tidak selalu

68
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

Dari hasil penelitian dengan tingkat EWSS yang diberikan pada waktu
pengetahuan baik sebanyak 14 orang penelitian.
(35,9%) sebagian besar adalah lulusan S1 Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Keperawatan sebanyak 9 orang (64,2%). Martanti et al (2015) menunjukan adanya
Ini artinya semakin baik tingkat hubungan dengan tingkat keeratan sedang
pendidikan seseorang, semakin baik antara lama masa kerja tenaga kesehatan
tingkat pengetahuannya. degan kemampuan melakukan triage
Masa atau lama kerja perawat juga hospital di Instalasi Gawat Darurat Hasil
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan analisis data dengan Spearman rho pada =
tentang Early Warning Score System 0,05 diperoleh significant correlation
(EWSS). Semakin lama dan semakin 0,005 dan correlation coefficient 0,491.
banyak pengalaman yang didapat, Berdasarkan hasil penelitian didapat
pengetahuannya juga akan semakin perawat yang bekerja di Ruang Dahlia dan
meningkat. Lamanya pengalaman kerja Terate RSUD dr. Soedirman Kebumen
akan memungkinkan berkembangnya sebagian besar responden dengan
pengetahuan perawat karena beragamnya penerapan Early Warning Score System
kasus pasien dalam kondisi gawat darurat (EWSS) kategori cukup (51,3%).
yang dijumpai selama bertahun-tahun. Penerapan Early Warning Score System
Berdasarkan penelitian ini, sebagian (EWSS) sebagian besar dengan kategori
perawat yang bekerja di Ruang Dahlia dan cukup karena konsep ini baru diterapkan
Terate mempunyai masa kerja < 5 tahun belum lama, baru sebatas diperkenalkan
sejumlah 19 orang (48,7%). Dari 14 orang pada tahun 2016 dan baru diujicobakan
(35,9%) dengan tingkat pengetahuan baik pada tahun 2017. Karena ini merupakan
dan 9 orang dengan penerapan EWSS yan konsep dan prosedur baru, maka perawat
baik pula, yang mempunyai lama kerja > 5 masih merasa asing atau belum cukup
tahun. dikenal, sehingga pelaksanaannya pun
Pendidikan yang rendah dan lama belum optimal. Sehingga membutuhkan
bekerja akan mempengaruhi seseorang pendekatan khusus dan sosialisasi yang
dalam memperoleh informasi melalui cukup sehingga konsep ini bisa berjalan
panca indera. Hal ini sesuai dengan dengan baik. Konsep Early Warning
pendapat Bylow et al (2019), menyatakan Score System (EWSS) di Indonesia sendiri
bahwa tingkat pengetahuan seseorang baru diperkenalkan di RSCM pada tahun
dipengaruhi oleh informasi dan 2014 di empat ruang rawat inap.
lingkungan melalui proses pengalaman. Disamping itu juga karena masih
Setelah mendapat informasi dari luar, kurangnya pengawasan dan kontrol dari
seseorang akan mengingat materi tersebut supervisi ataupun dari kepala ruang
untuk dipelajari dan mempunyai perawatan dalam pelaksanaan Early
kemampuan untuk menjelaskan secara Warning Score System (EWSS) diruang
benar tentang materi tersebut yang Dahlia maupun Terate. Karena sebaik
digunakan kemampuan tersebut dalam apapun sebuah program, tanpa adanya
kondisi real (nyata). Selanjutnya pengawasan ataupun kontrol, maka
menjabarkan materi suatu obyek ke dalam program tersebut tidak akan bisa berjalan
komponen untuk menyusun formulasi dengan baik.
baru dari formulasi yang telah ada dan Belum adanya Standar Operasional
melakukan penilaian terhadap suatu Prosedur (SOP) yang baku tentang Early
materi yang dapat dilihat dari responden Warning Score System (EWSS) di RSUD
dalam menjawab pertanyaan kuesioner dr Soedirman Kebumen juga berperan
terhadap belum baiknya pelaksanaan

