Tugas MPG Puskesmas
Tugas MPG Puskesmas
Dosen Pembimbing
Disusun Oleh :
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya sehingga penyusunan laporan praktek kerja lapangan dapat diselesaikan
pada waktunya. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas sekaligus sebagai bukti telah
melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo, Kecamatan
Mulyorejo, Surabaya.
Terselesaikannya laporan ini tentu tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
2. Ibu Ir. RR. Nurul Hidayati, M.Si, selaku ketua program studi S1 Ilmu Gizi IKBIS
Surabaya.
5. Ibu Denis Melati, S.Gz., M.Gz, selaku supervisor yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Mudah-mudahan kegiatan praktek kerja lapangan ini tidak hanya bermanaat untuk
mahasiswa, namun juga demi perbaikan gizi di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo
Surabaya. Tentunya laporan ini tidak lepas dari kekurangan, oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi perbaikan di masa mendatang.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................................................................v
A. PENDAHULUAN......................................................................................................1
1.1........................................................................................................Latar belakang 1
1.2......................................................................................................................Tujuan 3
1.3....................................................................................................................Manfaat 3
B. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................5
2.1.Program Gizi........................................................................................................5
2.2.Pengertian (sesuai kasus yg diambil).................................................................7
C. PROFIL ISNTITUSI...............................................................................................10
3.1.Profil Puskesmas Mulyorejo.............................................................................10
3.2.Lokasi Puskesmas Mulyorejo...........................................................................10
3.3.Konteks Program...............................................................................................11
3.4.Manajemen Stakeholder dan Sumber Daya...................................................12
D. METODOLOGI.......................................................................................................14
4.1.Waktu dan Lokasi.............................................................................................14
4.2.Anggota...............................................................................................................14
4.3.Rencana Pelaksanaan Pengambilan Data.......................................................14
4.4.Sasaran Pengambilan Data...............................................................................15
4.5.Teknik Pengambilan Data................................................................................15
4.6.Pengolahan Data dan Analisa Data.................................................................15
4.7.Metode Penetuan Prioritas Masalah................................................................15
E. PENUTUP................................................................................................................73
6.1.Kesimpulan.........................................................................................................73
6.2. Saran..................................................................................................................73
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................74
Lampiran ...........................................................................................................................
ii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
3.1 Tabel Pembagian Wilayah kerja Puskesmas …. 11
3.2 Tabel Jumlah Tenaga Kerja di Puskesmas … 12
4.1 Prioritas Masalah 18
4.3 Persentase Permasalahan Gizi di Wilayah Kerja Puskesmas xxx Surabaya 19
tahun 2019
4.4 Penentuan Prioritas Masalah berdasarkan Presentase 20
5.1 Time Schedule penyuluhan … 23
5.2 Metode Pelaksanaan Penyuluhan … 24
5.3 POA …. 28
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
5.1
5.2
5.3
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Keterbatasan sumber daya seperti modal, tenaga dan waktu membuat kita perlu
membuat perencanaan dalam mengelolanya untuk mencapai suatu tujuan. Selain itu,
munculnya masalah-masalah yang di luar perkiraan membuat kita sebagai manager program
atau projek perlu merencanakan perkiraan solusi. Ditambah lagi adanya tantangan di masa
depan yang membuat kita pun membuat persiapan strategi dalam menghadapinya.
Dalam bidang gizi, promosi Kesehatan agar masyarakat tetap menjaga kesehatannya,
mampu mengajak orang lain menjadi sehat adalah tujuann utama. Beban yang besar akan di
tanggung baik oleh pemerintah maupun swasta termasuk orag yang bermasalah Kesehatan
sendiri jika mereka jatuh sakit. Diharapkan dengan sehat, masyarakat bisa hidup secara
produktif dan cerdas.
