Oleh :
FITRI NUHA ROMANDANI
NIM : 201503019
Oleh :
FITRI NUHA ROMANDANI
NIM : 201503019
ii
iii
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Kec.Tegalombo Kab.Pacitan
Email :Fitrinuha317@gmail.com
Tahun 2003
2012
vii
viii
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRAK
Metode: Jenis penelitian ini menggunakan desain case control study. Populasi
studi adalah seluruh penderita DBD di wilayah kerja Puskesmas Gemaharjo.
Jumlah sampel adalah 64 responden dengan 32 kasus dan 32 kontrol. Teknik
analisis data menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan (p=0,05) dan
untuk mengetahui besarhya resiko menggunakan odd ratio.
Hasil: Variabel yang terbukti berhubungan dengan kejadian DBD di wilayah kerja
Puskesmas Gemaharjo adalah penerapan 4M Plus p=0,001 (OR=6,600;
95%CI=2,208-19,728), pengelolaan sampah p=0,034 (OR=5,063; 95%CI=1,255-
20,424), peran kader kesehatan P=0,000 (OR=21,211; 95%CI=2,565-175,404).
ix
Study Program Public health
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRACT
Background: Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is one of the main public health
problems in Indonesia. The incidence of DHF East Java province in 2017-2018
with the number of cases of pain as much as 16,941. The morbidity rate in
Pacitan Regency in 2017 was 399 cases, and in 2018 was 276 cases.
Method: The kind of this research was epidemiology used of case-control study.
The population of all patients with DHF in Primary Health centers of Gemaharjo
area. The numbers of samples were 64 patients with 32 cases and 32 controls.
Data analysis technique used chi-square test with significancel (p = 0.05) and to
know the risk of using odd ratio.
Results: Variable are were the existence of DHF in Primary Health centers
Gemaharjo area were the application of 4M Plus p = 0.001 (OR = 6,600; 95% CI
= 2,208-19,728), waste management p = 0,034 (OR = 5,063; 95% CI = 1,255-
20,424), the role of the health cadres P = 0.000 (OR = 21,211; 95% CI = 2,565-
175,404).
Summary: The application of 4M Plus, waste management, and the role of the
health cadres is a factor related to the incidence of DHF. The role of the
community as well as expected with care for the environment and behaviour to
minimize the incidence of DHF.
x
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................. 7
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................ 8
1.5 Keaslian Penelitian ............................................................................... 10
xi
2.4.2 Host ............................................................................................. 36
2.4.3 Environment .............................................................................. 50
2.5 KerangkaTeori ....................................................................................... 53
xii
5.4.4 Kejadian DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Gemaharjo ........... 85
5.4.5 Hubungan Penerapan 4M Plus dengan Kejadian DBD .............. 86
5.4.6 Hubungan Pengelolaan Sampah dengan Kejadian DBD ............ 89
5.4.7 Hubungan Peran Kader Kesehatan dengan Kejadian DBD ........ 91
5.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 95
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
DAFTAR SINGKATAN
xvii
BAB 1
PENDAHULUAN
anak-anak yang berusia kurang dari 15 tahun namun saat ini penderitanya
dapat berasal dari orang dewasa. DBD adalah penyakit infeksi yang
disebabkan oleh virus dengue dan sebagian besar penularannya berasal dari
dan perilaku masyarakat. DBD pertama kali diketahui pada tahun 1950an
negara tropis dan subtropis. Saat ini juga diperkirakan ada 390 juta infeksi
di Surabaya dan Jakarta tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan
1
2
41.3%. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia pada tahun 2017 terdapat
493 orang, sedangkan jumlah kasus tahun 2016 terdapat 204.171 kasus
atau Incedence Rate DBD tahun 2016 ke tahun 2017 yaitu 78,85 per 100.000
(43,14%). Tercatat pada tahun 2017 sebanyak 7.854 kasus dengan jumlah
pasien meninggal 105 orang dan pada tahun 2018 sebanyak 9.087 kasus
pertama yaitu Kabupaten Pacitan dengan jumlah kasus DBD tahun 2017 dari
Kabupaten Pacitan (Dinkes Kab. Pacitan, 2018). Angka bebas Jentik (ABJ) di
Desa Gemaharjo masih 88% dari target >95%, kegiatan jumantik (juru
pemantau jentik) sudah tidak ada lagi, kegiatan fogging DBD masih rendah,
Pada tahun 2017 sebanyak 21 kasus kesakitan dan pada tahun 2018 naik
mengalami kenaikan sebesar 0,87% pada tahun 2017 dan 2018. Selama 2
DBD pada tahun 2017 dan tahun 2018. Jika dibandingkan dengan puskesmas
PSN. Selain itu, kader kesehatan yang menjadi contoh di masyarakat juga
hujan, air sumur, membuat bak mandi atau drum/tempayan sebagai tepat
Desa Gemaharjo masih banyak air yang menggenang di vas bunga pada tiap
rumah dan terdapat jentik nyamuk didalamnya, serta selokan disekitar rumah
penampungan air bersih seperti: ember, gentong air, drum-drum maupun bak-
menampung air bersih di tempat tersebut dalam waktu yang cukup lama
juga masih minim seperti menguras bak mandi yang tidak rutin, tidak
pengelolaan sampah rumah tangga yang tidak benar dapat menjadi sarang
untuk menetaskan telurnya, dan apabila sampai dengan 12 hari tidak diolah
maka telur nyamuk tersebut akan berubah menjadi nyamuk dewasa dan
yang optimal dari berbagaai pihak, baik dari masyarakat maupun pemerintah,
sampah yaitu DBD. Sampah plastik, botol-botol bekas, ban bekas dan lain-
lain yang dapat menampung air dapat menjadi sarang berkembangnya jentik
hanya dibakar selain itu hanya dibuang ke pekarangan sekitar rumah yang
jumantik dalam sistem kewaspadaan dini DBD sangat penting dalam kagiatan
2017).