69
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

EWSS di Ruang Dahlia dan Terate. Tingkat pengetahuan perawat


Dengan adanya SOP tentang Early merupakan salah satu faktor yang
Warning Score System (EWSS), maka mempengaruhi ketrampilan perawat
proses pelaksanaan pekerjaan dapat dalam melakukan tindakan asuhan
dilakukan dengan rapih, tertib, dan keperawatan salah satunya dalam
sistematis dari awal hingga akhir, penerapan Early Warning Score System
sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah. (EWSS). Tingkat pengetahuan yang baik
Penerapan Early Warning Score akan memudahkan seorang perawat
System (EWSS) bukan merupakan mengimplementasikan pengetahuannya
pendekatan yang baru untuk bidang dalam menangani kasus kegawatan di
kedokteran. Sistem ini dirancang untuk ruang perawatan. Tingkat pendidikan
identifikasi tepat waktu terhadap risiko perawat dan lamanya bekerja tentu juga
perburukan suatu penyakit. Early Warning akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
Score System (EWSS) didefinisikan seorang perawat.
sebagai proses sistemik untuk Pengetahuan merupakan hasil dari
mengevaluasi dan mengukur risiko awal mengingat kembali kejadian yang pernah
untuk mengambil langkah-langkah dialami baik secara sengaja maupun tidak
preventif untuk meminimalkan dampak sengaja setelah dilakukan pengamatan
pada sistem tubuh. Early Warning Score pada suatu objek yang dapat menjadi
System (EWSS) sekarang didefinisikan bagian penting untuk terbentuknya suatu
sebagai prosedur tertentu untuk deteksi tindakan seseorang [10]. Tindakan
dini dari setiap yang berpatokan pada keperawatan adalah tindakan mandiri
frekuensi normal klinis atau reaktor perawat profesional melalui kerjasama
serologis penyakit tertentu dengan berbentuk kolaborasi dengan klien dan
memantau sampel dari populasi yang tenaga kesehatan lain dalam memberikan
beresiko [9]. asuhan keperawatan atau sesuai dengan
Hasil penelitian yang dilakukan Polly lingkungan wewenang dan tanggung
(2013), mengenai Early Warning Scores jawabnya [11][12].
in Cardiac Arrest Patients. Hasil Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian menunjukkan bahwa early teori Spooner et al (2007), yang
warning score sangat bermanfaat pada menjelaskan bahwa semakin tinggi tingkat
pemantauan atau deteksi dini sebelum pengetahuan seseorang maka akan
pasien mengalami kondisi yang lebih berpengaruh terhadap upaya peningkatan
buruk dan mampu menggunakan jalur perilaku kesehatan. Berdasarkan beberapa
rujukan atau tindakan yang sesuai. hasil penelitian dan konsep-konsep diatas
Apapun penyakit yang mendasarinya maka hasil penelitian ini sesuai dengan
tanda-tanda klinis perburukan kondisi pendapat yang mengatakan tentang
biasanya serupa yang dapat dilihat dari hubungan tingkat pengetahuan perawat
fungsi pernapasan, kardiovaskular dan dengan penerapan Early Warning Score
neurologis. Pengamatan efektif terhadap System (EWSS). semakin baik
pasien adalah kunci pertama dalam pengetahuan perawat maka semakin baik
mengidentifikasi kondisi pasien. Sangat pula dalam penerapan Early Warning
penting untuk memiliki praktek Score System (EWSS) [13].
keperawatan yang lebih baik sehingga Hal ini sejalan dengan pernyataan
dapat memberikan laporan secepat National Early Warning Score
mungkin agar bisa menurunkan angka Development and Implementation Group
kesakitan dan kematian. atau NEWSDIG (2012), bahwa
pengetahuan dengan peran perawat

