Makalah FM

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

SISTEM URINARI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Fisiologi Manusia yang diampu oleh:
Isti Dwi Puspita Wati, S. Or, M. PH, M. Pd

Oleh Kelompok 9 :
Syahria Arya Maulana F1251191002
Ella Susanti F1251191004
Ibnu Hambali F1251191010
Sabirin F1251191030

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan. Atas
karunia-Nya berupa kesehatan ini akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Sistem Urinari” yang dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Fisiologi Manusia.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dan pemahaman yang kami miliki. Kami mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu penyelesaian
makalah. Harapannya, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca
sekaligus menambah minat dalam mempelajari tentang fisiologi manusia khususnya
sistem urinari.
Dengan kerendahan hati, kami memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian
kalimat dan kesalahan. Semoga pembaca dan pihak yang terkait berkenan
memberikan kritik dan saran sehingga kami dapat menulis karya tulis selanjutnya
dengan baik dan benar.

Kubu Raya, September 2020

Tim

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.....................................................................................................ii
Daftar Isi...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumus Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................... 2
A. Pengertian Sistem Urinari.............................................................................. 2
B. Organ-organ dalam Sistem Urinari................................................................ 2
C. Fungsi Sistem Urinari.................................................................................... 9
D. Kelainan pada Sistem Urinari........................................................................ 9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan....................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................11
Daftar Pustaka......................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tubuh manusia adalah aset terbesar dalam kehidupan. Sehingga kita sebagai manusia
harus memperlakukannya dengan baik dan benar. Organisasi dalam tubuh manusia terdiri
dari unit terkecil yaitu sel. Kumpulan sel-sel manusia yang sama bentuk dan fungsinya
membentuk jaringan. Contoh jaringan tubuh kita antara lain jaringan otot, jaringan tulang,
jaringan syaraf dan jaringan epithel. Beberapa jaringan bekerja sama melakukan fungsi
tertentu maka terbentuklah organ. Semua sistem organ inilah yang membentuk manusia
sebagai organisme atau makhluk hidup.
Sistem organ manusia terdiri atas sistem respirasi, sistem reproduksi, sistem syaraf,
sistem otot, sistem endokrin, sistem sektasi , sistem kardiovaskular, sistem digesti dan sistem
urinari. Semua sistem ini berperan penting dalam tubuh manusia, oleh sebab itu kita perlu
mempelajari tentang sistem-sistem tersebut agar dapat memahami tentang sistem pada tubuh
manusia. Pada makalah ini akan membahas tentang salah satu sistem manusia, yakni sistem
urinary atau perkemihan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian sistem urinari ?
2. Apa saja organ-organ yang terdapat pada sistem urinari ?
3. Apa fungsi dari sistem urinari ?
4. Apa saja kelainan yang terjadi pada sistem urinari ?
5. Bagaimana terapi pada kelainan sistem urinari ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem urinari.
2. Untuk mengetahui organ-organ yang terdapat pada sistem urinari.
3. Untuk mengetahui fungsi sistem urinari.
4. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada sistem urinari.
5. Untuk mengetahui terapi pada kelainan sistem urinari.

1
2

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Urinari
Silviani Kesuma (2017 : 40) menyatakan bahwa sistem urinaria adalah suatu sistem
dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Menurut Andri, Tantri, Iin dan Angga (2019 : 2) sistem urinaria merupakan salah satu
sistem tubuh yang berperan penting dalam mengekresikan dan mengeliminasi sisa-sisa zat
hasil metabolisme tubuh serta berperan dalam mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
Menurut Rahma Hidayati (2019 : 85 ) Sistem perkemihan atau sistem urinaria adalah
suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat – zat
yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat – zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh.
Berdasarkan pernyataan di atas disimpulkan bahwa pengertian sistem urinaria merupakan
sistem terjadinya proses mengekresikan dan mengeliminasi sisa-sisa zat yang tidak
dipergunakan serta dipergunakan oleh tubuh dan juga untuk mengatur keseimbangan cairan
dan elektrolit.
B. Organ-Organ yang Terdapat pada Sistem Urinari
Menurut Raimundus Chalik (2016 : 230) sistem perkemihan/ urinaria (ginjal) terdiri dari
dua ginjal yang memproduksi urin; dua ureter yang membawa urin ke dalam sebuah kandung
kemih untuk penampungan sementara, dan uretra yang mengalirkan urin keluar tubuh
melalui orifisium uretra eksterna. Berikut penjelasannya :
1. Ginjal
a. Anatomi Kasar Ginjal
Ginjal merupakan salah satu alat eksresi pada manusia yang berperan besar dalam
pengeluaran zat-zat sisa metabolisme melalui urin. Ginjal adalah organ berbentuk seperti
kacang berwarna merah tua, panjangnya sekitar 12,5 cm yang memiliki berat masing-masing
antara 125 sampai 175 g pada laki-laki dan 115 sampai 155 g pada perempuan. Ginjal
terletak di area yang tinggi, yaitu pada dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan
3