DBD. Hal tersebut dapat memicu terjadinya kasus DBD, karena masyarakat
Pacitan.
8
Pacitan.
Pacitan.
Pacitan.
Kabupaten Pacitan.
Kabupaten Pacitan.
1.4.1 Mahasiswa
Kabupaten Pacitan.
9
penyakit DBD.
1.5 Keaslian Penelitian
Berikut merupakan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan upaya pencegahan penyakit DBD.
10
Perbedaan Peneliti Sebelumnya Peneliti
Istiqomah, Nila Prastiana Dewi Iroma, Ratih, Liestiani
Syamsulhuda, Besar
Tirto Husodo
cross-sectional pendekatan pendekatan Sectional pendekatan case
cross-sectional control
4 Variabel Variabel Bebas: usia, Variabel Bebas: umur, Variabel Bebas: Variabel Bebas:
Penelitian pendidikan, pekerjaan, pendidikan, pekerjaan, Pendidikan, usia, pekerjaan, Penerapan 4M Plus
pengetahuan, sikap, pengalaman sakit jenis kelamin dan pengelolaan
persepsi, kebijakan, sarana DBD, pengetahuan, Variabel Terikat: sampah
prasarana, dukungan sikap, dukungan Pencegahan penyakit DBD Variabel Terikat:
gasurkes, dukungan kader. petugas kesehatan, dan Upaya pencegahan
Variabel Terikat: pengalaman mendapat penyakit DBD
pencegahan penyakit penyuluhan kesehatan.
DBD Variabel Terikat:
pemberantasan sarang
nyamuk demam
berdarah (DBD)
5 Hasil Ada hubungan antara Ada hubungan antara Tidak ada hubungan antara
Penelitian sikap (p=0,005), pengalaman sakit antara karakteristik
ketersediaan sarana (p=0,002), responden (p=o,126) dengan
prasarana (p=0,003), dan pengetahuan perilaku pencegahan DBD
dukungan kader (p=0,002) (p=0,002), sikap (p=0,456) karena masing-
(p=0,003), dukungan masing karakteristik
petugas kesehatan berhubungan dengan faktor
(p=0,42), pengalaman lain dalam mempengaruhi
mendapat penyuluhan perilaku pencegahan DBD.
(p=0,002)
11
BAB 2
TINJAUAN TEORI
yang terinfeksi dengan salah satu dari tempat virus dengue. Virus tersebut
Sedangkan menurut (Depkes RI, 2016) DBD adalah penyakit akut yang
disebabkan oleh Virus DBD dan ditularkan kepada manusia melalui gigitan
nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus yang terinfeksi virus DBD.
demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus menerus
(Rerung, 2015).
dengue saat mengisap darah dari penderita yang berada dalam fase demam
12
13
10 hari, kelenjar air liur nyamuk menjadi terinfeksi dan virus disebarkan
ketika nyamuk yang infektif menggigit dan menginjeksikan air liur ke luka
gigitan pada orang lain. Masa inkubasi pada tubuh manusia selama 3-14 hari
(rata-rata 4-6 hari), sering kali terjadi awitan mendadak. Penyakit tersebut
ditandai dengan demam. Sakit kepala, mialgia, hilang nafsu makan, dan
berbagai tanda serta gejala nonspesifik lain termasuk mual, muntah dan
ruam kulit.
Aedes Aegypti yang mengandung virus Dengue. pada saat nyamuk Aedes
Aegypti maka virus dengue akan masuk ke dalam tubuh, setelah masa
inkubasi sekitar 3-15 hari penderita bisa mengalami demam tinggi 3 hari
Aegypti) yaitu:
air seperti bak mandi, tempayan, drum, vas bunga, barang bekas dan
lain-lain.
14
tanah.
sore hari.
5. Nyamuk ini termasuk jenis nyamuk yang dapat terbang hingga 100
meter.
2017).
3. Dalam tempo 1-2 hari nyamuk yang baru menetas ini (betina) akan
biakannya.
15
6. Siklus mengisap darah dan bertelur ini berulang setiap 3-4 hari.
1. Telur
pada suhu -2°C sampai 42°C dalam keadaan kering. Telur ini akan
RI, 2012).
16
2 Larva
28°C sekitar 10 hari, pada suhu air antara 30-40°C larva akan
menyukai air bersih, akan tetapi tetap dapat hidup dalam air yang
perkembangan yang disebut instar meliputi: instar I, II, III, dan IV, di
RI, 2012).
3 Pupa
struktur seperti terompet yang kecil pada thoraks. Pupa pada tahap
Fillum : Arthopoda
Kelas : Insecta
Ordo : Nematocera
Genus : Aedes
hanya kawin satu kali seumur hidupnya. Biasanya perkawinan terjadi 24-
malaria.
penyemprotan yang pertama agar nyamuk baru yang infektif tersebut akan
Aedes Aegypti yang dikenal dengan PSN DBD dilakukan dengan cara:
1. Fisik
lagi. Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus
2. Kimia
larvasida.