70
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

memiliki korelasi yang baik, sebagai jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan
pelaksana dalam penanganan pasien gawat lama bekerja responden, sehingga tidak
darurat. Penelitian Nolan et al (2010), dapat mengetahui gambaran secara detail
juga menunjukkan bahwa terdapat tingkat pengetahuan responden tentang
hubungan yang bermakna antara tingkat Early Warning Score System dan
pengetahuan perawat dengan tindakan penerapannya.
keperawatan [3][14]. Pelatihan yang sudah diikuti oleh
Hasil penelitian ini juga sesuai perawat memberikan kontribusi terhadap
dengan penelitian Martanti (2015) yang penerapan EWSS. Berdasarkan hasil
menunjukkan bahwa ada hubungan antara penelitian yang sudah ikut pelatihan BLS
tingkat pengetahuan dengan ketrampilan 2 orang (5.1%), BT&CLS 34 orang
perawat dalam pelaksanaan triage di IGD (87.1%), ACLS 1 orang (2.5%), EWSS 2
RSUD Wates, dengan keeratan hubungan orang (5.3%). Semakin sering seseorang
yang sedang. Dimana hasil perhitungan uji mengikuti pelatihan maka akan
Kendall Tau diperoleh hasil koefisien meningkatkan kinerja ketrampilan
Kendall Tau sebesar 0.450 dengan tingkat tindakan yang diikuti dalam pelatihan
signifikasi 0.025 (sig<0,05) [15]. tersebut. Pelatihan yang diikuti hendaknya
Penggunaan Early Warning Score adalah pelatihan resmi dan difasilitasi oleh
System (EWSS) sangat berkaitan erat instruktur yang kompeten dan bersertifikat
dengan peran perawat yang melakukan [10][13].
observasi harian tanda-tanda vital. Kelengkapan dokumentasi pada
Perawat melaksanakan asuhan penelitian ini didapatkan dokumentasi
keperawatan, sebagai care giver lengkap 14 orang (35.8%). Tidak lengkap
memberikan pelayanan dengan melakukan 25 orang (64.2%), terdiri dari parameter 1
pengkajian harian serta memonitoring 4 orang (10.2%), parameter 2 4 orang
keadaan pasien, ketika terjadi perburukan (10.2%), parameter 3 3 orang (7.6%),
keadaaan, orang pertama yang mengetahui parameter 4 2 orang (5.5%), parameter 5
adalah perawat. Early Warning Score 12 orang (30.7%). Semakin lengkap
System lebih berfokus kepada mendeteksi dokumentasi yang dilakukan, maka akan
kegawatan sebelum hal tersebut terjadi. semakin bisa mengetahui kondisi pasien
Sehingga diharapkan dengan tatalaksana yang mengalami perburukan. Hal ini
yang lebih dini, kondisi yang mengancam sesuai dengan penelitian Richard et al
jiwa dapat tertangani lebih cepat atau (2017), yang dipublikasi pada Europan
bahkan dapat dihindari, sehingga output Journal of Emergency Medicine, bahwa
yang dihasilkan lebih baik [14]. dokumentasi EWSS yang baik pada
Penelitian ini telah dilaksanakan pasien, akan menurunkan tingkat
sesuai dengan prosedur ilmiah, namun mortalitas dalam 1 bulan terakhir sebesar
demikian masih memiliki keterbatasan 52.7% [16].
antara lain masih terdapat jawaban Ketidaklengkapan dokumentasi
kuesioner yang tidak konsisten menurut EWSS disebabkan oleh beberapa faktor
pengamatan peneliti, yang disebabkan antara lain, kurangnya sosialisasi terkait
oleh responden yang cenderung kurang cara pengisian, alur baca dalam isian
teliti terhadap pertanyaan yang ada, EWSS dan beban kerja perawat di ruang
sehingga terkadang jawaban yang perawatan. Standar pengukuran Tanda-
diberikan oleh responden tidak Tanda Vital atau TTV pasien di ruang
menunjukan keadaan yang sebenarnya. perawatan adalah minimal 2 kali dalam 1
Pada penelitian ini tidak menjelaskan hari, sedangkan yang dilakukan oleh
karakteristik responden berdasarkan usia, perawat adalah 3 kali dalam 1 hari atau

