Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling (BK) merupakan layanan yang tersedia dalam berbagai
bidang pendidikan, baik dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
sekolah menengah atas. Pelaksanaan BK di sekolah disesuaikan dengan kebutuhan baik
layanan bimbingan atau layanan konseling. BK bertugas memfasilitasi bebagai ranah,
baik keberagaman usia, latar belakang keluarga, kehidupan sosial, maupun masalah yang
dihadapi.
Guru BK haruslah orang yang berkompetensi minimal lulusan BK yang paham akan
pelaksanaan pelayanan dan masalah yang nantinya akan dihadapi. Pengelolaan layanan
BK pada setiap satuan pendidikan tidak sama. Karena para guru menghadapi siswa yang
tidak sama pula. Setiap daerah dengan kondisi sosial yang berbeda juga akan
mempengaruhi bagaimana suatu program BK dikelola. Maka dari itu pengelolaan BK
sangatlah diperlukan agar tujuan pemberian layanan dan bimbingan itu sendiri dapat
berjalan efektif dan efisien.
Sebagai bagian integral dari proses pendidikan, BK memiliki fungsi dan peranan
strategis. Melalui layanan BK para siswa diharapkan mampu mengenali dirinya,
mengenal lingkungannya, dan mampu merencanakan masa depannya. Dalam
pelaksanaannya keberhasilan layanan BK sangat ditentukan oleh kerja sama yang
harmonis diantara seluruh personil sekolah, baik kepala sekolah, wali kelas, guru bidang
studi, bahkan siswa itu sendiri. Selain itu, untuk mampu mewujudkan layanan BK
kepada semua siswa maka program layanan BK di sekolah perlu dikelola dengan baik.

B. Profil Sekolah dan Profil BK di Sekolah


Profil SMK Negeri 04 Kota Bengkulu
1. Profil Gambaran Umum
a. Nama : SMK Negeri 04 Kota Bengkulu
b. Alamat : Jl.Enggano Pasar Bengkulu Kec. Sungai Serut
c. Status : Negeri
d. Kab/Kota : Kota Bengkulu
e. Provinsi : Bengkulu
2. Visi dan Misi Sekolah
Profil BK di SMK Negeri 04 Kota Bengkulu
Koordinator : Febrilia Desi Ratna Sari, S.Pd.
Guru Bk : Ike Julita Sari, S.Pd.
Guru Bk : Dery Dwi Putra, S.Pd.
Guru Bk : Fadhilatus Shabrina, S.Sos.I.
Di SMK Negeri 04 Kota Bengkulu terdapat ruang BK yang juga menyediakan ruang
konseling individu, ruang arsip, dan juga ruang diskusi kelompok. Seluruh pelaksanaan
bimbingan maupun konseling diarsipkan dalam buku jurnal, terbagi dalam buku
bimbingan, jurnal harian, dan layanan lainnya.

C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pelayanan BK di SMK Negeri 04?
2. Bagaimana aplikasi asas-asas, fungsi dan keterkaitan dengan landasan BK?
3. Bagaimana pelaksanaan bidang layanan BK?

D. Tujuan Kunjungan Observasi


1. Mengetahui dan memahami bagaimana sistem  layanan BK di SMK Negeri 04.
2. Mengetahui bagaimana aplikasi asas-asas, fungsi dan keterkaitan dengan landasan
BK.
3. Mengetahui dan memahami bagaimana pelaksanaan bidang layanan BK.

E. Tujuan Laporan
1. Untuk memenuhi tuntutan tugas mata kuliah BK tentang pelaksanaan BK di sekolah.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pelaksanaan program BK
dan peranan guru.

