Anda di halaman 1dari 48

BAB II.

TINJAUAN PUSTAKA
2.3. KERANGKA TEORI
2.3. KERANGKA TEORI

 Bagian ini dimaksudkan untuk menggambarkan teori-teori sebagai dasar


pembangunan hipotesis atau postulat. Kerangka teori merupakan suatu
kerangka pemikiran yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan variabel.
Apabila memungkinkan dapat dibuat suatu diagram alir untuk
mempermudah kaitan materi utama yang akan diteliti
KERANGKA TEORI

 Kerangka teori Jika digunakan sebagai dasar pembangunan hipotesis


maka dalam penulisan hipotesisnya mengikuti aturan berikut:
1. Menampilkan variabel-variabel dan hubungan antara variabel secara jelas.
2. Hipotesis memuat pernyataan singkat disimpulkan dari landasan teori dan
tinjauan pustaka dan merupakan jawaban sementara terhadap masalah dan
tujuan yang akan dicapai dan masih harus dibuktikan kebenarannya.

Hasil tambahan dari kerangka teori dapat berupa informasi yang


menunjukkan keaslian dan keterbaruan dari usulan penelitian.
Penggambaran keterbaruan dari usulan penelitian dapat ditampilkan
menggunakan metode khusus, seperti gambar Fishbone
Kerangkan teori yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antara variabel yang akan diteliti. Apabila dalam
penelitian tersebut berkenaan dua variabel atau lebih.

Peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai dasar bagi


argumentasi dalam menyusun kerangka teori yang membuahkan
hipotesis.

Kerangka teori ini merupakan penjelasan sementara terhadap


gejala-gejala yang menjadi obyek permasalahan (Suriasumantri,
(1986).
Kerangka teori merupakan bagan atau gambar yang digunakan
untuk menjelaskan sebuah teori agar lebih mudah dipahami
Kerangka Teori
Contoh Kerangka Teori
Pengertian Variabel

 Variabel adalah suatu ciri, sifat, karakteristik atau keadaan yang melekat
pada beberapa subjek, orang, atau barang yang dapat berbeda-beda
intensitasnya, banyaknya atau kategorinya.
 Contoh; Ada 10 orang kepada mereka ditanya tentang usia berapa usia
saat ini. Jawaban masing-masing orang ternyata berbeda-beda maka
ini disebut variabel.
 Variabel adalah sesuatu yang bervariasi pada beberapa subjek baik
barang, orang, atau kasus.
Pengertian Variabel
VARIABEL ADALAH KONSEP YANG MEMPUNYAI BERMACAM-MACAM
NILAI (Nasir, 1983)

VARIABEL ADALAH APAPUN YANG DAPAT MEMBEDAKAN ATAU


MEMBAWA VARIASI PADA NILAI (Uma Segaran, 2006)

VARIABEL ADALAH ATRIBUT OBYEK YANG MEMPUNYAI VARIASI ANTARA


SATU DENGAN LAINNYA (Sugiono, 2006)
Contoh:
Berat badan, warna, partisipasi petani, produksi padi, pendapatan
petani, kinerja usaha tani, volume penjualan, kinerja jaringan irigasi
Variabel dan Construct

 Variabel merupakan segala sesuatu yang dapat


diberi berbagai macam nilai
 Variabel merupakan penghubung antara
contruct yang abstract dengan fenomena yang
nyata.
 Variabel merupakan proxy atau representasi
dari construct yang dapat diukur dengan
berbagai macam nilai.
 Nilai variabel tergantung pada construct yang
diwakilinya.
 Nilai variabel dapat berupa angka atau atribut
yang menggunakan ukuran atau skala dalam
suatu kisaran nilai.
Nuhfil Hanani
Abstrak Ilmiah Construct
Teori