dua pasang iga terakhir. Ginjal kanan terletak agak dibawah dibandingkan ginjal kiri karena
ada hati pada sisi kanan.
Setiap ginjal diselubungi tiga lapisan jaringan ikat, yaitu : a) fasia renal (pembungkus
terluar) yang melabuhkan ginjal pada pada struktur di sekitarnya dan mempertahankan posisi
organ, b) lemak perirenal merupakan jaringan adipose yang terbungkus fasia ginjal yang
membantali ginjal dan membantu organ tetap pada posisinya, c) kapsul fibrosa (ginjal)
adalah membran halus transparan yang langsung membungkus ginjal dan dapat dengan
mudah dilepas.
b. Struktural Internal Ginjal
1) Hilus (hilum) adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.
2) Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus ini
membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter,vena dan arteri
renalis,saraf dan limfatik.
3) Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter.
4) Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelubungi struktur sisnus ginjal.
Jaringan ini terbagi medula dalam dan korteks luar. Medula terdiri dari massa-massa
triangular yang disebut piramida ginjal. Ujung yang sempit dari setiap piramida,
papila, masuk dengan pas dalam kaliks minor dan ditembus mulut duktus pengumpul
urin. Korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang merupakan unit
struktural dan fungsional ginjal.
5) Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. setiap lobus terdiri dari satu piramida
ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang melapisinya.
Berikut ini struktural internal ginjal atau nefron:
1) Struktur nefron Satu ginjal mengandung lebih dari 1 juta nefron yang merupakan
unit pembentuk urin. Setiap nefron memiliki satu komponen vascular (kapiler)
dan satu komponen tubular.
2) Glomerulus Adalah gulungan kapiler yang dikelilingi kapsul epitel berdinding
ganda disebut kapsul Bowman. Glomerulus dan kapsul Bowman bersama-sama
membentuk sebuah korpuskel ginjal.
4

Gambar 1. Anatomi internal Ginjal


3) Tubulus kontortus proksimal, Panjangnya mencapai 15 mm dan sangat berliku.
Pada permukaan yang menghadap ke lumen tubulus ini terdapat sel-sel epitelial
kuboid yang kaya akan mikrovilus (brush border) dan memperluas area
permukaan lumen.
4) Ansa Henle Tubulus kontortus proksimal mengarah ke tungkai desenden ansa
Henle yang masuk kedalam medula, membentuk lengkungan jepit yang tajam
(lekukan ), dan membalik ke atas membentuk tungkai asenden ansa Henle. a.
Nefron korteks terletak dibagian terluar korteks. Nefron ini memiliki lekukan
pendek yang memanjang ke sepertiga bagian atas medula. b. Nefron
jukstamedular terletak didekat medula. Nefron ini memiliki lekukan panjang yang
menjulur kedalam piramida medula.
5) Tubulus kontortus distal Juga sangat berliku, panjangnya sekitar 5mm dan
membentuk dan membentuk segmen terakhir nefron.
6) Tubulus dan duktus pengumpul. Karena setiap tubulus pengumpul berdesenden
di korteks, maka tubulus tersebut akan mengalir ke sejumlah tubulus kontortus
distal. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul besar yang lurus.
Duktus pengumpul membentuk tuba yang lebih besar yang mengalirkan urin ke
kaliks minor. Kaliks minor bermuara ke dalam pelvis ginjal melalui kaliks mayor.
Dari pelvis ginjal, urin dialirkan ke ureter yang mengarah ke kandung kemih.
5