F. Manfaat Kunjungan
1. Manfaat Teoritis
Mahasiswa menjadi tahu dan paham bagaimana sistem layanan BK di SMK
Negeri 04 Kota Bengkulu. Mahasiswa juga menjadi tahu dan paham bagaimana
pelaksanaan keenam bidang bimbingan BK di SMK Negeri 04. Sehingga akan sadar
bagaimana pentingnya layanan BK dalam dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Setelah tahu dan paham bagaimana sistem layanan BK serta bagaimana
pelaksanaan keenam bidang bimbingan BK di SMK Negeri 04 diharapkan
mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dalam dunia kerja nanti,
yaitu saat menjadi guru kelak. Serta diharapkan mahasiswa mampu menganalisis
kekurangan penerapan bimbingan dan konseling di sekolah dan mampu memberi
solusi terbaik dalam implementasi di dunia kerja nanti dengan mempertahankan
yang sudah baik.
BAB II
TEMUAN HASIL PENDATAAN DAN INFORMASI
Hasil Wawancara
Penanya : 1) Isna
2) Bella
3) Hasfarel
Narasumber : 1. Fadhilatus Shabrina, S.Sos.I.
3. Febrilia Desi Ratna Sari, S.Pd.
P : perkenalkan saya Isna, ini Bella, dan yang di sana Folan. Kami dari PGSD bermaksud
untuk melakukan observasi dan wawancara terkait dengan pelaksanaan BK di
sekolah ini.
N : Oh iya boleh silahkan.
P : Kalau boleh tau nama lengkap ibu siapa?
N : Fadhilatus Shabrina, S.Sos.I.
P : Ada berapa guru BK di sekolah ini?
N : Ada 4 orang, 3 perempuan dan 1 laki-laki.
P : Apakah semuanya lulusan BK?
N : Iya, tapi yang 1 orang BK murni.
P : Kan guru BKnya ada 4, apakah ada strukturnya?
N : Kalau struktur gak, tapi 1 orang yaitu ibu Lia sebagai koordinator dan yang lainnya
guru BK.
P : Apakah BK sudah ada sejak lama?
N : Iya, lebih dari 5 tahun.
P : Apakah ada ruang khusus untuk konseling pribadi dan sudah berapa lama?
N : Ada, tapi masih baru dan berantakan karena baru pindah ke ruangan ini. Biasanya sih
dalam 1 ruangan bersama-sama.
P : sebagai seorang guru dan konselor di sekolah, apakah ibu juga menjadi konselor di
luar sekolah?
N : Tidak, hanya di sekolah saja.
P : Jadi, jika ada masalah hanya bisa diselesaikan di sekolah?
N : Iya, tapi kalau masalahnya sudah parah nanti akan dilakukan home visit atau
kunjungan rumah. Misalnya ada nih sebagian anak yang sering alfa, gak tau kemana,
dan apa kabarnya. Jadi kita tanya orangtuanya dengan melakukan home visit.
P : Apakah cerita siswa bersifat rahasia?
N : Oh iya kan ada asas kerahasiaan. Sekalipun dengan wali kelas, teman dan pihak
selain individu tersebut.
P : Selanjutnya, terkait dengan asas keterbukaan, bagaimanakah siakp anak-anak ketika
mereka bimbingan maupun konseling? Apakah mereka mau terbuka?
N : Ada yang mau terbuka, ada juga yang harus di bujuk dan dipancing-pancing supaya
mau cerita.
P : Apakah dalam semester ini sudah ada masalah besar atau berat? Dan apakah pernah
ada pengalihan tangan kasus? Dalam waktu dekat ini mungkin ada?
N : Gak ada sih, paling masalah bolos dan jarang masuk. Untuk pengalihan kasus pasti
kami lakukan karena kalau bukan ranah kita lagi akan diserahkan pada pihak
berwajib. Tapi dalam waktu dekat ini belum ada.
P : Berdasarkan yang kami ketahui mayoritas siswanya adalah laki-laki sangat sedikit
yang perempuan, apakah ada kesulitan tersendiri? Mungkinkah ada trik khususnya?
N : Egonya masih tinggi, kalau ngomong sama kita suka bikin takut dan melawan.
Kembali lagi pada kita bagaimana caranya supaya bisa mengayomi. Kalau saya