Proksi Pengukuran

Variabel
-
Variabel

Gambaran Sistematik

Fenomena Subyek/Obyek
Realitas Penelitian
konstruk terdiri dari konsep-konsep
yang dapat diamati yang selanjutnya
untuk keperluan penelitian diukur
dengan menggunakan skala
pengukuran.
Konstruk/konsep yang diukur dengan
skala tertentu selanjutnya menjadi
variabel.
JENIS HUBUNGAN

1. Simetri : terdapat hubungan antar variabel dan bersifat


tidak ada yang saling mempengaruhi ( Non kausalitas)

2. Asimetri : hubungan antar variabel yang terjadi bersifat


yang satu mempengaruhi (independen) dan
lainnya dipengaruhi (dependen) (kausalitas)

3. Resiprok : hubungan antar variabel yang terjadi bersifat


saling mempengaruhi (kausalitas bolak-balik)
Variabel dilihat dari fungsinya:

Variabel Independen
Variabel Dependen.
Variabel Moderating
Variabel Intervening.
Variabel kontrol
Variabel independen/bebas
 Variabel Bebas (Independent variable)
Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi variabel lain/menjadi sebab atau
berubahnya suatu variabel lain.
Variabel bebas merupakan variabel yang faktornya
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang
diobservasi.

Juga disebut dengan variabel prediktor, stimulus,


eksougen.

Contoh:
“struktur tenaga kerja pertanian” adalah variable
bebas yang dapat dilihat pengaruhnya terhadap
“kinerja usaha tani”.
 Faktor kultural (kelas sosial) dapat mempengaruhi keputusan
membeli barang diskon 50 %
 Variabel bebas “pengembangan fasilitas wisata” dapat
mempengaruhi variabel “kepuasan pengunjung”
 Variabel “warna mobil” adalah variabel bebas yang dapat
dimanipulasi dan dilihat pengaruhnya terhadap “minat beli”,
misalnya apakah warna merah mobil dapat menimbulkan minat
beli konsumen terhadap mobil tersebut.
Variabel dependen/tergantung

Variabel tergantung adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi


akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel tergantung adalah variabel yang faktornya diamati dan


diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel
bebas.

Pada contoh pengaruh pengembangan fasilitas wisata terhadap


kepuasan pengunjung, maka variabel tergantungnya adalah
”kepuasan pengunjung”.
Variabel Moderat (Moderate variable)
 Variabel moderat merupakan variabel yang faktornya
diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk
mengetahui apakah variabel tersebut mengubah
hubungan antara variable bebas dan variabel tergantung.

 Contoh lain:
Hipotesis: Ada hubungan antara promosi di media televisi
dengan meningkatnya kesadaran petani menggunakan
pupuk organik.
Variabel bebas: promosi
Variabel tergantung: kesadaran menggunakan
pupuk organik
Variable moderat: media promosi
Variabel Kontrol (Control variable)
 Variable kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol
oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya.
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan.

 Contoh:

Hipotesis: ada pengaruh kontras warna baju terhadap keputusan membeli di


kalangan wanita
Variabel bebas: kontras warna
Variabel tergantung: keputusan membeli
Variabel kontrol: wanita (jenis kelamin)
Variabel intervening (pengganggu)
 Variabel-variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang tidak
langsung
 variable pengganggu bersifat hipotetikal artinya secara kongkrit
pengaruhnya tidak kelihatan, tetapi secara teoritis dapat
mempengaruhi hubungan antara varaibel bebas dan tergantung yang
sedang diteliti.
Contoh Variabel Pengganggu
Hipotesis: Jika minat terhadap tugas meningkat, maka
kinerja mengerjakan tugas tersebut akan semakin
meningkat
Variabel bebas: minat terhadap tugas
Variabel tergantung: kinerja dalam mengerjakan tugas
Variabel penganggu: proses belajar

Hipotesis: Layanan yang baik mempengaruhi kepuasan


pelanggan
Variabel bebas: layanan yang baik
Variabel tergantung: kepuasan pelanggan
Variabel pengganggu: kualitas jasa / produk
Contoh: hubungan antar variabel

PENGUATAN MODAL KINERJA USAHATANI


VAR. INDEPENDEN VAR. DEPENDEN

KAPABILITAS
MANAJERIAL
var. moderator
CONTOH: hubungan antar variabel

Budaya lingkungan
Tempat tinggal
Var.moderator

Penghasilan
Harapan hidup
Gaya Hidup
(var. independen) Var. intervening
Var. dependen
MENYUSUN DEFINISI OPERASIONAL
VARIABEL
 Variabel harus didefinisikan secara operasional agar lebih mudah dicari
hubungannya antara satu variabel dengan lainnya dan pengukurannya.