Gambar 2. Tampilan skematik dari nefron menggambarkan karakteristik struktur dari


sel epitel membentuk berbagai areanya.
c. Fungsi Ginjal
1) Pengeluaran zat sisa organik. Ginjal mengeskresi urea, asam urat, kreatinin, dan
produk penguraian hemoglobin dan hormon.
2) Pengaturan konsentresi ion-ion penting. Ginjal mengekskresi ion natrium, kalium,
kalsium, magnesium, sulfat, dan fosfat. Ekskresi in-ion ini seimbang dengan asupan
dan ekskresinya melalui rute lain, seperti pada saluran gastrointestinal atau kulit.
3) Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh. Ginjal mengendalikan ekskresi ion
hidrogen (H+), bikarbonat (HCO3-), dan ammonium (NH4+) serta memproduksi urin
asam atau basa, bergantung pada kebutuhan tubuh.
4) Pengaturan produksi sel darah merah. Ginjal melepas eritropoietin,yang mengatur
produksi sel darah merah dalam sumsum tulang.
5) Pengaturan tekanan darah. Ginjal mengatur volume cairan yang esensial bagi
pangaturan tekanan darah, dan juga memproduksi enzim renin. Renin adalah
6

komponen penting dalam mekanisme renin-angiotensin-aldosteron, yang


meningkatkan tekanan darah dan retensi air.
6) Pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan asam amino darah.
Ginjal, melalui ekskresi glukosa dan asam amino berlebih, bertanggung jawab atas
konsentrasi nutrien dalam darah.
7) Pengeluaran zat beracun. Ginjal mengeluarkan polutan, zat tambahan makanan,
obatobatan, atau zat kimia asing lain dari tubuh.
2. Ureter
Ureter adalah perpanjangan tubula berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih.
a. Setiap ureter panjangnya antara 25 cm sampai 30cm dan berdiameter 4 mm sampai 6
mm. saluran ini menyempit di tiga tempat: di titik asal ureter pada pelvis ginjal, di titik
saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan kandung kemih. Batu
ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini, mengakibatkan nyeri disebut
kolik ginjal.
b. Dinding ureter terdiri dari tiga lapiasan jaringan: lapusan terluar adalah lapiasan fibrosa,
ditengah adalah muskularis longitudinal kea rah dalam dan otot polos sirkular kea rah
luar, dan lapiasan terdalam adalah epitelium mukosa yang mengsekresi selaput mukus
pelindung.
c. Lapisan otot memiliki aktifitas peristaaltik instrinsik. Gelombang pristalsik mengalirkan
urin dari kandung kemih keluar tubuh.
3. Kandung kemih
Adalah organ muscular berongga yang berfungsi sebagai wadah penyimpanan urin.
a. Lokasi. Pada laki-laki, kandung kemih terletak tepat dibelakang simfisis pubis dan
didepan rectum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus di depan
vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari terletak pelvis saat kosong; organ
berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilicus dalam rongga abmominopelvis
jika penuh berisi urin.
b. Struktur. Kandung kemih ditopang dalam rongga pelvis dengan lipatan-lipatan
peritoneum dan kondensasi fasia.
1) Dinding. Kandung kemih terdiri dari 4 lapisan.
7

a) Serosa adalah lapisan terluar . lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan


peritoneal rongga abdominopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis.
b) Otot detrusor adalah lapisan tengah. Lapisan ini tersusun dari berkasberkas
otot polos yang satu sama lain saling membentuk sudut. Ini untuk
memastikan bahwa selama urinasi, kandung kemih akan berkontraksi
dengan serempak ke segala arah.
c) Submukosa adalah lapisan jaringan ikat yang terletak di bawah mukosa
dan menghubungkannya dengan muskularis.
d) Mukosa adalah lapisan terdalam. Lapisan ini merupakan lapisan epitel
yang tersusun dari epitelium transisional. Pada kandung kemih yang
relaks, mukosa membentuk ruga (lipatan-lipatan),yang akan memipih dan
mengembang saat urin berakumulasi dalam kandung kemih.
2) Trigonum adalah area halus, triangular,dan relative tidak dapat berkembang yang
terletak secara internal di bagian dasar kandung kemih. Sudut-sudutnya terbentuk
dari tiga lubang. Di sudut atas trigonum, dua ureter bermuara ke kandung kemih.
Uretra keluar dari kandung kemih dibagian apex trigonum.
4. Uretra
Mengalirkan urin dari kemih ke bagian eksterior tubuh.
a. Pada laki-laki, uretra membawa cairan semen dan urin, tetapi tidak pada waktu
yang bersamaan. Uretra laki-laki panjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjar
prostat dan penis.
1) Uretra prostatik dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua duktus
ejakulator yang masing-masing terbentuk dari penyatuan duktus deferen dan
duktus kelenjar vesikel seminal, serta menjadi tempat bermuaranya sejumlah
duktus dari kelenjar prostat.
2) Uretra membranosa adalah bagian yang terpendek (1 cm sampai 2 cm). agian ini
berbanding tipis dan dikelilingi otot rangka sfingter uretra eksternal.
3) Uretra kavernous (penile, bersepons) merupakan bagian yang terpanjang. Bagian
ini menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium uretra
eksternal pada ujung penis. Tepat sebelum mulut penis, uretra membesar untuk
8