3. Biologi
kepala timah, ikan gupi, ikan cupang). Dapat juga menggunakan Bacillus
thuringiensis (Bti).
klinis dan laboratoris. Berikut ini tanda dan gejala penyakit DBD yang dapat
dilihat dari penderita kasus DBD dengan diagnosa klinis dan laboratoris :
4. Rasa sakit pada otot dan persendian, timbul bintik-bintik merah pada
selera makan), lemah, mual, muntah, sakit perut, diare dan sakit kepala
(Monica, 2012).
3. Konstipasi
4. Nyeri perut
6. Radang tenggorokan
(Monica, 2012).
disebabkan oleh virus dengue, anggota dari genus Flavivirus dalam famili
infeksi virus ini, yaitu manusia, virus, dan faktor perantara (Yekti, 2015).
23
daerah manusia. Kemudian virus bereplikasi di usu dan organ lain yang
masa tunas ekstrinsik, yaitu 8-10 hari. Sekali virus dapat masuk dan
Virus hanya dapat hidup di dalam sel yang hidup sehingga harus
sama dalam kebutuhan protein. Persaingn pada daya tahan tubuh manusia.
pada musim kemarau tidak terisi air, mulai terisi air sehingga dapat
telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas. Oleh karena itu
(Shafrin, 2016).
tempat yang terdapat nyamuk penularnya. Oleh karena itu, tempat potensail
pertukaran beberpa tipe virus dengue yang cukup besar seperti: sekolah,
25
(Hermayudi, 2017).
minum burung, vas bunga, bak bekas, kaleng bekas, botol-botol bekas
dan lain-lain.
lain-lain.
akan menetas menjadi jentik dalam waktu lebih kurang 2 hari setelah telur
terendam air. Setiap kali bertelur nyamuk betina dapat mengeluarkan telur
bila berada di tempat kering dengan suhu 2°C dan bila menetas lebih cepat
(Hermayudi, 2017).
Virus Dengue Ini memiliki masa inkubasi yang tidak terlalu lama
yaitu antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh manusia. Dalam
Faktor utama adalah semua faktor yang tedapat pada diri manusia
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Nutrisi
hubungannya dengan teori imunologi, bahwa pada gizi yang baik yang
4. Populasi
5. Mobilitas penduduk
1. Letak geografis
terletak antara 30°C Lintang Utara dan 40°C Lintang Selatan seperti
2. Musim
hujan dan erat kaitannya dengan kelembaban pada musim hujan. Hal
(Hermayudi, 2017).
3. Suhu udara
sampai di bawah 10°C. Pada suhu yang lebih tinggi 35°C, nyamuk
(Untari, 2017). Ada beberapa cara untuk mencegah penyakit DBD, antara
lain:
PSN, yaitu:
30
air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan air minum,
pencegahan seperti:
2019)
diinginkan, dan dibuang yang berasal dari aktifitas dan bersifat padat.
Dengan kata lain sampah adalah barang-barang atau sesuatu benda yang
tidak dipakai lagi yang tidak diinginkan dan dibuang (Suprapto, 2012).
alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau
anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap
1. Sampah organik
(selain kertas, karet dan plastik), tepung, sayuran, kulit buah, daun dan
2. Sampah Anorganik
lama. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga misalnya botol plastik,
berasal dari smpah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
air akan menghasilkan asam anorganik dan gas cair anirganik, seperti
metana. Selian berbau kurag sedap, gas ini pada konsentrasi tinggi dapat
secara leangsung, baik untuk fungsi yang sama maupun fungsi lain.
mengurangi sampah mulai dari hulu sampai hilir. Upaya-upaya yang dapat
Aedes Aegypti yang dilakukan secara teratur oleh petugas kesehatan atau
minimal 1 minggu sekali untuk melihat keberhasilan PSN DBD baik itu di
2.2.3.2 Penyuluhan
2011).
35
2.3 Masyarakat
kehidupan bermasyarakat.
2. Bergaul dalam waktu cukup lama, sebagai akibat hidup bersama itu,
kesatuan.
2014).
36
yang digunakan untuk menganalisis terjadinya penyakit. Segitiga ini terdiri atas
2018).
Agent adalah penyebab penyakit, bisa bakteri, virus, parasit, jamur, atau
tipe satu dan tipe tiga (Soegijanti, 2006). Virus ini memiliki masa inkubasi
yang tidak terlalu lama yaitu antara 3-7 hari, virus akan terdapat di dalam tubuh
DBD.
terpapar terhadap penyakit DBD dan pejamu pertama yang dokenal virus.
Virus bersikulasi dalam darah manusia terinfeksi pada kurang lebih saat
37
manusia mengalami demam. Hanya nyamuk Aedes aegypti betina yang dapat
Faktor yang terkait penularan DBD dari vector nyamuk pada manusia
tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, tempat penampungan
air minum, penampung air lemari es dan lain-lain. Hal ini karena dengan
karena periode pertumbuhan telur, jentik, dan kepompong selama 8-12 hari,
sehingga sebelum 8 hari harus sudah dikuras supaya mati sebelum menjadi
disebabkan karena tempat penampungan air yang ada berada di luar rumah,
berbentuk bak luas dan dalam, hal ini membuat responden kesulitan dalam
drum, kendi, toren air, dan lain sebagainya. Namun apabila tetap ditemukan
jentik, maka air harus dikuras dan dapat diisi kembali ditutup rapat (Dinkes
Aceh, 2019).
karena p-velue > 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara
melalui perpipaan maupun sumber lain seperti sungai, sumur gali, sumur
kecil berupa ember, drum, maupun bak permanen. Tempat penampungan air
ini juga merupakan media yang cukup di sukai oleh nyamuk Aaedes Aegypti
39
(Winarsih, 2013).