 Tanpa operasionalisasi variabel, peneliti akan mengalami kesulitan dalam


menentukan pengukuran hubungan antar variable yang masih bersifat
konseptual.
Operasionalisasi variabel bermanfaat
untuk:
 1) mengidentifikasi kriteria yang dapat diobservasi yang sedang
didefinisikan;

 2) menunjukkan bahwa suatu konsep atau objek mungkin


mempunyai lebih dari satu definisi operasional;

 3) mengetahui bahwa definisi operasional bersifat unik dalam


situasi dimana definisi tersebut harus digunakan.
Definisi Operasional

 definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik


yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau
“mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang
menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang
dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”
Cara-Cara Menyusun Definisi
Operasional
 Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada
operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan
gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau
dapat terjadi.

 Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat


membuat gejala menjadi nyata.

 Contoh: “Konflik” didefinisikan sebagai keadaan yang


dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada
situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan
yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat
mencapainya.
Cara-Cara Menyusun Definisi
Operasional
 Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana
obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu
berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-
karakteristik dinamisnya.

 Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai seorang yang


mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.
Cara-Cara Menyusun Definisi
Operasional
 Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan
seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja
yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya.

 Contoh: “Orang pandai” dapat didefinisikan sebagai orang yang


mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing,
kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan
menghitung secara cepat.
 Dalam menyusun definisi operasional, definisi tersebut
sebaiknya dapat mengidentifikasi seperangkat criteria
unik yang dapat diamati.

 Semakin unik suatu definisi operasional, maka semakin


bermanfaat. Karena definisi tersebut akan banyak
memberikan informasi kepada peneliti, dan semakin
menghilangkan obyek-obyek atau pernyataan lain yang
muncul dalam mendifinisikan sesuatu hal yang tidak kita
inginkan tercakup dalam definisi tersebut secara tidak
sengaja dan dapat meningkatkan adanya kemungkinan
makna variable dapat direplikasi/ganda
Contoh….

 Jika anda memiliki rumusan masalah “Adakah pengaruh tingkat Hunian


Kamar terhadap Pendapatan Hotel X”

 Variabel Tingkat Hunian Kamar adalah……. (jelaskan apa yang anda


maksud secara teory maupun praktis dilapangan)

 Variabel Pendapatan Hotel X adalah…… (jelaskan apa yang anda


maksud dengan pendapatan, pendapatan apa sajakah..? Harus jelas
dan praktis)
Tipe Variabel Penelitian

 Dilihat Dari:
 1. Fungsi variabel
 2. Skala Nilai variabel
 3. Perlakukan Terhadap variabel
Variabel dilihat dari fungsinya:

 Variabel independen
 Variabel dependen.
 Variabel Intervening.
VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

VARIABEL ANTARA
Variabel dilihat dari Skala Nilainya

 Variabel kontinu yaitu variabel yang memiliki kumpulan nilai yang teratur
dalam kisaran tertentu. Misal Tinggi-sedang, satu sampai dengan 7
 Variabel Kategoris yaitu variabel yang memiliki nilai berdasarkan kaegori
tertentu (skala nominal) Contoh: Sikap:Baik-buruk,
Dilihat Dari Perlakuannya