membentuk suatu dilatasi kecil, fosa navicularis. Uretra kavernus dikelilingi


korpus spongiosum, yaitu suatu kerangka ruang vena yang besar.
b. Uretra pada perempuan, berukuran pendek (3,75 cm). saluran ini membuka keluar
tubuh melalui orifisium uretra eksternal yang terletak dalam vestibulum antara
klitoris dan mulut vagina. Kelenjar uretrayang homolog dengan kelenjar prostat
pada laki-laki, bermuara ke dalam uretra.
c. Panjangnya ureter laki-laki cenderung menghambat invasi bakteri ke kandung
kemih (sistitis) yang lebih sering terjadi pada perempuan.
5. Perkemihan (urinasi)
Bergantung pada inervasi parasimpatis dan simpatis juga implus saraf volunter.
Pengeluaran urin membutuhkan kontraksi aktif otot detrusor.
a. Bagian dari otot trigonum yang mengelilingi jalan keluar uretra berfungsi sebagai
sfingter uretra internal yang menjaga saluran tetap tertutup. Otot ini diinnervasi oleh
neuron parasimpatis.
b. Sfingter uretra eksternal terbentuk dari serabut otot rangka dari otot perineal transversa
yang berada di bawah kendali volunteer. Bagian pubokoksigeus pada otot levator ani juga
berkontribusi dalam pembentukan sfingter.
c. Refleks perkemihan terjadi saat peregangan kandung kemih sampai sekitar 300 ml
sampai 400 ml urin menstimulasi reseptor peregang pada dinding kandung kemih.
a. Implus pada medulla spinalis dikirim ke otak dan menghasilkan implus
parasimpstis yang menjalar melalui saraf splanknik pelvis ke kandung kemih.
b. Refleks perkemihan menyebabkan kontraksi otot detrusor; relaksasi sfingter
internal dan eksternal mengakibatkan pengosngan kandung kemih.
c. Pada laki-laki, serabut simpatis menginervasi jalan keluar uretra dan
mengkontraksi jalan tersebut untuk mencegah refluks semen kedalam kandung
kemih saat orgasme.
d. Pencegahan refluks perkemihan melalui kendali volunteer sfingter eksternal adalah
respons yang dapat dipelajari.
1) Pencegahan volunteer bergantung pada integritas saraf terhadap kandung kemih
dan uretra, traktus yang keluar dari medulla spinalis menuju dan dari otak, dan
area motoric serebrum. Cadera pada lokasi ini dapat menyebabkan inkontinensia.
9

2) Kendali volunteer urinasi (“latihan toileting”) adalah respons yang dapat


dipelajari.
C. Fungsi Sistem Urinari
Menurut Ng Chee Kin (2014 : 20) fungsi sistem urinari manusia adalah pembentukan air
kencing, pengangkutan air kencing, penyimpanan urin (air kencing) secara sementara dan
perkumuhan air kencing.
Menurut Andi (2015 : 347) sistem urinaria fungsinya untuk membuang bahan-bahan yang
tidak diperlukan atau membahayakan bagi kesehatan tubuh keluar dari tubuh sebagai larutan
dalam air dengan perantaraan ginjal dan salurannya.
Sedangkan menurut Rahma Hidayati (2019 : 85) sistem urinari berfungsi membentuk
urine, mengatur keseimbangan transportasi air dan zat terlarut, ekskresi zat sisa metabolisme,
menyimpan nutrien, mengatur keseimbangan asam basa, mensekresi hormon untuk stimulasi
produksi eritrosit, mengatur tekanan darah dan metabolisme kalsium.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari sistem urinari adalah
untuk membentuk urine dan membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan atau
membahayakan tubuh dengan mengatur keseimbangan transportasi air dan zat terlarut.
D. Kelainan pada Sistem Urinari
Menurut Lutvia Krismayanti (2015 : 129) kelainan – kelainan pada sistem urinari, yaitu :
1. Batu Ginjal
Batu ginjal terjadi karena adanya endapan garam kalsium dalam ginjal sehingga
menghambat keluarnya urine dan menimbulkan nyeri. Penyakit ini dapat diatasi dengan
pembedahan dan sinar laser. Tujuan dari pembedahan untuk membuang endapan garam
kalium. Tujuan menggunakan sinar laser untuk memecahkan endapan garam kalsium.
2. Radang Ginjal (nefritis)
Radang ginjal disebut nefritis. Radang ginjal terjadi karena adanya kerusakan nefron,
khususnya glomerulus yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Rusaknya nefron
mengakibatkan urine masuk kembali ke dalam darah dan penyerapan air menjadi terganggu
sehingga timbul pembengkakan di daerah kaki. Penderita nefritis bisa disembuhkan dengan
cangkokan ginjal atau cuci darah secara rutin. Cuci darah biasanya dilakukan sampai
penderita mendapatkan donor ginjal yang memiliki kesesuaian jaringan dengan organ
penderita.
10