pribadi triknya yaitu karena mereka sudah keras kitanya jangan ikut keras, jadi saya
tidak akan pernah marah atau bentak-bentak karena semakin tidak masuk apa yang
kita sampaikan.
P : Apakah ada penyuluhan khusus tentang program BK, dan pentingnya konseling di
sekolah seperti sosialisasi atau pemberian angket?
N : Ada, biasanya sewaktu penerimaan murid baru pada tahun ajaran baru. Kita kan juga
punya buku-buku poin, nah disaat itulah kita kenalkan tentang poin-poin dan sistem
poin.
P: Apakah pelaksannan BK sudah tergolong kekinian? Misalnya sistem input poin atau
konseling online?
N: belum sepenuh nya, kerena untuk input data dan sebagainya belum menggunakan
teknologi dan sistem praktis. Belum ada program untuk konseling online
P: apakah siswa yang terkena maslah sudah banyak yang mandiri dan mampu
menyelesaikamn masalahnya sendiri.
N: ada sebagian yang mandiri namun tidak cukup 1 kali konseling, bahkan 2-3 kali
masih ada yang berulang-ulang. Misalnya nih padahal udah dibilang jangan suka
bolos namun masih terulang.
P : bagaimana sistem pemberian bimbingan? Layanan apakah yang paling sering
dilaksanakan?
N : karena guru BK tidak masuk kelas, pemberian bimbingan maupun layanan paling
banyak diberikan secara individu yang datang dan dipanggil ke ruang BK. Tapi
misalnya kita lihat dijam pelajaran ada anak yang nongkrong di kantin dengan alasan
tidak boleh masuk karena terlambat, maka kita panggil dan kita konseling.
P : Bagaimana pelaksanaan dan peran guru BK dalam bidang bimbingan karir, apakah
ada angket khusus untuk siswa kelas 12?
N : bimbingan karir tidak banyak diterapkan karena di SMK siswa sudah tahu harus
kemana setelah lulus. Tapi ada beberapa yang datang atau yang dipanggil karena
pindah jurusan atau ingin berhenti.
P : Berkaitan dengan bimbingan pribadi apa upaya guru BK dalam membantu siswa?
N : Biasanya yang paling sering yaitu kontrol hasil belajar mereka, dan kedisplinan
dengan bekerja sama baik dengan orang tua, guru, maupun wali kelas.
P : Terkait dengan pelaksanaan BK di sekolah, apa saja program yang ada bolehkah kami
melihat kalender kerja?
N : Boleh, jadi ada beberapa program kerja baik skala tahunan, bulanan, dan harian.
Untuk program harian yaitu pemanggilan siswa bermasalah, konseling, maupun
bimbingan. Untuk program bulanan seperti pelaksanaan penertiban upacara, apel, dan
lainnya. Program tahunan yaitu penyuluhan tahun ajaran baru dan pelaksanaan
kegiatan tahunan lainnya. Jadi peran guru BK ketika apel yaitu mengetahui kehadiran
dan siapa-siapa saja yang selalu bolos.
P : Bagaimana kaitan BK dengan bidang keagamaan?
N : Biasanya guru BK bekerja sama dengan guru agama untuk melakukan pemantauan
maupun konseling terhadap siswa kurang taat. Misal siswa yang tidak pernah sholat
jumat untuk laki-laki.
P : Mohon maaf kami melihat ada program pengusulan bantuan beasiswa bagi siswa
yang kurang mampu. Boleh minta penjelasannya buk?
N : Ya jadi kami membantu siswa yang kesulitan dalam ekonomi baik dengan sukarela
menceritakan atau berdasarkan pengamatan kami. Sehingga dari mereka yang
membutuhkan dapat terbantu melalui seleksi-seleksi lainnya.
P : Baiklah terima kasih buk atas waktunya, mohon maaf apabila kami salah dalam
penyampaian.
N : Iya sama-sama, silahkan hubungi saja jika ada yang kurang. Salam untuk buk Vira
ya, kemaren saya sempat ketemu ketika beliu mengantar anak magang.