 Variabel aktif yaitu variabel-variabel yang dimanipulasi untuk keperluan


penelitian eksperimen.
 Variabel atribut yaitu variabel yang tidak dapat dimanipulasi untuk
keperluan riset, contoh: Intelegensi, sikap,jenis kelamin dsb.
PENGUKURAN VARIABEL
 Pengukuran variabel merupakan tahap awal dari kegiatan pengukuran
dalam penelitian. Tujuan pengukuran variabel ini baru pada tahap
menjawab pertanyaan "bagaimana cara untuk mengukur variabel
tersebut"? Selanjutnya muncul pertanyaan lanjutan; "apa yang diukur"
atau "bagaimana cara merubah konsep, dan "apa alat ukurnya".
 Mengukur adalah sebuah proses kuantifikasi, karena itu setiap kegiatan
pengukuran berkaitan dengan jumlah, dimensi atau taraf dari sesuatu
obyek/gejala yang diukur. Hasil dari pengukuran itu biasanya
dilambangkan dalam bentuk bilangan.
 Posedur pengukuran variabel dimulai dari pembuatan definisi
operasional konsep variabel. Kerlinger mengungkapkan, bahwa definisi
operasional itu melekatkan arti pada suatu konsep variabel dengan
cara menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang
perlu untuk mengukur suatu konsep variabel itu. Atau dengan
ungkapan lain, definisi operasional merupakan spesifikasi kegiatan
peneliti dalam mengukur suatu variabel atau memanipulasaikannya.
Suatu contoh definisi operasional yang sederhana (kasar) dari konsep
‘inteligensi’ adalah skor yan dicapai pada tes intelegensi X.
Definisi Operasional

 Definisi Operasional adalah penentuan construct sehingga menjadi


variabel yang dapat diukur.
 Menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk mengopersionalkan
construct sehingga memungkinkan bagi peneliti lain untuk melakukan
replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan
cara pengukuran cosntruct yang lebih baik.
PENGERTIAN INDIKATOR

1. Ukuran tidak langsung


dari suatu kejadian atau
kondisi (wilson, 1993)

2. Variabel yang
mengindikasikan atau
memberi petunjuk suatu
keadaan sehingga dapat
digunakan untuk
mengukur suatu
perubahan (Green,1992)
PENTINGNYA INDIKATOR
• Konteks : Dimana posisi
saat ini
PERENCANAAN
• Perencanaan : kita ingin
kemana
• Masukan : Apa yang kita
MONITORING perlukan
• Proses : Bagaimana cara
melakukan
• Output : Apa yang kita
EVALUASI
hasilkan
• Outcome : Apa yang cita
capai manfaatnya
• Impact : manfaat yang
POSISI SAAT INI
lebih luas
HIPOTESIS
 Pengertian Hipotesis
Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara,
patokan duga, atau dalil sementara yang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut.
Jika ditinjau dari asal kata, Hipotesis terdisi dari :
 Hipo : di bawah
 Thesis : dalil
Jadi Hipotesis adalah suatu dalil atau kaidah yang
kebenarannya belum diketahui.
Setelah melalui pembuktian dengan penelitian yang dilakukan,
maka hipotesis yang dibuat tentu saja dapat terbukti benar
atau salah, dapat diterima atau ditolak. Jika diterima atau
terbukti benar, maka hipotesis tersebut menjadi tesis
Kegunaan Hipotesis

 Hipotesis berguna untuk :


1. Menuntun arah penelitian : hubungan dua fenomena
atau lebih dari dua
2. Identifikasi variabel yang digunakan: Misalnya untuk
meneliti status gizi dengan mengukur berat badan yang
dibandingkan dengan usia menggunakan KMS.
3. Menentukan disain penelitian: analitik vs deskriptif; Potong
lintang vs eksperimental
4. Petunjuk jenis analisis statistik yang digunakan : satu arah
atau dua arah
Jenis Hipotesis
Hipotesis Penelitian dan Hipotesis Statistik
Seringkali terdapat dalam naskah penelitian hipotesis penelitian
ditulis hipotesis kerja. Yang harus muncul dalam naskah
penelitian adalah hipotesis penelitian atau hipotesis kerja.
Dalam penelitian dikenal dua macam hipotesis yaitu:
1. hipotesis penelitian/hipotesis kerja
Hipotesis penelitian adalah suatu rumusan hipotesis dengan
tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi
apabila suatu gejala muncul. Cirinya adalah terdapat kata:
ada, terdapat, jika, , maka, lebih dan sebagainya.
Contoh hipotesis penelitian / hipotesis kerja:
Terdapat hubungan merokok dengan kejadian BBLR.
Angka kematian bayi lebih tinggi pada persalinan yang
ditolong oleh dukun bayi.
Jenis Hipotesis