3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal terjadi jika salah satu ginjal tidak berfungsi. Kegagalan salah satu ginjal ini
akan diambil alih tugasnya oleh ginjal lain. Namun, keadaan ini akan tetap menimbulkan
resiko sangat tinggi. Karena menyebabkan penimbunan urea dalam tubuh dan bisa
menyebabkabn kematian. Penyakit ini dapat diatasi dengan cangkok ginjal atau
menggunakan ginjal tiruan sampai ginjal yang asli dapat kembali berfungsi.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tubuh manusia tersusun atas beberapa sistem yang menjadikan manusia sebagai
organisme atau makhluk hidup. Salah satunya adalah sistem urinaria atau perkemihan
merupakan sistem terjadinya proses mengeksresikan dan mengeliminasi sisa-sisa zat yang
tidak dipergunakan dan yang dipergunakan oleh tubuh serta juga untuk mengatur
keseimbangan cairan dan elektrolit. Sistem urinari pada tubuh manusia berfungsi untuk
membentuk urine dan membuang bahan-bahan yang tidak diperlukan atau membahayakan
tubuh dengan mengatur keseimbangan transportasi air dan zat terlarut.
Sistem urinari terdiri atas dua ginjal, dua ureter, kandung kemih dan uretra. Setiap organ-
organ tersebut memiliki peranan masing-masing dalam proses memproduksi urin dan
mengeluarkannya dari tubuh. Sehingga tubuh manusia hanya menyerap zat-zat yang
diperlukan dari proses mengatur cairan dan elektrolit.
B. Saran
Merujuk pada pentingnya peran dari sistem urinari pada tubuh manusia. Maka kita harus
selalu menjaga kesehatan organ-organ pada sistem urinari tersebut sehingga proses arus balik
dalam sistem ini bekerja dengan baik. Hal tersebut bisa kita awali dengan menerapkan
perilaku hidup sehat pada diri kita, sehingga akan mempermudah proses arus balik dalam
sistem urinari pada tubuh. Semoga dengan makalah ini para pembaca serta pihak terkait bisa
lebih memperhatikan kesehatan tubuh kita, karena hidup yang sehat tentu akan membentuk
tubuh yang sehat pula.

11
12

DAFTAR PUSTAKA
Ng Chee Kin. (2014). Nexus Xpress PBS Sains Tingkatan (3). Australia: Learning Space
Australia.
Lutvia Krimayanti. (2015). Anatomi Fisiologi Manusia. Mataram : Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Mataram.
Andi Iqbal Burhanuddin. (2015). Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. Yogyakarta :
Penerbit Deepublish.
Raimundus Chalik. (2016). Anatomi Fisiologi Manusia. Jakarta : Pusdik Sumber Daya Manusia.
Silviani Kesuma. (2017). Kunci Sukses Pemimpin Perubahan Meng-GOAL-kan Proyek
Perubahan dalam Diklat Kempemimpinan. Yogyakarta : Penerbit Deepublish.
Andri Nugraha dan Kawan-Kawan. (2019). Cautis Asuhan Keperawatan Pasien dengan
Gangguan Infeksi Karena Pemasangan Kateter Urin Teori dan Aplikasi. Surabaya : Jakad
Media Publishing.
Rahma Hidayati. (2019). Teknik Pemeriksaan Fisik. Surabaya : CV. Jakad Publishing.

Anda mungkin juga menyukai