Berdarah. Banyak barang bekas yang dapat digunakan kembali dan bernilai
tidak mengubur barang bekas mempunyai risiko 4,747 kali lebih besar
(Winarsih, 2013).
selain di tempat penampungan air juga pada kontainer (barang bekas) yang
kaleng bekas, ban bekas, botol, tempurung kelapa, plastik, dan lain-lain
rumah masing-masing.
pencegahan seperti:
dibersihkan;
Aceh, 2019).
2016).
a. Pengertian Sampah
Bentuk sampah bisa berada dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair,
(Shafrin, 2016).
b. Timbulan Sampah
(Departemen PU, 2009), yaitu volume sampah atau berat sampah yang
(TPA).
1. Pemilahan
e) Sampah lainnya.
43
Sumber 2.6 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03 Tahun 2013 tentang
Sedangkan sampah sendiri adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang
dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. Bentuk sampah bisa berasa dalam setiap fase materi, yaitu padat, cair,
dan gas. Secara sederhana, jenis sampah dapat dibagi berdasarkan sifatnya sesuai
Undang-undang nomor 18 tahun 2008 pasal 22. Sampah dipilah menjadi sampah
organic dan anorganik. Sampah organic atau sampah dapur. Sampah jenis ini
sangat mudah terurai secara alami (degradable). Sementara itu, sampah anorganik
atau sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terurai (undegradable).
Karet, plastic, kaleng, dan logam merupakan bagian dari sampah kering.
tersebut menajdi barang yang berguna. Dengan cara ini, maka volume sampah
1) Pengumpulan
langsung dengan alat ukur (untuk sumber sampah besar atau daerah
2. Pemindahan
efisiensi pengangkutan.
± 500 m.
3. Pengangkutan
45
kegiatan operasi yang dimulai dari titik pengumpulan terakhir dari suatu
menggunakan ulang, dan daur ulang.” Ban bekas adalah bentuk lain dari
perkotaan; ban bekas ini harus didaur ulang atau dibuang dengan
4. Pengolahan sampah
sampah atau merubah menjadi lebih bermanfaat, antara lian dengan cara
tempat, msialnya lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidak
bila terdapat angin kencang. Sampah, arang sampah, abu, debu, dan
menimbulkan gangguan.
5. Pembuangan akhir
a. Kader Kesehatan
2018).
di wilayah kerjanya.
bengunan.
PSN DBD.
sekali.
kesehatan.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang mengelilingi dan juga kondisi luar
Faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap penyebaran DBD antara lain (Widodo,
2012).
a. Letak geografis
antara 30°C Lintang Utara dan 40°C Lintang Selatan seperti Asia
setiap tahunnya.
b. Musim
dan erat kaitannya dengan kelembaban pada musim hujan. Hal tersebut
2017).
51
c. Suhu udara
di bawah 10°C. Pada suhu yang lebih tinggi 35°C, nyamuk juga akan
Pertumbuhan nyamuk akan terhenti sama sekali bila suhu kurang 10°C
Peran kader
kesehatan Kader Jumantik
Nyamuk Aedes
Agent Virus Dengue
Aegypti
Letak Geografis
Environment Musim
Suhu Udara
52
BAB 3
hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebut harus dijabarkan ke dalam
variable-variabel. Dari variable itulah konsep dapat diamati dan diukur. Jadi,
Kejadian Penyakit
2. Pengelolaan Sampah Demam Berdarah
Dengue (DBD)
3. Peran Kader Kesehatan
(Jumantik)
53
54
diteliti. Hipotesis disusun dan diuji untuk menunjukkan benar atau salah
dengan cara terbebas dari nilai dan pendapat penelitian yang menyusun dan
1. Hipotesis nol atau hipotesis nihil, hipotesis ini ditulis dengan “Ho” adalah
2. Hipotesis Ha, hipotesis ini ditulis dengan “Ha”. Hipotesis ini digunakan
Pacitan.
Kabupaten Pacitan.
Kabupaten Pacitan.
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
desain harus disesuaikan dengan topik penelitian, dengan menilih yang paling
sifat retrospektif yaitu rancang bangun dengan melihat ke belakang dari suatu
55
56
Faktor Resiko +
Retrospektif Efek+
(kasus)
Faktor Resiko -
Populasi
(Sampel)
Faktor Resiko +
Retrospektif Efek-
(kontrol)
Faktor Resiko -
c. Identifikasi kasus
faktor resiko
4.2.1 Populasi
2014). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita penyakit DBD
57
4.2.2 Sampel
populasi yang digunakan untuk penelitian. Populasi yang terlalu besar peneliti
yang diambil dari populasi. Sampel yang diambil harus mewakili populasi
adalah keluarga yang anggotanya tidak/ belum pernah ada yang menderita
sebagai berikut:
a. Untuk Kasus
b. Untuk Kontrol
a. Untuk Kasus
b. Untuk Kontrol
penelitian ini:
59
Populasi
Seluruh penderita DBD di Desa Gemaharjo Kabupaten Pacitan
berjumlah 64 responden
Sampel
Penderita DBD dan tidak menderita DBD di wilayah kerja Puskesmas
Gemaharjo Kecamatan Tegalombo Kabupaten Pacitan sebanyak 32
orang sebagai kasus dan 32 orang sebagai kontrol dengan
perbandingan 1 : 1
Teknik Sampling
Total Sampling
Pengumpulan Data
Wawancara, observasi dan kuesioner
Pengolahan Data
Editing, coding, entry, cleaning, tabulating
Analisis Data
Chi-square
1. Penerapan 4M Plus
2. Pengelolaan sampah
Kabupaten Pacitan.