Remaja merupakan transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai
sejumlah perubahan biologis, kognitif, dan emosional. Perubahan biologis yaitu pertambahan
tinggi badan, perubahan hormonal, dan kematangan seksual. Perubahan kognitif yang terjadi
adalah meningkatnya berpikir abstrak, idealistik, dan logis. Perubahan sosio emosional
meliputi tuntutan untuk mencapai kemandirian, konflik dengan orang tua dan keinginan untuk
meluangkan waktu bersama teman sebaya. Oleh karena itu, masa remaja adalah masa yang
lebih banyak membutuhkan zat gizi. Remaja membutuhkan asupan zat gizi yang optimal
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Berdasarkan usia remaja dibagi menjadi tiga
periode yaitu remaja awal pada usia 10-13 tahun, remaja pertengahan pada usia 14-16 tahun,
dan remaja akhir pada usia 17-20 tahun. Puncak pertumbuhan remaja putri terjadi pada usia
12 tahun, sedangkan remaja putra terjadi pada usia 14 tahun.
Masalah gizi yang biasa dialami pada masa remaja salah satunya adalah anemia.
Anemia adalah penurunan sel-sel darah merah dalam sirkulasi atau jumlah hemoglobin
berada dibawah batas normal. Gejala yang sering nantinya yaitu lesu, lemah, pusing, mata
berkunang-kunang, dan wajah pucat. Anemia dapat menimbulkan berbagai dampak pada
31
remaja antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit, malas
untuk beraktivitas dan prestasi belajar karena kurangnya konsentrasi.
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang paling sering terjadi pada remaja,
karena kebutuhan yang tinggi untuk pertumbuhan.7 Anemia kurang zat besi lebih banyak
terjadi pada remaja putri dibanding remaja putra. Data Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) tahun 2004 menyatakan bahwa prevalensi anemia gizi pada remaja putri usia (10-18
tahun) 57,1%. Remaja putri cenderung melakukan diet sehingga dapat menyebabkan asupan
zat besinya berkurang. Selain itu adanya siklus menstruasi setiap bulan merupakan salah satu
faktor penyebab remaja putri mudah terkena anemia defisiensi besi.
Anemia kurang besi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, kurangnya
mengkonsumsi sumber makanan hewani sebagai salah satu sumber zat besi yang mudah
diserap (heme iron), sedangkan bahan makanan nabati (non-heme iron) merupakan sumber
zat besi yang tinggi tetapi sulit diserap sehingga dibutuhkan porsi yang besar untuk
mencukupi kebutuhan zat besi dalam seharinya. Bisa juga disebabkan karena kekurangan zat
gizi yang berperan dalam penyerapan zat besi seperti, protein dan vitamin C.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan praktek perencanaan program gizi (PPG) ini
adalah mahasiswa mampu menguasai dan mengaplikasikan ilmu pengetahuan gizi dan
Kesehatan secara langsung kepada masyarakat melalui kempetensi keilmuan di bidang
perencanaan program gizi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mempelajari alur kerja dan struktur organisasi di Puskesmas Mulyorejo.
2. Mempelajari proses perencanaan program dan melakukan studi kelayakan dalam
penanggulangan masalah gizi di Puskesmas Mulyorejo.
3. Melakukan analisis situasi, menggali akar masalah, tujuan pembuatan program dan
sumber daya, serta melakukan penyusunan prioritas masalah gizi dalam
merencanakan program gizi secara daring menggunakan data sekunder.
32
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
1. Menambah pengetahuan tentang manajemen program gizi yang berada di wilayah
kerja Puskesmas Mulyorejo.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang alur kerja dan struktur organisasi di Puskesmas
Mulyorejo.
3. Meningkatkan pengetahuan tentang proses perencanaan program penanggulangan
masalah gizi di Puskesmas Mulyorejo.
4. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang cara penentuan prioritas
masalah gizi, penganalisisan data sekunder program gizi, dan penyusunan alternatif
pemecahan masalah gizi yang ada di wilayah kerja Puskesmas Mulyorejo
1.3.2 Bagi Institusi Puskesmas
1. Menambah sumber daya pada bidang gizi di Puskesmas Mulyorejo.
2. Menjadi sarana evaluasi bagi Puskesmas Mulyorejo melalui laporan hasil dan
analisis yang dilakukan..
3. Memperoleh saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengelolaan
masalah gizi.