71
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

tiap sif melakukan pengukuran TTV. REFERENSI


Berbicara beban kerja, rasio perawat dan
pasien idealnya adalah 1:4. Di ruang [1] Patterson, C; Maclean, F; Bell, C ;
perawatan terdapat pasien yang dirawat Mukherjee, E. Bryan, Bell, D. Early
rata-rata 28 orang, dengan jumlah perawat warning systems in the UK: variation in
4 orang. Beban kerja yang lebih tinggi content and implementation strategy has
membuat perawat lebih memprioritaskan implications for a NHS early warning
system. Clinical Medicine; 2011, Vol 11,
tindakan kepada pasien daripada
No 5: 424–7
melakukan dokumentasi [17][18]. [2] Johnstone, C, Rattray J, & Myers L.
Physiological risk factors, early warning
4. KESIMPULAN scoring systems and organizational
Berdasarkan hasil penelitian dan changes. Nurs Crit Care. 20017; Volume
pembahasan yang telah dipaparkan, dapat 12, 219-224
disimpulkan sebagian besar responden di [3] Nolan, J. P., Soar, J., Ziderman, D. A., et
Ruang Dahlia dan Terate RSUD dr. al. European Resuscitation Council
Soedirman Kebumen dengan pengetahuan Guidelines for Resuscitation.
tentang Early Warning Score System Resuscitation; 2010; 81: 1219-1276.
[4] Firmansyah, H. NEWSS: Nursing Early
(EWSS) kategori baik (35.9%). Warning Scoring System TMRC RSCM;
Responden mampu menerapkan EWSS 2015
dengan kategori cukup (51.3%). [5] Mitchell, I, McKay, H., Leuvan, V. C. et
Rekomendasi untuk tempat penelitian, al. A prospective controlled trial of the
perlu dilakukan sosialisasi dan simulasi effect of a multi-faceted intervention on
EWSS yang diikuti oleh semua tenaga early recognition and intervention in
medis, terutama di ruang perawatan. deteriorating hospital patients.
Pembuatan Standar Operasional Prosedur Resuscitation; 2010; 81:658 – 666
(SOP) juga menjadi pertimbangan dalam [6] Nishijima, I., Oyadomari, S., Maedomari,
menentukan kebijakan aplikasi EWSS di S., Toma, R., Igei, C., Kobata, S.,
ruang perawatan. Supervisi bisa Koyama, J., Tomori, R., Kawamitsu, N.,
Yamamoto, Y., Tsuchida, M., Tokeshi,
digunakan sebagai langkah monitoring Y., Ikemura, R., Miyagi, K., Okiyama,
dan evaluasi dalam keberhasilan EWSS K., & Iha, K. Use of a modifield early
dalam kelengkapan dokumentasi. warning score system to reduce the rate
Dokumentasi elektronik juga bisa menjadi of in hospital cardiac arrest. Journal of
alternatif untuk meningkatkan Intensive Care. 2016; Vol 4 (12)
kelengkapan dokumentasi EWS. Bagian [7] Odell, M., Victor, C., & Oliver, D.
SDM bisa melakukan peninjauan ulang Nurses’ role in detecting deterioration in
kebutuhan perawat diruang perawatan ward patients: Systematic literature
untuk melihat efektif dan efisien dalam review. J Adv Nurs. 2009; 65: 1992-
proses keperawatan di ruang perawatan 2006.
[8] Komisi Akreditasi Rumah Sakit. Standar
tersebut. Pembuatan jadwal pelatihan
Nasional Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1;
bergilir juga menjadi pilihan untuk 2017
meningkatkan kualitas dan kinerja [9] Georgaka, D., Mparmparousi, M., &
perawat dalam memberikan asuhan Vitos, M. Early Warning Systems.
kepada pasien. Penelitian selanjutnya bisa Hospital Chronicles 2012, Volume 7,
dilakukan dengan jumlah responden yang Supplement 1: 37–43
lebih banyak serta melihat faktor lain [10] Bylow, H., Karlsson, T., Claesson, A.,
seperti motivasi, kondisi pasien dan ruang Lepp, M., Lindqvist, J., & Herlitz, J.
perawatan sudah menggunakan sistem Self-learning training versus instructor-
EWS led training for basic life support: a

72
JIKK Volume 15, No 2, Desember 2019 http://ejournal.stikesmuhgombong.ac.id

cluster randomized trial. Resuscitation. [15] Martanti R, Noviyanto M., Prasojo, A.J.
2019; Vol 139, p 122-132 Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan
[11] Morgan, R. J. M., Williams, F., & Ketrampilan Petugas dalam Pelaksanaan
Wright, M. N. An early warning scoring Triage di Instalasi Gawat Darurat RSUD
system for detecting developing critical Wates: Media Ilmu Kesehatan; 2015;
illness. Clin Intens Care Nurs 1997; 8: Vol.4 No.2
100 [16] Richard, P., Sarah, W., Rob, W., Mauro,
[12] Kyriacos, U, Jelsma J . & Jordan S. S., David, W., David, C., Jacqueline, B.,
Monitoring vital signs using early & Lionel, T. Implementing an electronic
warning scoring systems: a review of the observation and early warning score chart
Literature. Journal of Nursing in the emergency department: a
Management; 2011; 19, 311–330 feasibility study; 2017
[13] Spooner, B., Fallaha, J., Kocierz, L., [17] Shekelle, P. (2013). Nurse Patient as a
Smith, C., Smith, S., & Perkins, G. An patient safety strategy. Annals of Internal
evaluation of objective feedback in basic Medicine. 2013; Vol 158 (5)
life support (BLS) training. [18] Wong, D., Bonnici, T., Knight, J., Gerry,
Resuscitation. 2007; Vol 73 (3), p 417- S., Turton, J., & Watkinson, P. A ward
424 based time study of paper and electronic
[14] National Early Warning Score documentation for recording vital sign
Development and Implementation Group observations. A Scholarly Journal of
(NEWSDIG). National Early Warning Informatics in Health and Biomedicine.
Score (NEWS): standardising the 2017; Vol 24 (4), p 717-721
assessment of acute-illness severity in the
NHS. London: Royal College of
Physicians. 2012; ISBN 978-1-86016-
471-2.

73

Anda mungkin juga menyukai