61
table berikut:
Table 4.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Kategori
Data
Variable Dependen
1 Kejadian Mayarakat desa 1. Kasus, warga yang Data sekunder Nominal 1 = Kasus 1= Kasus, warga
penyakit DBD Gemaharjo yang sudah tercatat sebagai dari Puskesmas 2 = Kontrol yang tercatat
menderita penyakit DBD penderita DBD di (kasus) dan sebagai penderita
yang tercatat di wilayah Puskesmas ceklist (kontrol) DBD di wilayah
Puskesmas Gemaharjo Gemaharjo puskesmas
2. Kontrol, warga yang Gemaharjo
tidak menderita 2= Kontrol, warga
DBD yang menjadi yang tidak tercatat
keluarga/tetangga sebagai penderita
dari penderita DBD di wilayah
puskesmas
Gemaharjo
Variable Independen
2 Penerapan 4M Kebiasaan memberantas Tindakan responden Kuesioner dan Nominal 1 = Tidak 1 = kurang baik jika
Plus sarang nyamuk dengan memberantas sarang observasi 2 = Ya total skor ≤50%
kegiatan 4M Plus nyamuk dengan kegiatan 2 = baik jika total
1. Menguras 4M Plus dilakukan skor >50%
2. Menutup minimal sekali dalam (Sunyoto, Danang,
3. Mengubur seminggu 2013))
4. Memantau (Kemenkes RI, 2012)
5. Menggunakan bubuk
abate
62
No Variable Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor Kategori
Data
3 Pengelolaan Pengelolaan sampah 1. Pengelolaan sampah Kuesioner dan Nominal 1 = Tidak 1 = kurang baik jika
Sampah meliputi pengumpulan, dikatakan kurang baik observasi 2 = Ya total skor ≤50%
pengangkutan, sampai jika, tidak melakukan 2 = baik jika total
dengan pemusnahan atau pemilahan sampah skor >50%
pengelolaan sampah sampai pengolahan (Sunyoto, Danang,
sedemikian rupa sampah 2013)
sehingga sampah tidak 2. Pengelolaan sampah
mengganggu kesehatan dikatakan baik jika,
masyarakat dan melakukan pemilahan
lingkungan hidup sampah sampai
pengolahan sampah
(Kemenkes RI, 2012)
4 Peran Kader Peran jumantik sebagai 1.Peran kader jumantik Kuesioner Nominal 1 = Tidak 1 = tidak aktif jika
Jumantik kelompok kerja kegiatan tidak aktif jika, tidak 2 = Ya < 1 kali dalam 1
pemberantasan penyakit melakukan pemeriksaan bulan
demam berdarah dengue jentik minimal sekali 2 = aktif ≥ 1 kali
di tingkat Desa dalam dalam 1 bulan dalam 1 bulan
wadah Lembaga 2.Peran kader jumantik (Kemenkes RI,
Ketahanan Masyarakat aktif jika, melakukan 2012)
Desa pemeriksaan jentik
minimal sekali dalam 1
bulan
(Kemenkes RI, 2012)
63
64
menggunakan sumber data primer, yaitu dari pengisian lembar kuesioner dan
sebagai berikut:
2. r-hitung < r-tabel atau nilai sig r > 0,05 : tidak valid
65
Jika ada butir yang tidak valid, maka butir yang tidak valid tersebut
dikeluarkan dan proses analisis diulang untuk butiran yang valid saja.
Jika r-tabel < r-hitung maka valid, dan jika r-tabel > r-hitung maka tidak
maka nilai r-tabel dapat diperoleh melalui table r product moment pearson
table= 0,378. Butir pertanyaan dikatakan valid jika r hitung > r tabel.
Dapat dilihat dari Corrected Item Total Correlation. Analisis output bisa
sejauh mana hasil pengukuran alat ukur tersebut tetap konsisten bila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
0,6. Artinya jika nilai cronbach alpha yang didapatkan dari hasil
perhitungan SPSS lebih besar dari 0,6 maka disimpulkan kuesioner reabel,
sebaliknya jika conbach alpha lebih kecil dari 0,6 maka disimpulkan tidak
reabel.
Kabupaten Pacitan.
67
lembar observasi.
yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan serta data Profil
1. Editing
2. Coding
No Variable Coding
1 Kejadian penyakit DBD 1 = kasus
2 = control
2 Penerapan 4M Plus 1 = kurang baik
2 = baik
3 Pengelolaan sampah 1 = kurang baik
2 = baik
4 Peran kader kesehatan 1 = tidak aktif
(jumantik) 2 = aktif
3. Entry
4. Cleaning
5. Tabulating
yang dimilikinya, sesuai dengan tujuan penelitian. Table ini terdiri atas
kolom dan baris. Kolom pertama yang terletak paling kiri digunakan
untuk nomor urut atau kode responden. Kolom yang kedua dan
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
Data atau variable kategorik pada umumnya berisi skala data nominal
d. Bila tabel lebih dari 2x2 maka uji yang digunakan adalah person
dan dependen.
kecil.
dependent.
