PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan dan konseling (BK) merupakan layanan yang tersedia dalam berbagai
bidang pendidikan, baik dari tingkat sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan
sekolah menengah atas. Pelaksanaan BK di sekolah disesuaikan dengan kebutuhan baik
layanan bimbingan atau layanan konseling. BK bertugas memfasilitasi bebagai ranah,
baik keberagaman usia, latar belakang keluarga, kehidupan sosial, maupun masalah yang
dihadapi.
Guru BK haruslah orang yang berkompetensi minimal lulusan BK yang paham akan
pelaksanaan pelayanan dan masalah yang nantinya akan dihadapi. Pengelolaan layanan
BK pada setiap satuan pendidikan tidak sama. Karena para guru menghadapi siswa yang
tidak sama pula. Setiap daerah dengan kondisi sosial yang berbeda juga akan
mempengaruhi bagaimana suatu program BK dikelola. Maka dari itu pengelolaan BK
sangatlah diperlukan agar tujuan pemberian layanan dan bimbingan itu sendiri dapat
berjalan efektif dan efisien.
Sebagai bagian integral dari proses pendidikan, BK memiliki fungsi dan peranan
strategis. Melalui layanan BK para siswa diharapkan mampu mengenali dirinya,
mengenal lingkungannya, dan mampu merencanakan masa depannya. Dalam
pelaksanaannya keberhasilan layanan BK sangat ditentukan oleh kerja sama yang
harmonis diantara seluruh personil sekolah, baik kepala sekolah, wali kelas, guru bidang
studi, bahkan siswa itu sendiri. Selain itu, untuk mampu mewujudkan layanan BK
kepada semua siswa maka program layanan BK di sekolah perlu dikelola dengan baik.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sistem pelayanan BK di SMK Negeri 04?
2. Bagaimana aplikasi asas-asas, fungsi dan keterkaitan dengan landasan BK?
3. Bagaimana pelaksanaan bidang layanan BK?
E. Tujuan Laporan
1. Untuk memenuhi tuntutan tugas mata kuliah BK tentang pelaksanaan BK di sekolah.
2. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai pelaksanaan program BK
dan peranan guru.
F. Manfaat Kunjungan
1. Manfaat Teoritis
Mahasiswa menjadi tahu dan paham bagaimana sistem layanan BK di SMK
Negeri 04 Kota Bengkulu. Mahasiswa juga menjadi tahu dan paham bagaimana
pelaksanaan keenam bidang bimbingan BK di SMK Negeri 04. Sehingga akan sadar
bagaimana pentingnya layanan BK dalam dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
Setelah tahu dan paham bagaimana sistem layanan BK serta bagaimana
pelaksanaan keenam bidang bimbingan BK di SMK Negeri 04 diharapkan
mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dalam dunia kerja nanti,
yaitu saat menjadi guru kelak. Serta diharapkan mahasiswa mampu menganalisis
kekurangan penerapan bimbingan dan konseling di sekolah dan mampu memberi
solusi terbaik dalam implementasi di dunia kerja nanti dengan mempertahankan
yang sudah baik.
BAB II
TEMUAN HASIL PENDATAAN DAN INFORMASI
Hasil Wawancara
Penanya : 1) Isna
2) Bella
3) Hasfarel
Narasumber : 1. Fadhilatus Shabrina, S.Sos.I.
3. Febrilia Desi Ratna Sari, S.Pd.
P : perkenalkan saya Isna, ini Bella, dan yang di sana Folan. Kami dari PGSD bermaksud
untuk melakukan observasi dan wawancara terkait dengan pelaksanaan BK di
sekolah ini.
N : Oh iya boleh silahkan.
P : Kalau boleh tau nama lengkap ibu siapa?
N : Fadhilatus Shabrina, S.Sos.I.
P : Ada berapa guru BK di sekolah ini?
N : Ada 4 orang, 3 perempuan dan 1 laki-laki.
P : Apakah semuanya lulusan BK?
N : Iya, tapi yang 1 orang BK murni.
P : Kan guru BKnya ada 4, apakah ada strukturnya?
N : Kalau struktur gak, tapi 1 orang yaitu ibu Lia sebagai koordinator dan yang lainnya
guru BK.
P : Apakah BK sudah ada sejak lama?
N : Iya, lebih dari 5 tahun.
P : Apakah ada ruang khusus untuk konseling pribadi dan sudah berapa lama?