BAB III
KAJIAN TEORI TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program
ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut Tolbert,
bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga
pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan
melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek
kehidupannya sehari-hari. Bimbingan merupakan layanan khusus yang berbeda dengan
bidang pendidikan lainnya.
Menurut Surya (1988: 12), bimbingan adalah suatu proses pembenaran bantuan yang
terus menerus dan sistimatis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar mencapai
kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengendalian diri, dan perwujudan
diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
ligkungan.
2. Pengertian Konseling
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam
bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang lentur
atau fleksibel dan komperenhesif.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik
inti atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang
mendasar, yaitu mengubah sikap. Sikap mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan, dan
perasaan, dan lain-lain.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya bimbingan dan konseling
merupakan bantuan yang memungkinkan peserta didik mencapai kemandirian antara
mengenal dan menerima diri sendiri, mengenal dan menerima lingkungannya secara
positif dan dinamis. Selain itu peserta didik mampu mengambil keputusan mengarahkan
diri sendiri dan mewujudkan diri. Dalam perwujudan konsep diri, dia memperoleh
konsep yang sewajarnya mengenai dirinya sendiri, orang lain, pendapat orang lain
tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapainya untuk masa depannya.

B. Latar Belakang Perlunya Bimbingan dan Konseling


Seiring perkembangan zaman, problematika peserta didik di sekolah semakin
beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di
dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan dan
konseling yang mengarahkan para para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi
dalam diri mereka.
Bimbingan dan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis, ini akan
sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya
tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik. Bimbingan dan
konseling juga sangat penting posisinya untuk membimbing siswa untuk memotivasi diri
bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampu bersaing.
Perlunya bimbingan dan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah-
masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi.
Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-
temannya memiliki akar permasalahan yang biasanya beruntun.
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan
sistem pendidikan khususnya di sekolah, guru merupakan salah satu pendukung unsur
pelaksana pendidikan yang mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana
layanan bimbingan pendidikan di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang
memadai terhadap konsep-konsep dasar bimbingan dan konseling di sekolah.
Peserta didik tidak hanya memerlukan materi – materi pelajaran sekolah, materi
bimbingan dan konseling pun perlu, karena pada dasarnya setiap kehidupan pasti ada
masalah. Memang sebagian orang bisa mengatasi masalahnya sendiri, tetapi tidak sedikit
juga orang yang memerlukan bantuan orang lain untuk menyelesaikan masalah –
masalah tersebut. Jadi apabila peserta didik tetap dibiarkan memiliki masalah tanpa
dibantu, bagaimana mungkin peserta didik bisa berkonsentrasi untuk memahami atau
berfikir mengenai pelajarannya. Kalau ia masih punya beban fikiran yang lain. Maka dari
itu bimbingan dan konseling di sekolah sangatlah diperlukan.
Pelayanan bimbingan dan konseling telah menjadi salah satu pelayanan yang penting
dan dibutuhkan disetiap sekolah termasuk madrasah. Menurut Suradi (1996) dan Salwa
(2004) ada sepuluh alasan mengapa pelayanan bimbingan konseling perlu diadakan
khususnya di sekolah yaitu :
1. Membantu siswa agar berkembang dalam semua bidang.
2. Membantu siswa untuk membuat pilihan yang sesuai pada semua tingkatan sekolah.
3. Membantu siswa membuat perencanaan dan pemilihan karier di masa depan (setelah
tamat).
4. Membantu siswa membuat penyesuaian yang baik disekolah dan juga di luar
sekolah.
5. Membantu dan melengkapi upaya yang dilakukan orang tua di rumah
6. Membantu mengurangi atau mengawasi dan kelambanan dalam sistem pendidikan.
7. Membantu siswa yang memerlukan bantuan khusus.
8. Menambah daya tarik sekolah terhadap masyarakat (user).
9. Membantu sekolah dalam mencapai sukses pendidikan (akademik) baik pada
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi; dan
10. Membantu mengatasi masalah disiplin pada siswa.

Paparan di atas menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling perlu


diadakan disekolah-sekolah karena pelayanan ini dapat membantu para siswa mencapai
tujuan yang diinginkan, membantu siswa untuk meningkatkan pencapaian akademik dan
mengembangkan siswa untuk meningkatakan pencapaian akademik dan
mengembangakan potensi yang ada pada diri mereka agar mereka dapat menghasilkan
perubahan positif dalam dirinya sendiri. Selain itu, melalui pelayan bimbingan dan
konseling, para siswa disekolah dan madrasah juga berpeluang untuk menyatakan
perasaan dan berbagai masalah yang mereka hadapi kepada guru bimbingan konseling.