2. Jika ρ value > 0,05, maka Ho diterima dan Ho ditolak yang artinya
dependent.
resiko.
risiko.
= 0,05 (5%).
faktor risiko.
sampel penelitian.
73
dijamin kerahasiaannya oleh peneliti. Pada aspek ini data yang sudah
mengetahui.
diketahui.
BAB 5
Tegalombo, yaitu: Desa Gemaharjo, Desa Tahunan, Desa Tahunan Baru, dan
desa Ploso. Luas wilayah Puskesmas Gemaharjo adalah 52,78 Km². Secara
74
75
Gemaharjo tahun 2018 yaitu sebanyak 17.467 jiwa. Jumlah kepala keluarga
namun orang yang berobat tidak hanya dari kabupaten Pacitan saja,
bahkan orang yang berasal dari Kabupaten Ponorogo ada yang berobat ke
Gemaharjo.
Puskesmas Gemaharjo.
orang (4,7%).
besarnya nilai odd ratio faktor resiko, dan digunakan untuk mencari
hubungan antara variable bebas dan variable terikat dengan uji statistic
yang disesuaikan dengan skala data yang ada. Uji statistic yang digunakan
Chi-Square dan penentuan Odds Ratio (OR) dengan taraf kepercayaan (CI)
95% dan tingkat kemaknaan 0,05. Berikut adalah hasil analisis bivariat:
kelompok kontrol.
sebesar 5,063 atau > 1 yang artinya bahwa responden yang pengelolaan
sampahnya kurang baik pada kelompok kasus sebanyak 5,063 kali lebih
Test dengan P-value Sig. 0,000 sehingga, dapat disimpulkan bahwa ada
yang artinya bahwa kader kesehatan yang tidak aktif pada kelompok
5.4 Pembahasan
jentik apa tidak ditempat penampungan air, tertutup apa tidak tempat
penampungan air, dan terdapat genangan air apa tidak disekitar rumah.
82
sampah rumah tangga yang tidak benar dapat menjadi sarang nyamuk.
(78,9%).
kesehatan.
nilai P-Value Sig. 0,001 berati ada hubungan yang signifikan antara
yang tidak menerapkan 4M Plus pada kelompok kasus 6,600 kali lebih
2016), untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus
yang dilakukan oleh Hardayati (2011) yang menyatakan bahwa tidak ada
Kota Riau.
dari kesadaran dan pemahaman terhadap objek dalam hal ini adalah
jentik apa tidak ditempat penampungan air, tertutup apa tidak tempat
penampungan air, dan terdapat genangan air apa tidak disekitar rumah.
tidak menerapkan 4M Plus dengan baik dan mengalami DBD. Hal ini juga
dapat dilihat hasil analisis dari kelompok kasus yaitu sebanyak 10 (29,4%)
orang-orang yang terinfeksi virus dengue yang berpindah dari suatu tempat
bekas yang dapat menampung air jika sudah menumpuk langsung dijual.
dilingkungan.
didapatkan nilai P-Value Sig. 0,034 berati ada hubungan yang signifikan
yang dilakukan oleh sebagain warga Desa Payaman tidak secara langsung,
tetapi menunggu sampah yang terkumpul banyak dan cukup untuk dibakar.
diolah maka telur nyamuk tersebut akan berubah menjadi nyamuk dewasa
DBD. Hal ini juga dapat dilihat hasil analisis dari kelompok kasus yaitu
terawat.
89
dilingkungan.
didapatkan nilai P-Value Sig. 0,000 berati ada hubungan yang signifikan
bahwa kader kesehatan yang tidak aktif pada kelompok kasus 21,211 kali
Posyandu Lansia, Kader Masalah Gizi, Kader Kesehatan Ibu dan Anak
Sekolah (UKS) dan salah satunya adalah Kader Juru Pemantau Jentik
kurang maksimal, karena masih ada kader yang tidak mengikuti evaluasi
terlambat.
91
ini juga dapat dilihat hasil analisis dari kelompok kasus sebanyak 19
kesehatan.
dan tempat penampungan air alamiah di dalam dan diluar rumah atau
kuesioner yang baku. Maka penelitian ini melakukan uji validitas dan
6.1 Kesimpulan
49(76,6%).
95
96
6.2 Saran
2. Bagi Puskesmas
kader dan dukungan dari berbagai sektor agar kader dapat meningkatkan
.
97
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, Putri. 2016. Demam Berdarah Dengue (DBD). Nuha Medika: Yogyakarta.
Budiman. 2016. Hubungan Pelaksanaan Kegiatan 3M Dengan Kepadatan Jentik
Aedes aegypti Di Kelurahan Kawua Kabupaten Poso. Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadyah Palu.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2018. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Timur 2018. Surabaya: Dinkes Jatim.
Dinkes Aceh. 2019. Giatkan PSN dan 4M Plus untuk Berantas Demam Berdarah.
Aceh: Dinkes Aceh.
Kemenkes RI. 2017. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kemenkes RI.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2016. Jakarta: Kemenkes RI.
Kuswiyanto. 2016. Buku Ajar Virologi Untuk Analisis Kesehatan. Jakarta: EGC.
Luluk Lidya. 2017. Hubungan Faktor Lingkungan Fisik dan Perilaku dengan
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)di Wilayah Kerja
Puskesmas Sekaran, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Skripsi.
Unuversitas Negeri Semarang.