 2. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik adalah Hipotesis yang digunakan dalam
analisis statistik, pertama kali diperkenalkan oleh Fisher.
Hipotesis statistik biasanya menggunakan rumus, contoh :
H0 : x = y.
Hipotesis statistik bersifat universal, sedangkan hipotesis
penelitian berifat individual, sesuai dengan penelitian
yang dikerjakan peneliti, tergantung pada dugaan si
peneliti itu sendiri. Dibawah ini adalah tabel perbedaan
hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.
Jenis Hipotesis Menurut Arah Hipotesis

Jenis hipotesis menurut arah hipotesis terdiri dari ada dua macam yaitu:
1. Hipotesis satu arah : Hipotesis yang sudah memberi arah. Ciri hipotesis
satu arah terdapat kata : “ lebih tinggi, lebih rendah.”
Contoh : “Proporsi kejadian spina bifida pada ibu hamil yang
mengkonsumsi asam folat 3 bulan pra konsepsi lebih rendah
dibandingkan dengan ibu hamil yang mengkonsumsi asam folat hanya
pada saat trimester pertama.”
2. Hipotesis dua arah : Hipotesis yang belum mempunyai arah, ciri
hipotesis ini adalah terdapat kata : “ ada hubungan, ada korelasi, ada
perbedaan” Jadi belum mengarahkan dampak faktor tertentu terhadap
kejadian tertentu.
Contoh: “Terdapat hubungan senam hamil dengan lama persalinan
kala II.”
Jenis hipotesis positif dan hipotesis
negatif
Ada juga jenis hipotesis positif dan hipotesis negatif. Hipotesis yang lazim ditemukan dalam
penelitian adalah hipotesis positif, namun jarang ditemukan hipotesis negatif. Contoh :
 Hipotesis Positif:
1. Tidak terdapat hubungan antara minum alkohol dengan kanker payudara
2. Tidak terdapat hubungan antara makanan cepat saji dengan penurunan densitas
massa tulang
3. Tidak ada hubungan antara obat SF dengan kejadian perdarahan kala tiga
 Hipotesis Negatif:
1. Terdapat hubungan antara pemakaian kontrasepsi hormonal dengan kejadian kualitas
hidup akseptor
2. Terdapat hubungan antara masase perineum dengan robekan perineum tingkat III
3. Semakin teratur ibu hamil melakukan senam hamil, semakin cepat persalinan kala II
Cara membuat Hipotesis
Suatu hipotesis haus memenuhi syarat sebagai berikut:6, 9
1. Merupakan kalimat deklaratif
2. Merupakan jawaban sementara
3. Dapat dibuktikan secara empiris
4. Berkaitan dengan teori-teori yang ada
5. Konsisten dengan pertanyaan penelitian
6. Hipotesis hanya dibuat untuk penelitian analitik : Korelasi / hubungan
antara dua atau lebih variabel
7. Hipotesis hanya dibuat untuk pertanyaan utama
8. Menyebutkan variabel secara spesifik
9. Hipotesis boleh mengandung beberapa variabel bebas/independen,
tetapi hanya mengandung satu variabel terikat/dependen
10. Hipotesis dapat dibuat dalam bentuk Hipotesis positif dan hipotesis negatif
11. Hipotesis dapat terdir dari dua arah dan satu arah

Anda mungkin juga menyukai