33
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
34
2.1.2.2 Indikator Surveilans Gizi
Menurut Permenkes No. 14 Tahun 2019 tentang Pelaksanaan Surveilans Gizi, teknis
surveilans gizi di puskesmas adalah sebagai berikut:
Pengolahan dan
Pengumpulan Data Diseminasi Tindak Lanjut
Analisis Data
35
saling terkait, dan konfirmasi data hasil kegiatan posyandu/desa. Kegiatan
yang dilakukan pada proses diseminasi adalah melakukan advokasi kepada
pemangku kebijakan dan pelaporan ke kepala dinas kesehatan oleh kepala
puskesmas.
Setelah dilakukan surveilans gizi, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut
seperti koordinasi antara pengelola gizi dengan program lain, bidan desa, kader, dan
aparat desa, melakukan tindakan cepat pada kasus rujukan remaja yang menderita
anemia, melakukan penyelidikan epidemiologis apabila ditemukan remaja dengan
kasus gizi buruk, pelaporan hasil surveilans gizi kepada kepala puskesmas dan
pengelola program lainnya, melakukan intervensi di /desa/kelurahan untuk
menanggulangi masalah yang ditemukan berdasarkan analisis data surveilans gizi,
perumusan kebijakan program penanggulangan masalah, membuat Pengumpulan
Data Pengolahan dan Analisis Data Diseminasi Tindak Lanjut perencanaan intervensi
untuk anggaran berikutnya, dan melakukan monitoring dan evaluasi gizi.
36
sasaran. Selanjutnya dilakukan penetapan target dan tujuan. Target dan tujuan
merupakan dasar dari proses perencanaan dan evaluasi. Pembentukan
intervensi menjawab pertanyaan bagaimana proses perencanaan dan evaluasi
akan dicapai, aktivitas apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai target
dan tujuan. Setelah terbentuk intervensi yang sesuai dengan target dan tujuan,
maka dilakukan proses implementasi atau pelaksanaan program. Apabila
intervensi telah dilaksanakan, maka dilakukan evaluasi hasil program.
Evaluasi merupakan proses pengukuran capaian tujuan dan tingkat efektivitas
sebuah program.
Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar Sel darah merah lebih rendah dari
normal. Selain itu anemia juga merupakan suatu kondisi Ketika terdapat defisiensi
ukuran/jumlah eritrosit atau kandungan hemoglobin. Anemia terjadi apabila kepekatan sel
darah merah dalam darah dibawah batas normal.
Hemoglobin adalah sejenis pigmen yang terdapat dalam sel darah merah bertugas
membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Zat besi mempunyai peranan penting
dalam tubuh, selain membantu hemoglobin mengangkut oksigen dan mioglobin
menyimpan oksigen, zat besi juga membantu berbagai macam enzim dalam mengikat
oksigen untuk proses pembakaran.
a. Menstruasi
Anemia yang terjadi pada remaja putri disebabkan masa remaja merupakan
masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi lebih tinggi termasuk zat besi. Selain
itu
37
pada masa remaja, seseorang akan mengalami menstruasi. Menstruasi adalah
perdarahan
secara periodik dan siklik dari uterus disertai pelepasan endometrium.
b. Status Gizi
Salah satu cara untuk mengetahui status gizi seseorang adalah dengan pengukuran
antropometri. IMT merupakan cara pengukuran status gizi secara langsung yang
berkontribusi secara signifikan dalam anemia. IMT pada orang dengan anemia secara
signifikan lebih rendah dibandingkan dengan IMT pada orang tanpa anemia. Remaja
yang memiliki IMT kurus berisiko anemia 1,4 kali lebih besar dibandingkan remaja
yang
memiliki IMT normal dan gemuk. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran antropometri
berhubungan dengan risiko terjadinya anemia defisiensi zat gizi pada remaja.