Mayangsari, Ayu Senja. 2017. Mengetahui tingkat Kesejahteraan Masyarakat
Pembuat Gula Merah Desa Rejodadi Kecamatan Cimangu Kabupaten
Cilacap. Kajian Kesehatan Masyarakat
Misnadiarly. 2009. Demam Berdarah Dengue (Dengue) Ekstrak Daun Jambu Biji
Bisa untuk Mengatasi DBD. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
Pratiwi, D.I., dan Hargono, R. 2017. Analisis Tindakan Warga Desa Payaman
Dalam Mencegah Penyakit DBD. Jurnal Promkes. Vol. 5 No.2.
Desember 2017
Pratiwi, I.P., Hargono, R. 2017. Analisis Tindakan Warga Desa Payaman Dalam
Mencegah Penyakit DBD. Jurnal Promkes. Vol. 5 No. 2 Desember:
181-192.
Riadi, Muchlisin. 2015. Pengertian, Jenis dan Dampak Sampah. Kajian Pustaka.
07 Maret.
Rosjidi, Cholik Harun., Laily Isro’in dan Nurul Sri Wahyuni. 2017. Penyusunan
Proposal dan Laporan Penelitian Step By Step. Ponorogo: Unmuh
Ponorogo Press.
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner, dan Analisis Data Sumber Daya
Manusia (Praktik Penelitian). Yogyakarta : Center of Academic
Publishing Service.
Untari Ida. 2017. 7 Pilar Utama Ilmu Kesehatan Masyarakt. Yogyakarta: Thema
Plublishing.
Winarsih, Sri. 2013. Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku PSN
Dengan Kejadian DBD. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. ISSN
2252 6781.
LAMPIRAN
102
LAMPIRAN 1
Setelah mendapat penjelasan tentang maksud dan tujuan serta hak dan
kewajiban sebagai responden. Dengan ini menyatakan dengan sungguh-
sungguh bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang
berjudul “Hubungan upaya pencegahan terhadap kejadian penyakit DBD
pada masyarakat Desa Gemaharjo di wilayah kerja Puskesmas Gemaharjo
Kabupaten Pacitan”.
Surat persetujuan ini dibuat dengan sebenarnya dan penuh kesadaran
tanpa ada paksaan dari pihak lain. Data informasi tidak akan disebarluaskan
dan hanya akan dipergunakan untuk pembelajaran/penelitian saja.
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT
DBD PADA MASYARAKAT DI DESA GEMAHARJO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GEMAHARJO KABUPATEN PACITAN
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
Tanggal Pengisian :
No responden :
Kelompok : (kasus / kontrol ) coret salah satu
Nama :
Tanggal lahir :
Alamat :
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
SD SLTP
Wirausaha Pensiunan
IRT Swasta
Lainnya…
104
B. Penerapan 4M Plus
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai menurut anda.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Berapa kali anda menguras tempat
penampungan air dalam 1
minggu?
2 Apakah anda menutup tempat
penampungan air di didalam dan
diluar rumah?
3 Apakah anda mengubur barang-
barang bekas yang sudah tidak
terpakai?
4 Berapa kali anda memantau jentik
di tempat penampungan air
dalam?
5 Apakah anda menggunakan bubuk
abate di tempat penampungan air
selain air yang dikonsumsi?
C. Pengelolaan Sampah
Berilah tanda centang (√) pada jawaban yang sesuai menurut anda.
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Apakah anda mengumpulkan
sampah terlebih dahulu sebelum
dibuang?
2 Apakah ada pemindahan sampah
dari alat pengumpul kealat
angkut?
3 Apakah dilingkungan anda ada
pengolahan sampah ?
LAMPIRAN 3
LEMBAR OBSERVASI
HUBUNGAN UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT
DBD PADA MASYARAKAT DI DESA GEMAHARJO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GEMAHARJO KABUPATEN PACITAN
LAMPIRAN 4
1. Uji Validitas
No No Butir Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 21
2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 21
3 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 20
4 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 18
5 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 19
6 2 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 18
7 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 20
8 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 20
9 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 20
10 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 13
11 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21
12 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12
13 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 20
14 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 20
15 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 21
16 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 20
17 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 20
18 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12
19 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 12
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Lampiran uji kuesioner dengan 11 butir pertanyaan yang diberikan kepada 20 responden
Correlations
VAR00001 VAR00002 VAR00003 VAR00004 VAR00005 VAR00006 VAR00007 VAR00008 VAR00009 VAR00010 VAR00011 VAR00012
VAR00001 Pearson ** ** ** ** ** * ** **
1 .787 .882 .882 1.000 .192 1.000 .467 -.058 .577 1.000 .970**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .416 .000 .038 .808 .008 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00002 Pearson ** ** ** ** ** * **
.787 1 .663 .663 .787 -.105 .787 .303 -.032 .524 .787 .789**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .000 .660 .000 .195 .895 .018 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00003 Pearson ** ** ** ** ** ** **
.882 .663 1 .762 .882 .218 .882 .378 .066 .655 .882 .915**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .355 .000 .100 .783 .002 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00004 Pearson ** ** ** ** ** **
.882 .663 .762 1 .882 .218 .882 .378 -.154 .436 .882 .853**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .355 .000 .100 .518 .054 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00005 Pearson
1.000** .787** .882** .882** 1 .192 1.000** .467* -.058 .577** 1.000** .970**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .416 .000 .038 .808 .008 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00006 Pearson
.192 -.105 .218 .218 .192 1 .192 -.192 .302 .333 .192 .287
Correlation
Sig. (2-tailed) .416 .660 .355 .355 .416 .416 .416 .196 .151 .416 .220
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00007 Pearson ** ** ** ** ** * ** **
1.000 .787 .882 .882 1.000 .192 1 .467 -.058 .577 1.000 .970**
Correlation
107
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .416 .038 .808 .008 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00008 Pearson * * * *
.467 .303 .378 .378 .467 -.192 .467 1 -.290 .346 .467 .481*
Correlation
Sig. (2-tailed) .038 .195 .100 .100 .038 .416 .038 .215 .135 .038 .032
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00009 Pearson
-.058 -.032 .066 -.154 -.058 .302 -.058 -.290 1 -.101 -.058 .072
Correlation
Sig. (2-tailed) .808 .895 .783 .518 .808 .196 .808 .215 .673 .808 .762
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00010 Pearson ** * ** ** ** **
.577 .524 .655 .436 .577 .333 .577 .346 -.101 1 .577 .692**
Correlation
Sig. (2-tailed) .008 .018 .002 .054 .008 .151 .008 .135 .673 .008 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00011 Pearson
1.000** .787** .882** .882** 1.000** .192 1.000** .467* -.058 .577** 1 .970**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .416 .000 .038 .808 .008 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
VAR00012 Pearson
.970** .789** .915** .853** .970** .287 .970** .481* .072 .692** .970** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .220 .000 .032 .762 .001 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
108
109
2. UJI RELIABILITAS
N %
Total 21 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.771 12
Item-Total Statistics
Dari hasil analisis di dapat nilai Alpha sebesar 0,771 > 0,60 maka dapat
disimpulkan bahwa butir-butir instrument penelitian tersebut reliabel.
