Anda di halaman 1dari 2

Motekar Subang

SEKILAS TENTANG MOTEKAR

a. Dasar Hukum
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga.
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2007 Tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Perdagangan Orang.
3. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan Keluarga.
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-
undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
5. Peraturan Daerah Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pembangunan
Ketahanan Keluarga Pasal 31.
b. Pengertian
1. Konsep kata Motekar berasal dari Bahasa Sunda yang mengandung makna “Mau berusaha
untuk mengubah nasibnya”.
2. MOTEKAR adalah kependekan dari Motivator Ketahanan Keluarga, yakni Tenaga Motivator
Ketahanan Keluarga yang berasal dari Masyarakat yang memiliki pengetahuan, kemauan,
kemampuan dan keterampilan serta telah melalui proses seleksi di Jawa Barat untuk
memfasilitasi kegiatan pemberdayaan keluarga yang mengalami kerentanan aspek fisik,
ekonomi, psiko-sosial dan sosial budaya untuk meningkatkan kualitas keluarga.
c. Kriteria
1. Motekar adalah seorang WNI (Warga Negara Indonesia).
2. Motekar bertempat tinggal secara tetap di Desa/Kelurahan yang bersangkutan.
3. Motekar bisa seorang Laki-laki/Perempuan.
4. Pendidikan Minimal SMA/Sederajat.
5. Usia minimal 25-60 Tahun.
6. Sehat Jasmani/Rohani.
7. Memiliki pengalaman keterlibatan dalam pemberdayaan masyarakat.
8. Memiliki mata pencaharian tetap/paruh waktu, bukan aparat pemerintah (PNS).
9. Memiliki pengalaman berkeluarga minimal 5 Tahun.
10. Memiliki pengalaman dalam pengasuhan anak.
11. Merupakan teladan bagi masyarakat di lingkungannya.
d. Peran
Peran Motekar dalam proses pemberdayaan keluarga berfungsi sebagai “pemberdaya” yang
pada dirinya memiliki kemampuan berupa aspek kognitif,afektif dan psikomotorik dari
pengetahuan serta pengalaman hidupnya, sehingga mampu mentransformasikan nilai-nilai
keberdayaan tersebut kepada keluarga yang mengalami berbagai kerentanan atau
kekurangberdayaan.
Pemberdayaan pada umumnya dimulai dari adanya inisiasi dan stimulasi dari orang lain yang
memiliki keberdayaan dalam dirinya dan di transformasikan kepada manusia atau keluarga yang
mengalami kekurangberdayaan diri, sehingga peran Motekar sangat di butuhkan dalam proses
pemberdayaan.
e. Fungsi
Fungsi Motekar yang paling utama adalah sebaga pemberdaya keluarga-keluarga yang
mengalami berbagai kerentanan, sehingga dapat memfasilitasi dan mengadvokasi keluarga tersebut.
1. Memfasilitasi.
2. Membangun proses kegiatan di masyarakat.
3. Memberi pelajaran.
4. Memberi masukan berupa nilai, pengetahuan, tekhnologi dan pengalaman kepada masyarakat.
5. Menjadi penghubung.
6. Membangun relasi dengan berbagai sumber, pihak dan lembaga yang bisa dimanfaatkan
masyarakat dampingannya.
7. Mengelola hal tekhnis.
1
Motekar Subang
8. Mengelola langkah-langkah atau tahap-tahap program, mulai dari penjajakan kebutuhan sampai
ke monitoring.
f. Tugas Motekar
1. Identifikasi
a. Pemetaan Desa.
b. Pemetaan Warga Sasaran.
2. Motivasi
3. Mediasi
4. Mendidik
5. Merencanakan
6. Advokasi
g. Sasaran Kerja Motekar
Melakukan pemberdayaan keluarga yang memiliki kerentanan fisik, ekonomi, sosio-psikologi
dan sosial budaya menuju keluarga yang berkualitas, meliputi :
1. Keluarga-keluarga yang tak memiliki akta nikah sebagai legalitas berkeluarga, akta kelahiran
sebagai legalitas anak agar memiliki hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia, akta
kematian sebagai legalitas para ahli waris, dan akta lainnya yang berkaitan dengan kehidupan
berkeluarga.
2. Keluarga-keluarga yang mengalami kerentanan dalam pola asuh anak, terutama anak usia dini
pada periode umur emas (golden age).
3. Keluarga-keluarga dengan tingkat kesehatan ibu dan anaknya rendah.
4. Keluarga-keluarga miskin yang tak mampu menyekolahkan anak pada usia sekolah dalam
tingkatan pendidikan dasar dan menengah.
5. Keluarga-keluarga yang mengalami kekerasan dalam rumah-tangga.
6. Keluarga-keluarga yang akan dan telah mengalami perceraian.
7. Keluarga-keluarga yang akan dan telah mengalami perdagangan manusia (human trafficking),
pelecehan seksual, narkoba, HIV/AIDS.
8. Keluarga-keluarga buruh migran.
Keluarga menjadi sasaran kerja Motekar karena :
1. Keluarga merupakan pilar pembangunan bangsa.
2. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang mempunyai peranan penting dalam
memenuhi kebutuhan “asah, asih, asuh”.
3. Keluarga merupakan tumpuan untuk menumbuh kembangkan dan menyalurkan potensi setiap
anggota keluarga.
4. Hanya keluarga yang berketahanan yang akan mampu menepis pengaruh negatif yang datang
dari luar.
5. Keluarga yang berketahanan menjadi landasan dalam mewujudkan keluarga bahagia dan
sejahtera.
h. Penanggungjawab, Organisasi Pelaksana dan Pembina Motekar
1. Gubernur Jawa Barat melalui OPD yang membidangi Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak, dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Provinsi Jawa Barat.
2. Bupati/Walikota melalui OPD yang membidangi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak, dalam hal ini dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana
Perberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Subang.
3. Kepala Desa/Lurah sebagai penanggungjawab umum pembangunan di tingkat Desa/Kelurahan.
i. Fokus Kerja Motekar tahun 2020-2021
1. Penurunan Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga;
2. Penurunan Kasus Pernikahan Usia Anak;
3. Penurunan Kasus Perceraian;
4. Penurunan Kasus Perdagangan Orang (Traficking).
Demikian profil singkat Tenaga Motekar, untuk pertanyaan, informasi, saran dan masukan
dapat menghubungi Koordinator Tenaga Motekar Kabupaten Subang Sdr Ayatris Somantri di
Nomor HP 0823 2020 5353 Semoga Bermanfaat…!!
2

Anda mungkin juga menyukai