N : Ada, tapi masih baru dan berantakan karena baru pindah ke ruangan ini. Biasanya sih
dalam 1 ruangan bersama-sama.
P : sebagai seorang guru dan konselor di sekolah, apakah ibu juga menjadi konselor di
luar sekolah?
N : Tidak, hanya di sekolah saja.
P : Jadi, jika ada masalah hanya bisa diselesaikan di sekolah?
N : Iya, tapi kalau masalahnya sudah parah nanti akan dilakukan home visit atau
kunjungan rumah. Misalnya ada nih sebagian anak yang sering alfa, gak tau kemana,
dan apa kabarnya. Jadi kita tanya orangtuanya dengan melakukan home visit.
P : Apakah cerita siswa bersifat rahasia?
N : Oh iya kan ada asas kerahasiaan. Sekalipun dengan wali kelas, teman dan pihak
selain individu tersebut.
P : Selanjutnya, terkait dengan asas keterbukaan, bagaimanakah siakp anak-anak ketika
mereka bimbingan maupun konseling? Apakah mereka mau terbuka?
N : Ada yang mau terbuka, ada juga yang harus di bujuk dan dipancing-pancing supaya
mau cerita.
P : Apakah dalam semester ini sudah ada masalah besar atau berat? Dan apakah pernah
ada pengalihan tangan kasus? Dalam waktu dekat ini mungkin ada?
N : Gak ada sih, paling masalah bolos dan jarang masuk. Untuk pengalihan kasus pasti
kami lakukan karena kalau bukan ranah kita lagi akan diserahkan pada pihak
berwajib. Tapi dalam waktu dekat ini belum ada.
P : Berdasarkan yang kami ketahui mayoritas siswanya adalah laki-laki sangat sedikit
yang perempuan, apakah ada kesulitan tersendiri? Mungkinkah ada trik khususnya?
N : Egonya masih tinggi, kalau ngomong sama kita suka bikin takut dan melawan.
Kembali lagi pada kita bagaimana caranya supaya bisa mengayomi. Kalau saya
pribadi triknya yaitu karena mereka sudah keras kitanya jangan ikut keras, jadi saya
tidak akan pernah marah atau bentak-bentak karena semakin tidak masuk apa yang
kita sampaikan.
P : Apakah ada penyuluhan khusus tentang program BK, dan pentingnya konseling di
sekolah seperti sosialisasi atau pemberian angket?
N : Ada, biasanya sewaktu penerimaan murid baru pada tahun ajaran baru. Kita kan juga
punya buku-buku poin, nah disaat itulah kita kenalkan tentang poin-poin dan sistem
poin.
P: Apakah pelaksannan BK sudah tergolong kekinian? Misalnya sistem input poin atau
konseling online?
N: belum sepenuh nya, kerena untuk input data dan sebagainya belum menggunakan
teknologi dan sistem praktis. Belum ada program untuk konseling online
P: apakah siswa yang terkena maslah sudah banyak yang mandiri dan mampu
menyelesaikamn masalahnya sendiri.
N: ada sebagian yang mandiri namun tidak cukup 1 kali konseling, bahkan 2-3 kali
masih ada yang berulang-ulang. Misalnya nih padahal udah dibilang jangan suka
bolos namun masih terulang.
P : bagaimana sistem pemberian bimbingan? Layanan apakah yang paling sering
dilaksanakan?
N : karena guru BK tidak masuk kelas, pemberian bimbingan maupun layanan paling
banyak diberikan secara individu yang datang dan dipanggil ke ruang BK. Tapi
misalnya kita lihat dijam pelajaran ada anak yang nongkrong di kantin dengan alasan
tidak boleh masuk karena terlambat, maka kita panggil dan kita konseling.
P : Bagaimana pelaksanaan dan peran guru BK dalam bidang bimbingan karir, apakah
ada angket khusus untuk siswa kelas 12?
N : bimbingan karir tidak banyak diterapkan karena di SMK siswa sudah tahu harus
kemana setelah lulus. Tapi ada beberapa yang datang atau yang dipanggil karena
pindah jurusan atau ingin berhenti.
P : Berkaitan dengan bimbingan pribadi apa upaya guru BK dalam membantu siswa?
N : Biasanya yang paling sering yaitu kontrol hasil belajar mereka, dan kedisplinan
dengan bekerja sama baik dengan orang tua, guru, maupun wali kelas.