111
LAMPIRAN 5
112
LAMPIRAN 6
113
114
LAMPIRAN 7
115
LAMPIRAN 8
116
LAMPIRAN 9
Hasil Output Hubungan Upaya Pencegahan Terhadap Kejadian Penyakit
DBD Pada Masyarakat Desa Gemaharjo Wilayah Kerja Puskesmas
Gemaharjo Kabupaten Pacitan
1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
JENIS_KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 27 42.2 42.2 42.2
PEREMPUAN 37 57.8 57.8 100.0
Total 64 100.0 100.0
UMUR
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <35 28 43.8 43.8 43.8
<35 36 56.2 56.2 100.0
Total 64 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Dasar 22 34.4 34.4 34.4
Menengah 27 42.2 42.2 76.6
Tinggi 15 23.4 23.4 100.0
Total 64 100.0 100.0
117
PEKERJAAN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid wirausaha 7 10.9 10.9 10.9
IRT 20 31.2 31.2 42.2
Petani 34 53.1 53.1 95.3
Swasta 3 4.7 4.7 100.0
Total 64 100.0 100.0
Penerapan_4M_Plus
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 30 46.9 46.9 46.9
Baik 34 53.1 53.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
Pengelolaan_Sampah
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid kurang baik 14 21.9 21.9 21.9
Baik 50 78.1 78.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
Peran_Kader_Kesehatan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak aktif 14 21.9 21.9 21.9
Aktif 50 78.1 78.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
118
LAMPIRAN 10
HASIL OUTPUT UJI KORELASI (CHI-SQUARE)
Crosstab
Penyakit_DBD
Total
kasus kontrol
Penerapan_4 kurang baik Count 22 8 30
M_Plus
Expected Count 15.0 15.0 30.0
% within
73.3% 26.7% 100.0%
Penerapan_4M_Plus
Baik Count 10 24 34
Expected Count 17.0 17.0 34.0
% within
29.4% 70.6% 100.0%
Penerapan_4M_Plus
Total Count 32 32 64
Expected Count 32.0 32.0 64.0
% within
50.0% 50.0% 100.0%
Penerapan_4M_Plus
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square a
12.298 1 .000
b
Continuity Correction 10.604 1 .001
Likelihood Ratio 12.734 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .000
Linear-by-Linear Association 12.106 1 .001
b
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 15.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Penyakit_DBD
Total
kasus kontrol
Pengelolaan_ kurang baik Count 11 3 14
Sampah
Expected Count 7.0 7.0 14.0
% within
78.6% 21.4% 100.0%
Pengelolaan_Sampah
Baik Count 21 29 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within
42.0% 58.0% 100.0%
Pengelolaan_Sampah
Total Count 32 32 64
Expected Count 32.0 32.0 64.0
% within
50.0% 50.0% 100.0%
Pengelolaan_Sampah
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
5.851 1 .016
b
Continuity Correction 4.480 1 .034
Likelihood Ratio 6.145 1 .013
Fisher's Exact Test .032 .016
Linear-by-Linear
5.760 1 .016
Association
b
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Crosstab
Penyakit_DBD
Total
kasus kontrol
Peran_Kader_K tidak aktif Count 13 1 14
esehatan
Expected Count 7.0 7.0 14.0
% within
92.9% 7.1% 100.0%
Peran_Kader_Kesehatan
Aktif Count 19 31 50
Expected Count 25.0 25.0 50.0
% within
38.0% 62.0% 100.0%
Peran_Kader_Kesehatan
Total Count 32 32 64
Expected Count 32.0 32.0 64.0
% within
50.0% 50.0% 100.0%
Peran_Kader_Kesehatan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df (2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square a
13.166 1 .000
b
Continuity Correction 11.063 1 .001
Likelihood Ratio 15.112 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
12.960 1 .000
Association
b
N of Valid Cases 64
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
LAMPIRAN 11
Dokumentasi Penelitian