Asupan zat gizi meliputi asupan energi, protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan
mineral
dalam tubuh. Semakin tinggi asupan zat gizi, maka semakin tinggi pula kadar
hemoglobin
dalam eritrosit, karena protein, zat besi dan vitamin mempengaruhi kadar hemoglobin
dalam eritrosit, sehingga kemungkinan seseorang terkena anemia akan lebih kecil
apabila
asupan zat gizinya baik. Kecukupan asupan Fe dalam tubuh tidak hanya dipengaruhi
oleh
konsumsi makanan sumber Fe, namun juga dipengaruhi oleh variasi penyerapan Fe.
Variasi penyerapan Fe dalam tubuh dapat dipengaruhi oleh perubahan fisiologis tubuh
seperti hamil, menyusui, nifas dan menstruasi.
d. Pola makan
Kebiasaan makan cara seseorang dalam memilih dan memakannya sebagai reaksi
terhadap pengaruh psikologis, fisiologi, budaya dan sosial. Dan kebiasaan makan
38
adalah
suatu perilaku yang berhubungan dengan makan seseorang, pola makanan yang
dimakan,
pantangan, distribusi makanan dalam keluarga, preferensi terhadap makanan dan cara
memilih makanan. Pola dan gaya hidup modern membuat remaja cenderung lebih
menyukai makan di luar rumah bersama kelompoknya. Remaja putri sering
mempraktikkan diet dengan cara yang kurang benar seperti melakukan pantangan
pantangan, membatasi atau mengurangi frekuensi makan untuk mencegah kegemukan.
Pada umumnya remaja mempunyai kebiasaan makan yang kurang baik. Beberapa
remaja
khususnya remaja putri sering mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang tidak
seimbang dibandingkan dengan kebutuhannya karena takut kegemukan dan menyebut
makan bukan hanya dalam konteks mengkonsumsi makanan pokok saja tetapi makanan
ringan juga dikategorikan sebagai makan.
Jenis- jenis anemia ada 5 yang harus kita ketahui sebagai berikut :
Anemia defisiensi besi merupakan suatu penyebab utama anemia di dunia dan terutama
sering dijumpai pada perempuan usia subur, disebabkan oleh kehilangan darah sewaktu
menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan.
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu
lama. Penyebab kekurangan vitamin C adalah kurangnya asupan vitamin C dalam
makanan sehari-hari. Vitamin C banyak ditemukan pada cabai hijau, jeruk, lemon,
strawberry, tomat, brokoli, lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya, serta semangka.
Salah
satu fungsi vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi
39
kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan bisa
terjadi
anemia.
c. Anemia Makrositik
Anemia ini disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat yang
diperlukan
dalam proses pembentukan dan pematangan sel darah merah, granulosit, dan platelet.
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal.
Penyebabnya kemungkinan karena keturunan atau karena salah satu dari beberapa
penyakit, termasuk leukemia dan kanker lainnya.
e. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu gangguan yang mengancam jiwa pada sel induk di
sumsum tulang, yang sel-sel darahnya diproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi.
Tanda dan gejala anemia biasanya tidak khas dan sering tidak jelas, seperti pucat,
mudah lelah, berdebar dan sesak napas. Kepucatan bisa diperiksa pada telapak tangan,
kuku dan konjungtiva palbera. Tanda yang khas meliputi anemia, angular stomatitis,
glositis, disfagia, hipokloridia, koilonikia dan pafofagia. Tanda yang kurang khas berupa
kelelahan, anoreksia, kepekaan terhadap infeksi meningkat, kelainan perilaku tertentu,
kinerja intelektual serta kemampuan kerja menurun.
Gejala awal anemia kurang zat besi adalah keluhan badan lemah, lelah, kurang
energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, pandangan sering
berkunang-kunang terutama dari keadaan duduk kemudian berdiri. Tanda lainnya adalah
kelopak mata, wajah, ujung jari dan bibir biasanya tampak pucat.
40
2.6 Dampak Anemia
BAB III
PROFIL INSTITUSI
41
BAB IV
METODOLOGI
42
Analisis SWOT program penyuluhan
Analisis SWOT program pendampingan Ibu Balita
BAB VI
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
1.2 Saran
1. Saran untuk peneliti
43
DAFTAR PUSTAKA
44
45
LAMPIRAN
a. Fishbone …
b. POA
c. Kuesioner
d. Leaflet
46
47