P : Terkait dengan pelaksanaan BK di sekolah, apa saja program yang ada bolehkah kami
melihat kalender kerja?
N : Boleh, jadi ada beberapa program kerja baik skala tahunan, bulanan, dan harian.
Untuk program harian yaitu pemanggilan siswa bermasalah, konseling, maupun
bimbingan. Untuk program bulanan seperti pelaksanaan penertiban upacara, apel, dan
lainnya. Program tahunan yaitu penyuluhan tahun ajaran baru dan pelaksanaan
kegiatan tahunan lainnya. Jadi peran guru BK ketika apel yaitu mengetahui kehadiran
dan siapa-siapa saja yang selalu bolos.
P : Bagaimana kaitan BK dengan bidang keagamaan?
N : Biasanya guru BK bekerja sama dengan guru agama untuk melakukan pemantauan
maupun konseling terhadap siswa kurang taat. Misal siswa yang tidak pernah sholat
jumat untuk laki-laki.
P : Mohon maaf kami melihat ada program pengusulan bantuan beasiswa bagi siswa
yang kurang mampu. Boleh minta penjelasannya buk?
N : Ya jadi kami membantu siswa yang kesulitan dalam ekonomi baik dengan sukarela
menceritakan atau berdasarkan pengamatan kami. Sehingga dari mereka yang
membutuhkan dapat terbantu melalui seleksi-seleksi lainnya.
P : Baiklah terima kasih buk atas waktunya, mohon maaf apabila kami salah dalam
penyampaian.
N : Iya sama-sama, silahkan hubungi saja jika ada yang kurang. Salam untuk buk Vira
ya, kemaren saya sempat ketemu ketika beliu mengantar anak magang.
BAB III
KAJIAN TEORI TENTANG BIMBINGAN DAN KONSELING
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan merupakan salah satu bidang dan program dari pendidikan, dan program
ini ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa. Menurut Tolbert,
bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga
pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyusun dan
melaksanakan rencana serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek
kehidupannya sehari-hari. Bimbingan merupakan layanan khusus yang berbeda dengan
bidang pendidikan lainnya.
Menurut Surya (1988: 12), bimbingan adalah suatu proses pembenaran bantuan yang
terus menerus dan sistimatis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar mencapai
kemandirian dalam pemahaman diri, penerimaan diri, pengendalian diri, dan perwujudan
diri dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan
ligkungan.
2. Pengertian Konseling
Konseling sebenarnya merupakan salah satu teknik atau layanan di dalam
bimbingan, tetapi teknik atau layanan ini sangat istimewa karena sifatnya yang lentur
atau fleksibel dan komperenhesif.
Konseling merupakan salah satu teknik dalam bimbingan, tetapi merupakan teknik
inti atau teknik kunci. Hal ini dikarenakan konseling dapat memberikan perubahan yang
mendasar, yaitu mengubah sikap. Sikap mendasari perbuatan, pemikiran, pandangan, dan
perasaan, dan lain-lain.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa upaya bimbingan dan konseling
merupakan bantuan yang memungkinkan peserta didik mencapai kemandirian antara
mengenal dan menerima diri sendiri, mengenal dan menerima lingkungannya secara
positif dan dinamis. Selain itu peserta didik mampu mengambil keputusan mengarahkan
diri sendiri dan mewujudkan diri. Dalam perwujudan konsep diri, dia memperoleh
konsep yang sewajarnya mengenai dirinya sendiri, orang lain, pendapat orang lain
tentang dirinya, tujuan-tujuan yang hendak dicapainya untuk masa depannya.
E. Bidang Bimbingan
1. Bidang Kehidupan Pribadi
Yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami,
menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, sesuai
dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik.
2. Bidang Kehidupan Sosial
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan
teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
3. Bidang Kegiatan Belajar
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah dan belajar secara mandiri.
4. Bidang Perencanaan, Pelaksanaan, dan Pemantapan Karir
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam memahami dan menilai
informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
5. Bidang Kehidupan Berkeluarga
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam merencanakan
kehidupan keluarga dan keragaman persoalan persiapan membentuk keluarga.
6. Bidang Kehidupan Keberagaman
Bidang pelayanan yang membantu peserta didik untuk memantapkan diri dalam
memahami dan melaksanakan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan pribadi dan
sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prayitno, dkk. 2004. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling, Jakarta :
Rineka Cipta.