C. Asas-asas Bimbingan dan Konseling


Dalam melaksanakan layanan BK di sekolah hendaknya mengacu pada asas-asas
bimbingan dan konseling. Asas-asas BK merupakan ketentuan-ketentuan yang harus
diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas itu diikuti dan
terselenggara dengan baik diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian
tujuan yang diharapkan, sebaliknya apabila asas-asas itu diabaikan sangat dikhawatirkan
kegiatan yang terlaksana berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling. Asas-asas
yang dimaksud adalah asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan, kekinian,
kemandirian, kegiatan, kedinamisan, keterpaduan, kenormatifan, keahlian, ahli tangan,
dan tut wuri handayani.

D. Fungsi Bimbingan dan Konseling


Layanan bimbingan konseling mengemban sejumlah fungsi, yaitu:
1. Fungsi Pemahaman
Bimbingan dan konseling dapat berfungsi pemahaman, artinya menghasilkan
pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kebutuhan
pengembangan murid, pemahaman itu meliputi:
a. Pemahaman tentang diri murid, baik oleh murid itu sendiri maupun oleh orang tua,
guru dan pembimbing. Aspek-aspek yang perlu dipahami mengenai murid,
misalnya: identitas dan ciri-ciri kepribadiannya, kemampuan, prestasi belajar, minat,
cita-cita serta gaya hidupnya.
b. Pemahaman tentang lingkungan murid termasuk keluarga dan lingkungan sekolah.
Hal ini perlu dipahami baik oleh murid itu sendiri maupun oleh orang tua dan guru
pembimbing.
c. Pemahaman tentang lingkungan “yang lebih luas”. Aspek yang perlu dipahami
mengenai lingkungan ini, contohnya: informasi pendidikan, informasi pekerjaan,
informasi keadaan daerah, informasi budaya/nilai-nilai dan sebagainya.
2. Fungsi Pencegahan
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pencegahan, artinya merupakan
usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi ini layanan yang diberikan
berupa bantuan yang diberikan pada para murid agar terhindar dari berbagai masalah
yang dapat mengahambat program bimbingan yang sistimatis sehingga hal-hal yang
dapat mengahambat seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah sosial dan
sebagainya dapat diindari. Beberapa keguatan bimbingan yang dapat berfungsi
pencegahan antara lain:
a. Program orientasi, yang memberikan kesempatan bagi para murid untuk lebih
mengenal sekolah sebagai lingkungan yang baru. Dalam program ini dapat
disampaikan berbagai informasi seperti: cara-cara belajar, fasilitas belajar, hubungan
sosial, tata tertib sekolah, dan sebagainya.
b. Program kegiatan kelompok, seperti: diskusi, bermain peran, dinamika kelompok
dan teknik teknik pendekatan kelompok lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan
para murid memperoleh pemahamn diri secara lebih baik disamping meningkatkan
pemahaman lingkungan.
3. Fungsi Perbaikan
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfugsi perbaikan, artinya dapat
membantu mengantisipasi serta mengatasi masalah-masalah yang dialami oleh murid.
Menurut Prayitno (dalam Rochjadi, 1999:10), fungsi ini disebut fungsi pengentasan yang
merupakan istilah pengganti fungsi perbaikan. Menurut istilah perbaikan bahwa murid
dalah orang “tidak baik atau rusak”. Dalam peyanan bimbingan dan konseling pemberian
istilah “tidak baik”, “rusak” atau “sakit” sama sekali tidak boleh dilakukan. Untuk itu
Prayitno menyebut fungsi bimbingan dan konseling ii disebut fungsi pengentasan.
Fungsi pengentasan berarti juga fungsi bimbingan dan konseling akan menghasilkan
teratasinya berbaga pemasalahn yang dialami peserta didik. Jika fungsi pemahaman dan
pencegahan sudah dilaksanakan, namun siswa yang bersangkutan masih mengalami
masalah-masalah tertentu maka dilaksanakan fungsi pengentasan. Bantuan yang
diberikan disesuaikan dengan masalah yang dihadapi, baik dalam bentuk dan jenisnya.
Pendekatan yang digunakana dapat berupa perorangan maupun kelompok, langsung
berhadapan dengan siswa maupun melalui perantara orang tua atau pengubahan
lingkungan.
4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling dapat berfungsi pengembangan, artinya layanan
yang diberikan dapat membantu para murid dalam megembangkan keseluruhan
pribadinya secara lebih terarah dan mantap. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang
bersifat positif dijaga agar tetap baik. Dengan demikian dapat diharapkan para murid
dapat mencapai perkembangan kepribadian secara optimal.
Secara keseluruhan jika semua fungsi yang terdahulu telah terlaksana dengan biak
dapatlah dikatakan bahwa murid yang bersangkutan mampuberkembang secara wajar,
terarah dan mantap menuju perwujudan dirinya secara optimal, keterpaduan semua
fungsi tersebut akan sangat membantu perkembangan murid secara terpadu pula.
Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri
individu, baik hal itu merupakan pembawaan atau hasil-hasil perkembangan yang telah
dicapai selama ini,. Integensi yang tinggi, bakat yang istimewa, minat yang menonjol
untuk hal-hal positif dan produktif, sikap dan kebiasaan yang telah terbina dalam
bertindak dan bertingkah laku sehari-hari, cita-cita yang tinggi dan cukup realistik,
kesehatan dan kebugaran jasmani, hubungan sosial yang harmonis dan dinamis, dan
berbagai aspek positif lainnya dari individu yang perlu dipertahankan dan dipelihara.
Pemeliharaan yang baikbukan sekadar mempertahankan tetap utuh, tidak rusak dan tetap.
Melainkan mengusahakan agar lebih indah, lebih menyenangkan, memiliki nilai
tambahdari waktu kewaktu. Dalam layanan fungsi pengembangan dan pemeliharaan
dapat dilakksanakan melalui berbagai pengetahuan, kegiatan, dan program. Misalnya
sekolah dibentuk dengan ukuran meja/kursi murid disesuaikan dengan ukuran tubuh,
ventilasi dan suhu serta susunan kelas yang mebuat nyaman.
5. Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi yanitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya pengembangan
seluruh potensi secara optimal. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan melalui
diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan dan di dalam
masing-masing fungsi tersebut. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan konseling yang
dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi
tersebut agar hasil-hasil yang hendak dicapainya jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
Fungsi advokasi memberikan pembelaan kepada konseli atau sekelompok konseli
agar konseli mendapakan semangat dan bangkit daam sebuah harapan sehingga
permasalahan yang terjadi tidak menjadikan konseli terpuruk dan akan mendapatkan
masalah yang baru. Bentuk pembelaan bukan berarti membenarkan apa yang
dilakukannya itu benar tetapi memberikan pemahaman/pengarahan terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh konseli, sebagai guru yang melayani setiap
permasalahan yang dihadapi oleh konseli harus memberikan pembelaan agar
mendapatkan kenyamanan itu maka dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada.

E. Bidang Bimbingan
1. Bidang Kehidupan Pribadi
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Bidang Kehidupan Sosial
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan
teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Bidang Kegiatan Belajar
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri.
4. Bidang Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pemantapan Karir
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
5. Bidang Kehidupan Berkeluarga
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam merencanakan
kehidupan keluarga dan keragaman persoalan persiapan membentuk keluarga.
6. Bidang Kehidupan Keberagaman
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk memantapkan diri dalam
memahami dan melaksanakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan pribadi dan
sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prayitno, dkk. 2004. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling, Jakarta :
Rineka Cipta.

Prayitno. 2003. Wawasan dan Landasan BK (Buku II). Depdiknas : Jakarta.


Erman Amti & Marjohan. 1992/1993.Bimbingan dan Konseling. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktirat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Prayitno dan Erman Amti. 1999.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka
Cipta.
W.S. Winkel. 1991. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Sukardi Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Jakarta: 

Anda mungkin juga menyukai